Tampilkan postingan dengan label SMARThealth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SMARThealth. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Februari 2025

Semarak Skrining PTM di Kantor Kelurahan Kepanjen: Sinergi untuk Kesehatan Warga

Mulai pagi pada pukul 07.00 WIB di hari Selasa (25/02), suasana semarak terlihat di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, tempat berlangsungnya skrining penyakit tidak menular (PTM) bagi warga setempat.

Warga berbondong-bondong untuk memeriksakan kesehatan mereka dalam kegiatan yang digelar, se sebuah bentuk kerja sama kolaboratif antara Puskesmas Kepanjen, Pemerintah Kelurahan Kepanjen, dan kader kesehatan.

Kader dan nakes berpose dengan Lurah Kepanjen

Dari remaja, dewasa hingga lansia, mereka antusias mengikuti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, serta tes kesehatan lainnya. Para kader kesehatan tampak sigap membantu jalannya skrining, dan membaur dengan tenaga kesehatan yang berasal dari Ponkesdes Panji Husada dan Puskesmas Kepanjen.

Skrining PTM dimulai pada pukul 07.00 WIB. Sesuai undangannya, warga membawa Kartu Keluarga (KK) maupun KTP dan diserahkan ke pendaftaran. Ada 2 kader yang bertugas yaitu Kristin Mariana dan Dewi Kartikasari. Mereka akan menuliskan identitas warga, seperti nama, jenis kelamin, tanggal lahir, NIK, alamat dan tanggal pemeriksaan.

Setelah itu, diserahkan kepada Khusnul Yakin, staf Puskesmas Kepnajen, untuk dicek dahulu dalam database yang ada di Puskesmas Kepanjen. Kalau warga tersebut pernah periksa ke Puskesmas, maka akan muncul namanya. Sebaliknya, jika belum pernah periksa maka akan didaftar menjadi pasien baru.

Semarak skrining PTM terlihat dari gerbang paduraksa Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecmatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Sehabis dicek dalam database, warga akan mendapatkan panggilan dari kader Febriaty untuk segera melakukan pengukuran antropometri, seperti berat dan tinggi badan serta lingkar perut. Pengukuran antropometri ini dilakukan oleh 3 kader, yaitu Harti, Rusmini, dan Wiwik Setya Anggraeni, S.H. Hasil pengukurannya dicatat oleh Febri dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM.

Usai pengukuran antropometri, warga dipersilakan menuju ke meja berikutnya untuk mendapatkan layanan pengukuran tekanan darah. Terdapat 4 orang di meja tersebut, yakni Tri Lestari, S.ST (Puskesmas Kepanjen), Yudha Purwaningdyah Sarihandini, A.Md.Keb (bidan Desa Ngadilangkung), Miftakhul Nimas Triyastuti, A.Md. Gz (Puskesmas Kepanjen), dan kader Sumarmi Warto Dewo.

Tri Lestari dan Sumarmi melakukan pengukuran tekanan darah, dan hasilnya dicatat oleh bidan Yudha. Sementara itu, Nimas bertugas melakukan pendaftaran untuk menuju ke meja pemeriksaan berikutnya.

Suasana skrining PTM yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kepanjen yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kelurahan dan kader kesehatan

Meja selanjutnya adalah meja pemeriksaan laborat. Meja ini diperkuat oleh 3 tenaga kesehatan (nakes) dari Laborat Puskesmas Kepanjen, yaitu Yogi Agung Hermawan, A.Md.Kes., Awang Endro Utomo, A.Md.Kep., dan Dani Rahardi S., A.Md.Kep.

Ketiga nakes laborat itu, melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dan gula darah puasa (GDP). Hasilnya ini langsung terlihat atau jadi. Sedangkan, untuk pemeriksaan kolesterol, asam urat, HDL (High Density Lipoprotein/kolesterol baik), LDL (Low-Density Lipoprotein/kolesterol jahat), dan Trigliserida (jenis lemak yang mengalir dalam darah).

Selain ketiga nakes laborat, di meja tersebut terdapat kader Agustin Shintowati yang membantu konfirmasi form sebelum diambil darahnya, perawat Nurul Mashfiyah, A.Md.Kep yang menjadi nara hubung form skrining dari meja tersebut kepada dokter, dan Nidya Rosalin, S.Kep. Ners dari Puskesmas Kepanjen yang bertugas membantu menyiapkan ubarampe dalam pemeriksaan darah, seperti Vaccum Blood Collection Tube OneMed, Disposable Syringe With Needle 3 ml, dan tourniquet (pembendung pembuluh darah).

Staf Laborat Puskesmas Kepanjen lakukan phlebotomy

Pemeriksaan darah yang telah dimasukkan dalam tabung kecil itu akan dilakukan di Laborat Puskesmas Kepanjen. Mulai tahun ini, Puskesmas Kepanjen telah memiliki 3 laborat, sehingga pemeriksaan darah menjadi lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya.

Usai warga mengikuti phlebotomy dari nakes Laborat, maka ia akan disarankan untuk menuju ke meja dokter. Di meja itu terlihat ada 2 dokter fungsional dari Puskesmas Kepanjen, yaitu dr. Hadaya Trias Ramadani dan dr. Afif Bachtiar Rifa’i.

Kedua dokter tersebut akan memberikan konsultasi penyakit maupun kesehatan kepada warga, terutama bagi mereka yang mempunyai faktor risiko tinggi (highrisk), dan sekaligus akan meresepkan obat.

Warga lakukan konsultasi penyakit maupun kesehatan dengan 2 dokter fungsionalis Puskesmas Kepanjen

Obat untuk beberapa hari bisa diambil di meja samping yang dilayani oleh Marina Anjarwati, A.Md.Kep. (Pj. PTM Puskesmas Kepanjen) dan Feby Cahyaning Intanswari, S.Farm dari Farmasi Universitas Brawijaya (UB) yang sedang mengambil profesi.

Sedangkan, untuk kebutuhan obat yang sebulan penuh bagi warga akan diberikan oleh Puskesmas Kepanjen melalui kader setempat, khususnya bagi pemilik kartu BPJS dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang dialamatkan di Puskesmas Kepanjen. Sementara itu, yang non faskes Puskesmas Kepanjen disarankan untuk mengambil obatnya di faskesnya masing-masing.

Sehabis itu, warga akan mendapatkan pemberian makanan tambahan yang diberikan oleh kader Ninik Kartini yang disaksikan oleh Koordinator Kegiatan, Mamik Makrifatin, S.ST (bidan Ponkesdes Panji Husada Kepanjen).

Mahasiswi Farmasi UB yang sedang ambil profesi membantu nakes Puskesmas Kepanjen dalam memberikan obat kepada pasien highrisk

Layanan pemeriksaan skrining PTM yang dihadiri salah seorang Tim SMARThealth UB ini selesai pada pukul 11.54 WIB. Dari 150 undangan yang disebar, sebanyak 145 warga (88 puasa, dan 57 tidak puasa) berhasil menjalani pemeriksaan kesehatan, menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan metabolik lainnya.

Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi juga bentuk kepedulian bersama dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Dengan adanya skrining ini, diharapkan warga lebih memahami kondisi kesehatannya dan dapat mengambil langkah preventif lebih awal demi kualitas hidup yang lebih baik. *** [250225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 10 Februari 2025

ILP Posyandu Delima Desa Krebet: Kolaborasi Kesehatan Tangguh Meski Diterpa Hujan Lebat

Pagi yang sedikit mendung di hari Senin (10./02), depan rumah Ketua RW 06 Desa Krebet Sukur tampak ramai. Puluhan motor terpakir di sepanjang Jalan Pesantren II Dusun Blambangan RT 25 RW 06 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Ada apa ya?

Ternyata, di tempat itu, sedang berlangsung kegiatan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posyandu Delima. Masyarakat setempat terlihat antusias hadir, berbondong-bondong menuju rumah Ketua RW 06, yang menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan kesehatan tersebut.

Kader kesehatan berpose dengan nakes dan mahasiswa magang Poltekkes Malang usai ILP Posyandu Delima

Transformasi ILP berfokus untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan melakukan peningkatan dan penguatan promosi dan pencegahan bagi sasaran siklus kehidupan – mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi balita, anak pra-sekolah, usia sekolah, usia dewasa dan lansia - serta memperkuat pemantauan wilayah setempat.

Acara ILP ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Ada 5 langkah dalam alur pemeriksaannya. Langkah 1 merupakan pendaftaran. Ada 2 kader yang bertugas di langkah 1, yaitu Dalipah dan Rodiyatul Mutmainah.

Suasana kegiatan ILP Posyandu Delima di Jalan Pesantren II, Dusun Blambangan RT 25 RW 06 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Langkah 2 adalah penimbangan dan pengukuran tinggi/berat badan, lingkar perut, dan lain-lain. Di langkar 2 ini terdapat 4 orang kader yang bertugas, yakni Dwi Yayik, Fitri N.F., Sa’diyah, dan Husnul Khotimah. Dari 4 orang itu, 2 orang menangani pengukuran balita dan yang 2 orang lagi menangani remaja hingga lansia.

Langkah 3 merupakan bagian pencatatan dan pelaporan. Terlihat ada 3 kader yang bertugas, yaitu Titi Suparni, Santy Kuncara, dan Tri Diana Budi Lestari. Mereka melakukan pencatatan dan pengukuran terkait pengukuran dan pemeriksaan warga yang memeriksakan dalam ILP tersebut.

Usai melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri, bidan Ponkesdes Krebet melakukan pemeriksaan hemoglobin (HB) bagi ibu hamil

Langkah 4 adalah pelayanan kesehatan. Pada langkah ini diisi oleh tenaga kesehatan (nakes) dari Ponkesdes Krebet, yakni bidan Avanti Roslina, A.Md.Keb dan Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep, yang dibantu oleh kader kesehatan Nur Hayati dalam melakukan pengukuran tekanan darah.

Sedangkan, langkah 5 merupakan penyuluhan kesehatan dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Di bagian langkah 5 ini terlihat ada 1 kader kesehatan yang bertugas, yaitu Siti Khodijah. Selain itu, ia juga tampak membantu nakes dalam memberikan vitamin A ke beberapa balita. Sementara itu, kader yang turun ke bawah atau akrab dengan sebutan turba itu adalah Siti Holila dan Mutjayanah.

Perawat Ponkesdes Krebet memberikan layanan kesehatan kepada para lansia

Saat kegiatan, cuaca yang tidak bersahabat menyebabkan jalannya kegiatan sempat terhenti beberapa menit. Hujan angin dari arah selatan menerjang meja langkah 1 dan langkah 2, sehingga kader yang ada di situ harus menyingkir dari terpaan hujan lebat yang disertai dengan angin.

Meskipun cuaca yang kurang mendukung, dengan hujan deras disertai angin kencang, para kader posyandu tetap menunjukkan semangat dan dedikasi yang luar biasa dalam melayani masyarakat. Begitu cuaca mulai mereda, kegiatan pun kembali berjalan lancar, dengan para kader melayani warga dengan penuh perhatian.

Kader membantu memberikan vitamin kepada balita

Tak hanya pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini juga menyediakan arena bermain untuk balita yang sedang antre atau menunggu ibunya yang turut serta diperiksa. Layanan yang menyatukan berbagai elemen kesehatan ini memberikan kesempatan bagi warga untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan, dari anak balita hingga ibu hamil hingga lansia. 

Kolaborasi antara kader kesehatan, nakes, dan mahasiswi magang dari Poltekkes Malang semakin memperkuat semangat bersama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun cuaca pagi itu sedikit mendung, semangat untuk sehat tidak pernah luntur di Posyandu Delima.

Arena bermain anak dalam ILP Posyandu Delima Desa Krebet

Hingga pukul 12.00 WIB, dari jumlah sasaran balita di Posyandu Delima sebanyak 114 anak tersebut berhasil dilakukan pemeriksaan terhada 102 anak. Sedangkan, pada lansia, dari target 25 orang berhasil diskrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) sebanyak 20 orang.

Usai rekapitulasi, semua yang bertugas melakukan makan bersama dengan 9 mahasiswi Poltekkes Malang yang turut memantu dalam kegiatan ILP ini. Tak lupa, salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) turut diajak mencicipi tahu telor yang pedas.

Acara kegiatan berakhir dan ditutup dengan melakukan foto bersama antara kader kesehatan, nakes, dan mahasiswa magang Poltekkes Malang. *** [100225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 05 Februari 2025

ILP Posyandu Dusun Niwen di Pendopo Balai Desa Sidorahayu: Kolaborasi Elok Layanan Kesehatan untuk Masyarakat

Rabu (05/02) pagi ini, Desa Sidorahayu disambut oleh keindahan latar belakang Gunung Kawi yang megah menjulang dan hiruk-pikuk pasar tumpah di sepanjang Jalan Kresna, memberikan suasana dinamis bagi warga yang datang untuk memeriksakan kesehatan Integrasi Layanan Primer (ILP) Posyandu Dusun Niwen.

“Dulu bernama Posyandu Nusa Indah. Namun sejak ILP, namanya memakai nama dusun sesuai aturan dari Kemenkes. Nusa Indah dihilangkan, dan diganti dengan nama dusunnya,” jelas perawat Desa Sidorahayu Dimas Kurniawan, A.Md.Kep.

Penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita di langkah 2 yang bersanding dengan petugas langkah 3

Kegiatan ini bukan sekadar layanan kesehatan biasa, melainkan wujud dari kolaborasi luar biasa antara berbagai pihak yang berperan aktif dalam memastikan kesehatan masyarakat terjaga dengan baik.

Integrasi Layanan Primer (ILP) diadakan di Pendopo Balai Desa Sidorahayu yang beralamatkan di Jalan Kresna No. 1 Dusun Niwen RT 12 RW 03 Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, melibatkan tenaga kesehatan (nakes) desa (bidan dan perawat), dokter muda (Stevens dan Jennifer) dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), kader balita, kader lansia, serta mahasiswa KKN dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang dan Universitas Merdeka (Unmer) Malang. 

Pencatatan dan pelaporan

Tak hanya itu, Poltekkes Malang yang memiliki jurusan rekam medik juga turut berperan dalam memberikan layanan pemeriksaan. Kehadiran personil dari Puskesmas Wagir seperti Pj Gizi (Fitri Al Maidah, S.Gz), Pj Promkes (Indah, N.P, SKM), dan Pj Farmasi (Apt. Yuristia) dari Puskesmas Wagir, serta Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), semakin menguatkan keberhasilan kegiatan ini.

ILP kali ini bertujuan untuk memberikan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat, termasuk balita, usia produktif, dan lansia. Dengan melibatkan berbagai elemen, kegiatan ini tidak hanya menekankan pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga pada edukasi kesehatan yang berbasis pada data kesehatan yang terkumpul dari berbagai pihak.

Langkah 4 yang dipandu oleh dokter muda dari FKUB

Kehadiran para mahasiswa KKN juga membawa nuansa semangat baru dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa, melalui pelatihan dan pendampingan langsung kepada warga dalam menjaga pola hidup sehat.

Acara ILP Posyandu Dusun Niwen ini dimulai pada pukul 08.30 WIB. Ada 5 langkah pemeriksaan dalam kegiatan ILP yang diselenggarakan di Pendopo Balai Desa Sidorahayu ini, yakni 1). Pendaftaraan, 2). Penimbangan dan Pengukuran, 3). Pencatatan dan Pelaporan, 4). Pelayanan Kesehatan oleh Nakes, dan 5). Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Langkah 4 yang ditangani oleh bidan Desa Sidorahayu

Pada langkah pertama, warga yang hadir melakukan pendaftaran di meja pendaftaran. Ada 3 kader petugas – Aria Sri Wahyuni, Titin Setyowati, Vinda S. - yang bertugas mencatat data pribadi dan informasi dasar mengenai kondisi kesehatan peserta.

Setelah pendaftaran, peserta melanjutkan ke tahap penimbangan dan pengukuran. Petugas – Elly Listioutami, Evi Yuliani, Sri Marianah, Sri Rusiyanti, Ventina Tri - akan mengukur tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan untuk memperoleh data kesehatan fisik yang diperlukan.

Langkah 4 yang dihandle perawat Desa Sidorahayu

Hasil dari penimbangan dan pengukuran akan dicatat dan dilaporkan dalam sistem kesehatan. Petugas yang di langkah 3 ini adalah Sukesi. Data ini penting untuk memantau kondisi kesehatan individu dan sebagai bahan evaluasi untuk pelayanan di masa depan.

Usai langkah 3, peserta akan melanjutkan ke langkah 4. Pada tahap ini, peserta akan menerima pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terlibat, seperti pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan keluhan atau kebutuhan kesehatan. Hal ini bisa berupa konsultasi dengan dokter, pemeriksaan gizi, atau pelayanan kesehatan lainnya.

Mahasiswa Poltekkes Malang bantu penyuluhan dan edukasi kepada warga

Bidan Okta Wiyanti Prastika, A.Md.Keb. berfokus pada layanan pemeriksaan terkait balita, ibu hamil, ibu pasca persalinan, imunisasi, dan lain-lainnya. Sedangkan, perawat Dimar Kurniawan berkutat pada layanan pemeriksaan dan konsultasi bagi peserta usia produktif maupun lansia. Sementara itu, dokter muda FKUB yang magang di Puskesmas Wagir membantu pemeriksaan kepada warga yang mempunyai faktor risiko diabetes mellitus.

Selesai langkah 4, peserta akan mendapatkan penyuluhan dari petugas – Mislikah, Sri Hartatik, Warsini - mengenai pola hidup sehat, pola asuh bayi, dan pencegahan penyakit. Selain itu, warga juga akan diberikan makanan tambahan yang mendukung peningkatan gizi, terutama untuk balita dan lansia.

Penyuluhan dan PMT dalam ILP Posyandu Dusun Niwen, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang

Dengan alur-alur ini, ILP berfokus pada pemantauan kesehatan yang komprehensif, mulai dari pemeriksaan fisik hingga edukasi untuk mendukung gaya hidup sehat di masyarakat.

Hingga pukul 11.08 WIB, saat dilakukan rekapitulasi oleh petugas pencatat dan pelaporan, Tim SMARThealth UB mencatat kehadiran sasaran balita sebanyak 120 yang diperiksa. Dua orang kehadiran sasaran ibu hamil. Tiga orang kehadiran sasaran anak usia prasekolah. Satu orang kehadiran sasaran remaja, dan 45 orang kehadiran sasaran usia dewasa dan lansia. Totalnya ada 171 orang yang berhasil diskrining dalam pemeriksaan di ILP Posyandu Dusun Niwen.

Melalui kegiatan ILP yang melibatkan sinergi berbagai elemen ini, diharapkan dapat tercipta sebuah model layanan kesehatan yang lebih terintegrasi, menjangkau setiap lapisan masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Sidorahayu, terutama dalam hal kesehatan preventif dan promotif. *** [050225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 15 Januari 2025

ILP di Posyandu Durian 08 Desa Karangduren

Bermula dari koordinasi dengan kader yang akan turun lapangan untuk skrining tekanan darah  ke rumah pasien hipertensi SMARThealth, malah menjumpai giat Integrasi Layanan Primer (ILP) di rumah kader SMARThealth Desa Karangduren Rizka Febri Saputri.

Sehingga, salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) pun mengikuti prosesi giat ILP sebagai bagian dari supervisi SMARThealth. Giat ILP itu diadakan di Posyandu Durian 08 Desa Karangduren yang menempati rumah kader Rizka yang berada di Jalan Raya Segenggeng, Dusun Karangduren RT 04 RW 02 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Lokasinya berada di garasi Toko Mariono, yang bersebelahan dengan Agen LPG 3 Kg PT Tangguh Citra Pratama, atau depan Cluster Maharani.

Tim SMARThealth UB diajak foto bersama bidan, perawat, dan kader kesehatan Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang

ILP, menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2015 Tahun 2023, merupakan sebuah upaya untuk menata dan mengoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus bagi perseorangan, keluarga, dan masyarakat. ILP dilaksanakan sepanjang proses, mulai dari janin, lahir, remaja, dewasa, dan tua.

ILP bertujuan untuk mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif pada setiap fase kehidupan secara komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat.

Banyak warga yang mengantre di meja pendaftaran

Acara giat ILP ini dimulai pada pukul 08.30 WIB. Dua belas orang kader kesehatan Desa Karangduren yang penuh semangat, mengatur tempat sedemikian rupa untuk memberikan layanan pemeriksaan kepada warga dari semua siklus kehidupan.

Tranformasi pelayanan kesehatan di posyandu saat ini fokus pada 5 langkah, yaitu pendaftaran, penimbangan dan pengukuran, pencatatan dan pemeriksaan, pelayanan kesehatam dan penyuluhan, serta validasi dan sinkronisasi data hasil pelayanan.

Suasana meja pencatatan dan pemeriksaan berkas

Meja langkah 1 untuk pendaftaran warga yang hadir dalam ILP ini dilayani oleh 2 orang kader yakni Pitnawati dan Ria Zenita. Meja 2 untuk layanan penimbangan dan pengukuran diisi oleh 3 orang kader, yaitu Sunarmi Ningsih, Suliana, dan Andi Nurul. 

Meja 3 untuk pencatatan dan pemeriksaan, seperti memasukkan ke register, buku pink, dan sebagainya. Di meja 3 ini terlihat 3 orang kader yang bertugas, yakni Yayuk Sutiari, Sulistiani, dan Hariyati.

Kader SMARThealth Desa Karangduren bantu nakes periksa gula darah

Meja 4 untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan. Di meja 4 ini terlihat ada 2 orang tenaga kesehatan (nakes) Desa Karangduren, yaitu Bidan Lusi Eko Safitri, S.Tr.Keb., dan Perawat Siti Khomariyah, A.Md.Keb, serta dibantu oleh seorang kader SMARThealth Rizki Febri Saputri yang membantu nakes dalam melakukan pemeriksaan kadar gula darah.

Sementara itu, pada meja 5 pada giat ILP di Posyandu 08 Desa Karangduren dimanfaatkan untuk meja pemberian makanan tambahan (PMT), mengingat validasi dan sinkronisasi sudah bisa dilakukan di meja pencatatan dan pemeriksaan berkas.

Perawat Desa Karangduren lakukan penyuluhan dan pemberian obat kepada pasien lansia yang hadir periksa dalam giat ILP Posyandu 08 

Pada Rabu (15/01) ini, Posyandu 08 Desa Karangduren menjadi saksi meriahnya kegiatan ILP yang diadakan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang melibatkan berbagai layanan kesehatan ini sukses menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam semangat kebersamaan. 

Dari pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi (PCV3, DPT4, DPT3, IPV 1, dan IPV 2) hingga penyuluhan kesehatan maupun gizi, semua dilaksanakan dengan penuh antusiasme oleh warga desa. Keberhasilan acara ini tidak hanya memperkuat akses layanan kesehatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh, baik bagi individu maupun keluarga.

Bidan Desa Karangduren lakukan imunisasi pada balita dalam giat ILP Posyandu 08

Hingga selesai pada pukul 11.30 WIB, giat ILP Posyandu 08 Desa Karangduren yang membawahi 4 RT di lingkungan RW 02 ini berhasil memberikan layanan pemeriksaan terhadap 40 balita, 52 orang usia produktif (Posbindu), dan 10 orang lansia serta 3 orang meneteki.

Usai layanan, Tim SMARThealth UB diajak foto bersama dengan nakes dan semua kader kesehatan yang bertugas dalam ILP. Setelah itu, menyempatkan diri menyosialisasikan kepada nakes tentang pemasangan alat kualitas udara di 5 rumah di Desa Karangduren, dan sekaligus koordinasi dengan nakes perihal akan turun lapangan 5 orang kader yang telah mengikuti workshop penyegaran pengukuran tekanan darah bagi kader SMARThealth beberapa waktu yang lalu di Gedung Serbaguna Balai Desa Karangduren. *** [150125]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 05 Desember 2024

Briefing Enumerator ISPF di Ruang Kuliah Amphitheater Jurusan Farmasi FKUB

Briefing enumerator ISPF di Ruang Kuliah Amphitheater Jurusan Farmasi FKUB

Lima enumerator – Slamet Hariono, Elmi Kamilah, Arief Budi Santoso, Suhariadi, dan saya – berkumpul di Ruang Kuliah Amphitheater Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) untuk melakukan briefing enumerator bersama apt. Favian Rafif Firdaus, S.Farm., M.Farm, supervisor penelitian “Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi” pada Rabu (04/11) siang.

Penelitian ini dibiayai oleh International Science Partnerships Fund (ISPF) of the British Council. Oleh karena itu untuk memudahkan penyebutan agar tidak terlalu panjang, enumerator dalam penelitian ini disebut dengan enumerator ISPF.

Penelitian ISPF ini berencana akan mengunjungi ulang (tracking) responden yang terindikasi hipertensi dalam penelitian SMARThealth Extend sebelumnya di 4 desa/kelurahan intervensi, yaitu Sidorahayu (Wagir), Karangduren (Pakisaji), Kepanjen (Kepanjen), dan Sepanjang (Gondanglegi).

Briefing enumerator ISPF sebelum turun lapangan sangat penting untuk memastikan keberhasilan suatu survei atau pengumpulan data. Briefing enumerator ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman antara enumerator tentang tujuan survey, metode pengumpulan data, dan prosedur yang harus diikuti.

Briefing tersebut juga memberikan kesempatan untuk menjelaskan dengan rinci prosedur pengumpulan data, seperti cara melaksanakan wawancara, mencatat jawaban, atau menggunakan perangkat seperti formulir survei atau aplikasi. Teknik ini perlu dipahami agar data yang dikumpulkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Enumerator di lapangan nantinya akan sering berinteraksi langsung dengan responden. Briefing memberikan kesempatan untuk menekankan pentingnya menjaga etika dalam wawancara, menghormati privasi responden, dan menjelaskan kebijakan kerahasiaan data. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan responden dan menghindari potensi masalah hukum atau etis.

Enumerator perlu mengetahui target survei dan batasan waktu yang ada. Briefing membantu memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang jumlah sampel yang harus dicapai, lokasi yang harus dijangkau, serta jadwal yang harus diikuti. Ini mencegah keterlambatan atau ketidakefisienan dalam proses pengumpulan data.

Di lapangan, enumerator mungkin menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga. Briefing memungkinkan supervisor untuk memberikan arahan tentang bagaimana cara menangani masalah yang mungkin timbul, seperti responden yang enggan memberi jawaban, kesulitan teknis, atau gangguan lainnya. Dengan kesiapan mental dan pengetahuan tentang langkah-langkah yang perlu diambil, enumerator dapat lebih mudah menyelesaikan tantangan tersebut.

Briefing juga penting untuk mengidentifikasi potensi risiko atau bahaya yang mungkin dihadapi oleh enumerator di lapangan, seperti masalah keamanan atau cuaca buruk. Briefing dapat mencakup saran tentang bagaimana melindungi diri mereka serta memberikan kontak darurat atau prosedur keselamatan.

Dalam briefing, enumerator dapat diberikan alat bantu yang diperlukan untuk pengumpulan data, seperti ATK, formulir survei, peta lokasi, serta jas hujan mengingat saat ini sedang musim hujan. Briefing memastikan bahwa enumerator sudah dilengkapi dengan sumber daya yang tepat.

Briefing memberikan kesempatan untuk memotivasi enumerator dengan menjelaskan pentingnya pekerjaan mereka dalam pengumpulan data yang berkualitas untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Memiliki pemahaman yang jelas tentang peran mereka dapat meningkatkan semangat kerja dan akurasi data yang dikumpulkan.

Briefing juga memberi kesempatan untuk memastikan bahwa enumerator memahami instruksi dengan baik dan siap menjalankan tugas mereka. Hal ini juga menjadi ajang untuk mengecek kesiapan mental, fisik, dan teknis enumerator sebelum turun ke lapangan.

Briefing memperkuat komunikasi antar anggota tim, sehingga enumerator merasa lebih terhubung dan memiliki saluran komunikasi yang jelas untuk melaporkan masalah atau mendapatkan bantuan jika diperlukan. Ini juga memungkinkan adanya koordinasi yang lebih baik selama pelaksanaan survei.

Dikutip dari laman The World Bank, briefing enumerator yang di dalamnya juga terdapat pelatihan materi kuesioner merupakan bagian bagian yang sangat penting dari pengumpulan data primer, dan harus direncanakan terlebih dahulu. 

Briefing ini merupakan upaya bersama antara supervisor lapangan, peneliti, dan enumerator. Tim peneliti harus menyiapkan dan menyetujui buku pedoman enumerator (atau buku pedoman lapangan). Buku pedoman enumerator berfungsi sebagai dasar untuk konten pelatihan, dan membantu menyelenggarakan pelatihan.

Jadi, briefing enumerator dengan supervisor lapangan yang mewakili Tim Peneliti sebelum turun lapangan adalah langkah yang sangat penting untuk menjamin kualitas data yang diperoleh dan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan survei. Dengan persiapan yang matang, risiko kesalahan dan ketidakakuratan dalam pengumpulan data dapat diminimalkan, dan enumerator dapat melaksanakan tugasnya dengan percaya diri dan efektif. *** [051224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 05 November 2024

Briefing Turlap Enumerator di EA SMARThealth

Before beginning, plan carefully.” — Marcus Tullius Cicero

Hari ini, Senin (04/11), lima enumerator berkumpul di Sekretariat SMARThealth yang beralamatkan di Jalan Sidoluhur No. 59B Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada pukul 08.46 WIB.

Mereka bertemu di Sekret untuk menindaklanjuti pertemuan dengan peneliti secara Zoom pada Sabtu (26/10), dalam rencana pengumpulan data pada penelitian "Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi."

Kelima enumerator ini telah malang melintang dalam sejumlah penelitian besar kolaborasi dengan lembaga internasional yang pernah ada di Indonesia, seperti Indonesia Family Life Survey (IFLS), The Work and Iron Status Evaluation (WISE), The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR), dan SMARThealth Extend.

Pertemuan kali ini, membahas rencana turun lapangan Tim Enumerator ke 4 desa/kelurahan intervensi SMARThealth, yaitu Sidorahayu, Karangduren, Kepanjen, dan Sepanjang. Saya yang kebetulan mendampingi SMARThealth hingga saat ini mengadakan briefing dengan teman-teman enumerator yang lainnya.

Dalam briefing tersebut, saya memberikan alur turun lapangan. Mulai dari kelengkapan surat yang harus dipegang oleh seorang enumerator, lalu kulo nuwun dengan perangkat desa. Kemudian saya memandunya dengan menghubungi perawat desa untuk membantu Tim Enumerator yang bakal turun lapangan. 

Briefing persiapan turun lapangan di 4 EA SMARThealth

Langkah-langkah tersebut tidak lain agar memudahkan Tim Enumerator dalam mengumpulkan data lapangan nantinya. Dan, yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan data ini merupakan kunjungan ulang, atau yang dalam bahasa enumerator di lapangan adalah tracking

Tracking sedikit berbeda dengan pengumpulan data awal pada saat SMARThealth dimulai. Dulu, begitu masuk desa, enumerator bisa leluasa mengunjungi rumah responden. Asalkan ada warga yang berumur 40 tahun ke atas, langsung bisa diwawancarai.

Namun kali ini, dalam tracking kali ini, enumerator harus melakukan validasi terlebih dahulu dengan bantuan kader SMARThealth, dan kemudian baru melacaknya. Jadi, pasien hipertensi yang menjadi target sasaran bisa saja berpencar-berpencar.

Karena bagaimana pun dalam tracking itu, diperlukan strategi sendiri. Mungkin di antara Tim Enumerator dulu pernah ada yang mewawancarai, tapi dalam tracking ini belum tentu hafal semua yang dikunjungi.

Dalam hal ini, sebagian saya sudah mengkondisikan dengan kader SMARThealth untuk membantunya bila dalam tracking nanti, Tim Enumerator mengalami kesulitan untuk menemukannya.

Oleh karena itu, dalam briefing sesama enumerator ini sesungguhnya agar perencanaan turun lapangan ini bisa berjalan sesuai yang ditargetkan atau diharapkan oleh peneliti yang telah mendesain penelitian ini.

Tim Enumerator Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi

Situasi ini seperti apa yang digambarkan oleh Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), seorang negarawan, orator, pengacara, dan filsuf Romawi, dalam ujarannya “Before beginning, plan carefully” (Sebelum memulai, rencanakan dengan matang).

Kutipan (quote) Cicero ini menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum mengerjakan tugas atau proyek apa pun. Prinsip ini berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam usaha pribadi, proyek profesional, atau bahkan inisiatif sosial yang lebih besar.

Tak terkecuali dalam bidang penelitian. Pengurusan perizinan dan pengenalan medan atau karakteristik komunitas merupakan hal baku bagi enumerator sebelum memasuki enumeration area (EA) atau wilayah pencacahan (wilcah).

Setelah itu, bagaimana melakukan verifikasi keberadaan target sasaran respondennya. Mengingat penelitian ini merupakan tracking sehingga Tim Enumerator harus melakukan verifikasi datanya terlebih dahulu guna validasi. Apakah responden itu masih tinggal di desa itu atau sudah meninggal atau yang lainnya.

Proses ini tentunya memerlukan waktu tersendiri guna melakukan validasi. Karena enumerator harus mengetahui keberadaannya dari target sasaran respondennya. *** [051124

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 18 Oktober 2024

Pengurusan Izin Penelitian Skrining Polimorfisme

Mengurus surat izin penelitian di Bakesbangpol Kab. Malang

Selesai mengikuti Indonesia in-Country Meeting (ICM) dari tanggal 30 September hingga 5 Oktober 2024, hari Senin (07/10) mulai dilakukan pengurusan surat izin penelitian bertajuk Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi.

Penelitian ini dilakukan oleh tenaga pendidik di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), yang menurut proposalnya dibiayai oleh International Science Partnership Fund (ISPF) of the British Council.

Selaku peneliti dalam Bidang Pengawas Data Lapangan dan Supervisor SMARThealth, saya mendapat amanah untuk mengurus surat izin penelitian, yakni di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang.

Mula-mula saya mengurusnya di Dinkes Kabupaten Malang pada Senin (07/10), karena setiap penelitian kesehatan biasanya bermuara di instansi tersebut. Surat pemohonan izin penelitian bernomor 03769/UN10.f0701/B/PT/2024 tertanggal 20 September yang ditandatangani Dekan FKUB itu, saya antar ke bagian resepsionis Dinkes yang berada di Gedung Hippocrates untuk segera diproses.

Kemudian mulai esok harinya, saya senantiasa berkomunikasi dengan staf Dinkes yang mengurusi surat izin penelitian yang masuk ke instansi tersebut. Saya mengikuti perjalanan disposisi bagi keluarnya surat rekomendasi penelitian dari Dinkes, dan pada Kamis (17/10) surat rekomendasi itu sudah keluar.

Begitu diterima, saya langsung print Surat Keterangan Kesediaan dari Dinkes bernomor 400.7/6036/35.07.302/2024, karena hanya diberi satu lembar berkas saja. Sedangkan, yang aslinya akan segera untuk mengurus surat izin penelitian ke Bakesbangpol dengan melampirkan surat dari Dinkes tersebut. Memang begitu syaratnya!

Pengurusan ke Bakesbangpol di siang hari usai print, dan langsung diterima di staf yang memproses surat perizinan penelitian di lantai 7 Gedung Kantor Bupati Malang yang beralamatkan di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Biasanya mengurus di Bakesbangpol cepat, namun karena pimpinannya sedang dinas luar (DL) maka saya diminta untuk datang lagi pada hari Jumat (18/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Sesuai arahannya, keesokan harinya, saya pun kembali ke Bakesbangpol, dan benar adanya surat keterangan bernomor 072/1118/35.07.406/2024 tertanggal 18 Oktober 2024 telah dikeluarkan oleh Bakesbangpol untuk memberikan izin penelitian yang diketuai oleh apt. Efta Triastuti, S.Si., M.Farm.Klin., Ph.D beserta peneliti anggotanya.

Sebelum distempel, saya disuruh staf Bakesbangpol untuk memfotokopi sebanyak masing-masing 8 lembar untuk tembusan kepada Dinkes, Puskesmas Wagir, Puskesmas Pakisasji, Puskesmas Kepanjen, Puskesmas Gondanglegi, dan dekan FKUB beserta pertinggal.

Begitu selesai fotokopi, berkas-berkas itu disetempeli semua dan dimasukkan dalam amplop besar berkop Bakesbangpol untuk sejumlah tembusan. Namun karena menjelang Jumatan, dan kala itu mendapat pesan whatsapp dari Kantor Camat Pagak perihal FGD NIHR di Kecamatan Pagak yang bakal digelar pada Kamis (24/10), saya tidak bisa mengedarkan tembusan ke puskesmas-puskesmas pada hari itu juga.

Dengan mendapatkan surat izin penelitian dari Bakesbangpol itu, diharapkan Tim Penelitian segera bisa mengagendakan untuk melakukan penelitian di empat desa SMARThealth yang bakal menjadi lokasi penelitiannnya, yaitu Desa Sidorahayu (Wagir), Desa Karangduren (Pakisaji), Kelurahan Kepanjen (Kepanjen), dan Desa Sepanjang (Gondanglegi). *** [181024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 12 Oktober 2024

SMARThealth Bergaung Dalam Rakor dan Evaluasi Kesehatan Di Kabupaten Situbondo

Sepucuk surat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo Nomor 400.7/7035/431.302/2024 tertanggal 30 September 2024 ditujukan kepada Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang perihal permohonan narasumber yang membidangi program P2PTM dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo di Zam-Zam Hotel & Convention yang beralamatkan di Jalan Abdul Gani Atas, RT 04 RW 10 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Kamis (03/10).

Dalam rangka penguatan pelaksanaan preventif, promotif, dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) melalui dukungan peran lintas program dan lintas sektor di Kabupaten Situbondo, Kadinkes Kabupaen Situbondo dr. Sandy Hendrayono, M.Kes mengundang narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang untuk mempresentasikan SMARThealth yang telah menjadi program inovasi di Kabupaten Malang.

Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo ini dihadiri oleh Kadinkes, Sekretaris Dinkes, 4 Kepala Bidang (Kabid) di lingkungan Dinkes Kabupaten Situbondo, Struktural di Dinkes (Kasubag), 20 Camat se-Kabupaten Situbondo, 20 Kepala Puskesmas (Kapus) yang ada di Kabupaten Situbondo, 20 Pemegang Program PTM Puskesmas, dan Lintas Sektor (BAPPEDA, Dinas Sosial, Bagor, DPMD, PKK, dan lain-lain).

Dinkes Kabupaten Situbondo meminta narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang, karena mereka ingin tahu implementasi inovasi SMARThealth di Kabupaten Malang, seperti tahapan dalam pelaksanaan inovasi SMARThealth, penggunaan aplikasi SMARThealth, aplikasi e-Puskesmas, dan peran Kecamatan maupun Desa serta isi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 31 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Posbindu SMARThealth dalam implementasi program inovasi SMARThealth itu apa?

Presentasi SMARThealth di Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Materi SMARThealth ini dipresentasikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dihadapan lintas program dan lintas sektor yang ada di Kabupaten Situbondo dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Dalam presentasi SMARThealth ini, antusias peserta Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo yang ingin tahu mengenai program inovasi SMARThealth terlihat dari munculnya sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada Paulus.

Ada 3 pertanyaan dari Kadinkes Kabupaten Situbondo tentang SMARThealth. Pertanyaan pertama terkait masalah output dan impact pelaksanaan SMARThealth selama ini. Menurut Paulus, outcome terlihat dari capaian standard pelayanan minimum yang meningkat dan pemenuhan peralatan untuk melakukan skrining faktor risiko PTM (SMARThealth Kit), dan kader kesehatan menjadi memiliki keterampilan dalam membantu tenaga kesehatan di desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM maupun membantu edukasi ringan kepada warga.

Pertanyaan kedua, “Koq kader masih semangat untuk bekerja dengan insentif kecil?”. Dalam menjawab ini, Paulus menyitir dari penelitian Understanding communitu health worker emplyoyment preferences in Malang district, Indonesia, using a discrete choice experiment (Thomas Gadsden et. al., 2022, BMJ Global Health) bahwa semangat kiprah kader kesehatan tidak hanya ditentukan oleh besaran insentifnya saja melainkan mereka merasa senang jika juga dilibatkan dalam kegiatan atau pelatihan-pelatihan yang ada. Intinya, kader kesehatan akan merasa senang bila dilibatkan dalam kegiatan. Mereka merasa diperhatikan oleh stakeholdernya.

Pertanyaan ketiga terkait aplikasi Satu Sehat yang bakal digulirkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi satu aplikasi saja. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa selama ini, Dinkes Kabupaten Malang memiliki aplikasi SMARThealth dan e-Puskesmas. Kedua aplikasi itu telah bridging sehingga data hasil skrining faktor risiko PTM yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih akan langsung masuk (bridging) ke e-Puskesmas. Sehingga, skrining di luar gedung dan skrining di dalam gedung bisa berpadu dalam e-Puskesmas. Oleh karena itu, bila nanti aplikasi Satu Sehat diterapkan, Dinkes Kabupaten Malang akan meminta kepada Kemenkes untuk memfasilitasi bridging aplikasi e-Puskesmas ke dalam aplikasi Satu Sehat, seperti yang telah dilakukan antara aplikasi SMARThealth dengan aplikasi e-Puskesmas.

Sekda Kabupaten Situbondo menyerahkan ucapan terima kasih kepada Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Kabupaten Malang yang telah menjadi narasumber perihal SMARThealth di  Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Selain pertanyaan datang dari Kadinkes Kabupaten Situbondo, juga terlontar sejumlah pertanyaan dari sejumlah Camat yang hadir dalam Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo.

Di antaranya Camat bertanya tentang insentif kader kesehatan dan pelaksanaannya. Hal ini dijawab Paulus, bahwa di insentif kader kesehatan di Kabupaten Malang sebesar Rp 600 ribu, lebih tinggi Rp 100 ribu dari Kabupaten Situbondo.

Pelaksanaannya, kata Paulus, mengacu pada Surat Keputusan (SK) Bupati Malang tentang data base kader yang menerima insentif. Terus kader kesehatan yang belum masuk dalam data base tapi aktif dalam kegiatan skrining faktor risiko PTM akan dialokasikan dari dana desa sesuai dengan kemampuan desa masing-masing.

Lalu, pada pertanyaan Camat mengenai apakah ada hubungan Pilkades dengan kinerja kader. Karena menurut salah seorang Camat, di Situbondo ada desa yang mengganti kadernya tidak sepaham dengan yang baru jika terpilih nantinya.

Paulus pun menjawab, bahwa sepemahaman narasumber di Kabupaten Malang, hal tersebut tidak terjadi. Karena semua hal yang menyangkut kader kesehatan diadministrasikan dalam data base yang dipayungi oleh SK Bupati Malang. *** [121024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 10 September 2024

Giat Posyandu Delima Desa Krebet Berlangsung Di Rumah Ketua RW 06

Sambil menanti waktu janjian bersua dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa Krebet, fasilitator NIHR dan salah seorang peneliti dalam Theme 3: People empowerment and community diajak oleh perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep. untuk melihat giat Posyandu Delima yang diadakan di rumah Ketua RW 06 Syukur yang beralamatkan di Jalan Pesantren 2 Dusun Blambangan RT 25 RW 06 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Senin (09/09).

Hari itu, kebetulan bersamaan dengan jadwal giat Posyandu Delima yang harus dihadiri oleh perawat maupun bidan Desa Krebet. Perjalanan dari Ponkesdes Krebet, tempat awal bertemu dengan perawat Ilham, tak jauh. Tak sampai lima menit sudah sampai lokasi giat Posyandu Delima.

Posyandu Delima Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Begitu tiba di lokasi sekitar pukul 09.17 WIB, suasana sudah terlihat kemeriahannya. Warga sudah ada yang berdatangan untuk mengikuti giat tersebut. Pintu pagar masuk, juga terlihat salesgirl SUN, sebuah perusahaan makanan untuk balita dengan warna kaos merah, yang senantiasa menyapa yang hadir dalam giat tersebut.

Giat Posyandu Delima ini merupakan giat Posyandu Integrasi Layanan Primer (Posyandu ILP). ILP ini bertujuan untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat, melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. ILP ini berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, seperti Posyandu Balita, Posbindu, dan Posyandu Lansia lebur dalam giat Posyandu Delima.

Bidan Desa Krebet berikan konsultasi bagi ibu hamil atau pasca melahirkan

Ada 11 kader kesehatan yang bertugas dalam ILP tersebut, dengan rincian yang bertugas di Posyandu Balita terdapat 4 orang (Titi Suparni, Halimatus Sa’diyah, Tria Diana Budi, Santy Kuncara); di Usia Produktif (Posbindu) ada 4 orang (Siti Khodijah, Erlinawati, Evi Mauliatus, Rosadah); dan di Posyandu Lansia ada 3 orang (Nurhayati, Dwi Yayik, Dalipah).

Pada Posyandu Balita dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pengukuran lingkar kepala serta pemberian makanan tambahan (PMT). Selain itu, juga terlihat ada konsultasi bagi ibu hamil atau pasca melahirkan oleh bidan Desa Krebet Avanti Roslina, A.Md.Keb.

Suasana giat Posyandu Delima Desa Krebet

Kemudian dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia, layanan sama yakni skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM), yang membedakan hanya umurnya saja. Posbindu berfokus pada warga usia produktif (15 tahun hingga 59 tahun), sedangkan Posyandu Lansia menangani usia 60 tahun ke atas.

Jadi dalam giat tersebut, Posyandu Balita dihandle oleh bidan desa Krebet beserta kader Posyandu Balita. Sedangkan, dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia digawangi oleh perawat Desa Krebet yang dibantu dua orang mahasiswi magang dari Politeknik Kesehatan Wira Husada Nusantara Malang, yakni Yutri K. Ata Kayi dan Grasiela Mathilda Wosa, serta dibantu oleh kader Posbindu dan Posyandu Lansia.

Perawat Desa Krebet sedang berikan konsultasi kesehatan kepada lansia

Dalam giat Posbindu dan Posyandu Lansia itu, warga akan diberikan layanan pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah serta konsultasi kesehatan. Bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko PTM tinggi (highrisk), mereka akan diberikan obat untuk kebetuhan dalam beberapa hari.

Dari laporan Tim Monitoring atau yang terkenal dengan sebutan Turba PKK yang dibuat oleh Mega Crystina dan Siti Khoiriyah, diketahui bahwa target jumlah sasaran di pos tersebut: Balita sebanyak 106 yang hadir ada 45 balita. Sementara itu, dari jumlah sasaran lansia di Posyandu Delima sebanyak 25 orang, kebetulan bisa hadir semua.

Sekitar 1 jam, fasilitator NIHR dan seorang peneliti Theme 3 menyaksikan jalannya giat di Posyandu Delima, kemudian diajak perawat Ilham menuju ke Balai Desa Krebet untuk bertemu dengan Kepala Desa Drs. H. Nurkholis, M.Si dan Sekretaris Desa (Sekdes) Puguh Eka Saputra guna membahas agenda penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) yang dilaksanakan di Desa Krebet. *** [100924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 27 Februari 2023

Pertemuan Linsek Tahun 2023 di Aula Puskesmas Pakis

Gempita pertemuan lintas sektor (linsek) dalam bentuk lokakarya mini (lokmin) mulai terasa sejak Camat Pakis dan Plt. Kepala Puskesmas (Kapus) Pakis mememasuki Aula Puskesmas yang berada di lantai 2 Gedung Puskesmas Pakis yang beralamatkan di Jalan Raya Pakiskembar No. 70, Dusun Krajan Timur RT 02 RW 03 Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Senin (27/02/2023).

Kedua srikandi itu akan memandu jalannya pertemuan linsek yang dihadiri Muspika Pakis (Camat, Koramil, Polsek), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, KUA Pakis, Korwil Disdik Pakis, sejumlah kader, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 15 Kepala Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis, meliputi: Sekarpuro, Ampeldento, Sumberkradenan, Kedungrejo, Banjarejo, Pucangsongo, Sukoanyar, Sumberpasir, Pakiskembar, Pakisjajar, Bunut Wetan, Asrikaton, Saptorenggo, Mangliawan, dan Tirtomoyo.

Pertemuan linsek ini merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Acara pertemuan linsek dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Khusnul Khotimah, A.Md.Keb, seorang bendahara Puskesmas Pakis, mengawali penyambutan tamu dengan ucapan selamat datang dan kemudian membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Sambutan Camat Pakis dalam pertemuan linsek di Aula Puskesmas Pakis

Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh layar monitor yang menampilkan video lagu Indonesia Raya berikut teksnya dan lambaian bendera merah putih.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya diisi dengan sambutan Camat Pakis Prasetiya Yunika AP, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya, Camat Yunika mengatakan bahwa inti dari pertemuan ini selain advokasi SMARThealth juga melakukan evaluasi target sasaran yang telah dicapai dan yang akan dicapai.

Selain menyinggung masalah reproduksi wanita yang menikah dini, Camat Yunika memfokuskan kepada permasalahan stunting, ODF, dan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah Kecamatan Pakis. Ketiga hal ini menjadi prioritas yang harus dikedepankan lebih dahulu.

Pukul 10.05 WIB, acara disambung dengan sambutan dari Plt. Kapus Pakis dr. Wiwit Wijayanti. Sejak Kapus yang lama menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Wiwit merangkap jabatan sebagai Kapus Poncokusumo, dan Plt. Kapus Pakis.

Peserta pertemuan linsek mendengarkan Capaian SPM 2022 Puskesmas Pakis

Pada kesempatan ini, dr. Wiwit menjelaskan bahwa pertemuan linsek ini merupakan program rutin, dan merupakan pertemuan linsek pertama di tahun 2023 yang dilaksanakan. Pertemuan ini ingin memberikan umpan balik yang sudah dilakukan Puskesmas Pakis. Apa yang sudah terealisir dan apa saja yang belum tercapai.

“Yang tercapai sudah banyak, tapi kita akan membicarakan yang belum tercapai karena terkait lokmin ini,” tegas Kapus dr. Wiwit dihadapan peserta pertemuan linsek ini. “Yang belum tercapai harus ada dukungan linsek, seperti stunting, ODF, dan PTM. Tanpa bantuan linsek tidak mungkin akan berhasil.”

Sehabis sambutan dari Kapus Pakis, acara diselingi dengan foto bersama seluruh peserta petemuan linsek, dan setelahnya, Kapus menambahkan sedikit mengenai perubahan status Puskesmas Pakis yang telah berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Dengan menjadi BLUD, Puskesmas Pakis mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sehingga bisa menyerap keinginan masyarakat Kecamatan Pakis untuk dipenuhi dalam layanannya secara bertahap.

Peserta pertemuan linsek Puskesmas Pakis

Hanya saja untuk masalah pengobatan gratis untuk tahun ini agak susah untuk obat-obatannya. Karena Puskesmas Pakis hanya mendapat 35% bantuan obat dari Dinkes. Kalau kehabisan obat, layanan kesehatan juga akan terkendala.

Pukul 10.38 WIB, acara diisi dengan paparan materi dari Yunisworo Budhiwan, A.Md.KL, penanggung jawab UKM Puskesmas Pakis, yang membahas Capaian SPM 2022 yang terdiri dari 7 indikator pelayanan kesehatan, yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar, usia produktif, dan usia lanjut.

Selesai paparan Capaian SPM 2022, acara diisi dengan ice breaking gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terlebih dahulu. Semua peserta berdiri dan bergoyang mengikuti gerakan yang ada dalam layar monitor.

Pukul 11.01 WIB, acara diteruskan dengan paparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang mengenai Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) P2P.

Pemandangan pertemuan linsek dari sudut barat daya Aula Puskesmas Pakis

Kabid P2P menerangkan perihal seluk beluk SMARThealth. Mulai dari pilot project hingga replikasi yang direncanakan secara bertahap. Kemudian untuk road mapnya hingga regulasinya, paparan disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Memasuki diskusi, suasana pertemuan di Aula Puskesmas Pakis semakin gayeng. Camat Yunika langsung memimpin diskusi. Kendati Camatnya seorang wanita, namun pembawaannya memiliki ketegasan dan solutif, sehingga dalam komunikasi bisa berjalan dua arah.

Begitu pula dengan Plt. Kapus Pakis juga piawai dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan dari pihak desa dalam isu yang mengemuka, seperti stunting, ODF, dan PTM. Sehingga dengan dua srikandi dalam diskusi itu, peserta mendapat gambaran yang jelas terkait permasalahan yang ada di masing-masing desa tersebut. Binar-binar menghiasi wajah kepala desa dalam membubuhkan tanda tangan Komitmen Dukungan Lintas Sektor.

Menjelang acara ditutup pada pukul 13.00 WIB, staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners menambahkan perihal pelaksanaan Posbindu SMARThealth, yang menuntut kejelian kadernya dalam sebuah acara. Selain bisa nunut dalam event, seperti majelis taklim, arisan PKK, dan lain-lain, kader juga bisa menyasar target pada giat Posyandu Balita, yaitu yang mengantarkan balita. Entah itu orangtuanya atau neneknya. *** [270223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog