Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Tajinan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Tajinan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 November 2022

Peningkatan Kapasitas Kader SMARThealth Tahun 2022 di Puskesmas Tajinan

Peningkatan kapasitas kader Posbindu sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan tentang tugas dan peran kader Posbindu. Dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM), Puskesmas Tajinan melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas kader SMARThealth berbasis android di Tahun 2022.

Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Merdeka Puskesmas Tajinan yang terletak di Jalan Sriwangi No. 1 RT 11 RW 06 Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (29/11/2022), dan diikuti oleh 12 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tajinan, meliputi: Tambakasri, Sumbersuko, Tangkilsari, Jambearjo, Randugading, Jatisari, Gunungsari, Tajinan, Purwosekar, Pandanmulyo, Gunungronggo, dan Ngawonggo.

Tampak hadir dalam kegiatan itu, Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, penanggung jawab SMARThealth untuk Puskesmas Tajinan, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Sambutan Kepala Puskesmas Tajinan yang didampingi Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Acara ini dimulai pada pukul 09.14 WIB. Master of Ceremony (MC) Bagus Samudraning Pangestu, A.Md.Kep, perawat Desa Tajinan, mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta, dan membacakan susunan acaranya.

Kemudian peserta dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Dirigen Amelia Tantira, A.Md.Kep, perawat Desa Sumbersuko, dengan birama 4/4, dan setelah selesai mereka diminta untuk duduk kembali.

Acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Tajinan dr. Widya Damayanti, MMRS. Dalam sambutannya, Kapus mengatakan bahwa sekarang ini angka PTM terus meningkat. Tambah tahun tambah terus. Salah satu PTM yang cukup menonjol adalah penyakit jantung yang muncul karena hipertensi dan diabetes mellitus yang tidak terkendali.

Oleh karena itu, menurut Kapus perlu digalakkan upaya deteksi dini dengan melakukan skrining faktor risiko PTM melalui Pobindu SMARThealth. Semakin awal ditemukan faktor risikonya, kemungkinan tidak akan menjadi fatal. 

Kepala Puskesmas Tajinan ajak foto bersama peserta sebelum meninggalkan Aula Merdeka

SMARThealth ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2016, dan telah meraih sejumlah penghargaan. Karena dibilang berhasil dan bisa dijalankan, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinkes melakukan replikasi SMARThealth ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahun, dan tahun 2022 ini kebetulan merupakan jadwal Puskesmas Tajinan untuk memulai replikasi SMARThealth.

Usai memberikan sambutan, Kapus berkenan membuka kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas kader SMARThealth, dan tepuk tangan peserta di Aula Merdeka pun bergemuruh sebagai tanda dimulainya kegiatan pelatihan secara resmi.

Sebelum meninggalkan tempat, Kapus pun mengajak foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir dalam pelatihan ini. Ada 60 kader yang mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas kader SMARThealth ini. Setiap desa mengirimkan 5 orang kader untuk diupgrade menjadi kader SMARThealth.

Pukul 09.26 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Ayu Dwi Maharani, seorang dokter umum Puskesmas Tajinan. Pada kesempatan itu, dr. Ayu menjelaskan mengenai diabetes mellitus dan hipertensi yang menjadi fokus dalam melakukan skrining faktor risiko PTM utamanya penyakit kardiovaskular. 

Dokter Puskesmas Tajinan berikan materi pengantar tentang DM dan hipertensi kepada kader

Dalam Posbindu PTM nanti, kader SMARThealth akan senantiasa melakukan pengukuran tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah sebagai upaya deteksi dini. Sehingga, dr. Ayu merasa berkewajiban menerangkan masalah hipertensi dan diabetes mellitus tersebut.

Pukul 10.06 WIB pemaparan materi kedua oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dengan judul “Posbindu SMARThealth.” Dalam paparannya, Paulus menguraikan bahwa transisi epidemiologi menyebabkan Indonesia menanggung beban ganda dalam masalah kesehatan. Penyakit menular belum sirna diiringi dengan peningkatan PTM yang kian menggerus beban biaya yang dkeluarkan Pemerintah melalui BPJS.

Strategi Pemerintah kemudian mengarah ke preventif dengan menggalakkan Posbindu PTM sebagai upaya deteksi dini. Oleh sebab itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat. Kader Posbindu perlu ditingkatkan kapasitasnya menjadi kader SMARThealth, yang nantinya akan mampu melakukan deteksi dini PTM dengan dibantu aplikasi eKader.

Pukul 10.36 WIB pengelola Program PTM Puskesmas Tajinan Sudarmi, S.ST memberikan materi “Pengukuran dan Pemeriksaan Faktor Risiko PTM” sebagai pijakan peserta pelatihan untuk praktek menggunakan SMARThealth Kit dalam rangka melakukan skrining faktor risiko PTM.

Para kader maju ke depan unuk praktek pengecekan kadar gula darah yang dipandu pengelola program PTM dan dokter Puskesmas Tajinan 

Pada kesempatan itu, Sudarmi memberikan teori terlebih dahulu bagaimana cara melakukan pengukuran tinggi/berat badan, lingkar perut dan tekanan darah serta pengecekan kadar gula darah seseorang.

Selesai teori, pengelola Program PTM Puskesmas Tajinan mempersilakan kader untuk mempraktekkannya. Namun karena banyak perawat desa yang seharusnya mendampingi para kadernya tidak bisa hadir, latihan tersebut sedikit menemui kendala.

Hal ini menyebabkan Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes juga turut membantu kader bagaimana cara mempraktekkan SMARThealth Kit. Begitu pula halnya dengan Tim SMARThealth UB juga turut membantunya.

Karena jumlah pesertanya dari 12 desa maka tidak bisa terkejar waktunya. Oleh karena itu, akhirnya pengelola Program PTM Puskesmas Tajinan bersama dr. Ayu mengajari para peserta pelatihan bagaimana mempraktekkan SMARThealth Kit tersebut di depan bersama sejumlah kader tersebut, dan jika nanti ternyata kader masih belum lancar, perawat desa yang akan mengajari selanjutnya.

Staf IT Seksi PTM dan Keswa pandu cara melakukan infput data dengan aplikasi eKader

Pukul 11.27 WIB acara kemudian disambung dengan pemaparan materi perihal instalasi aplikasi eKader dan cara melakukan input data. Materi ini disampaikan oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, Candra Hernawan, S.Kom.

Setelah kader praktek menggunakan aplikasi eKader, Candra kemudian memperlihatkan hasil input data kader melalui ePuskesmas. Antara aplikasi eKader dan ePuskesmas itu bridging sehingga terkoneksi. Apa yang diinput dari desanya masing-masing oleh kader, perawat desa juga akan bisa melihatnya melalui ePuskesmas, baik di Ponkesdes maupun Puskesmas.

Praktek aplikasi eKader pada pukul 12.28 WIB ini sekaligus menandai berakhirnya rangkaian acara dalam pelatihan peningkatan kapasitas kader SMARThealth yang digelar di Aula Merdeka Puskesmas Tajinan. *** [291122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 31 Oktober 2022

Advokasi dan Sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam Pertemuan Lintas Sektor di Puskesmas Tajinan

SMARThealth adalah program inovasi deteksi penyakit kardiovaskular dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk mendeteksi dini dan pelayanan penderita penyakit kardiovaskular secara komprehensif melalui aplikasi berbasis smartphone.

Kehadiran Posbindu SMARThealth ini akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan Posbindu PTM yang sudah ada. Dengan bantuan aplikasi eKader, kader SMARThealth akan membantu petugas kesehatan yang ada di desa/kelurahan untuk melakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) dan hasilnya langsung diinput melalui aplikasi tersebut.

Senin ini (31/10/2022), Puskesmas Tajinan melaksanakan advokasi dan sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam pertemuan lintas sektor di Aula Puskesmas Tajinan yang beralamatkan di Jalan Siliwangi No. 1 RT 11 RW 06 Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi Puskesmas Tajinan menhadap ke timur atau Lapangan Tajinan.

Semua peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama d Aula Puskesmas Tajinan

Kegiatan ini dihadiri dari unsur muspika (Kecamatan, Koramil dan Polsek), Kepala Desa dan Perawat se-Kecamatan Tajinan. Wilayah kerja Puskesmas Tajinan meliputi 12 desa, yaitu Tajinan, Ngawonggo, Tangkilsari, Tambak Asri, Jambearjo, Pandanmulyo, Purwosekar, Gunung Ronggo, Gunung Sari, Randugading, Jatisari, dan Sumbersuko.

Acara advokasi dan sosialisasi ini dimulai pada pukul 09.47 WIB. Master of Ceremony (MC) Ana Sri Wilujeng, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Ngawonggo, mengawali pembukaan dengan ucapan selamat datang kepada pertemuan lintas sektor, dan sekaligus membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Kepala Sub Tata Usaha Puskesmas Tajinan, Moch. Mujib, A.Md.Kep. Karyawan lain di lingkungan Puskesmas Tajinan, menyebutnya dengan Abah Mujib..

Usai doa, diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan birama 4/4 dan Mars GERMAS. Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, semua peserta dimohon untuk berdiri sejenak, dan sesudahnya diminta untuk duduk kembali.

Sambutan Kepala Puskesmas Tajinan

Pukul 09.56 acara berikutnya adalah sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Camat Tajinan yang diwakili oleh Kasi Kesejahteraan Sosial, Risna Andriana. Dalam sambutannya itu, Risna mengatakan bahwa ke depannya semua program kesehatan termasuk Posbindu SMARTheatlh, akan bersinergi dengan desa. Oleh karenanya itu, diperlukan keterlibatan desa-desa dalam pelaksanaan Posbindu SMARThealth.

Selesai sambutan Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Tajinan, acara disambung dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Tajinan, dr. Widya Damayanti, MMRS. Pada kesempatan itu, Kapus Tajinan menguraikan apa itu SMARThealth. Awalnya pilot project dilakukan di 4 desa.

Setelah hasilnya dipresentasikan dihadapan Bupati, Beliau mengapresiasinya dan ingin mreplikasikan ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Tahun ini merupakan Puskesmas Tajinan untuk melakukan replikasi Posbindu SMARThealth.

Karena program SMARThealth ini melibatkan desa/kelurahan, maka perlu dukungan dari desa sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa berikan materi tentang Posbindu SMARThealth

Sebelum masuk ke acara inti berupa pemaparan materi yang akan disampaikan oleh narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, acara diisi dengan foto bersama, dan dua senam peregangan. Senam peregangan pertama mengambil lagu Kewer-Kewer, dan senam peregangan yang kedua merupakan Senam Peregangan Puskesmas Tajinan.

Pukul 10.22 pemaparan materi “Program SMARThealth sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular” yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot menjelaskan bahwa peningkatakan kasus penyakit tidak menular (PTM) merupakan transisi epidemiologis. Penyakit menular belum tuntas, PTM pun muncul. Setiap tahunnya ada peningkatkan terus.

Banyak upaya telah dilakukan oleh Dinkes dengan program unggulan. Salah satunya adalah melalui Posbindu SMARThealth. Posbindu SMARThealth dimaksudkan sebagai deteksi dini PTM untuk upaya pengendalian dan pencegahan PTM.

Peserta pertemuan lintas sektor di Aula Puskesmas Tajinan

Posbindu SMARThealth ini merupakan program inovasi yang direplikasi oleh Bupati Malang. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pihak desa dalam menerapkannya. Semuanya sudah dijelaksan dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021, apa peran Dinkes, Puskesmas, dan Desa.

Dalam pemaparan materi pertama ini ada satu penanya dari Desa Jatisari, dan mampu dijelaskan oleh Paulus Gatot.

Materi kedua diisi oleh Nutrisionis Puskesmas Tajinan, Dian Kurniawati, dengan mengambil judul “ Advokasi Pemantauan Pertumbuhan Balita.” Menurut Dian, pertumbuhan pada balita adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari masing-masing dari sel organ terkait.

Indikator pemantauan pertumbuhan adalah berat dan tinggi badan balita. Apabila indikator tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya dikhawatirkan balita akan mengalami stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1000 HPK sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Rangkaian acara advokasi dan sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam pertemuan lintas sektor ini berakhir tepat dengan berkumandangnya suara adzan Dhuhur. *** [311022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog