Tampilkan postingan dengan label UBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UBM. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Juni 2023

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Pertemuan Koordinasi Pelayanan UBM di Puskesmas

Jumat (09/06) pagi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub-Substansi PTM dan Keswa mengadakan pertemuan koordinasi pelayanan UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Puskesmas.

Bertempat di Ballroom Hotel Grand Miami Kepanjen, pertemuan koordinasi dihadiri oleh dokter fungsional dan pemegang program Puskesmas se-Kabupaten Malang serta sejumlah staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, seperti Palus Gatot Kusharyanto, SKM, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, dan Candra Hernawan, S.Kom.

Selain itu, terlihat hadir juga asisten IT yang diperbantukan di Sub-Substansi PTM dan Keswa Ulinati, S.IP, mahasiswi magang di Sub-Substansi PTM dan Keswa Herdina Arahmi dari Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Kabid P2P mengajak foto bersama seluruh peserta pertemuan koordinasi pelayanan UBM

Acara dimulai pada pukul 09.08 WIB. Master of Ceremony (MC) Nur Ani Sahara mengawali dengan ucapan selamat datang dan membacakan susunan acara dalam pertemuan ini dan kemudian langsung memandu doa agar pertemuan ini berjalan lancar hingga paripurna.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh dirigen Herdina Arahmi dengan birama 4/4, dan setelahnya diteruskan dengan sambutan dari Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti, SKM, M,MKes.

Dalam sambutannya, Tri Awignami mengatakan bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga (4,8%) untuk jumlah perokok terbesar dari jumlah perokok dunia setelah China (30%) dan India 11,2%), serta nomor satu di ASEAN.

Data Adult Tobacco Survey 2011, tambah Tri Awignami, menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia adalah sebesar 36,1% (67,4 laki-laki dan 4,5% perempuan). Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi pada tahun 2010 adalah 10 batang per hari (10 batang pada laki-laki dan enam batang pada perempuan).

Sambutan Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Sementara itu, menurut WHO 2010,  data hasil dari Global Report on NCD memperlihatkan bahwa persentase kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) menempati proporsi yang cukup besar, yaitu 63%. Rokok terbukti sebagai faktor risiko utama penyakit dengan keenderungan kesakitan sebesar 12, 1%, penyakit hipertensi 31,7% dan penyakit jantung 0,3% (Riskedas, 2013).

Melihat kondisi tersebut maka perlu untuk melakukan pengendalian dampak bahaya rokok, khususnya bagi anak sekolah dengan menyediakan layanan UBM di Puskesmas dengan standar pelayanan konseling dan penatalaksanaan dengan tenaga terlatih dan peralatan yang memadai agar bisa menurunkan angka merokok usia 10-18 tahun dan angka kesakitan akibat merokok di Kabupaten Malang.

Usai memberikan sambutan, Kabid P2P berkenan membuka pertemuan koordinasi pelayanan UBM di Puskesmas, dan disambung dengan foto bersama dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi pelayanan UBM.

Pukul 09.29 WIB, sambil menanti narasumber pertama dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, acara diisi dengan penjelasan Serenity CO Analyzer Pro dari perwakilan PT Serenity selaku produsen dan PT Mitra Meditama Abadi (PT MMA) selaku distributor. 

Peserta peertemuan koordinasi pelayanan UBM di Puskesmas

Serenity CO Analyzer Pro adalah perangkat krining Karbon Monoksida untuk membantu setiap orang yang ingin mengetahui seberapa banyak tingkat CO ada di tubuh mereka atau di lingkungan mereka yang dapat membahayakan kehidupan. Alat ini dapat membantu keberhasilan orang dalam berhenti merokok.

Ada empat orang  dari PT MMA, yaitu Nurul Laily Hidayati (Direktur PT MMA), Ariyo Bagus (Teknisi PT MMA), Ananda Octa (Sales PT MMA), Eka Putri Anggraini (Sales PT MMA), dan seorang marketing PT Serenity, Erwin Nurfiansyah.

Di depan, Erwin dan Ariyo menjelaskan Serenity CO Analyzer  Pro dihadapan para peserta pertemuan koordinasi pelayanan UBM di Puskesmas. Dalam penjelasan itu, muncul pertanyaan dari empat Puskesmas, yaitu Sumberpucung, Gondanglegi, Kromengan, dan Dampit.

Pukul 10.12 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Zhafira Ramadhani Arimurti, SKM, PP KTR UBM Seksi P2PTM Dinkes Provinsi Jawa Timur dengan titel “Penguatan Program Konseling UBM.”

Narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Pada kesempatan itu, Zhafira menjelaskan permasalahan rokok di Indonesia yang terus kian meningkat. “Indonesia darurat konsumsi rokok,” kata Zhafira kepada peserta pertemuan koordinasi pelayanan UBM.

Data Susenas 2020, pengeluaran uang keluarga terbanyak untuk beras, rokok, dan pulsa. Penduduk miskin yang merokok lebih besar ketimbang penduduk yang kaya. Penduduk miskin yang merokok sebesar 27,3% dan yang miskin sebanyak ada 19,5%.

Kalau kondisi ini dibiarkan data perokok umur 10-18 tahun di Indonesia akan menjadi ‘bom waktu” di masa depan. Oleh kaena itu perlu strategi pengendalian tembakau lintas sektor termasuk penyediaan layanan UBM. Langkah-langkah UBM harus dengan pendekatan 4T: Tanyakan, Telaah, Tolong dan Nasehati, Tindak Lanjut.

Tepat pukul 11.30 WIB acara presentasi dipending untuk mempesilakan kepada peserta pertemuan laki-laki untuk menunaikan ibadah salat Jumat yang dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang. Lokasi makannya berada di Resto Lantai 1 Hotel Grand Miami.

Suasana pertemuan koordinasi pelayanan UBM di Grand Miami Ballroom

Sejumlah menu hidangan telah disediakan di atas meja memanjang dari barat ke timur ditambah dengan meja di sebelah utaranya. Menu-menu tersebut ada slice fruits, gado-gado, es buah pudding, pudding & fla, infused water, orange juice, mineral water, steamed rice, mie goreng kekian, sayur lodeh ikan pee, ayam canton, beef black pepper, soto ayam Surabaya, dan siomay goreng.

Masuk ke Ballroom lagi pada pukul 13.00 WIB, dan acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari PP KTR UBM Seksi P2PTM Dinkes Provinsi Jawa Timur hingga pukul 13.30 WIB.

Usai paparan PP KTR UBM, acara di sambung dengan pemaparan materi dari dr. Ungky Agus Setyawan, Sp.P(K), seorang dokter spesialis penyakit paru-paru dari RSSA (Rumah Sakit dr. Saiful Anwar) Malang dengan judul “Bahaya Merokok Untuk Kesehatan Paru dan Tatalaksana Terhadap Penyakit Paru.”

Setelah paparan dr. Ungky, acara diteruskan dengan pembacaan RTL (Rencana Tindak Lanjut) dan sekaligus penutupan oleh Sub Koordinator PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. *** [090623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 31 Mei 2023

Kaji Banding Puskesmas Teja Pamekasan ke Puskesmas Sumberpucung

Puskesmas Teja dari Kabupaten Pamekasan melakukan kaji banding dalam rangka meningkatkan mutu dan sumber daya yang berkualitas pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) di Puskesmas Sumberpucung, Kabupaten Malang, pada Rabu (31/05).

Dalam rombongan yang ikut kaji banding itu terdiri dari 13 orang dari Puskesmas Teja, dan 2 orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, yakni Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Amir Chamdani, S.Kep.Ners, M.Kes dan Sub Koordinator Substansi PTM, Keswa dan NAPZA H. Rofiqi, S.Kep.Ners, M.AP. Mereka melakukan kaji banding ke sini dengan pertimbangan Puskesmas Sumberpucung telah memiliki dan melaksanakan Poli PANDU PTM dan UBM secara kontinyu dan berkembang.

Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Sumberpucung, Kepala Puskesmas (Kapus)  Sumberpucung drg. Rahmawati Daha bersama sejumlah stafnya, yaitu Sugianto, S,Kep.Ners, M.Kes (Kepala Tata Usaha), Istitik Wahyuni, S.Kep.Ners (Pemegang Program PTM), dan Farida Azizah, S.Kep.Ners (Pemegang Program Promkes), menyambut kedatangan rombongan dari Puskesmas Teja dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan pada pukul 08.00 WIB.

Peserta kaji banding dari Puskesmas Teja dan Dinkes Kabupaten Pamekasan berpose dengan Puskesmas Sumberpucung dan Dinkes Kabupaten Malang

Tampak hadir pula Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM; staf IT Sub-Substansi PTM dan Keswa Candra Hernawan, S.Kom; dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara kaji banding kemudian dimulai. Master of Ceremony (MC) Farida Azizah Nur, S.Kep.Ners, PP Promkes Puskesmas Sumberpucung, mengawali ucapan selamat datang kepada rombongan Puskesmas Teja yang didampingi oleh Dinkes Kabupaten Pamekasan.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Kapus Sumberpucung. Dalam sambutannya, Kapus Sumberpucung menceriterakan bahwa 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang sudah dibuatkan Surat Keputusan sebagai Puskesmas PANDU PTM, dan kebetulan Puskesmas Sumberpucung telah mendapat akreditasi nilai paripurna dengan dibukanya Poli PTM sejak April 2022.

Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Pamekasan berikan sambutan

Usai sambutan Puskesmas Sumberpucung, acara disambung dengan sambutan dari Kapus Teja Nur Rahma, S.ST, M.MKes. Pada kesempatan itu, Kapus Teja mengutarakan maksud kedatangan ke Puskesmas Sumberpucung dalam kaji banding itu dengan keinginan mendapatkan tips dan trik agar bisa menjadi Puskesmas terakreditasi paripurna.

Pukul 08.43 WIB Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinkes Pamekasan Amir Chamdani memberikan sambutan. Kabid Yankes mengucapkan terima kasih atas sambutan yang energik dari semua staf dan Kapus Sumberpucung. “Ilmu dari sini nanti untuk membenahi pelayanan PTM di Puskesmas Pamekasan,” kata Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Pamekasan.

Selepas sambutan Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Pamekasan, acara diteruskan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus Gatot merasa tersanjung karena dijadikan tempat kaji banding.

Staf Puskesmas Teja berseragam batik Madura. Ada Kapus, dokter fungsional, pemegang program, bendahara, staf IT, dan lain-lain

“PTM memang sedang mencuat. Kabupaten Malang juga terus berusaha mencapai target skrining kendati sampai sekarang juga belum tercapai. Kita masih perlu mengupayakan integrasi semua program dalam 9 prioritas PTM, dan menyempurnakan aplikasi yang sudah ada, yaitu ePuskesmas dan eKader. Kita masih terus berproses. Oleh karena itu, marilah kita sharing,” jelas Paulus Gatot kepada rombongan kaji banding dari Puskesmas Teja dan Dinkes Kabupaten Pamekasan.

Usai memberikan sambutan, Paulus Gatot pun langsung membuka pelaksanaan kaji banding di Puskesmas Sumberpucung, dan langsung dilanjutkan dengan teknis kaji banding yang dipandu oleh Pemegang Program PTM Puskesmas Sumberpucung, Istitik Wahyuni.

Pada kesempatan itu, Istitik terlebih dahulu mempresentasikan “Selayang Pandang PANDU PTM Puskesmas Eksotik Sumberpucung” yang berisikan profil Puskesmas Sumberpucung; Visi, Misi, Motto Puskesmas; Tata Nilai; Analisa Situasi; Pelayanan Unggulan Puskesmas Sumberpucung; Ketersedian SDM; Penggerakan dan Pelaksanaan PTM Puskesmas Sumberpucung; Perubahan Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024; Program Unggulan P2PTM (Sesuai Perubahan Renstra); Alur Posbindu PTM Mobile; Pelaksanaan Posbindu SMARThealth; Inovasi PANDU & Posbindu SMARThealth; Posbindu di Institusi Pemerintahan; Skrining PANDU & Posbindu PTM pada guru dan staf sekolah; Skrining Indra oleh PPD Mata UB; Koordinasi skrining PTM dengan Pabrik Rokok Gudang Baru; Regulasi Pendukung Program SMARTealth Perbup N. 31 Tahun 2021; Apa itu SMARThealth; Aplikasi yang digunakan kader SMARThealth, Pembentukan kader SMARThealth; Pembagian SMARThealth Kit; Pelaksanan Posbindu SMARThealth, Kegiatan KTR, UBM, Implementasi PANDU PTM, Poli PANDU PTM; Kriteria Pelayanan PANDU PTM; Persiapan PANDU PTM; Algoritma PANDU PTM; Alur PANDU PTM PKM Sumberpucung; Pelaksanaan PANDU PTM Puskesmas; Alur Pemeriksaan Deteksi Dini IVA Sadanis; Dukungan Lintas Program Terkait; Tantangan dan hambatan pelayanan PANDU PTM di Puskesmas Sumberpucung; Solusi/strategi yang dilakukan; Prestasi sebagai Puskesmas Tertinggi ke-3 Dalam Skrining PTM Periode Januari-Juni 2022; Monev PANDU PTM PJPD Kementerian Kesehatan 15 September 2022; dan ePuskesmas.

PP PTM Puskesmas Sumberpucung usai presentasi Selayang Pandang Puskesmas Sumberpucung memandu observasi oleh Puskesmas Teja, mulai dari pasien datang, pendaftaran, layanan pemeriksaan hingga pulang

Selesai presentasi dari Pemegang Program PTM Puskesmas Sumberpucung, dilakukan diskusi dengan diisi tanya jawab. Ada 14 pertanyaan, baik datang dari Puskesmas Teja maupun Dinkes Kabupaten Pamekasan. Pertanyaannya, mulai dari pengadaan SMARThealth Kit, aplikasi ePuskesmas dan eKader, pelaporan, kerja kader SMARThealth, pelaksanaan Posbindu SMARThealth, kegiatan UBM dan media KTR. Diskusi ini berjalan selama 1 jam lebih 4 menit.

Selesai tanya jawab, acara diisi dengan foto bersama terlebih dahulu, dan kemudian diteruskan dengan melihat kegiatan PANDU PTM di Puskesmas Sumberpucung. Rombongan dari Pamekasan itu melihat dari mulai pasien masuk Puskesmas Sumberpucung, menerima layanan, hingga pulang.

Rombongan dari Puskesmas Teja dan Dinkes Kabupaten Pamekasan itu melakukan observasi di dalam gedung Puskesmas Sumberpucung hingga pukul 12.00 WIB, dan kemudian rombongan dipersilakan menikmati makan siang yang telah disediakan oleh Puskesmas Sumberpucung. *** [310523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 27 Oktober 2022

Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang

Dua hari ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menyelenggarakan kegiatan terkait dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rayz UMM Hotel yang terletak di Jalan Raya Sengkaling No. 1 Dusun Jetis, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Hari pertama, Rabu (26/10/2022), kegiatan diadakan di Meeting Room 1st Floor dengan tema Sosialisasi Perda dan Perbup KTR pada Instansi dan Lembaga, yang dihadiri sejumlah instansi dan lembaga yang ada di Kabupaten Malang.

Sedangkan pada hari kedua, Kamis (27/10/2022), kegiatan dilaksanakan di The Golden Swan Ballroom 2nd Floor dengan topik Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP. Kegiatan hari kedua ini diperuntukkan bagi dokter fungsional dan penanggung jawab PTM dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur berpose dengan peserta workshop

Hari kedua ini, acara dimulai pada pukul 08.59 WIB, satu menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, memulai dengan ucapan selamat datang kepada peserta, membacakan susunan acara, dan memandu doa menurut keyakinannya masing-masing.

Setelah itu, semua peserta dimohon berdiri oleh MC untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh rekaman melalui layar TV dan videotron yang ada di dalam ballroom Hotel Rayz UMM tersebut.

Selesai lagu Indonesia Raya, para hadirin dipersilakan duduk kembali dan dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa saat ini kita berada di masa transisi epidemiologi di mana penyakit menular belum dapat teratasi dengan baik, sudah muncul adanya penyakit tidak menular (PTM), yang ditandai dengan meningkatnya kasus kematian dan kesakitan akibat PTM seperti tingginya kasus penyakit jantung, stroke, hipertensi, PPOK, asma, dan diabetes mellitus.

Hasil Survei Kematian tahun 2020 menunjukkan bahwa 48% penyebab kematian tertinggi adalah penyakit kardiovaskular. Untuk itu, perlu ada upaya pengendalian akibat merokok yaitu dengan upaya penerapan Perda Nomor 5 Tahun 2018 tentang KTR.

Sambutan dan pembukaan workshop oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Upaya lain adalah UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Puskesmas. UBM adalah salah satu bentuk upaya keterpaduan antara upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ada di Puskesmas untuk melayani orang atau masyarakat yang punya keinginan untuk berhenti merokok.

Tujuannya agar konsumsi rokok dapat dikurangi dan kasus akibat rokok juga berkurang. Untuk itu, kami harapkan target tahun 100% Puskesmas sudah memiliki Poli UBM. Syaratnya, pertama ada SK Kepala Puskesmas tentang UBM. Kedua ada pelayanan, dan ketiga ada tempat pelayanannya serta keempat ada tenaga yang sudah siap dilatih dan peralatan yang memadai.

Untuk itu, tujuan dari workshop ini diharapkan para dokter fungsional dan perawat pengelola PTM Puskesmas ada peningkatan dalam pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan dalam melaksanakan program UBM di Puskesmas sehingga masyarakat yang ingin berhenti merokok dapat dilayani dengan upaya konseling dan terapi UBM di Puskesmas.

Usai sambutan dan pembukaan secara resmi oleh Paulus Gatot, acara diteruskan dengan pemberian tutorial penggunaan BeneCheck Multi-Monitoring System (Total Cholesterol, Blood Glucose, Uric Acid) dan Smokerlyzer Pico+ oleh Agung dari PT Mitra Asa Pratama, salah satu rekanan penyedian alkes di Dinkes Kabupaten Malang.

Demo cara menggunakan Smokerlyzer

BeneCheck Multi-Monitoring System adalah alat untuk mengukur kadar glukosa, asam urat dan kolesterol dalam darah. Alat memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah, asam urat dan kolesterol dalam hitungan detik.

Sedangkan, Smokerlyzer Pico+ adalah alat pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) melalui tiupan nafas (non-invasif) untuk membantu penilaian dan kontrol dampak akibat asap pada perokok aktif ataupun pasif.

Sehabis demo penggunaan kedua alat tersebut, sambil menunggu narasumber 1 tiba di The Golden Swan Ballroom, acara diisi dengan penjelasan mengenai Kuseioner PUMA oleh penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Turen, Dita Trisnaningtyas, S.Kep.Ners.

Kuesioner PUM merupakan salah satu instrumen yang berisi penetuan skor untuk deteksi dini dalam menentukan pasien mengarah ke PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) atau tidak. PPOK merupakan penyakit yang sering ditermukan pada usia di atas 40 tahun, dan sering mengalami penyulit berupa gangguan pernapasan yang berat, seringnya eksaserbasi, komorbid yang dapat menyebabkan buruknya kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Narasumber dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Selesai Kuesioner PUMA, acara diisi dengan senam peregangan ala Senam Puskesmas Cemoro Donomulyo. Semua peserta turut serta dalam gerak senam dengan mengikuti panduan yang ditayangkan dalam videotron besar dalam ballroom.

Pukul 10.08 acara disambung dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Rakhmat Ramadhani dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan judul “Rokok dan Resikonya.” Dalam paparannya itu, dr. Dhani menjelaskan bahwa rokok menjadi faktor kematian lebih dari 8 juta orang per tahun. Lebih dari 7 juta kematian di antaranya terjadi karena efek langsung perokok aktif, sementara 1,2 juta lainnya karena perokok pasif.

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin  dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 (satu) batang dalam sehari, atau orang yang mengisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekadar coba-coba dan cara mengisap rokok cuma sekadar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

Sedangkan, yang dimaksud dengan perokok pasif (second hand smoke/third hand smoke) adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Suasana workhsop di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel

Dalam sesi ini, terdapat  enam penanya. Enam penanya itu berasal dari Puskesmas Sumberpucung, Puskesmas Ngantang, Puskesmas Gondanglegi, Puskesmas Tajinan, dan Puskesmas Ngantang. Kesemua pertanyaan dari enam penanya dijawab oleh dr. Dhani.

Pukul 11.05 WIB sambil menunggu narasumber 2 hadir, waktunya dimanfaatkan untuk ishoma (istirahat, sholat, makan) dulu. Dalam ishoma itu, para peserta menuju ke lunch place yang berada di lantai bawah dekat kolam renang atau Kids Corner untuk makan siang terlebih dahulu.

Pukul 12.30 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua berjudul “Konselor, Konseling, dan Tahap Perubahan dalam UBM” yang disampaikan oleh Malik Afif, SKM, M.Kes dari Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Malik Afif menerangkan bahwa peran konseling pada UBM  adalah membantu orang/masyarakat melihat permasalahannya lebih jelas sehingga dapat memilih jalan keluar yang positif, membangkitkan motivasi agar mengubah tingkah lakunya, membantu mengambil keputusan dan membuat rencana pribadi untuk berubah, serta belajar mekanisme koping baru untuk menghadapi keadaan saat berhenti merokok.

Narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Dalam sesi Malik Afif ini, ada tiga peserta workshop yang mengajukan pertanyaan. Mereka dari Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Sumberpucung, dan Puskesmas Gondanglegi. Kemudian Malik Afif berusaha menjawabnya.

Pukul 13.54 WIB pemaparan materi ketiga dari dr. Nur Aida, Sp.KJ dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan judul “Penanganan Putus Nikotin Pada Perokok.” Pada paparannya, dr. Nur Aida menjelaskan perihal pencitraan otak memperlihatkan bahwa nikotin secara akut meningkatkan aktivitas otak di lobus prefrontal, korteks, thalamus, dan sistem visual.

Paparan nikotin berulang akan menyebabkan neuroadaptasi yaitu toleransi terhadap efek nikotin,  hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah reseptor nikotinik koligernik di otak berupa pelepasan dopamine yang akan mencetuskan sensasi pengalaman yang menyenangkan pada otak, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, gejala putus nikotin ditandai dengan gejala emosi yang menurun, cemas, sulit berkonsentrasi, lapar,  peningkatan berat badan, gangguan tidur, dan stress yang meningkat. Hal inilah yang biasanya orang akan sulit menuju UBM.

Peserta workshop mengisi daftar hadir

Pada sesi tanya jawab ini, terdapat dua peserta yang bertanya kepada narasumber 3. Kedua penanya itu berasal dari Puskesmas Turen dan Karangploso. Semua pertanyaan dari peserta workshop dijawab secara langsung oleh dr. Nur Aida.

Usai pemaparan narasumber 3, acara berikutnya adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk Puskesmas yang dipandu oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners yang diamini oleh peserta workshop.

Acara Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang ini ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang tepat pada pukul 15.01 WIB dengan harapan semua Puskesmas bisa ber-UBM. *** [271022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Selasa, 20 April 2021

Dinkes Adakan Advokasi Implementasi KTR dan UBM

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan pertemuan advokasi implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Upaya Berhenti Merokok (UBM) di Ruang Multi Media Lantai 2 Kantor Dinkes yang beralamatkan di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (20/04/2021).

Sesuai undangan yang dikeluarkan Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang Nomor 005/3198/35.07.032/2021, pertemuan itu menghadirkan sejumlah Perangkat Daerah (PD) yang ada di Kabupaten Malang, seperti Dinas Kesehatan beserta jajarannya termasuk Kepala UPT Puskesmas Kepanjen, Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Bagian Hukum Setda, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Malang, dan ditambah dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya.


Peserta Pertemuan Advokasi KTR dan UBM di Ruang Multi Media Lt. 2 Dinkes Kabupaten Malang

Acara pertemuan dimulai pada pukul 09.47 WIB setelah Kepala Dinkes Kabupaten Malang memasuki ruang pertemuan, dan dipandu oleh master of ceremony Gatot Sujono, S.St., M.Pd., Koordinator Program Kesehatan Jiwa dan Napza di lingkungan P2PTM Dinkes Kabupaten Malang.

Setelah pembawa acara menjelaskan susunan acara dalam pertemuan ini, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang drg. Arbani Mukti Wibowo. Pada kesempatan itu, Kadinkes berharap agar dalam pertemuan ini terbangun komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan kebijakan KTR dan UBM di Kabupaten Malang.


Sambutan dan Pembukaan oleh Kadinkes Kabupaten Malang

Selain itu, Kadinkes juga mendorong agar dapat diterbitkan regulasi berupa Peraturan Bupati (Perbup) agar supaya penegakannya dapat berjalan lebih baik dengan didukung aturan yang mempunyai kekuatan hukum yang lebih tegas untuk memberikan efek jera dan meningkatkan kepatuhan bagi masyarakat di Kabupaten Malang, sehingga masyarakat terlindung dari keterpaparan akan asap rokok.

Usai sambutan Kadinkes, acara diteruskan dengan pemaparan dari Plh Kepala Bidang (Kabid) P2P Dinkes Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes dengan judul “KTR & UBM: Kawasan Tanpa Asap Rokok, Upaya Berhenti Merokok.”


Pertemuan Advokasi KTR dan UBM dengan protokol kesehatan

Dalam paparannya, Tri Awignami mengatakan bahwa rokok merupakan kebutuhan nomor dua setelah beras, kebutuhan nomor 3 adalah pulsa. Tampak dalam keseharian, orang merokok bebas, kapan saja dan di mana saja.

Lebih lanjut, Awignami menjelaskan bahwa merokok memiliki dampak terhadap kesehatan. Tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga berdampak terhadap orang sekitar maupun lingkungan. Oleh karena itu perlu dipikirkan upaya pengendaliannya melalui KTR maupun quit smoking dengan upaya UBM, dan pertemuan ini nanti juga akan membahas kesepakatan dalam implementasi KTR di Kabupaten Malang.


Pemaparan oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Setelah pemaparan yang dilakukan oleh Plh Kabid P2P, acara kemudian diisi dengan pemaparan materi dari dua narasumber utama, yaitu Yohana Rina, SKM, M.P.H., dan Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes.

Menurut Yohana Rina, merokok merupakan faktor risiko bersama terhadap penyakit jantung, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis seperti PPOK. Konsumsi rokok dapat menyebabkan penyakit akibat rokok seperti gangguan pernapasan (PPOK, asma), gangguan kardiovaskular (hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner), kanker serta gangguan reproduksi dan kehamilan. Bukan hanya dari biaya pengobatan tetapi juga biaya hilangnya hari atau waktu produktivitas.


Dua Narasumber Utama

Data BPJS tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit terkait rokok dan tembakau (jantung, stroke, kanker) sebanyak 17,5 juta kasus dan biaya lebih dari Rp 16,3 triliun. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan perokok melalui KTR.

Yohana Rina yang juga merupakan staf PTM Dinkes Provinsi Jawa Timur ini meyakini bahwa KTR ini bisa terimplementasi secara komprehensif bila didukung dengan adanya Perda dan Perbup. Untuk Perdanya sudah ada, sehingga dalam pertemuan ini tinggal memikirkan draft Perbup KTR yang sudah masuk ke Bagian Hukum agar supaya segera ditindaklanjuti.


Tanggapan dari TSCS IAKMI Jawa Timur

Kemudian narasumber kedua, Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes., yang merupakan staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), berbicara perihal "Implementasi Perda KTR."

Dalam pemaparannya itu, Dr. Arief menjelaskan bahwa tujuan KTR itu sebenarnya untuk menurunkan bahaya asap rokok. Namun dalam penerapannya perlu melalui kebijakan, dan kebijakan itu akan memiliki payung hukum bila dibuat Perda dan Perbup. Kondisi di setiap daerah saat ini berbeda-beda. Di Kabupaten Malang, Perdanya sudah ada tapi Perbupnya baru dalam bentuk draft. Sementara itu, di daerah lain ada yang sudah mempunyai Perbup tapi belum ada Perdanya.


Kasi PTM dan Keswa memandu dalam membahas kesepakatan bersama lintas sektoral

Pembuatan peraturan itu memerlukan waktu yang cukup panjang, tapi bila hal itu sudah menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten maka hal itu tetap harus diupayakan untuk segera diselesaikan. Dinkes Kabupaten Malang juga bisa memantau keberadaan Perbup KTR tersebut. Karena bagaimana pun juga Perda dan Perbup itu akan menjadi payung hukum dalam penerapan pelaksanaan KTR.

Pukul 11.32 WIB diadakan diskusi untuk membahas penerapan implementasi KTR di Kabupaten Malang secara lintas sektoral. Tujuannya agar tercapai kesepakatan antar Perangkat Daerah tersebut, yang pada akhirnya akan diketahui dengan jelas pembagian peran dalam implementasi kebijakan KTR tersebut. Semua Perangkat Daerah diminta masukannya dalam koordinasi implementasi KTR nantinya. Sementara itu, Dinkes Kabupaten Malang juga bertekad ke-39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang segera mengupayakan Poli UBM.

Acara pertemuan yang dipanitiain oleh Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang ini selesai pada pukul 12.20 WIB, dan diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan bersama lintas sektor penerapan KTR di Kabupaten Malang. Ada 8 orang yang menandatangani kesepakatan bersama tersebut. Dari Dinas Perhubungan diwakili oleh Drs. Heru Rudianto, M.M. (Kabid Terminal dan Parkir), Dinas Pendidikan diwakili oleh Dr. Suwandi, S.Pd., M.Si (Sekretaris), Dinkes oleh drg. Arbani Mukti Wibowo (Kepala Dinkes), Kemenag Kabupaten Malang oleh Ahmad Fanani, S.Ag (Plt Kasi Bimas Islam), Satpol PP oleh Suhandoko, S.M. (Kasi Penegakan Perda), Bagian Hukum oleh Erwin Hari Nugrah, S.H. (Kasubag PDN), PPNI Kabupaten Malang oleh Tri Nurhadi, S.Kep.Ns., M.Kep. (Ketua Divisi Diklat), dan YJI Cabang Malang Raya oleh Mudjiono Adi, S.H. (Sekretaris). *** [200421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog