Tampilkan postingan dengan label Klinik UB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Klinik UB. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Oktober 2025

Menjalin Harmoni Ilmu dan Masyarakat: Edukasi dan Pengembangan Terapi Khusus bagi Penderita Hipertensi di Desa Karangduren

Suasana pagi di Balai Desa Karangduren, Jalan Raya Golek No. 60–62, Kecamatan Pakisaji,Kabupaten Malang, terasa berbeda pada Jumat (24/10). Sejak pukul 08.00 WIB, warga sudah berdatangan dengan semangat, mengikuti kegiatan Community Development: Edukasi dan Pengembangan Terapi Khusus bagi Penderita Hipertensi, yang digagas oleh Departemen Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) melalui dukungan Dana Kemitraan Sains Internasional atau International Science Partnerships Fund (ISPF).

Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian bertajuk Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi - sebuah langkah ilmiah untuk mengenali perbedaan genetik pada pasien hipertensi agar terapi yang diberikan bisa lebih tepat sasaran, sesuai dengan karakter biologi masing-masing individu.

Sambutan Kaur Pelayanan Desa Karangduren, mewakili Kades

Seperti kata pelukis Prancis Georges Braque (1882-1963), “Seni itu polimorfik. Sebuah gambar tampak berbeda bagi setiap pengamatnya.” Begitu pula dengan dunia medis: satu penyakit dapat tampak serupa di permukaan, namun memiliki keragaman mendasar dalam tubuh setiap orang. Polimorfisme inilah yang menjadi kunci terapi personal yang efektif dan manusiawi.

Kolaborasi Ilmu dan Empati

Tim Farmasi FKUB yang dipimpin oleh dr. Bayu Lestari, M.Biomed., Ph.D dan apt. Favian Rafif Firdaus, S.Farm., M.Farm. ini berjumlah 16 orang - termasuk tenaga medis dari Klinik UB - hadir di lokasi sejak pagi untuk menjalankan berbagai tahapan kegiatan. Mereka bertugas mengambil sampel darah, sementara kader SMARThealth Karangduren turut berperan penting dalam pengukuran tekanan darah, serta membantu warga dan tamu selama kegiatan berlangsung. Sedangkan, antropometri ditangani oleh mahasiswa Farmasi yang turut dalam Tim Farmasi FKUB tersebut.

Pengukuran tekanan darah oleh kader SMARThealth

Alur kegiatan disusun dengan rapi: mulai dari pendaftaran, pengukuran antropometri dan tekanan darah, pemeriksaan sampel darah, hingga edukasi kesehatan. Semua proses berjalan dengan suasana akrab dan penuh antusiasme warga yang mengikuti dari awal hingga akhir.

Menjelang pukul 08.41 WIB, kegiatan semakin semarak dengan sambutan dari Kepala Urusan (Kaur) Pelayanan Desa Karangduren, Jaka Laksana, yang mewakili Kepala Desa. Dalam sambutannya, Jaka menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kegiatan ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim Farmasi UB atas kepedulian dan dedikasinya. Semoga warga Karangduren dapat memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin dan mengikuti pemeriksaan hingga tuntas,” ujarnya.

Warga menunggu giliran dipanggil dalam pemeriksaan

Membangun Kesadaran, Mewujudkan Kesehatan

Setelah sambutan, kegiatan berlanjut dengan pemeriksaan dan edukasi hingga pukul 10.08 WIB. Dari target 47 orang, sebanyak 27 warga berhasil diperiksa. Meski sebagian warga berhalangan hadir karena berbagai alasan - mulai dari kondisi kesehatan, perjalanan, hingga pekerjaan - semangat yang tercipta dari kegiatan ini menjadi langkah awal yang berharga menuju masyarakat yang lebih sadar kesehatan.

Bagi Tim Farmasi FKUB, kegiatan ini bukan sekadar pengabdian masyarakat, tetapi juga bentuk nyata dari integrasi antara ilmu pengetahuan, penelitian, dan pelayanan sosial. Dengan memahami keragaman genetik setiap pasien, diharapkan terapi hipertensi di masa depan dapat disesuaikan dengan karakteristik individu, sehingga lebih efektif dan berkelanjutan.

Pemeriksaan sampel darah oleh tenaga kesehatan dari Klinik UB

Sebuah Langkah Menuju Personalisasi Terapi

Melalui kegiatan ini, Departemen Farmasi FKUB menunjukkan bahwa sains tidak hanya hidup di laboratorium, tetapi juga berdenyut bersama masyarakat. Polimorfisme genetik bukan lagi konsep abstrak, melainkan pintu menuju masa depan kesehatan yang lebih adil dan manusiawi - di mana setiap individu dipahami sebagai pribadi yang unik.

Karena seperti halnya seni yang “polimorfik” menurut Georges Braque, setiap manusia pun adalah karya hidup dengan bentuk dan makna yang berbeda. Dan memahami perbedaan itulah, sejatinya, wujud tertinggi dari ilmu dan kemanusiaan. *** [241025]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog