Tampilkan postingan dengan label SIMKESMAS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIMKESMAS. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Maret 2021

Dinkes Kabupaten Malang Lakukan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai kepanjangan tangan Kemenkes RI selalu berupaya memantau penerapan peraturan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) se Kabupaten Malang.

Dinkes Kabupaten Malang pada hari Senin ini (22/03/2021) melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen yang terletak di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.


Peserta Bimtek di Puskesmas Kepanjen

Yang diundang dalam Bimtek kali ini adalah pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP Lansia, PP Keswa, dan 18 perawat desa/kelurahan yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen, meliputi: Kepanjen, Cepokomulyo, Penarukan, Ardirejo, Talangagung, Dilem, Ngadilangkung, Mojosari, Jatirejoyoso, Curungrejo, Sukoraharjo, Tegalsari, Kedung Pedaringan, Panggungrejo, Mangunrejo, Kemiri, Jenggolo, dan Sengguruh.

Acara Bimtek dimulai pada pukul 08.53 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen, Sri Lesmono Hadi. Dalam sambutannya, Lesmono Hadi yang mewakili Kepala Puskesmas Kepanjen yang sedang tidak berada di tempat, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Malang, dan berharap Bimtek ini bisa memberikan pencerahan tentang pencapaian SPM di tengah belum berakhirnya pandemi Corona.


Sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen

“Jujur di lapangan, kita kerepotan. Kalau menggunakan cara seperti biasanya, kita berisiko. Jadi, perlu ada terobosan dari Dinkes supaya target tercapai tanpa ada penularan” jelas Lesmono Hadi kepada rombongan Dinkes

Usai sambutan dari Kasubbag TU, diteruskan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Kepanjen yang telah memfasilitasi Bimtek ini.

“Kita perlu Bimtek ini karena kita ingin tahu laporan capaian SPM di Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang” terang Paulus kepada peserta Bimtek Program PTM dan Keswa ini


Perawat menyimak pemaparan materi Bimtek

Paulus juga menjelaskan bahwa Bimtek ini untuk mempersamakan SPM antara Dinkes dan Puskesmas. Hal ini agar supaya sejalan dalam laporan dan capaiannya. Menurut Paulus, capaian SPM di Puskesmas Kepanjen masih tergolong rendah pada tahun 2020, dan ini dimaklumi karena adanya pandemi COVID-19 ini.

Lebih lanjut, Paulus juga berharap tahun ini Puskesmas Kepanjen harus sudah melaksanakan Pandu PTM, dan sedikit menyinggung program SMARThealth di Kepanjen.

“Embrio SMARThealth ini sesungguhnya ada di Kepanjen. Jadi, kalau tidak berkelanjutan, eman lho?” kata Paulus kepada peserta Bimtek


Materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd

Hanya saja menurut Paulus, di Puskesmas Kepanjen terdapat masalah yang tidak bisa ditanggulangi, yaitu adanya perbedaan sistem input datanya. Di Kepanjen masih menggunakan SIMKESMAS. Sementara ini, di tahun 2021 sudah diagendakan di 10 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Namun, bila ada Puskesmas yang masih ragu-ragu untuk replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini, Puskesmas Kepanjen bisa masuk di tahun 2021.

Selesai memberikan sambutan, Paulus kemudian berpamitan dan mohon maaf kepada peserta Bimtek karena tidak bisa mendampingi hingga akhir, lantaran diundang menjadi narasumber perihal ODGJ di Puskesmas Pagelaran.


Materi PTM oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam paparan itu, Gatot mengawali dengan ceritera perihal penanganan ODGJ yang pernah dijalani. Masyarakat umumnya bila melihat ODGJ yang sering ‘berulah’ minta orang itu untuk dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Kesannya terlihat gampang, akan tetapi setelah dijalankan ternyata rujukan itu ruwet karena panjang dalam mengurus rekomendasi dari satu bagian ke bagian yang lainnya. Padahal RSJ hanya memberi batas waktu 2 x 24 jam saja. Oleh karena itu, Gatot menghimbau kepada perawat agar supaya mengupayakan JKN untuk ODGJ dari pihak desa.

Setelah itu, Gatot memulai masuk ke dalam materi utama Keswa dengan menjelaskan bahwa target ODGJ yang harus ditemukan adalah 0,19% dari jumlah penduduk yang ada. Kalau hanya menggunakan rumus itu sebenanya cukup mudah. Perawat bisa bertanya kepada kadernya. Cuma pada kohortnya harus terisi. Tidak boleh kosong.


Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen

Pengisian kohort ini akan dipantau oleh Dinkes Provinsi. Di dalam kohort, ODGJ dikatakan menerima layanan bilamana pernah mendapatkan obat, dikunjungi perawat dan dikunjungi oleh kader. Sedangkan, bila ada ODGJ yang dipasung dan sekarang sudah tidak lagi, tapi di kohortnya pada kolom pelepasan pasung tidak diisi maka oleh Dinkes Provinsi masih dianggap sebagai ODGJ terpasung.

Mengakhiri pemaparannya, Gatot mengatakan bahwa Bimtek ini merupakan event yang berharga karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu, staf Keswa ketemu dengan pemegang program Keswa Puskemas, copy paste, dan terus pulang. Tapi sekarang, staf Keswa melakukan sharing kepada 18 perawat desa/kelurahan yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen.


Berkas isian dari Dinkes untuk Perawat

Pukul 10.27 WIB acara diteruskan dengan pemaparan dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. dengan materi berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.

Menurut Nur Ani, Kepanjen memegang peran yang penting dalam layanan bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan lokasi Dinkes ada di Kepanjen. Capaian SPM untuk PTM dan Keswa diharapkan tidak kalah dengan capaian Puskesmas yang lainnya, mengingat Kepanjen berperan sebagai ibu kota Kabupaten Kepanjen.

Dalam pemaparannya, Nur Ani banyak berceritera dengan perlahan tentang strategi pencapaian SPM mengingat Posbindu PTM di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen berhenti total semenjak ada pandemi Corona, kecuali Posbindu PTM Anggrek 2 yang berada di RW 01 Kelurahan Kepanjen.

Karena PTM itu masuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) maka semua pihak harus bertanggung jawab agar Posbindu PTM berjalan, baik Dinkes, Puskesmas maupun pihak desa. Sekarang, dana dekonsentrasi sudah tidak ada, maka sekarang harus mencari dana pengganti lewat Alokasi Dana Desa.

Yang perlu diketahui oleh peserta Bimtek di sini adalah bahwa tenaga kesehatan standar kerjanya akan dilihat dalam mencapai SPM tersebut. Caranya menghitungnya adalah per orang, bukan per kunjungan. Jadi, setiap Posbindu PTM perbulannya yang menjadi target skrining adalah orang baru yang berkunjung ke Posbindu tersebut.

Pada kesempatan ini, Nur Ani juga menceriterakan keberadaan Posbindu SMARThealth. Setiap desa ada 5 kader SMARThealth yang mendapatkan pelatihan dan dibekali dengan aplikasi eKader. Kader yang melakukan pemeriksaan di Posbindu SMARThealth akan menginput datanya dengan menggunakan handphone yang sudah diinstal dengan aplikasi eKader.

Begitu data diinput dengan aplikasi eKader, data akan langsung masuk ke dalam ePuskesmas. Jadi bisa dibayangkan, bahwa desa atau kelurahan yang telah melakukan replikasi SMARThealth, pekerjaan perawat sangat terbantukan dengan adanya pemberdayaan kader kesehatan terlatih. Perawat tidak perlu mengentry data lagi. Perawat cukup melihat di ePuskesmas untuk mengetahui berapa orang yang telah diskrining oleh kader SMARThealth.

Karena di Puskesmas Kepanjen menggunakan sistem yang berbeda, maka dalam pelaksanaan Posbindu PTM diajarkan cara melakukan entry data dengan menggunakan form offline dalam bentuk excel, yang dipandu oleh Nur Ani dengan dibantu operator komputer oleh Candra Hernawan, S.Kom. Mereka harus mengentri secara manual ke dalam form offline tersebut, baru kemudian dikirimkan ke Dinkes. Berbeda dengan yang menggunakan aplikasi eKader, datanya bisa dilihat oleh Puskesmas dan Dinkes hingga Kemenkes ketika sudah selesai dientri kader.

Pukul 11.51 WIB, rangkaian Bimtek di Puskesmas Kepanjen berakhir dan dilanjutkan dengan foto bersama peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen. *** [220321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog