Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Keswa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Keswa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 September 2023

Kemenkes dan UNICEF Adakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Keswa Di Sekolah

Dua hari ini (31 Agustus – 1 September 2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan UNICEF mengadakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah, yang digelar di Meeting Room Singhasari Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen.

Dipilihnya Kabupaten Malang di Provinsi Jawa Timur, karena Kabupaten Malang termasuk dalam 5 locus project UNICEF yang bekerja sama dengan Kemenkes dalam Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah, selain Banda Aceh (Provinsi Aceh), Rembang dan Blora (Jawa Tengah), serta Sumba Barat dan Sumba Tengah (NTT).

Acara kegiatan ini dihadiri oleh Kemenkes, UNICEF, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, Dinkes Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Kanwil Kemenag Kabupaten Malang, 5  Puskesmas Pengampu Sekolah Model (masing-masing 2 orang: Pemegang Program Jiwa dan UKS), dan 5 Sekolah Model (masing-masing 4 orang: Kepala Sekolah, Guru BK, Guru UKS, dan 1 perwakilan siswa berprestasi), serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Seluruh peserta Orientasi berpose bersama di Meeting Room Singhasari Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen

Dari Kemenkes ada 3 orang Tim Kerja Keswa dan Kemitraan, yakni dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ (Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Direktorat Kesehatan Jiwa), dr. Lucia Maya Savitri, MARS (Analis Kebidajakan Ahli Muda Direktorat Kesehatan Jiwa), dan Kartika Handayani, S.Psi, M.Si (Peneliti Ahli Muda Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan), dan UNICEF dihadiri oleh Riana Wulandari, SKM, M.Sc (Health Officer UNICEF Indonesia Country Office).

Dinkes Provinsi Jawa Timur diwakili staf Seksi P2PTM Citra Ervina Ahiyanasari, SKM, dan Dinkes Kabupaten Malang terlihat Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan 2 staf (Imam Ghozali, S.Kep.Ners dan Wildan Adi Yatma, S.Psi).

Dari Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dihadiri oleh Hakso Gatut Prambono, S.H. (Kasi SMA dan PKLK Dinkes Kabupaten Malang), dan dari Kemenag Kabupaten Malang terlihat Imam Subachi (staf Pendma Kemenag Kabupaten Malang).

Sambutan dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes RI

Kemudian Puskesmas Pengampu Sekolah terdiri dari Bululawang, Gondanglegi, Pakisaji, Kepanjen, dan Sumberpucung. Sedangkan, kelima Sekolah Model tersebut meliputi Madrasah Aliyah (MA) An-Nur Bululawang, SMK 7 Gondanglegi, SMK Budi Mulia Pakisaji, SMA Negeri 1 Kepanjen, dan SMA Negeri 1 Sumberpucung.

Sementara itu, daftar narasumber dalam acara kegiatan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah menghadirkan dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes, Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jawa Timur, dan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) Malang Raya.


Hari Pertama

Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB diawali dengan sambutan dan pembukaan kegiatan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di Kabupaten Malang.

Sambutan pertama disampaikan oleh dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ sebagai Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes. Dalam sambutannya, dr. Edduwar mengatakan bahwa tingginya kasus keswa anak sekolah cenderung semakin meningkat, sehingga perlu adanya upaya pengendalian dan pencegahan keswa anak sekolah.

“Dengan ini kami, Kemenkes bekerja sama dengan UNICEF melaksanakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di Kabupaten Malang dengan mengundang 5 Puskesmas Pengampu Sekolah Model dan 5 Sekolah Model,” jelas dr. Edduwar dalam acara pembukaan di hari pertama.

Pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes

Yang terpenting, menurut dr. Edduwar, adalah Guru BK berperan penting dalam upaya keswa bagi anak sekolah dengan teknik konseling yang akan diiplementasikan untuk mengatasi permasalahan bullying, slow learning, gangguan NAPZA, penyimpangan seksual, bolos, dan kenakalan anak lain.

Usai sambutan dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kushayanto, SKM.

Pada kesempatan itu, Paulus Gatot memberikan gambaran mengenai permasalahan keswa di Kabupaten Malang. Dari jumlah penduduk di Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa, capaian pelayanan kesehatan bagi penderita ODGJ yang ditemukan dan dilayani sebanyak 3.587 jiwa (112,8%). 

Peserta Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Keswa di Sekolah

Tapi, kata Paulus Gatot, capaian skrining jiwa dengan Self Report Questionnaire (SRQ) 20 dan Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) masih rendah atau sekitar 3,9% dari target sebesar 30%. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa upaya preventif yang berupa deteksi dini masih sangat rendah dari yang ditargetkan.

Selesai sambutan-sambutan, acara langsung diteruskan dengan pemaparan sejumlah materi. Materi pertama diisi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dr. Edduwar dengan judul “Upaya Kesehatan Jiwa Di Sekolah: Terinterasi dengan Kegiatan Sekolah Sehat”.

Lalu, disambung dengan materi kedua yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi dari IPK Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan titel “Meningkatkan Harga Diri Remaja:Cara untuk membantu remaja merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri serta meningkatkan harga diri mereka.”

Narasumber dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Wilayah Malang Raya

Kemudian pemaparan materi ketiga disampaikan oleh narasumber dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) Malang Raya, dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ. Ada dua materi yang disajikan oleh dr. Friliya, yaitu “Mengatasi Stress” dan “Mengatasi Emosi.”

Acara Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di hari pertama ini selesai pada pukul 16.02 WIB.


Hari Kedua

Hari kedua ini merupakan kelanjutan dari acara hari pertama mengingat banyaknya materi yang perlu dijelaskan kepada peserta Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah.

Acara di hari kedua dimulai pada pukul 08.57 WIB dengan diawali pemaparan materi yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi dari IPK Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan judul “Bagaimana Remaja Menangani Tekanan Teman Sebaya?”

Setelah itu disambung dengan pemaparan materi dari dr. Lucia Maya Savitri, MARS dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dengan tema Persiapan yang sistematika pembahasannya meliputi analisa situasi, kegiatan pokok dan pengorganisasian, serta perencanaan intervensi.

Narasumber dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jawa Timur

Usai materi dari dr. Lucia, acara pun diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, makan). Waktu ishoma di hari kedua ini lebih panjang ketimbang di hari pertama karena ada kewajiban bagi peserta laki-laki untuk menunaikan sholat Jumat.

Masuk ke Meeting Room Singhasari lagi pada pukul 13.05 WIB, dan acara diisi dengan pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dr. Edduwar dengan mengambil judul “Toolkit Membantu Remaja Berkembang.”

Selesai materi dr. Edduwar, acara berikutnya adalah pembuatan timeline sebagai bagian dari rencana tindak lanjut (RTL) setelah pulang dari Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah ini.

Pemaparan materi dari staf Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes 

Lima sekolah yang hadir dalam kegiatan ini diminta menjadi agent of change dengan membentuk kader sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 3 guru ditambah dengan 17 siswa dengan Surat Keputusan dari Kepala Sekolah.

Kader tersebut nantinya akan mengorganisir dan menyusun perencanaan. Setelah kegiatan pokoknya berjalan, mereka akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk menyelenggarakan skrining keswa maupun Survey Mawas Diri (SMD) mulai minggu depan.

Selesai skrining keswa maupun SMD, mereka akan lanjut melaksanakan literasi keswa dan KIE. Bulan berikutnya baru orientasi kader kesehatan di sekolah, monitoring, dan evaluasi.

Acara kegiatan di Hote Grand Kanjuruhan Kepanjen ini ditutup pelaksanaannya oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 16.10 WIB. *** [010923]

Share:

Selasa, 31 Januari 2023

Peneliti UB dan MMU Ajak Diskusi 15 Penanggung Jawab Keswa di Kabupaten Malang

Ruang Multimedia Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang sekitar pukul 07.45 WIB sudah dibuka. Staf Kesehatan Jiwa (Keswa) telah mempersiapkan untuk acara Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang didampingi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Pukul 08.12 WIB, peserta bimtek mulai berdatangan. Ada 15 penanggung jawab Keswa dari 15 Puskesmas diundang oleh Dinkes Kabupaten Malang untuk mengikuti Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa, meliputi Wonokerto, Dampit, Pamotan, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, Pagelaran, Kepanjen, Sumberpucung, Kromengan, Ngajum, Wonosari, Wagir, dan Pakisaji.

Peneliti UB dan MMU berdiskusi dengan penanggung jawab Keswa Puskesmas di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang

Sambil menunggu kedatangan Tim dari Kemenkes dan Dinas Provinsi Jawa Timur, Sub Koordintator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang mempersilakan kepada dua peneliti, yaitu dari Universitas Brawijaya (UB) dan Manchester Metropolitan University (MMU), untuk mengisinya dengan diskusi terlebih dahulu kepada 15 penanggung jawab Keswa tersebut.

Dari meja depan yang ada hiasan bunga warna biru muda dan pink itu, peneliti UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D dan peneliti MMU dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D akan mulai mengawali diskusi tentang permasalahan Keswa di Kabupaten Malang.

Namun sebelum masuk ke acara diskusi, terlebih dahulu acara diisi dengan prolog dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, yang menyebut 15 peserta itu sebagai pejuang jiwa yang tak pernah mengenal lelah.

Setelah itu, peneliti UB  Sujarwoto juga dipersilakan memberikan sambutan oleh Master of Ceremony Gatot Sujono, S.S.T., M.Pd. Dalam sambutan yang singkat itu, Sujarwoto mengatakan bahwa sambil menunggu kedatangan dari Tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur, marilah waktu ini kita gunakan untuk mengobrol santai berkenaan dengan program Keswa di Kabupaten Malang.

Suasana Ruang Multimedia di awal diskusi tentang Keswa

Usai sambutan singkat, Sujarwoto pun langsung memandu diskusi dengan mempersilakan peneliti MMU Asri Maharani untuk memulainya. Diawali dengan memperkenalkan diri, Asri menjelaskan perihal diskusi ini. 

“Kita sudah mengenalkan SMARThealth di Kabupaten Malang semenjak tahun 2016. Awalnya fokus pada PTM utamanya menyangkut penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya. Dalam pengembangan ini, saya ingin mengarah ke program jiwa,” kata Asri Maharani dihadapan 15 peserta dari 15 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Di Inggris, tambah Asri, mental health menjadi prioritas yang utama. Mengapa? Karena angka prevalensinya cukup tinggi, di atas 30% setelah adanya pandemi COVID-19. Dengan lockdown total, masyarakat di Inggris mengalami loneliness (kesepian) dan social isolation (isolasi sosial) yang diperparah dengan kenyataan di sana budaya individual begitu menonjol.

Oleh karena itu di Inggris, perawatan terkait mental health cukup berkembang dan maju. Dari situ, kita tertarik untuk melihat kasus-kasus di Indonesia agar bisa mengembangkan pelayanan Keswa dari yang sudah ada menjadi semakin terlembaga dengan baik.

Salah seorang peserta perempuan menceritakan pengalamannya dan juga bertanya kepada peneliti

Pada kesempatan itu, peneliti UB dan MMU ingin sekali mendengar pengalaman-pengalaman penanggung jawab Keswa agar berkenan menceriterakan suka dukanya dalam melaksanakan program Keswa tersebut.

Kemudian ada 4 penanggung jawab Keswa mulai berkisah, dan sesekali juga bertanya kepada peneliti tersebut. Ceritera diawali dari penanggung jawab Keswa Puskesmas Pakisaji, Nur Asih Yuli Purwanti, A.Md.Kep yang punya pengalaman bekerja di RSJ Menur Surabaya.

Pengalaman kedua dituturkan oleh penanggung jawab Keswa Puskesmas Bululawang, Siti Aisa, A.Md.Keb., dan diteruskan dengan penanggung jawab Keswa Puskesmas Turen, Dwi Cahyono, A.Md.Kep, dan diakhiri dengan kisah dari penanggung jawab Keswa Puskesmas Gondanglegi, Rindang Kurniawan, A.Md. Kep.

Dari cerita pengalaman-pengalaman itu, peneliti akan menanyakan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana kendala yang dihadapi selama ini, yang pada umumnya keempat penanggung jawab itu mengatakan bahwa dengan keterbatasan dana dan waktu, Puskesmas tidak bisa melakukan skrining seluruhnya. Dengan tidak adanya skrining yang menyeluruh tentunya berimplikasi pada kesulitan memprediksi masyarakat yang mengalami gangguan jiwa atau mental lainnya.

Salah seorang peserta laki-laki menceritakan pengalaman di Puskesmasnya dan kemudian bertanya kepada peneliti

Pengalaman itu tidak hanya datang dari penanggung jawa Keswa Puskesmas saja. Staf Keswa Dinkes Kabupaten Malang juga urun rembug dalam mengisahkan pengalaman suka duka dalam menangani masalah ODGJ di Kabupaten Malang.

Dari diskusi ini, setidaknya peneliti UB dan MMU sudah mendapat gambaran awal pelaksanaan program Keswa di Kabupaten Malang dengan segala suka dukanya di lapangan yang penuh dengan tantangan.

Diskusi yang memakan waktu sekitar 1 jam 7 menit ini berakhir setelah Tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur tiba di Kantor Dinkes Kabupaten Malang, karena acara akan dilanjutkan dengan Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa di Kabupaten Malang. *** [310123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 08 April 2021

Pasca Bimtek, Seksi PTM dan Keswa Gelar Rakor di Ruang Kerjanya

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, atau yang akrab disebut Seksi PTM dan Keswa, menggelar rapat koordinasi internal di Ruang Kerjanya yang berada di Gedung Graha Ibnu Sina Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, pada Rabu (07/04/2021).

Tak tanggung-tanggung, rakor internal unit kerja Seksi PTM dan Keswa dalam lingkup Kantor Dinkes Kabupaten Malang ini, mengagendakan lima bahasan yaitu evaluasi kegiatan Bimtek Program PTM dan Keswa tahun 2021, info penyusunan RPJMD dan Renstra Dinkes Kabupaten Malang tahun 2021-2026, info pelaksanaan evaluasi Zona Integritas (ZI) Dinkes tahun 2020, info rakor pengendalian penyakit jantung, dan informasi keberlanjutan program SMARThealth Dinkes tahun 2021-2024.


Rakor Seksi PTM dan Keswa di Ruang Kerjanya

Rakor ini dihadiri oleh Kepala Seksi PTM dan Keswa, Koordinator Program PTM, Koordinator Program Keswa dan Napza, Pemegang Program Penyakit Kardiovaskuler, Metabolik dan Program KTR/UBM, Pemegang Program Penyakit Kanker, IVA dan Payudara, Pemegang Program Gifu dan Gilut, Pemegang Program Keswa dan Napza serta Pemegang Program Surveilans dan S I K PTM.

Rakor ini dimulai pada pukul 08.30 WIB, dan langsung dipimpin oleh Kasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam kata pembukanya, Paulus mengucapkan puji syukur atas selesainya rangkaian kegiatan Bimtek di 39 Puskesmas yang telah dijalankan selama 2,5 bulan mulai pertengahan Januari yang lalu, dan juga telah usainya kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2020 di Hotel Aria selama 10 hari.


Ruang Kerja Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

“Karena hari ini Seksi PTM dan Keswa tidak ada kegiatan kegiatan keluar gedung maka diisi dengan rapat koordinasi Seksi PTM dan Keswa Triwulan pertama”, jelas Paulus kepada peserta rakor

Setelah itu, Paulus mulai membahas satu per satu lima bahasan dalam agenda rakor tersebut bersama seluruh stafnya. Pada bahasan perihal evaluasi Bimtek Program PTM dan Keswa yang telah berlangsung selama 2,5 bulan, didapati sejumlah permasalahan.

Lamanya kegiatan Bimtek itu dikarenakan pada awal pelaksanaan Bimtek mengikutsertakan staf baru berjumlah 3 orang yang bergabung ke Seksi PTM dan Keswa, pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa berkomitmen 1 hari untuk 1 Puskesmas dengan 1 Tim Bimtek terpadu dengan alasan agar efektif dan bermanfaat bagi Puskesmas, dan rata-rata pelaksanaan Bimtek setiap harinya perlu waktu sekitar 3 jam lamanya.

Dalam Bimtek itu juga mengikutsertakan secara lintas program terkait Program PTM dan Keswa (pemegang program yang ada di Puskesmas), dan seluruh perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas tersebut.

Selain itu, keterbatasan tenaga di Seksi PTM dan Keswa. Di Seksi ini hanya ada 7 orang pelaksana sehingga menyulitkan pembagian tugas dalam pelaksanaannya. Kemudian kesulitan dalam pembuatan SPK kegiatan Bimtek. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan riil Bimtek yang harus sesuai dengan pembuatan SPJ.

Oleh karena itu, dari evaluasi pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa peserta rakor membuat rencana tindak lanjutnya dalam pelaksanaan Bimtek untuk tahun 2020. Rencana tindak lanjut itu meliputi penambahan tenaga untuk pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa agar bisa dilakukan dalam 2 Tim Bimtek sehingga dalam sehari bisa dilakukan Bimtek di 2 Puskesmas; tahun 2022 sasaran Bimtek pada 5 upaya yaitu Bimtek Program PTM, Program Pandu PTM, Program Keswa dan Napza, Program Gifu dan Gilut maupun Kanker IVA serta Program SI PTM; sasaran Bimtek PTM dan Keswa tetap untuk seluruh perawat desa dan pemegang program PTM dan Keswa serta lintas program UKS, Lansia, Indera, dan Gilut; komposisi materi Bimtek tetap seperti tahun 2021; dan dalam pembuatan SPJ Bimtek, pelaksanaan riil Bimtek sesuai dengan SPJ yang dibuat.

Usai evaluasi Bimtek, acara rakor dilanjutkan dengan info penyusunan RPJMD dan Renstra Dinkes tahun 2021-2026. Dalam membahas info penyusunan ini, ada sejumlah hal yang perlu diketahui oleh peserta rakor di antaranya setiap pergantian Kepala Daerah harus diikuti adanya penyusunan RPJMD dan Renstra. Sejak waktu pelantikan Kepala Daerah sampai 6 bulan ke depan telah tersusun RPJMD dan Renstra tahun 2021-2026. Setiap Seksi dan Sub Bag di Perangkat Daerah menyusun target indikator kinerja program dan pembiayaannya di tahun awal 2020 dan selama tahun berjalan mulai tahun 2021-2026.

Kemudian diteruskan dengan info pelaksanaan evaluasi Zona Integritas (ZI). ZI adalah strategi percepatan birokrasi yang dilakukan unit kerja pada instansi pemerintah. Pembangunan ZI berfokus pada kepuasan masyarakat sehingga dalam proses penilaiannya tidak hanya dinilai tim penilai internal dan nasional, namun juga memperhatikan hasil dari survei online dengan melibatkan masyarakat.

ZI adalah suatu predikat yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada pimpinan dan jajaran perangkat daerah yang telah berhasil dan berkomitmen mewujudkan WBK dan WBBM melalui Reformasi Birokrasi pada Perangkat Daerah dengan upaya pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam mendukung penilaian ZI ini diperlukan beberapa dokumen yang ada pada seksi adalah bukti pelaksanaan rakor penerapan ZI pada seksi dengan dokumen daftar hadir dan notulen rapat; dokumen SOP yang ada pada Seksi; dokumen perencanaan; dokumen SAKIP berupa Perjakin, IKI dan Lapkin individu; dokumen penilaian risiko pada Seksi; dokumen pengendalian risiko pada Seksi; dan dokumen bukti dilakukan pemberian informasi publik seksi.

Setelah itu, rakor dilanjutkan dengan membahas info rakor pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang. Dalam rakor tersebut, Dinkes diharapkan sebagai promotor dan regulator pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang, pengendalian penyakit jantung perlu melibatkan RSUD Kanjuruhan dan RSUD Lawang serta Yayasan Jantung Indonesia (YJI), dan perlu disusun program pengendalian penyakit jantung secara bersama agar masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian penyakit jantung berjalan dalam rel yang sama.

Kemudian bahasan yang terakhir dalam agenda rakor Seksi PTM dan Keswa adalah mengenai informasi keberlanjutan Program SMARThealth Kabupaten Malang tahun 2020-2024. Pada kesempatan ini, dijelaskan kegiatan yang sudah dilakukan selama ini dan yang direncanakan di kemudian hari.

Dalam tahun 2020 telah dilakukan sosialisasi, advokasi dan pelatihan kader Posbindu SMARThealth sebanyak 10 desa pada 6 Puskesmas, dan pada tahun 2021 telah dilakukan Bimtek Program SMARThealth di 10 Posbindu Desa pada 6 Puskesmas, pelatihan eKader pada 10 desa pada 6 Puskesmas, dan sosialisasi program SMARThealth pada 39 Puskesmas bersamaan dengan kegiatan Bimtek.

Selain itu, setelah lebaran tahun ini juga telah diagendakan advokasi program SMARThealth untuk replikasi di 85 desa pada 10 Puskesmas, pelatihan kader Posbindu SMARThealth untuk replikasi tahun 2021 sebanyak 85 desa pada 10 Puskesmas dengan menggunakan dana BOK (Biaya Operasional Kesehatan) Puskesmas sekitar bulan Juli dan Agustus 2021, serta penyediaan SMARThealth Kit sebanyak 475 buah untuk 475 kader SMARThealth dari 85 desa di 10 Puskesmas pada Triwulan IV tahun 2021.

Oleh karena itu, untuk menunjang agenda ini perlu dilakukan pemetaan ulang program replikasi SMARThealth pada 370 desa dan 12 kelurahan di 39 Puskesmas dari tahun 2021 hingga 2024. Selain itu, perlu juga menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) Advokasi SMARThealth untuk 85 desa dan 10 Puskesmas dengan mengundang Camat, Kepala Puskesmas, perawat desa, kepala desa dengan menghadirkan narasumber dari Dinkes, Bappeda serta Dinas Pemberdayaan Desa.

Selain itu, Kasi PTM dan Keswa juga perlu membagi tugas dalam memberikan materi pelatihan kader SMARThealth kepada seluruh stafnya serta mempersiapkan materi pelatihannya.

Rakor yang diadakan di Ruang Kerja Seksi PTM dan Keswa ini berakhir pada pukul 12.00 WIB dengan meninggalkan semua agenda yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2021 ini. *** [070421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Rabu, 03 Mei 2023

Rakontek Skrining GME dan Depresi Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2023

Memasuki Syawal hari ke-12 yang bertepatan dengan hari Rabu (03/05), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) menyelenggarakan Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Skrining GME dan Depresi.

Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Edelweis 1 dan 2 Lantai 1 Hotel Grand Miami Kepanjen yang dihadiri oleh Pemegang Program Keswa Puskesmas se-Kabupaten Malang dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Brawijaya (UB) dan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Selain itu tampak hadir juga sejumlah staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang turut membantu dalam pelaksanaan pertemuan Rakontek ini, seperti Wildan Adi Yatna, S.Psi, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb dan Kristina Dewi, A.Md.Keb, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners, Candra Hernawan, S.Kom, dan Rosida, SKM serta pensiunan staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd dan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, dilakukan foto bersama

Acara Rakontek ini dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan ucapan selamat datang dan pembacaan susunan acara oleh Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Setelah itu, Uli langsung memimpin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan hitungan birama 4/4. Usai menyanyikan Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM mewakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang.

Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, disebutkan bahwa Keswa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Berdasarkan data Program Keswa Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2022, capaian skrining penderita gangguan jiwa berat yang memperoleh layanan kesehatan sebanyak 3.587 jiwa atau 112,8% dari target estimasi penderita gangguan jiwa berat yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 3.181 jiwa dari jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa.

Sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Namun, capaian Gangguan Mental Emosional (GME) bagi penduduk usia >15 tahun baru mendapatkan skrining sebanyak 72.343 orang atau 3,9% dari target sasaran 30%. “Jadi menurut Indikator Kinerja Kegiatan Permenkes Nomor 13 Tahun 2022 tentang Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024, masih kurang capaian skriningnya dari target nasional,” jelas Paulus Gatot.

Sementara itu, capaian penyandang gangguan jiwa (skizofrenia, psikotik akut, gangguan kecemasan, depresi) yang memperoleh layanan di Fasyankes baru 35,2% atau 6.147 orang dari estimasi target sasaran 0.64% dari total penduduk, atau sekitar 16.965 orang.

Lebih lanjut, Paulus Gatot menerangkan bahwa dari data itu memperlihatkan bahwa upaya preventif berupa deteksi dini mengenai keswa masih sangat rendah dari yang ditargetkan. Oleh karena itu, menurut Paulus Gatot, pertemuan ini diharapkan agar Pemegang Program Keswa Puskesmas se-Kabupaten Malang dapat memahami dan melaksanakan teknis skrining GME dan depresi di Puskesmas, yang nantinya akan dapat meningkatkan capaian program Keswa.

Mengakhiri sambutan, Paulus Gatot langsung membuka pelaksanaan Pertemuan Rakontek Skrining GME dan Depresi secara resmi, dan acara pun langsung dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber yang dihadirkan dalam Rakontek tersebut.

Narasumber pertama dari UB

Materi pertama disampaikan oleh Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep.Sp.Kep.J dari Departemen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UB dengan judul “Deteksi Dini Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).”

Pada kesempatan itu, Dr. Heni menerangkan bahwa program Keswa menjadi program unggulan di negara maju, namun di Indonesia program Keswa masih menjadi program “sisa”. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya belum bisa optimal.

Dalam materinya, Dr. Heni membagi ke dalam tiga topik diskusi, yaitu pendahuluan yang berisi permasalahan keswa yang dijumpai di sekitar kita, konsep masalah kejiwaan menuju ODMK, dan upaya promotif.

Selesai pemaparan materi pertama yang memakan waktu 3 jam lebih 35 menit itu, acara disambung dengan pemaparan materi kedua dari Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, dengan titel “Target dan Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang.”

Koordinator Keswa Dinkes lakukan review target dan capaian skrining tahun 2022

Paparan materi ini hanya merupakan review pelaksanaan dan capaian skrining yang telah diupayakan oleh Puskesmas se-Kabupaten Malang pada tahun 2022. Review ini disampaikan agar peserta pertemuan Rakontek bisa mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan di tahun 2023 dalam memenuhi capaian berdsarkan target yang dimilikinya.

Rampung materi kedua pada pukul 12.41 WIB, dan acara selanjutnya diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Mereka umumnya menuju ke ruang lunch Dinkes yang disiapkan di lobby dekat ruang pertemuan Edelweis, namun terlihat juga yang langsung menuju ke musholla yang berada sebelah utara toilet lantai 1.

Di ruang makan, menunya diatur di meja memanjang dari timur ke barat. Ada dua meja, yang satunya berada di sisi selatan, dan satunya berada di tengah. Sementara di sisi utara digunakan untuk meja makan.

Meja panjang yang berada di tengah dihidangkan menu: Sop Ikan Kuah Asam, Steamed Rice, Mie Goreng Bakso, Sapo Tahu Ayam, Ayam Spicy, Beef Black Paper, Thai Fish Mango, dan condiment/bahan penyedap seperti sambal, acar, kecap, dan kerupuk. Sedangkan di meja panjang sisi timur hingga melengkung ke utara tersaji menu: Orange Juice, Infused Water, Mineral Water, Sliced Fruits, Puding, Rujak Buah, dan Cwi Mie Malang.

Narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Peserta pertemuan Rakontek memasuki ruang pertemuan Edelweis pada pukul 13.48 WIB untuk mengikuti pemaparan materi ketiga atau yang terakhir, yang disampaikan oleh dr. Endy Nurhayati, Sp.KJ dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dengan judul “Gangguan Mental Emosional.”

Menurut dr. Endy, Gangguan Mental Emosional (GME) adalah suatu keadaan yang mengindikasikan individu yang mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. Oleh karena itu, mengetahui stressornya dengan melakukan deteksi dini lebih awal, akan memudahkan tenaga kesehatan mudah menanganinya.

Di penghujung paparannya, dr. Heni mengajarkan latihan relaksasi sekitar 10 menit kepada semua peserta pertemuan Rakontek. Semua peserta diminta untuk mempraktekkan agar nantinya bisa menularkan kepada orang lain.

Selesai paparan materi ketiga, acara dilanjutkan dengan pembacaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari pertemuan ini, yang dibacakan oleh Imam Ghozali, dan setelah itu acara pertemuan Rakontek ini ditutup oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 15.21 WIB. *** [030523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 31 Januari 2023

Kemenkes Adakan Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa di Kabupaten Malang

Ditengarai mendung tebal yang sesekali gerimis, hari ini, Selasa (31/01/2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) mengadakan Bimtek dan Monev Pelayanan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kabupaten Malang.

Kegiatan yang difasilitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Substansi PTM dan Keswa ini diselenggarakan di Ruang Multimedia Lantai 2 yang berada di Jalan Panji No. 120 Kepanjen, Kabupaten Malang.

Sesuai Lampiran Bimtek dan Monev Layanan Kesehatan Jiwa Provinsi Jawa Timur Nomor 005/482/35.07.103/2023, yang diundang ada 15 penanggung jawab Keswa Puskesmas: Wonokerto, Dampit, Pamotan, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, Pagelaran, Kepanjen, Sumberpucung, Kromengan, Pakisaji, Wagir, Ngajum, dan Wonosari.

Kadinkes berpose dengan rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur serta semua peserta bimtek

Selain itu, tampak hadir pula peneliti Universitas Brawijaya (UB) yang sekaligus menjadi Team Leader SMARThealth UB, peneliti Manchester Metropolitan University (MMU), dan salah seorang Tim SMARThealth UB.

Acara bimtek ini dimulai setelah rombongan Kemenkes yang didampingi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur memasuki Ruang Multimedia pada pukul 09.50 WIB. Sebelumnya di ruang itu telah diadakan diskusi antara penanggung jawab Keswa dengan peneliti Universitas Brawjijaya (UB) dan Manchester Metropolitan University (MMU).

Master of Ceremony Gatot Sujono, S.S.T., M.Pd menyambut rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur dengan ucapan selamat datang dan mempersilakan untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Acara pun langsung dilanjutkan dengan sambutan dari dr. Herbert Sidabutar, Sp.KJ selaku Ketua Rombongan Kemenkes, tepatnya dari Tim Kerja Surveilans Kesehatan Jiwa & Napza Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Dalam sambutannya, dr. Herbert tidaklah lama. Ia mengatakan bahwa rombongan Kemenkes kemari berempat.

Sambutan Kadinkes Kabupaten Malang

Kunjungannya kemari dalam rangka bimtek terkait dengan tata kelola dalam pelayanan kesehatan jiwa. Dalam tata kelola ini, ada sejumlah indikator baru yang perlu dipelajari oleh penanggung jawab Keswa Puskesmas yang hadir di ruangan ini.

Sambutan kedua disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Pada kesempatan itu, Awi mengingatkan bahwa dalam pelayanan Keswa yang diperlukan bagaimana tindak lanjut setelah ditemukan hasil skriningnya.

Sementara itu, dalam sambutan berikutnya, Syafiudin Ridwan, S.Psi., M.Psi, dari Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur menandaskan bahwa kita akan belajar banyak mengenai Keswa dan Napza. Mulai dari indikatornya hingga pelaporannya. Oleh karena itu, Ridwan meminta agar peserta bimtek untuk senantiasa fokus.

Selesai sambutan, acara diteruskan dengan pemaparan materi dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang dengan titel “Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang,”  dan disimak oleh rombongan Kemenkes.

Presentasi materi dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang itu kemudian ditanggapi oleh dr. Herbert dengan sejumlah pertanyaan usai ia menjelaskan “Capaian Indikator Pembinaan Kesehatan Jiwa Tahun 2022.”

Kabid P2P mempresentasikan Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang

Menurut dr. Herbert ada 3 indikator dan RPJMN. Indikator 1: Persentase Penduduk Usia ≥ 15 Tahun Dengan Risiko Masalah Kesehatan Jiwa yang Mendapatkan Skrining. Indikator 2: Persentase Penyandang Gangguan Jiwa yang Memperoleh Layanan di Fasyankes. Indikator 3: Jumlah Penyalahguna NAPZA Yang Mendapatkan Pelayanan Rehabilitasi Medis, dan RPJMN: ODGJ Berat Yang Mendapat Layanan Sesuai Standar (%).

Ada grafik dalam Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang  yang ditanyakan oleh dr. Herbert, dan kemudian disesuaikan dengan mengacu kepada materi yang dipaparkan oleh dr. Herbert.

Dalam pertanyaan itu, selain ditujukan kepada Dinkes Kabupaten Malang juga diarahkan kepada sejumlah laporan grafik dari beberapa Puskesmas yang ada. Setelah itu, dr. Herbert mengajak membahas dari Google Form yang telah diisi oleh peserta yang hadir.

Namun baru dua menit membahas, Kadinkes Kabupaten Malang memasuki Ruang Multimedia, dan oleh MC dipersilakan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Kadinkes drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes mengatakan bahwa dalam bimtek ini, saya berharap agar penanggung jawab Keswa bersemangat dalam mengerjakan program jiwanya.

Suasana bimtek Keswa Kemenkes di Ruang Multimedia Lt. 2 Dinkes Kabupaten Malang

Diakui oleh Kadinkes, masih banyak kendala yang dijumpai dalam penanganan ODGJ, khususnya menyangkut masalah rujukan ke rumah sakit. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah menggelontorkan anggaran untuk penanganan masalah tersebut, namun terkadang ketiadaan identitas menjadi persoalan.

Usai sambutan Kadinkes, dr. Herbert kembali meneruskan membahas isian dalam Google Form yang telah diisi oleh peserta bimtek ini, dan setelahnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab hingga acara bimtek ini berakhir pada pukul 11.39 WIB.

Selesai acara bimtek, rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur tidak langsung kembali melainkan melakukan kunjungan ke Puskesmas Bantur untuk beraudiensi dan melihat dari dekat program pelayanan Keswa yang telah dikembangkan di sana yang telah berprestasi di tingkat nasional. *** [310123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 30 September 2022

Rakontek Program PTM dan Keswa Gelombang 2 di Grand Miami Ballroom Kepanjen

Hari ini, Jumat (30/09/2022), Rakontek Program PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Gelombang 2 digelar di tempat yang sama pada Rakontek Gelombang 1, yaitu bertempat di Ballroom Lantai 7 Grand Miami Hotel, sebuah hotel bintang empat di Kepanjen.

Rakontek Gelombang 2 ini menghadirkan 19 Puskesmas, yakni Kepanjen, Sumberpucung, Kalipare, Ngajum, Wonosari, Wagir, Pakisaji, Tajinan, Tumpang, Pakis, Jabung, Lawang, Singosari, Ardimulyo, Karangploso, Dau, Pujon, Ngantang, dan Kasembon.

Sehari sebelumnya, Rakontek Gelombang 1 dihadiri oleh 20 Puskesmas. Jadi, selama dua hari ini Rakontek Program PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang telah menyasar semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang, sebanyak 39 Puskesmas. Setiap Puskesmas mengirimkan 4 orang yang terdiri dari Kepala Puskesmas, PJ PTM, PJ Promkes, dan PJ Lansia.

Narasumber, Dinkes, dan peserta Rakontek Program PTM berpose di Grand Miami Ballroom

Pembagian dua gelombang dalam rakontek itu, di samping agar supaya ballroom tidak penuh sesak juga materi yang disampaikan supaya bisa diserap dengan baik oleh seluruh peserta yang menghadiri Rakontek Program PTM dan Keswa tersebut.

Sebelum memasuki ballroom, peserta harus mengisi lembar daftar hadir terlebih dahulu di meja yang telah disediakan panitia. Daftar hadir peserta ini ditangani oleh staf PTM Fitriayu Dola Meirina, A.Md. Keb, karena terkait dengan uang transportasi nantinya.

Di meja itu, juga dibantu oleh staf Keswa Wildan Adi Yatma, S.Psi. Ia akan membantu membagikan souvenir dan buku Pandu PTM kepada semua peserta yang hadir dalam Rakontek Program PTM dan Keswa sesuai daftar hadirnya.

Acara Rakontek Program PTM dan Keswa Gelombang 2 dimulai pada pukul 08.45 WIB dengan diawali ucapan selamat datang dari Master of Ceremony (MC) Rosida, SKM kepada seluruh peserta pertemuan itu. Sementara itu, tak jauh dari tempat MC, terlihat staf PTM Kristina Dewi, A.Md.Keb duduk di kursi paling depan dari peserta untuk menjadi notulen dalam rakontek ini.

Sub Koordinator Substansi PTM Keswa beri materi yang pertama

Dalam gelombang 2 ini, tidak ada pembukaan lagi. Sehingga, acara langsung diisi dengan penyampaian materi 1 oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dengan judul “Kebijakan, Renstra Capaian P2PTM Tahun 2022 di Kabupaten Malang.”

Pada kesempatan itu, Paulus menjelaskan bahwa PTM menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, selebihnya tidak mengetahui bahwa dirinya sakit karena PTM tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi komplikasi. Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat teratur.

Oleh karena itu, diperlukan aksi program untuk melakukan pencegahan dan pengendalian PTM, seperti KTR (Kawasan Tanpa Rokok), deteksi dini/skrining faktor risiko PTM, deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim, skrining indera, Pandu PTM, dan layanan konseling UBM (Upaya Berhenti Merokok).

Narasumber kedua dari Seksi PTM Dinkes Provinsi Jawa Timur

Namun setelah aksi program itu dijalankan, masih terlihat tren kenaikan kasus PTM. Permasalahan Program PTM yang dihadapi Dinkes dan Puskesmas di Kabupaten Malang, di antaranya masih rendahnya capaian SPM PTM mengingat komitmen input hasil skrining by name by address masih sangat kurang, ketersediaan Kit dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) belum mencukupi, belum terintegrasinya progam dan pelaporan PTM Keswa dengan lintas program (KIA, Posyandu, UKS, Lansia, Prolanis, TB-DM, Vaksinasi, Haji), serta belum terintegrasinya program dan pelaporan dengan jejaring Klinik Pratama, Klinik Utama dan rumah sakit.

Pukul 09.22 WIB usai pemaparan materi dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, acara coffee break. Peserta dipersilakan mengambil snack berupa sandwich dan minuman (kopi/teh panas) untuk dibawa masuk ke dalam ballroom, karena acara akan dilanjutkan dengan pemaparan materi 2 oleh Wari Iin Dehasworo, SKM dari Seksi PTM Dinkes Provinsi Jawa Timur, dengan titel “Kebijakan, Strategi dan Monev Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.”

Dalam penjelasannya, Wari Iin mengatakan bahwa sebenarnya Kabupaten Malang telah melakukan segala upaya dalam melakukan pencegahan dan pengendalian PTM. Hanya saja, dilihat dari capaian SPM masih belum memnuhi apa yang diinginkan. Padahal Kabupaten Malang memiliki inovasi bidang kesehatan dan bahkan Pandu PTM Puskesmas Turen menjadi percontohan nasional.

Hal ini, menurut Wari Iin, kemungkinan besar semua deteksi dini yang dilakukan di Puskesmas maupun UKBM tidak segera diinput ke dalam SIPTM. Sebenarnya di Kabupaten Malang juga sudah terbantukan dengan adanya SMARThealth.

Wari Iin pun mencontohkan apa yang telah dilakukan Kota Surabaya sehingga menjadi yang tertinggi dalam capaian SPM PTM di Provinsi Jawa Timur. Kepala Dinkes Kota Surabaya menyurati seluruh Kepala Puskesmas agar supaya setiap stafnya disuruh membantu input data sebanyak 5 setiap harinya.

Sehabis paparan ini, acara diisi ishoma dengan mempersilakan kaum pria untuk menunaikan ibadah salat Jumat. Pulang dari masjid, kaum pria pada menuju ke tempat hidangan makan siang disajikan, dan terus makan. 

Narasumber ketiga dari Seksi Promkes Dinkes Provinsi Jawa Timur

Banyaknya jumlah masakan sama dengan hari pertama pada Rakontek Gelombang 1, hanya saja untuk Rakontek Gelombang 2 ini menunya sedikit lain. Ada soto Betawi, steamed rice, nasi goreng kebuli, yaki ramen, kalian garlic sauce, ikan sambal matah, ayam bekakak, krengsengan daging, acar, sambal, saus tomat, saus cabe, krupuk udang, es tape ketan hijau, assorted slice fruit, assorted pudding, mineral water, mango juice, dan infused water.

Masuk lagi pada pukul 12.45 WIB dan diisi dengan penyampaian materi 3 oleh Citra Ervina Ahiyanasari, SKM dari Seksi Promkes Dinkes Provinsi Jawa Timur, dengan materi “Peran Serta Kader Kesehatan Pada Posyandu Prima.”

Selama dua hari ini, materi ini selalu mengundang pertanyaan dengan munculnya istilah Posyandu Prima yang konon akan menggantikan Ponkesdes yang telah ada terlebih dahulu. Kendati masih diujicobakan di Surabaya, telah disadari oleh Citra Ervina bahwa Posyandu Prima ini nanti akan menuai banyak pertanyaan. Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners dan Gatot Sujono, S.St., M.Pd, keduanya dari Seksi PTM dan Keswa, bergantian menyiapkan microphone untuk peserta yang bertanya tersebut.

Ada 5 penanya yang menyoroti perihal Posyandu Prima, mulai dari strukturnya, pertanggungjawabannya, pola kerjanya, pembiayaannya, dan lain-lain. Oleh karenanya, selain memberikan materi ia juga mencatat segala masukan untuk disampaikan ke Kemenkes nantinya.

Peserta Rakontek Program PTM yang duduk di bagian tengah

Pukul 13.54 WIB staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners mendapat tugas untuk membacakan RTL (Rencana Tindak Lanjut) dari Rakontek Program PTM dan Keswa untuk Puskesmas, yang disorotkan ke layar oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Candra Hernawan, S.Kom selaku operator LCD dalam rakontek ini.

Namun demikian, sebelum membacakan RTL, Nur Ani terlebih dahulu memberikan gambaran kepada peserta tentang apa saja yang telah dilakukan oleh Seksi PTM dan Keswa selama ini, yaitu Laporan Kegiatan Pertemuan Rakontek Program PTM dan Keswa Bidang P2P dengan lintas program yang ada di Dinkes di Hotel Grand Kanjuruhan pada Rabu (20/07/2022) yang menghasilkan sejumlah kesepakatan dalam program PTM, pengumuman pemenang lomba Hari Merdeka Agustus 2022 dalam rangka peningkatan capaian SPM Hipertensi di Kabupaten Malang, surat permohonan akses bridging ePuskesmas dengan aplikasi ASIK, kunjungan Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes ke Dinkes Kabupaten Malang pada 29-30 Agustus 2022, kunjungan DTO Kemenkes ke Ponkesdes Desa Kedok Kecamatan Turen untuk melihat penggunaan aplikasi eKader, Bimtek implementasi Pandu PTM ke Seksi PTN Dinkes Kabupaten Malang oleh Dirjen P2PTM Kemenkes pada 15 September 2022, Bimtek implementasi Pandu PTM ke Puskesmas Sumberpucung oleh Dirjen P2PTM Kemenkes pada 16 September 2022, serta rencana penambahan item di form skrining PTM ePuskesmas. Setelah itu, Nur Ani baru membacakan RTL Rakontek Puskesmas Program PTM.

Rangkaian acara Rakontek Program PTM dan Keswa ini yang berlangsung selama 2 hari ini ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substansi PTM Keswa, mewakili Kabid P2P, pada pukul 14.19 WIB menjelang Ashar tiba. *** [300922

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 21 November 2022

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Sosialisasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menggelar sosialiasi Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel yang terletak di Jalan Sengkaling No. 1 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (21/11/2022).

Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes diikuti sebanyak 33 peserta yang berasal dari Puskesmas se-Kabupaten Malang. Enam orang pengelola Program Keswa dan Napza Puskesmas lainnya tidak bisa hadir lantaran ada pra-survey akreditasi.

Sambutan dan pembukaan oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Dalam sambutannya, Kabid P2P mengatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh pola gaya hidup. Pada awalnya penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun kemudian bergeser ke penyakit tidak menular (PTM).

Dia menyebut, prevalensi PTM di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, hipertensi pada usia  di atas 18 tahun (25,8%), penyakit jantung koroner (PJK) usia di atas 15 tahun (1,5%), gagal jantung (0,3%), gagal ginjal kronis (7,69%), stroke (12,1%), asma (4,8%), PPOK (3,8%), kanker (3,8%), diabetes mellitus (3,0%).

Sedangkan, beberapa faktor risiko PTM memperlihatkan, obesitas laki-lai (19,7%), obesitas perempuan (32,9%), obesitas sentral 31%), konsumsi tembakau (33,8%) yang di dalamnya termasuk penyalahgunaan Napza.

Peserta berpose bersama Kabid Rehabilitasi BNN Kabupaten Malang

Menurut BNN (2009), tambah Kabid P2P, Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, baik zat yang alami maupun sintesis. “Jika zat tersebut dikonsumsi maka dapat menimbulkan perubahan fisik atau psikis serta menimbulkan ketergantunga,” tegas Kabid P2P.

“Penggunaan Napza dengan dosis yang tepat digunakan untuk kepentingan pengobatan, tetapi selama ini banyak disalahgunakan sehingga pengguna akan merasa ketergantungan dan menyebakan kerusakan fisik maupun psikis,” imbuh Awignami.

Menurutnya, bahaya Napza yaitu halusinasi, perilaku lebih agresif, gangguan kecemasan, susah konsentrasi, kesadaran menurun, dan kejang-kejang. Dampak jangka panjang yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Napza, adalah kerusakan otak, gangguan mental, depresi, hilang ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar, dan dampak yang paling buruk adalah over dosis hingga kematian.

Narasumber kedua dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Mengingat pentingnya sosialisasi ini, dalam pelaksanaan pertemuan koordinasi dalam pengendalian penyalahgunaan Napza, Kabid P2P berharap nantinya pengelola Program Keswa dan Napza di 39 Puskesmas di Kabupaten Malang mendapat peningkatan kapasitas kemampuan, pemahaman dalam pengelolaan program pengendalian penyalahgunaan Napza serta tata laksana kasus pencatatan dan pelaporan program Napza.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Seksi PTM dan Keswa Dinkes ini, menghadirkan tiga narasumber. Ketiga narasumber itu adala Drs. Mohammad Khoirul, M.M dari BNN Kabupaten Malang, Syafiudin Ridwan, S.Psi, M.Psi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, dan dr. Nur Aida, Sp.KJ dari RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Pada kesempatan itu, narasumber pertama, Mohammad Khoirul memaparkan materi “Rehabilitasi Pengguna Napza.” Dalam paparan dari narasumber pertama ini, muncul 3 penanya dari Puskesmas Turen, Puskesmas Bululawang, dan Puskesmas Pakisaji.

Peserta Sosialisasi Program PTM dan Keswa yang diikuti pengelola Program Keswa dan Napza Puskesmas se-Kabupaten Malang

Narasumber kedua, Syafiudin Ridwan menguraikan sejumlah materi, yaitu “Sosialisasi Indikator Pembinaan Kesehatan Jiwa”, “Prinsip Wawancara Motivasional dan Intervensi Singkat Berdasar ASSIST”, “Form Skrining Penggunaan Napza”, “Aplikasi Simkeswa dan SiNapza.” Pada kesempatan ini, muncul 2 penanya dari Puskesmas Pakisaji dan Turen.

Usai paparan narasumber kedua, acara dilanjutkan dengan ishoma terlebih dahulu. Di deretan meja yang berada di lobby The Golden Swan Ballroom, terhidang aneka menu yang telah disediakan pihak hotel.

Meja sisi selatan, ada gado-gado dan soto ayam Madura. Lalu, meja tengah telah ditata menu makanan, yaitu nasi putih yang ditaburi bawang goreng, bihun goreng Aceh, angsio tahu, jamur telur asin, ikan balado, semur daging kentang. Sementara itu, meja sisi utara tersaji slice fruit, es sarang burung, ice tea, dan mineral water.

Seluruh peserta berpose bersama Kabid P2P usai penutupan di sore hari

Selesai ishoma, acara diteruskan dengan pemaparan materi ketiga oleh Nur Aida. Dalam paparannya, Nur Aida menjelaskan “Dasar Adiksi dan Tata Laksana,” dan pada kesempatan itu ada 2 penanya dari Puskesmas Turen dan Puskesmas Pakisaji.

Acara yang dimulai dari pukul 09.05 WIB ini, ditutup oleh Kabid P2P pada pukul 15.25 WIB. Sepeninggal para peserta sosialisasi itu, panitia penyelenggara dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, yang terdiri dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Pemegang Program Keswa Gatot Sujono, S.ST, M.Pd, staf Keswa Wildan Adi Yatma, S.Psi, staf Keswa Imam Ghozali, SKep.Ners, staf PTM Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, dan asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa Ulinati, S.IP, juga langsung berkemas, karena esok harinya acara kegiatan lagi di lokasi yang sama, yaitu Pertemuan Peningkatan Kapasitas Penggunaan Injeksi Long-Acting (ILA) bagi Petugas Puskesmas Tahun 2022. *** [211122

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 04 Mei 2023

Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah

Lorong selebar 2,5 m  di sisi utara Ballroom Hotel Grand Miami Kepanjen yang berada di lantai 7 terlihat ramai. Pasalnya, hari ini ada dua kegiatan di Ballroom tersebut. Ballroom 1 dan 2 dipakai oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Ballroom 3 digunakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang.

Terkait Dinkes Kabupaten Malang, pagi ini, Kamis (04/05), melalui melalui Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) menggelar Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah. 

Pertemuan ini menghadirkan Pemegang Program NAPZA, Keswa, dan UKS Puskesmas se-Kabupaten Malang, dan dua narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Dalam pertemuan itu juga terlihat sejumlah personil Substansi PTM dan Keswa yang bahu membahu dalam pelaksanaan pertemuan tersebut, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Wildan Adi Yatma, S.Psi, Imam Ghozali, S.Kep. Ners, Kristina Dewi, A.Md.Keb, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, Bastamil Anwar Azi, S.Kep.Ners, Candra Hernawan, S.Kom dan Rosida, SKM. Selain itu, tampak hadir pula perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, peserta pertemuan melakukan foto bersama

Acara yang diagendakan dimulai pada pukul 09.00 WIB ini molor, karena harus menunggu narasumber dari Dinkes Provinsi yang sedang dalam perjalanan menuju ke Hotel Grand Miami. Namun demikian, hal ini tak mengurangi semangat para peserta pertemuan ini. Mereka pun bisa berhalal bihalal dengan sejawatnya, sambil menikmati menu snack yang telah disiapkan oleh pihak hotel di lorong sebelah meja registrasi Dinkes Kabupaten Malang. Ada dadar gulung coklat pisang, tahu isi/tahu berontak, dan lumpia. Minumnnya tersedia hot coffee dan hot tea.

Acara pertemuan ini dimulai tepat pada pukul 09.33 WIB setelah narasumber dari Dinkes Provinsi tiba di Ballroom. Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yan diperbantukan di Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, mengawali dengan ucapan selamat datang, membacakan susunan acara, dan memandu doa.

Kemudian semua peserta diminta berdiri oleh MC Uli untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang disorotkan ke dalam layar di depan. Setelah itu, acara berikutnya adalah sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengawali dengan permohonan maaf dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang yang sedianya akan membuka pertemuan ini tapi ternyata ada acara di Pendopo Kabupaten Malang secara mendadak, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) berhalangan hadir karena sedang bertugas di Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Kemudian Paulus Gatot melanjutkan sambutannya dengan memaparkan permasalahan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif) dan peredaran gelapnya merupakan masalah besar dan perosalan bagi kita bersama.

Dari hasil penelitian BNN (Badan Narkotika Nasional) yang dilakukan pada tahun 2019, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahgunaan NAPZA adalah 1,8%. Dibandingkan dengan survai pada tahun 2017, berarti terjadi kenaikan 0,03% setiap tahunnya. Artinya, menurut Paulus Gatot, setiap 100 orang penduduk, ada 1 hingga 2 orang mengalami penyalahgunaan NAPZA.

Upaya pemerintah pun dilakukan dalam menangani maraknya penyalahgunaan NAPZA tersebut. Pemberantasan peredaran Narkoba dilakukan oleh Kepolisian dan BNN, sedangkan Dinkes berupaya melakukan upaya pengendalian peningkatan penyalahgunaan NAPZA dengan promosi kesehatan (promkes) tentang bahaya NAPZA di masyarakat luas termasuk juga di sekolah, deteksi dini dengan pemeriksaan urine, dan ASSIST (Alcohol, Smoking and Substances Involvement Screening Test) serta pelayanan kesehata bagi korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor). Di Kabupaten Malang, IPWL terdapat di Puskesmas Gondanglegi, RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat, dan BNN.

Berdasarkan data dari Program Keswa dan NAPZA Dinkes Kabupaten Malang, skrining NAPZA bagi jumlah penduduk usia>15 tahun dengan ASSIST mencapai 72.343 orang (3,9%) dari target sasaran sebesar 30%. Perlu diketahui bahwa target sasaran di Kabupaten Malang ada sebanyak 1.855.577 orang dari total jumlah penduduk di Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa. 

Peserta pertemuan diikuti oleh Pemegang Program Keswa, NAPZA dan UKS Puskesmas se-Kabupaten Malang

Sementara itu, capaian deteksi dini NAPZA masih 570 orang, dan yang melakukan pelaporan IPWL penyalahgunaan NAPZ yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di Puskesmas Gondanglegi terdapat 7 orang di tahun 2022.

“Dari data tersebut menunjukkan bahwa upaya preventif yang berupa deteksi dini NAPZA masih sangat renda dari yang ditargetkan,” kata Paulus Gatot.

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa dan pembukaan pelaksanaannya secara resmi pada pukul 09.47 WIB, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Syafiudin Ridwan, S.Psi, M.Psi, psikolog dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, dengan titel “Orientasi Program Kesehatan Jiwa-NAPZA Jawa Timur.”

Pada kesempatan itu, Ridwan menguraikan indikator kinerja program Keswa-NAPZA (SPM, Renstra, RAN-P4GN, dan PKP), Simkeswa, Sinapza, pnghitungan sasaran, penghitungan capaian, deteksi dini risiko masalah Keswa (SDQ, SRQ-29 dan ASSIST), dan aplikasi Sijiwa.

Selesai pemaparan materi pertama pada pukul 11.38 WIB, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan) hingga pukul 12.40 WIB. Untuk pertemuan ini, lokasi makannya berada di lantai 2 menempati Miami Bar and Lounge, yang letaknya berdampingan dengan swimming pool dan menghadap ke halaman Hotel Grand Miami Hotel.

Narasumber pertama dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Penyajian meja tempat meletakkan menunya mengotak di mana tengah-tengahnya untuk lalu lalang peserta pertemuan yang akan makan siang. Begitu masuk pintu bar and lounge dari lift, peserta pertemuan akan menjumpai meja memanjang dari selatan ke utara yang letaknya mepet dengan kaca pembatas area swimming pool. Di situ terhidangkan menu: Steamed Rice, Sambal Goreng Kentang Ati, Tumis Sayur, Ayam Ketumbar, Ikan Bakar Dabu-Dabu, Daging Masak Rica,dan kumpulan bahan pelengkapnya seperti sambal trasi, kecap, dan kerupuk.

Sementara itu lanjut ke meja yang berada di sebelah utaranya yang membujur dari timur ke barat, mepet dengan pagar tangga menuju lantai 1, tersaji menu: Tahu Campur, Rujak Manis, Es Campur, Gado-Gado, dan Assorted Slice Fruits.

Lalu bergeser ke sebelah barat dari meja ini, terdapat menu: Mineral Water, Infused Water, dan Orange Juice. Sementara itu, Soup Sayur Asam letaknya agak tersembunyi di belakang meja kasir Miami Bar and Lounge.

Peserta pertemuan kembali masuk ke Ballroom pada pukul 13.09 WIB setelah narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tiba di lokasi. Narasumber dari RSJ Lawang , dr. Nur Aida, Sp.KJ, memberikan materi tentang “Deteksi Dini NAPZA di Sekolah.”

Narasumber kedua dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Menurut dr. Nur Aida, peningkatan penyalahgunaan NAPZA terus meningkat. Bahkan 4,7% populasi pelajar dan mahasiswa (hampir 1 juta oang) menyalahgunakan NAPZA. Lebih lanjut, dr. Nur Aida menjelaskan NAPZA  secara komprehensif, mulai dari singkatan NAPZA, terminologi NAPZA, tingkat pemakaian NAPZA, ketergantungan zat (adiksi), deteksi pemakai NAPZA, gejala, pengaruh NAPZA pada susunan syaraf pusat. 

Lalu, dr. Nur Aida melanjutkan dengan bahasan bagaimana NAPZA mempengaruhi seseorang, mengapa remaja mudah menyalahgunakan Narkoba, tanda remaja mulai memakai Narkoba, rmaja berisiko tinggi, peran pendidik dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba, langkah-langkah pencegahan,dampak NAPZA, rehabilitasi (medis dan sosial), upaya pencegahan, upaya kuratif dan rehabilitatif, proses kuratif dan rehabilitatif, pasien ketergantungan NAPZA, rencana terapi, hal-hal umum yang berlaku selama pemulihan, penyulit proses penyembuhan, tanda-tanda keracunan, dan keracunan obat tidur.

Selesai materi kedua, acara disambung dengan pembacaan RTL (Rencana Tindak Lanjut) oleh Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Imam Ghozali, S.Kep. Ners. RTL ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut peserta pertemuan untuk melaksanakan langkah berikutnya.

Mengakhiri pertemuan ini, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berkenan untuk menutupnya secara resmi pada pukul 14.47 WIB, dan berharap kepada peserta agar dalam pelaksanaan UKS, antara Keswa, NAPZA, dan UKS di Puskesmas bisa bersinergi. *** [040523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog