Tampilkan postingan dengan label dr. Arief Alamsyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dr. Arief Alamsyah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Agustus 2025

Simulasi Akan Dipraktikkan, Kader Kepanjen Disiapkan Jadi Responden Health Coaching

Suasana ruang meeting tampak hidup sejak pagi hari, ketika Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Keehatan dari empat puskesmas di Kabupaten Malang dimulai. Pelatihan ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang kini tengah merampungkan studi doktoralnya di FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian ini mengusung topik "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer".

Kegiatan hari pertama ini terbagi dalam tiga sesi pelatihan yang dilangsungkan dalam satu ruang meeting. Setelah sesi pagi hingga siang diisi pelatihan intensif untuk dokter dan tenaga promosi kesehatan (promkes), serta dilanjutkan pelatihan enumerator, agenda ketiga di sore hari adalah briefing khusus untuk kader kesehatan dari Kelurahan Kepanjen. 

Keempat kader - Harti, Indri Astutik, Nanik Triyudhani, dan Wiwik Setyo Anggraeni - dipersiapkan untuk memegang peran penting dalam simulasi health coaching yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Briefing kader untuk responden simulasi dalam Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Hotel Grand Kajuruhan Kepanjen

Briefing dimulai pada pukul 14.40 WIB dan dipandu langsung oleh dr. Arief sebagai peneliti utama. Suasana cair namun penuh konsentrasi tercipta ketika keempat kader mulai mengenali peran barunya sebagai responden simulasi, yaitu individu yang berpartisipasi aktif dalam sebuah simulasi dan bertindak layaknya pasien hipertensi yang akan menerima sesi health coaching dari para dokter dan tenaga promkes peserta pelatihan.

“Peran Ibu-ibu besok sangat penting. Kami butuh responden yang bisa menjalankan simulasi dengan natural, agar proses pelatihan benar-benar terasa seperti situasi nyata,” ujar dr. Arief dalam arahannya.

Briefing ini bukan sekadar memberikan instruksi teknis, namun juga bertujuan membangun kenyamanan dan kepercayaan diri kader. Mereka dikenalkan dengan alur simulasi dan diperlihatkan bagaimana proses coaching berlangsung. Bahkan sebelum briefing dimulai, para kader telah lebih dulu dipertemukan dengan para dokter dan tenaga promkes yang akan menjadi coach mereka esok hari. Hal ini dimaksudkan agar tercipta kedekatan awal dan mengurangi rasa gugup saat sesi simulasi berlangsung.

Kader melihat video untuk mengerti alur dalam responden simulasi keesokan harinya

Turut hadir dalam briefing ini personil Tim SMARThealth UB, yang akan membantu dalam pengumpulan data di lapangan selama penelitian berlangsung. Mereka juga ikut mengamati proses briefing guna memastikan standar pelaksanaan simulasi berjalan optimal.

Sebagai peran kunci dalam skenario pelatihan, para kader tidak hanya menjadi ‘pasien’ dalam simulasi, tetapi juga menjadi cermin nyata bagaimana health coaching dapat diterapkan dalam konteks layanan primer. Diharapkan, simulasi ini mampu memberikan gambaran realistis serta memperkuat kapasitas coaching para tenaga kesehatan yang terlibat.

Dengan semangat kolaboratif dan suasana kekeluargaan yang terasa, hari pertama pelatihan ini pun ditutup dengan penuh optimisme. Keesokan harinya, simulasi akan menjadi ajang penerapan nyata dari apa yang telah dipelajari - dan para kader Kepanjen sudah siap memainkan peran mereka dengan sepenuh hati. *** [120825]



Share:

Minggu, 10 Agustus 2025

Pelatihan Enumerator dalam Rangkaian Health Coaching Hipertensi di Layanan Primer

Suasana pagi di Meeting Room Gajayana, Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, terasa penuh semangat pada Kamis (07/08). Di balik kesibukan rutinnya sebagai dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan motivator nasional, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, kembali turun tangan langsung memimpin pelatihan yang menjadi bagian penting dari disertasinya, “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.”

Sejak pagi hingga siang, pelatihan intensif ditujukan bagi para dokter fungsional dan penanggung jawab promosi kesehatan (Promkes) dari empat Puskesmas di Kabupaten Malang, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Para peserta dibekali pendekatan pembinaan kesehatan sebagai strategi penguatan pengendalian hipertensi yang lebih personal dan berkelanjutan di layanan primer.

Namun, sesi tak berhenti sampai di situ. Menggunakan pelatihan utama, suasana ruangan berubah arah. dr. Arief memanggil tiga nama - Anis Khurniawati, S.Sos., Arief Budi Santoso, S.E., dan Elmi Kamilah, S.Sos. - lalu memperkenalkannya dihadapan para peserta. Mereka adalah enumerator, yang akan menjadi perpanjangan tangan penelitian di lapangan.

Tiga enumerator diundang ke depan untuk diperkenalkan kepada dokter fungsional dan Pj Promkes Puskesmas


Enumerator: Pengumpul Data di Lapangan

Dalam dunia penelitian, enumerator kerap luput dari sorotan, padahal peran mereka krusial. Mereka adalah garda depan - wawancara, pengisian kuesioner, observasi, hingga pengukuran kesehatan menjadi tanggung jawab mereka. Kualitas dan validitas data yang akan menjadi dasar analisis penelitian, bergantung pada ketelitian dan integritas para enumerator.

Empat enumerator yang dilibatkan dalam penelitian ini memiliki jam terbang yang tinggi. Berpengalaman dalam berbagai survei besar seperti IFLS (Indonesian Family Life Survey) dan SMARThealth, NIHR-GHG STAND, mereka telah berpengalaman dalam menghadapi dinamika lapangan yang kompleks.

Pelatihan Khusus untuk Enumerators: Detail, Etis, dan Praktis

dr. Arief tak ingin mengambil risiko dalam fase penting ini. Oleh karena itu, ia memberikan pelatihan langsung dan khusus setelah sesi health coaching. Ada 6 jenis kuesioner yang harus dipahami secara mendalam, yaitu Health Coaching Questionnaire untuk Hipertensi, Hypertension Self-Care Behaviours Questionnaire, Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS), Knowledge, Attitude, Practice (KAP), Skala Efikasi Diri Hipertensi, dan Perceived Stress Scale 10 (PSS-10).

Setiap kuesioner dibedah secara konsep maupun teknis: bagaimana menyampaikan pertanyaan, membaca bahasa tubuh responden, menjaga netralitas, serta menghormati kerahasiaan data. Enumerator juga akan dilatih untuk mengukur tekanan darah, tinggi dan berat badan dengan standar yang sama pada berikutnya.

Satu hal penting yang disampaikan dr. Arief, responden adalah subjek yang harus diperlakukan dengan hormat dan empati, bukan sekadar pengisi kuesioner.

Pelatihan enumerator Health Coaching


Alur Pelaksanaan dan Jadwal Lapangan

Mulai 12 hingga 15 Agustus 2025, para enumerator akan bertugas ke Puskesmas-Puskesmas yang menjadi enumeration area (EA). Total responden yang ditargetkan adalah 26 pasien hipertensi, yang terbagi menjadi: 13 pasien intervensi (mengikuti sesi health coaching) dan 13 pasien kontrol (mendapat edukasi standar).

Pada pasien intervensi, alur kerja dimulai dari pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, hingga wawancara kuesioner. Setelah itu, pasien diarahkan untuk mengikuti sesi coaching bersama dokter. Selanjutnya, penanggung jawab Promkes akan memfasilitasi edukasi lanjutan melalui grup WhatsApp dan komunikasi telepon.

Lebih dari Sekadar Pengumpulan Data

Di balik setiap angka dalam kuesioner, ada cerita hidup pasien. Di balik setiap sesi wawancara, ada potensi perubahan. Enumerator bukan hanya mengisi lembar jawaban, tetapi juga menjadi saksi dari upaya peningkatan kualitas layanan primer bagi penderita hipertensi.

Pelatihan enumerator ini menjadi bukti bahwa sebuah penelitian yang solid bukan hanya dibangun di ruang teori, tetapi juga di lapangan - melalui kerja tim, akurasi, dan dedikasi. *** [100825]



Share:

Jumat, 08 Agustus 2025

Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Kabupaten Malang: Tingkatkan Keterampilan Pengendalian Hipertensi dengan Pendekatan SEHAT Coaching Model

Dalam upaya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di layanan primer, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP - dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) sekaligus Motivator Nasional - menyelenggarakan Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas di Kabupaten Malang. 

Kegiatan ini digelar di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen sebagai bagian dari penelitian disertasinya di Program S3 Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer”.

Pelatihan ini diikuti oleh 4 dokter (dr. Faradina Puspita, dr. Herdiana Ayu S.P., dr. Ririn Widyastuti, dr. Aulia Nur Ahmad Humsen) dan 4 penanggung jawab (Pj) Promkes (Indah Nur Putri Pratiwi, SKM, Mochamad Faizin, SKM, Denok Pitra Rhena, SKM, Muhammad Amiril Mu’minin, SKM) dari 4 Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Fokus pelatihan adalah pembekalan SEHAT Coaching Model, sebuah pendekatan inovatif berbasis pemberdayaan pasien untuk pengendalian hipertensi.

Meja presensi untuk peserta pelatihan health coaching di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang

Hari Pertama: Menyelami Filosofi dan Teknik Coaching

Tepat pukul 08.31 WIB pada Kamis (07/08), acara dibuka secara hangat oleh Ivanka Harits Darwisy, M.Pd sebagai Master of Ceremony (MC). Usai doa bersama dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, peserta langsung mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal.

Tak lama setelah itu, dr. Arief sendiri memandu sesi utama pada hari pertama ini, dengan memperkenalkan SEHAT Coaching Model - sebuah pendekatan khas yang dirancang berdasarkan pengalaman dan teori yang ia dalami. SEHAT sendiri merupakan akronim dari Sasaran dan Target, Evaluasi Tahapan Perubahan, Hambatan Perubahan, Aksi dan Dukungan, Tindak Lanjut.

Sebagai staf pengajar FKUB dan juga motivator nasional, gaya penyampaian dr. Arief begitu energik dan menggugah. Ia menjelaskan bahwa coaching berbeda dari counseling. “Coaching adalah hubungan kemitraan yang berlandaskan pemberdayaan dan kreativitas,” ujarnya sembari memperlihatkan slide presentasi yang penuh warna dan modul berkelas.

dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, peneliti dan sekaligus motovator nasional, berikan materi

Peserta juga dikenalkan dengan konsep inner game, filosofi coaching, hingga keterampilan dasar seperti rapport building, mendengar aktif, dan powerful questioning. Tak hanya teori, peserta juga diajak langsung ke praktik nyata melalui mock interview

Salah satu yang berkesan adalah saat dr. Arief mempraktikkan sesi coaching dengan Indah Nur Putri Pratiwi, SKM (Pj Promkes Puskesmas Wagir). Dalam sesi ini, peserta benar-benar dibawa ke situasi lapangan yang sesungguhnya. Nur Putri bertindak sebagai coach, dan dr. Arief menjadi coachee dalam mock interview tersebut.

Pukul 12.00 WIB, pelatihan jeda untuk ishoma (istirahat, sholat, makan). Hotel Grand Kanjuruhan memanjakan peserta dengan menu makan siang tradisional yang menggugah selera: ayam laos, tuna balado, gule nangka kacang, bakmi goreng, bakwan jagung, hingga es Manado yang menyegarkan.

Pre-test

Sesi Pascaishoma: Strategi Komunikasi Berbasis Teknologi

Usai ishoma, sesi dilanjutkan dengan materi penting mengenai peran strategis Pj Promkes dalam mendampingi pasien hipertensi. Jika dokter sibuk di awal proses coaching, maka Pj Promkes menjadi aktor utama dalam follow-up via WhatsApp dan telepon.

"Coaching bukan hanya di ruang konsultasi. Ini adalah proses berkelanjutan yang harus dibangun dalam relasi dan komunikasi yang aktif," jelas dr. Arief. “Orang Indonesia suka dengan interaski yang intens.”

Materi diperkaya dengan pemutaran video simulasi aktivitas dokter dan Pj Promkes setelah pelatihan. Visual ini memudahkan peserta membayangkan alur kegiatan di lapangan yang akan mereka lakukan nantinya.

Tepat pukul 14.03 WIB, pelatihan hari pertama resmi ditutup. Wajah para peserta tampak antusias dan terinspirasi.

Mock interview: peserta jadi coach dan pemateri jadi coachee

Mengintegrasikan Ilmu, Empati, dan Aksi Nyata

Pelatihan ini adalah jembatan antara keilmuan akademik dan kebutuhan nyata di lapangan, antara evidence-based practice dan empati kemanusiaan. Melalui pendekatan coaching yang berfokus pada pemberdayaan pasien, pelatihan ini membawa paradigma baru dalam pengendalian hipertensi di layanan primer.

Health is a large word. It embraces not the body only, but the mind and spirit as well; and not today’s pain or pleasure alone, but the whole being and outlook of a man,” ujar James H. West. “Kesehatan adalah kata yang luas. Ia tidak hanya mencakup tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa; dan bukan hanya rasa sakit atau kesenangan hari ini saja, tetapi seluruh keberadaan dan pandangan seseorang.”

Dengan semangat inilah, para dokter dan Pj Promkes dari 4 Puskesmas siap melangkah - menjadi mitra sejati pasien dalam perjalanan menuju hidup yang lebih sehat, holistik, dan bermakna. *** [070825]



Share:

Jumat, 01 Agustus 2025

Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas terkait Persiapan Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer

Bakda salat Jumat (01/08), dr. Arief Alamsyah, MMRS - staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang tengah menempuh Program Doktor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada - menggelar briefing dengan empat penanggung jawab program pengendalian penyakit tidak menular (Pj PTM) dari Puskesmas Wagir, Ngajum, Gondanglegi, dan Pakisaji. 

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan produktif di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen yang terletak di Jalan Dr. Ir. Soekarni No. 8 Area Sawah/Kebun, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, aau yang terkenal dengan sebutan Jalan Lingkar Barat (Jalibar).

Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan tahap ketiga dalam disertasi dr. Arief yang berjudul "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer". Tahap ini menandai penerapan model intervensi Health Coaching Hipertensi yang dirancang secara ilmiah dan kontekstual.

Keempat Pj PTM yang hadir adalah Fenny Noviana, A.Md.Kep. (Puskesmas Wagir), Masfu Lailiyah, A.Md.Kep. (Puskesmas Ngajum), Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep. (Puskesmas Gondanglegi), dan Sirotul Maisaroh, A.Md.Kep. (Puskesmas Pakisaji). Selain itu juga hadir personil Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas di Warung Lesehan Yogyakarta Kepanjen

Dalam paparannya, dr. Arief menjelaskan bahwa intervensi dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design yang melibatkan pasien hipertensi sebagai subjek penelitian. Kelompok intervensi akan mendapatkan sesi health coaching menggunakan model SEHAT, yang merupakan singkatan dari: Sasaran dan Target, Evaluasi Faktor Risiko, Hambatan, Aksi dan Dukungan, serta Tindak Lanjut.

Intervensi direncanakan berlangsung selama dua bulan. Bulan pertama, coaching difokuskan pada kepatuhan minum obat dan salah satu dari pola makan atau aktivitas fisik, sesuai pilihan pasien. Bulan kedua, coaching melanjutkan intervensi terhadap aspek yang belum disentuh di bulan pertama.

dr. Arief juga memaparkan kriteria inklusi, eksklusi, dan withdrawal dalam pemilihan pasien, serta mekanisme penjadwalan sesi coaching oleh dokter di masing-masing Puskesmas. Untuk efisiensi dan menjaga stamina dokter, sesi dibatasi maksimal 3 - 4 pasien per hari.

Setiap Puskesmas akan menyeleksi 13 pasien hipertensi, yang akan dijadwalkan hadir secara bertahap dalam 4 hari sesi coaching (12 - 15 Agustus 2025). Sementara itu, kelompok kontrol akan dikumpulkan secara bersamaan sebanyak 13 orang per Puskesmas dan hanya akan mendapatkan edukasi kesehatan rutin. Sesi kelompok kontrol dijadwalkan berlangsung pada 18 - 22 Agustus 2025.

Personil Tim SMARThealth UB turut hadir dalam briefing tersebut

Semua pasien, baik dari kelompok intervensi maupun kontrol, akan diwawancara menggunakan kuesioner standar oleh enumerator yang telah dilatih. Para Pj PTM memiliki peran strategis, yaitu dalam proses rekrutmen dan mobilisasi pasien ke lokasi intervensi di Puskesmas masing-masing.

Kegiatan briefing ini berakhir pada pukul 14.32 WIB, dan ditutup dengan makan siang bersama dari menu yang hadir dari Warung Lesehan Yogyakarta tersebut, seperti ayam goreng kremes, gurami bakar, bandeng pesmol, tahu tempe penyet, oseng kangkung dan oseng tauge. 

Setelah makan siang, 6 orang yang hadir dalam briefing tersebut kembali ke rumah masing-masing. Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas di Warung Lesehan Yogyakarta ini menjadi langkah awal penting menuju implementasi health coaching berbasis evidence dalam pengendalian hipertensi di layanan primer. 

Dengan kolaborasi lintas Puskesmas dan pendekatan coaching yang lebih personal, diharapkan intervensi ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kendali tekanan darah pasien dan kualitas pelayanan kesehatan primer ke depan. *** [010825]



Share:

Rabu, 27 Maret 2024

Minggu Ke-3 Maret 2024, In-Depth Interview di Puskesmas Gondanglegi

Sempat tertunda beberapa saat lantaran kesibukan dan kelelahan, dr. Arief Alamsyah, MMRS – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) kembali melakukan in-depth interview di Puskesmas Gondanglegi pada Rabu (27/03).

In-depth interview ini dilaksanakan sebagai bahan menyusun disertasi mengenai health coaching hipertensi di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Terakhir, sebulan yang lalu, dr. Arief Alamsyah melakukan in-depth interview di Puskesmas Ngajum, dan hari ini agendanya in-depth interview di Puskesmas Gondanglegi. Perlu diketahui, dalam penelitian disertasi ini ada 4 locus yang menjadi enumeration area (EA), yaitu Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Kepanjen, Puskesmas Ngajum, dan Puskesmas Gondanglegi.

Audiensi dengan Kapus Gondanglegi, Kabupaten Malang

Kendati suratnya sudah masuk beberapa bulan sebelumnya, namun dr. Arief Alamsyah baru berkesempatan berkunjung ke Puskesmas Gondanglegi dalam rangka in-depth interview dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Gondanglegi.

Sebenarnya dr. Arief Alamsyah sudah tak asing lagi dengan Puskesmas Gondanglegi karena dulu ia pernah menjadi dokter muda (koas) di Puskesmas Gondanglegi. Tapi, kali ini kunjungannya dalam rangka penelitian mengenai health coaching hipertensi untuk memenuhi disertasinya.

In-depth interview dengan Pj. PTM Puskesmas Gondanglegi

Begitu tiba di Puskesmas Gondanglegi, dr. Arief Alamsyah yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) langsung menghadap Kepala Puskesmas Gondanglegi drg. Imam Mashuda.

Di ruang kerja Kapus yang berada di ujung sisi selatan layanan Puskesmas tersebut, dr. Arief Alamsyah diterima oleh Kapus Imam, dan di dalam ruangan juga ada Penanggung jawab (Pj) PTM dan Promkes Puskesmas Gondanglegi.

In-depth interwiew dengan bagian Promkes Puskesmas Gondanglegi

Dr. Arief beraudiensi dengan Kapus Gondanglegi untuk kulo nuwun terlebih dahulu dan sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan kehadirannya dalam rangka in-depth interview guna menyusun disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.”

Kapus Imam menerima dengan baik kehadirian dr. Arief Alamsyah, dan mempersilakan untuk melakukan in-depth interview. Kemudian dr. Arief Alamasyah dipandu oleh Pj. PTM menuju ke ruang pertemuan Puskesmas Gondanglegi yang berada di Lantai 2.

In-depth interview dengan Pj. Prolanis Puskesmas Gondanglegi

Di ruang pertemuan itu, dr. Arief Alamsyah melakukan in-depth interview secara one by one. In-depth interview pertama bersama Pj. PTM Puskesmas Gondanglegi Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep. Wawancara mendalam dilakukan dengan santai untuk menggali perihal health coaching yang selama ini telah dijalankan di lingkungan Puskesmas Gondanglegi. Wawancara mendalam tersebut memakan waktu sekitar 27 menit.

Kemudian, in-depth interview kedua dilaksanakan dengan bagian Promkes Puskesmas Gondanglegi Mohamad Amiril Mu’minin, SKM. Wawancara mendalam dengan bagian Promkes tersebut berlangsung selama 21 menit.

In-depth interview dengan dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi

Setelah itu, dilanjutkan dengan in-depth interview bersama Pj. Prolanis Puskesmas Gondanglegi Dwi Ira Puspita, A.Md.Keb. Wawancara mendalam dengan Pj. Prolanis ini, dr. Arief Alamsyah memerlukan waktu sekitar 20 menit.

In-depth interview terakhir dilakukan dengan dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi dr. Raudhatul Jannah, yang kebetulan alumni FKUB. Wawancara mendalam dengan dokter fungsional ini memerlukan waku sekitar 10 menit.

Rangkaian in-depth interview dengan 4 tenaga kesehatan di Puskesmas Gondanglegi itu berakhir menjelang pukul 11.00 WIB. Kemudian dr. Arief Alamsyah dan salah seorang anggota Tim SMARThealth UB berpamitan kepada dr. Raudhatul mewakili Kapus Gondanglegi yang sedang menjalankan tugas lain usai menerima kunjungan dr. Arief Alamsyah. *** [270324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 21 Februari 2024

In-Depth Interview di Puskesmas Ngajum pada Minggu Ke-3 Bulan Februari 2024

Setelah 9 hari melakukan in-depth interview di Puskesmas Pakisaji, Rabu (21/02) ini dr. Arief Alamsyah – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) kembali melakukan in-depth interview.

Pada Minggu ke-3 di bulan Februari 2024, sesusai jadwalnya, in-depth interview dilakukan di Puskesmas Ngajum. In-depth interview ini dilakukan sebagai bahan menyusun disertasi mengenai health coaching hipertensi di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Audiensi dengan Kapus Ngajum untuk kulo nuwun dan izin in-depth interview

Sebelum melakukan in-depth interview dengan sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Ngajum, terlebih dahulu dr. Arief Alamsyah mengutarakan maksud dan tujuannya kepada Kepala Puskesmas (Kapus Ngajum, dr. Maritha Devi.

Dr. Arief Alamsyah yang didampingi oleh salah seorang anggota Tim SMARThealth UB diterima oleh Kapus Ngajum di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Ngajum pada pukul 09.25 WIB. Kebetulan dr. Devi adalah teman sekelas saat menempuh pendidikan S1 Kedokteran di FKUB, sehingga obrolan pun terlihat santai tapi tersampaikan maksud dan tujuannya.

In-depth interview bersama Pj PTM

Berhubung pengumpulan data tahap 1 bersifat kualitatif maka metode yang digunakan adalah dengan in-depth interview alias wawancara mendalam. Sehingga, prosesnya tidak mengganggu jalannya layanan di Puskesmas Ngajum, karena pada in-depth interview ini tidak sama seperti focus group discussion (FGD) yang semua respondennya perlu dikumpulkan secara bersamaan.

In-depth interview ini dilakukan secara one by one. Oleh karena itu, Kapus dr. Devi bisa mengaturnya dengan leluasa. Artinya, mana dulu nakes yang longgar bisa melakukan in-depth interview.

In-depth interview pertama bersama Penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Ngajum Masfu Lailiyah, A.Md.Kep.  Wawancara mendalam dilakukan dengan santai untuk menggali perihal health coaching selama ini yang telah dijalankan oleh pihak Puskesmas Ngajum. In-depth ini berlangsung sekitar 25 menit.

Menunggu mobil untuk meluncur ke Pustu Balesari

Kemudian setelah merampungkan in-depth interview dengan Pj. PTM, selanjutnya hendak mewawancara dokter fungsional Puskesmas Ngajum dr. Indrawati, tapi sayangnya sang dokter baru sibuk melayani pasien yang sifatnya gawat darurat, sehingga dokter memintanya setelah menyelesaikan layanan kepada pasien-pasiennya tersebut.

Akhirnya, Kapus dr, Devi dan Pj. PTM mengajaknya untuk mewawancarai terlebih dahulu kepada Pj. Promkes dan Pj. Prolanis Puskesmas Ngajum terlebih dahulu. Tapi keduanya kebetulan sedang bertugas dalam Sub PIN Putaran 2 di Desa Balesari.

Sehingga, dr. Arief yang didampingi Kapus dan Pj. PTM serta salah seorang anggota Tim SMARThealth UB meluncur dengan mobilnya dr. Arief menuju ke Pustu Balesari, tempat mereka akan bertemu.

In-depth interview bersama Pj. Promkes

Pustu Balesari berada di lereng Gunung Kawi, sehingga perjalanan menuju ke sana bernuasa pegunungan yang berkelok-kelok dengan panorama yang asri karena banyaknya pepohonan di kiri kanan jalan yang dilaluinya dan berhawa sejuk.

Namun bila berpapasan dengan truk-truk pengangkut susu dari Pabrik Susu Greenfields Gunung Kawi yang letaknya berada di perbatasan antara Kecamatan Ngajum dan Kecamatan Wagir itu, diperlukan kehatian-hatian dalam berkendara karena banyak tikungan tajam dengan jalanan yang sempit. Kendaraan yang berpapasan harus mengalah yang satunya. 

In-depth interview bersama Pj. Prolanis

Di Pustu Balesari, dr. Arief melakukan in-depth interview di ruang pemeriksaan umum. Lokasi Pustu Balesari berada di Jalan Balesari, Dusun Balesari RT 01 RW 04 Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Jarak dari Pustu Balesari ke Puskesmas Ngajum sekitar 10 kilometer.

In-depth pertama diruang pertemuan umum Pustu Balesari dalah dengan Pj. Promkes Puskesmas Ngajum Denok Pitra Rhena, SKM. Interview guideline-nya sama, hanya saja dari sisi kualitatifnya akan berbeda, karena hal ini menyangkut persepsi dan pengalamannya masing-masing.

Kunjungan staf pengajar FKUB diabadikan dalam foto bersama

Selesai dengan Pj. Promkes, dilanjutkan dengan wawancara mendalam bersama Pj. Prolanis Dedy Setya Darma, A.Md.Kep. Sama dengan yang lainnya, setiap akan diwawancarai diminta kesediannya untuk menandatangi consent form sebagai wujud kesediaan berpartisipasi dalam in-depth interview.

Selesai in-depth interview di Pustu Balesari, dr. Arief beserta salah seorang anggota Tim SMARThealth UB sempat disuruh mencicipi lupis khas Desa Balesari. Aneka warna lupis memikat hati. Ada putih, hijau, dan pink.

In-depth interview bersama dokter fungsional

Sebelum meninggalkan tempat, dr. Arief diajak foto bersama di depan Pustu Balesari untuk kenang-kenangan atas kunjungannya selama di Pustu Balesari, dan setelahnya rombongan mobil dr. Arief langsung kembali ke Puskesmas Ngajum yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 22 Dusun Krajan RT 01 RW 01 Desa Ngajum.

Tiba di ruang pertemuan lantai 2 Puskesmas Ngajum, dr. Arief pun kemudian melakukan wawancara secara mendalam dengan dokter fungsional Puskesmas Ngajum dr. Indrawati yang sudah longgar usai melayani pemeriksaan pasien. Dr. Indrawati ini juga terlibat dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Rangkaian in-depth interview selesai pada pukul 12.55 WIB, dan kemudian dr. Arief berpamitan untuk kembali ke Malang guna mengerjakan transkrip rekaman hasil in-depth interview terhadap empat nakes di Puskesmas Ngajum. *** [210224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 11 Februari 2024

In-depth Dengan Dokter, Penanggung Jawab Prolanis dan Pasien Hipertensi di Puskesmas Kepanjen

Sebelumnya, dr. Arief Alamsyah – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) telah melakukan eksplorasi dalam pengumpulan data tahap 1 (kualitatif) untuk bahan disertasinya di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan dengan in-depth interview terhadap Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Pj Promkes) di Aula Puskesmas Kepanjen dan Pj PTM Puskesmas Kepanjen di Pos Kamling RT 09 RW 01 Kelurahan Cepokomulyo pada Senin (05/02).

In-depth interview (wawancara mendalam) adalah teknik penelitian kualitatif yang melibatkan pelaksanaan wawancara individu secara intensif dengan sejumlah kecil responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai ide, program, atau situasi tertentu.

In-depth interview dengan dokter fungsional Puskesmas

Wawancara mendalam dijelaskan Andrea Fontana & James H. Frey (2000) sebagai jenis wawancara yang menggunakan pertanyaan terstruktur hingga 'teks negosiasi', namun mereka juga menggambarkannya sebagai wawancara terbuka dan etnografis. Lebih bermanfaat lagi, mereka mengatakan bahwa hal ini digunakan sebagai upaya “untuk memahami perilaku kompleks anggota masyarakat tanpa memaksakan kategorisasi a-priori yang dapat membatasi bidang penyelidikan”. Mereka juga menganggap pembentukan ‘hubungan antar manusia’, sebagai hal mendasar dalam wawancara mendalam.

Jadi, wawancara mendalam (in-depth interview), kata Steinar Kvale & Svend Brinkmann (2009), dianggap sebagai percakapan penelitian. Sebagai salah satu genre percakapan, wawancara mendalam memiliki konvensi dan aturan tersendiri, berbeda dengan obrolan dengan teman, interogasi hukum, sesi terapi, atau diskusi profesional. Yang membedakannya adalah tujuan pembicaraannya. Dalam penelitian kualitatif tujuannya adalah untuk 'menghasilkan' pengetahuan, “adalah wawancara dimana pengetahuan dikonstruksikan dalam interaksi antara pewawancara dan orang yang diwawancara”.

In-depth interview dengan pasien hipertensi asal Cepokomulyo yang aktif dalam Prolanis

Hari Rabu (07/02) kemarin, dr. Arief kembali melakukan in-depth interview dengan dokter fungsional, Pj Prolanis, dan dua pasien hipertensi di Puskesmas Kepanjen. Waktu pelaksanaan fleksibel, mana yang longgar bisa in-depth terlebih dahulu.

In-depth interview dengan pasien hipertensi asal Jatirejoyoso yang aktif dalam Prolanis

Di aula Puskesmas Kepanjen, dr. Arief yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth UB mula-mula melaksanakan in-depth interview dengan dokter fungsionalis Puskesmas Kepanjen dr. Hadaya Trias Ramadhani terkait health coaching untuk pengendalian hipertensi di layanan primer.

Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan pasien hipertensi yang aktif dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

In-depth interview dengan Penanggung Jawab Prolanis Puskesmas

Setelah berhasil in-depth interview dengan dua pasien hipertensi yang aktif di Prolanis dari Kelurahan Cepokomulyo dan Desa Jatirejoyoso, kemudian dr. Arief mewawancarai Pj Prolanis Puskesmas Kepanjen Indri Puspaning Asri untuk mendapatkan gambaran kegiatan dan edukasi yang telah dilaksanakan selama ini.

Begitu selesai, dr. Arief Alamsyah langsung kembali untuk melakukan transkrip hasil rekaman in-depth interview dengan empat orang tersebut. Sementara, salah seorang anggota Tim SMARThealth UB yang turut mendampingi dan menyaksikan jalannya in-depth interview dari awal hingga akhir pun kemudian melanjutkan langkah untuk menghadiri giat Posyandu Anggrek 3 di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. *** [110224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 05 Februari 2024

Mengawali Eksplorasi Data Dalam Pengembangan Model Health Coaching Hipertensi Di Lingkungan Puskesmas Kepanjen

Setelah berdiskusi dengan Sub Substansi PTM dan Keswa serta Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat enam belas hari yang lalu di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, hari ini, Senin (05/02), dr. Arief Alamsyah – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) - melakukan eksplorasi dalam pengumpulan data tahap 1: Kualitatif untuk studi S3 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Mengawali eksplorasi data buat disertasi yang menyangkut pengembangan model health coaching hipertensi ini, dr. Arief melakukan kunjungan ke Puskesmas Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

dr. Arief menjelaskan kepada Kapus Kepanjen dalam pengembangan model health coaching hipertensi

Tujuan kunjungan tersebut adalah berjumpa dengan Kepala Puskesmas Kepanjen untuk kula nuwun, dan sekaligus melakukan indepth interview dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) maupun sejumlah pasien hipertensi yang aktif dalam kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Begitu tiba di Puskesmas Kepanjen, dr. Arief diterima Kepala Puskesmas (Kapus) Kepanjen dr. Ruri Pujianti di ruang kerjanya. Kapus menyambutnya dengan baik dan kemudian memfasilitasinya untuk melakukan indepth interview terhadap sejumlah nakesnya.

Indepth interview dengan Penanggung Jawab Promkes Puskesmas Kepanjen

Sebenarnya, hari ini dr. Arief menargetkan melakukan indepth interview terhadap dokter, Penanggung Jawab PTM Puskesmas, dan Penanggung Jawab Promkes Puskesmas Kepanjen. Namun yang bisa dijumpai di Puskesmas Kepanjen adalah Penanggung Jawab Promkes (Pj. Promkes), sebab dokternya kebetulan sedang mengambil libur hari ini.

Indepth pun kemudian dilakukan sendiri oleh dr. Arief di Aula Puskesmas Kepanjen yang berada di Lantai 2, berdekatan dengan ruang kerja Kapus Kepanjen. Mula-mula, dr. Arief mengutarakan maksud dari indepth ini kepada Pj. Promkes, kemudian menyodorkan consent form, sebuah formulir yang ditandatangani oleh seseorang yang setuju untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, prosedur, dan lain-lain dengan suka rela.

Observasi giat Posbindu PTM Kelurahan Cepokomulyo yang di dalamnya ada skrining faktor risiko hipertensi

Usai menadatangani consent form, Pj. Promkes Luluk Lady Laily, SKM langsung diwawancarai secara mendalam (indept interview) oleh dr. Arief, dalam indept tersebut berkenan untuk direkam melalui handphone (HP) milik dr. Arief. Perekaman ini sebagai bahan dalam transkrip dan sekaligus sebagai bukti adanya indepth interview.

Setelah selesai, dr. Arief berpamitan dengan Kapus dan melanjutkan indepth dengan Pj. PTM Puskesmas Kepanjen. Kebetulan Pj. PTM yang merangkap sebagai perawat Kelurahan Cepokomulyo sedang ada giat Posbindu PTM di Jalan Teratai Indah RT 09 RW 01 Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen.

Indepth interview dengan pasien hipertensi yang aktif dalam Prolanis yang sedang ikut dalam giat Posbindu PTM 

Dr. Arief yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth UB pun langsung meluncur ke lokasi giat Posbindu PTM tersebut. Di lokasi tersebut, selain menunggu Pj. PTM yang sedang melakukan pemeriksaan dan edukasi, dr. Arief bisa melakukan observasi pelaksanaan giat Posbindu PTM dan sekaligus menyapa warga yang berkunjung di giat Posbindu dan kader yang bertugas membantu nakes dalam giat tersebut.

Di sela-sela observasi itu, dr. Arief juga berkesempatan menjumpai pasien hipertensi yang aktif dalam Prolanis, dan mewawancarainya. Kebetulan pasien tersebut juga menjabat sebagai Ketua RW 01, sehingga indepth pun bisa berjalan secara mengalir.

Indepth interview dengan Penanggung Jawab PTM Puskesmas Kepanjen di lokasi giat Posbindu PTM Kelurahan Cepokomulyo

Setelah selesai indepth dengan Ketua RW 01 itu, dr. Arief masih nunggu beberapa saat menanti longgarnya Pj. PTM dalam pemeriksaan, dan kemudian kesempatan wawancara tersebut bisa berjalan.

Wawancara indepth ini dilakukan di tepi sungai samping gapura masuk kawasan Teratai Indah mepet dengan Pos Kamling RT 09 RW 01 yang dijadikan sebagai lokasi pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM tersebut dengan sebutan Pos II, dan menjelang bergemanya adzan Dhuhur, dr. Arief mampu menyelesaikannya.

Setelah dr. Arief bergegas dengan sopirnya untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Situbondo untuk menghadiri acara lainnya. *** [050224

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 24 Januari 2024

Langkah Awal Penelitian Disertasi Seorang Staf Pengajar FKUB

Setiap memasuki akhir studi, mahasiswa senantiasa melakukan penelitian untuk jenjang S1, S2 maupun S3. Penelitian tersebut kemudian bisa dialbumkan dalam skripsi, thesis, disertasi ataupun jurnal.

Arief Alamsyah, salah seorang staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang saat ini tengah merampungkan studinya di Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), juga sedang mengusulkan penelitian disertasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S3.

Langkah awal yang telah dilakukannya adalah membuat proposal disertasi. Begitu disetujui pembimbing, akan dilanjutkan dengan menyurati kepada instansi terkait untuk memperoleh surat izin penelitian.

Kebijakan di lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Malang, setiap akan mengurus izin penelitian di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang haruslah menyertakan surat keterangan kesediaan menjadi lokasi dalam penelitian. 

Karena penelitian disertasi menyangkut pengembangan model health coaching untuk pengendalian hipertensi di layanan primer, maka perlulah mengurus surat keterangan kesediaannya di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terlebih dahulu. Surat ini diurus pada akhir November 2023 dan keluar setelah 10 hari kemudian.

Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01)

Lalu, surat terbitan Dinkes tersebut dilampirkan ke Bakesbangpol dan diproseslah surat izin penelitan dari Bakesbangol. Biasanya sehari selesai namun karena pimpinan sedang dinas luar, maka dua hari setelahnya barulah surat izin penelitian disertasi itu keluar (11/12/2023).

Hari Selasa (23/01/2024), Arief Alamsyah yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menghadap ke Dinkes, dalam hal ini Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) serta Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pukul 09.01 WIB, Arief Alamsyah diterima oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM di ruang kerjanya di lingkungan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Di ruangan itu, Arief Alamsyah pertama-tama melakukan kulo nuwun terlebih dahulu, dan kemudian mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian disertasinya. Ini langsung disambut dengan baik oleh Sub Koordinator (Subkon) Paulus Gatot, mengingat masalah hipertensi juga menjadi fokus dari Sub Substansi PTM dan Keswa tersebut.

Setelah selesai berdiskusi di Sub Substansi PTM dan Keswa, disarankan untuk menghadap ke Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat yang ada di gedung lain dalam lingkungan Kantor Dinkes Kabupaten Malang, namun karena Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Retno Endarti, SKM, M.M.Kes sedang ada pertemuan, diminta untuk berjumpa pada pukul 11.00 WIB.

Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01)

Sambil menunggu pertemuan itu, Tim SMARThealth UB mengajaknya untuk menunggu ke Sekretariat SMARThealth yang berada di Jalan Sidoluhur No. 59B Dusun Lemah Duwur RT 07 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Di Sekretariat, kami mengobrol juga mengenai update replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang. Bagaimana pun juga, Arief Alamsyah juga merupakan pionir dalam pengembangan program SMARThealth di Kabupaten Malang, dan dalam proposalnya pun termasuk dalam bagian Tim SMARThealth.

Menjelang pukul 11.00 WIB, kami berangkat kembali menuju ke Dinkes Kabupaten Malang untuk bersua dengan Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat. Begitu sampai, langsung diterima di ruang kerjanya.

Sama halnya seperti kala di Sub Substansi PTM dan Keswa, Arief Alamsyah juga mengawali dengan kulo nuwun dan kemudian disambung dengan mengutarakan maksud dan tujuannya menghadap. Hal ini juga disambut dengan keakraban oleh Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dari pertemuan di dua di Dinkes tadi, hasilnya Dinkes akan mendukung dalam penelitian disertasi tersebut dan siap membantu mrenahke dalam tahapan penelitian yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu studi kualitatif, pengembangan model health coaching, dan studi kuantitatif, dengan memberikan informasi kepada 4 Puskesmas (Ngajum, Pakisaji, Kepanjen, Gondanglegi) yang akan menjadi lokasi penelitian nantinya. *** [240124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog