Tampilkan postingan dengan label Scale-up. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Scale-up. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 Oktober 2023

Puskesmas Pagak Adakan Sosialisasi PPN dan Pelatihan Kader SMARThealth

Hari ini, Rabu (18/10), Puskesmas Pagak mengadakan pertemuan kader yang diisi dengan sosialisasi program prioritas nasional (PPN) dan pelatihan kader SMARThealth di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Krajan RT 05 RW 02 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Pertemuan kader ini diikuti oleh kader kesehatan dari empat desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagak, yakni Gampingan, Sumberejo, Pagak, dan Tlogorejo. Setiap desa mengirimkan 5 kader kesehatan, ditambah dengan tenaga kesehatan (nakes) dari desanya masing-masing.

Peserta pertemuan dan pelatihan kader SMARThealth berpose bersama Kepala Puskesmas Pagak

Dalam pertemuan kader ini, Puskesmas Pagak menghadirkan personil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang untuk memberikan pelatihan SMARThealth bagi kader dari empat desa tersebut. Personil Dinkes Kabupaten Malang, terdiri dari Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, Candra Hernawan, S.Kom, Ulinati, S.IP, dan seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara pertemuan kader ini dimulai pada pukul 08.46 WIB dengan diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS yang dipandu oleh dirigen Sri Hidayati, A.Md.Kep, seorang perawat Ponkesdes Gampingan.

Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars GERMAS dipandu oleh dirigen

Setelah itu, Master of Ceremony (MC) Findi Dwi Hartika, A.Md. Ak dari Sistem Informasi Puskesmas Pagak, mengucapkan selamat datang dan membacakan susunan acara dalam pertemuan kader ini dan diteruskan dengan memandu doa menurut keyakinannya masing-masing.

Pukul 08.51 WIB, acara diisi dengan pemaparan materi dari dr. Septian Iqbal Mirzawom, seorang dokter fungsional dan sekaligus penanggung jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium Puskesmas Pagak.

Dokter fungsional Puskesmas Pagak berikan materi Program Prioritas Nasional (PPN)

Dalam materinya yang berjudul Program Prioritas Nasional, dr. Iqbal menjelaskan bahwa ada sepuluh penyebab kematian utama (semua umur) sample registration system (SRS) Indonesia, yakni stroke, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, tuberculosis paru, hipertensi dengan komplikasi, PPOK, penyalit hati, kecelakaan lalu lintas, pneumonia, dan diare maupun penyakit infeksi saluran penceranaan lain.

Penyebab kematian seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan diabetes mellitus yang mewakili PTM dengan risiko kematian terbanyak ini menyebabkan Dinkes Kabupaten Malang mengalokasikan alat-alat kesehatan yang tidak sedikit anggaran untuk melakukan skrining faktor risiko PTM bagi warga yang berumur 15 tahun ke atas, dan sekaligus memberikan pelatihan kepada kader kesehatan agar bisa membantu nakes untuk melakukan skrining tersebut.

Staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berikan materi Posbindu SMARThealth

Usai materi dari dr. Iqbal, acara berikutnya adalah pemaparan materi Posbindu SMARThealth yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang bertanggung jawab terhadap program SMARThealth.

Pada kesempatan itu, Nur Ani menguraikan perihal program SMARThealth di Kabupaten Malang. Dalam transisi epidemiologi, Indonesia seperti negara lainnya mengalami peningkatan PTM di tengah belum teratasinya penyakit menular, sehingga beban ganda pemerintah sering menguras keuangan negara.

Salah seorang perawat desa berikan contoh cara melakukan pengecekan kadar gula darah

Oleh karena itu, seiring semakin meningkatnya kasus-kasus PTM maka pemerintah berupaya membuat PPN yang umumnya menyangkut masalah PTM. “Kalau PPN dibebankan kepada perawat desa, tentu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, perlu ada pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan kader kesehatan dalam program SMARThealth,” jelas Nur Ani dihadapan para kader.

Setelah pemaparan materi dan memompa semangat kader dari Nur Ani, acara langsung dilanjutkan dengan praktek pengukuran kesehatan. Dalam praktek ini, perawat desanya masing-masing diberi tugas untuk mendampingi kadernya dalam melakukan pengukuran antropometri (tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah.

Staf IT PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berikan materi penggunaan aplikasi eKader

Pada praktek ini, rombongan dari Dinkes Kabupaten Malang akan berkeliling setiap meja untuk memastikan yang diajarkan oleh perawat itu bisa dimengerti oleh kader, dan pengukuran maupun pengecekannya dilakukan dengan benar.

Selesai praktek, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai aplikasi eKader yang dipandu oleh Candra Hernawan, S.Kom, seorang staf IT PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Pada kesempatan itu, Candra mengajarkan bagaimana melakukan instal hingga input data dengan benar dengan menggunakan handphone milik kader masing-masing yang telah diinstal dengan aplikasi eKader.

Kader berlatih input data dengan aplikasi eKader

Pukul 11.52 WIB, Nur Ani memandu untuk rencana tindak lanjut (RTL) setelah pelatihan kader hari ini. Umumnya mereka akan segera berkoordinasi dengan kader kesehatan yang lainnya, dan awal depan sudah mulai action dalam melakukan skrining faktor risiko PTM dengan menggunakan aplikasi eKader.

Acara pertemuan kader yang diselenggarakan oleh Puskesmas Pagak ini berakhir pada pukul 12.05 WIB, dan kemudian seluruh peserta pertemuan kader melakukan foto bareng-bareng bersama Kepala Puskesmas Pagak dr. Cynthia Aristi P.R. *** [181023]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 18 September 2023

Dua Pos Dalam Satu Dusun Di Desa Arjosari Adakan Giat Posbindu Terintegrasi Posyandu

Desa Arjosari merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa tersebut berbatasan dengan Sungai Brantas di sebelah utara, Desa Arjowilangun-Desa Tumpakrejo di sebelah timur Desa Kalirejo-Desa Sukorame Kab. Blitar di sebelah barat Desa Tumpakrejo-Desa Sumberoto Kec. Donomulyo di sebelah selatan.

Luas wilayah Desa Arjosari sekitar 1.239 Ha, atau 11,01 persen dari luas wilayah Kecamatan Kalipare. Luas tersebut merupakan nomor 5 terbesar dari 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan Kalipare.

Berdasarkan data Kecamatan Kalipare dalam Angka 2021, Desa Arjosari mempunyai jumlah penduduk sebesar 6.933 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun 0,74 (BPS Kabupaten Malang, 2021). Desa tersebut terbagi menjadi beberapa dusun, yaitu Sumbertimo, Tumpakmiri, Kedungwaru 1, Kedungwaru 2, Sidodadi, dan Mentaraman.

Kader kesehatan berpose dengan nakes dan staf Puskesmas Kalipare 

Sebagian besar wilayah Desa Arjosari merupakan kawasan dataran tinggi dan pegunungan yang berhawa sedang. Bagian selatan berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Kendeng di Dusun Tumpakmiri.

Potensi pertaniannya yang mengemuka adalah perkebunan tebu dan palawija. Sawah hanya ada ketika memasuki musim penghujan saja. Sehingga pada giat Posbindu yang terintegrasi denga Posyandu Balita maupun Lansia, udara terasa panas menyengat saat di lokasi Posyandu Sedap Malam II yang berada di rumah Ibu Wagirah di Dusun Kedungwaru 2 RT 22 RW 04 Desa Arjosari.

Giat yang diselenggarakan pada hari Senin (18/09) ini dihadiri oleh pensiunan staf Sub Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Gatot Sujono, S.ST., M.Pd., bersama seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB). Sedangkan dari Puskesmas Kalipare terlihat Afdyatama Tugas Hayuda, A.Md. Kep (Pemegang Program PTM), dr. Tan Suryo (dokter fungsional), dan Susanti, A.Md. Kep.

Giat Posbindu terintegrasi dengan Posyandu yang diadakan oleh tenaga kesehatan (nakes) desa setempat bersama dengan kader kesehatan terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul 08.00 WIB yang bertempat di Posyandu Sedap Malam 6 yang bertempat di rumah Bapak Darip (mantan modin) di Dusun Kedungwaru 2 RT 18 RW 04.

Skrining faktor risiko PTM di Posyandu Sedap Malam 6 Desa Arjosari, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang

Pada giat di Posyandu Sedap Malam 6, dua nakes Desa Arjosari, yaitu Bayu Agung S., AMd.Kep dan Nanik Trisuryati, A.Md.Keb, dibantu 7 kader kesehatan. Empat kader Posyandu Balita yang terdiri dari Sri Hayati, Sumiati, Ri’ah, dan Sugiarti bersama bidan Nanik Trisuryati menangani giat Posyandu balita. Sementara itu, satu kader SMARThealth Nuralfilail dan dua kader Posyandu Lansia (Siti Hasanah dan Nindi Karisuna P.) dengan perawat Bayu Agung menghandel jalannya giat Posbindu PTM.

Giat sesi pertama selesai pada pukul 09.00 WIB. Pada giat Posbindu PTM di sesi pertama, berhasil terperiksa sebanyak 20 orang dari RT 18 dan RW 19.

Setelah itu, perawat dan bidan desa bersama satu kader SMARThealth serta dua kader Posyandu Lansia moving ke lokasi Posyandu Sedap Malam 7. Mereka memulai pemeriksaan di sini pada pukul 09.30 WIB.

Di Posyandu Sedap Malam 7 ini, nakes dibantu oleh empat kader Posyandu Balita dari pos setempat, yang terdiri dari Ninik Yuliatin, Lia Widayati, Veronika Lingling, dan Kristina Erni. Mereka melakukan giat yang sama seperti pada sesi pertama.

Skrining faktor risiko PTM di Posyandu Sedap Malam 7 Desa Arjosari, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang

Giat Posbindu berada di rumah Wagirah, dan giat Posyandu Balita berada di rumah sebelah baratnya yang tiada batas pagarnya. Dalam kegiatan ini, yang hadir dari Puskesmas Kalipare maupun pensiunan staf Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes berkesempatan mencicipi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa pisang dan waluh rebus.

Pada sesi kedua ini, terlihat dr. Tan Suryo memberikan obat kepada pasien yang memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) yang dibantu oleh perawat Bayu Agung.

Acara sesi kedua ini selesai menjelang kumandang suara adzan Dhuhur waktu Desa Arjosari, dan dalam giat Posbindu PTM berhasil terskrining faktor risiko PTM sebanyak 15 orang. Setelah itu, dilakukan foto bersama di depan plakat yang bertuliskan Posyandu Sedap Malam 7 yang menghadap ke utara itu. *** [180923]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 12 September 2023

Lima Desa Ikuti Pelatihan Kader SMARThealth di Puskesmas Bantur

Lima desa, yakni Bantur, Wonorejo, Srigonco, Sumberbening, dan Bandungrejo, mengikuti Pelatihan Kader SMARThealth di Ruang Pertemuan Lantai 2  Puskesmas Bantur yang beralamatkan di Jalan Raya Bantur No. 2203 Dusun Krajan RT 38 RW 08 Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, pada Selasa (12/09).

Sedianya agenda pelatihan untuk Puskesmas Bantur ini terjadwalkan pada tahun 2024, namun karena semangat tenaga kesehatan (nakes) dan Kepala Puskesmas (Kapus) Bantur, agendanya diajukan di tahun 2023. Mereka berusaha mengalokasikan dana untuk pelatihan di tahun 2023 ini. Hal ini selaras dengan motto Puskesmas Bantur yang senantiasa digelorakan: “Pengabdianku Ibadahku.”

Peserta pelatihan kader SMARThealth berpose bersama

Pelatihan ini diikuti lima orang kader kesehatan terpilih dari masing-masing desa tersebut. Setiap desa mengirimkan lima orang kader untuk mengikuti pelatihan ini ditambah dengan perawat desa yang mendampinginya. Jadi, jumlahnya ada 30 orang yang terdiri dari 25 orang kader kesehatan dan lima tenaga kesehatan desa.

Dalam pelatihan tersebut tampak hadir rombongan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui lima staf PTM dan Keswa, yang terdiri atas Nur Ani Sahar, S.Kep.Ners, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, Candra Hernawan, S.Kom, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, dan Ulinati, S.IP, serta ditambah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara ini dimulai pada pukul 08.45 WIB dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh dirigen Retno Denik Irawati, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Bantur. Selesai menyanyikan lagu kebangsaan, acara diisi dengan pembacaan susunan acara oleh Master of Ceremony (MC) Asih Rahmawati, A.Md.Kep, perawat Desa Sumberbening, dan diteruskan dengan doa.

Sambutan Dinkes dalam pelatihan kader SMARThealth di Puskesmas Bantur

Usai doa, acara berikutnya adalah sambutan dari Kapus Bantur Soebagijono, S.Kep.Ners., M.M.Kes. Dalam sambutannya, Kapus Bantur mengatakan bahwa capaian PTM masih jauh dari harapan. Kendati SPM hipertensi Puskesmas Bantur sudah masuk 5 besar dan diabetes masih berada di tengah-tengah, namun karena pencegahan hipertensi dan diabetes menjadi prioritas, maka perlu diupayakan peningkatan. 

Di antaranya melalui program SMARThealth sebagai layanan kesehatan terpadu. Oleh karena itu, pelatihan kader kesehatan dalam SMARThealth ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian dan pencegahan PTM.

Selesai sambutan Kapus Bantur, acara disambung dengan sambutan dari staf PTM Nur Ani Sahara. Pada kesempatan itu, Nur Ani mengajak kader-kader kesehatan untuk mengikuti pelatihan ini sampai selesai agar supaya nanti benar-benar memiliki ketrampilan skrining PTM yang ujung-ujungnya bisa membantu tugas nakes desa.

Dokter fungsionalis Puskesmas Bantur berikan wawasan tentang PTM

Pukul 08.57 WIB acara diisi dengan pemaparan materi dari dokter fungsional Puskesmas Bantur, dr. Nevy Lucia Candra Dewi, dengan mengambil judul “Penyakit Tidak Menular (PTM)”. Materi dr. Nevy ini untuk memberikan wawasan konsep mengenai PTM yang nantinya berguna dalam menjalani sebagai kader SMARThealth usai mendapatkan pelatihan hari ini.

Sebelum memasuki materi kedua dari Dinkes Kabupaten Malang, acara diisi dengan foto bersama antara seluruh peserta pelatihan dengan Kapus Bantur bersama rombongan Dinkes di Ruang Pertemuan tersebut.

Usai itu, staf PTM Nur Ani Sahara memberikan materi Posbindu SMARThealth. Ia memutarkan video terlebih dahulu mengenai mewujudkan kampung CERDIK Sehat Jantung melalui SMARThealth Sijaritung, yang berisi apa yang harus dilakukan oleh seorang kader SMARThealth.

Peserta pelatihan kader SMARThealth yang diikuti dari lima desa

Selesai video, barulah menginjak materi. Menurut Nur Ani Sahara, semua negara pusing. Penyakit menular masih ada, terus ketambahan PTM yang tak kalah banyaknya. Transisi demografis-epidemiologis menyebabkan Determinant of Health harus mengantisipasi daily lost dan productivity lost yang mengemuka akibat hal tersebut.

Salah satunya pemberdayaan kader kesehatan dengan memberikan pelatihan SMARThealth agar mampu membantu nakes desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM dengan dibantu aplikasi SMARThealth berbasis android.

Di sela-sela materi, diselipi dengan acara senam peregangan agar supaya peserta pelatihan tidak tegang dan menjadi rileks kembali. Senam dipandu oleh nakes yang ada di Puskesmas Bantur dengan bantuan video yang disorotkan ke layar besar.

Praktek kader dalam melakukan skrining PTM, baik pengukuran kesehatan maupun penggunaan aplikasi SMARThealth

Setelah kendor, acara dilanjutkan dengan penuntasan materi Posbindu SMARThealth dari Nur Ani Sahara, dan setelahnya peserta pelatihan langsung melakukan praktek dengan didampingi oleh nakes mereka masing-masing.

Kemudian diteruskan dengan belajar penggunaan aplikasi SMARThealth yang dipandu oleh Candra Hernawan, yang dibantu oleh personil dalam rombongan Dinkes Kabupaten Malang hingga peserta mengerti betul.

Acara Pelatihan Kader SMARThealth bagi kader-kader kesehatan terpilih di wilayah lingkungan kerja Puskesmas Bantur di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bantur ini selesai pada pukul 12.25 WIB. *** [120923]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 14 Juni 2023

Puskesmas Ardimulyo Berdayakan Kader Dalam Deteksi Dini Faktor Risiko PTM Dengan SMARThealth

Begitu tiba di Puskesmas Ardimulyo, Singosari, pada pukul 09.33 WIB, rombongan Sub Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang disambut oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Ardimulyo beserta pemegang program PTM dan 8 perawat desa.

Hari ini, Rabu (14/06), Puskesmas Ardimulyo punya hajat mengadakan pertemuan untuk pemberdayaan kader dalam deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di Ruang Aula Puskesmas Ardimulyo yang berada di lantai 2.

Pemberdayaan kader ini diikuti oleh kader kesehatan dan perawat dari 8 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Ardimulyo, meliputi Ardimulyo, Randu Agung, Toyomarto, Losari, Taman Harjo, Batu Retno, Dengkol, dan Wonorejo.

Kapus Ardimulyo dan rombongan Dinkes berpose bersama kader kesehatan

Setiap desa mengirimkan 5 orang kader kesehatan untuk diberdayakan dalam deteksi dini faktor risiko PTM dengan SMARThealth. Di situ ada kader Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Posyandu Jiwa, dan Posbindu.

Sebelum tibanya rombongan Sub Substansi PTM dan Keswa, acara sudah diisi terlebih dahulu oleh pihak Puskesmas Ardimulyo. Namun setibanya rombongan Sub Subtansi PTM dan Keswa yang terdiri atas Paulus Gatot Kusharyanto, SKM; Kristina Dewi, A.Md.Keb; Candra Hernawan, S.Kom; asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub Substansi PTM dan Keswa; serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), formalitas acara pun segera dimulai.

Mula-mula Master of Ceremony (MC) Celfi Nuraini, A.Md.Kep mengucapkan selamat datang kepada rombongan Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang beserta para kader dan kemudian membacakan susunan acaranya.

Sebelum menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, MC terlebih dahulu mengajak peserta pertemuan pemberdayaan kader dengan dengan membaca Surat Al-Faatihah (Pembuka). Dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya, semua peserta berdiri dan dipandu oleh layar dengan video lagu Indonesia Raya.

Sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selesai menyanyikan kebangsaan, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kapus Ardimulyo dr. Julia Rosana. Dalam sambutannya, dr. Julia mengucapkan terima kasih kepada para kader yang telah sudi meluangkan waktu untuk mengikuti pemberdayaan kader di Ruang Aula Puskesmas Ardimulyo.

Tanpa memberdayakan kader kesehatan, tambah Kapus Ardimulyo, rasanya Puskesmas Ardimulyo tidak mungkin melakukan skrining dengan optimal jika hanya mengandalkan tenaga kesehatan (nakes) yang ada di lingkungan Puskesmas Ardimulyo. Selain jumlah nakesnya yang sedikit, jumlah cakupan target sasarannya juga banyak.

Usai sambutan dari Kapus Ardimulyo, acara diteruskan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto. Pada kesempatan itu, Paulus mengatakan bahwa setiap tahun kasus PTM terus meningkat. Tahun 2022, angka kesakitan dari hipertensi cukup tinggi.

“Oleh karena itu, kita perlu upaya yaitu edukasi dan deteksi dini agar supaya masyarakat terhindar dari PTM, utamanya serangan jantung,” jelas Paulus Gatot dihadapan peserta pemberdayaan kader kesehatan tersebut.

Kader kesehatan dari 8 desa di lingkungan Puskesmas Ardimulyo ikuti pelatihan kader SMARThealth

Lebih lanjut, Paulus Gatot menambahkan bahwa kader yang telah dipilih desa akan dilatih di sini agar bisa membantu nakes dalam melakukan skrining. “Semoga yang dikerjakan ibu-ibu kader nantinya bisa amanah.”

Setelah sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, MC menyerahkan acara sepenuhnya kepada rombongan Dinkes untuk memberikan pelatihan SMARThealth kepada peserta dari 8 desa tersebut.

Sebelum kader melakukan praktek skrining, terlebih dahulu Paulus Gatot memberikan bekal pengetahuan mengenai Posbindu SMARThealth. Paulus Gatot memulai dengan menanyangkan data-data yang ada, seperti dari Survey Kematian bersama Kemenkes pada tahun 2020 diketahui bahwa 48% orang yang meninggal disebabkan karena penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya. Angka kematian tertinggi dikarenakan hipertensi.

Kasus tersebut tidak terlepas dari PTM dan faktor risiko perilaku, seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan alkohol. Sejumlah kebijakan dan strategi P2PTM, seperti promkes, deteksi dini, perlindungan khusus dan penanganan kasus.

Salah seorang perawat sedang mengajari kadernya cara melakukan cek kadar gula darah

Namun dalam implementasinya, capaian demi capaiannya belum bisa memenuhi target sesuai apa yang digariskan oleh Kemenkes. “Kita perlu solusi dan inovasi yang tepat dalam peningkatan pemeriksaan dalam deteksi dini,” kata Paulus Gatot. “ Salah satunya adalah dengan SMARThealth.”

Apa itu SMARThealth? SMARThealth adalah berasal dari bahasa Inggris sehingga susah untuk mengingatnya. Pengertian sederhananya, adalah pengelolaan PTM melalui deteksi dini yang lebih cepat dan efisien.

Salah satu keunggulan SMARThealth adalah inovatif, sederhana berbasis smartphone yang mampu membantu kader kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SMARThealth mampu membantu nakes melakukan skrining faktor risiko dengan deteksi dini.

Setelah dilatih SMARThealth, tugas kader kesehatan yang sudah ber-SMARThealth adalah melakukan edukasi, deteksi dini, merujuk dan entri data hasil skrining yang dilakukan dalam Posbindu PTM maupun door to door.

Staf IT Sub Substansi PTM dan Keswa dibantu staf  dan asisten IT memandu kader melakukan input data dengan aplikasi eKader

Pukul 10.39 WIB peserta melakukan praktek pemeriksaan skrining faktor risiko PTM yang dipandu oleh perawat desanya masing-masing dengan didampingi oleh rombongan Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes.

Dalam praktek itu, kader kesehatan diajarkan cara melakukan pengukuran, baik antropometri, tekanan darah dan cek kadar gula darah. Setiap kader kesehatan harus mempraktekkan hingga bisa, baik secara mental maupun keterampilan.

Setelah semuanya melalukan praktek, maka pada acara Petunjuk dan Penggunaan Aplikasi “eKader” yang dipandu oleh staf IT Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Candra Hernawan, S.Kom, kader kesehatan tinggal fokus pada input data dengan mengoperasikan aplikasi eKader, dan hasilnya bisa dilihat oleh perawat di aplikasi ePuskesmas.

Pertemuan pemberdayaan kader dengan SMARThealth ini selesai pada pukul 12.35 WIB dengan closing statement dari Kapus Ardimulyo: “Sudah mengikuti, tinggal mengamalkan!” dan diakhir dengan foto bersama. *** [140623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 Mei 2023

Dua Kader SMARThealth Desa Sumberpetung Lakukan Skrining Door to Door

Dua kader SMARThealth Desa Sumberpetung – Karni dan Tri Praptiani – melakukan skrining PTM secara door to door di Dusun Cungkul RT 08 RW 02 Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, pada Kamis (25/05).

Pensiunan Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), Gatot Sujono, S.ST, M.Pd, yang masih membawahi binaan Puskesmas Kalipare terkait SMARThealth melakukan kunjungan untuk melihat jalannya skrining door to door bersama perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Seusai menghadap Kepala Puskesmas Kalipare Endah Pujiati, S.ST, M.Kes., dengan dipandu oleh Afdyatama Tugas Hayuda, A.Md.Kep (Pemegang Program PTM Puskesmas Kalipare yang baru saja diantik) yang didampingi oleh Saptiati Budi Asih, A.Md.Keb (Pemegang Program PTM Puskesmas Kalipare yang lama), Gatot Sujono diantar menuju ke Dusun Cungkal, yang berjarak sekitar 4,5 kilometer.

Pensiunan Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang melihat kader SMARThealth melakukan skrining secara door to door di Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare

Awalnya kedua kader tersebut ingin melakukan skrining PTM di rumah Muda’iyah yang tepat berada di sebelah utara musholla Ainul Yakin, namun ternyata tetangga yang berada di kiri kanannya pun tertarik untuk ikut skrining PTM.

Selama satu jam di rumah Muda’iyah yang juga merupakan tempat Posyandu Melati 3 itu, akhirnya kedua kader SMARThealth melakukan skrining sebanyak 23 orang. Kader sempat kewalahan ketika salah seorang kader harus menjemput anaknya pulang dari TK.

Dalam situasi itu, perawat Afdyatama Tugas Hayuda dan bidan Saptiati Budi Asih langsung turun tangan membantu kader Karni dalam melakukan skrining tersebut hingga kader Tri Praptiani kembali lagi.

Warga pun berdatangan ikut skrining PTM di rumah Muda'iyah

Antusias masyarakat Dusun Cungkal yang kebanyakan dari keturunan Madura cukup tinggi dalam ikut deteksi dini PTM di daerahnya. Menurut kader Karni, “kita akan mengunjungi warga yang tidak bisa hadir dalam giat Posyandu maupun Pobindu. Juga yang tidak ada Posyandu Lansia, selalu akan didatangi oleh kader SMARThealth dalam rangka deteksi dini.”

Pada kesempatan itu, Gatot Sujono juga melakukan pembinaan terkait implementasi SMARThealth terhadap tenaga kesehatan maupun kadernya. Hal ini agar supaya kendala di lapangan bisa diminimalisir sedemikian rupa sehingga giat skrining atau deteksi dini PTM bisa berjalan secara kontinyu.

Dari 23 orang yang terperiksa oleh kader tersebut terdapat 3 orang laki-laki, dan kesemuanya itu yang memiliki faktor risiko tekanan darah tinggi ada 10 orang dan gula darah sebanyak 6 orang. Mereka yang terindikasi mempunyai faktor risiko tersebut disarankan oleh kedua tenaga kesehatan yang mendampingi Gatot Sujono, untuk melakukan kontrol setiap bulan ke Puskesmas Kalipare.

Tenaga kesehatan dari Puskesmas Kalipare ikut membantu skrining karena warga berdatangan secara bersamaan

Skrining door to door ini berakhir pada pukul 10.20 WIB, dan akan diteruskan sore hari nanti atau keesokan harinya mengingat masih banyak tugas lain yang harus dikerjakan oleh kader SMARThealth tersebut.

Setelah semua berpamitan kepada pemilik rumah, Gatot Sujono dan perwakilan Tim SMARThealth UB pun juga berpamitan dan pulangnya akan berganti arah. Kalau berangkat tadi dari Kepanjen lewat Sumberpucung terus ke barat hingga menyusuri Waduk Karangkates sisi barat sejauh 30 kilometer, pulangnya melalui Dadapan, Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak dengan menggunakan kapal penyebarangan Waduk Karangkates hingga Rajut Indah, Kecopokan, sampai dengan Kepanjen hanya sejauh  16, 3 kilometer.

Dari Dusun Cungkul menuju ke dermaga Dadapan yang ada Warung SAHABAT Nasi Tiwul Ikan Nila itu berjarak sekitar 2 kilometer. Untuk mencapai ke dermaga Dadapan itu, Gatot Sujono dan perwakilan Tim SMARThealth UB dipandu oleh kader Karni. *** [250523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 28 Desember 2022

Rakor Linsek Bidang Kesehatan Dan Sosialisasi Posbindu PTM Di Pendopo Kecamatan Poncokusumo

Empat hari jelang tutup tahun 2022, Puskesmas Poncokusumo mengadakan rapat koordinasi (rakor) lintas sektor (linsek) bidang kesehatan dan sosialisasi Posbindu PTM di Pendopo Kecamatan Poncokusumo yang beralamatkan di Jalan Raya Wonorejo No. 4 Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (27/12/2022).

Rakor linsek ini dihadiri oleh Muspika, kader Posbindu, Kepala Desa, Sekretaris Desa, PLKB, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Korwil Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, KUA, serta perawat desa. Yang hadir ada sekitar 70 an orang.

Acara rakor linsek dimulai pada pukul 09.18 WIB. Master of Ceremony (MC) Zunita Muthiatul Farida, A.Md.Keb, bidan Desa Belung, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta rakor, dan membacakan susunan acara pada rakor ini.

Kapus Poncokusumo berpose bersama peserta Rakor Linsek di Pendopo Kecamatan 

Setelah itu, acara disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Retno Dwi Puspitarini, A.Md.Gz, staf bagian gizi Puskesmas Poncokusumo, dengan birama 4/4.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan sambutan Camat Poncokusumo, Didik Agus Mulyono, S.P., MAP. Dalam sambutannya, Camat Poncokusumo mengatakan bahwa kesehatan menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat, maka kita perlu bersinergi.

“Progres hipertensi dari 2019 hingga sekarang meningkat terus. Saya heran, apa karena masyarakat sudah makmur, atau karena ketidaktahunan masyarakat?” seloroh Camat Poncokusumo dengan nada menggelitik.

Faktor kematian tertinggi karena PTM, seperti diabetes mellitus, darah tinggi, dan jantung. Hal ini umumnya dipengaruhi gaya hidup masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, dalam rakor ini akan ada sosialisasi gerakan Posbindu dan deteksi dini. Dalam hal ini, nantinya akan ada pelatihan kader sebagai ujung tombaknya.

Peserta Rakor Linsek mengisi daftar hadir

Sementara itu, Pemerintah Desa (Pemdes) diharapkan menyediakan alokasi dana desa untuk ikut andil dalam mendukung gerakan Posbindu PTM dalam program SMARThealth. Mumpung APBDes belum didok. Pada kesempatan ini, Camat Poncokusumo menghimbau perawat desa segera berkomunikasi dengan Pemdes terkait pendanaan yang diperlukan sesuai kemampuan desa. Sehabis memberikan sambutan, Camat Poncokusumo berkenan membuka rakor linsek ini.

Sambutan kedua dari Kormail, yang disampaikan oleh Danramil Poncokusumo, Kapten Infanteri Pitono. Pada kesempatan itu, Danramil berpesan agar di wilayah Poncokusumo jangan sampai terdengar orang sakit sampai tidak tersentuh layanan kesehatan.

Generasi muda harus sehat agar pertahanan negara bisa terjamin. Hubungannya sangat erat. Semakin bagus kesehatannya, pertahanan akan semakin mantap.

Sambutan ketiga diberikan kesempatan dari Polsek Poncokusumo, yang disampaikan oleh Kanit Reskim Ipda Teguh. Di sambutannya itu, Ipda Teguh mengungkapkan bahwa sehat itu mahal. Jadi kalau ada program deteksi dini itu tentunya sangat bagus.

Sambutan Camat Poncokusumo dalam Rakor Linsek

Ia pun mengisahkan salah satu program kesehatan yang ada di Jerman yang ia dapat dari ceritera istrinya ketika belajar di Jerman. Di Jerman, kalau orang sudah memasuki pensiun akan dikursuskan atau disekolahkan lagi, agar supaya pikirannya tetap fresh.

Negara Jerman tidak mendiamkan orang yang sudah pensiun. Orang kalau selalu refreshing, belajar hal-hal baru, akan menyehatkan. Hal-hal baru, teman baru, agar membuat panjang umur, dan ilmu-ilmu baru yang tetap bikin produktif.

Sebagai sambutan terakhir, disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Poncokusumo, dr. Wiwit Wijayanti. Dalam sambutannya, Kapus Poncokusumo menjelaskan bahwa agenda atau program kerja Puskesmas sangatlah banyak.

Dari sekian agenda itu, ada yang bisa mencapai target dengan baik, dan ada juga yang belum tercapai. Program kerja yang menyangkut keterlibatan masyarakat perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti Posyandu dan Posbindu.

Kepala TU Puskesmas Poncokusumo berikan Hasil RTL UKPP Semester 2 Tahun 2022

Dalam Posbindu, sebenarnya sudah ada sejak lama, dan ini akan ditingkatkan menjadi Posbindu SMARThealth dalam rangka replikasi.

“Saya berharap dalam pelaksanaannya nanti agar dibantu oleh Pemdes sesuai anggaran desa masing-masing, seperti pulsa dan transport kader serta bahan medis habis pakai (BMHP), khususnya strip gula darah,” terang Kapus Poncokusumo dihadapan peserta rakor linsek ini.

Deteksi dini yang dilakukan oleh kader SMARThealth nantinya tentunya akan sangat membantu tenaga kesehatan (nakes) dalam memenuhi capaian SPM PTM dari 17 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Poncokusumo, yang meliputi Argosuko, Belung, Dawuhan, Gubukklakah, Jambesari, Karanganyar, Karangnongko, Ngadas, Ngadireso, Ngebruk, Pajaran, Pandansari, Poncokusumo, Sumberejo, Wonomulyo, Wonorejo, dan Wringinanom.

Pukul 10.16 WIB acara berikutnya adalah pemaparan Hasil Rencana Tindak Lanjut Pelayanan Usaha Kesehatan Perseorangan Dan Penunjang (UKPP) Semester 2 Tahun 2022 UPT Puskesmas Poncokusumo oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Poncokusumo, Herman Adi Wijayanto, S.Kep.Ners.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes beri materi tentang Posbindu SMARThealth

Menurut Herman, ada 7 prioritas masalah kegiatan program kesehatan Puskesmas Poncokusumo yang perlu dukungan dari lintas sektor karena capaiannya masih di bawah target. Ketujuh kegiatan program tersebut adalah kasus TBC yang ditemukan dan diobati; balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D); deteksi dini faktor risiko PTM usia ≥ 15 tahun; desa/kelurahan yang Stop Buang Aur Besar Sembarangan; ibu hamil yang diperiksa HIV, balita yang ditimbang berat badannya (D/S); dan pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat.

Selesai paparannya, acara diselingi dengan senam peregangan ala Puskesmas Poncokusumo. Dalam senam ini, Kapus dr. Wiwit tak segan-segan berada di depan peserta rakor dalam ikut senam tersebut.

Sehabis senam peregangan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kecamatan Poncokusumo di Kabupaten Malang.”

Pada kesempatan itu, Paulus menjelaskan secara runut. Dimulai dengan fakta adanya beban ganda yang muncul akibat adanya transisi epidemiologi di Indonesia. Penyakit menular masih ada, penyakit tidak menular (PTM) kian tahun semakin meningkat.

Kapus Poncokusumo memperkenalkan penanggung jawab PTM Puskesmas Poncokusumo

Banyak upaya kebijakan maupun strategi yang dijalankan oleh Dinkes. Salah satunya adalah dengan program inovasi SMARThealth. Mulanya berawal dari pilot project kerja sama antara Universitas Brawijaya (UB) dengan Dinkes di 4 desa intervensi dan 4 desa kontrol, yang memberikan hasil yang signifikan.

Setelah itu direplikasi ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Road map pun dibuatnya, dan regulasi juga telah disiapkan berupa Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth.

Acara rakor linsek ini berakhir pada pukul 12.09 WIB dengan ditutup doa yang disampaikan oleh penanggung jawab program UKM Puskesmas Poncokusumo Tito Harnowo, S.Kep.Ners, dan dteruskan dengan foto bersama. *** [271222]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 15 Desember 2022

Sore Hari, Perawat dan Kader SMARThealth Desa Pojok Adakan Giat Posbindu PTM

Menjelang Ashar, Kamis (15/12/2022), pemilik rumah terlihat sedang menyapu selasar depan (serambi) dan halaman. Ibu Tuni, nama sang pemilik rumah itu membantu menyiapkan untuk giat Posbindu PTM yang diadakan oleh perawat Desa Pojok bersama kader SMARThealth.

Ibu Tuni adalah istri almarhum Bapak Muslimin, mantan Modin Desa Pojok. Rumahnya tepat berada di pertigaan isi ulang air minum higienis Surya Water Double Ultraviolet di Jalan Masjid, Dusun Pojok RT 06 RW 01 Desa Pojok, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Meja pendaftaran dalam giat Posbindu PTM di Desa Pojok

Rumah berlantai dua warna kuning itu menghadap ke selatan, tepat menghadap ke Pos Kamling RT 06. Serambi yang dirancang mengitari rumah itu, yang digunakan untuk giat Posbindu PTM. Sedangkan, halaman depan yang cukup luas dipakai untuk parkir kendaraan warga yang hendak memeriksakan diri dalam giat Posbindu PTM tersebut.

Acara giat Posbindu dimulai pada pukul 15.30 WIB setelah warga mulai berdatangan ke rumah Ibu Tuni. Kader, pengelola PTM Puskesmas Pamotan, dan perawat Desa Pojok telah mempersiapkan diri setengah jam sebelumnya.

Warga berdatangan secara mengalir. Mula-mula, mereka akan menuju ke meja registrasi yang letaknya berada di sisi barat pintu utama rumah. Di meja itu, ada kader SMARThealth Lilik Endang Rahayu yang bertugas melakukan pendaftaran kepada warga yang akan memeriksakan kesehatannya dengan ikut skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).

Kader sedang mengukur lingkar perut warga

Dari meja registrasi, warga akan lanjut menerima pengukuran antropometri, seperti berat/tinggi badan dan lingkar perut. Dalam pengukuran antropometri itu dilakukan oleh tiga orang kader SMARThealth sisi timur pintu masuk rumah.

Kader SMARThealth Ella Ayu Rahmawati melakukan pengukuran berat badan. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan oleh kader SMARThealth Ela Astika. Sementara itu, pengukuran lingkar perut dijalankan oleh kader SMARThealth Arienda Wahyu Fitriani.

Usai pengukuran antropometri, warga akan bergeser ke meja yang terletak di serambi sisi timur rumah. Di meja itu, warga akan menerima layanan pengukuran tekanan darah. Sebelum perawat Desa Pojok Putri Ayu Dyah Puspita, A.Md.Kep tiba, pengukuran tensi ditunaikan oleh kader SMARThealth Diah Puspitasari. Namun setelah perawat Putri Ayu datang, pengukuran tekanan darah diambilalih. Kader Diah Puspitasari kemudian membantu mengecek buku daftar hadir dan rekapitulasi.

Meja pengukuran tensi dan cek kadar gula darah/kolesterol

Setelah ditensi, warga akan bergeser ke sebelah utara. Di situ ada pengelola PTM Puskesmas Pamotan Dian Puryaningtyas, A.Md.Kep yang bertindak melakukan pengecekan kadar gula darah maupun kolesterol.

Dalam tahapan pemeriksaan itu, jika dijumpai warga yang terindikasi mempunyai faktor risiko PTM tinggi (highrisk) maka baik pengelola PTM Puskesmas Pamotan maupun perawat Desa Pojok akan memberikan obat.

Sekitar pukul 16.30 WIB, Ketua RT 06 Sutaji menyempatkan diri ikut periksa dalam giat Posbindu PTM di wilayahnya. Dari hasil pengukuran dan pengecekan, semua terasa normal. Akan tetapi Ketua RT 06 meminta obat untuk menghilangkan rasa ngethok-ngethok di persendian yang dialaminya beberapa hari ini, dan pengelola PTM Dian Puryaningtyas memberikan satu emplek obat Diclofenac Sodium Tablet salut enterik 50 mg.

Kader SMARThealth berpose bersama pengelola PTM Puskesmas Pamotan dan perawat Desa Pojok

Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang hadir dari awal hingga akhir itu tertarik ingin tahu kenapa Desa Pojok sering menyelenggarakan giat Posbindu PTM di sore hari. Menurut perawat Putri Ayu, giat Posbindu PTM pernah dilakukan mulai pagi hingga siang tapi yang datang sedikit. “Pernah diadakan mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB, yang datang cuma 12 orang,” jelas perawat Putri Ayu.

Sejak itu, perawat Putri Ayu menjadikan giat Posbindu PTM di sore hari dan digilir per RT tiap bulannya. Alasannya, kalau sore hari umumnya warga sudah banyak yang di rumah, tidak di sawah atau kerja lainnya.

Acara giat Posbindu PTM di Desa Pojok ini ditutup tepat pada pukul 17.00 WIB. Dari hasil giat tersebut berhasil terskrining sebanyak 22 orang dengan rincian 3 laki-laki dan 19 perempuan, dan acara diakhiri dengan foto bersama antara kader bersama petugas kesehatan di halaman rumah Ibu Tuni. *** [151222

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog