Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Ampelgading. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Ampelgading. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Agustus 2022

Sosialisasi dan Pelatihan Kader SMARThealth di Puskesmas Ampelgading

Tiga belas hari setelah Advokasi dan Sosialisasi Program SMARThealth se-Kecamatan Ampelgading, Puskesmas Ampelgading kembali menggelar sosialisasi dan pelatihan kader SMARThealth di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma Puskesmas Ampelgading yang berada di Jalan Raya Tirtomarto No. 75 Dusun Tawang Sari RT 22 RW 09 Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (04/08/2022).

Kalau giat Advokasi dan Sosialisasi Program SMARThealth diikuti oleh Camat dan 13 Kepala Desa se-Kecamatan Ampelgading, sementara pada giat sosialisasi dan pelatihan kader SMARThealth ini diikuti oleh kader dari 13 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading.

Setiap desa mengirimkan 5 kader untuk mengikuti sosialisasi dan pelatihan kader SMARThealth. Jadi ada 65 kader yang akan mengikuti giat tersebut. Namun, pada pelaksanaannya tadi ada yang tidak bisa hadir satu orang kader dari desa Sonowangi karena sedang sakit.

Peserta pelatihan foto bersama pemateri dan Kapus beserta jajarannya

Acara giat sosialisasi dan pelatihan kader SMARThealth dimulai pada pukul 08.40 WIB setelah rombongan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang tiba di Puskesmas Ampelgading. Turut hadir dalam rombongan Dinkes adalah mahasiswi magang dari Kesmas Universitas Negeri Malang yang magang di Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara diawali dengan welcome speech sebagai pembuka kata dari Master of Ceremony (MC) Nanda Priatama, seorang perawat desa Lebakharjo, dan kemudian dibacakan susunan acaranya kepada kader yang mengikuti giat sosialisasi dan pelatihan ini.

Acara pertama diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu dengan pemutaran video lagu tersebut melalui layar. Dalam menyanyikan lagu kebangsaan ini, semua hadirin dimohon untuk berdiri.

Sambutan Kasi PTM Keswa usai sambutan Kapus Ampelgading

Setelah itu disambung dengan acara berikutnya, yaitu pemutaran video sebentar mengenai safety briefing Puskesmas Ampelgading, dan terus dilanjutkan dengan opening remarks (sambutan pembukaan) dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ampelgading drg. Nuryani Mubayin.

Dalam sambutannya, Kapus Ampelgading mengatakan bahwa pergeseran dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM) yang kian terus meningkat, menyebabkan pengendalian dan pencegahan PTM menjadi sangatlah penting.

Hari ini, 64 kader dari 13 desa se-Kecamatan Ampelgading telah meluangkan waktu untuk ikut pelatihan dalam melakukan deteksi dini faktor risiko PTM.  Dari 64 kader yang hadir ini, ada 2 laki-laki yang menjadi kader SMARThealth.

Pemateri pertama dengan judul "Posbindu SMARThealth."

Kapus berharap, para kader bisa berlatih dengan baik dan nantinya bisa membantu tenaga kesehatan yang ada di desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM dan edukasi terhadap warga di desanya masing-masing.

Usai sambutan Kapus, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan itu, Paulus menerangkan bahwa kader yang hadir di ruangan ini akan dilatih untuk melakukan skrining faktor risiko PTM, seperti pengukuran tinggi/berat badan, lingkar perut, tekanan darah, pengecekan kadar gula darah/kolesterol, dan cara melakukan input data dengan menggunakan aplikasi eKader.

Selesai sambutan-sambutan, acara inti diserahkan kepada Tim SMARThealth Dinkes dalam giat sosialisasi dan pelatihan kader. Mula-mula dilakukan pretest yang dipandu oleh Zahira Syalwa Regita Amada, mahasiswi magang Kesmas Universitas Negeri Malang.

Pemateri kedua dengan judul "Gaya Hidup Sehat" dan "Edukasi Faktor Risiko PTM."

Ada 10 pertanyaan yang harus dijawab oleh para peserta pelatihan ini sebelum mengikuti materi dalam pelatihan kader SMARThealth. Pertanyaan dan pengisian jawabannya dibuat secara online melalui link Google Forms yang dibagikan kepada peserta pelatihan.

Selesai pretest, acara berikutnya adalah pemaparan materi dari staf PTM Nur Ani  Sahara, S.Kep.Ners dengan judul “Posbindu SMARThealth.” Namun demikian, sebelum memulai pemaparan materi, Nur Ani mencoba memutar video tentang Posbindu SMARThealth, agar supaya para kader yang mengikuti pelatihan SMARThealth ini nantinya punya gambaran apa yang harus dikerjakan di desanya.

Dalam pemutaran video itu, Nur Ani juga menjelaskan konten yang ada dalam video tersebut. Setelah itu, barulan dilanjutkan dengan masuk ke materi “Posbindu SMARThealth.” Dalam kesempatan itu, Nur Ani menjelaskan bahwa kebijakan kesehatan saat ini bergeser dari mengobati menuju ke usaha preventif melalui skrining faktor risiko PTM.

Perawat desa Tawangagung mempraktekkan pengecekan kadar gula darah

Kader SMARThealth pada umumnya merupakan kader kesehatan yang ada di desa namun dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok masyarakat, dan sekaligus diajari cara mengoperasikan aplikasi eKader untuk melakukan input data.

Pukul 10.31 WIB acara berikutnya adalah peregangan yang diisi dengan senam, dan terus dilanjutkan dengan pemaparan materi dari staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners dengan mengambil judul “ Gaya Hidup Sehat” dan Edukasi Faktor Risiko PTM.” Pada materi “Gaya Hidup Sehat”, Bastamil berusaha menjelaskan apa saja faktor risko PTM utamanya diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Kemudian perlunya olahraga secara rutin, konsumsi makan sehat dan hindari makanan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

Lalu, pada materi “ Edukasi Faktor Risiko PTM”, Bastamil mengupas tuntas yang didalamnya ada edukasi bahaya merokok, baik perokok aktif maupun pasif. Dari kedua materi yang disampaikannya itu, Bastamil berharap kepada peserta pelatihan agar supaya menjadi kader itu harus pinter, kober, dan bener.

Pemateri ketiga dengan judul "Aplikasi eKader."

Pukul 11.30 WIB, sebelum memasuki acara praktek alat kesehatan, peserta pelatihan dipersilakan istirahat setengah jam untuk makan siang dan salat. Bagi yang istirahat bisa cepat atau kurang dari setengah jam bisa karaokean dulu. Tampak sejumlah kader melantunkan tembang-tembang milik Didi Kempot.

Pukul 12.03 WIB Bastamil kembali memberikan materi untuk persiapan praktek dengan menjelaskan isi tas kesehatan yang nantinya akan dibawa oleh seorang kader SMARThealth beserta kegunaannya, seperti timbangan badan, stature meter, lingkar perut, tensi meter, gluco meter, dan stripnya kepada peserta pelatihan.

Setelah itu, praktek. Dalam praktek dicontohkan oleh perawat desa Tawangaagung Muhammad Amin dengan kader laki-lakinya, Taufik. Mereka mempraktekkan cara mengukur tinggi dan berat badan maupun lingkar perut. Kemudian dilanjutkan dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), dan disambung dengan mengecek kadar gula darahnya.

Selain pemateri, para perawat desa yang mendampingi kader ikut bantu cara mengoperasikan aplikasi eKader

Setelah itu, Bastamil meminta dua orang kader untuk mempratekkan cara pengecekan kadar gula darah sesama kader yang maju ke depan. Selain itu, masih ada kader laki-laki satunya yang diajari cara melakukan pengukuran tensi.

Praktek pelatihan kader SMARThealth di Kecamatan Ampelgading ini memang ditekankan oleh pemateri hanya pada pengecekan kadar gula darah/kolesterol, karena praktek yang lainnya sudah dianggap mampu mengingat Puskesmas Ampelgading telah menjalankan Program UKM Flash yang dinobatkan sebagai Top 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur tahun 2021.

Upaya program ini dalam pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment Program) melalui peran kader agar lebih inovatif dan humanis. Tujuannya untuk mengoptimalkan kinerja posyandu dan program UKBM di tingkat desa.

Kapus serahkan hadiah kepada pemilik skor tertinggi dan paling cepat menjawab. dari desa Mulyoasri

Selesai praktek pengukuran kesehatan, staf IT Seksi PTM Keswa Candra Hernawan, S.Kom melanjutkan pemaparan materi perihal Aplikasi eKader. Dalam pemaparannya, Candra mengawali dengan pemutaran video aplikasi eKader dan kemudian menjelaskan tahapan demi tahapannya.

Dalam prakteknya, kader dipersilakan melakukan input data diri kader dengan menggunakan aplikasi eKader tersebut. Namun dalam praktek itu, ternyata tidak bisa berjalan mulus karena aplikasi ada yang berjalan muyer-muyer saja.

Tim SMARThealth UB dan mahasiswi magang membantu pemateri memantau dan membantu para kader dalam mengoperasikan aplikasi eKader memang ditemukan sejumlah handphone milik kader ada yang berhasil untuk melakukan input data, tapi juga banyak pula yang tidak bisa untuk input data, alias muyer-muyer saja.

Personil penyelenggara pelatihan kader foto bersama Kapus Ampelgadig dan Seksi PTM Keswa Dinkes

Kondisi seperti ini, Dinkes telah menyiapkan input data dengan Google Forms yang telah dibuat oleh Candra. Bagi yang tidak berhasil dengan aplikasi eKader, peserta pelatihan dipersilakan mengiput data dengan link Skrining PTM. Hal ini agar supaya jerih payah kader dalam melakukan pengumpulan data skrining faktor risiko PTM tidak sia-sia atau tak terpakai.

Setelah itu, acara berikutnya diisi dengan posttest. Pertanyaan dalam posttest ini masih dengan saat pretest. Tujuannya memang untuk mengetahui tingkat penyerapan materi yang telah diajarkan, dan skor tertinggi beserta kecepatan menjawab pertanyaan dimenangkan oleh Maytita Nurul Lailaning Ratri dari desa Mulyoasri. Pemenangnya mendapatkan hadiah yang diserahkan oleh Kapus Ampelgading.

Acara giat sosialisasi dan pelatihan kader SMARThealth ini berakhir pada pukul 10.56 dengan closing statement dari Kapus Ampelgading, dan dilanjutkan dengan foto bersama kader SMARThealth dari 13 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading. *** [040822]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 10 Maret 2021

Giat Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Ampelgading

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) pada pelayanan program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kabupaten Malang, maka diperlukan bimbingan teknis (bimtek) pada tenaga kesehatan di Puskesmas.


Foto bersama peserta bimtek di Puskesmas Ampelgading

Giat bimtek program PTM dan Keswa yang ke-25 ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma Puskesmas Ampelgading yang terletak di Jalan Raya Tirtomarto No. 75 Dusun Krajan RT 22 RW 09 Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Rabu (10/03/2021).

Giat ini dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 13 perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading, meliputi: Tirtomarto, Tirtomoyo, Lebakharjo, Tawangagung, Mulyoasri, Simojayan, Tamanasri, Purwoharjo, Sonowangi, Sidorenggo, Tamansari, Wirotaman, dan Argoyuono.


Sambutan dari Kasubag TU Puskesmas Ampelgading

Acara bimtek ini dimulai pada pukul 09.20 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Totok Tri Kaharto, mewakili Kepala Puskesmas (Kapus) Ampelgading yang sedang dalam perjalanan. Pada kesempatan itu, Kasubag TU mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan mohon maaf bila Kapus masih dalam perjalanan menuju ke Puskesmas, serta mohon bimbingan dari rombongan Dinkes dalam acara ini.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam sambutannya, Gatot mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas yang telah memfasilitasi kegiatan bimtek ini, dan mohon maaf apabila Kepala Seksi PTM dan Keswa tidak bisa hadir karena ada tugas mengawal revisi rancangan peraturan bupati perihal program SMARThealth.


Perawat dan bidan di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading

Menurut Gatot, bimtek kali ini berbeda dengan bimtek tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu tinggal ambil data saja, tapi bimtek sekarang diisi dengan peningkatan kualitas tenaga kesehatan utamanya perawat-perawat yang ada di desa untuk bisa memahami standar pelayanan minimal (SPM) dan sekaligus tahu cara-cara untuk memenuhi SPM tersebut.

Usai sambutan, acara diteruskan dengan pemaparan materi “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”, yang disampaikan oleh  staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns. Dalam sambutan itu, Bastamil mengingatkan kepada peserta bimtek bahwa dalam memenuhi pencapaian target sasaran SPM di setiap desa jangan sekali-kali mengandalkan pada kegiatan Posbindu saja. Kalau hal ini masih menjadi acuan, maka selamanya SPM tidak akan pernah tercapai target sasarannya.


Materi SPM PTM

Kemudian pada kesempatan tersebut, Bastamil memaparkan capaian skrining tahun 2020 dan mengajari cara menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. Perawat-perawat yang hadir diminta untuk menghitung sendiri target sasaran tahun 2021 berdasarkan jumlah penduduk setiap desa dengan menggunakan rumus tersebut.

Dengan mengetahui hitungan target sasaran, diharapkan perawat akan mengetahui langkah-langkah apa saja dalam mencapai SPM tersebut. Perawat bisa memanfaatkan waktu untuk mencicil skrining PTM di setiap ada kegiatan yang diadakan di desa.


Materi SPM Indera

Setelah paham bagaimana cara menghitung target capaian SPM, peserta bimtek kemudian diajak untuk mempelajari ePuskesmas dan mempraktekkannya. Semua perawat diharapkan belajar semua agar bisa tahu bagaimana cara menginput data untuk menambah SPM. Mereka belajar ePuskesmas untuk Skrining Dalam Gedung dan Skrining Luar Gedung hingga benar-benar bisa.

Pukul 10.56 WIB, acara diisi dengan pemaparan materi Indera yang disampaikan oleh staf PTM  Kristina Dewi, A.Md. Keb. Kristina berusaha menjelaskan perihal SPM Skrining Indera. Tahun 2020 capaian SPM dengan menggunakan rumus 40% dari jumlah penduduk di Puskesmas Ampelgading diperoleh angka 54,07%.


Materi SPM Keswa

Menurut Kristina, SPM Indera tidak bisa berjalan sendiri melainkan harus nebeng dengan kegiatan lain yang ada di desa tersebut. Oleh karena itu, perawat yang akan mencapai SPM Indera perlu ikut serta dalam kegiatan yang ada di desa itu, seperti Posyandu, UKS, Posbindu, dan lain-lain.

Setalah materi Indera, acara bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang diisi oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd., staf Keswa. Gatot memulainya dengan menjelaskan proses rujukan ODGJ kepada peserta bimtek. Berdasarkan pengalaman dalam mengurus ODGJ yang tidak memiliki JKN sangatlah melelahkan. Oleh karena itu, perawat desa dihimbau untuk memperjuangkan ODGJ agar mendapatkan JKN dari Pemerintah Desa.


Closing statement Kapus Ampelgading drg. Rahmawati Daha

Bila dilihat capaian di Puskesmas Ampelgading mengenai Keswa tergolong sudah baik. Banyak yang lebih dari 100%. Secara umum SPM sudah terpenuhi, tetapi bila dilihat dari PKP (Penilaian Kerja Puskesmas) Keswa masih terlihat estimasi yang cukup banyak.

Menurut Gatot, idealnya ada di Posyandu Jiwa di setiap desa. Namun jika belum ada, sebaiknya dijadikan satu dengan kegiatan Posbindu. Dalam kohort, harus ada kunjungan pasien ke Puskesmas, kunjungan perawat ke pasien, dan kunjungan kader ke pasien.

Selesainya pembahasan Keswa ini berarti selesai pula pemaparan materi yang ada. Acara pun kemudian dilanjutkan dengan closing statement dari Kapus Ampelgading drg. Rahmawati Daha. Kapus mengakui bahwa bimtek ini merupakan salah satu upaya dalam pencapaian SPM. Namun di Ampelgading ini, kendala geografis sering mempengaruhi pelaksanaan Posbindu. Perlu diketahui bahwa kondisi geografis di Ampelgading itu berbukit dan rawan longsor.

Pada kesempatan itu juga, Kapus mengucapkan terima kasih kepada rombongan Dinkes yang telah memberikan banyak ilmu. Meski yang disuruh diundang adalah perawat, namun Kapus juga menghadirkan bidan desa. Menurut Kapus, bidan desa juga perlu tahu akan program ini sehingga nantinya bisa memberikan support kepada perawat desa dalam memenuhi capaian SPM.

Sementara itu, Gatot Sujono dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa sesungguhnya respon peserta bimtek sudah bagus, tinggal menantikan pelaksanaannya saja. *** [100321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog