Tampilkan postingan dengan label Photovoice 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Photovoice 2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2024

Photovoice 2 Desa Pagak: Sharing Foto dan Bercerita

Selang 15 hari pelaksanaan photovoice yang pertama, hari Sabtu (05/10) kemarin kader kesehatan yang menjadi partisipan photovoice kembali berkumpul di Ponkesdes Pagak yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 06 RW 12 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Mereka akan mengikuti photovoice tahap 2, yakni sharing foto dan bercerita. Tahap 2 ini sebagai kelanjutan dari tahap 1. Pada tahap 1, mereka diperkenalkan oleh Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Percik yang merupakan bagian dari Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community atau yang akrab dikenal dengan sebutan Tim CEI (Community Engagement and Involvement).

Peserta photovoice 2 Desa Pagak berpose di depan Ponkesdes

Pada kegiatan photovoice 2 ini, ada 2 mobil dari Tim Penelitian NIHR yang hadir. Mobil Mitsubishi Kuda terdiri dari Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Salatiga Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si., Christina Arif T. Mumpuni, S.H., M.I.K., dan fasilitator NIHR. Sedangkan, mobil Toyota Kijang INNOVA berwarna hitam legam terdiri atas Dr. phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A. atau yang akrab dipanggil Nino (Peneliti dalam Bidang Sosiologi Lingkungan), Sekar Aqila Salsabilla, S.AP., M.AP. (mahasiswa NIHR/Peneliti Kebijakan Manajemen Sampah Plastik di Indonesia), Gatot Sujono, S.ST., M.Pd. (Peneliti dalam Bidang Fasilitator Lokal untuk CEI di lapangan), dan seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya (UB).

Rombongan tersebut tiba di lokasi pada pukul 09.40 WIB. Di Ponkesdes yang telah mengalami renovasi dengan adanya penambahan selasar depan itu, ruangannya masih terlihat sepi. Kader yang menjadi partisipan bersama perawat Desa Pagak Sri Hidayati, S.Kep.Ners masih bertugas dalam kegiatan Posyandu yang lokasinya sekitar 100 meter dari Ponkesdes. Namun demikian, tampaknya ruangan sudah disiapkan sedemikian rupa untuk pelaksanaan photovoice 2.

Begitu terdengar rombongan sudah tiba di Ponkesdes Pagak, satu per satu kader kesehatan yang akan mengikuti photovoice 2 mulai berdatangan. Mereka selain menyambut rombongan, juga mengajak ngobrol rombongan sambil menanti kedatangan perawat dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) hadir di lokasi.

Sambutan Ketua TP PKK Desa Pagak

Ketua TP PKK dan perawat Desa Pagak tiba di Ponkesdes pada pukul 10.47 WIB, dan pembawa acara Purwiantiwi mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir dalam pertemuan photovoice 2, dan kemudian memandu doa.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Wadir 2 Percik Damar Waskitojati. Pada kesempatan itu, Damar menyampaikan bahwa penelitian yng sedang dijalani ini merupakan penelitian besar. Karena penelitian besar, maka banyak metode yang dilakukan, di antaranya photovoice.

Usai sambutan dari Wadir 2 Percik, acara disambung dengan sambutan dari Ketua TP PKK Desa Pagak Juwariyah. Dalam sambutannya itu, Ketua TP PKK mengatakan bahwa penelitian dari Universitas Brawijaya (UB) di Desa Pagak ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami, yang harapannya bisa menghilangkan perilaku “negatif” terkait sampah.

Partisipan sharing foto dan bercerita

Setelah itu, acara diteruskan dengan sambutan dari perawat Desa Pagak Sri Hidayati. Pada kesempatan itu, perawat Sri mengucapkan terima kasih atas adanya penelitian ini. Menurut perawat Sri, sudah ada perubahan sejak ada Tim Penelitian NIHR datang ke Desa Pagak. “Semoga bermanfaat dan BPJSnya semakin turun,” pungkas perawat Sri.

Pukul 11.01 WIB Christina Arief T. Mumpuni memulai memandu jalannya photovoice 2 di Desa Pagak. Sebelum pertemuan ini, partisipan sudah mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk memotret lingkungan sekitar dengan tema pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat. Setiap partisipan yang berjumlah 10 orang itu harus mengirimkan 3 buah foto per partisipan, dengan disertai nama, lokasi pemotretan, tanggal pemotretan, judul, alasan memotret objek tersebut, dan memberikan narasi cerita.

Pada pertemuan photovoice 2 ini, Christina meminta partisipan untuk sharing foto dan bercerita s kepada semua partisipan secara satu per satu. Dalam sharing tersebut, partisipan boleh meminta pendapat partisipan yang lain untuk menilainya atau mengomentarinya.

Tim Penelitian NIHR lainnya menyimak jalannya photovoice

Semua partisipan pun kemudian sharing foto dan menceritakan kepada partisipan yang lainnya agar terjadi proses dialogis di antara partisipan. Setiap partisipan mempresentasikan foto dalam cerita secara verbal tersebut didengarkan oleh partisipan yang lainnya, dikomentari maupun ditanyai. Bahkan ada juga rombongan Tim Penelitian NIHR yang juga bertanya terkait cerita dalam foto tersebut.

Selesai semua partisipan sharing foto dan bercerita, kemudian Christina meminta kepada partisipan untuk memilih satu foto dari tiga foto yang telah diceritakan tadi. Foto-foto yang dipilih oleh masing-masing partisipan tersebut akan dilengkapi dengan cerita-cerita yang lebih menarik pada photovoice tahap berikutnya atau photovoice 3 nantinya.

Acara photovoice 2 ini selesai pada pukul 12.29 WIB, dan kemudian ditutup dengan melakukan foto bersama di depan bangunan Ponkesdes Pagak yang telah mengalami penambahan selasar bagian depan. *** [111024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 10 Oktober 2024

Photovoice 2 Desa Tlogorejo, Dikunjungi Peserta ICM dari India dan Australia

Umumnya tahapan dalam implementasi photovoice adalah satu minggu dari pertemuan sebelumnya. Namun, di Desa Tlogorejo ini durasi antara pertemuan photovoice pertama dan kedua mencapai 19 hari. Hal ini dikarenakan NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) duwe gawe (mempunyai hajat) berupa Indonesia in-Country Meeting (30 September – 05 Oktober 2024), maka acaranya diundur.

Akhirnya, pelaksanaan photovoice yang kedua (photovoice 2) ini berjalan pada hari Jumat (04/10) di Pendopo Balai Desa Tlogorejo yang beralamatkan di Dusun Dadapan No. 4 RT 16 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Namun demikian, dengan mundurnya jadwal tersebut memberikan kenangan tersendiri dalam pelaksanaan photovoice di Desa Tlogorejo, yaitu mendapat kunjungan peserta Indonesia in-Country Meeting (ICM) dari India dan Australia. “Wong sabar iku gedhe wekasane,” omongan simbah zaman mbiyen.

Partispan photovoice berpose bersama peserta ICM dari India dan Australia di Pendopo Balai Desa Tlogorejo

Untuk mempersiapkan ini, Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Percik Salatiga dan fasilitator NIHR yang tergabung dalam Tim Penelitian NIHR, bakda Subuh berangkat dari Swiss-Belinn Malang menuju Desa Tlogorejo terlebih dahulu dengan meminjam mobilnya Wakil Direktur (Wadir 2) Percik.

Pukul 07.54 WIB, Christina dan fasilitator NIHR tiba di Pendopo Balai Desa Tlogorejo. Di stu sudah terlihat banyak pasien yang akan periksa di Pustu Tlogorejo, yang lokasinya satu halaman dengan pendopo tersebut.

Di lokasi, pemasangan layar dan LCD dipinjami dan sekaligus dipasangkan oleh salah seorang perangkat desa. Sambil menunggu semua peserta photovoice hadir, yang sudah kelihatan dikonfirmasi terkait foto yang telah dikirimkan, seperti lokasi, tanggal, dan judul dari foto tersebut.

Photovoice 2 Desa Tlogorejo: Sharing Foto dan Bercerita

Setelah semuanya berkumpul, pembawa acara Sutarmi, atau yang akrab dipanggil Bu Yut, mengawali dengan ucapan selamat datang dan dilanjutkan dengan membacakan susunan acara dalam pertemuan photovoice 2 ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sulis Nurhayati atau yang akrab disapa Lis Eko Wahyudi. Pada kesempatan itu, Lis Eko Wahyudi mengucapkan terima kasih atas ditunjuknya Desa Tlogorejo dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB).

Ia berharap agar para kader kesehatan yang mengikuti photovoice bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan bertindak dalam masyarakat. “Sedikit bergerak akan bermanfaat,” tegas Ketua TP PKK Desa Tlogorejo.

Peserta ICM dari India dan Australia berkunjung ke Desa Tlogorejo

Usai sambutan Ketua TP PKK, acara photovoice 2 pun berlangsung. Christina memulai dengan melanjutkan konfirmasi terhadap foto-foto yang sudah dikirimkan. Mereka harus memberikan alasan kenapa kader memilih gambar tersebut.

Setiap partisipan diminta untuk menceritakan foto-foto yang telah dikrimkan dihadapan partisipan yang lainnya, dan peserta lain boleh menanggapinya atau menambahi. Di sini proses dialog atau diskusi di antara partisipan memang dihidupkan.

Semua partisipan pun kemudian sharing foto dan bercerita dihadapan partisipan yang lainnya. Mereka urut satu per satu dalam melakukan sharing foto dan bercerita.

Perangkat Desa Tlogorejo berpose dengan peserta ICM dari India dan Australia

Pukul 08.50 WIB rombongan peserta ICM tiba di Pendopo Desa Tlogorejo. Rombongan yang terdiri dari Maroof Khan (George Institute for Global Health India), Dr. Laura Downey (Advanced Research Fellow Imperial College London), Dr. Nushrat Khan (Research Fellow Imperial College London), Dr. Sabhya Pritwani (Research Officer George Institute for Global Health India), dan Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si (Wadir 2 Percik Salatiga) diterima langsung oleh Ketua TP PKK dan bidan Desa Tlogorejo Sulianik, A.Md.Keb.

Agar tidak mengganggu jalannya photovoice yang dipandu oleh Christina dan dinotulensi oleh salah seorang kader Iit Nurhaifah, rombongan peserta ICM diterima di sisi timur pelaksanaan photovoice.

Rombongan pun beraudiensi dengan Ketua TP PKK yang ternyata bisa berbahasa Inggris, dan juga dengan bidan Desa Tlogorejo. Rombongan tersebut bertanya terkait kondisi desa, kegiatan-kegiatannya, dan apakah mereka senang akan kegiatan yang dilakukan ini.

Peserta ICM dari India dan Australia berpose di Pustu Tlogorejo

Kemudian Ketua TP PKK mengajak keliling ke dalam Kantor Desa, dan terus melihat-lihat Pustu Tlogorejo. Rombongan tampak senang diajak berkeliling tersebut. Mereka juga banyak bertanya, terutama ketika meninjau Pustu Tlogorejo mengingat penelitian ini ada hubungannya dengan masalah kesehatan masyarakat.

Dari Pustu Tlogorejo, rombongan peserta ICM itu menyapa lagi para kader yang menjadi partisipan photovoice 2 di penghujung acara photovoice, dan mengajaknya untuk foto bersama di Pendopo Balai Desa Tlogorejo.

Setelah itu, barulah rombongan dipencar. Sabhya meminta fasilitator NIHR untuk bisa ngobrol dengan kader peserta photovoice yang telah mendapatkan pelatihan SMARThealth. Kebetulan ada seorang yang telah mengikuti pelatihan SMARThealth. Dalam obrolan ini, kader didampingi oleh Damar dan bidan Anik.

Programmer NIHR App mengobrol dengan kader SMARThealth Desa Tlogorejo

Sementara itu, Christina masih menyelesaikan administrasi dengan peserta yang lain dengan dibantu dua orang kader yang menjadi pembawa acara dan notulis. Sedangkan, fasilitator NIHR diajak Ketua TP PKK keliling desa bersama Maroof Khan, Laura Downey, dan Nushrat Khan.

Ketiga orang itu juga penasaran dengan istilah juglangan yang pada waktu Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Tugu Malang bermunculan. Akhirnya, mereka diajak ke rumah warga untuk melihat juglangan yang berada di halaman belakang rumahnya, berdampingan dengan kandang wedhus (kambing).

Mereka baru berbinar-binar setelah fasilitator NIHR tunjukkan apa itu juglangan, yaitu galian tanah untuk dibuat sebagai pembuangan sampah (garbage hole) yang umumnya dilakukan rumah tangga pada umumnya di Indonesia. “This is a juglangan!” kata fasilitator NIHR sambil menunjuk lubang sampah tersebut.

Ketua TP PKK sedang memperlihatkan selokan pekarangan yang dipenuhi sampah, dikira anak SD Tlogorejo ada turis

Selang beberapa meter, mereka lihat tungku pembakaran tradisional di pekarangan rumah warga yang berdekatan dengan juglangan tersebut. Tungkunya berderet sebanyak tiga. “Are these traditional stove fuelled by plastic too?” tanya Maroof ke fasilitator NIHR yang mendampinginya.

Wait a minute, let me ask the owner,” jawab saya kepada Maroof. Kebetulan pemiliknya kelihatan di pekarangan. Lalu, saya nanya ke pemiliknya. “Tungku niki bahan bakare ngginake nopo, dan nopo digunake ben ndinten?”

Pemilik yang lupa saya tanyakan namanya itu menjawab bahwa tungku ini menggunakan kayu dalam setiap menggunakannya, dan penggunaannya tidak setiap hari. Digunakan setiap ada hajatan saja, seperti mendapat giliran tahlilan, dan sebagainya.

Rasa penasaran peserta ICM asal Australia dengan istilah juglangan akhirnya merasa puas setelah melihat juglangan

Hasil jawaban pemilik tungku ini terus saya sampaikan kepada Maroof. Kemudian saya menunjukkan tumpukan kayu yang menjadi bahan bakarnya yang ditaruh pemiliknya mepet tritisan belakang rumahnya yang menghadap ke kandang kambing tadi.

Setelah personil rombongan peserta ICM itu berkumpul lagi di Pendopo Balai Desa Tlogorejo, mereka berpamitan dengan Ketua TP PKK, bidan desa, dan partispan photovoice serta Christina untuk melanjutkan agenda melakukan pertemuan dengan sejumlah kader dari Desa Bakalan, Krebet Senggrong, dan Krebet di Balai Desa Bakalan.

Fasilitator NIHR yang berangkatnya bakda Subuh dengan pemandu photovoice Christina, pulangngya diajak Wadir 2 Percik untuk ikut mobil rombongan guna memandu jalan yang cepat menuju ke Bakalan namun di tengah jalan terhenti sesaat karena terdengar kumandang adzan Jumat di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi. Maroof pun ikut salat Jumat di Masjid Baitul Mukhlisin. *** [101024

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog