Tampilkan postingan dengan label Peneliti Lansia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peneliti Lansia. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Januari 2023

Peneliti Manchester Metropolitan University Sambangi Ponkesdes Glanggang

Seputar Ponkesdes Wilujeng Glanggang terlihat ramai, ketika di kiri-kanannya banyak aktivitas orang, kendati mendung putih bergelayut di awan. Pemandangan hiruk-pikuk mewarnai sekeliling Ponkedes, ada imunisasi balita di Ponkesdes, gemuruh mesin penggilingan padi di belakangnya, serta panen padi di seberang jalannya.

Deretan tujuh gazebo bambu di atas saluran irigasi menambah eksotisme Dusun Krajan RT 10 RW 03 Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, di mana peneliti Manchester Metropolitan University, Inggris, mengagendakan mengunjungi Ponkesdes Wilujeng Glanggang.

Peneliti Manchester Metropolitan University berspose dengan Kaur Kesra, perawat, bidan, dan dua kader Posyandu Lansia di depan Ponkesdes Wilujeng Desa Glanggang, Kec. Pakisaji

Dengan didampingi salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), peneliti Manchester Metropolitan University dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D, tiba di Ponkesdes Wilujeng Glanggang pada pukul 10.10 WIB dan langsung disambut oleh perawat Desa Glanggang Yulia Roikha, A.Md.Kep bersama dua kader Posyandu Lansia, yaitu Diah Purwatiningrum dan Krisdiawati.

Setelah diajak masuk ke ruang kerja perawat Yulia di bagian depan dari gedung Ponkesdes Wilujeng itu, peneliti Manchester Metropolitan University memperkenalkan diri dan kemudian mengajak diskusi dengan perawat dan dua kader lansia.

Dalam situasi yang santai, Dr. Asri mendiskusikan sejumlah hal yang ada di Desa Glanggang. Diawali dengan permasalahan pembakaran sampah, lansia, dan diteruskan dengan disabilitas. Dalam membahas lansia, peneliti sangat tertarik mengenai program-progam apa saja yang telah berjalan dalam Posyandu Lansia.

Peneliti University of Manchester tampak menyimak penjelasan perawat Desa Glanggang

Karena peneliti ingin tahu gambaran mengenai demensia (pikun). Apakah sudah ada skrining kognisi terhadap lansia? Mengingat skrining kognisi satu kali dalam satu tahun itu untuk melihat tingkat penurunan kognisi.

Beda budaya, biasanya juga beda cara penanganannya. Dr. Asri yang sudah bermukim di Manchester City selama 11 tahun pun berceritera mengenai lansia di Inggris, yang umumnya banyak ditnggal di panti. Karena di Inggris, anggota keluarga yang berumur 18 tahun ke atas sudah harus keluar rumah untuk berlatih mandiri, dan panti jompo di Inggris umumnya mempunyai banyak terapis bagi lansia.

Sementara itu, di Indonesia kerentaan dianggap sebagai loro tuwo. Jadi, dianggap lumrah oleh keluarganya. Tidak seperti di Inggris, banyak lansia di sini yang tinggal dengan sanak keluarganya. Oleh karena itu, caregivernya biasanya berasal dari salah seorang anggotanya keluarganya. Hanya saja permasalahannya, terkadang caregiver belum memiliki masalah kelansiaan.

Jelang akhir, diskusi bertambah personil: Kaur Kesra dan Bidan Desa Glanggang

Dalam hal ini, Dr. Asri mengingatkan bahwa bila menjumpai lansia berumur 65 tahun ke atas sedang melakukan diet dan turun berart badannya hingga 5% dalam setahun, menurutnya, membahayakan. Karena hal itu sangat berpengaruh ke massa otot tubuh.

Setelah lansia, diskusi pun mengarah ke bahasan mengenai disabilitas. Namun, mengingat kasus di Desa Glanggang tidak terlihat banyak, dan belum ada skrining khusus bagi disabilitas, perawat Yulia mengatakan bahwa di setiap kecamatan diharuskan minimal memiliki satu Posyandu Disabilitas.

Posyandu Disabilitas di Kecamatan Pakisaji, tambah perawat Yuli, adanya baru di Desa Pakisaji yang penanangannya dibantu Koramil setempat. Di Koramil itu, ada sekolah khusus orang disabilitas untuk meningkatkan ketrampilan sebagai bekal kemandirian nantinya.

Deretan tujuh gazebo bambu di seberang jalan dari Ponkesdes Wilujeng Glanggang

Selang sejam berdikusi, hadirlah Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Glanggang, Kasiono, dan bidan Desa Glanggang, Erna Kartika P., A.Md.Keb usai merampungkan imunisasi balita. Diskusi pun semakin gayeng menjelang akhir kunjungan peneliti Manchester Metropolitan University ke Ponkesdes Wilujeng Glanggang.

Kunjungan peneliti Manchester Metropolitan University yang memakan waktu sekitar 1 jam 21 menit itu, diakhiri dengan mencicipi hidangan lemet dan risoles buatan kader Posyandu Lansia, dan diteruskan dengan foto bersama dengan latar belakang bangunan gedung Posyandu Wilujeng Glanggang yang cukup “mewah” (mepet sawah) dengan semilir angin yang segar. *** [300123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 27 Januari 2023

Kunjungan Peneliti University of Manchester dan Manchester Metropolitan University Ke Dinkes Kabupaten Malang

Didampingi Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, peneliti dari University of Manchester, Inggris, Gindo Tampubolon, M.Sc., Ph.D, dan peneliti dari Manchester Metropolitan University, dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D, melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, pada Jumat (27/01/2023). 

Tiba di Dinkes sekitar pukul 10.00 WIB. Sedianya kedua peneliti tersebut hendak menghadap kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), namun kebetulan Kadinkes sedang ada dinas luar meninjau vaksinasi booster kedua di lingkungan Stadion Kanjuruhan dan terus ke Malang.

Dua peneliti demensia dari University of Manchester, Inggris

Akhirnya, kedua peneliti berdiskusi dengan jajaran Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) dan Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi). Kedua peneliti tersebut memiliki concern kepada permasalahan kesehatan, utamanya yang menyangkut kesehatan jiwa dan lansia.

Hadir dalam diskusi itu adalah Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa, staf IT PTM dan Keswa, 3 orang staf Keswa, dan Pengelola Program Lansia Dinkes yang masuk Kesgagizi serta salah seorang Tim SMARThealth UB.

Mula-mula diskusi diadakan di lobby Kantor Dinkes depan resepsionis. Selang beberapa menit, kemudian pindah ke Ruang Pertemuan Kadinkes. Diawali dengan diskusi menyangkut keswa terlebih dahulu. Kedua peneliti ingin tahu program apa saya yang ada di lingkungan Dinkes terkait keswa, khususnya sebelum ke rumah sakit, apa saja yang bisa ditangani dulu di masyarakat, seperti misalnya skrining dan sebagainya.

Diskusi di Ruang Meeting Kadinkes Kabupaten Malang

Kemudian diskusi berikutnya terkait dengan lansia. Kedua peneliti tertarik kepada masalah dmensia yang kerap dihadapi oleh lansia, dan ini tidak hanya menyusahkan caregivernya saja tetapi semua anggota keluarga akan terdampak juga.

Pada kesempatan ini, Gindo mengilustrasikan hasil penelitian untuk orang Amerika dan Eropa. “Bila ada lansia punya daya dengar kurang, dan dibiarkan saja, maka 10 tahun ke depan ingatannya akan berkurang,” jelas Gindo dalam diskusi itu.

Oleh karena itu, kedua peneliti itu juga ingin melihat hal itu di Indonesia, karena hal ini menyangkut embrio demensia atau pikun. Kedua peneliti juga menanyakan kepada Pengelola Program Lansia tentang skrining yang telah dilakukan, dan menurutnya, skrining demensia berdasarkan juknis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Diskusi di lobby Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Diskusi pun kemudian meluas. Dari topik kesehatan jiwa, lansia, dan selanjutnya adalah penyandang disabilitas. Gindo, yang dalam kesehariannya mengajar kesehatan global di Global Development Institute, University of Manchester, juga mencermati masalah disabilitas.

Dia mengisahkan tentang  Ivan Cameron, yang menderita epilepsi parah dan kelumpuhan otak yang meninggal di rumah sakit. Ivan Cameron adalah anak laki-laki Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, yang meninggal pada usia 6 tahun karena disabilitas.

Dari kejadian itu, PM Inggris kala itu, terus menaruh perhatian kepada penyandang disabilitas dan lansia yang mengalami kerentaan. Lalu, lahirlah The Prime Minister’s Challenge on Dementia yang berisi lebih dari 50 komitmen yang bersama-sama bercita-cita menjadikan Inggris terbaik di dunia untuk perawatan dan dukungan demensia, bagi penderita demensia untuk hidup; dan untuk melakukan penelitian demensia.

Peneliti University of Manchester, peneliti Manchester Metropolitan University, dan seorang peneliti Universitas Brawijaya di depan Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Diskusi yang berakhir pada pukul 11.37 WIB, menjelang Jumatan itu, memberikan wawasan kepada semua yang hadir. Peneliti bisa tahu mengenai program-program apa saja yang telah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang, dan apa-apa saja yang belum menurut kacamata penelitian.

Dalam closing statement, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM mengatakan bahwa tahun ini semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang diharapkan sudah memiliki Posyandu Jiwa. Saat ini baru 14 Puskesmas, sehingga tinggal 25 Puskesmas lagi. *** [270123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 17 Januari 2023

Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Hari Kedua di Desa Karangpandan

Enam camilan yang terdiri pangpang, lemper, sosis ayam, martabak, sus buah, dan pisang coklat keju, dalam kotak warna coklat ditambah sebotol air mineral, menemani peserta pelatihan kader menempati tempat duduk usai mengisi buku daftar hadir di meja panjang bagian belakang yang diisi oleh tenaga kesehatan (nakes) dari jajaran Puskesmas Pakisaji.

Sesuai jadwal, hari ini (Selasa, 17/01/2023), merupakan pelaksanaan hari kedua Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas di GOR Garuda yang lokasinya berada di halaman belakang Kantor Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Hari pertama kemarin diisi dengan opening ceremony dan pemaparan 3 materi dari Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi), Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

Sedangkan, untuk hari kedua ini, acara diisi dengan pemaparan 3 materi dari Divisi Geriatri dan Gerontologi Medik, Departemen IPD FKUB/RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, dan dari Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kabupaten Malang, serta sekaligus closing ceremony.

Dokter Ahli Geriatri dan Gerontologi FKUB-RSSA Malang berikan contoh mempraktikkan pertolongan kepada lansia yang tersedak 

Acara pelatihan hari kedua ini dimulai tepat pada pukul 09.00 WIB dan dipandu oleh timekeeper Restu Meida M., S.Kep. Ners, penanggung jawab Program Kesga Substansi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinkes.

Diawali dengan pemaparan materi 4 yang disampaikan oleh Dr. dr. Sri Sunarti, Sp.PD, K-Ger, FINASIM dari Divisi Geriatri dan Gerontologi Medik, Departemen IPD FKUB/RSSA Malang, dengan judul “Pencegahan dan Penatalaksanaan Masalah Geriatri.”

Dalam jadwal kegiatan, materi dr. Sri Sunarti disebut materi 4 karena kelanjutan dari pemaparan materi pada hari pertama, di mana hari sebelumnya terdiri atas 3 pemaparan materi.

Pada kesempatan itu, dr. Sri Sunarti menjelaskan bahwa jumlah lansia di dunia dan di Indonesia kian bertambah terus. Semakin membaiknya usia harapan hidup, maka akan semakin banyak lansia yang berumur panjang.

“Lansia itu jangan dilarang terus, biar tumbuh kemandirian. Perlu mengembalikan martabat lansia sebaik mungkin. Marwahnya sebagai manusia itu harus dijaga,” terang dr. Sri Sunarti para kader lansia dan disabilitas di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji.

Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa jadi narasumber dalam pemaparan materi 5

Sindroma yang sering ditemui pada lansia itu, tambah dr. Sri Sunarti, adalah penurunan kognitif (pikun), Delirium (bingung/gelisah), jatuh, Sarcopenia (kelemahan otot) dan Inkontinensia (beser dan ngebrok).

Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman terhadap kedaruratan pada lansia dengan penguatan caregiver lansia. Yang dimaksud caregiver dalam panduan ini adalah caregiver yang berasal dari keluarga, relawan, dan kader dengan memberikan bantuan dan pendampingan kepada lansia. Tugas caregiver memberikan bantuan dalam aspek fisik, mental, sosial budaya, dan spiritual.

Usai mempresentasikan materinya, dr. Sri Sunarti mempraktikkan pertolongan terhadap lansia yang tersedak bersama dokter muda dari FKUB yang hadir dalam pelatihan tersebut. Dibantu oleh dua dokter muda, dr. Sri Sunarti memberikan contoh dalam menolong lansia yang tersedak.

Setelah itu dibuka sesi tanya jawab dalam materi 4 ini. Terkait pemaparan materinya dr. Sri Sunarti, ada dua pertanyaan dari kader, dan berhasil dijawab oleh narasumber dengan baik dan jelas. Sehigga kader menjadi mengerti.

Pukul 10.11 WIB, acara berikutnya adalah pemaparan materi kelima oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dengan titel “Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Lansia Di Kabupaten Malang.”

Staf Keswa yang jadi narasumber materi 6 bagikan SRQ-20 untuk diisi oleh kader dengan dibantu oleh penanggungjawab kesehatan jiwa Puskesmas Pakisaji

Dalam materinya, Paulus Gatot menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami transisi epidemiologis yang menyebabkan beban ganda dalam penganggaran kesehatan. Penyakit menular masih belum tuntas, kemunculan penyakit tidak menular (PTM) yang kian tahun terus bertambah itu cukup merepotkan negara.

Ada beberapa PTM yang dijumpai di masyarakat, seperti hipertensi, stroke, Diabetes Mellitus, penyakit jantung koroner, kanker, dan gagal ginjal. Kebetulan PTM ini juga banyak menghinggapi para lansia di Indonesia.

Oleh karena itu, Dinkes Kabupaten Malang berupaya melaksanakan action plan program PTM untuk lansia dengan melakukan deteksi dini faktor risiko PTM, pelayanan Pandu PTM, program KTR dan UBM, serta pelayanan rujukan rumah sakit.

Kebijakan dan strategi program pencegahan PTM dilaksanakan dengan promosi kesehatan (promkes), deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanganan kasus. Selain itu, Dinkes juga meluncurkan program unggulan sebagai strategi program pengendalian PTM, salah satunya adalah Posbndu SMARThealth.

Dalam Posbindu SMARThealth ini, kader dilatih secara khusus agar bisa melakukan skrining faktor risiko PTM dan sekaligus melakukan input data menggunakan aplikasi eKader yang datanya akan langsung bridging dengan ePuskesmas.

Asisten Peneliti Lansia, Dyah Rahayuningtyas, M.A., bagikan kuesioner evaluasi untuk kader peserta pelatihan

Sebelum memasuki sesi tanya jawab, Paulus Gatot mempersilakan dokter muda FKUB Fadhil Fawwwaz yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di Desa Genengan dan Karangpandan bersama tiga temannya ini, untuk menayangkan video perihal Resusitasi Jantung Paru (RJP). RJP atau Cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah tindakan pertolongan pertama Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. RJP sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.

Selesai penayangan video, ada satu orang penanya yang ditujukan kepada Pauls Gatot, dan narasumber langsung menjawabnya. Kemudian pada kesempatan ini, staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners mencoba menambahkan, agar supaya peserta pelatihan mendapatkan gambaran mengenai Posbindu SMARThealth yang terkait dengan persoalan lansia.

Di sela-sela penjelasan dari Nur Ani, GOR Garuda yang menjadi tempat pelaksanaan pelatihan kader lansia dan disabilitas terasa bergoyang karena gempa M 5.1 guncang Malang sekitar pukul 11.36 WIB yang menurut laporan BMKG berpusat di Barat Daya Malang.

Selesai materi 5, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi 6 yang dibawakan oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.S.T., M.Pd, dengan tajuk “Kesehatan Jiwa Lansia Dan Caregiver Serta Pemenuhan Kebutuhan Psikososial Dan Spiritual.”

Baru mengawali presentasi, Gatot Sujono menghentikan sejenak karena terdengar suara adzan Dhuhur berkumandang. Setelah selesai adzan, Gatot Sujono berusaha meneruskan pemaparan materinya.

Closing ceremony oleh Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill yang didampingi oleh Sub Koordinator Substansi Kesgagizi dan Kades Karangpandan

Melalui materinya itu, Gatot Sujono menjelaskan pentingnya pendampingan/pengasuhan lansia dengan masalah kesehatan jiwa. Karena memasuki lansia, masalah yang sering terjadi adalah adanya gangguan bergerak, gizi lansia kurang baik, kesulitan BAB dan BAK, gangguan perilaku pada demensia, stress, sepi/sunyi, dan gangguan tidur.

Usai presentasi, Gatot Sujono berusaha mengedarkan Self-Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) kepada peserta pelatihan ini. SRQ-20 ini digunakan sebagai instrumen untuk mendeteksi tekanan psikologi yang dirasakannya, seperti gangguan kecemasan hingga bunuh diri.

Setelah semua mengisi SRQ-20, dibuka tanya jawab. Pada kesempatan ini, ada 1 penanya yang berhasil dijawab oleh narasumber, dan ketika timekeeper masih membuka untuk penanya berikutnya, ternyata sudah tidak ada yang mengajukan.

Akhirnya, pada pukul 12.29 WIB acara diselingi dengan relaksasi berupa senam peregangan dengan dipandu video yang ditayangkan melalui layar. Semua peserta pelatihan mengikuti gerakan yang ada dalam tayangan video tersebut, termasuk Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill juga ikut bergoyang.

Usai senam peregangan, acara diisi dengan pengisian kuesioner dari Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill untuk bahan evaluasi, dan setelahnya langsung memasuki closing ceremony. Dalam kesempatan itu, Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill merasa sangat senang sekali. “Saya enjoy mengikuti pelatihan kader lansia dan disabilitas selama dua hari ini,” pungkasnya. *** [170123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 16 Januari 2023

Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangpandan di GOR Garuda Bendo

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) berkolaborasi dengan Economic & Social Research Council (ESRC), Universitas Katolik Atma Jaya, dan University of Southampton, UK, mengadakan Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangpandan di GOR Garuda yang beralamatkan di Jalan Garuda No. 17 Dusun Bendo RT 06 RW 02 Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, dalam dua hari ini, yaitu Senin (16/01/2023) hingga Selasa (17/01/2023).

Kegiatan ini dihadiri 4 orang dari Bidang Kesmas, 4 orang dari Bidang P2P, jajaran Puskesmas Pakisaji, Kepala Desa Karangpandan, Sekretaris Desa Karangpandan, Kaur Kesra Desa Karangpandan, Ketua TP-PKK Desa Karangpandan, Koordinator Kader Desa Karangpandan, 25 kader Lansia Desa Karangpandan, 8 kader Posyandu Disabilitas Desa Pakisaji, 2 kader Lansia Desa Kebonagung, 2 kader Lansia Desa Genengan, 2 kader Lansia Desa Kendalpayak, 1 kader Lansia Desa Wadung, 1 kader Lansia Desa Jatisari, 1 kader Desa Permanu, 1 kader Desa Glanggang, 1 kader Desa Wonokerso, 1 kader Desa Sutojayan, 1 kader Lansia Desa Karangduren, dosen/peneliti University of Southampton beserta asistennya, Dokter Muda Komunitas Universitas Brawijaya (UB) yang bertugas di Desa Karangduren, dan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Seluruh peserta Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangpadan berpose bersama

Kolaborasi itu ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik perawatan kader pada masyarakat lanjut usia (lansia), dengan harapan bahwa pengetahuan yang diperoleh akan dibagikan kepada pengasuh lansia di keluarganya.

Hari pertama pelatihan kader ini, dimulai pada pukul 08.57 WIB, maju tiga menit dari yang dijadwalkan. Master of Ceremony (MC) Indi Wahyuningtyas, A.Md.Kep, perawat Puskesmas Pakisaji, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta pelatihan, dan diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang disorotkan ke layar.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang (Kabid) Kesmas Gunawan Djoko Untoro, SKM, M.Si. Dalam sambutannya, Kabid Kesmas mengatakan bahwa memandang lansia tidak boleh dengan ketidakmampuan. Kelompok lansia ini masih memiliki eksistensi diri. 

Sambutan Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Malang

Kita harus menciptakan lansia yang masih bisa mengembangkan diri. Ada sebagian yang menganggap lansia sebagai beban karena adanya kemunduran-kemunduran. Oleh karena itu, perlu adanya pendampingan.

Kader Lansia sebagai ujung tombak dalam hal ini. Meningkatkan kompetensi kader berarti meningkatkan masyarakat, karena terwakili oleh kualitas individu kadernya. Secara individu dan role model, kader menjadi jembatan transfer informasi. Di sini, kader berfungsi dalam jangka panjang dalam pendampingan lansia.

Sehingga, kader diharapkan bisa memantau secara berkala terhadap lansia. “Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memiliki perhatian terhadap pertemuan pelatihan ini,” ujar Kabid Kesmas mengakhiri sambutannya, dan terus berkenan membuka pelatihan ini.

Peserta Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangduren

Usai dibuka oleh Kabid Kesmas, acara berikutnya adalah sambutan dari Associate Professor dari University of Southampton, Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill. Mengawali sambutannya, dengan flashback. Dua puluh tahun lebih, Elisabeth sudah mengenal Desa Karangpandan dan orang yang sekarang menjadi Kepala Desa (Kades) Karangduren.

Setelah menghabiskan dua tahun sebagai peneliti di Institute of Population Research and Social Policy di Universitas Bielefeld, Jerman, Elisabeth kembali ke Inggris untuk pengajuan penelitian doktoralnya tentang tunjangan hari tua dan hubungan antar generasi di Indonesia dari tahun 1999-2000.

Penelitiannya tentang lansia di Desa Karangpandan telah mengantarkan Elisabeth memperoleh gelar D.Phill pada 2002. Sekarang ini, Elisabeth yang dikenal sebagai Gerontolog itu melakukan penelitian terkait lansia di 5 provinsi, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, NTT, dan Jawa Timur.

Melalui temuan awal dalam penelitian tersebut, Elisabeth mendorong untuk menyelenggarakan pelatihan kader Lansia di Desa Karangpandan. “Selain sebagai masukan, juga sekaligus sebagai rasa terima kasih saya kepada masyarakat Desa Karangdpandan,” terang Elisabeth.

Pukul 09.27 WIB, sambutan ketiga disampaikan oleh Kepala Desa (Kades) Karangpandan Djumain. Dalam sambutannya, Kades Djumain berpesan agar warga lansia jangan sampai terlantar. Peran keluarga sangatlah penting. Begitu juga dengan peningkatan kapasitas kader Lansia sangat diperlukan dalam pendampingan lansia di desa.

Sub Koordinator Substansi Kesgagizi, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, serta Dokter Ahli Geriatri dan Gerontologi FKUB-RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Selesai sambutan dari Kades Karangpadan, acara diisi dengan sesi foto bersama semua peserta dalam pelatihan ini, dan setelahnya semua kader minta foto tersendiri bersama Kades dan Elisabeth secara terpisah.

Pukul 09.51 WIB acara disambung pemaparan materi dari Bidang Kesmas Dinkes Kabupaten Malang, utamanya Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi). Materi 1 disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi Kesgagizi dr. Helma Evi Yenni. Dalam materi 1 itu ada dua judul bahasan, yaitu  “Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas”, dan “Pemenuhan Gizi untuk Lanjut Usia.”

Kemudian materi 2 dibawakan oleh staf Substansi Kesgagizi, Mochamad Aditya Irawanto, S.T., dengan mengambil judul “Pelatihan Caregiver Bagi Kader Lansia Desa Karangpandan.” Sedangkan, untuk materi 3 diberikan oleh staf Substansi Kesgagizi, Restu Meida M., S.Kep.Ners, dengan titel “Pemanfaatan Toga Dan Akupresur Pada Lansia.”

Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill bersama asisten penelitinya, Dyah Rahayuningtyas, menyalami kader usai acara pelatihan kader Lansia dan Disabilitas

Selesai pemaparan 3 materi tersebut, kemudian dibuka sesi tanya jawab. Dalam sesi ini ada 4 penanya yang ditujukan, dan semuanya dijawab dengan penjelasan yang gamblang kepada 4 orang penanya.

Acara Pertemuan Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangduren hari pertama ini selesai pada pukul 13.20 WIB. Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill bersama asisten penelitinya, Dyah Rahayuningtyas, berusaha menyalami seluruh kader peserta pelatihan ini, tepat di dekat pintu keluar GOR Garuda. *** [160123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 07 Juli 2022

Kunjungan Peneliti Lansia Ke Dinkes Kabupaten Malang

Jam menunjukkan pukul dua belas lewat dua puluh lima menit. Di halaman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, udara cukup panas. Mentari sedang berada di atas ubun-ubun kepala. Tiba-tiba mobil Toyota Fortuner warna putih berhenti tepat di depan pintu masuk gedung Dinkes.

Mobil itu membawa peneliti lanjut usia (lansia), Dr. Elisabeth Schröder-Buterfill, B.A., M.Sc., D.Phil, dari University of Southampton, Inggris, dan asisten lapangannya. Selain itu, tampak Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menemaninya berkunjung ke Dinkes Kabupaten Malang. Mereka disambut oleh sejumlah staf dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (PTM Keswa) di Ruang Pertemuan Kepala Dinkes.

Kunjungan Elisabeth ini dalam rangka mengetahui program SMARThealth di Kabupaten Malang dan sekaligus berdiskusi perihal lansia, terutama menyangkut hasil penelitiannya di Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Peneliti Lansia berpose bersama Tim SMARThealth UB, Seksi PTM Keswa, dan Seksi Keehatan Keluarga dan Gizi

Elisabeth Schröder-Buterfill adalah dosen Gerontologi yang tertarik dengan jaringan perawatan dan dukungan orang tua. Sebagian besar penelitiannya berfokus di Indonesia, negara terpadat keempat di dunia.

Ia meneliti tentang dukungan keluarga antargenerasi; kerentanan di usia tua; hubungan keluarga, kekerabatan dan jaringan masyarakat dalam pemberian dukungan; jenis kelamin dan penuaan; pengasuhan dan dampak ketergantungan pada identitas sosial; peran tak memiliki anak dan stratifikasi sosial dalam membentuk akses ke dukungan dan perawatan di kemudian hari; serta dampak migrasi pada jaringan keluarga.

Dalam diskusi dengan Seksi PTM Keswa yang notabene Tim SMARThealth Dinkes dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D. Mengawali diskusi, Sujarwoto mengenalkan satu persatu staf PTM Keswa yang mengelola program replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang, yaitu Candra Hernawan, S.Kom, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, Gatot Sujono, S.St., M.Pd, Kristina Dewi, A.Md.Keb, dan Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners. Sedangkan, Tim SMARThealth UB lainnya baru dikenalkan menjelang foto bersama di luar ruang pertemuan.

Staf Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi beri gambaran program Lansia

Setelah itu, Elisabeth gantian memperkenalkan diri. “Saya ke Indonesia dalam rangka kerja sama penelitian perawatan lansia. Sementara ini ada empat universitas yang terlibat: Oxford University, University of Southampton, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada.”

Penelitian ini dimulai pada 2019 dengan menggunakan pendekatan etnografis dan kualitatif di lima provinsi, yakni Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur (Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang), dan NTT (Alor). Waktunya tinggal tujuh bulan lagi dan terus melakukan diseminasi. Perlunya diseminasi adalah untuk memberi manfaat kepada masyarakat.

Selain membicarakan diseminasi, Elisabeth juga antusias ingin tahu kiprah kader dalam program SMARThealth. Karena ke depannya, penelitian lansia mengarah kepada penguatan caregiver. Ia ingin seperti program SMARThealth, agar supaya program lansia bisa berjalan dengan baik dan berkontribusi pada kesehatan.

Diskusi di Ruang Pertemuan Kadinkes

Sehingga dalam diskusi tersebut, Elisabeth ingin tahu prosedur yang harus dipenuhi menurut tradisi dalam Dinkes, dan program-program apa saja yang sudah dijalankan terkait dengan lansia di Kabupaten Malang.

Karena masalah Posyandu Lansia masuk dalam Bidang Kesehatan Masyarakat, maka dalam diskusi juga menghadirkan bagian Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Restu Meida, S.Kep. Ners. Diskusi ini adalah permulaan saja. Nanti selanjutnya akan diagendakan untuk formalitasnya agar bisa berkiprah dalam penelitian lansia di Kabupaten Malang.

Menurut rencana, Elisabeth akan ke Indonesia lagi sekitar bulan November. Agendanya selain mempersiapkan diseminasi juga akan melakukan pembahasan awal penelitian berikutnya di Indonesia. *** [070722

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog