Tampilkan postingan dengan label Dinkes Kabupaten Gresik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dinkes Kabupaten Gresik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Agustus 2024

Dari DLH, Tim Penelitian NIHR Wawancara Dengan Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Gresik

Dari Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, Tim Penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) yang terdiri dari Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked. Trop.; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP; dan fasilitator NIHR, menuju ke Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik.

Namun mengingat waktu janjiannya masih pada pukul 14.00 WIB, Tim Penelitian NIHR mengisi waktu luangnya dengan makan siang terlebih dahulu di Pawon Tinom, sebuah warung makan yang laris dengan masakan ndeso yang kota banget, yang lokasinya searah menuju Kantor Dinkes. 

Selesai makan siang, Tim Penelitian NIHR langsung menuju ke Kantor Dinkes. Di Dinkes, Tim Penelitian NIHR diterima oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) dr. Anik Lutfiyah, M,Ked.Trop dan Pemeriksa Sanitasi Tiwi Santini, S.T. di ruang kerja Kabid Kesmas yang berada di lantai 2, pada pukul 14.10 WIB.

Setelah memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud serta tujuannya, Tim Penelitian NIHR pun dipersilakan melakukan wawancara. Laksana berdiskusi seperti yang dilakukan di DLH, wawancara berjalan mengalir dan cair.

Dengan dipandu oleh Meutia Fildzah Sharfina, wawancara berjalan sekitar 1 jam lamanya, dan kebetulan Kabid Kesmas merupakan kakak kelas Serius Miliyani (Program Manager) sewaktu belajar di S2 di Universitas Airlangga. Keduanya menyandang gelar M.Ked. Trop, sehingga wawancaranya pun berbau reuni dan kekeluargaan.

Hasil wawancara tersebut, menghasilkan data-data kualitatif yang berguna dalam analisa situasional terkait kebijakan di lingkup Kabupaten Gresik mengenai sampah plastik dan pembakaran sampah plastik.

Tim Penelitian NIHR diterima dengan ramah oleh Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Gresik

Menurut Kabid Kesmas yang diamini oleh Pemeriksa Sanitasi, ada 5 pilar dalam program Sanitasi Berbasi Lingkungan (STBM) untuk mengurangi penyakit berbasis lingkungan, yaitu berhenti buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cari rumah tangga.

Terkait dengan pendekatan keluarga, 5 pilar ini adalah pendekatan untuk perubahan perilaku masyarakat. Tujuannya untuk menurunkan penyakit yang berbasis lingkungan yang ada di Kabupaten Gresik ini.

Penganggarannya berasal dari APBD dan APBN (DAK dan non-DAK). Semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Gresik yang sudah BLUD itu juga mendapatkan APBN non-DAK. Diakui oleh Kabid Kesmas, pelaksanaan STBM tersebut tidaklah mudah. Setelah Dinkes memantau tetapi terkadang infrastrukturnya masih ada yang belum memadai. Sehingga, program belum bisa menyangmbung antara harapan masyarakat dengan harapan Pemerintah.

Terkait sampah plastik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik sudah mempunyai Peraturan Daerah (Perda) berkenaan dengan sampah plastik, namun implementasinya baru dijalankan di lingkungan retail dan restoran. Untuk yang UMKM masih menggunakan plastik dan sterofoam.

Peran Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinkes Kabupaten Gresik masih di pilar 4 STBM, yakni pengurangan sampah plastik di rumah tangga. Kesling mengedepankan promotif perventif dengan melakukan edukasi melalui Puskesmas hingga Ponkesdes yang ada secara terus-menerus, karena mengubah perilaku itu sulit.

Lalu, menurut Kabid Kesmas, dirasakan bahwa trend polusi udara terus meningkat, suhu meningkat, dan ISPA juga meningkat. Kecamatan Manyar tergolong tinggi, bisa mencapai 37⁰C di dalam rumah.

Suasana wawancara bernuansa diskusi di ruang kerja Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Gresik

Dua tahun ini, Dinkes masih fokus pada sanitasi, dan menurut Pemeriksa Sanitasi, pada tahun 2025 akan ada program pengawasan kualitas udara melalui DAK.

Terkait polusi udara yang diceriterakan oleh Kabid Kesmas dan Pemeriksa Sanitasi, fasilitator NIHR tertarik untuk mengetahui chronic obstructive pulmonary disease (COPD) yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Sukomulyo dan Driyorejo yang menjadi enumeration area (EA) dalam peneltian NIHR ini.

Dibenarkan oleh Kabid Kesmas, bahwa ada indikasi COPD di wilayah kerja dua Puskesmas tersebut. Ia pun mengisahkan pengalamannya ketika menjadi Kepala Puskesmas Sukomulyo. Di Puskesmas Sukomulyo, anak-anak banyak yang terindikasi asma atau COPD. Setiap hari ada yang menerima layanan dengan nebulize. Namun Kabid Kesmas, belum bisa memastikan apakan asma maupun COPD itu diakibatkan polusi udara.

Program Kesling, menurut Kabid Kesmas, sebenarnya berperan penting, akan tetapi sayangnya tidak masuk prioritas Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam Dinkes. Kecamatan Manyar dan Driyorejo berpotensi memilki faktor risiko tinggi dari dampak polusi udara, karena di daerah tersebut banyak berdiri industri.

Beberapa industri mengeluarkan asap melalui cerobong, dan masyarakat sekitar kerap membau dari jelaga yang berterbangan. Menyitir istilah dari masyarakat setempat, kata Kabid Kesmas, “Pabrike ngenthut.”

Wawancara santai dengan Kabid Kesmas dan Pemeriksa Sanitasi ini berakhir pada pukul 15.16 WIB, dan setelahnya Tim Penelitian NIHR pun undur diri berpamitan untuk menuju ke Front One Hotel yang menjadi basecamp Tim Penelitian NIHR. *** [010824

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 29 April 2024

Berkunjung Ke Dinkes Kabupaten Gresik untuk Koordinasi NIHR

Beraudiensi dan berdiskusi di Ruang Bidang P2P Dinkes Kabupaten Gresik

Dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah pengumpulan datanya (enumeration area) tidak hanya di Kabupaten Malang tetapi juga di Kabupaten Gresik.

Jauh-jauh hari tembusan surat izin penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik sudah dilayangkan ke Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik.

Hari ini, Senin (29/04), Tim Penelitian NIHR – Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya – berkunjung ke Kantor Dinkes Kabupaten Gresik yang beralamatkan di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 243 C Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Kunjungan ini untuk bersilaturahmi secara tatap muka dan sekaligus berkoordinasi terkait jadwal pengumpulan data (data collecting) baik kualitatif maupun kuantitatif di Dinkes dan sejumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Gresik.

Dua anggota Tim Penelitian NIHR diterima dengan baik oleh Dinkes Kabupaten Gresik. Mula-mula diterima oleh Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi M. Hafidz di ruang tamu Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Kemudian terus dipertemukan dengan Kabid P2P dr. Puspitasasi Whardani di ruang kerjanya.

Setelah beraudiensi sebentar terkait rencana pengumpulan data, Kabid P2P mereferensi untuk berhubungan dengan Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PTM dan Keswa) Dinkes Kabupaten Gresik, Mariyam.

Di meja kerjanya, Tim Penelitian diterima dengan ramah oleh Kepala Seksi PTM dan Keswa, dan kemudian berdiskusi terkait rencana pelaksanaan pengumpulan data di dua Puskesmas yang setiap Puskesmas terdiri atas dua desa. Hal ini sama dengan yang dilakukan di Kabupaten Malang.

Hanya saja, setelah kita berdiskusi diketahui bahwa empat desa yang diajukan tersebut ternyata berada di empat wilayah kerja empat Puskesmas. Desa Driyorejo di Kecamatan Driyorejo masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Driyorejo; Desa Krikilan di Kecamatan Driyorejo masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Karangandong; Desa Peganden di Kecamatan Manyar masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Manyar; dan Desa Yosowilangun di Kecamatan Manyar masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo.

Informasi yang didapat dari Kepala Seksi PTM dan Keswa, di Kecamatan Manyar sendiri terdapat tiga Puskesmas, yaitu Puskesmas Manyar, Puskesmas Sembayat, dan Puskesmas Sukomulyo. Sedangkan, di Kecamatan Driyorejo terdapat dua Puskesmas, yakni Puskesmas Karangandong dan Puskesmas Driyorejo.

Kepala Seksi PTM dan Keswa terlihat welcome dan siap membantu untuk mengabarkan kepada Puskesmas yang nantinya akan terpilih untuk pengumpulan data NIHR tersebut.

Selesai mematangkan agenda data collecting NIHR di Kabupaten Gresik yang diperkirakan akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei ini, Tim Penelitian NIHR Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pun kemudian berpamitan pada pukul 10.07 WIB untuk kembali ke Malang dan segera akan memfollow up agenda tersebut lewat handphone nantinya. *** [290424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog