Tampilkan postingan dengan label Tenaga Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tenaga Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Februari 2025

Semarak Skrining PTM di Kantor Kelurahan Kepanjen: Sinergi untuk Kesehatan Warga

Mulai pagi pada pukul 07.00 WIB di hari Selasa (25/02), suasana semarak terlihat di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, tempat berlangsungnya skrining penyakit tidak menular (PTM) bagi warga setempat.

Warga berbondong-bondong untuk memeriksakan kesehatan mereka dalam kegiatan yang digelar, se sebuah bentuk kerja sama kolaboratif antara Puskesmas Kepanjen, Pemerintah Kelurahan Kepanjen, dan kader kesehatan.

Kader dan nakes berpose dengan Lurah Kepanjen

Dari remaja, dewasa hingga lansia, mereka antusias mengikuti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, serta tes kesehatan lainnya. Para kader kesehatan tampak sigap membantu jalannya skrining, dan membaur dengan tenaga kesehatan yang berasal dari Ponkesdes Panji Husada dan Puskesmas Kepanjen.

Skrining PTM dimulai pada pukul 07.00 WIB. Sesuai undangannya, warga membawa Kartu Keluarga (KK) maupun KTP dan diserahkan ke pendaftaran. Ada 2 kader yang bertugas yaitu Kristin Mariana dan Dewi Kartikasari. Mereka akan menuliskan identitas warga, seperti nama, jenis kelamin, tanggal lahir, NIK, alamat dan tanggal pemeriksaan.

Setelah itu, diserahkan kepada Khusnul Yakin, staf Puskesmas Kepnajen, untuk dicek dahulu dalam database yang ada di Puskesmas Kepanjen. Kalau warga tersebut pernah periksa ke Puskesmas, maka akan muncul namanya. Sebaliknya, jika belum pernah periksa maka akan didaftar menjadi pasien baru.

Semarak skrining PTM terlihat dari gerbang paduraksa Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecmatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Sehabis dicek dalam database, warga akan mendapatkan panggilan dari kader Febriaty untuk segera melakukan pengukuran antropometri, seperti berat dan tinggi badan serta lingkar perut. Pengukuran antropometri ini dilakukan oleh 3 kader, yaitu Harti, Rusmini, dan Wiwik Setya Anggraeni, S.H. Hasil pengukurannya dicatat oleh Febri dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM.

Usai pengukuran antropometri, warga dipersilakan menuju ke meja berikutnya untuk mendapatkan layanan pengukuran tekanan darah. Terdapat 4 orang di meja tersebut, yakni Tri Lestari, S.ST (Puskesmas Kepanjen), Yudha Purwaningdyah Sarihandini, A.Md.Keb (bidan Desa Ngadilangkung), Miftakhul Nimas Triyastuti, A.Md. Gz (Puskesmas Kepanjen), dan kader Sumarmi Warto Dewo.

Tri Lestari dan Sumarmi melakukan pengukuran tekanan darah, dan hasilnya dicatat oleh bidan Yudha. Sementara itu, Nimas bertugas melakukan pendaftaran untuk menuju ke meja pemeriksaan berikutnya.

Suasana skrining PTM yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kepanjen yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kelurahan dan kader kesehatan

Meja selanjutnya adalah meja pemeriksaan laborat. Meja ini diperkuat oleh 3 tenaga kesehatan (nakes) dari Laborat Puskesmas Kepanjen, yaitu Yogi Agung Hermawan, A.Md.Kes., Awang Endro Utomo, A.Md.Kep., dan Dani Rahardi S., A.Md.Kep.

Ketiga nakes laborat itu, melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dan gula darah puasa (GDP). Hasilnya ini langsung terlihat atau jadi. Sedangkan, untuk pemeriksaan kolesterol, asam urat, HDL (High Density Lipoprotein/kolesterol baik), LDL (Low-Density Lipoprotein/kolesterol jahat), dan Trigliserida (jenis lemak yang mengalir dalam darah).

Selain ketiga nakes laborat, di meja tersebut terdapat kader Agustin Shintowati yang membantu konfirmasi form sebelum diambil darahnya, perawat Nurul Mashfiyah, A.Md.Kep yang menjadi nara hubung form skrining dari meja tersebut kepada dokter, dan Nidya Rosalin, S.Kep. Ners dari Puskesmas Kepanjen yang bertugas membantu menyiapkan ubarampe dalam pemeriksaan darah, seperti Vaccum Blood Collection Tube OneMed, Disposable Syringe With Needle 3 ml, dan tourniquet (pembendung pembuluh darah).

Staf Laborat Puskesmas Kepanjen lakukan phlebotomy

Pemeriksaan darah yang telah dimasukkan dalam tabung kecil itu akan dilakukan di Laborat Puskesmas Kepanjen. Mulai tahun ini, Puskesmas Kepanjen telah memiliki 3 laborat, sehingga pemeriksaan darah menjadi lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya.

Usai warga mengikuti phlebotomy dari nakes Laborat, maka ia akan disarankan untuk menuju ke meja dokter. Di meja itu terlihat ada 2 dokter fungsional dari Puskesmas Kepanjen, yaitu dr. Hadaya Trias Ramadani dan dr. Afif Bachtiar Rifa’i.

Kedua dokter tersebut akan memberikan konsultasi penyakit maupun kesehatan kepada warga, terutama bagi mereka yang mempunyai faktor risiko tinggi (highrisk), dan sekaligus akan meresepkan obat.

Warga lakukan konsultasi penyakit maupun kesehatan dengan 2 dokter fungsionalis Puskesmas Kepanjen

Obat untuk beberapa hari bisa diambil di meja samping yang dilayani oleh Marina Anjarwati, A.Md.Kep. (Pj. PTM Puskesmas Kepanjen) dan Feby Cahyaning Intanswari, S.Farm dari Farmasi Universitas Brawijaya (UB) yang sedang mengambil profesi.

Sedangkan, untuk kebutuhan obat yang sebulan penuh bagi warga akan diberikan oleh Puskesmas Kepanjen melalui kader setempat, khususnya bagi pemilik kartu BPJS dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang dialamatkan di Puskesmas Kepanjen. Sementara itu, yang non faskes Puskesmas Kepanjen disarankan untuk mengambil obatnya di faskesnya masing-masing.

Sehabis itu, warga akan mendapatkan pemberian makanan tambahan yang diberikan oleh kader Ninik Kartini yang disaksikan oleh Koordinator Kegiatan, Mamik Makrifatin, S.ST (bidan Ponkesdes Panji Husada Kepanjen).

Mahasiswi Farmasi UB yang sedang ambil profesi membantu nakes Puskesmas Kepanjen dalam memberikan obat kepada pasien highrisk

Layanan pemeriksaan skrining PTM yang dihadiri salah seorang Tim SMARThealth UB ini selesai pada pukul 11.54 WIB. Dari 150 undangan yang disebar, sebanyak 145 warga (88 puasa, dan 57 tidak puasa) berhasil menjalani pemeriksaan kesehatan, menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan metabolik lainnya.

Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi juga bentuk kepedulian bersama dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Dengan adanya skrining ini, diharapkan warga lebih memahami kondisi kesehatannya dan dapat mengambil langkah preventif lebih awal demi kualitas hidup yang lebih baik. *** [250225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 24 Juli 2024

FGD Fase 1 Dengan Perawat Desa Sumberejo dan Nakes Puskesmas Pagak

Dalam tiga hari ini bakal ada Focus Group Discussion (FGD) Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas, dari tanggal 24 hingga 26 Juli 2024 bertempat di Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Sumbernongko, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Hari pertama ini, Rabu (24/07), FGD dilaksanakan bersama dengan perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep.Ners dan lima tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Pagak yang terdiri dari dr. Septian Iqbal Mirzaqom, Ibnu Irham, Jonathan Dwi Prasetyo, A.Md.Kep., Wahono, dan Dika Arum.

Suasana perkenalan peserta FGD

Bertindak sebagai moderator adalah fasilitator NIHR dengan dibantu Hilda Irawati, S.Stat. sebagai notulis dan Alifatul Nisa’, S.P. dalam dokumentasi. Selain itu juga dihadiri oleh Gatot Sujono, S.ST, M.Pd., seorang pensiunan Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang terlibat dalam penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Sebelum memulai FGD, moderator mempersilakan Alifatul Nisa’ untuk membagikan Lembar Penjelasan Penelitian kepada peserta FGD untuk dibaca dan kemudian menandatangani sebagai bukti partisipasinya mereka secara sukarela dalam kegiatan FGD ini.

Usai mereka menandatangani lembar tersebut, moderator mempersilakan kepada pensiunan Substansi PTM dan Keswa untuk memberikan pengantar dalam FGD yang akan dilaksanakan ini. Dalam pengantarnya, Gatot Sujono membeberkan arti pentingnya informasi yang dikumpulkan dalam FGD ini dalam memetakan permasalahan yang ada dalam pengelolaan sampah selama ini.

Tepat pukul 09.33 WIB dimulailah FGD. FGD berjalan mengalir, mulai dari pendapat umum tentang sampah dan pembakaran sampah plastik; sumber pengelolaan sampah plastik; pengetahuan, sikap, dan praktik terkait pembakaran sampah plastik; peran dalam pengelolaan sampah plastik; dan pendapat tentang solusi dari pengurangan pembakaran sampah plastik.

Suasana FGD terkait pandangan umum dalam pengelolaan sampah

Dari FGD ini, diketahui bahwa pengelolaan sampah di wilayah para nakes tersebut ada yang berlangganan dengan cara diangkut secara periodik oleh petugas, dan ada juga yang masih melakukan pembakaran sampah.

Dari beberapa peserta, mengatakan bahwa pembakaran sampah termasuk di dalamnya ada plastik itu biasanya terjadi pada warga yang masih memilki lahan yang cukup luas. Yang dibakar pun umumnya sampah plastik yang mendominasi yakni berupa kresek maupun sachet. Sedangkan, untuk botol plastik seperti wadah air minum, ada sejumlah warga yang memilahnya untuk dijual ke pengepul atau diambil bank sampah.

Bagi warga yang sudah berlangganan sampah, juga terlihat ada yang ikut memilah untuk dijual pengepul. Uangnya bisa digunakan untuk membayar bulanan pengambilan sampah di rumah-rumah warga yang berlangganan.

Diakui oleh beberapa peserta, sampah memang dijumpai dalam keseharian. Puskesmas Pagak dan Ponkesdes yang ada di lingkungan kerjanya, umumnya juga telah memiliki program dalam memberikan edukasi berupa bahayanya asap dari pembakaran sampah melalui Seksi Promkes, namun hal ini tidak gampang di suatu daerah yang penghidupannya memang berkecimpung dengan sampah plastik. Ini menyangkut soal hajat hidup orang.

Mengurangi ketegangan dalam diskusi, moderator menyisipi dengan suasana tertawa dalam berdiskusi terkait bahaya dan dampak pembakaran sampah plastik

Yang menarik lagi, dalam diskusi itu juga dijumpai adanya dua warga yang terindikasi terdampak asap pembakaran sampah plastik berupa chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Dua warga tersebut periksa secara rutin ke Puskesmas Pagak dan ditangani secara berkesinambungan oleh dokter fungsional Puskesmas. Kedua warga tersebut berumur 40 tahun ke atas, dan berjender perempuan.

Selain itu, juga muncul dari peserta nakes mengenai pendapat dalam solusi pengurangan dampak pembakaran sampah plastik. Dari kertas plano warna biru, yang ditulis oleh masing-masing peserta terkait pandangannya dalam solusi tersebut, muncul beragam pandangan.

Namun setelah dirangkum dalam kertas putih besar yang dipasang di white board milik Puskesmas Pagak, ada empat pandangan yang mengemuka, yaitu lebih ditingkatkan realisasi fungsi petugas kebersihan, petugas survey, penyuluhan, dan alur pembuangan; pemilahan sampah; penempatan lokasi pembakaran yang jauh dari pemukiman warga; dan keterlibatan pemerintah sekitar melalui kebijakan program, seperti misalnya gratis biaya pengangkutan sampahnya.

Dari isu yang mengemuka itu, moderator berusaha memantiknya. Ternyata dari beberapa peserta muncul pandangan yang berbeda dalam urutannya, sesuai dengan kondisi yang dihadapi di wilayahnya masing-masing. Namun begitu, yang menempati skala prioritas utama adalah perlu ada koordinasi lintas sektor dalam penanganan pengelolaan sampah, seperti yang dibahasakan oleh peserta sebagai keterlibatan pemerintah.

Suasana FGD terkait pandangan solutif, moderator mengambil posisi berdiri di kertas yang dari rangkuman dari tulisan peserta di kertas plano untuk didiskusikan lebih lanjut

Acara FGD hari pertama ini selesai pada pukul 10.50 WIB, dan esok harinya akan dilanjutkan dengan FGD dengan perawat Desa Pagak dan lima orang nakes dari Puskesmas Pagak yang orangnya berbeda dengan hari pertama. Selain itu, juga ada in-depth interview dengan bidan desa Pagak serta 1 orang kader kesehatan di Ponkesdes Desa Pagak.

Sementara itu, di hari kedua ini juga terdapat FGD dengan anggota komunitas yang diselenggarakan di Balai Desa Tlogorejo, yang diikuti dengan survey karakteristik masyarakat dan direct observation. Jadi, ada dua tempat kegiatan untuk hari kedua.

Terkait kegiatan di Tologorejo, sepulang dari Puskesmas Pagak, fasilitator NIHR bersilaturahmi dengan Kepala Desa (Kades) Tlogorejo Eko Wahyudi di Balai Desa Tlogorejo. Sambil mengantar surat tembusan dari Kesbangpol, juga membahas untuk kegiatan esok hari yang akan dilaksanakan di Balai Desa, dan Kades pun menyambutnya dengan senang. *** [240724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog