Tampilkan postingan dengan label Enumerator. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Enumerator. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Agustus 2025

Pagi yang Sehat di Lereng Kawi: Health Coaching di Puskesmas Wagir

Pagi itu, di hari Kamis (14/08), mentari bersinar cerah ketika kami melintasi tikungan di Jalan Raya Gondowangi RT 13 RW 03. Dari atas Honda Revo, siluet megah Gunung Kawi tampak memukau di kejauhan, seolah menjadi saksi bisu perjalanan enumerator pagi itu menuju Puskesmas Wagir. Jalanan yang menanjak dan berkelok ditempuh dengan penuh semangat, membawa misi kecil namun penuh makna, yaitu health coaching bagi pasien dengan risiko hipertensi.

Setibanya di Puskesmas Wagir pada pukul 08.24 WIB, suasana sudah ramai oleh masyarakat yang mengantre layanan primer. Di tengah hiruk-pikuk itu, dua enumerator, saya dan  Anis Khurniawati, S.Sos, diarahkan menuju Ruang Komunikasi dan Edukasi (KIE) yang ada di belakang oleh Pj PTM Fenny Noviana, A.Md.Kep. 

Pagi yang sehat di lereng Gunung Kawi

Di ruangan tersebut, dua enumerator tersebut bersiap menyambut lima pasien yang telah dijadwalkan untuk mengikuti sesi health coaching hari itu di Puskesmas Wagir yang beralamatkan di Jalan Raya Pandansari No. 9 Dusun Pandansari, Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Sebelum prosesi coaching berlangsung, setiap pasien terlebih dahulu akan diwawancarai menggunakan enam kuesioner. Anis berhasil mewawancarai tiga pasien, sementara saya mewawancarai dua lainnya. Setiap wawancara bukan sekadar pengumpulan data, namun juga menjadi ruang untuk mengenali lebih dekat kondisi dan pemahaman pasien terhadap hipertensi yang mereka alami.

Enumerator Wagir mewawancarai pasien di Ruang KIE Puskesmas Wagir

Usai wawancara, saya mengantar pasien satu per satu menuju Ruang Pemeriksaan di gedung baru, berdekatan dengan bagian pendaftaran. Di ruang yang telah disiapkan itu, dr. Faradina Puspitasari bersama Pj Promkes Indah Nur Putri Pratiwi, SKM telah menunggu, siap memberikan sesi health coaching. Begitu pasien tiba, enumerator menyerahkannya secara langsung kepada dokter, dan sesi edukasi kesehatan pun dimulai.

Dalam suasana yang hangat namun penuh kesungguhan, dokter menyampaikan coaching seputar pengelolaan hipertensi, dari pentingnya pola makan sehat, aktivitas fisik, pengelolaan stres, hingga pentingnya minum obat secara teratur. 

Enumerator Ngajum bantu wawancara di Ruang KIE Puskesmas Wagir

Sebagai pengingat dan bekal lanjutan, setiap pasien juga menerima modul "Bersahabat dengan Hipertensi", yang berisi: Apa Itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi), Pola Makan pada Hipertensi, Aktivitas Fisik pada Hipertensi (Rajin Bergerak), Kelola Stres pada Tekanan Darah Tinggi, dan Minum Obat Teratur pada Tekanan Darah Tinggi.

Modul ini tidak hanya menjadi pegangan, tapi juga penguat bagi pasien untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan terkontrol.

Pasien ibu dan anak dalam health coaching hipertensi oleh dokter dan Pj Pronkes di Ruang Pemeriksaan Puskesmas Wagir

Sesi health coaching dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung hingga 11.30 WIB. Namun sebelum sesi ditutup, saya berpamitan terlebih dahulu untuk melanjutkan perjalanan menuju Puskesmas Pakisaji, di mana kegiatan serupa juga tengah berlangsung. Namun enumerator Anis masih berada di Puskesmas Wagir.

Pagi itu, di bawah bayang-bayang Gunung Kawi, enumerator tidak hanya menyusuri dari Ruang KIE ke Ruang Pemeriksaan saja. Enumerator juga menyusuri harapan-harapan bahwa health coaching yang diberikan hari itu akan berbuah pada hidup yang lebih sehat dan berkualitas bagi para pasien. Karena sejatinya, coaching bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga tentang mendampingi setiap langkah kecil menuju perubahan yang lebih baik. *** [150825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 14 Agustus 2025

Health Coaching di Puskesmas Ngajum: Kolaborasi Ilmiah Demi Kendali Hipertensi

Pagi itu, Rabu (13/08), suasana lantai 1 Puskesmas Ngajum yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 18, RT 01 RW 01 Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, tampak seperti hari kerja pada umumnya. Sejumlah pasien terlihat mengantre sejak pukul 08.00 WIB, menanti giliran untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas pelayanan primer tersebut, sebuah kegiatan ilmiah dan strategis tengah berlangsung tenang dan tertib di lantai 2, tepatnya di Aula Prasojo.

Di tempat itu, digelar kegiatan health coaching yang menjadi bagian dari penelitian akademik bertajuk "Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer", hasil gagasan dr. Arief Akansyah, MARS, Sp.KKLP - seorang staf pengajar sekaligus kandidat doktor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pj PTM menjelaskan Lembar Penjelasan kepada pasien saat memasuki Aula Prasojo Puskesmas Ngajum

Sebanyak 13 pasien intervensi mengikuti program health coaching dalam satu hari penuh. Menurut Masfu Lailiyah, A.Md.Kep, selaku Penanggung Jawab Program Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) di Puskesmas Ngajum, kegiatan ini memang hanya dijadwalkan sehari mengingat padatnya agenda layanan di puskesmas. Terlebih, keesokan harinya akan ada penilaian layanan yang menuntut kesiapan penuh dari seluruh tim.

Alur kegiatan health coaching diatur dengan sistematis oleh Pj PTM. Begitu pasien memasuki Aula Prasojo, mereka dipandu mengisi daftar hadir di meja Pj PTM. Di sini, mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai Lembar Penjelasan Calon Subjek Penelitian, yang disampaikan oleh Pj PTM yang sebelumnya telah dibriefing oleh enumerator.

Enumerator mewawancarai pasien dan mengukur tekanan darah sebelum mendapatkan health coaching oleh dokter Puskesmas

Tahap selanjutnya adalah pengukuran berat dan tinggi badan, yang hasilnya dicatat dan diserahkan ke meja enumerator. Terdapat dua enumerator dalam kegiatan ini: Anis Khurniawati, S.Sos. yang mengumpulkan data di  Puskesmas Wagir, dan saya sendiri yang bertugas mengumpulkan data di Puskesmas Ngajum. Di meja ini, setiap pasien menjalani wawancara dengan enam kuesioner, serta pengukuran tekanan darah.

Dalam beberapa kasus, ketika ditemukan pasien dengan tubuh gemuk atau lengan gempal, pengukuran tensi dilakukan dengan manset besar yang disediakan oleh Puskesmas Ngajum. Untuk hal ini, enumerator meminta bantuan dari Pj PTM guna memastikan hasil pengukuran akurat.

Suasana wawancara dan pengukuran di Aula Puskesmas Ngajum

Setelah sesi wawancara dan pengukuran selesai, pasien dipanggil oleh Denok Pitra Rhena, SKM, selaku Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Pj Promkes). Beliau langsung mengantar pasien ke ruang dr. Ririn Widyastuti untuk sesi health coaching

Dalam ruangan tersebut, Denok menyimak proses coaching yang dilakukan oleh dokter, serta mencatatkan hasil sesi tersebut ke dalam logbook khusus yang telah disiapkan oleh dr. Arief selaku peneliti utama. Tujuannya sebagai bahan Pj Promkes untuk menindaklanjuti dari hasil coaching dokter melalui phone call maupun WhatsApp (WA).

Health coaching pasien oleh dokter Puskesmas di ruang kerjanya bersama Pj Promkes

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.14 WIB dan berakhir sekitar pukul 14.25 WIB. Sementara, proses wawancara oleh enumerator dituntaskan lebih awal, yakni pada pukul 13.22 WIB, dengan rincian: enumerator Anis berhasil mewawancarai 5 pasien, sementara saya sendiri menyelesaikan 8 pasien.

Semua proses berlangsung lancar dan sesuai rencana, tanpa hambatan berarti. Kelancaran ini menjadi buah dari komunikasi dan koordinasi yang intens antara peneliti, enumerator, Kepala Puskesmas, dokter, Pj PTM, dan Pj Promkes, baik melalui grup WA maupun jalur personal. Kolaborasi lintas fungsi ini menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan primer yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemberdayaan pasien. *** [140825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 03 Mei 2024

Empat Enumerator NIHR Wawancara Karakteristik Masyarakat di Balai Desa Sumberejo

Enumerator melakukan wawancara dengan Sekdes Sumberejo

Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah survey dengan menggunakan kuesioner Karakteristik Masyarakat (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Community Characteristics).

Instrumen ini esensial karena banyak variabel penting dalam penelitian NIHR. Kuesioner ini secara umum untuk mengetahui karakteristik dari masyarakat desa yang dilihat berdasarkan kondisi sosio-demografis, kondisi lingkungan, fasilitas pengelolaan sampah, praktik pembakaran sampah plastik, dan partisipasi masyarakat di desa tersebut.

Bersamaan dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) anggota komunitas yang diselenggarakan Tim Penelitian NIHR di Balai Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Kamis (02/05) kemarin, empat enumerator – Elmi Kamilah, S.Sos; Arief Budi Santoso, SE; Tanjung Prameswari, S.Tr.P; dan Supyandi – melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner Karakteristik Masyarakat kepada Sekretaris Desa Sumberejo Lutfi Asy’ari di ruang kerjanya di Gedung Balai Desa yang baru.

Kuesioner yang memiliki 27 halaman itu memerlukan waktu lebih dari satu jam lamanya meski wawancaranya dengan menghadirkan empat enumerator, mengingat ada beberapa substansi dari pertanyaannya yang perlu membuka data monografi desa, seperti pada bagian penggunaan lahan dan karakteristik penduduk, dan biasanya datanya tidak hanya ada di satu staf saja tapi bisa di beberapa staf.

Namun karena ada salah seorang enumerator yang pernah mengikuti Indonesian Family Life Survey (IFLS), menghadapi kuesioner semacam itu sudah tak asing lagi. Ia umumnya sudah dilatih secara intensif dalam training enumerator, sehingga ia pun mengerti alur dan karakteristik dari kuesioner tersebut, serta bisa mengantisipasi di mana letak data dari variabel yang ditanyakan tersebut.

Bagi yang belum pernah mengikuti training enumerator sebuah survey besar, kuesioner tersebut terlihat sederhana. Tinggal membacakan saja selesai, namun dalam karakteristik kuesioner pada Karakteristik Masyarakat itu tersusun atas beberapa jenis pertanyaan, seperti pertanyaan terbuka (open-ended questions) dan pertanyaan tertutup (closed questions).

Selain itu, juga terdapat jenis pertanyaan berdasarkan cara membaca pertanyaannya, seperti pertanyaan dan jawaban harus dibacakan serta pertanyaan dibacakan dan kalimat jawaban tidak dibacakan.

Pada jenis pertanyaan dan jawaban yang harus dibacakan pada kuesioner Karakteristik Mayarakat yang dibuat oleh NIHR, ditemukan dua macam item yaitu pertanyaan dan jawaban dibacakan untuk satu jawaban; serta pertanyaan dan jawaban dibacakan yang boleh lebih dari satu jawaban. Jenis pertanyaan ini disimbolkan dalam alfabet maupun angka.

Setelah selesai melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner Karakteristik Masyarakat, keempat enumerator bergabung dengan beberapa anggota Tim Penelitian NIHR untuk melakukan pengamatan langsung (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Direct Observation) dengan berkeliling di setiap dusun yang ada di dalam wilayah administratif Desa Sumberejo. *** [030524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog