Tampilkan postingan dengan label SMARThealth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SMARThealth. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 November 2024

Briefing Turlap Enumerator di EA SMARThealth

Before beginning, plan carefully.” — Marcus Tullius Cicero

Hari ini, Senin (04/11), lima enumerator berkumpul di Sekretariat SMARThealth yang beralamatkan di Jalan Sidoluhur No. 59B Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada pukul 08.46 WIB.

Mereka bertemu di Sekret untuk menindaklanjuti pertemuan dengan peneliti secara Zoom pada Sabtu (26/10), dalam rencana pengumpulan data pada penelitian "Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi."

Kelima enumerator ini telah malang melintang dalam sejumlah penelitian besar kolaborasi dengan lembaga internasional yang pernah ada di Indonesia, seperti Indonesia Family Life Survey (IFLS), The Work and Iron Status Evaluation (WISE), The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR), dan SMARThealth Extend.

Pertemuan kali ini, membahas rencana turun lapangan Tim Enumerator ke 4 desa/kelurahan intervensi SMARThealth, yaitu Sidorahayu, Karangduren, Kepanjen, dan Sepanjang. Saya yang kebetulan mendampingi SMARThealth hingga saat ini mengadakan briefing dengan teman-teman enumerator yang lainnya.

Dalam briefing tersebut, saya memberikan alur turun lapangan. Mulai dari kelengkapan surat yang harus dipegang oleh seorang enumerator, lalu kulo nuwun dengan perangkat desa. Kemudian saya memandunya dengan menghubungi perawat desa untuk membantu Tim Enumerator yang bakal turun lapangan. 

Briefing persiapan turun lapangan di 4 EA SMARThealth

Langkah-langkah tersebut tidak lain agar memudahkan Tim Enumerator dalam mengumpulkan data lapangan nantinya. Dan, yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan data ini merupakan kunjungan ulang, atau yang dalam bahasa enumerator di lapangan adalah tracking

Tracking sedikit berbeda dengan pengumpulan data awal pada saat SMARThealth dimulai. Dulu, begitu masuk desa, enumerator bisa leluasa mengunjungi rumah responden. Asalkan ada warga yang berumur 40 tahun ke atas, langsung bisa diwawancarai.

Namun kali ini, dalam tracking kali ini, enumerator harus melakukan validasi terlebih dahulu dengan bantuan kader SMARThealth, dan kemudian baru melacaknya. Jadi, pasien hipertensi yang menjadi target sasaran bisa saja berpencar-berpencar.

Karena bagaimana pun dalam tracking itu, diperlukan strategi sendiri. Mungkin di antara Tim Enumerator dulu pernah ada yang mewawancarai, tapi dalam tracking ini belum tentu hafal semua yang dikunjungi.

Dalam hal ini, sebagian saya sudah mengkondisikan dengan kader SMARThealth untuk membantunya bila dalam tracking nanti, Tim Enumerator mengalami kesulitan untuk menemukannya.

Oleh karena itu, dalam briefing sesama enumerator ini sesungguhnya agar perencanaan turun lapangan ini bisa berjalan sesuai yang ditargetkan atau diharapkan oleh peneliti yang telah mendesain penelitian ini.

Tim Enumerator Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi

Situasi ini seperti apa yang digambarkan oleh Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), seorang negarawan, orator, pengacara, dan filsuf Romawi, dalam ujarannya “Before beginning, plan carefully” (Sebelum memulai, rencanakan dengan matang).

Kutipan (quote) Cicero ini menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum mengerjakan tugas atau proyek apa pun. Prinsip ini berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam usaha pribadi, proyek profesional, atau bahkan inisiatif sosial yang lebih besar.

Tak terkecuali dalam bidang penelitian. Pengurusan perizinan dan pengenalan medan atau karakteristik komunitas merupakan hal baku bagi enumerator sebelum memasuki enumeration area (EA) atau wilayah pencacahan (wilcah).

Setelah itu, bagaimana melakukan verifikasi keberadaan target sasaran respondennya. Mengingat penelitian ini merupakan tracking sehingga Tim Enumerator harus melakukan verifikasi datanya terlebih dahulu guna validasi. Apakah responden itu masih tinggal di desa itu atau sudah meninggal atau yang lainnya.

Proses ini tentunya memerlukan waktu tersendiri guna melakukan validasi. Karena enumerator harus mengetahui keberadaannya dari target sasaran respondennya. *** [051124

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 18 Oktober 2024

Pengurusan Izin Penelitian Skrining Polimorfisme

Mengurus surat izin penelitian di Bakesbangpol Kab. Malang

Selesai mengikuti Indonesia in-Country Meeting (ICM) dari tanggal 30 September hingga 5 Oktober 2024, hari Senin (07/10) mulai dilakukan pengurusan surat izin penelitian bertajuk Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi.

Penelitian ini dilakukan oleh tenaga pendidik di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), yang menurut proposalnya dibiayai oleh International Science Partnership Fund (ISPF) of the British Council.

Selaku peneliti dalam Bidang Pengawas Data Lapangan dan Supervisor SMARThealth, saya mendapat amanah untuk mengurus surat izin penelitian, yakni di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang.

Mula-mula saya mengurusnya di Dinkes Kabupaten Malang pada Senin (07/10), karena setiap penelitian kesehatan biasanya bermuara di instansi tersebut. Surat pemohonan izin penelitian bernomor 03769/UN10.f0701/B/PT/2024 tertanggal 20 September yang ditandatangani Dekan FKUB itu, saya antar ke bagian resepsionis Dinkes yang berada di Gedung Hippocrates untuk segera diproses.

Kemudian mulai esok harinya, saya senantiasa berkomunikasi dengan staf Dinkes yang mengurusi surat izin penelitian yang masuk ke instansi tersebut. Saya mengikuti perjalanan disposisi bagi keluarnya surat rekomendasi penelitian dari Dinkes, dan pada Kamis (17/10) surat rekomendasi itu sudah keluar.

Begitu diterima, saya langsung print Surat Keterangan Kesediaan dari Dinkes bernomor 400.7/6036/35.07.302/2024, karena hanya diberi satu lembar berkas saja. Sedangkan, yang aslinya akan segera untuk mengurus surat izin penelitian ke Bakesbangpol dengan melampirkan surat dari Dinkes tersebut. Memang begitu syaratnya!

Pengurusan ke Bakesbangpol di siang hari usai print, dan langsung diterima di staf yang memproses surat perizinan penelitian di lantai 7 Gedung Kantor Bupati Malang yang beralamatkan di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Biasanya mengurus di Bakesbangpol cepat, namun karena pimpinannya sedang dinas luar (DL) maka saya diminta untuk datang lagi pada hari Jumat (18/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Sesuai arahannya, keesokan harinya, saya pun kembali ke Bakesbangpol, dan benar adanya surat keterangan bernomor 072/1118/35.07.406/2024 tertanggal 18 Oktober 2024 telah dikeluarkan oleh Bakesbangpol untuk memberikan izin penelitian yang diketuai oleh apt. Efta Triastuti, S.Si., M.Farm.Klin., Ph.D beserta peneliti anggotanya.

Sebelum distempel, saya disuruh staf Bakesbangpol untuk memfotokopi sebanyak masing-masing 8 lembar untuk tembusan kepada Dinkes, Puskesmas Wagir, Puskesmas Pakisasji, Puskesmas Kepanjen, Puskesmas Gondanglegi, dan dekan FKUB beserta pertinggal.

Begitu selesai fotokopi, berkas-berkas itu disetempeli semua dan dimasukkan dalam amplop besar berkop Bakesbangpol untuk sejumlah tembusan. Namun karena menjelang Jumatan, dan kala itu mendapat pesan whatsapp dari Kantor Camat Pagak perihal FGD NIHR di Kecamatan Pagak yang bakal digelar pada Kamis (24/10), saya tidak bisa mengedarkan tembusan ke puskesmas-puskesmas pada hari itu juga.

Dengan mendapatkan surat izin penelitian dari Bakesbangpol itu, diharapkan Tim Penelitian segera bisa mengagendakan untuk melakukan penelitian di empat desa SMARThealth yang bakal menjadi lokasi penelitiannnya, yaitu Desa Sidorahayu (Wagir), Desa Karangduren (Pakisaji), Kelurahan Kepanjen (Kepanjen), dan Desa Sepanjang (Gondanglegi). *** [181024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 12 Oktober 2024

SMARThealth Bergaung Dalam Rakor dan Evaluasi Kesehatan Di Kabupaten Situbondo

Sepucuk surat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo Nomor 400.7/7035/431.302/2024 tertanggal 30 September 2024 ditujukan kepada Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang perihal permohonan narasumber yang membidangi program P2PTM dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo di Zam-Zam Hotel & Convention yang beralamatkan di Jalan Abdul Gani Atas, RT 04 RW 10 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Kamis (03/10).

Dalam rangka penguatan pelaksanaan preventif, promotif, dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) melalui dukungan peran lintas program dan lintas sektor di Kabupaten Situbondo, Kadinkes Kabupaen Situbondo dr. Sandy Hendrayono, M.Kes mengundang narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang untuk mempresentasikan SMARThealth yang telah menjadi program inovasi di Kabupaten Malang.

Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo ini dihadiri oleh Kadinkes, Sekretaris Dinkes, 4 Kepala Bidang (Kabid) di lingkungan Dinkes Kabupaten Situbondo, Struktural di Dinkes (Kasubag), 20 Camat se-Kabupaten Situbondo, 20 Kepala Puskesmas (Kapus) yang ada di Kabupaten Situbondo, 20 Pemegang Program PTM Puskesmas, dan Lintas Sektor (BAPPEDA, Dinas Sosial, Bagor, DPMD, PKK, dan lain-lain).

Dinkes Kabupaten Situbondo meminta narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang, karena mereka ingin tahu implementasi inovasi SMARThealth di Kabupaten Malang, seperti tahapan dalam pelaksanaan inovasi SMARThealth, penggunaan aplikasi SMARThealth, aplikasi e-Puskesmas, dan peran Kecamatan maupun Desa serta isi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 31 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Posbindu SMARThealth dalam implementasi program inovasi SMARThealth itu apa?

Presentasi SMARThealth di Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Materi SMARThealth ini dipresentasikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dihadapan lintas program dan lintas sektor yang ada di Kabupaten Situbondo dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Dalam presentasi SMARThealth ini, antusias peserta Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo yang ingin tahu mengenai program inovasi SMARThealth terlihat dari munculnya sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada Paulus.

Ada 3 pertanyaan dari Kadinkes Kabupaten Situbondo tentang SMARThealth. Pertanyaan pertama terkait masalah output dan impact pelaksanaan SMARThealth selama ini. Menurut Paulus, outcome terlihat dari capaian standard pelayanan minimum yang meningkat dan pemenuhan peralatan untuk melakukan skrining faktor risiko PTM (SMARThealth Kit), dan kader kesehatan menjadi memiliki keterampilan dalam membantu tenaga kesehatan di desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM maupun membantu edukasi ringan kepada warga.

Pertanyaan kedua, “Koq kader masih semangat untuk bekerja dengan insentif kecil?”. Dalam menjawab ini, Paulus menyitir dari penelitian Understanding communitu health worker emplyoyment preferences in Malang district, Indonesia, using a discrete choice experiment (Thomas Gadsden et. al., 2022, BMJ Global Health) bahwa semangat kiprah kader kesehatan tidak hanya ditentukan oleh besaran insentifnya saja melainkan mereka merasa senang jika juga dilibatkan dalam kegiatan atau pelatihan-pelatihan yang ada. Intinya, kader kesehatan akan merasa senang bila dilibatkan dalam kegiatan. Mereka merasa diperhatikan oleh stakeholdernya.

Pertanyaan ketiga terkait aplikasi Satu Sehat yang bakal digulirkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi satu aplikasi saja. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa selama ini, Dinkes Kabupaten Malang memiliki aplikasi SMARThealth dan e-Puskesmas. Kedua aplikasi itu telah bridging sehingga data hasil skrining faktor risiko PTM yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih akan langsung masuk (bridging) ke e-Puskesmas. Sehingga, skrining di luar gedung dan skrining di dalam gedung bisa berpadu dalam e-Puskesmas. Oleh karena itu, bila nanti aplikasi Satu Sehat diterapkan, Dinkes Kabupaten Malang akan meminta kepada Kemenkes untuk memfasilitasi bridging aplikasi e-Puskesmas ke dalam aplikasi Satu Sehat, seperti yang telah dilakukan antara aplikasi SMARThealth dengan aplikasi e-Puskesmas.

Sekda Kabupaten Situbondo menyerahkan ucapan terima kasih kepada Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Kabupaten Malang yang telah menjadi narasumber perihal SMARThealth di  Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Selain pertanyaan datang dari Kadinkes Kabupaten Situbondo, juga terlontar sejumlah pertanyaan dari sejumlah Camat yang hadir dalam Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo.

Di antaranya Camat bertanya tentang insentif kader kesehatan dan pelaksanaannya. Hal ini dijawab Paulus, bahwa di insentif kader kesehatan di Kabupaten Malang sebesar Rp 600 ribu, lebih tinggi Rp 100 ribu dari Kabupaten Situbondo.

Pelaksanaannya, kata Paulus, mengacu pada Surat Keputusan (SK) Bupati Malang tentang data base kader yang menerima insentif. Terus kader kesehatan yang belum masuk dalam data base tapi aktif dalam kegiatan skrining faktor risiko PTM akan dialokasikan dari dana desa sesuai dengan kemampuan desa masing-masing.

Lalu, pada pertanyaan Camat mengenai apakah ada hubungan Pilkades dengan kinerja kader. Karena menurut salah seorang Camat, di Situbondo ada desa yang mengganti kadernya tidak sepaham dengan yang baru jika terpilih nantinya.

Paulus pun menjawab, bahwa sepemahaman narasumber di Kabupaten Malang, hal tersebut tidak terjadi. Karena semua hal yang menyangkut kader kesehatan diadministrasikan dalam data base yang dipayungi oleh SK Bupati Malang. *** [121024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 10 September 2024

Giat Posyandu Delima Desa Krebet Berlangsung Di Rumah Ketua RW 06

Sambil menanti waktu janjian bersua dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa Krebet, fasilitator NIHR dan salah seorang peneliti dalam Theme 3: People empowerment and community diajak oleh perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep. untuk melihat giat Posyandu Delima yang diadakan di rumah Ketua RW 06 Syukur yang beralamatkan di Jalan Pesantren 2 Dusun Blambangan RT 25 RW 06 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Senin (09/09).

Hari itu, kebetulan bersamaan dengan jadwal giat Posyandu Delima yang harus dihadiri oleh perawat maupun bidan Desa Krebet. Perjalanan dari Ponkesdes Krebet, tempat awal bertemu dengan perawat Ilham, tak jauh. Tak sampai lima menit sudah sampai lokasi giat Posyandu Delima.

Posyandu Delima Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Begitu tiba di lokasi sekitar pukul 09.17 WIB, suasana sudah terlihat kemeriahannya. Warga sudah ada yang berdatangan untuk mengikuti giat tersebut. Pintu pagar masuk, juga terlihat salesgirl SUN, sebuah perusahaan makanan untuk balita dengan warna kaos merah, yang senantiasa menyapa yang hadir dalam giat tersebut.

Giat Posyandu Delima ini merupakan giat Posyandu Integrasi Layanan Primer (Posyandu ILP). ILP ini bertujuan untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat, melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. ILP ini berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, seperti Posyandu Balita, Posbindu, dan Posyandu Lansia lebur dalam giat Posyandu Delima.

Bidan Desa Krebet berikan konsultasi bagi ibu hamil atau pasca melahirkan

Ada 11 kader kesehatan yang bertugas dalam ILP tersebut, dengan rincian yang bertugas di Posyandu Balita terdapat 4 orang (Titi Suparni, Halimatus Sa’diyah, Tria Diana Budi, Santy Kuncara); di Usia Produktif (Posbindu) ada 4 orang (Siti Khodijah, Erlinawati, Evi Mauliatus, Rosadah); dan di Posyandu Lansia ada 3 orang (Nurhayati, Dwi Yayik, Dalipah).

Pada Posyandu Balita dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pengukuran lingkar kepala serta pemberian makanan tambahan (PMT). Selain itu, juga terlihat ada konsultasi bagi ibu hamil atau pasca melahirkan oleh bidan Desa Krebet Avanti Roslina, A.Md.Keb.

Suasana giat Posyandu Delima Desa Krebet

Kemudian dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia, layanan sama yakni skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM), yang membedakan hanya umurnya saja. Posbindu berfokus pada warga usia produktif (15 tahun hingga 59 tahun), sedangkan Posyandu Lansia menangani usia 60 tahun ke atas.

Jadi dalam giat tersebut, Posyandu Balita dihandle oleh bidan desa Krebet beserta kader Posyandu Balita. Sedangkan, dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia digawangi oleh perawat Desa Krebet yang dibantu dua orang mahasiswi magang dari Politeknik Kesehatan Wira Husada Nusantara Malang, yakni Yutri K. Ata Kayi dan Grasiela Mathilda Wosa, serta dibantu oleh kader Posbindu dan Posyandu Lansia.

Perawat Desa Krebet sedang berikan konsultasi kesehatan kepada lansia

Dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia itu, warga akan diberikan layanan pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah serta konsultasi kesehatan. Bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko PTM tinggi (highrisk), mereka akan diberikan obat untuk kebetuhan dalam beberapa hari.

Dari laporan Tim Monitoring atau yang terkenal dengan sebutan Turba PKK yang dibuat oleh Mega Crystina dan Siti Khoiriyah, diketahui bahwa target jumlah sasaran di pos tersebut: Balita sebanyak 106 yang hadir ada 45 balita. Sementara itu, dari jumlah sasaran lansia di Posyandu Delima sebanyak 25 orang, kebetulan bisa hadir semua.

Sekitar 1 jam, fasilitator NIHR dan seorang peneliti Theme 3 menyaksikan jalannya giat di Posyandu Delima, kemudian diajak perawat Ilham menuju ke Balai Desa Krebet untuk bertemu dengan Kepala Desa Drs. H. Nurkholis, M.Si dan Sekretaris Desa (Sekdes) Puguh Eka Saputra guna membahas agenda penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) yang dilaksanakan di Desa Krebet. *** [100924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 27 Februari 2023

Pertemuan Linsek Tahun 2023 di Aula Puskesmas Pakis

Gempita pertemuan lintas sektor (linsek) dalam bentuk lokakarya mini (lokmin) mulai terasa sejak Camat Pakis dan Plt. Kepala Puskesmas (Kapus) Pakis mememasuki Aula Puskesmas yang berada di lantai 2 Gedung Puskesmas Pakis yang beralamatkan di Jalan Raya Pakiskembar No. 70, Dusun Krajan Timur RT 02 RW 03 Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Senin (27/02/2023).

Kedua srikandi itu akan memandu jalannya pertemuan linsek yang dihadiri Muspika Pakis (Camat, Koramil, Polsek), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, KUA Pakis, Korwil Disdik Pakis, sejumlah kader, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 15 Kepala Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis, meliputi: Sekarpuro, Ampeldento, Sumberkradenan, Kedungrejo, Banjarejo, Pucangsongo, Sukoanyar, Sumberpasir, Pakiskembar, Pakisjajar, Bunut Wetan, Asrikaton, Saptorenggo, Mangliawan, dan Tirtomoyo.

Pertemuan linsek ini merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Acara pertemuan linsek dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Khusnul Khotimah, A.Md.Keb, seorang bendahara Puskesmas Pakis, mengawali penyambutan tamu dengan ucapan selamat datang dan kemudian membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Sambutan Camat Pakis dalam pertemuan linsek di Aula Puskesmas Pakis

Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh layar monitor yang menampilkan video lagu Indonesia Raya berikut teksnya dan lambaian bendera merah putih.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya diisi dengan sambutan Camat Pakis Prasetiya Yunika AP, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya, Camat Yunika mengatakan bahwa inti dari pertemuan ini selain advokasi SMARThealth juga melakukan evaluasi target sasaran yang telah dicapai dan yang akan dicapai.

Selain menyinggung masalah reproduksi wanita yang menikah dini, Camat Yunika memfokuskan kepada permasalahan stunting, ODF, dan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah Kecamatan Pakis. Ketiga hal ini menjadi prioritas yang harus dikedepankan lebih dahulu.

Pukul 10.05 WIB, acara disambung dengan sambutan dari Plt. Kapus Pakis dr. Wiwit Wijayanti. Sejak Kapus yang lama menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Wiwit merangkap jabatan sebagai Kapus Poncokusumo, dan Plt. Kapus Pakis.

Peserta pertemuan linsek mendengarkan Capaian SPM 2022 Puskesmas Pakis

Pada kesempatan ini, dr. Wiwit menjelaskan bahwa pertemuan linsek ini merupakan program rutin, dan merupakan pertemuan linsek pertama di tahun 2023 yang dilaksanakan. Pertemuan ini ingin memberikan umpan balik yang sudah dilakukan Puskesmas Pakis. Apa yang sudah terealisir dan apa saja yang belum tercapai.

“Yang tercapai sudah banyak, tapi kita akan membicarakan yang belum tercapai karena terkait lokmin ini,” tegas Kapus dr. Wiwit dihadapan peserta pertemuan linsek ini. “Yang belum tercapai harus ada dukungan linsek, seperti stunting, ODF, dan PTM. Tanpa bantuan linsek tidak mungkin akan berhasil.”

Sehabis sambutan dari Kapus Pakis, acara diselingi dengan foto bersama seluruh peserta petemuan linsek, dan setelahnya, Kapus menambahkan sedikit mengenai perubahan status Puskesmas Pakis yang telah berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Dengan menjadi BLUD, Puskesmas Pakis mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sehingga bisa menyerap keinginan masyarakat Kecamatan Pakis untuk dipenuhi dalam layanannya secara bertahap.

Peserta pertemuan linsek Puskesmas Pakis

Hanya saja untuk masalah pengobatan gratis untuk tahun ini agak susah untuk obat-obatannya. Karena Puskesmas Pakis hanya mendapat 35% bantuan obat dari Dinkes. Kalau kehabisan obat, layanan kesehatan juga akan terkendala.

Pukul 10.38 WIB, acara diisi dengan paparan materi dari Yunisworo Budhiwan, A.Md.KL, penanggung jawab UKM Puskesmas Pakis, yang membahas Capaian SPM 2022 yang terdiri dari 7 indikator pelayanan kesehatan, yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar, usia produktif, dan usia lanjut.

Selesai paparan Capaian SPM 2022, acara diisi dengan ice breaking gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terlebih dahulu. Semua peserta berdiri dan bergoyang mengikuti gerakan yang ada dalam layar monitor.

Pukul 11.01 WIB, acara diteruskan dengan paparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang mengenai Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) P2P.

Pemandangan pertemuan linsek dari sudut barat daya Aula Puskesmas Pakis

Kabid P2P menerangkan perihal seluk beluk SMARThealth. Mulai dari pilot project hingga replikasi yang direncanakan secara bertahap. Kemudian untuk road mapnya hingga regulasinya, paparan disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Memasuki diskusi, suasana pertemuan di Aula Puskesmas Pakis semakin gayeng. Camat Yunika langsung memimpin diskusi. Kendati Camatnya seorang wanita, namun pembawaannya memiliki ketegasan dan solutif, sehingga dalam komunikasi bisa berjalan dua arah.

Begitu pula dengan Plt. Kapus Pakis juga piawai dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan dari pihak desa dalam isu yang mengemuka, seperti stunting, ODF, dan PTM. Sehingga dengan dua srikandi dalam diskusi itu, peserta mendapat gambaran yang jelas terkait permasalahan yang ada di masing-masing desa tersebut. Binar-binar menghiasi wajah kepala desa dalam membubuhkan tanda tangan Komitmen Dukungan Lintas Sektor.

Menjelang acara ditutup pada pukul 13.00 WIB, staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners menambahkan perihal pelaksanaan Posbindu SMARThealth, yang menuntut kejelian kadernya dalam sebuah acara. Selain bisa nunut dalam event, seperti majelis taklim, arisan PKK, dan lain-lain, kader juga bisa menyasar target pada giat Posyandu Balita, yaitu yang mengantarkan balita. Entah itu orangtuanya atau neneknya. *** [270223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 03 Desember 2022

Nakes dan Kader SMARThealth Adakan Giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen di Awal Desember

Rutinitas giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen dirintis mulai akhir 2016 sejak adanya program SMARThealth. Tenaga kesehatan (nakes) dan kader SMARThealth menjadwalkan pada Sabtu Minggu pertama.

Awal bulan Desember ini, giat Posbindu PTM Anggrek 2 diadakan di Gedung Balai RW 01 Kelurahan Kepanjen yang berada di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (03/12/2022).

Hadir dalam giat Posbindu Anggrek 2 itu adalah caleg DPRD asal Cepokomulyo dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB). Kebetulan caleg tersebut memiliki kepedulian dalam hal kesehatan.

Salah seorang warga menjajal Karada Scan Body Composition Monitor HBF-375

Malahan, pada giat Posbindu kali ini, caleg tersebut membawa Omron Karada Scan HBF-375, sebuah alat yang dapat secara efektif menganalisa fisik tubuh seseorang mulai dari berat badan, persentase lemak tubuh, persentase lemak Subkutan, tingkat lemak Visceral, dan massa otot tubuh seseorang.

Alat ini bisa digunakan sebagai bagian dari program manajemen berat badan yang sedang seseorang lakukan. Tampilan grafis pada monitornya dapat membantu seseorang memahami hasil pengukuran dengan tepat dan dilengkapi kapasitas memori untuk menyimpan data pengukuran untuk 4 pengguna.

Caleg tersebut juga tak segan-segan langsung membantu kader dan nakes untuk melakukan pengukuran dengan Omron Karada Scan HBF-375. Banyak warga yang telah secara rutin ikut dalam giat Posbindu PTM Anggrek 2 itu ingin menjajalnya.

Warga mengujungi giat Posbindu PTM di Balai RW 01 Kepanjen

Acara giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen dimulai pada pukul 08.30 WIB. Kebanyakan warga yang hadir merupakan pasien follow up. Pasien follow up adalah pasien yang mendapat tindak lanjut dari nakes, seperti mengingatkan pasien mengenai jadwal pemeriksaan selanjutnya, pemantauan minum obat, dan edukasi perilaku hidup sehat.

Dalam SMARThealth, follow up pasien yang mempunyai faktor risiko tinggi (highrisk) dilakukan oleh dokter atau nakes. Pasien highrisk akan dikumpulkan di suatu tempat, seperti di Posyandu, Posbindu atau di Balai Desa, guna mendapatkan pemeriksaan oleh dokter atau perawat maupun bidan desa yang telah mendapat delegasi kewenangan dari Puskesmas setempat. 

Pemeriksaan akan dilakukan setelah kader melakukkan follow up terlebih dahulu terhadap pasiennya, seperti mengukur tinggi bada/berat badan maupun lingkar perutnya, tekanan darah, dan cek kadar gula darah/kolesterol/asam urat. Hasil dari pengukuran oleh kader terlatih tersebut akan diserahkan kepada pasien untuk dibawa pada saat pemeriksaan oleh dokter atau nakes lainnya.

Meja pengukuran tekanan darah dan cek kadar gula darah

Dalam giat Posbindu PTM Anggrek 2 ini ada 4 kader yang bertugas dalam layanan pemeriksaan kesehatan. Registrasi dilayani oleh kader SIMPLI Indri Astutik, dan pengukuran antropometri (tinggi/berat badan, lingkar perut) dilakukan oleh kader SIMPLI Wiwik Setyo Anggraeni, S.H.

Sementara itu, pengukuran tekanan darah dijalankan oleh kader SMARThealth Nanik Triyudhani, dan pengecekan kadar gula darah/kolesterol/asam urat dilayani oleh kader SMARThealth Agustin Shintowati. Sedangkan, nakes yang bertugas memberikan konsultasi maupun edukasi kesehatan dilakukan oleh perawat Ponkesdes Panji Husada Kelurahan Kepanjen, Nurul Masfiyah, A.Md.Kep.

Pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM Anggrek 2 ini sebenarnya bukan hanya masalah fisik belaka, tapi yang jauh lebih penting adalah adanya health education oleh nakes. Mindset seseorang yang awalnya berobat dilakukan jika seseorang mengalami keluhan sakit dan tubuh tidak mampu lagi berjuang melawan penyebab penyakit musti diganti dengan memberikan kesadaran kepada warga untuk mau datang ke nakes walau hanya sekadar check up ketika merasa sehat. Karena penyakit tidak menular (PTM) itu seringkali tidak menimbulkan gejala keluhan di badan.

Kader SMARThealth dan SIMPLI berpose bersama perawat Panji Husada dan Caleg

Rutinitas giat ditambah dengan follow up terhadap pasien highrisk ini, membuat giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen senantiasa menjadi jujugan warga sekitar. Bahkan menurut perawat Nurul, banyak pasien highrisk yang punya BPJS senang berkunjung ke Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen ini. Di samping dekat juga bisa berkonsultasi dengan nakes tanpa harus mengantre berjam-jam.

Giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepanjen ini berakhir pada pukul 11.00 WIB dan berhasil melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 41 orang, dengan riancian laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sejumlah 34 orang. *** [031222

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 19 November 2022

Bupati Malang Buka Sosialisasi Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Aplikasi di Kabupaten Malang

Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M membuka Sosialisasi Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Aplikasi di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang beralamatkan di Jalan K.H. Agus Salim No. 7 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (19/11/2022).

Kegiatan yang terkait dengan Kick Off Pengembangan Layanan Jantung di Kabupaten Malang ini, dihadiri anggota DPRD Jawa Timur, Dr. Sri Untari Bisowarno, MAP, Ketua PERKI Cabang Malang, Prof. dr. M. Saifur Rohman, SpJP(K), Ph.D, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si.Med., Sp.A(K), Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya Hj. Hanik Dwi Martya P, S.Farm, MAP, dan Ketua Malang Community of Cardiovascular Care (MC3) Dharmawan Boedi Rachmanto.

Bupati Malang serahkan ambulance Wuling kepada YJI Cabang Malang Raya di Pringgitan

Sesuai daftar rekapitulasi undangan peserta dalam kegiatan ini, totalnya ada 481 orang. Dari total itu, meliputi DPRD Kabupaten Malang, sejumlah OPD, RSUD Kanjuruhan dan Lawang beserta PSC, BUMD, BPJS Malang, 5 Puskesmas (Wagir, Pakisaji, Kepanjen, Gondanglegi, Dampit), Paramedis dan driver 32 PSC (Public Safety Center) di Kabupaten Malang, 5 Camat dari daerah pilot project SMARThealth (Wagir, Pakisaji, Kepanjen, Gondanglegi, Dampit), dan 8 Kepala Desa/Lurah, 8 perawat desa serta kader kesehatan dari 8 desa/kelurahan pilot project SMARThealth (Sidorahayu, Mendalanwangi, Karangduren, Kendalpayak, Kepanjen, Cepokomulyo, Sepanjang, Majangtengah).

Dalam sambutannya, Bupati Malang Sanusi mengatakan bahwa saat ini semua dihadapkan pada tantangan masalah kesehatan, yaitu beban ganda masalah penyakit di mana penyakit menular yang selama ini masih menjadi ancaman kehidupan manusia yang belum selesai teratasi, sudah ada peningkatan kasus kesakitan dan kematian penyakit tidak menular (PTM).

Sehingga perlu adanya upaya pengendalian dan pencegahan yang terstruktur dan terintegrasi antar instansi untuk melindungi masyarakat akan kesejahteraan dan kesehatan dapat dipenuhi dengan optimal.

Bupati Malang perlihatkan fasilitas dalam ambulance yang didampingi Kadinkes

“Peningkatan kasus kesakitan dan kematian pada penyakit tidak menular sudah melebihi penyakit menular. Penyakit tidak menular bukan disebabkan oleh bakteri, kuman atau virus tetapi disebabkan oleh adanya lifestyle/gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, pola tidur yang kurang, kebiasaan merokok, pola stress tak terkendali serta tidak periksa kesehatan secara berkala,” ujar Bupati Sanusi.

Dari data laporan surveilans kesakitan PTM, Bupati Malang menjelaskan bahwa hingga Oktober 2022 tercatat sebanyak 165.993 kasus PTM. Dari banyaknya kasus itu, persentase tertinggi ditempati oleh penyakit Hipertensi ada 86.455 kasus (48,6%), kemudian Diabetes Mellitus (DM) dengan total 40.613 kasus (21,5%), dan disusul dengan penyakit jantung sebanyak 10.464 kasus (5,7%). Sementara itu, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) terlapor sebanyak 6.609 kasus (3,6%), asma 5.298 kasus (3%), dan kanker payudara tercatat ada 1.534 kasus (1%) dari total laporan PTM.

Berdasarkan Survey Kematian Kabupaten Malang tahun 2020, disebutkan bahwa data penyebab kematian akibat PTM memperlihatkan ada 18.130 kasus kematian, yang terdiri dari penyakit jantung sebanyak 3.460 kasus (19,1%), stroke 3.142 kasus (17,3%), Diabetes Mellitus (DM) 1.593 kasus (8,8%), dan PPOK 800 kasus (4,4%).

Foto bersama usai seremonial pembukaan Sosialisasi Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Aplikasi

Lebih lanjut, Bupati Sanusi menerangkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian ini, salah satunya disebabkan karena rendahnya angka skrining/deteksi dini faktor risiko PTM serta pelayanan terpadu PTM (Pandu PTM) di pelayanan kesehatan.

Terobosan yang perlu dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, inovasi pelayanan kesehatan berbasis aplikasi dan memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui Posbindu SMARThealth sebagaimana pilar utama arah pembangunan adalah kemandirian dengan basis utama adalah pemberdayaan masyarakat.

Pada kesempatan ini, Bupati Sanusi memberikan apresiasi atas inovasi SMARThealth dari FKUB, Manchester University, dan The George Institute for Global Health bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang telah menginisiasi bagi lahirnya terobosan kesehatan dalam skrining faktor risiko PTM berbasis aplikasi, yang sekarang memasuki tahap replikasi di Kabupaten Malang.

Bupati Malang berpose dengan Kepala Desa usai inspeksi ambulance desa dan ambulance PSC

Dengan mengumpulkan seluruh komponen masyarakat, khususnya pemerhati penyakit kardiovaskular seperti FKUB, PERKI, YJI, MC3 dan dinas terkait untuk mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat dalam kegiatan Sosialisasi Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Aplikasi tahun 2022 ini, Bupati Sanusi berharap untuk dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, baik menular dan tidak menular dalam membangun masyarakat Kabupaten Malang yang sehat dan produktif.

Usai dibuka secara resmi, Bupati Malang menyerahkan ambulance Wuling dari Dinkes Kabupaten Malang kepada YJI Cabang Malang Raya dan diteruskan dengan berkeliling di halaman Pendopo untuk melihat ambulance desa dan fasilitas yang ada di dalam mobil PSC.

Perlu diketahui, bahwa di Kabupaten Malang ini ada 68 desa yang sudah melakukan pengadaan mobil ambulance desa. Dari 69 unit yang ada, 63 melalui APBDesa dan 6 hibah dari pihak ketiga atau perorangan.

ToT bagi kader SMARThealth, dokter fungsional Puskesmas, dan perawat desa oleh PERKI mengenai Early Detection, Awareness dan Sosialisasi Aplikasi Detak 

Setelah inspeksi ambulance, Bupati Malang meninggalkan tempat dan acara kemudian dibagi dua, yaitu Training of Trainer (ToT) dan Focus Group Discussion (FGD). ToT  yang diikuti oleh kader SMARThealth dan dokter umum Puskesmas dan perawat desa mengenai Early Detection, Awareness dan Sosialisasi Aplikasi Detak diadakan di Pendopo, sedangkan FGD perihal permasalahan kesehatan di desa diikuti oleh Lurah maupun Kepala Desa di Ruang Anusapati Lt. 2 (FGD A) dan Ruang Kertanegara Lt. 4 (FGD B).

Mengatisipasi dua kegiatan itu, Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM membagi personilnya untuk memback up. Kristina Dewi, A.Md.Keb dan Candra Hernawan, S.Kom mendampingi kegiatan ToT, sedangkan Nur Ani Sahara, S.Kep,Ners dan Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners mendampingi kegiatan FGD.

Pada FGD A yang dimoderatori oleh dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc, Sp.DLP ini diikuti oleh perwakilan dari Desa Karangduren, Desa Kendalpayak, Kelurahan Kepanjen, dan Kelurahan Cepokomulyo, staf PTM Dinkes Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners serta dokter dari berbagai bidang spesialisasi dan apoteker.

FGD permasalahan kesehatan desa di Ruang Anusapati Lt. 2 Pemkab Malang

Sementara itu, pada FGD B yang dimoderatori dr. Devita dihadiri oleh perwakilan desa dari Majangtengah, Mendalanwangi, Sidorahayu, dan Sepanjang, staf PTM Dinkes Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners serta dokter dari berbagai bidang spesialisasi dan apoteker.

Usai FGD, peserta kembali gabung di Pendopo lagi untuk menyaksikan Penyematan Pemenang Duta Jantung dan Pembuluh Darah Periode 2022-2023, pemutaran video HUT PRKI dan pembagian doorprize.

Dalam pembagian doorprize, hadiah terbanyak diterima oleh kader SMARThealth Desa Kendalpayak dan hadiah utama berupa kompor gas diperoleh kader SMARThealth Istinah asal Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi. *** [191122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 18 April 2022

Uji Coba AREEMA Hari Kedua Di Hotel Bintang Empat Kepanjen

Implementasi uji coba AREEMA hari kedua dilaksanakan pada hari Senin (18/04/2022) di Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall, sebuah hotel kelas bintang empat yang terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang,Provinsi Jawa Timur.

Sesuai surat undangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bernomor 005/1913/35.07.103/2022, peserta pertemuan periode dua ini diikuti oleh 96 kader dari perwakilan 48 desa yang ada di wilayah kerja empat Puskesmas. Kader tersebut terdiri dari 14 kader dari 7 desa di Puskesmas Gondanglegi; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Pakisaji; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Wagir, dan 34 kader dari 17 desa di Puskesmas Turen. Setiap desa mengirimkan 2 orang kadernya.

Foto Staf Seksi PTM dan Tim SMARThealth UB

Sedianya acara ini terjadwal pada Jumat (15/04/2022) tapi karena berbenturan dengan Hari Paskah Jumat Agung maka pelaksanaannya diundur pada hari Senin ini. Sementara uji coba AREEMA hari pertama digelar pada hari Kamis (14/04/2022) di Convention Hall yang sama dengan nama lengkap pertemuannya adalah Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang

AREEMA dirancang secara terintegrasi yang mampu menghubungkan skrining gejala COVID-19 berbasis masyarakat yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih yang terhubung dengan aplikasi Dokter dan Dinas Kesehatan sehingga proses monitoring dan perawatan berjalan berkesinambungan. Kesinambungan siklus ini penting, tidak hanya dalam upaya memperbaiki penanganan COVID-19 juga dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan sehingga mampu menghubungkan upaya preventif dan kuratif lebih baik.

Peserta Diseminasi dan Sosialisasi AREEMA di Convention Hall Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen

Pada uji coba AREEMA ini, kader SMARThealth dipandu oleh staf IT Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Candra Hernawan, S.Kom. Dalam praktek itu, Candra juga dibantu oleh staf-staf PTM lainnya, dan dua mahasiswi yang magang di Dinkes Kabupaten Malang.

Pada latihan ini tadi, kader SMARThealth mencoba untuk melakukan uji coba penggunaan AREEMA. Dari jumlah kader yang hadir, terdapat 9 orang yang berhasil melakukan input hingga selesai, dan sisanya menjumpai berbagai kendala, seperti ada yang belum instal karena belum dikirim usernamenya, ada yang gagal login, dan ada yang hanya muyer-muyer saja.

Kader SMARThealth sedang mempraktekkan Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA)

Tujuan uji coba ini agar supaya aplikasi yang dikembangkan oleh Universitas Brawijaya (UB) ini bisa segera diperbaiki (fix), sehingga pada saat launching nanti, Aplikasi Screening Mandiri ini sudah bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Selain uji coba AREEMA, dalam pertemuan ini sekaligus juga dilakukan refreshing kader SMARThealth untuk peningkatan kapasitas kader. Peningkatan kapasitas kader SMARThealth ini diisi dengan pemaparan materi perihal: Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19, Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, dan Posbindu SMARThealth di Era New Normal.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji

Dalam materi 1, “Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19”, disampaikan oleh Rizky Corniawan, S.Kep.Ns., staf Surveilans Dinkes.

Dalam paparan itu, Rizky mengatakan bahwa kader SMARThealth cocok untuk menjadi tim tracing. Hal ini karena mereka sudah dilatih secara intensif, dan sekaligus menguasai wilayahnya. Kita masih level 2 karena masih terkendala masalah tracing.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Wagir

Sementara itu, dalam materi 2 tentang Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Kasi PTM dan Keswa Dinkes, menyoroti masih rendahnya capaian skrining yang dilakukan oleh kader SMARThealth yaitu 5,3% dari target usia 15 tahun ke atas sebanyak 550.813 orang di 11 Puskesmas.

Sedangkan pemateri 3, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns,  staf PTM Dinkes, mengupas masalah Posbindu SMARThealth di Era New Normal. Namun sebelum memberikan materi, Nur Ani memperkenalkan kader SMARThealth lawas dari empat desa pilot project (2016-2018): Sidorahayu, Karangduren, dan Sepanjang, untuk sharing pengalamannya kepada kader SMARThealth yang baru dari desa lain.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi

Mereka pun saling berceritera pengalamannya menjadi kader SMARThealth. Mulai dari mengejar target yang harus diskrining secara door to door, pantang menyerah bila ditolak, mengunjungi warga yang lumpuh atau tua, pengadaan alat habis pakai sendiri, hingga peran kader SMARThealth dihargai oleh perangkat desa yang berbuah pada dukungan desa kepada kader SMARThealth. Contohnya, adalah kader SMARThealth Desa Sidorahayu dibelikan Tablet Android terkini untuk kadernya dan sekaligus mendapat subsidi pulsa data sebesar 6 Gigabyte per bulannya melalui dana desa.

Kemudian kader SMARThealth lawas asal Kelurahan Kepanjen diminta Nur Aini untuk menceriterakan mengenai pemantauan minum obat (PMO) bagi warga yang telah terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) untuk hipertensi, diabetes, dan kolesterol.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Turen

Selain pemaparan materi, kader SMARThealth diajak senam ice breaking dinamika 2017, tebak gambar kota di Indonesia, pretest maupun post-test. Yang berhasil menebak gambar kota maupun mendapatkan nila tertinggi dari pretest atau post-test, kader SMARThealth akan mendapatkan doorprize dari Dinkes Kabupaten Malang.

Acara pertemuan Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang ditutup secara resmi oleh Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 12.43 WIB, dan dilanjutkan dengan foto bersama. *** [180422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Sabtu, 02 April 2022

Di Penghujung Bulan Ruwah, Kader dan Ponkesdes Panji Husada Adakan Giat Posbindu SMARThealth

Pagi yang cerah di penghujung bulan Ruwah, Sabtu (02/04/2022), kader bersama petugas kesehatan dari Ponkesdes Panji Husada mengadakan giat Posbindu SMARThealth di Balai RW 01 yang beralamatkan di Jalan Banurejo No. 98 RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Giat ini dilakukan agar warga mendapatkan pemeriksaan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dengan datang ke Posbindu SMARThealth, warga akan mendapat bekal hasil pemeriksaannya sehingga pada saat menjalankan ibadah puasa, mereka sudah bisa mengantisipasinya, terutama yang memiliki riwayat komorbid.

Balai RW 04 Kelurahan Kepanjen, tempat giat Posbindu SMARThealth

Acara giat Posbindu SMARThealth Kelurahan Kepanjen ini dimulai pada pukul 08.30 WIB. Target sasarannya adalah warga yang berumur 15 tahun ke atas yang bermukim di lingkungan RW 01 Kelurahan Kepanjen.

Warga yang datang ke Balai RW 01 akan melakukan cuci tangan di tempat yang telah disediakan oleh kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen, dan dipersilakan menuju ke meja 1, yaitu meja pendaftaran. Di meja itu ada kader SMARThealth Indri Astutik yang akan melayani registrasi warga yang hendak melakukan pemeriksaan.

Meja 1 Pendaftaran berada di teras depan Balai RW 01 Kelurahan Kepanjen

Dari meja 1, warga akan disambut oleh kader SMARThealth Wiwik Setyo Anggraeni, S.H. Kader Wiwik akan melakukan pengukuran berat dan tinggi badan serta dilanjutkan dengan pengukuran lingkar perut. Hasil pengukurannya dituliskan dalam Kartu Skrining Posbindu.

Setelah itu, warga lanjut menuju ke meja 3. Meja 3 merupakan meja untuk melakukan pengukuran tekanan darah. Di meja itu terlihat kader SMARThealth Nanik Triyudahani yang siap melayani pengukuran tekanan darah atau tensi dengan menggunakan digital blood pressure. Hasil pengukurannya juga dicatatkan dalam Kartu Skrining.

Meja 2 Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, dan Lingkar Perut

Usai diukur tensinya, warga akan bergeser ke sebelah barat, yaitu meja 4. Di meja 4 ini ada kader SMARThealth Agustin Shintowati yang bertugas melayani cek gula darah, kolesterol maupun asam urat. Hasil pengukurannya dimasukkan ke dalam Kartu Skrining.

Kartu Skrining yang berisi riwayat maupun hasil pengukuran kesehatan tadi terus dibawa oleh warga menuju ke meja 5. Meja 5 merupakan meja konsultasi dan edukasi. Ada dua petugas kesehatan yang siap melayani warga. Mereka adalah perawat Nurul Mashfiyah, A.Md. Kep., dan bidan Reny Dewi Prasasti, A.Md. Keb. Keduanya berasal dari Ponkesdes Panji Husada Kelurahan Kepanjen.

Warga mengantri layanan meja 3 dan 4

Di meja itu, perawat Nurul siap mendengarkan keluhan yang dirasakan warga menyangkut kesehatannya sesuai hasil pengukurannya tadi. Setelah itu, perawat Nurul akan memberikan edukasi terkait dengan hasil pengukurannya tersebut. Jika hasil pengukurannya, warga terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) maka perawat Nurul akan memberikan obat secara gratis kepada warga tersebut untuk kebutuhan beberapa hari. Obat-obat tersebut akan disiapkan oleh bidan Reny.

Pukul 09.49 WIB bidan Reny meninggalkan lokasi gelaran Posbindu SMARThealth karena ada undangan mewakili Ponkesdes Panji Husada untuk ikut rapat di Puskesmas Kepanjen. Selang tiga belas menit, acara giat Posbindu SMARThealth selesai.

Meja 3 (ukur tensi) dan 4 (cek gula darah)

Dari giat Posbindu itu, berhasil terperiksa sejumlah 23 orang dengan rincian 3 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Hari ini banyak yang tidak hadir karena banyak warga RW 01 yang terkena batu dan pilek. Atas pesan dokter Puskesmas beberapa waktu yang lalu, kalau batuk dan pilek, warga tidak usah datang ke Posbindu SMARThealth dulu.

Selesai rekapitulasi, perawat Nurul langsung berpamitan karena mau bergabung untuk menghadiri rapat di Puskesmas Kepanjen. Pada saat itu, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) minta persyaratan untuk melakukan vaksinasi booster dan akhirnya disuruh datang ke Puskesmas Kepanjen sebelum pukul 11.30 WIB.

Meja 5: konsultasi dan edukasi serta obat

Sebenarnya Tim SMARThealth UB pengin langsung berangkat bareng perawat Nurul tapi disuruh mencicipi hidangan yang telah disediakan oleh kader SMARThealth. Di meja tersaji sejumlah menu. Ada sayur asam manisa, bakwan jagung, tempe goreng, pisang rebus, kerupuk, dan minuman sehat kunir asem buatan salah seorang kader SMARThealth.

Usai mencicipi hidangan, Tim SMARThealth UB berpamitan dengan para kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen dan melanjutkan langkah menuju ke Puskesmas Kepanjen untuk ikut vaksinasi booster. Begitu sampai di sana, Tim SMARThealth UB langsung disuntik vaksin Astra Zenica. *** [020422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 01 April 2022

Pencanangan Kampung Pancasila Di Desa Sukolilo, Posbindu SMARThealth Andil Dalam Sila 2

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia, yang menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan dibentuk Kampung Pancasila ini untuk membangkitkan semangan Pancasila kepada warga supaya mengingat kembali, melaksanakan kembali, apa saja yang sudah tertuang dan tercantum dalam Pancasila.

Jumat pagi ini (01/04/2022), desa Sukolilo punya gawe Pencanangan Kampung Pancasila dan Lomba Penilaian Kampung Pancasila Tingkat Korem 083/Baladhika Jaya Tahun 2022. Dalam pencanangan dan sekaligus penilaian lomba itu, desa Sukolilo menampilkan giat yang menjabarkan dari ke-5 sila yang terkandung dalam Pancasila.

Sila 1 digelar di dusun Patuk dan dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nashr. Kemudian sila 2 diselenggarakan giat kesehatan. Sila 3 diadakan di tempat wisata Gentong Mas yang berada di dusun Napel, dan sila 4 dilaksanakan pertunjukan drama/teater di sepanjang jalan masuk ke dusun Patuk. Ceriteranya perihal raja yang menanyakan sila 4 kepada Tim penilai. Lalu, sila 5 dihelat di persawahan untuk jumpa petani.

Kader SMARThealth desa Sukolilo didampingi dokter fungsional Puskesmas Wajak dan Duta Pancasila mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tim penilai

Terkait sila 2, kader kesehatan bergotong royong untuk bersatu padu menampilan sebuah gelaran dalam rutinitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebagai perwujudan pengamalan sila 2 dari Pancasila yang berbunyi: “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”

Layanan kesehatan tersebut diadakan di rumah staf desa, Nanda Sisdianto, yang beralamatkan di Jalan Sukolilo, dusun Napel RT 03 RW 01 desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya berada di sebelah timur Pos Ronda RT 03 RW 01.

Layanan kesehatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Di depan rumah ada Posyandu Balita. Kadernya yang berseragam abu-abu (atas) dan hitam (bawah) siap membantu menangani kesehatan ibu hamil maupun balita. Di halaman depan rumah terlihat alat untuk penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak.

Suasana Kampung Sila 2 desa Sukolilo menyambut Tim penilai beserta rombongan

Terus, di sisi sebelah barat rumah menghadap deretan pohon palem merah berjumlah sepuluh pohon itu, ada giat Posyandu Lansia yang berpadu dengan giat Posbindu SMARThealth. Kader Posyandu Lansia mengenakan seragam batik dengan jilbab hijau muda, sementara kader SMARThealth memakai seragam kaos SMARThealth warna abu-abu dan kerudung biru tua bermotif kembangan.

Warga yang akan memeriksakan diri dalam giat Posbindu SMARThealth, akan mulai urut dari meja paling utara. Di situ ada kader Posyandu Lansia Mufidatun Zumaroh yang bertugas untuk melakukan registrasi ke dalam Kartu Skrining PTM Puskesmas Wajak.

Kemudian warga diukur tinggi dan berat badan serta lingkar perut oleh kader Posyandu Lansia Mufidatul Khoiriyah. Hasil pengukurannya ditulis ke dalam Kartu Skrining tersebut. Setelah itu, warga lanjut menuju ke meja berikutnya yang berada di sebelah selatannya. Di meja itu, warga akan mendapatkan layanan pengukuran tekanan darah oleh dua kader SMARThealth Puput Endang Setyorini dan Lailatul Nikmah.

Kader Posyandu Lansia bantu registrasi dalam giat Posbindu SMARThealth desa Sukolilo

Usai tensi, warga bergeser ke meja berikutnya, yaitu meja laborat ringan. Di meja itu terdapat dua kader SMARThealth yang akan memberikan layanan cek gula darah maupun kolesterol, yaitu Sofi’iyah dan Khoirotul Lutfi. Hasil pengecekannya dicatatkan di Kartu Skrining, seperti juga halnya dengan hasil pengukuran tensinya.

Setelah itu, warga menyerahkan Kartu Skrining kepada perawat Nevi Anistia, A.Md. Kep., yang duduk di meja paling selatan. Perawat Nevi akan menerima konsultasi dan sekaligus memberikan edukasi kepada warga dari hasil pengukuran kesehatan yang tertuang dalam Kartu Skrining. 

Jika warga terindikasi mempunyai faktor risiko tinggi, maka perawat Nevi akan memberikan obat untuk kebutuhan beberapa hari. Jika ternyata rasa sakitnya tidak berkurang setelah menghabiskan obat yang diberikan, warga diminta untuk periksa lagi ke Puskesmas Wajak. Sementara itu, kader SMARThealth yang bertugas mencicil input data dengan menggunakan aplikasi eKader adalah Wiwin Hidayati.

Tim SMARThealth UB turut menyaksikan giat Posbindu SMARThealth desa Sukolilo, Kec. Wajak

Tampak hadir dalam giat Posbindu SMARThealth yang mendampingi para kader adalah bidan desa Sukolilo Sari Diah, A.Md. Keb., dan seorang dokter fungsional Puskesmas Wajak, dr. Fauziah Damayanti, serta Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Layanan kesehatan sebagai pengejawantahan sila 2 Pancasila ini, mendapat kunjungan Tim penilai beserta rombongan pada pukul 10.23 WIB. Kunjungan tersebut setelah Tim penilai dan Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) melakukan serangkaian kegiatan seremonial dan pencanangan Kampung Pancasila oleh Dandim 0818 yang dipusatkan di Balai Desa Sukolilo.

Tim penilai beserta rombongan meninjau lokasi gelaran giat kader kesehatan dipandu personil Duta Pancasila Kecamatan Wajak yang didampingi oleh salah seorang kader SMARThealth dan dokter fungsional Puskesmas Wajak.

Perawat desa Sukolilo buka konsultasi dan beri edukasi kepada warga yang punya faktor risiko tinggi PTM

Dalam kunjungan itu, Tim penilai tidak berlama-lama karena masih ada 4 giat sebagai perwujudan sila lainnya di desa Sukolilo yang harus dikunjungi oleh Tim penilai. Ada dua pertanyaan penting dalam kunjungannya ke layanan kader kesehatan, yaitu manfaat apa yang diterima masyarakat dari kegiatan ini, dan apakah giat ini berkesinambungan?

Dengan sigap, kader kesehatan dari kader SMARThealth yang didampingi oleh dr. Fauziah Damayanti berusaha menjawab pertanyaan tersebut dan sekaligus menerangkan eksistensi kegiatan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

Setelah itu, Tim penilai berpamitan untuk melanjutkan ke giat lainnya yang ada di desa Sukolilo. Sementara pemeriksaan di Posbindu SMARThealth melanjutkan untuk beberapa warga. Acara giat ini selesai pada pukul 10.51 WIB, dan berhasil melakukan pemeriksaan sejumlah 16 orang dengan rincian 4 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. *** [010422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog