Tampilkan postingan dengan label Pelatihan Enumerator. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelatihan Enumerator. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Agustus 2025

Pelatihan Enumerator untuk Skrining Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi

Kata pembuka moderator dalam Pelatihan Enumerator ISPF dengan kuesioner model SMARThealth

Usai dari monitoring dalam health coaching di Puskesmas Pakisaji, penulis selaku personil Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) diminta peneliti dari Farmasi Fakultas Kedokteran UB (FKUB) yang terlibat dalam ISPF (International Science Partnerships Fund), untuk memberikan pelatihan enumerator pada Kamis (14/08) sore, bakda Ashar.

Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan teknis menjelang skrining kesehatan dan pengumpulan data untuk penelitian bertema "Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Personalisasi Terapi" yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (21/08) di Aula Kelurahan Kepanjen.

Sebanyak 11 mahasiswa Jurusan Farmasi FKUB menjadi peserta dalam pelatihan yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom mulai pukul 15.00 WIB. Pelatihan ini dipandu oleh apt. Favian Rafif Firdaus, S.Farm., M.Farm., selaku dosen pembimbing sekaligus supervisor penelitian, dengan materi disampaikan langsung oleh penulis selaku narasumber dari Tim SMARThealth UB yang telah mendampingi program SMARThealth di Kabupaten Malang sejak 2016.

Memahami Kuesioner SMARThealth: Lebih dari Sekadar Mengisi Formulir

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model SMARThealth versi 4.06/7/2023, sebuah alat yang dirancang secara komprehensif untuk mendeteksi faktor risiko kesehatan dengan pendekatan personal. 

Modul kuesioner terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: Riwayat Medis, Pengukuran, dan Catatan Pewawancara. Riwayat Medis berisi total 64 pertanyaan yang mencakup informasi gaya hidup, kondisi kesehatan saat ini dan sebelumnya, serta riwayat kesehatan keluarga.

Bagian Pengukuran mencakup 53 pertanyaan, dengan 26 di antaranya berfokus pada Quality of Life menggunakan skala Likert. Sementara itu, Catatan Pewawancara digunakan untuk mencatat hasil wawancara yang tidak bisa diakomodasi dalam pertanyaan tertutup (closed questions).

Pengenalan instrumen ini menuntut pemahaman mendalam terhadap makna konseptual setiap pertanyaan, bukan hanya membacakan teks secara mekanis. Oleh karena itu, narasumber menekankan pentingnya deep reading dan interpretative probing - terutama pada bagian Quality of Life, yang dinilai lebih subjektif dan personal.

Tantangan dan Dinamika Selama Pelatihan

Suasana pelatihan berlangsung aktif dan interaktif. Salah satu momen menarik terjadi saat membahas pertanyaan Quality of Life bagian pertanyaan A48 yang memancing senyum ringan dari peserta lainnya. 

Meski terdengar ganjil, pertanyaan ini memiliki peran penting dalam mengukur aspek emosional keseharian pasien. Narasumber menjelaskan bahwa dalam praktiknya, enumerator dapat menyampaikan pertanyaan dengan sikap empati, misalnya dengan sedikit menunduk atau memelankan suara, sebagai bentuk pendekatan sensitif terhadap subjek wawancara.

Selama kurang lebih satu jam, peserta tak hanya menerima materi, tetapi juga didorong untuk memahami konteks sosial-kultural dalam menyampaikan pertanyaan. Mereka dibekali tips untuk membaca ulang setiap item kuesioner dan diizinkan untuk bertanya kembali jika masih ada ketidakjelasan, baik melalui WhatsApp maupun panggilan langsung ke narasumber.

Pelatihan Enumerator: Menanam Benih Data yang Berkualitas

Pelatihan ini bukan sekadar acara seremonial atau pelengkap administratif menjelang penelitian lapangan. Ia adalah fondasi penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan kondisi nyata pasien di lapangan. Enumerator bukan hanya penyampai pertanyaan, tapi jembatan antara instrumen riset dan pengalaman hidup responden.

Kualitas data dimulai dari kualitas enumerator. Sejauh mana seorang enumerator memahami substansi pertanyaan, mampu membangun komunikasi yang nyaman, dan bersikap profesional dalam interaksi - semua itu akan menentukan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. 

Maka, pertanyaannya kini adalah: Sudahkah kita cukup membekali enumerator dengan keterampilan yang tak hanya teknis, tapi juga empatik dan kontekstual?

Pelatihan ini memberi jawaban awal yang menjanjikan. Namun, kerja nyata masih menanti di lapangan. *** [160825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 10 Agustus 2025

Pelatihan Enumerator dalam Rangkaian Health Coaching Hipertensi di Layanan Primer

Suasana pagi di Meeting Room Gajayana, Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, terasa penuh semangat pada Kamis (07/08). Di balik kesibukan rutinnya sebagai dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan motivator nasional, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, kembali turun tangan langsung memimpin pelatihan yang menjadi bagian penting dari disertasinya, “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.”

Sejak pagi hingga siang, pelatihan intensif ditujukan bagi para dokter fungsional dan penanggung jawab promosi kesehatan (Promkes) dari empat Puskesmas di Kabupaten Malang, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Para peserta dibekali pendekatan pembinaan kesehatan sebagai strategi penguatan pengendalian hipertensi yang lebih personal dan berkelanjutan di layanan primer.

Namun, sesi tak berhenti sampai di situ. Menggunakan pelatihan utama, suasana ruangan berubah arah. dr. Arief memanggil tiga nama - Anis Khurniawati, S.Sos., Arief Budi Santoso, S.E., dan Elmi Kamilah, S.Sos. - lalu memperkenalkannya dihadapan para peserta. Mereka adalah enumerator, yang akan menjadi perpanjangan tangan penelitian di lapangan.

Tiga enumerator diundang ke depan untuk diperkenalkan kepada dokter fungsional dan Pj Promkes Puskesmas


Enumerator: Pengumpul Data di Lapangan

Dalam dunia penelitian, enumerator kerap luput dari sorotan, padahal peran mereka krusial. Mereka adalah garda depan - wawancara, pengisian kuesioner, observasi, hingga pengukuran kesehatan menjadi tanggung jawab mereka. Kualitas dan validitas data yang akan menjadi dasar analisis penelitian, bergantung pada ketelitian dan integritas para enumerator.

Empat enumerator yang dilibatkan dalam penelitian ini memiliki jam terbang yang tinggi. Berpengalaman dalam berbagai survei besar seperti IFLS (Indonesian Family Life Survey) dan SMARThealth, NIHR-GHG STAND, mereka telah berpengalaman dalam menghadapi dinamika lapangan yang kompleks.

Pelatihan Khusus untuk Enumerators: Detail, Etis, dan Praktis

dr. Arief tak ingin mengambil risiko dalam fase penting ini. Oleh karena itu, ia memberikan pelatihan langsung dan khusus setelah sesi health coaching. Ada 6 jenis kuesioner yang harus dipahami secara mendalam, yaitu Health Coaching Questionnaire untuk Hipertensi, Hypertension Self-Care Behaviours Questionnaire, Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS), Knowledge, Attitude, Practice (KAP), Skala Efikasi Diri Hipertensi, dan Perceived Stress Scale 10 (PSS-10).

Setiap kuesioner dibedah secara konsep maupun teknis: bagaimana menyampaikan pertanyaan, membaca bahasa tubuh responden, menjaga netralitas, serta menghormati kerahasiaan data. Enumerator juga akan dilatih untuk mengukur tekanan darah, tinggi dan berat badan dengan standar yang sama pada berikutnya.

Satu hal penting yang disampaikan dr. Arief, responden adalah subjek yang harus diperlakukan dengan hormat dan empati, bukan sekadar pengisi kuesioner.

Pelatihan enumerator Health Coaching


Alur Pelaksanaan dan Jadwal Lapangan

Mulai 12 hingga 15 Agustus 2025, para enumerator akan bertugas ke Puskesmas-Puskesmas yang menjadi enumeration area (EA). Total responden yang ditargetkan adalah 26 pasien hipertensi, yang terbagi menjadi: 13 pasien intervensi (mengikuti sesi health coaching) dan 13 pasien kontrol (mendapat edukasi standar).

Pada pasien intervensi, alur kerja dimulai dari pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, hingga wawancara kuesioner. Setelah itu, pasien diarahkan untuk mengikuti sesi coaching bersama dokter. Selanjutnya, penanggung jawab Promkes akan memfasilitasi edukasi lanjutan melalui grup WhatsApp dan komunikasi telepon.

Lebih dari Sekadar Pengumpulan Data

Di balik setiap angka dalam kuesioner, ada cerita hidup pasien. Di balik setiap sesi wawancara, ada potensi perubahan. Enumerator bukan hanya mengisi lembar jawaban, tetapi juga menjadi saksi dari upaya peningkatan kualitas layanan primer bagi penderita hipertensi.

Pelatihan enumerator ini menjadi bukti bahwa sebuah penelitian yang solid bukan hanya dibangun di ruang teori, tetapi juga di lapangan - melalui kerja tim, akurasi, dan dedikasi. *** [100825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog