Tampilkan postingan dengan label Lintas Sektoral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lintas Sektoral. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Juli 2022

Rakor Penanganan ODGJ Di Kabupaten Malang

Bertepatan dengan hari terakhir tasyrik, Rabu (13/07/2022), Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Terkait Rujukan Ke Rumah Sakit Jiwa Bagi Penderita Gangguan Jiwa di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Lt. 2 yang terletak di Jalan Merdeka Timur No. 3 Kota Malang.

Tujuan rakor itu digelar adalah untuk meningkatkan peran dan kerja sama lintas sektoral penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan mendukung kemandirian ODGJ di bidang sosial dan ekonomi.

Acara rakor dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dihadiri oleh 15 orang yang terdiri dari 8 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yaitu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, Direktur RSUD Lawang, Dinas Sosial, Bappeda, RSUD Kanjuruhan, dan BPJS Kesehatan Cabang Malang.

Rakor Penanganan ODGJ di Kabupaten Malang

Hadirin terbanyak berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yaitu Dra. Mursyidah, Apt. M.Kes (Plt. Kepala Dinkes), drg. Anita Flora (Kabid Yankes), Evi Maria (Yankes Rujukan), Paulus Gatot Kusharyanto, SKM (Kasi PTM Keswa), Gatot Sujono, S.St., M.Pd (staf Keswa), Wildan Adi Yatma, S.Psi (staf Keswa), dan Imam Ghozali, S.Kep. Ners.

Rakor ini dipimpin langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Drs. Suwadji, S.IP, M.Si. Poin-poin yang dikemukakan Asisten Kesra meliputi kebijakan yang terkait Program Kesehatan Jiwa, jumlah ODGJ di Kabupaten Malang dari tahun 2019 sampai pertengahan tahun 2022, jumlah kasus ODGJ yang masih pasung, pelayanan kesehatan ODGJ, permasalahan rujukan pasien ODGJ, dan rencana tindak lanjut.

Dalam menyoroti masalah rujukan pasien ODGJ, Asisten Pemerintahan dan Kesra menyampaikan bahwa keluarga ODGJ umumnya adalah keluarga miskin. Sebanyak 1.126 ODGJ tidak memiliki NIK dan 1.278 ODGJ tidak punya JKN.

Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin) tidak dapat merujuk pasien ODGJ ke RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Akhirnya pasien dirujuk ke RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur di Surabaya, namun banyak keluarga yang menolak karena biaya transportasi rujukan ke Surabaya tinggi. Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan ODGJ menjadi terlantar. Selain itu, banyak keluarga dan masyarakat seringkali tidak mau menerima kembali pasien ODGJ pascarujukan.

Delapan OPD bahas penanganan ODGJ di Ruang Rapat Lt. 2 Sekda Kabupaten Malang

Setelah sambutan Asisten Pemerintah dan Kesra, acara dilanjutkan dengan presentasi dari Dra. Mursyidah, Apt. M.Kes, Plt. Kepala Dinkes, dengan judul “Penanganan Program Kesehatan Jiwa Di Kabupaten Malang.” Dalam pemaparan materi itu, Plt. Kepala Dinkes membahas masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Malang tahun 2021, situasi ODGJ di Kabupaten Malang (sampai dengan Juni 2022), amanat UU Bo. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, kebijakan, tujuan, dan sasaran, target pelayanan kesehatan jiwa, tujuan RS Rujukan ODGJ Januari-Juni 2022, permasalahan rujukan ODGJ, serta rencana tindak lanjut.

Dari data Dinkes, jumlah ODGJ di Kabupaten Malang tahun 2021 sebanyak 4.970 orang. Terbanyak terlaporkan dari Puskesmas Sumberpucung (263 orang), dan terendah berasal dari Puskesmas Sumbermanjing Kulon (53 orang).

Sementara itu, jumlah kasus pasung di Kabupaten Malang hingga Juli 2022 ada sebanyak 43 orang. Data ODGJ yang masih ada pasung dijumpai di lingkungan Puskesmas: Wonokerto, Sitiarjo, Ampelgading, Gondanglegi, Pagelaran, Tajinan, Ardimulyo, Karangploso, Wajak, Sumberpucung, Lawang, Ngantang, Kasembon, Gedangan, Wonosari, Tirtoyudo, Tumpang, dan Jabung.

Sedangkan, jumlah Posyandu Jiwa di Kabupaten Malang sampai dengan Juli 2022 tercatat ada 30 Posyandu yang tersebar di wilayah layanan Puskesmas: Donomulyo, Kalipare, Pagak, Sumbermanjing Kulon, Poncokusumo, Turen, Sumberpucung, Ngajum, Wonosari, Wagir, Pakisaji, Lawang, Singosari, Ardimulyo, Dau, Wonokerto, Bululawang, Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, dan Bantur.

Presentasi Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Malang

Usai presentasi Plt Kepala Dinkes, Asistes Pemerintahan dan Kesra memandu sesi diskusi atau tanya jawab. Sebagai upaya untuk mensejahterahkan ODGJ di Kabupaten Malang, diperlukan kekompakan bersama di antara OPD agar layanan yang diberikan bisa maksimal dan sesuai dengan kententuan.

Hasil Rakor Penanganan ODGJ di Kabupaten Malang itu menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam berita acara yang isinya, Dinkes memastikan data by name by address ODGJ; Disdukcapil segera menindaklanjuti pembuatan NIK bagi ODGJ yang sudah terdata di Dinkes dan belum memiliki NIK. ODGJ yang belum punya NIK, penanganan awal dilakukan oleh RSUD Kanjuruhan dan RSUD Lawang dengan alih rawat ke RSJ Lawang dari anggaran JAMKESDA yang ada di Dinkes.

BPJS Kesehatan memfasilitasi ODGJ untuk mendapatkan JKN dengan syarat ODGJ memiliki NIK. Dinas Sosial membantu merekomendasikan pembuatan PBID (Penerima Bantuan Iuran Daerah) bagi ODGJ yang sudah punya NIK.

Dinkes segera melakukan perubahan Peraturan Bupati No. 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin dan Tidak Mampu, dengan penambahan Pemberi Layanan Kesehatan (PPK) untuk RSJ Lawang.

Dinkes segera mengusulkan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kabupaten Malang sesuai Kepmenkes No. 220/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Umum TPKJM.

Kemudian Bappeda melaksanakan koordinasi monitoring dan mengevaluasi program kegiatan layanan kepada ODGJ dan menindaklanjuti penyelesaian masalah ODGJ melalui kemitraan dengan forum CSR. *** [130722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 24 Maret 2022

Lokakarya Mini Tribulan Puskesmas Gedangan Di Pendopo Kecamatan

Puskesmas Gedangan adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Malang, yang merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas perlu dikelola melalui pencapaian manajemen secara optimal.

Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian. Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan adalah dikenal dengan Lokakarya Mini.

Hari ini, Kamis (24/03/2022), Puskesmas Gedangan menyelenggarakan Lokakarya Mini Tribulan yang bertempat di Pendopo Kecamatan Gedangan yang berada di Jalan Raya Hasanudin No. 160 Dukuh Sumber Nanas RT 07 RW 18 Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Komitmen bersama lintas sektor di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang

Lokakarya Mini Tribulanan Puskesmas ini merupakan pemantauan kerja sama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan. Tujuannya untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.

Acara dimulai pada pukul 09.34 WIB. Pembawa acara mengawali dengan mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Pendopo Kecamatan Gedangan. Kemudian pembawa acara membacakan susunan acaranya, dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Tri Herdianti.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan dari Camat Gedangan, Stefanus Lodewyk. Dalam sambutannya, Camat Gedangan mengatakan bahwa kesehatan adalah tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu perlu sinergisitas lintas sektor dalam penangangan masalah kesehatan, seperti dalam pengendalian dan pencegahan virus COVID-19.

Sambutan Kepala UPT Puskesmas Gedangan dalam Lokakarya Mini Tribulan Puskesmas Gedangan

Selain itu, Camat Gedangan juga menyoroti masalah adanya gap antara dosis 1 dan dosis 2. “Kita diminta untuk mengurangi gap tersebut, bukan sinkronisasi.”

Kemudian pada sambutan yang kedua diisi oleh Kapolsek Gedangan Iptu Yoyok Supandi. Pada sambutan itu, Kapolsek memberikan apresiasi kepada Kepala Puskesmas (Kapus) Gedangan yang telah menggagas pertemuan ini.

Dalam hal ini, Kapolsek juga menghimbau kepada Kepala Desa (Kades) yang ada di wilayah Kecamatan Gedangan agar melakukan koordinasi dengan Ketua RW maupun tokoh masyarakat lainnya untuk menggerakkan warga agar segera ikut vaksinasi berikutnya. Hal ini agar supaya gap tidak semakin melebar.

Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kab. Malang Jadi Narasumber

Seusai sambutan Kapolsek, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Danramil 0818/31 Gedangan diwakilkan kepada Didik Arifin. Dalam sambutannya, Didik menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadirannya karena ada kunjungan Pangdam ke Kodim 0818 Malang-Batu. Selain itu, ia memberikan informasi bagi orang yang mau sunat, Danramil siap memberikan bantuan.

Pukul 10.26 WIB, giliran Kapus Gedangan drg. Dina Rachmasari memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Kapus menyoal gap yang bisa disebabkan karena ada yang punya komorbid. Meski mereka  datang tapi karena tensinya tinggi misalnya, maka petugas kesehatan tidak bisa memberikan vaksin pada saat itu.  Usai sambutan, disambung dengan memberikan paparan terkait evaluasi program kesehatan Puskesmas Gedangan.

Pukul 10.47 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Materi yang ditampilkan dalam forum pertemuan itu berjudul “ Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Kec. Gedangan Di Kabupaten Malang.”

Peserta Lokakarya Mini Tribulan Puskesmas Gedangan di Pendopo Kecamatan

Pada paparan itu, Paulus berkesempatan mengenalkan program inovasi unggulan layanan kesehatan berupa SMARThealth, dan sekaligus menyosialisasikan Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 Tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan Dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth yang telah diundangkan sejak 1 Oktober 2021 dihadapan para undangan forum pertemuan lintas sektor di wilayah Kecamatan Gedangan ini.

Selesai paparan Kasi PTM, acara jeda istirahat sebentar untuk mengurangi rasa kantuk. Acara diisi oleh pembawa acara dengan menyuarakan yel-yel salam Germas yang disambut para hadirin dengan ucapan: sehat, bugar, produktif, ceria.

Setelah itu, dilanjutkan lagi dengan pemaparan materi dari Bagian Surveilans Puskesmas Gedangan, Ovian Darmawan, A.Md. Kep., dengan judul “Pencatatan Dan Pelaporan Kasus Konfirmasi Positif Kecamatan Gedangan Tahun 2022.”

Penandatanganan komitmen bersama diawali oleh Camat Gedangan

Menurut Ovian, beda NAR dan riil karena ada data yang tidak masuk ke aplikasi. Di wilayah Kecamatan Gedangan ada 185, riilnya 205. Kematian yang masuk sistem ada 4, riilnya 12. Penanganan kasus COVID-19 tidak akan berhasil kalau hanya mengandalkan petugas kesehatan saja. Jadi perlu penanganan secara lintas sektor.

Acara terakhir diisi pemaparan materi oleh bidan Alfiah dari Puskesmas Gedangan dengan judul “Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin Kementerian Kesehatan Tahun 2018.” Dalam paparannya, bidan Alfiah menjelaskan bahwa ada sekitar 30 dasar hukum yang melatarbelakanginya, namun pada kesempatan itu, hanya 8 dasar hukum yang dibahasnya. Kemudian dilanjukan dengan filosofi pernikahan, dan kesehatan reproduksi.

Acara forum pertemuan yang dihadiri 30 orang itu, terdiri atas jajaran pamong Kecamatan Gedangan, Kapolsek, Koramil, seluruh kades yang ada di wilayah kerja Kecamatan Gedangan, TP-PKK, kader SMARThealth, PLKB, kader Posynadu, pendamping PKH,  Korwil Disdik, Dinkes, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara forum pertemuan ini selesai pada pukul 12.53 WIB setelah dilakukan penandatanganan komitmen bersama di atas banner yang telah disediakan. Dalam banner yang diinisiasi Puskesmas Gedangan itu berbunyi: “Kami Warga Masyarakat Gedangan Bersepakat Mendukung Program Kesehatan Untuk Menjadikan Masyarakat Gedangan Sehat.” *** [240322]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 15 Oktober 2021

Puskesmas Pamotan Selenggarakan Advokasi SMARThealth di Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Jumat (15/10) pagi itu cuaca cerah. Sebuah mobil Kijang Innova lama keluar dari halaman Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menuju ke arah Dampit. Di dalam mobil itu, ada 2 orang dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes dan seorang perwakilan dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Dua orang dari Seksi PTM dan Keswa itu adalah Kepala Seksi Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan penanggung jawab replikasi SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, Gatot Sujono, S.St., M.Pd.

Sambutan Kepala UPT Puskesmas Pamotan, Kecamatan Dampit

Kedatangan mereka ke sana dalam rangka memenuhi undangan sebagai narasumber dalam acara Advokasi SMARThealth Lintas Sektor yang diselenggarakan Puskesmas Pamotan di Rumah Makan Chicken Pingsaw yang beralamatkan di Jalan Simpang Ngurawan (Depan KUA) Dampit Wetan RT 07 RW 06 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Pertemuan lintas sektor ini mengundang 30 orang, yang terdiri atas Camat Dampit, Ketua TP-PKK Kecamatan, Kapolsek, Danramil, Diknas, KUA, PPAI, dan perwakilan dari 6 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. Keenam desa tersebut adalah Pamotan, Sumbersuko, Majangtengah, Rembun, Pojok, dan Jambangan.

Peserta Pertemuan Lintas Sektor di Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Masing-masing desa menghadirkan 3 orang, yaitu Kepala Desa, Ketua TP-PKK Desa, dan perwakilan kader kesehatan yang bakal ditingkatkan menjadi kader SMARThealth pada tanggal 21 Oktober mendatang.

Tamu undangan yang hadir akan dipersilakan menaiki tangga menuju ke Ruang Pertemuan Rumah Makan Chicken Pingsaw yang berada di lantai 2. Di depan tangga telah ada Dwi Arta Cahyono Putra, S.E., dan Sri Sukanti, A.Md. Kep. yang melakukan registrasi kepada para hadirin, dan kemudian dipersilakan menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Pemateri 1 dari Puskesmas Pamotan Kecamatan Dampit

Acara pertemuan lintas sektor ini dimulai pada pukul 08.50 WIB. Mengawali acara, Master of Ceremony (MC) Masrifatus Snaswianing Tyas, A.Md. Gz mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan yang hadir, dan terus dilanjutkan dengan membacakan agenda pertemuan ini.

Setelah itu disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh penanggung jawab PTM Puskesmas Pamotan, Ratnawati Rahman, S.Kep.Ners dengan hitungan 4/4. Artinya, saat dirigen memulai dengan menyanyikan “… Hiduplah Indonesia Raya” disusul dengan hitungan 1-2-3, dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4.

Sambutan dan arahan dari Camat Dampit Abai Saleh, S.Sos., M.M.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan dari Kepala UPT Puskesmas Pamotan drg. Putri Lestari. Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas (Kapus) mengatakan bahwa pertemuan ini terkait dengan vaksinasi dan rencana peningkatan kapasitas kader SMARThealth.

Menurut Kapus, capaian vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas Pamotan yang paling sedikit sudah mencapai 51% dan yang tertinggi dicapai oleh Desa Pojok. Berkat Deklarasi 100% vaksinasi di Desa Pojok, mengilhami desa yang lainnya. Tepuk tangan pun mengiringi pernyataan Kapus ini.

Peserta pertemuan yang berada di sisi timur ruang pertemuan

Usai sambutan Kapus, MC mempersilakan kepada Siswoko, S.Kep.Ners dari Puskesmas Pamotan untuk memandu jalannya (moderator) pertemuan lintas sektor ini. Dalam pertemuan ini menghadirkan dua pemateri, yaitu dr. Elliya Rosyida dari Puskesmas Pamotan dan Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dari Dinkes Kabupaten Malang.

Pemateri 1 disampaikan oleh dr. Elliya Rosyida dengan paparannya yang berjudul “Mengenal lebih dekat vaksin AstraZeneca dan Pfizer”. Dalam paparannya itu, dr. Elliya menjelaskan perihal evaluasi vaksin dan vaksin baru.

Pemateri 2 dari Dinkes Kabupaten Malang

Dr. Elliya memulai dengan rekapitulasi dan presentase jumlah total penduduk yang sudah divaksin dan belum divaksin di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, pengertian vaksin, jenis vaksin COVID-19, bagaimana sediaan produk, bagaimana efikasi vaksin, siapa saja yang boleh divaksin, vaksinasi pada kelompok, informasi KIPI secara umum, informasi keamanan dan KIPI, miokarditis dan pericarditis, serta penyimpanan dan pengelolaan vial vaksin.

Selesai materi 1, dibuka tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Setelah tanya jawab, dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Camat Dampit Abai Saleh, S.Sos., M.M. Pada kesempatan itu, Camat Dampit memberikan apresiasi kepada desa yang telah melakukan vaksinasi lebih dari 80% dan akan memantau desa yang capaiannya masih 51%. Camat Dampit akan turun lapangan untuk menangani kendala yang capaiannya masih sedikit kendati sudah di atas 50%.

Tim SMARThealth UB menyimak dengan seksama

Dengan gayanya yang khas, Camat pun berseloroh untuk memperkenalkan kepada masyarakat di 6 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. Hal ini wajar karena Camat Dampit yang baru ini merupakan pindahan dari Kecamatan Kepanjen.

Di sela-sela itu, Camat Abai juga sempat bercanda dengan melontarkan pertanyaan kepada para hadirin. “Siapa yang tahu ukuran sepatu saya?”

Kebetulan, perawat Desa Pojok yang turut hadir bisa menjawab ukuran sepatunya Pak Camat tersebut, yaitu 45. Kontan, perawat Desa Pojok Putri Ayu Dyah mendapat uang Rp 100 ribu yang dikeluarkan dari dompet kulit Camat Dampit.

Camat Dampit dan Kepala Puskesmas Pamotan

Selain itu, Camat Abai Saleh juga mengimbau kepada 6 kepala desa yang diundang dalam pertemuan lintas sektor ini untuk mengalokasikan anggaran untuk mendukung program inovasi layanan kesehatan SMARThealth ini. Kebetulan Camat Abai paham betul mengenai program SMARThealth. Karena sewaktu masih menjabat Camat Kepanjen, beliau tidak segan mengunjungi kegiatan kader SMARThealth di Kepanjen.

Pukul 09.45 WIB, moderator mempersilakan pemateri 2 Paulus Gatot Kusharyanto untuk menyampaikan paparannya dengan judul “Sosialisasi Perbup Program SMARThealth Nomor 31 Tahun 2021 di Kabupaten Malang.”

Lantai bawah Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Paulus Gatot mengawalinya dengan memutar video tentang implementasi program SMARThealth di Kelurahan Kepanjen. Di dalamnya juga ada pidato Camat Abai Saleh mengenai pelaksanaan program SMARThealth di Kelurahan Kepanjen.

Bagi Paulus Gatot, kader itu biasa tetapi berharga di hadapan Tuhan dan negara. Karena tugas mulia mereka dalam membantu masyarakat agar tetap sehat. Oleh karena itu, peran kader di tengah masyarakat sangatlah penting. 

Dalam paparannya itu, Paulus Gatot menjelaskan apa itu SMARThealth. Apa saja yang dilakukan dalam program SMARThealth, disahkannya Perbup SMARThealth dan terakhir ditutup dengan penjelasan perilaku CERDIK yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.

Sama dengan pemateri 1, setelah pemaparan materi dibuka tanya jawab oleh moderator kepada peserta pertemuan lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas Pamotan untuk mengajukan pertanyaan kepada pemateri 2.

Pada kesempatan itu, kader SMARThealth Majangtengah Hudha Ifiyah menanyakan perihal aplikasi eKader yang tidak bisa untuk menginput data karena pada item provinsi tidak bisa diisi sehingga input data pun menjadi tertunda.

Oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd., selaku penanggun jawab replikasi SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, menerangkan bahwa nanti pada pelatihan kader kesehatan dalam peningkatan kapasitas kader SMARThealth yang akan diadakan pada Senin, minggu depan, aplikasi akan diinstal ulang.

Pukul 10.39 WIB acara pertemuan telah selesai. Moderator pun mengembalikan waktunya kepada MC, dan MC mengatakan bahwa acara demi acara sudah dilalui dengan lancar. Kemudian acara pertemuan lintas sektor ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Repan Efendi, Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Dampit.

Selesai doa, para tamu undangan dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan Rumah Makan Chicken Pingsaw di meja panjang dalam ruang pertemuan itu secara prasmanan. Ada nasi putih, nasi goreng, acar, aneka saos bumbu, nugget, cap jay, semur ayam, dan perkedel. *** [151021]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 11 Oktober 2021

Wujudkan Pelayanan Jantung Terpadu, Dinkes Kabupaten Malang Adakan Rakor

 “Untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu di Kabupaten Malang, preventif dan kuratif harus jalan bareng”, kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti Wibowo, saat memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi (rakor) lintas sektor di Ruang Multimedia, Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang, Senin (11/10).

Rakor ini dihadiri 4 instansi terkait, seperti BAPPEDA Kabupaten Malang, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang 

Lebih lanjut, Arbani Mukti Wibowo mengungkapkan, rakor ini bertujuan untuk membahas persiapan untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu, seperti penyediaan lahan untuk membangun gedung pusat rujukan layanan jantung terpadu di RSUD Kanjuruhan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana lainnya terkait rumah sakit jejaring rujukan pelayanan jantung terpadu.

“Ada 4 pelayanan dalam Program Pelayanan Kesehatan Jantung Terpadu di Kabupaten Malang”, ujar Arbani. “Yaitu pelayanan promotif dan preventif dengan Posbindu SMARThealth oleh kader di desa, pelayanan pemeriksaan jantung di Puskesmas dengan telemedicine EKG, pelayanan kegawatdaruratan jantung dengan armada ambulance advance (ICU Mobile) di Kabupaten Malang, dan pelayanan kuratif RSUD Kanjuruhan sebagai rumah sakit pusat rujukan jantung jejaring dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Jakarta.”

Peserta rakor di sisi utara Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang

Acara rakor ini dimulai pada pukul 09.25 WIB. Begitu, Kepala Dinkes memasuki ruang pertemuan yang diiringi Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kanjuruhan dr. RA Ratih Maharani, MMRS dan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan dr. Benidiktus Setyo Utomo, pembawa acara Gatot Sujono, S.St., M.Pd mengawali opening speech dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta rakor yang hadir dalam ruangan ini.

Kemudian dilanjutkan dengan membacakan susunan acara dalam rakor ini, dan diteruskan dengan doa menurut keyakinannya masing-masing.

Peserta rakor di sisi timur Ruang Multimedia Lantai 2

Usai doa, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Dinkes Kabupaten dan diteruskan dengan sedikit paparan dalam slide dihadapan para undangan rakor. Lalu, disambung dengan diskusi yang akan dipandu oleh Kepala Dinkes.

Namun sebelum diskusi dimulai, Kepala Dinkes meminta kedua Wakil Direktur (Wadir) dari RSUD Kanjuruhan untuk memberikan gambaran terlebih dahulu terkait persiapan RSUD Kanjuruhan menjadi pusat rujukan jantung jejaring RSJPDHK.

Ruang Multimedia Lantai 2

Pada kesempatan itu, Wadir Administrasi dan Keuangan menerangkan bahwa selama ini RSUD Kanjuruhan hanya sebagai locus pada pelayanan kuratif dalam layanan jantung. Belum ada gedung yang representatif untuk pusat pelayanan jantung terpadu.

“Tahun 2021 ini, RSUD Kanjuruhan telah membuat proposal untuk mengajukan block grant untuk pembangunan gedung pusat pelayanan jantung terpadu. Lahan sudah ada seluas 2,5 hektar di belakang RSUD Kanjuruhan”, katanya

Masukan dari BAPPEDA Kabupaten Malang dalam diskusi

Kemudian Wadir Pelayanan menjelaskan perihal langkah-langkah dalam membuat jejaring rujukan jantung di Kabupaten Malang. Apa saja yang harus dipenuhi dalam mewujudkannya. Selain itu, program SMARThealth nantinya akan disambut RSUD Kanjuruhan sebagai bagian pusat rujukan pelayanan jantung terpadu.

Usai penjelasan para Wadir RSUD Kanjuruhan itu, acara diskusi pun dimulai yang dipandu langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Malang. Usulan pertama datang dari Anik S. dari BAPPEDA Kabupaten Malang. Dalam kesempatan itu, Anik mengatakan bahwa persyaratan lahan untuk membangun gedung pusat layanan jantung itu harus dicukupi dulu. Baru kemudian merencakanan pembangunan gedung yang berbiaya besar. Diperkirakan akan menelan biaya 300 milyar.

Masukan dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya

Sementara itu, Figur Wicaksono, ST dari Bidang Penataan Ruang dan Penataan Bangunan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya berjanji akan membantu melakukan pengecekan lahan yang telah disiapkan RSUD Kanjuruhan itu apakah sudah sesuai dengan tata ruangnya.

Setelah penjelasan dari Cipta Karya, Kepala Dinkes mempersilakan kepada dr. Bobi Prabowo, Sp.EM., M. Biomed selaku Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik. Dalam kesempatan itu, dr. Bobi menguraikan panjang lebar perihal Kabupaten Malang masuk dalam akselerasi layanan jantung terpadu atau penanganan kardiovaskular rujukan dari Kemenkes.

Paparan kesiapan RSUD Kanjuruhan oleh Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik

Oleh karena itu, menurut dr. Bobi, selain pembahasan lahan perlu juga membicarakan masalah SDM. Selain dokter spesialis jantung juga diperlukan perawat maupun bidan dengan keahlian jantung maupun dokter bedah jantung.

Untuk mewujudkan rumah sakit pusat rujukan pelayanan jantung, tenaga kesehatan yang telah mengambil spesialis jantung tidak serta merta bisa langsung bekerja, melainkan harus menempuh pendidikan satu tahun lagi untuk mendapat sertifikat sebagai SDM sesuai standar nasional.

Tim SMARThealth UB menyimak dengan seksama jalannya rakor

Dari diskusi ini, Kepala Dinkes memahami bahwa RSUD Kanjuruhan telah menunjukkan kesiapan untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu di Kabupaten Malang dan sekaligus bisa intergrasi dengan program SMARThealth.

Untuk integrasi itu, Kepala Dinkes menugaskan Kepala P2P dan Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang agar supaya nantinya berkoordinasi dengan RSUD Kanjuruhan dengan melihat road map yang akan dibuat oleh RSUD Kanjuruhan.

Bila hal ini terwujud maka menurut Kepala Dinkes sekaligus akan tercipta hospital without wall. Hospital without wall merupakan program pemerintah yang memaksimalkan peranan rumah sakit di masyarakat dengan tidak hanya berkutat di sektor kuratif dan rehabilitatif akan tetapi menggiatkan usaha promotif dan preventif. Salah satunya dengan sistem jemput bola dengan menitikberatkan pada pembinaan masyarakat dengan pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui kunjungan dan kegiatan lainnya yang sifatnya membina komunitas. *** [111021]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog