Tampilkan postingan dengan label Hipertensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hipertensi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Februari 2024

In-depth Dengan Dokter, Penanggung Jawab Prolanis dan Pasien Hipertensi di Puskesmas Kepanjen

Sebelumnya, dr. Arief Alamsyah – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) telah melakukan eksplorasi dalam pengumpulan data tahap 1 (kualitatif) untuk bahan disertasinya di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan dengan in-depth interview terhadap Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Pj Promkes) di Aula Puskesmas Kepanjen dan Pj PTM Puskesmas Kepanjen di Pos Kamling RT 09 RW 01 Kelurahan Cepokomulyo pada Senin (05/02).

In-depth interview (wawancara mendalam) adalah teknik penelitian kualitatif yang melibatkan pelaksanaan wawancara individu secara intensif dengan sejumlah kecil responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai ide, program, atau situasi tertentu.

In-depth interview dengan dokter fungsional Puskesmas

Wawancara mendalam dijelaskan Andrea Fontana & James H. Frey (2000) sebagai jenis wawancara yang menggunakan pertanyaan terstruktur hingga 'teks negosiasi', namun mereka juga menggambarkannya sebagai wawancara terbuka dan etnografis. Lebih bermanfaat lagi, mereka mengatakan bahwa hal ini digunakan sebagai upaya “untuk memahami perilaku kompleks anggota masyarakat tanpa memaksakan kategorisasi a-priori yang dapat membatasi bidang penyelidikan”. Mereka juga menganggap pembentukan ‘hubungan antar manusia’, sebagai hal mendasar dalam wawancara mendalam.

Jadi, wawancara mendalam (in-depth interview), kata Steinar Kvale & Svend Brinkmann (2009), dianggap sebagai percakapan penelitian. Sebagai salah satu genre percakapan, wawancara mendalam memiliki konvensi dan aturan tersendiri, berbeda dengan obrolan dengan teman, interogasi hukum, sesi terapi, atau diskusi profesional. Yang membedakannya adalah tujuan pembicaraannya. Dalam penelitian kualitatif tujuannya adalah untuk 'menghasilkan' pengetahuan, “adalah wawancara dimana pengetahuan dikonstruksikan dalam interaksi antara pewawancara dan orang yang diwawancara”.

In-depth interview dengan pasien hipertensi asal Cepokomulyo yang aktif dalam Prolanis

Hari Rabu (07/02) kemarin, dr. Arief kembali melakukan in-depth interview dengan dokter fungsional, Pj Prolanis, dan dua pasien hipertensi di Puskesmas Kepanjen. Waktu pelaksanaan fleksibel, mana yang longgar bisa in-depth terlebih dahulu.

In-depth interview dengan pasien hipertensi asal Jatirejoyoso yang aktif dalam Prolanis

Di aula Puskesmas Kepanjen, dr. Arief yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth UB mula-mula melaksanakan in-depth interview dengan dokter fungsionalis Puskesmas Kepanjen dr. Hadaya Trias Ramadhani terkait health coaching untuk pengendalian hipertensi di layanan primer.

Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan pasien hipertensi yang aktif dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

In-depth interview dengan Penanggung Jawab Prolanis Puskesmas

Setelah berhasil in-depth interview dengan dua pasien hipertensi yang aktif di Prolanis dari Kelurahan Cepokomulyo dan Desa Jatirejoyoso, kemudian dr. Arief mewawancarai Pj Prolanis Puskesmas Kepanjen Indri Puspaning Asri untuk mendapatkan gambaran kegiatan dan edukasi yang telah dilaksanakan selama ini.

Begitu selesai, dr. Arief Alamsyah langsung kembali untuk melakukan transkrip hasil rekaman in-depth interview dengan empat orang tersebut. Sementara, salah seorang anggota Tim SMARThealth UB yang turut mendampingi dan menyaksikan jalannya in-depth interview dari awal hingga akhir pun kemudian melanjutkan langkah untuk menghadiri giat Posyandu Anggrek 3 di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. *** [110224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 24 Januari 2024

Langkah Awal Penelitian Disertasi Seorang Staf Pengajar FKUB

Setiap memasuki akhir studi, mahasiswa senantiasa melakukan penelitian untuk jenjang S1, S2 maupun S3. Penelitian tersebut kemudian bisa dialbumkan dalam skripsi, thesis, disertasi ataupun jurnal.

Arief Alamsyah, salah seorang staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang saat ini tengah merampungkan studinya di Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), juga sedang mengusulkan penelitian disertasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S3.

Langkah awal yang telah dilakukannya adalah membuat proposal disertasi. Begitu disetujui pembimbing, akan dilanjutkan dengan menyurati kepada instansi terkait untuk memperoleh surat izin penelitian.

Kebijakan di lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Malang, setiap akan mengurus izin penelitian di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang haruslah menyertakan surat keterangan kesediaan menjadi lokasi dalam penelitian. 

Karena penelitian disertasi menyangkut pengembangan model health coaching untuk pengendalian hipertensi di layanan primer, maka perlulah mengurus surat keterangan kesediaannya di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terlebih dahulu. Surat ini diurus pada akhir November 2023 dan keluar setelah 10 hari kemudian.

Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01)

Lalu, surat terbitan Dinkes tersebut dilampirkan ke Bakesbangpol dan diproseslah surat izin penelitan dari Bakesbangol. Biasanya sehari selesai namun karena pimpinan sedang dinas luar, maka dua hari setelahnya barulah surat izin penelitian disertasi itu keluar (11/12/2023).

Hari Selasa (23/01/2024), Arief Alamsyah yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menghadap ke Dinkes, dalam hal ini Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) serta Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pukul 09.01 WIB, Arief Alamsyah diterima oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM di ruang kerjanya di lingkungan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Di ruangan itu, Arief Alamsyah pertama-tama melakukan kulo nuwun terlebih dahulu, dan kemudian mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian disertasinya. Ini langsung disambut dengan baik oleh Sub Koordinator (Subkon) Paulus Gatot, mengingat masalah hipertensi juga menjadi fokus dari Sub Substansi PTM dan Keswa tersebut.

Setelah selesai berdiskusi di Sub Substansi PTM dan Keswa, disarankan untuk menghadap ke Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat yang ada di gedung lain dalam lingkungan Kantor Dinkes Kabupaten Malang, namun karena Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Retno Endarti, SKM, M.M.Kes sedang ada pertemuan, diminta untuk berjumpa pada pukul 11.00 WIB.

Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01)

Sambil menunggu pertemuan itu, Tim SMARThealth UB mengajaknya untuk menunggu ke Sekretariat SMARThealth yang berada di Jalan Sidoluhur No. 59B Dusun Lemah Duwur RT 07 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Di Sekretariat, kami mengobrol juga mengenai update replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang. Bagaimana pun juga, Arief Alamsyah juga merupakan pionir dalam pengembangan program SMARThealth di Kabupaten Malang, dan dalam proposalnya pun termasuk dalam bagian Tim SMARThealth.

Menjelang pukul 11.00 WIB, kami berangkat kembali menuju ke Dinkes Kabupaten Malang untuk bersua dengan Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat. Begitu sampai, langsung diterima di ruang kerjanya.

Sama halnya seperti kala di Sub Substansi PTM dan Keswa, Arief Alamsyah juga mengawali dengan kulo nuwun dan kemudian disambung dengan mengutarakan maksud dan tujuannya menghadap. Hal ini juga disambut dengan keakraban oleh Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dari pertemuan di dua di Dinkes tadi, hasilnya Dinkes akan mendukung dalam penelitian disertasi tersebut dan siap membantu mrenahke dalam tahapan penelitian yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu studi kualitatif, pengembangan model health coaching, dan studi kuantitatif, dengan memberikan informasi kepada 4 Puskesmas (Ngajum, Pakisaji, Kepanjen, Gondanglegi) yang akan menjadi lokasi penelitian nantinya. *** [240124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 05 Agustus 2022

Capaian Harian SPM Hipertensi Bulan Merdeka 2022 Di Kabupaten Malang

Ilustrasi gambar: Photo via Unsplash By Mufid Majnun

Sesuai Surat Nomor: 440/3237/35.07.103/2022 perihal Evaluasi Capaian SPM Hipertensi Bulanan yang dikeluarkan Plt.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan melalui Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) mengadakan gerakan pemeriksaan tekanan darah pada Bulan Merdeka (1 -31 Agustus 2022) untuk meningkatkan capaian SPM Hipertensi pada 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Hasil capaian harian SPM Hipertensi di Kabupaten Malang pada bulan Agustus 2022 dapat dilihat dengan mengklik tombol di bawah ini sesuai tanggalnya:






Share:

Rabu, 25 Mei 2022

Pertemuan Koordinasi Peningkatan Capaian SPM Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Di Kabupaten Malang

Hari ini, Rabu (25/05/2022), sesuai undangan bernomor 005/2519/35.07.103/2022 dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang diadakan Pertemuan Koordinasi Dalam Rangka Peningkatan Capaian SPM Hipertensi Dan SPM Diabetes Mellitus di Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall yang beralamatkan di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Acara digelar dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB di Ruang Pertemuan Singhasari. Peserta yang diundang dalam pertemuan koordinasi ini adalah satu orang dokter fungsional pelaksana PANDU PTM dan satu orang pemegang program PTM di Puskesmas.

Mereka yang hadir langsung melakukan registrasi di meja yang berada di samping pintu masuk Ruang Pertemuan Singhasari. Di meja itu, ada staf PTM Fitriayu Dola M., A.Md. Keb. yang dibantu oleh Ulinati, mantan mahasiswi magang di Seksi PTM Dinkes Kabupaten Malang.

Kabid P2P pimpin diskusi dan rencana tindak lanjut dengan didampingi Kasi PTM dan Keswa serta staf PTM

Setelah peserta memasuki ruang pertemuan, Master of Ceremony (MC) Zahira Syalwa, seorang mahasiswi magang Kesma Universitas Negeri Malang, mengawali pembuka kata dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta, dan terus membacakan susunan acara dalam pertemuan koordinasi ini.

Acara pertama diisi dengan sambutan Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang. Namun Kadinkes berhalangan hadir karena ada tugas lain. Sambutan pun diwakili oleh Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa berdasarkan laporan SPM Kabupaten Malang tahun 2021 untuk capaian SPM Hipertensi dari sasaran 803.397 orang penduduk usia >= 15 tahun, capaian penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan 131.716 orang (16,39%) dan capaian SPM Diabetes Mellitus (DM) dengan sasaran 40.990 orang dari jumlah penduduk usia >= 15 tahun, capaian penderita DM yang mendapat pelayanan kesehatan 26.006 orang atau 63,44%.

Foto bersama peserta usai pembukaan

Dari data ini menunjukkan capaian SPM masih rendah, belum mencapai target 100%. Salah satu faktor penyebabnya, selain manajemen program yang belum mantap, masih belum tercakupnya pencatatan dan pelaporan dari jejaring serta kedisiplinan menginput skrining pada ePuskesmas dalam penatalaksanaan hipertensi maupun DM.

Untuk itu diperlukan upaya pengendalian dalam pemecahan masalah dengan upaya peningkatan kapasitas para dokter umum fungsional dan perawat program PTM atau Tim Pelayanan PANDU PTM Puskesmas dalam pengelolaan program PTM di Puskesmas.

Setelah itu, Paulus membuka Pertemuan Koordinasi Dalam Rangka Peningkatan Capaian SPM Hipertensi Dan SPM Diabetes Mellitus, dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang “Kebijakan Dan Renstra P2PTM Di Kabupaten Malang.”

Pemaparan materi pertama: dr. Diyah Saraswati, Sp. PD

Dalam Kebijakan dan Renstra P2PTM itu, Paulus menerangkan perihal kegiatan prioritas P2PTM Keswa Tahun 2020 yang terdiri atas promkes dan pemberdayaan masyarakat, deteksi dini faktor risiko, tatalaksana sesuai standar, pencatatan pelaporan, dan surveilans. PTM yang ditangani meliputi penyakit jantung dan pembuluh darah, DM dan gangguan metabolik, paru kronis dan gangguan imunologi, penyakit kanker dan kelainan darah, gangguan indera dan fungsional, kesehatan jiwa dan Napza, serta kesehatan gigi dan mulut.

Dari kegiatan P2PTM Keswa itu, diprioritaskan pada pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi, penguatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM, penguatan Puskesmas PANDU (Pelayanan Terpadu) PTM, dan penanganan kesehatan jiwa berbasis masyarakat.

Usai penjelasan Kebijakan dan Renstra P2PTM, acara dihentikan sejenak. Peserta bisa rehat lima belas menit untuk coffee break. Dalam coffee break itu, peserta pertemuan bisa menikmati secangkir kopi, teh dan camilan.

Peserta pertemuan koordinasi dari depan

Tepat pukul 10.00 WIB, acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi oleh dr. Diyah Saraswati, Sp.PD., dari RSUD Kanjuruhan, dengan judul “Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021.”

Pada kesempatan itu, dr. Diyah menguraikan masalah DM di Indonesia, definisi dan patogenesis DM Tipe 2, klasifikasi etiologi DM, kriteria diagnosis DM, kriteria diagnosis DM dan prediabetes, pemeriksaan penyaring prediabetes dan DM Tipe 2 pada kelompok risiko tinggi, penatalaksanaan DM, terapi farmakologi, dan pencegahannya.

Selesai paparan, acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang dimoderatori oleh staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns. Ada beberapa pertanyaan berdasarkan pengalaman masing-masing peserta dalam penanganan pasien DM.

Pemateri kedua: dr. Fahmy Rusnanta, Sp. JP

Pukul 12.15 – 13.00 WIB ishoma. Ishoma adalah singkatan dari kata istirahat, sholat, makan. Namun pada kenyataan, peserta banyak yang memilih makan terlebih dahulu. Menu makan yang diletakkan di meja memanjang dari timur ke barat itu terdapat aneka hidangan untuk makan siang. Ada nasi putih, ayam kare pedas, tahu campur, fuyung hai, kakap asam manis, sambal, acar, sambal matah, bistik daging, ayam goreng mentega, krupuk, dan rujak sayur.

Lalu di sebelah barat laut meja memanjang, terdapat air minum dalam kemasan “Cheers”, salad buah, dan es cincau. Bagi yang menginginkan kopi maupun teh panas juga tersedia di meja yang terletak di samping pintu masuk ke ruang pertemuan.

Selesai ishoma, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua “Optimizing Blood Pressure Control and Early Detection of Hypertensive Complication in Primary Care” yang disampaikan oleh dr. Fahmy Rusnanta, Sp. JP dari RSUD Kanjuruhan. Dalam paparannya, dr. Fahmy menjelaskan pentingnya mengendalikan tekanan darah dan deteksi dini hipertensi agar supaya tidak mengarah ke komplikasi di Primary Care.

Peserta pertemuan koordinasi yang duduk di tengah sisi selatan

Seperti pada pemaparan sebelumnya, dalam pemaparan materi kedua juga dilakukan tanya jawab dari peserta yang datang dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang, dengan dimoderatori oleh Nur Ani Sahara. Pada kesempatan ini, juga muncul sejumlah pertanyaan dari peserta kepada dr. Fahmy.

Usai paparan materi kedua, acara diteruskan dengan diskusi dan pembahasan rencana tindak lanjut serta penutupan yang dipimpin oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes.

Poin-poin dalam rencana tindak lanjut itu, di antaranya tahun 2022 ini, Pandu PTM harus berjalan di Puskesmas seluruh Kabupaten Malang, terutama Puskesmas dengan Posbindu SMARThealth 2021 dan 2022. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang sudah melakukan pelayanan Pandu PTM segera bisa melakukan kegiatan 1 minggu 3 kali dalam rangka Bulan Deteksi Dini 2022 (sampai 18 Juni 2022). Setelah 18 Juni dilakukan 1 minggu 1 kali hingga Desember 2022. *** [250522]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog