Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Maret 2024

Ngobrol Bareng Kader Kesehatan Desa Sepanjang: Langkah Menuju Photovoice

Sepuluh kader kesehatan Desa Sepanjang – Masito, Istinah, Ifa Lutfiyah, Usfatul Ulumiyah, Eni Yuliati, Lina Lestari, Lilik Kusmiati, Siti Aisyah, Yuli Andari, Humairoh – berkumpul di ruangan bernuansa teras milik kader SMARThealth, Masito, pada Rabu (20/03). Mereka dengan berdandan rapi dan cantik-cantik menghadiri pertemuan untuk ngobrol bareng bersama staf peneliti dan advokasi Yayasan Percik Salatiga (YPS) Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K., dalam suasana Ramadhan.

Tujuannya mendiskusikan secara santai, tidak formal banget mengenai persampahan (waste) yang ada di lingkungan keluarga mereka masing-masing maupun yang ada di Desa Sepanjang. Suasananya mirip focus group discussion (FGD) tapi yang menjalankan kader kesehatan semua, mulai dari moderatornya hingga proses diskusinya.

Staf peneliti YPS dan fasilitator NIHR Global Health Research Center on Non-Communicable Disease and Environment Change (NIHR-GHRC NCD & EC) hanya berperan sebagai pemantik dalam diskusi yang dilakukan oleh kader tersebut.

Acara dimulai pada pukul 11.36 WIB dengan diawali prakata dari fasilitator NIHR dan sekaligus memperkenalkan staf peneliti YPS serta peranan YPS dalam NIHR ke depannya. Setelah itu, fasilitator menyerahkan sepenuhnya waktu kepada staf peneliti YPS untuk memperkenalkan diri secara langsung serta eksistensi YPS dalam kancah penelitian.

Kader kesehatan Desa Sepanjang berpose dengan staf peneliti Yayasan Percik Salatiga

Usai perkenalan, staf peneliti YPS langsung membentuk formasi duduk mereka, dan memberikan tema bahasan terkait persampahan dalam diskusi yang akan dilakukan oleh 10 kader kesehatan tersebut. Prosesnya diserahkan sepenuhnya kepada kader. 

Staf peneliti YPS dan fasilitator NIHR lebih banyak berperan menjadi pendengar saja dalam diskusi tersebut. Jika ada pertanyaan dari kader, barulah memantiknya. Pengertian memantik di sini adalah merangsang minat dan perhatian kader dalam mendiskusikan sampah yang ada di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakatnya.

Dalam pertemuan pertama ini, kader kesehatan umumnya bertestimoni mengenai dirinya dalam menangani sampah-sampah yang ada di dalam keluarga mereka masing-masing terlebih dahulu. Dari ceritera-ceritera yang ditangkap fasilitator dalam testimoni kader terdapat pendapat-pendapat yang berbeda di antara mereka.

Ada yang bilang, sampah keluarga dikumpulkan dulu dan nanti kalau sudah banyak dibakar di belakang rumahnya, kecuali air hasil cucian beras umumnya ditampung dalam tong besar berwarna biru untuk digunakan menjadi pupuk.

Prakata fasilitator NIHR dalam diskusi photovoice di Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang

Ada yang berkata, sampah sayur ditaruh di pot dan sampah plastik akan dibakar, seperti tas plastik maupun sachet bumbu masak dan lain-lain, kecuali yang dalam bentuk botol. Mereka akan menjualnya ke pengumpul barang bekas yang berkeliling di desanya.

Terus ada juga, kader yang tidak punya halaman luas berlangganan kepada pengepul sampah dari desa lain, yaitu Putat Kidul. Sampah akan diambil 2 kali dalam seminggu. Kader tersebut akan membayar jasa tersebut secara bulanan. Per bulannya ditarik 25ribu.

Sedangkan, yang memiliki lahan luas di belakang rumah, sampah yang dihasilkan keluarganya akan dibuang di belakang rumah dalam lubang terus nanti ditimbun. Seperti rumah tangga yang dulunya pernah membuat batu bata, beka galiannya yang cukup dalam digunakan untuk menimbun sampah dalam jangka panjang.

Ada juga yang berceritera bahwa di rumahnya masih mempunyai dapur kayu dan belakang rumahnya terdapat bekas lubang pembuatan batu bata. Sampah plastik seperti tas plastik (kresek) dan sachet bumbu masak akan dibakar di tungku berbahan kayu bakar setelah selesai memasak; sampah kertas untuk menyalakan kayu bakar dalam tungkunya; dan sampah basahnya dibuang di bekas lubang pembuatan batu bata. Kalau sudah kering akan dibakar bersama rerontokkan daun bambu yang cukup banyak di halaman belakang rumahnya.

Suasana diskusi sampah rumah tangga dan sampah lingkungan sekitar

Usai mereka bertestimoni, mereka terus berdiskusi dengan obrolan sampah dalam lingkungan masyarakat. Kader yang hadir dalam obrolan ini mengakui bahwa di Desa Sepanjang telah ada bank sampah. Namun dalam 3 tahun ini tidak jalan lagi karena respon dari masyarakat kurang. Hal ini menurut mereka, petugas yang mengambil sampah tidak tentu datangnya dan yang diambil hanya yang laku dijual saja sehingga masyarakat menjadi malas. Pengepulnya juga kerap berganti-ganti personil dan gemar pilih-pilih, petugas bank sampahnya menjadi bingung dan akhirnya mutung (ngambek) dan terus dibunag di belakang halaman rumah dan dibakar. Mereka tak mau ribet, hanya ingin perlu yang praktis saja.

Diakui oleh kader, sebenarnya di Desa Sepanjang telah dilakukan edukasi terkait bahaya sampah yang dibakar, tapi mengingat kendala yang dihadapi seperti dalam pengelolaan bank sampah di atas, terus mereka tidak tahu harus bagaimana lagi.

Di samping itu, kader juga mengemukaan bahwa kader di Desa Sepanjang juga pernah mendapatkan pelatihan sabun ecoenzym, akan tetapi karena kebiasaan masyarakat di Desa Sepanjang gemar menggunakan sabun yang berbusa, produk sabun ecoenzym kurang diminati lantaran tidak berbusa.

Kegaliban lain yang masih dijumpai di Desa Sepanjang, setiap panen raya terlihat pemandangan pembakaran jerami, bonggol jagung maupun sisa panenan tebu. Setiap orang yang melintas di antara persawahan yang sedang panen, akan terlihat asap mengepul dari pembakaran jerami di sawah.

Suasana kader merencanakan pertemuan berikutnya untuk membahas foto-foto yang akan dikirimkan kader

Tak hanya itu, masih adanya “dhiyangan”, sebuah tradisi pengasapan di depan rumah yang sedang memiliki bayi hingga umur selapan dengan membakar agar keluar asap yang mengepul. Konon, asap tersebut dipercaya dapat mengusir jin agar tak mengganggu bayinya. Orangtua akan membakar sepet (sabut kelapa) setiap hari dalam selapan hari.

Usai diskusi dengan suasana yang mengalir, sepuluh kader tersebut mendapatkan tugas untuk memotret apa yang telah diceriterakan dan didiskusikan tadi. Setiap kader diminta untuk memotret sebanyak 5 buah yang berbeda, dan dikirimkan ke staf peneliti YPS atau dalam group yang telah dibuat kader. Kemudian hasil fotonya nanti akan didiskusikan dalam pertemuan berikutnya, yang rencananya akan dilakukan sebanyak 5 kali dalam 5 minggu ke depannya.

Pada taraf itu, kader telah memasuki apa yang dikenal dengan photovoice. Photovoice adalah proses di mana orang dapat mengidentifikasi, mewakili, dan meningkatkan komunitas mereka melalui teknik fotografi tertentu (Wang & Burris, 1997). 

Bagi Wang & Burris, dalam photovoice itu, foto mengandung arti, yang di dalamnya menceriterakan potret atau diri sang pengambil foto, menceriterakan komunitas tertentu, atau mendeskripsikan sebuah fenomena. Photovoice menciptakan peluang representasi diri kader kesehatan melalui fotografi. Dari situ akan terlihat tindakan partisipasif kader kesehatan dalam persampahan. *** [210324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 16 Desember 2023

Peserta CADA 2023 Lakukan Kunjungan Ke Puskesmas Wagir

Kepala Puskesmas (Kapus) Wagir dr. Siti Hariyanti beserta jajarannya menerima kunjungan peserta Workshop Internasional Cohort Academic Development Award (CADA) pada Jumat (15/12). Kebetulan Workshop Internasional CADA Tahun 2023 ini digelar National Institute for Health and Care Research Global Health Research (NIHR-GHR) di Malang dari tanggal 11 hingga 16 Desember 2023.

Peserta CADA ini berasal dari International Center for Diarrheal Disease Research di Bangladesh, The George Institute for Global Health di India, Sri Ramachandra Institute of Higher Education & Research di India, dan Universitas Brawijaya di Indonesia, yang sedang mengikuti Workshop Internasional yang fokus kepada Penyakit Tidak Menular dan Perubahan Lingkungan (Non-communicable Diseases and Environmental Change) sebagai wujud pengembangan kapasitas penelitian para peserta CADA.

Peserta CADA 2023 berpose dengan Kepala Puskesmas Wagir dan jajarannya

Ada dua mobil Toyota Hiace Premio yang membawa dua rombongan peserta Workshop CADA, yaitu rombongan CADA 2 dan CADA 3. Kunjungan ini dadakan, tapi mengingat pengalaman Puskesmas Wagir yang pernah menerima tamu dari luar negeri ditambah dengan pengalamannya dalam implementasi SMARThealth sejak 2016, hal itu bisa disikapi dengan cepat dan tepat.

Sembilan bulan yang lalu, Puskesmas Wagir juga pernah menerima kunjungan studi banding dari Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenkesmas) Thailand dan Bhumiranagarindra Kidney Institute, Bangkok.

Bedanya, dalam kunjungan terdahulu, wajah gedung Puskesmas Wagir masih menghadap ke utara. Kini, dalam kunjungan peserta Workshop CADA 2023 ini, gedung Puskesmas Wagir telah berubah megah, menjadi dua lantai dan menghadap ke barat.

Peserta CADA 2023 terlihat berdialog dengan Kepala Puskesmas dan dokter Puskesmas Wagir untuk mendapatkan gambaran layanan dan fasilitas maupun program apa saja yang dimilikinya

Peserta Workshop CADA mengunjungi Puskesmas Wagir usai menyaksikan giat Posbindu PTM di Desa Sidorahayu dan Mendalanwangi. Mereka berkeliling di Puskesmas Wagir, dan terlihat salah seorang peserta yang mengabadikan dalam antrean di laborat. Meski tidak lama, mereka mengagumi fasilitas dan layanan yang dimiliki Puskesmas Wagir.

Pulang dari Puskesmas Wagir, dua mobil rombongan peserta Workshop CADA 2023 melanjutkan perjalanan menuju Batu untuk berkumpul dengan rombongan CADA 1 dan 4 guna berdiskusi sambil lunch. *** [161223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 15 Desember 2023

Kunjungan Peserta CADA 2023 Dalam Giat Posbindu PTM Desa Mendalanwangi

Dirasa cukup mengamati giat Posbindu PTM di Desa Sidorahayu, rombongan peserta Workshop Cohort Academic Development Award (CADA) 2 langsung menuju ke Desa Mendalanwangi. Di desa tersebut juga sedang diadakan giat Posbindu PTM.

Kalau di Desa Sidorahayu tadi, giat Posbindu PTM berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bagian Kardiologi mengarah ke pemeriksaan jantung, sementara giat Posbindu PTM di Desa Mendalanwangi ini berkolaborasi dengan FKUB yang fokus pada pemeriksaan risiko stroke.

Rombongan peserta CADA 2023 berpose dengan Kepala Desa, Dinkes, Puskesmas, dan FKUB

Setibanya di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi, tempat giat Posbindu PTM, ternyata di sana telah ada rombongan peserta Workshop CADA 3. Dalam rombongan itu ada 7 orang dari India maupun Bangladesh, salah satu di antaranya ada Renu Jhon, BDS, MPH (Research Fellow di George Institute for Global Health India) yang pernah bertandang ke Desa Sidorahayu, pada Jumat (10/03/2023) yang lalu.

Sebelum melihat giat Posbindu PTM, rombongan peserta Workshop CADA 3 diterima oleh Kepala Desa Mendalanwangi M. Sharoni, S.Pt bersama istrinya yang mantan perawat di desa tersebut. Mereka pun kemudian mendampingi melihat ruangan Ponkesdes Mendalanwangi, yang berada di timur laut Pendopo Balai Desa Mendalanwangi.

Suasana pemeriksaan deteksi stroke

Selain itu, terlihat pula personil Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners dan Candra Hernawan, S.Kom, yang turut mendampingi dalam giat Posbindu PTM Desa Mendalanwangi.

Dalam giat Posbindu PTM terdapat 11 kader yang bertugas, yang merupakan gabungan dari kader SMARThealth dan kader Lansia. Mereka melakukan pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah dan entri data. Sementara untuk pengecekan kadar gula darah dan kolesterol dilakukan oleh dokter muda (koas).

Peserta CADA melihat meja kader dan berdialog

Bidan Desa Mendalanwangi Naning Fadilah, A.Md.Keb memantau kader sambil among tamu bersama perawat dari Puskesmas Wagir Nurul Hidayati (Kesehatan Lingkungan) dan Indah (Promosi Kesehatan).

Kemudian para dokter dari FKUB melakukan terapi klinis terkait skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang dilakukan oleh kader. Mereka bersinergi dengan kader kesehatan, tenaga kesehatan desa maupun Puskesmas Wagir dalam International Community Services and Field Visit dari peserta Workshop CADA.

Ketua TP-PKK Desa Mendalanwangi turut mendampingi peserta CADA

Pada giat Posbindu PTM ini, Renu Jhon bersama beberapa peserta yang lainnya, melihat apa yang dilakukan oleh para kader skrining faktor risiko PTM. Dulu Renu Jhon juga pernah melihat giat Posbindu PTM saat ada kunjungan dari Kementerian Kesehatan Thailand di Tulusayu, Desa Sidorahayu.

Kader SMARThealth memang merupakan kader yang umumnya memiliki kemampuan dalam membantu tenaga kesehatan di desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM sebagai upaya deteksi dini.

Skrining IFKR

Mereka telah mendapatkan pelatihan khusus yang membuatnya memiliki kemampuan dan keterampilan tersebut, dan ini baru ditemui di Kabupaten Malang yang memiliki program inovasi SMARThealth.

Setelah beberapa saat berkeliling, kemudian rombongan peserta Workshop CADA 2 dan 3 bergegas untuk melakukan kunjungan ke Puskesmas Wagir yang berada di Jalan Pandansari No. 9 Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, atau sekitar 6,6 kilometer jaraknya dari Balai Desa Mendalanwangi.  *** [151223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 16 November 2023

Kabupaten Malang Pecahkan Rekor MURI Skrining PTM Serentak

Kabupaten Malang memecahkan rekor MURI Skrining Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FR-PTM) Serentak Dengan Lokasi dan Peserta Terbanyak Dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-59 dan Hari Jadi Kabupaten Ke-1263 yang diadakan pada Kamis (16/11).

Pelaksanaan Skrining FR-PTM Serentak yang diorganisir Dinas Kesehatan (Dinkes) berlangsung di 430 titik lokasi, yaitu Pendopo Kabupaten di Kepanjen, 390 desa/kelurahan, dan 39 SMA atau yang sederajat yang ada di Kabupaten Malang, dengan sasaran  terbanyak sekurang-kurangnya 25.059 jiwa mulai pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.

Acara seremonialnya dipusatkan di Pendopo Kabupaten Malang yang berada di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, dan dihadiri oleh Dandim 0818/Malang-Batu, Kapolres Malang, Pejabat Sekretaris Daerah, Asisten I dan 2, perwakilan Rekor MURI, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskuler (PERKI) Cabang Malang Raya, STIKes Kepanjen, Universitas Ma Chung, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya.

Bupati Malang berpose bersama hadirin yang ada di Pendopo Kabupaten Malang di Kepanjen

Acara ini dimulai pada pukul 08.30 WIB setelah Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M memasuki Pendopo Kabupaten. Master of Ceremony (MC) Miranti dari RRI Malang dan Purwanindiah W., S.E yang akrab dipanggil Aning dari Dinkes mengucapkan selamat datang kepada hadirin yang ada di Pendopo Kabupaten.

Kemudian hadirin dimohon berdiri sejenak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS yang dipandu oleh dirijen Nunung Hariati dari P2PM Dinkes. Setelah itu, hadirin dipersilakan duduk kembali.

Agar kegiatan Pemecahan Rekor MURI Skrining FR-PTM Dengan Peserta dan Lokasi Terbanyak ini berjalan lancar serta menjadi awal keberhasilan di masa mendatang, hadirin diajak melakukan doa bersama yang dipandu oleh Furqon Nur Ihsan Rijali, S.Pd.I.

Bupati Malang menyapa petugas skrining di luar Pendopo Kabupaten Malang Kepanjen melalui Zoom

Acara berikutnya adalah laporan kegiatan yang disampaikan oleh Kepala Dinkes (Kadinkes)  Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wiyono, M.M.Kes. Dalam laporannya itu, Kadinkes mengatakan bahwa masalah kesehatan PTM di Indonesia semakin kompleks dan semakin meningkat.

Di Kabupaten Malang sampai dengan Oktober 2023, capaian SPM Skrining Usia Produktif FR-PTM mencapai 31% atau 507.215 orang dari target 1.675.503 orang.

Adanya momentum peringatan HKN Ke-59 dan Hari Jadi Kabupaen Malang Ke-1.263, acara kegiatan Skrining FR-PTM Serentak ini sekaligus menjadi ajang dalam Pemecahan Rekor MURI di Kabupaten Malang.

Karyawan dari berabgai OPD mengantre mendaftar untuk ikut skrining faktor risiko PTM di Pendpo Kabupaten Malang

Usai laporan kegiatan dari Kadinkes, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bupati Malang. Pada kesempatan itu, Bupati Malang mengatakan bahwa pada kesempatan yang sangat baik ini dengan mengumpulkan seluruh komponen masyarakat Kabupaten Malang dengan jumlah lokasi 430 titik dan sasaran sekurangnya 25.059 orang dari 390 lokasi desa/kelurahan serta 39 SMA/SMK/MA serta seluruh OPD di Pendopo Kepanjen untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa Skrining FR-PTM Serentak dan Pemecahan Rekor MURI pada usia 15 tahun ke atas.

Hal ini, jelas Bupati Malang, untuk dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, baik menular dan tidak menular dalam membangun masyarakat Kabupaten Malang yang sehat dan produktif.

Selesai sambutan, Bupati Malang berkenan untuk membuka dan sekaligus dimulainya pelaksanaannya serta dilanjutkan foto bersama yang disambung dengan pemotongan tumpeng. Potongannya tumpengnya kemudian diserahkan kepada Kadinkes.

Pemeriksaan skrining faktor risiko PTM

Lalu, Bupati Malang menyapa semua petugas kesehatan maupun kader kesehatan yang ada di beberapa titik lokasi melalui aplikasi Zoom meeting dengan layar yang cukup besar di Pendopo Kabupaten. Pada kesempatan itu, Bupati Malang sempat menyapa SMA Negeri 1 Malang yang hari ini menargetkan skrining terhadap siswa-siswinya ditambah dengan komite sekolah yang jumlahnya mencapai ribuan orang.

Setelah itu, Bupati Malang menyempatkan diri untuk mengikuti skrining faktor risiko PTM di deretan meja pemeriksaan yang ada di sisi utara Pendopo Kabupaten, dan meninggalkan tempat untuk diwawancarai sejumlah wartawan yang telah menunggu di belakang Pendopo Kabupaten tersebut.

Di Pendopo Kabupaten Malang di Kepanjen ini, peserta skrining dari OPD-OPD membludak. Dari target sekitar 400an orang malah menembus ribuan orang. Karena seluruh OPD yang ada di Kabupaten Malang menuju ke Pendopo Kabupaten di Kepanjen.

Antrean pemeriksaan EKG maupun konsultasi dengan dokter spesialis jantung yang didatangkan oleh Dinkes Kabupaten Malang

Pemeriksaam tidak hanya dilakukan di pendopo saja. Bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) khususnya menyangkut kardiovaskular, Dinkes juga menyediakan pemeriksaan EKG yang ditempatkan di salah satu ruangan Gedung Kantor Bupati Malang di Kepanjen di lantai 1. Di bagian EKG ini, terdapat sejumlah dokter spesialis jantung yang siap memberikan konsultasi maupun edukasi terhadap penyakit kardiovaskular.

Sedangkan, untuk pemeriksaannya dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Pakisaji Cardiovascular Center (PACCE). Sementara itu, di pendopo ternyata juga ada Bio Farma yang memamerkan skrining kanker dan urine dengan menggunakan alat-alat mereka.

Sambil menyelesaikan jalannya skrining di Pendopo Kabupaten, Dinkes juga menghadirkan Askan Setiabudi, CI, seorang dosen, youtuber, motivator dan pemilik sejumlah lembaga pelatihan ini, untuk memompa semangat para karyawan OPD dalam leadership.

Perwakilan Rekor MURI beri ucapan selamat kepada Kadinkes pada pukul 11.32 WIB saat input data yang masuk baru 19.108 karena sudah melampaui rekor MURI sebelumnya meski skrining masih berjalan

Usai acara motivator ini, Kadinkes yang didampingi Sekretaris dan dua perwakilan Rekor MURI manyaksikan jalannya skrining di sejumlah lokasi melalui Zoom, dan di dekatnya juga terdapat TV besar yang digunakan untuk menampilkan lajunya statistik input data dengan menggunakan aplikasi SIMKES yang didukung oleh 1.263 tenaga kesehatan dalam jumlah unit pelayanan sebanyak 432 serta ratusan relawan penginput data dari beberapa perguruan tinggi.

Tepat pukul 11.32 WIB, layar monitor TV memperlihatkan capaian input data telah mencapai 19.108 orang. Ini, menurut perwakilan Rekor MURI, telah melampaui rekor Palembang sebanyak 17.340 orang pada bulan Juli 2023.

Namun penghitungan bukan berhenti di situ kendati perwakilan Rekor MURI sudah memberi ucapan selamat kepada Kadinkes, karena sesungguhnya input data masih terus berlangsung. Tidak setiap lokasi memiliki jaringan sinyal yang bagus sehingga masih diperlukan waktu agar hasil input datanya bisa masuk ke dalam SIMKES meski pemeriksaan skriningnya telah ditutup.

Pada waktu lapak pemeriksaan di Pendopo Kabupaten berakhir sekitar pukul 13.12 WIB, statistik input data telah memperlihatkan 31.055 orang, dan ini diperkirakan masih akan bertambah lagi. Hasil pastinya akan diumumkan oleh perwakilan Rekor MURI pada puncak peringatan HKN Ke-59 yang akan dilangsungkan di UMM Dome pada Sabtu (18/11). *** [161123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 13 Oktober 2023

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM di Kabupaten Malang

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM Kabupaten Malang di Ruang Pertemuan Anusapati Lt. 2 Gedung C Pemkab Malang

Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Malang sempat meralat jam pelaksanaan Rapat Sosialisasi dan Koordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di Kabupaten Malang, yang diadakan di Ruang Pertemuan Anusapati Lt. 2 Gedung C Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang di Jalan Merdeka Timur No. 3 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Sedianya Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM yang bersifat lintas sektor itu diadakan di pagi hari, namun karena Pj. Sekretaris Daerah ada kegiatan yang penting di pagi hari maka akhirnya diubah jam pelaksanaannya menjadi siang hari.

Panitia penyelenggara Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa, yang terdiri dari Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, dan Wildan Adi Yatma, S.Psi yang dibantu Candra Hernawan, S.Kom untuk mengoperasikan komputer.

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM ini sebagai salah satu bentuk menindaklanjuti Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/874/KEP/35.07.013/2022 tentang Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kabupaten Malang.

Sesuai Keputusan Bupati tersebut, tugas TPJKM adalah merumuskan kebijakan upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; menentukan mekanisme koordinasi dan kebijakan operasional upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; menyusun program kerja upaya kesehatan jiwa masayarakat di Kabupaten Malang; melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kerja upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas TPKJM kepada Bupati Malang melalui Sekretaris Daerah.

Dalam sambutan dan sekaligus arahannya, Pj. Sekretaris Daerah Dr. Nurman Ramdansyah, S.H., M.Hum mengatakan bahwa dengan terbentuknya TPKJM dari lintas sektor itu, Tim perlu bersilaturahmi dan berkoordinasi agar supaya menghasilkan soliditas sehingga bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Perlu diketahui, TPKJM terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dinkes, Kepolisian Resor Malang, KODIM 0818, Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Satuap Polisi Pamong Praja, RSUD Kanjuruhan, RSUD Lawang, Kementerian Agama, BPJS Kesehatan, Bagian Hukum Sekretariat Daerah, Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Malang Raya, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan juga menghadirkan RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.

“Semua harus tahu tugasnya. Kata kuncinya dalam TPKJM adalah komunikasi seperti dalam pertemuan ini,” jelas Dr. Nurman Ramdansyah kepada seluruh yang hadir dalam Ruang Pertemuan Anusapati tersebut. “Kita harus berorientasi pada hasil bukan seremoni.”

Kemudian Dr. Nurman yang didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Rachmat Hardijono dan Kepala Dinkes drg. Wiyanto Wijono, M.M.Kes, juga langsung memberikan arahan berdasarkan pointer yang telah dibuat oleh Dinkes Kabupaten Malang.

Pointer-pointer tersebut antara lain adanya kenaikan jumlah kasus pasien gangguan jiwa dari tahun 2022 hingga September 2023. Dari 4.279 di tahun 2022 menjadi 4.606 sampai September 2023. Lima kecamatan dengan jumlah pasien gangguan terbanyak meliputi: Bantur (285 pasien), Kepanjen (229 pasien), Bululawang (208 pasien), Pakisaji (190 pasien) dan Lawang 186 pasien.

Ketersediaan Posyandu Jiwa, masih ada 13 kecamatan di Kabupaten Malang yang belum memilikinya. Kemudian terdapat 22 penyandang gangguan jiwa yang belum memiliki NIK dan 84 orang yang tidak mempunyai JKN.

Beberapa dukungan yang diperlukan dari lintas sektor dalam penanganan kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang itu di antaranya pembuatan NIK dan e-KTP untuk 22 orang dan pembuatan JKN 84 orang.

Lalu, pemasaran produk hasil karya pasien penyandang gangguan jiwa di Posyandu Jiwa, pelatihan keterampilan kerja bagi pasien penyandang gangguan jiwa yang sudah membaik atau kooperatif, perlunya dukungan donor agency/CSR untuk pengembangan Posyandu Jiwa, dibutuhkannya ketersediaan ruang rawat inap di RSUD Kanjuruhan dan RSUD Lawang, diperlukan dukungan lintas profesi bidang kesehatan, seperti Persatuan Dokter Spesialis Jiwa, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Perawat Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, dan Ikatan Bidan Indonesia, serta dukungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk memperkuat eksistensi Posyandu Jiwa.

Pointer-pointer yang telah disampaikan oleh Pj. Sekretaris Daerah itu, hampir setengahnya bisa dirampungkan dalam arahannya. Kemudian sisanya menjadi bahan diskusi setelah Pj. Sekretaris Daerah dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat meninggalkan Ruang Pertemuan Anusapati karena harus menghadiri rapat di Kepanjen.

Usai pemberian materi dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang, acara pun digunakan untuk diskusi dan sekaligus pembuatan berita acara yang dipandu langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes.

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM berakhir pada pukul 15.53 WIB dengan banyak muatan dalam berita acara hasil diskusi, dan sekaligus menjadi pekerjaan TPKJM yang akan selalu dipantau oleh Pj. Sekretaris Desa. *** [121023]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Maret 2023

Puskesmas Ardimulyo Laksanakan Pertemuan Lintas Sektor Bidang Kesehatan Tahun 2023

Sehari menjelang awal shalat Tarawih, Puskesmas Ardimulyo melaksanakan pertemuan lintas sektor bidang kesehatan tahun 2023 di Ruang Rapat Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Raya Ardimulyo No. 2 Dusun Songsong RT 01 RW 02 Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Selasa (21/03).

Pertemuan ini dihadiri oleh Muspika Kecamatan Singosari (Camat, Danramil, dan Kapolsek), Korwil Dikbud, KUA Kecamatan Singosari, BKKBN Kecamatan Singosari, HIMPAUDI, kader, dan 7 Kepala Desa (Ardimulyo, Toyomarto, Randuagung, Tamanharjo, Baturetno, Dengkol, Wonorejo) dan 1 Kelurahan (Losari).

Selain itu, tampak hadir pula Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama salah seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama di akhir acara

Acara ini dimulai pada pukul 08.51 WIB diawali dengan ucapan salam dari Master of Ceremony (MC) Diyah Mulia Handayani, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Tamanharjo. Kemudian diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Dina Kartikasari, A.Md.Keb, bidan Desa Tamanharjo.

Sehabis menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengucapkan selamat datang kepada semua peserta pertemuan lintas sektor ini, dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipandu MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Selesai itu, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Singosari Agus Nur Aji, S.Sos, M.AP. Dalam sambutannya, Camat Singosari menginformasikan 3 masalah yang menjadi perhatian selama ini, yaitu stunting, Universal Health Coverage (UHC), dan pernikahan dini.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalkan stunting di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo dari lintas sektor. Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sudah berusaha untuk mewujudkan UHC dengan mengcover pembiayaan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Orang yang tidak mampu, termasuk lansia dan ODGJ dibuatkan KTP untuk menguruskan jaminan kesehatan.

Sambutan Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari

Sementara itu, terkait pernikahan dini, Camat Singosari juga merasa heran. “Singosari rangking pertama dalam pernikahan dini. Kita ini kota tapi pernikahan dini banyak,” terangnnya.

Sambutan berikutnya berasal dari Kapolsek Singosari Kompol Ahmad Robial, S.E., S.IK. Pada kesempatan itu, Kapolsek menyoroti perihal stunting, inflasi dan kamtibmas menjelang lebaran yang biasanya muncul.

Terkait stunting, Kapolsek akan membantu Puskesmas Ardimulyo lewat Bhabinkamtibmas untuk memberikan penyuluhan. Karena stunting itu tidak hanya masalah ekonomi saja tapi berhubungan dengan adanya faktor lain, seperti pernikahan dini. “Kurang pedulinya orangtua, lebih fokus ke medsos,” kata Kapolsek.

Selain itu, Kapolsek juga mewanti-wanti akan adanya lonjakan kenaikan harga maupun kamtibmas menjelang lebaran. Jajaran Polsek Singosari ingin berusahan merubah image menjelang lebaran dengan menyebar personilnya agar kamtibmas terjaga.

Suasana Ruang Rapat Puskesmas Ardimulyo Lantai 2 dalam pertemuan lintas sektor

Pukul 09.33 WIB, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Danramil Singosari Kapten CHB Bambang Widodo. Dalam sambutannya, Danramil Singosari berusaha akan membantu apa yang telah dibahas dalam pertemuan lintas sektor ini.

Jajaran Koramil Singosari juga sudah dihimbau oleh pemerintah untuk menjadi bapak asuh bagi anak yang berkategori stunting, dan menugaskan Babinsa juga untuk turut membantu memberikan penyuluhan kepada warga di kala tugas di desa untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai stunting.

Usai sambutan Danramil, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ardimulyo dr. Julia Rosana. Pada kesempatan itu, Kapus dr. Julia mengucapkan terima kasih ata kehadirannya dalam pertemuan lintas sektor di Puskesmas Ardimulyo, karena hal ini merupakan wujud dukungan dalam bidang kesehatan.

Selain itu, Kapus dr. Julia menyoroti sejumlah bidang kesehatan yang masih perlu bantuan lintas sektor, seperti masih banyaknya ODGJ yang tidak memiliki KTP. “Kalau tidak ada KTP, tidak bisa UHC,” jelas Kapus Ardimulyo.

Sosialisasi da advokasi SMARThealth oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selain itu, masih dijumpainya kasus ODF (Open Defecation Free). Kondisi alam di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo yang melimpah air, barangkali masyarakat yang masih senang buang hajat di sungai. Stop Buang Air Besar Sembarangan perlu dilakukan karena hal ini juga menyangkut penilaian kampung sehat.

Menanggapi sambutan Kapus dr. Julia, Camat Singosari langsung meminta semua yang hadir dalam pertemuan lintas sektor ini untuk segera membantu melaporkan agar terdaftar dan dibuatkan segera KTP untuk pengurusan BPJS.

Kemudian mengenai ODF, Camat Singosari juga heran belum adanya deklarasi ODF di wilayahnya. Oleh karena itu, Camat Singosari menghimbau agar segera dicanangkan deklarasi ODF. Camat meminta para kepala desa dan lurah untuk membantu tenaga kesehatan di desa dalam penyuluhan tentang ODF.

Setelah itu, acara disambung dengan penandatanganan komitmen bersama lintas sektor wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo untuk berperan aktif dalam mendukung program kesehatan pemerintah. Pada kesempatan ini, Muspika Kecamatan Singosari berkenan membubuhkan tanda tangan karena Camat Singosari segera akan meninggalkan tempat karena masih ada tugas di tempat lain.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo

Selesai penandatanganan, acara berikutnya adalah pemaparan materi Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa SMARThealth merupakan inovasi kesehatan yang dijalankan di Kabupaten Malang. Tahun ini dari 9 Puskesmas yang akan mereplikasi program SMARThealth, salah satu di antaranya ada jadwalnya Puskesmas Ardimulyo.

Oleh karena itu, Paulus Gatot menjelaskan kepada peserta pertemuan lintas sektor bahwa kehadirannya di ruang rapat ini diminta Kapus Ardimulyo dalam rangka melakukan sosialiasi dan advokasi SMARThealth.

Dalam sosialisasi dan advokasi SMARThealth ini, Paulus Gatot menerangkan apa saja peran lintas sektor yang harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2021 mengenai Posbindu SMARThealth untuk mengurangi angka kematian dalam PTM di Kabupaten Malang, seperti peran Dinkes, Puskesmas hingga Desa atau Kelurahan.

AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo

Sehabis sosialisasi dan advokasi SMARThealth, masih ada dua acara lagi yaitu Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo disampiakan oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo, Titin Solekah, S.Tr.Keb., dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo Rini Idawati, S.Tr. Keb.

Selesai dua presentasi ini, dilantukan dengan closing statement dari Kapus Ardimulyo dan kemudian ditutup dengan doa dari KUA Kecamatan Singosari.

Lalu, diteruskan dengan penandatangan komitmen bersama yang telah diawali oleh Muspika tadi oleh peserta pertemuan lintas sektor bidang kesehatan di Puskesmas Ardimulyo, dan diakhiri dengan foto bersama. *** [210323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 16 Maret 2023

Dispora Libatkan Dinkes Dalam Seleksi Anggota Paskibraka Kabupaten Malang Tahun 2023

Dalam perjalanan menuju ke Puskesmas Ngajum untuk menjadi narasumber dalam advokasi dan sosialisasi SMARThealth di lokakarya mini lintas sektor, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM menyempatkan diri berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, pada Rabu (15/03).

Kunjungan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa itu dalam rangka melihat proses seleksi anggota Paskibraka yang diadakan di Hall Stadion Kanjuruhan. Kebetulan empat stafnya, yang terdiri dari Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, Kristina Dewi, A.Md.Keb, Wildan Adi Yatma, S.Psi, dan Imam Ghozali, S.Kep.Ners, menjadi juri seleksi anggota Paskibraka dalam bidang kesehatannya.

Penilaian fisik calon Paskibraka Kabupaten Malang Tahun 2023 di depan Pintu Utama Stadion Kanjuruhan Kepanjen

Seleksi anggota Paskibraka Kabupaten Malang memiliki sejumlah indikator yang harus dinilai, seperti kesehatan, parade, PBB (Pasukan Baris Berbaris), dan fisik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang menggandeng sejumlah instansi lainnya dalam seleksi tersebut. Ada Dinkes, Kodim 0818 maupun mantan pasukan Paskibraka Kabupaten Malang tahun-tahun sebelumnya.

Keterlibatan Dinkes dalam seleksi anggota Paskibraka ini oleh Dispora untuk menjadi juri kesehatan dalam proses seleksi tersebut. Mereka akan melakukan skrining dasar dan melakukan verifikasi dari Surat Keterangan Sehat yang dibawa para calon Paskibraka tersebut.

Menurut Dra. Rochma Atin, salah seorang staf Dispora yang menjadi panitia seleksi ini, mengatakan bahwa semula seleksi ini menerima lamaran sejumlah 700-an siswa dari berbagai SMA atau yang sederajat se-Kabupaten Malang.

Sebelum penilaian fisik, terlebih dahulu calon Paskibraka akan diperiksa kesehatannya. Dalam memasuki ruang pemeriksaan, mereka bebraris secara tertib

Kemudian pada seleksi awal menyangkut adiminstrasi, pelamar mengerucut menjadi 150 laki-laki dan 125 perempuan yang ikut seleksi berikutnya di Hall Stadion Kanjuruhan ini. Mereka akan dinilai dengan 4 indikator: kesehatan, parade, PBB, dan fisik (push up dan sit up).

Dalam pemeriksaan kesehatan itu dibagi dua. Pemeriksaan untuk calon Paskibraka laki-laki menempati ruang ganti Tim B (Dressing Room B), dan pemeriksaan bagi calon Paskibraka perempuan menempati holding room VVIP.

Mereka akan dipanggil secara berkelompok hingga 10 orang. Mereka akan dipandu oleh mantan Paskibraka tahun sebelumnya untuk masuk ke dalam masing-masing ruang pemeriksaan tersebut. Mereka harus mempelihatkan baris-berbaris dalam menuju ruangan tersebut.

Suasana ruang pemeriksaan kesehatan pria

Dua staf Dinkes perempuan akan melakukan skrining kesehatan terhadap calon Paskibraka perempuan, sementara itu dua staf Dinkes laki-laki akan memeriksa kesehatan bagi calon Paskribaka laki-laki.

Hasil pemeriksaannya akan dimasukkan dalam lembar form penilaian. Kemudian mereka akan lanjut ke parade, PBB, dan fisik. Semua hasilnya juga akan dicatat dalam form tersebut oleh petugas yang menjadi juri.

Setelah rangkaian empat penilaian indikator calon Paskibraka, lembarnya akan diserahkan kepada petugas input data yang berada di sisi paling timur dari Hall Stadion Kanjuruhan sejurus pintu utama masuk stadion tersebut.

Suasana pemeriksaan kesehatan putri

Hasil input data dari beberapa juri itu nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi Dispora ditambah dengan persyaratan lainnya dalam menentukan siapa saja yang nantinya bakal terpilih menjadi Paskibraka Kabupaten Malang Tahun 2023.

Sekitar 26 menit, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes yang didampingi Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) itu melihat prosesi seleksi anggota Paskibraka Kabupaten Malang, yang akan digunakan untuk peringatan HUT Kemerdekaan RI Tahun 2023. *** [160323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 21 Desember 2022

8 Desa Di Lereng Selatan Gunung Kawi Ikuti Pelatihan Kader SMARThealth di Puskesmas Wonosari

Selang dua hari pertemuan advokasi SMARThealth dihadapan kepala desa se-Kecamatan Wonosari, Puskesmas Wonosari melanjutkan dengan pelatihan kader SMARThealth yang diikuti oleh 8 desa yang berada di wilayah Kecamatan Wonosari, atau di wilayah kerja Puskesmas Wonosari, pada Rabu (21/12/2022).

Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Wonosari, pelatihan kader SMARThealth dihadiri oleh kader kesehatan dari 8 desa, yaitu Wonosari, Kebobang, Plaosan, Plandi, Kluwut, Bangelan, Sumbertempur, dan Sumberdem.

Setiap desa mengirimkan 5 kader kesehatan untuk dilatih menjadi kader SMARThealth. Selain itu, Puskesmas Wonosari yang punya motto Tela Kawi (Teliti Aman Kompeten berWawasan & berIntegritas) ini juga menghadirkan perawat desanya untuk mendampingi kader dalam pelatihan tersebut.

Peserta pelatihan kader SMARThealth berpose bersama di lobby lantai 2 Puskesmas Wonosari

Acara pelatihan ini dimulai setelah rombongan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang memasuki Ruang Pertemuan pada pukul 09.00 WIB. Rombongan Dinkes tersebut berasal dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), yang terdiri atas Nur Ani Sahara, S,Kep.Ners, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, Kristina Dewi, A.Md.Keb, Candra Hernawan, S.Kom, Ulinati, S.IP, dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Master of Ceremony (MC) Ririn Khasanah, S.Kep.Ners, perawat Desa Kebobang, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta pelatihan, dan terus dilanjutkan membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, acara diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Ria Candra Puspita, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Sumberdem, dengan hitungan birama 4/4.

Selesai menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengajak kepada seluruh peserta pelatihan kader SMARThealth untuk berdoa sejenak menurut agamanya masing-masing, agar supaya kegiatan ini bisa berjalan lancar.

Sambutan Kepala Puskesmas Wonosari

Pukul 09.12 WIB acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) dr. Yusliha Dinia. Dalam sambutannya, Kapus mengatakan bahwa tujuan para kader diundang dalam pelatihan ini adalah dalam rangka penanganan masalah penyakit tidak menular (PTM).

Fokusnya kepada pembunuh nomor 1, yaitu penyakit kardiovaskular. Menurut Kapus, berbicara masalah penyakit kardiovaskular itu tidak terlepas dari penyertanya, seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, atau gagal ginjal.

Mereka yang sakit itu umumnya dikarenakan pola hidup yang kurang sehat. Kemajuan zaman yang telah memanjakan manusia, menyebabkan mereka malas bergerak. Apa-apa serba dibantu peralatan yang serba otomatis. Pola makan yang tidak sehat juga turut andil bagi timbulnya penyakit tersebut.

“Masyarakat umumnya belum tahu batasan sehat. Mereka belum tahu pengukuran yang dikatakan sehat, seperti tekanan darah, gula darah maupun IMT,” kata Kapus dr. Yusliha kepada para kader

Peserta pelatihan menyimak materi Posbindu SMARThealth

Oleh karena itu, para kader kesehatan dihadirkan dalam pelatihan ini agar dibekali pengetahuan dalam pengukuran tersebut, dan sekaligus akan belajar melakukan skrining faktor risiko PTM dengan bantuan aplikasi eKader.

Usai memberikan sambutan, Kapus berkenan membuka pelatihan kader SMARThealth, dan kemudian waktu sepenuhnya diberikan kepada rombongan Dinkes yang akan memberikan pelatihan kepada para kader.

Namun sebelum memasuki materi pelatihan, acara diisi dengan sambutan dari Dinkes yang diwakili oleh staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners. Pada kesempatan itu, Nur Ani menerangkan bahwa dalam pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan kader kesehatan menjadi kader SMARThealth.

“Kita sudah melakukan advokasi kepada kepala desa, dan minta mengirimkan 5 kader untuk dilatih menjadi kader SMARThealth. Jadi, Anda yang dikrim ke sini ini merupakan duta desa, dan Puskesmas Wonosari merupakan yang ke-13 untuk pelatihan kader SMARThealth di tahun 2022 ini,” urai Nur Ani kepada kader dari 8 desa tersebut.

Usai memberikan sambutan, Nur Ani melanjutkan dengan memberikan materi dalam pelatihan ini. Materi yang dijelaskan kepada kader berjudul “Posbindu SMARThealth.” Diawali dengan pemutaran video tentang mewujudkan kampong cerdik sehat jantung melalui SMARThealth Sijaritung.

Instalasi aplikasi eKader dan cara melakukan input data

Terus baru masuk ke materi Posbindu SMARThealth. Nur Ani menjelaskan hal itu secara runtut, di mulai dari filosofi, impementasi hingga replikasi SMARThealth ke seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap.

Sehabis materi Nur Ani, acara diisi dengan senam peregangan ala Puskesmas Wonosari yang dipandu tayangan video dan dua perawat di depan. Peregangan ini dilakukan agar tercipta relaksasi bagi peserta pelatihan kader ini.

Pukul 10.412 WIB acara diteruskan dengan materi “Posbindu: Skrining Kesehatan Masyarakat” yang disampaikan oleh penanggung jawab PTM Puskesmas Wonosari, Sri Astutik, A.Md.Kep. Dalam materi itu, Sri Astutik memfokuskan pada penjelasan pengukuran yang akan digunakan dalam praktik pengukuran dalam skrining faktor risiko PTM, seperti IMT, tekanan darah, dan cek kadar gula darah.

Selesai materi Sri Astutik, acara langsung disambung dengan materi “Instalasi Aplikasi eKader” oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, Candra Hernawan, S.Kom. Pada kesempatan ini, Candra menjelaskan bagaimana melakukan instalasi aplikasi, dan mengoperasikan aplikasi tersebut untuk melakukan input data.

Praktik pengukuran alat kesehatan di Ruang Pertemuan Puskesmas Wonosari

Setelah memasuki pertanyaan perihal tekanan darah, kadar gula darah maupun tinggi/berat badan, para kader harus praktik melakukan pengukuran dulu, agar supaya input data dengan aplikasi eKader bisa berlanjut sampai tuntas.

Para kader kemudian melakukan praktik pengukuran kesehatan yang dipandu oleh perawat desanya masing-masing, dan didampingi oleh rombongan dari Dinkes tersebut. Rombongan Dinkes akan memantau jalannya praktik dengan alat kesehatan seperti dalam SMARThealth Kit nantinya.

Praktiknya dibagi di dua tempat karena keterbatasan kapasitas Ruang Pertemuan. Empat desa berada di Ruang Pertemuan, dan yang empat desa lagi berpraktik di lobby lantai 2 depan Ruang Pertemuan.

Hasil praktiknya sekaligus bisa diinputkan ke dalam aplikasi eKader yang tadi sempat terhenti karena kader belum melakukan pengukuran terlebih dahulu. Praktik itu memakan waktu sekitar 1 jam lebih 7 menit.

Praktik pengukuran dengan alat kesehatan di lobby lantai 2 Puskesmas Wonosari

Selesai berpraktik, perawat diajari oleh Candra untuk melihat bagaimana hasil input yang dilakukan oleh kader dapat dilihat di ePuskesmas pada saat itu juga. Selain itu, Candra juga mengajari bagian administrator ePuskesmas di Puskesmas Wonosari mengenai cara memaintenan data bridging.

Menjelang penutupan pelatihan, staf PTM Dinkes, Kristina Dewi, A.Md.Kep meminta waktu sebentar untuk menjelaskan perlakuan terhadap alat pengukuran kadar gula darah merek BeneChek yang akan digunakan kelak, seperti setiap membuka tabung (tube) strip harus segera ditutup kembali, karena kedap udara. Kemudian setiap mau menggunakan alat cek kadar gula harus memasukkan chip ke dalam alat tersebut, kalau tidak hasil pengukuran akan cenderung tinggi, dan terakhir, setiap kegiatan sebaiknya baterai di alat itu dilepas.

Acara pelatihan ini akhirnya ditutup oleh MC pada pukul 13.08 WIB dengan pantun:

Bunga mekar di perbukitan

Sawah luas di pedesaan

Terima kasih untuk perhatian

Mohon maaf untuk kesalahan. 

*** [211222]

Share:

Selasa, 13 Desember 2022

Pelatihan Kader SMARThealth Kecamatan Kalipare

Dengan memanfaatkan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), Puskesmas Kalipare mengadakan kegiatan pelatihan kader SMARThealth se-Kecamatan Kalipare di Ruang Aula Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Raya Kalipare No. 210 Dukuh Krajan RT 09 RW 04 Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (13/12/2022).

Kegiatan ini diikuti kader kesehatan yang berasal dari 9 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kalipare, yang meliputi Kalipare, Sumberpetung, Putukrejo, Tumpakrejo, Kaliasri, Kalirejo, Arjosari, Arjowilangun, dan Sukowilangun. 

Setiap desa mengirimkan 5 orang kader kesehatan untuk dilatih menjadi kader SMARThealth, dan ditambah dengan menghadirkan 1 orang tenaga kesehatan (nakes) dari 9 desa tersebut untuk mendampingi kadernya masing-masing dalam pelatihan itu.

Sambutan dan pembukaan oleh Kapus Kalipare didampingi Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Acara kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB selepas rombongan dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang memasuki Ruang Aula Puskesmas. Rombongan Dinkes tersebut terdiri dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa, Koordinator PTM, staf IT Seksi PTM dan Keswa, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa, serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Diawali dengan Master of Ceremony (MC) Eni Roihatul, A.Md.Kep, perawat Desa Putukrejo, mengucapkan selamat datang kepada hadirin, dan membacakan susunan acara yang akan dilalui dalam pelatihan ini.

Setelah itu diteruskan dengan berdoa terlebih dahulu, yang dipandu oleh MC. Kemudian menyusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS yang dipimpin oleh dirigen Ayu Candra, A.Md.Gz, seorang Nutrisionis Puskesmas Kalipare, dengan birama 4/4.

Peserta pelatihan yang diikuti 45 kader dari 9 desa di Kecamatan Kalipare

Usai menyanyikan dua lagu, acara berikutnya disambung dengan sambutan dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) tiap tahun terus meningkat. Kebijakan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kita harus memperkuat skrining.

“Kita perlu deteksi dini. Di Kalipare ada 41 ribu usia produktif, dan baru terskrining sebanyak 4%. Dari yang  terskrining itu pun masih terbatas pengobatannya. Yang tidak berobat dikawatirkan mengalami kesakitan atau kecacatan karena risiko PTM yang dihadapinya,” ujar Paulus Gatot.

Lebih lanjut, Paulus pun menambahkan, “Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan kader keehatan untuk dilatih menjadi kader SMARThealth agar bisa membantu perawat desa dalam melakukan skrining.”

Koordinator PTM Dinkes beri materi tentang Posbindu SMARThealth

Sehabis Paulus, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Kalipare Endah Pujiati, S.ST., M.Kes. Pada kesempatan itu, Kapus Endah menerangkan bahwa 45 kader dari 9 desa yang ada di Kecamatan Kalipare ini dihadirkan di sini, untuk dilatih menjadi kader SMARThealth.

“Kader SMARThealth nanti akan mampu membantu perawat desa dalam melakukan skrining PTM berbasis aplikasi eKader. Sehingga kader nantinya tidak perlu mencatat di buku lagi. Saya berharap usai pelatihan hari ini, kader sudah bisa melakukan skrining di desanya masing-masing,” jelas Kapus Endah.

Setelah memberi sambutan, Kapus Endah langsung membuka acara pelatihan ini, dan kemudian Kapus meninggalkan tempat karena masih ada tugas yang harus dikerjakan. Waktu sepenuhnya diserahkan Dinkes yang akan memberikan pelatihan tersebut.

Salah seorang perawat desa jelaskan penggunaan alat cek kadar gula darah

Materi pertama dalam pelatihan tersebut disampaikan oleh Koordinator PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners dengan judul “Posbindu SMARThealth.” Namun sebelum menginjak materi, Nur Ani terlebih dahulu memutarkan video yang bertitel “Mewujudkan Kampung Cerdik Sehat Jantung Melalui SMARThealth Sijaritung.”

Pemutaran video ini bertujuan, agar supaya kader yang mengikuti pelatihan ini mendapat gambaran mengenai apa saja yang akan dijalankan setelah pelatihan hari ini. Nur Ani berusaha mula-mula memotivasi kader sebelum ke materi.

Memasuki materi, Nur Ani berusaha mengupas tuntas apa itu Posbindu SMARThealth. Mulai dari filosofisnya hingga nantinya melakukan skrining kepada warga usia produktif yang ada di desanya masing-masing.

Staf IT Seksi PTM dan Keswa beri materi Instalasi Aplikasi eKader dan cara melakukan input data

“Kader SMARThealth menemukan indikasi hipertensi, kencing manis, kolesterol, dan membawanya ke tenaga kesehatan,” urai Nur Ani dihadapan peserta pelatihan.

Selepas materi pertama, Nur Ani meminta perawat/bidan desa yang mendampingi kadernya untuk membentuk kelompok guna melakukan praktik pengukuran kesehatan, seperti pengukuran tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah/kolesterol.

Setiap kader diharuskan menerangkan alat kesehatan (alkes) yang digunakan terlebih dahulu baru kemudian memberikan contoh dalam menggunakan alkes tersebut atau melakukan pengukuran tensi dan cek kadar gula darah/kolesterol. Setiap kader harus mencoba satu persatu, dan hasilnya nanti akan digunakan untuk praktik input data dengan aplikasi eKader setelah ini.

Asisten IT SMARThealth secara proaktif mendampingi kader yang mengalami kesulitan dalam instalasi dan input data dengan eKader

Instalasi aplikasi eKader maupun cara melakukan input data skrining diajarkan oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, Candra Hernawan, S.Kom. Kemudian kader juga harus mempraktikkannya dengan skrining hasil pengukuran mereka masing-masing dalam praktik pengukuran kesehatan sebelumnya.

Acara pelatihan kader ini selesai pada pukul 12.28 WIB dengan closing statement dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa. Dalam closing statement, Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa mengingatkan kembali kepada kader peserta pelatihan.

“Selain bisa melakukan skrining PTM terhadap warga, kader nantinya juga bisa melakukan edukasi dengan bantuan aplikasi eKader, yang intinya PTM itu banyak dipengaruhi oleh faktor gaya hidup. Sehingga pola gaya hidup harus senantiasa diperhatikan. Ojo kakehan polah,” tutup Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa. *** [131222]  

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog