Integrasi Layanan Primer (ILP) adalah konsep yang berkaitan dengan penggabungan berbagai layanan kesehatan dasar untuk meningkatkan akses, kualitas, dan efisiensi pelayanan. ILP dilaksanakan di Puskesmas, jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan primer, seperti Posyandu dan Posbindu.
Sasaran ILP mencakup ibu hamil, persalinan, nifas, bayi dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia dewasa, dan usia tua. Sasaran tersebut berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa/kelurahan dan perdukuhan, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan.
Namun dalam praktiknya, tidak semua siklus hidup yang menjadi sasaran dalam ILP tersebut bisa tercover semua dalam setiap giat Posyandu berbasis ILP. Kenyataan ini seperti yang dialami oleh Desa Pagak.
Kader kesehatan berpose dengan perawat Ponkesdes Pagak dan PP PTM Puskesmas Pagak |
Seperti giat yang dilakukannya dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan Posyandu Lansia Edelweis di Ponkesdes Pagak yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 06 RW 12 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Selasa (29/10).
Giat di Ponkesdes Pagak ini menyasar warga usia produktif dan lansia yang bermukim di RT 06 hingga RT 10 yang berada di RW 12, yang tidak tercover dalam giat Posyandu ILP sebelumnya. Hal ini sekaligus sebagai peningkatan dalam capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM Kesehatan sendiri merupakan hak setiap warga negara.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan perawat Ponkesdes Pagak |
Selain melakukan pendaftaran, kedua kader tersebut juga melakukan pengukuran tinggi maupun berat badan.
Dari meja pendaftaran, warga akan menuju ke meja pengukuran tekanan darah. Kader SMARThealth Dyah Anggun Sasmita melakukan pengukuran tensi setiap warga yang hadir dalam giat tersebut. Kemudian warga akan bergeser ke samping atau arah selatan, untuk lanjut pengecekan kadar gula oleh kader SMARThealth Della Apyanagustin.
Cek kadar gula darah oleh kader SMARThealth |
Kedua nakes tersebut, yakni perawat Ponkesdes Pagak Sri Hidayati, S.Kep. Ners dan Pemegang Program (PP) PTM Puskesmas Pagak Dwi Cahya Widodo, A.Md.Kep. Mereka bertugas memberikan pelayanan konsultasi kesehatan dan sekaligus pengobatan bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk). Obatnya akan diberikan oleh kader kesehatan Nuryl Nindya atas petunjuk kedua nakes tersebut.
Di sela-sela itu, perawat Ponkesdes Pagak juga memberikan penyuluhan kepada warga yang hadir dalam giat tersebut, terutama untuk para lansianya. Perawat Sri juga memperlihatkan buku panduan kesehatan lengkap bagi lansia, termasuk penyakit-penyakit umumnya dijumpai pada lansia.
Suasana skrining faktor risiko PTM dalam giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia di Ponkesdes Pagak |
Menurut perawat Sri, karena anggaran untuk home care terbatas maka nakes umumnya memanfaatkan kegiatan ini sekalian untuk pendataan keluarga dan intervensi lanjut yang belum sempat dikunjunginya.
Selesai mengikuti skrining faktor risiko PTM dan edukasi kesehatan, warga akan mendapatkan suguhan berupa jemblem dan utri. Utri itu bentuknya seperti panganan nogosari namun di dalamnya tidak ada pisangnya.
Giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia ini selesai pada pukul 11.08 WIB, dan berhasil melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 28 orang, yang kebetulan perempuan semua. Sebelum meninggalkan tempat, nakes melakukan foto bersama dengan kader kesehatan yang bertugas serta mengajak anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang turut menyaksikan jalannya giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia di Ponkesdes Pagak. Pulangnya dibawain jemblem dan utri. *** [301024]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo