Tampilkan postingan dengan label Wajak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wajak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 November 2021

Penyuluhan Dokter Muda FKUB Dalam Giat Posbindu SMARThealth Di Desa Sukolilo

Posbindu SMARThealth merupakan suatu kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik, utamanya yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya.

Fokus deteksi dini faktor risiko terkait penyakit kardiovaskular yang umum dilakukan dalam giat Posbindu SMARThealth itu meliputi hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas. Terkait dengan hal itu, para dokter muda dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan (IKM KP) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengadakan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan.

Kepala Desa Sukolilo berpose bersama dokter muda FKUB, Babinsa, dan tenaga kesehatan

Pemeriksaan dan penyuluhan para dokter muda dari Kelompok 5 dibawah asuhan pembimbing dr. Nikma Fitriasari, MMRS, ini diadakan di rumah Ibu Halimatus Sa’diyah yang berada di Dusun Patuk RT 28 RW 11 Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (18/11/2021).

Giat dokter muda ini menyatu dalam giat Posbindu SMARThealth Desa Sukolilo. Acara dimulai pada pukul 08.53 WIB setelah ada tiga orang mengawali datang dalam giat Posbindu SMARThealth tersebut. Alur pemeriksaan faktor risiko atau skrining sama seperti pada umumnya, hanya saja karena ada dokter muda yang juga bermaksud menyelenggarakan pembelajaran, maka sejumlah meja yang biasanya dilayani oleh kader SMARThealth, untuk sementara ditangani oleh para dokter muda dari FKUB tersebut.

Pengukuran tekanan darah oleh dokter muda FKUB

Begitu warga datang ke lokasi gelaran Posbindu SMARThealth, mereka diminta menyerahkan foto kopi KTP. Penerimanya adalah bidan Sari Diah, A.Md. Keb. Oleh bidan, foto kopi KTP itu akan distaples bersama dengan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM (Sesuai Offline Puskesmas) dan Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM) Berdasarkan WHO STEPS Instrument for Non-Communicable Disease Risk Factor Surveillance.

Setelah distaples, berkas itu diberikan kepada warga untuk mengikuti tahap pemeriksaan faktor risiko. Dari tempat duduk bidan, warga disuruh melakukan pengukuran tinggi/berat badan serta lingkar perut. Pengukuran tersebut dilayani oleh dokter muda Emanuela Indah Hanani. Hasil pengukurannya dicatat oleh kader Pembantu Petugas (Bagas) Desa Siaga, Umrotul, ke dalam Kartu Skrining dan Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM).

Cek gula darah oleh dokter muda FKUB

Dari situ, kemudian warga diminta untuk menuju ke meja pemeriksaan tekanan darah. Di meja itu terdapat dua dokter muda, yaitu Muhammad Dzulfikar Arminsya dan Eriska Siti Rohmania, yang siap melakukan pengukuran tekanan darah secara manual. Hasil pengukurannya juga dituliskan ke dalam Kartu Skrining Posbindu PTM.

Usai ditensi, warga bergeser ke tempat duduk yang berada di sebelah utaranya. Tempat duduk itu berada di meja pemeriksaan gula darah. Di meja itu terdapat dua dokter muda Merlin Muktiali dan Cindy Widika Pratiwi yang melayani cek gula darah. Hasilnya dicatat ke dalam Kartu Skrining Posbindu PTM.

Penyuluhan hipertensi, diabetes mellitus dan gaya hidup CERDIK

Dilihat dari hasil pengukuran tekanan darah dan cek gula darah bila mengindikasikan di atas rata-rata, maka warga dipersilakan menuju ke meja konsultasi. Sebelum penyuluhan dokter muda, konsultasi dilayani oleh perawat Sela Novitasari, A.Md. Kep., namun setelah penyuluhan, konsultasi dilakukan oleh dr. Anggi Gilang Yudiansyah dari Puskesmas Wajak. Karena perawat Sela dan penanggung jawab program PTM Puskesmas Wajak Nurul Hidayati, A.Md. Kep. bergegas menuju ke Desa Dadapan untuk terlibat dalam vaksinasi.

Bagi yang tidak terindikasi memiliki faktor risiko tinggi, warga langsung dipersilakan masuk ke dalam ruang tamu rumah Ibu Halimatus Sa’diyah. Di ruang tamu itu, warga diminta untuk mengisi Kuesioner Surveillance Penyakit Tidak Menular (PTM), yang halaman 1 dan 2 dulu (pretest). Yang halaman 3 mengisinya nanti setelah penyuluhan selesai (posttest). Yang tidak bisa baca tulis dipandu oleh kader SMARThealth yang sedang melakukan entry data langsung menggunakan aplikasi eKader di ruang tamu tersebut. Ada lima kader SMARThealth yang ada di ruang tamu tersebut, yaitu Sofi’iyah, Khoirul Lutfi, Lailatul Nikmah, Wiwin Hidayati, dan Puput Endang Setyowati.

Dokter Puskesmas Wajak sedang memberikan konsultasi kepada warga

Pukul 10.00 WIB diadakan penyuluhan bertempat di ruang tamu yang bisa memuat sampai 40 orang lebih. Yang memberikan penyuluhan perihal hipertensi, diabetes mellitus, dan gaya hidup CERDIK ini dilakukan oleh dua dokter muda, yaitu Emanuela Indah Hanani dan Merlin Muktiali.

Selesai penyuluhan, warga sudah boleh meninggalkan tempat dan pulang. Pada waktu itu yang hadir baru 45 orang dari 50 undangan yang telah disebar. Kekurangannya akhirnya dibantu oleh pemilik rumah dan Babinsa Agung ST untuk menggenapinya. Tapi ternyata yang datang ada 8 orang.

Kader SMARThealth foto bersama dokter Puskesmas Wajak, dokter muda FKUB dan perawat Desa Sukolilo

Mereka dilayani oleh para dokter muda dan langsung konsultasi dengan dr. Anggi Gilang Yudiansyah. Sang dokter yang ramah itu akan memberikan “wejangan kesehatan” kepada warga tersebut dengan sabar, dan akan diberikan obat secukupnya. Pemberian obat ini dibantu oleh perawat Desa Sukolilo, Fahazzah Indra Lukmana, A.Md. Kep.

Dalam giat Posbindu SMARThealth yang dihadiri oleh Kepala Desa Sukolilo Joni Arifin, Kepala Dusun Patuk Mohammad Soleh, dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) ini, selesai pada pukul 11.27 WIB. Giat itu berhasil memeriksa faktor risiko warga sebanyak 53 orang, dengan rincian 6 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. *** [181121]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Selasa, 30 Maret 2021

Antusiasme Bapak-Bapak dalam Giat Posbindu SMARThealth di Desa Sukolilo

Antusiasme bapak-bapak dalam giat Posbindu SMARThealth di Desa Sukolilo memang patut diacungi jempol. Dari sejumlah kegiatan Posbindu PTM yang ada di Kabupaten Malang, baru hari ini menjumpai kehadiran bapak-bapak melebihi ibu-ibu.

Menurut pemegang program PTM Puskesmas Wajak Nurul Hidayati, A.Md. Kep., hal ini tidak terlepas dari peran Kepala Desa Sukolilo Joni Arifin dalam mengundang Ketua RT dan RW yang ada di Desa Sukolilo untuk menghadiri giat Posbindu SMARThealth yang diselenggarakan di Pendopo Desa Sukolilo “Sari Inten” yang beralamatkan di Jalan Diponegoro No. 10 Dusun Napel RT 03 RW 01 Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (30/03/2021).


Kepala Desa Sukolilo dan istri foto bersama Kader, Petugas Kesehatan, Koas, Dinkes, dan Tim SMARThealth UB

Dari 75 undangan yang disebar di lingkungan RT 01 RW 01 dan seluruh Ketua RT/RW se-Desa Sukolilo, hadir sebanyak 64 orang dengan rincian laki-laki 36 orang, dan perempuan 28 orang. Mereka berdatangan ke pendopo Balai Desa guna melakukan pemeriksaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang diadakan di desa itu.

Acara giat Posbindu SMARThealth ini dimulai pada pukul 08.30 WIB dengan diisi penyuluhan kesehatan oleh Koas Taufik dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK UNISMA). Tema penyuluhannya adalah mengenai hipertensi dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya. Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan atau skrining deteksi dini faktor risiko PTM terhadap warga yang menghadiri giat Posbindu SMARThealth tersebut.


Bapak-bapak hadir dalam giat Posbindu SMARThealth

Seperti giat Posbindu PTM pada umumnya, mereka yang hadir akan melalui sejumlah meja pemeriksaan. Mereka akan mengawali menuju ke meja registrasi. Di meja ini, warga akan melakukan pendaftaran dengan menunjukkan KTP atau KK kepada kader SMARThealth Puput Endang Setiyowati, dan mengisi buku hadir.

Dari situ, kemudian warga akan diukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut oleh kader Posbindu Halimatus Sa’diyah, dan hasil pengukurannya dicatat oleh kader Posbindu Khusnul Khotimah yang menyertai kader Halimatus Sa’diyah.


Meja pendaftaran dan skrining

Setelah pengukuran tersebut, warga akan menuju ke meja skrining. Di meja skrining ini terdapat 2 koas dari FK UNISMA. Koas atau coass atau co-assistant adalah sebuah istilah yang disematkan bagi seorang dokter muda yang telah menyelesaikan pendidikannya di perkuliahan. Seorang koas kedokteran memang dibutuhkan demi terciptanya bibit dokter yang unggul yang siap untuk menjalani kesehariannya menjadi seorang dokter kelak.

Kedua koas itu adalah Elsa dan Salsa yang membantu kader SMARThealth melakukan skrining berdasarkan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM (Sesuai Offline Puskesmas) dan juga melakukan wawancara dengan menggunakan Kuesioner Penelitian Kepatuhan Terapi pada Pasien Hipertensi.


Meja laborat ringan

Dari meja skrining ini, warga sambil membawa Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM melanjutkan langkah menuju ke meja pengukuran tekanan darah. Di meja itu dijumpai kader SMARThealth Khoirutul Lutfi yang bertugas mengukur tensi warga. Hasilnya dituliskan di Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM.

Usai diukur tensinya, warga bergeser tempat duduknya ke arah timur. Di situ sudah menunggu kader SMARThealth Sofi’iyah yang akan memberikan layanan pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Hasil pengukuran gula darah maupun kolesterol dicatatkan di dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM.


Meja konseling dan terapi

Dari meja laborat itu, warga kemudian mengantri ke meja konseling dan terapi. Di meja itu ada dr. Intan Putri Hadiyanti dari Puskesmas Wajak yang didampingi oleh Koas Taufik dari FK UNISMA. Warga akan mendapatkan konseling dan terapi dari dr. Intan. Bila mengindikasikan memiliki faktor risiko tinggi (highrisk), warga akan diberikan obat yang disiapkan oleh Koas Taufik.

Dari meja konseling dan terapi ini, rangkaian pemeriksaan kepada setiap warga berumur 15 tahun ke atas berakhir sudah. Dari sini kemudian warga diperbolehkan pulang. Tapi tidak begitu halnya dengan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM. Kartu ini akan berakhir di meja entry data dengan menggunakan aplikasi eKader yang dilakukan oleh kader SMARThealth Lailiatul Nikmah dan Wiwin Hidayati serta didampingi oleh perawat Desa Sukolilo Fahazzah Indra Lukmana, A.Md. Kep.


Meja entry data dengan eKader

Dari 64 warga yang hadir dalam giat Posbindu SMARThealth di Desa Sukolilo ini berhasil diinput dalam aplikasi eKader sebanyak 59 skrining warga, dan hasilnya juga langsung bisa dilihat di ePuskesmas menjadi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan yang 5 orang tidak bisa melanjutkan pemeriksaan hingga tuntas karena ada keperluan lainnya.

Dalam masa pandemi COVID-19 dan sebagai giat Posbindu SMARThealth yang perdana di Desa Sukolilo, jumlah yang periksa tersebut sudah tergolong cukup banyak karena telah melebihi 50 orang.*** [300321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Minggu, 14 Maret 2021

Kolaborasi Kader SMARThealth dan Muslimat NU Desa Dadapan dalam Giat Posbindu PTM

Usai memberikan pelatihan aplikasi eKader di Puskesmas Pamotan, rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melakukan split. Tiga orang kembali ke Kantor Dinkes di Kepanjen, dan satu orang lagi meneruskan langkah untuk menghadiri giat Posbindu PTM di Desa Dadapan yang digelar lepas shalat Jumat (12/03/2021).

Candra Hernawan, S. Kom, penanggungjawab SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Wajak, beranjak dari Puskesmas Pamotan menuju ke Desa Dadapan. Giat Posbindu PTM diadakan di rumah Ibu Tumini yang terletak di Desa Dadapan RT 32 RW 11 Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Giat Posbindu ini berbarengan dengan acara pengajian rutin yang digelar oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Wajak yang kebetulan jatuh giliran di rumah Ibu Tumini. Pengajian rutin itu digelar setiap hari Jumat dalam setiap bulannya dan senantiasa diikuti dengan kegiatan Posbindu PTM Muslimat NU.


Kader Muslimat NU, Kader SMARThealth, Puskesmas Wajak, dan Dinkes Kab. Malang

Muslimat NU adalah organisasi ibu-ibu yang kompak dan solid dalam membesarkan dan mengamalkan ke-NU-an. Dalam kiprahnya, Muslimat NU membentuk Posbindu PTM pada tahun 2019 di Kecamatan Wajak. Kader-kader Muslimat NU mendapat pelatihan kader Posbindu PTM oleh Puskesmas Wajak.

Posbindu PTM ini merupakan peran dan andil Muslimat NU bersama Pemerintah Kabupaten Malang di lini perempuan dalam pengembangan kesehatan berbasis jamaah. Tujuannya untuk meningkatkan cakupan skrining usia produktif sehingga capaian SPM dan PKP PTM meningkat serta dengan diadakannya kegiatan Posbindu Muslimat NU diharapkan kesehatan peserta dapat terkontrol terutama penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, stroke dan hiperlipidemia.

Semenjak digulirkannya replikasi SMARThealth di Desa Dadapan, giat Posbindu PTM menjadi semarak. Dua modal sosial di Desa Dadapan bersimbiosis. Kader Muslimat NU berbasis jamaah, dan kader SMARThealth berbasis masyarakat setempat. Jadi, giat Posbindu PTM di hari Jumat itu merupakan kolaborasi antara kader SMARThealth dan kader Muslimat NU. Kedua unsur kader itu sama-sama mendapatkan pelatihan dari Puskesmas Wajak.


Meja laborat

Dalam implementasi Posbindu PTM itu, kader SMARThealth dan kader Muslimat NU berbagi peran dalam pemeriksaan jamaah Desa Dadapan yang menghadiri pengajian rutin tersebut. Jamaah pengajian datang secara bergiliran usai melakukan shalat Jumat.

Sebelum menempati tempat duduk, jamaah akan diperiksa kesehatannya dalam rangka skrining PTM. Pertama-tama, jamaah disarankan terlebih dahulu menuju ke meja pendaftaran. Di dalam meja itu, jamaah akan melakukan registrasi dengan memperlihatkan KTP. Lalu, dilakukan wawancara riwayat kesehatan maupun penyakit (anamnesa), terus pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut. Di meja ini dilakukan oleh kader Muslimat NU.

Dari meja registrasi, jamaah dipersilakan menuju ke meja laborat. Di meja itu, jamaah akan menerima pemeriksaan tekanan darah, gula atau glukosa darah, dan kolesterol. Pelaksana di meja laborat ini adalah dua orang kader SMARThealth. Sedangkan, 3 kader SMARThealth lainnya melakukan entry data ke dalam aplikasi eKader.


Perawat mengukur ulang tekanan darah

Jamaah yang terindikasi memiliki tekanan darah/tensi dan/atau gula darah yang tinggi langsung dianjurkan untuk menuju ke meja konsultasi. Di meja konsultasi ada dokter dari Puskesmas Wajak, yaitu dr.  Intan Hadiyanti,yang dibantu oleh perawat Puskesmas Wajak Erlin Dwijayanti, A.Md. Kep dan bidan Puskesmas Wajak Radita Pravitasari, A.Md. Keb.

Di meja konsultasi ini, jamaah akan diperiksa ulang tekanan darahnya yang masih terlihat tinggi, dan akan diberikan obat. Begitu pula, dengan jamaah yang memiliki gula darah tinggi juga akan menerima obat. Terlihat di meja itu, obat paracetamol, amlodipin, captopril, metformin, dan glibenclamide. Sedangkan, jamaah yang mempunyai kondisi medis normal, langsung dipersilakan untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan oleh panitia pengajian rutin tersebut.

Pada Posbindu ini dijumpai kendala berupa sinyal handphone yang tidak menentu. Kondisi geografis Desa Dadapan yang berada di lereng sebelah barat Gunung Semeru ini, sinyal memperlihatkan kondisi tidak stabil atau naik turun. Sehingga, proses input data ke dalam aplikasi eKader tidak bisa lancar, dan kader musti bersabar dalam melakukan entry data.


Dokter Puskesmas Wajak memberikan obat kepada jamaah yang highrisk

Dalam pemeriksaan jamaah itu berhasil diskrining 54 orang jamaah yang hadir dalam pengajian rutin itu. Menurut  perawat desa Nurul Hidayati, A.Md. Kep, biasanya setiap dalam pengajian rutin berhasil dilakukan skrining terhadap jamaah mencapai ratusan orang tapi kali ini hanya 54 orang saja.

“Mungkin mendengar kabar akan kedatangan dari Dinkes, jamaahnya pada takut. Dikira akan ada pemeriksaan terkait COVID-19” jelas Nurul Hidayati kepada Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) melalui telepon.

Setelah pemeriksaan dan kemudian mengikuti pengajian, dr. Intan Hadiyanti memberikan edukasi terkait penyakit tidak menular (PTM) khususnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke.

Usai edukasi ini, rangkaian acara giat Posbindu PTM di Desa Dadapan berakhir sudah. Jamaah pengajian kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan, kader bersama petugas kesehatan melakukan foto bersama. Kader Muslimat NU menggunakan alat pelindung diri (APD) warna hijau muda, dan kader SMARThealth memakai APD warna biru. *** [140321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog