Tampilkan postingan dengan label Kecamatan Tirtoyudo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kecamatan Tirtoyudo. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 April 2021

Usai Jogomulyan, Dinkes Kunjungi Desa Sumbertangkil

Usai meninjau Desa Jogomulyan selama dua jam lebih, Dinas Kesehatan (Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang) beserta Puskesmas Tirtoyudo meneruskan langkah ke arah tenggara untuk mengunjungi Desa Sumbertangkil yang juga terdampak berat gempa bumi yang berpusat di Samudera Indonesia, barat daya Kabupaten Malang.

Desa Sumbertangkil juga merupakan salah satu desa penghasil kopi yang ada di Kecamatan Tirtoyudo. Jaraknya sekitar 12 Km dari Desa Jogomulyan. Konvoi 4 mobil itu melintasi kontur tanah berlembah atau lereng berbukit dengan waktu tempuh 27 menit untuk sampai di Desa Sumbertangkil. Desa ini dikelilingi perbukitan Kendeng di bagian selatan Pulau Jawa.

 

Posko Tanggap Bencana Gempa Bumi Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo

Tiba di Balai Desa Sumbertangkil yang beralamatkan di Jalan Raya Gampingan No. 1 Dusun Gampingan RT 14 RW 04 Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada pukul 14.17 WIB.

Rombongan Dinkes diterima langsung oleh Kepala Desa Sumbertangkil Ari Joko Suyono di depan Pendopo Balai Desa. Rombongan itu terdiri atas Pemegang Program Jiwa Dinkes Jatim Dedi Supriyadi, ST, staf Dinkes Jatim dr. Sylvia Sari, Ketua Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., Sp.Kep. J., Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot, Kusharyanto, SKM, Koordinator Program Keswa dan Napza Dinkes Kabupaten Malang Gatot Sujono, S.St. M.Pd., Kepala Puskesmas Tirtoyudo drg. Ivan Drie beserta stafnya, Mahasiwa S2 Keperawatan Jiwa FKUB dan Institut Teknologi, Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen serta Tim SMARThealth UB.


Rombongan Dinkes diterima Kepala Desa Sumbertangkil di depan Pendopo Balai Desa

Terlihat kesibukan relawan di pendopo tersebut yang sedang menyelenggarakan dapur umum untuk melayani korban terdampak gempa yang mengalami kerusakan tempat tinggalnya. Mobil Isuzu Elf 125 PS Turbo Diesel warna biru tua berplat nomor B 9215 PQV menjadi tempat aktivitas masak memasak Dapur Umum Lapangan Kementerian Sosial (Kemensos) terpakir di halaman depan Balai Desa.

Para relawan bahu-membahu. Ada yang mengangkat bahan makanan secara berantai, memasak, dan menyiapkan masakan ke dalam bungkusan nasi. Di pendopo itu juga terlihat Pos Layanan Dukungan Psikososial dari Kemensos. Pendopo Balai Desa Sumbertangkil, pada saat kunjungan Dinkes itu menjadi Posko Tanggap Bencana Gempa Bumi di desa tersebut.


Dapur Umum Lapangan Kemensos di halaman depan Balai Desa Sumbertangkil

Dalam audiensi dengan Kepala Desa Sumbertangkil, Dinkes mengutarakan keinginannya untuk mendengar dampak gempa di Desa Sumbertangkil. Selain itu, Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim juga menginformasikan kepada Kepala Desa bahwa Tim Teknis akan membantu memberikan layanan kesehatan khususnya yang menyangkut penanganan masalah kesehatan jiwanya.

Tim Teknis berencana melakukan mapping dan skrining terhadap warga di Desa Sumbertangkil dengan menggunakan instrumen Self-Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29). SRQ-29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/ganggunan jiwa. SRQ-29 berisi 29 pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu kejiwaan seseorang.


Aktivitas relawan di Pendopo Balai Desa Sumbertangkil

Tim Teknis akan melakukan skrining kesehatan jiwa dari rumah ke rumah dan di tempat pengungsian. Selain itu juga dilakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial kepada penyintas gempa bumi secara langsung.

Oleh karena itu, Tim Teknis perlu menyambangi Desa Sumbertangkil terlebih dahulu agar supaya nanti Tim Teknis bisa menghitung berapa orang relawannya yang akan diterjunkan dan berapa lama mereka akan tinggal di desa ini dalam melakukan mapping dan skrining tersebut.


Balai Desa Sumbertangkil untuk Posko Tanggap Bencana Gempa Bumi di Desa Sumbertangkil

Menurut rekapitulasi kerusakan yang dibawa perawat Rafika Dewi Eko Putri, A.Md.Kep., dan bidan Rini Saraswati, S.Tr. Keb dari Ponkesdes Sumbertangkil, tercatat ada 99 unit rumah rusak berat, 126 unit rumah rusak sedang, dan 125 unit rumah rusak ringan di Desa Sumbertangkil. Tidak ada korban jiwa di Desa Sumbertangkil, dan cuma terlapor 1 orang mengalami luka ringan. Awalnya di desa ini juga didirikan tenda untuk pengungsian namun warga lebih memilih membuat tenda sendiri di halaman rumah masing-masing.

Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan Dinkes dan Puskesmas Tirtoyudo berpamitan kepada Kepala Desa Sumbertangkil untuk kembali ke Kepanjen dan Surabaya. *** [140421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 16 April 2021

Jogomulyan, Desa Terdampak Parah Gempa di Kecamatan Tirtoyudo

Desa Jogomulyan merupakan salah satu desa penghasil kopi yang ada di Kecamatan Tirtoyudo. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) pernah berkunjung ke desa ini setahun yang lalu sebanyak dua kali dalam rangka pilot test Discrete Choice Experiment for Kaders, yaitu Rabu (15/01/2020), dan Senin (20/01/2020).

Hari Rabu (14/04/2021) ini, Tim SMARThealth UB berkesempatan menyambangi Desa Jogomulyan lagi. Kali ini Tim SMARThealth UB ikut dalam rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dengan Dinkes Provinsi Jawa Timur melalui Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim.


Posko Pengungsian Desa Jogomulyan di Lapangan Jogomulyan

Kunjungan lapangan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui kejadian yang diakibatkan oleh gempa yang berpusat di Samudera Indonesia, 90 Km barat daya Kabupaten Malang pada koordinat 8,95 LS dan 112. 48 BT di kedalaman 25 Km. Setelah itu, Tim Teknis akan melaksanakan survey lapangan untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa para pengungsi, baik yang tinggal di tenda pengungsian maupun yang mengungsi pada keluarga/kerabat.

Sebelum melakukan kunjungan lapangan, Dinkes melakukan koordinasi dengan Puskesmas Tirtoyudo. Di Puskesmas Tirtoyudo, Dinkes (Provinsi Jatim dan Kabupaten Malang) mendapat penjelasan terlebih dahulu dari Kepala Puskesmas (Kapus) Tirtoyudo, drg. Ivan Drie perihal gambaran gempa bumi di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo.


Audiensi dengan Kades Jogomulyan

Setelah itu, Kapus Tirtoyudo mendampingi Dinkes berkeliling ke desa-desa yang terdampak berat gempa Malang tersebut. Desa pertama yang dikunjungi adalah Desa Jogomulyan dengan pertimbangan desa itu merupakan desa terdampak parah yang diakibatkan gempa di Kecamatan Tirtoyudo.

Tiba di Balai Desa Jogomulyan pada pukul 11.13 WIB. Rombongan Dinkes diterima langsung oleh Kepala Desa (Kades) Jogomulyan Maderah Nur Wibowo di tenda besar berwarna hijau tua yang didirikan di halaman depan Balai Desa oleh PMI Kabupaten Malang, tepat di depan Pendopo Balai Desa yang mengalami kerusakan akibat guncangan gempa.


Ponkesdes dan Balai Desa Jogomulyan mengalami kerusakan

Sebagai pembuka kata, Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM memperkenalkan diri rombongan Dinkes, dan mengutarakan maksud serta tujuan ke desa ini. Kemudian disusul dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Pemegang Program Jiwa Dinkes Jatim Dedi Supriyadi, ST dan diteruskan dengan sejumlah pertanyaan oleh Ketua Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim, Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., Sp.Kep. J.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Kades Jogomulyan tersebut umumnya berkisar ingin mengetahui kondisi daerah terdampak di desa ini, dan kemudian mereka juga menyampaikan kepada Kades Jogomulyan perihal rencana tindak lanjut upaya pendampingan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) terhadap warga yang terdampak serta melakukan skrining kesehatan mental di desa tersebut dengan menggunakan instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29).


Rumah penduduk alami kerusakan berat

Pada hari kunjungan ini, tercatat ada 19 fasilitas publik mengalami kerusakan. Fasilitas publik itu berupa masjid, mushola, sekolah, dan Balai Desa Jogomulyan. Di semua dusun yang ada di Desa Jogomulyan melaporkan ada kerusakan fasilitas publik.

Sementara mengenai kerusakan bangunan rumah di Desa Jogomulyan, tercatar 141 unit rumah rusak berat, 200 rusak sedang dan 17 rusak ringan. Dilaporkan pula 3 orang mengalami luka berat, 3 orang menderita luka sedang, dan yang luka ringan belum terekap semua.


Skrining menggunakan SRQ-29

Usai audiensi dengan Kades Jogomulyan, rombongan Dinkes kemudian menyebar untuk menjumpai warga yang terdampak gempa Malang. Rombongan itu lalu dipencar dengan didampingi dari tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut, baik dari Puskesmas Tirtoyudo maupun dari Ponkesdes Jogomulyan.

Rombongan itu dipandu berkeliling di Dusun Sumber Manggis yang jaraknya berdekatan dengan Balai Desa. Mahasiswa S2 Keperawatan Jiwa FKUB dan Institut Teknologi, Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen yang diajak Tim Teknis melakukan skrining kesehatan mental dengan menggunakan SRQ-29 ke sejumlah rumah. Sedangkan Dr. Heni dengan asistennya Ns. Alfunnafi’ Fahrul Rizzal, M.Kep. Sp.Kep.J berjalan ke Posko Pengungsian yang ada di lapangan Jogomulyan. Posko itu berupa tenda besar berwarna biru yang didirikan BNPB untuk menampung beberapa keluarga. Rumah mereka mengalami rusak berat yang lokasinya berada di seberang jalan dari tenda tersebut.


Posko Komando Bencana Desa Jogomulyan

Tampak mendampingi Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim itu adalah perawat Desa Jogomulyan Number Eva, A.Md.Kep, staf Dinkes Jatim dr. Sylvia Sari, dan Tim SMARThealth UB.

Di dalam tenda itu, Tim Teknis melakukan upaya intervensi dengan terapi psikososial terstruktur berupa latihan tarik napas dalam, latihan hipnosis 5 jari, dan latihan relaksasi otot progresif. Upaya intervensi ini memakan waktu selama satu jam.


Latihan Relaksasi Otot Progresif

Setelah itu, penghuni tenda yang dewasa diskrining kesehatan mentalnya dengan menggunakan instrumen SRQ-29. Bagi yang bisa membaca, Tim Teknis akan memberikan kuesionernya beserta bolpoin untuk mengisi sendiri. Sedangkan bagi yang tidak bisa membaca Ns. Alfunnafi’ Fahrul Rizzal dan perawat Number Eva, A.Md.Kep berusaha mewawancarai dengan kuesioner tersebut.

Setelah itu, rombongan Dinkes kembali ke tenda Posko Komando yang ada di Balai Desa. Mereka berdiskusi sebentar sebelum melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi Desa Sumbertangkil yang berada di sebelah selatan desa ini. Rombongan Dinkes berpamitan, dan meninggalkan Balai Desa Jogomulyan pada pukul 13.40 WIB. *** [140421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 15 April 2021

Dinas Kesehatan Kunjungi Kecamatan Tirtoyudo Pascagempa

Empat hari setelah kejadian gempa yang menguncang Kabupaten Malang, rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim) melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Tirtoyudo yang terdampak gempa tersebut. Kunjungan itu merupakan kunjungan dari Pemegang Program Jiwa Dinkes Jatim bersama Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim, pada Rabu (14/04/2021).

Berangkat dari Kantor Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 08.40 WIB. Rombongan yang terdiri dari Dinkes Jatim dan Dinkes Kabupaten Malang ini menggunakan 3 mobil. Dua mobil berplat nomor L dan satu mobil berplat nomor S. Dari ketiga mobil itu, Tim SMARThealth UB ikut dalam mobil yang ditumpangi rombongan Dinkes Kabupaten Malang, yang terdiri atas Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Koordinator Kesehatan Jiwa dan Napza Gatot Sujono, S.St., M.Pd, dan Pemegang Program Kesehatan Jiwa dan Napza Wildan Adi Yatma, S.Psi., serta staf Dinkes Jatim dr. Sylvia Sari.


Foto bersama rombongan Dinkes Jatim, Dinkes Kabupaten Malang dan Puskesmas Tirtoyudo

Tiba di Puskesmas Tirtoyudo pada pukul 09.57 WIB dan disambut langsung oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Tirtoyudo, drg. Ivan Drie, di Ruang Pertemuan Puskesmas Tirtoyudo yang berada di lantai 2. Di Ruang Pertemuan itu diadakan pertemuan terlebih dahulu sebelum rombongan Dinkes Jatim, Dinkes Kabupaten Malang dan Puskesmas Tirtoyudo turun ke desa yang terdampak gempa.

Dalam pertemuan itu, rombongan dari Dinkes Jatim dan Dinkes Kabupaten Malang mendengarkan ceritera kejadian gempa di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo. Menurut Kapus Tirtoyudo, kerusakan bangunan sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo ada 2 buah. Di Puskesmas Pembantu (Pustu) Tlogosari mengalami rusak sedang, genteng ambrol dan plafon jebol. Begitu juga dengan Polindes yang ada di Desa Tirtoyudo dengan kondisi yang lebih berat sedikit, dindingnya mengalami retak-retak.

Selain kerusakan bangunan sarana kesehatan, tak terhindarkan pula kerusakan terhadap bangunan rumah milik warga. Tercatat kerusakan akibat gempa di Kecamatan Tirtoyudo ini lebih banyak jumlahnya dari kerusakan yang sama di Kecamatan Ampelgading. Di Ampelgading yang rusak ada 1.650 rumah, sedangkan di Kecamatan Tirtoyudo terdapat 2.023 rumah rusak.


Pertemuan Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim dengan Puskesmas Tirtoyudo

Sedangkan jumlah korban luka berat di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo ada 3 orang. Dari 3 korban luka berat itu, 1 orang akhirnya meninggal dunia kemarin setelah sempat dioperasi di RSUD Kanjuruhan dan sempat stabil. Namun ternyata sorenya korban tersebut meninggal dunia. Sementara itu, kasus korban luka ringan di Tirtoyudo ada 16 orang.

Kemudian Kapus Tirtoyudo juga melaporkan bahwa dari hasil pertemuan dengan Muspika Kecamatan bersama Bupati pada Senin (12/04/2021) juga mendapati bahwa masyarakat yang terdampak bencana gempa umumnya lebih memilih tinggal di depan rumahnya. Mereka memilih tidak tinggal di tempat pengungsian yang disediakan, karena dengan tinggal di tenda di depan rumahnya, mereka bisa sekalian menjaga barang-barang miliknya yang ada di rumah tersebut.

Setelah pemaparan kejadian bencana gempa oleh Kapus Tirtoyudo, Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim yang diketuai oleh Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep. J. mencoba menanyakan hal-hal yang terkait dengan penanganan masalah kesehatan jiwa di daerah terdampak bencana gempa.


Ruang Pertemuan Puskesmas Tirtoyudo

Dr. Heni, yang juga merupakan staf pengajar pada Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) ini, ingin mengetahui penanganan masalah kesehatan jiwa di Kecamatan Tirtoyudo setelah lima hari kejadian gempa tersebut. Dr. Heni yakin setelah kejadian gempa itu pasti sudah banyak kegiatan yang dilakukan di daerah bencana oleh para relawan. Hanya saja apakah penanganan kesehatan jiwa sudah terkover di sana.

Oleh karena itu, Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim menyampaikan kepada Kapus Tirtoyudo ingin melakukan mapping penanganan masalah kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo. Hal ini untuk melihat kenyataannya seperti apa di lapangan, seperti obat ODGJ apa termonitor dengan baik, dan melakukan skrining kesehatan mental dengan menggunakan Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) yang akan dilakukan relawan dari mahasiswa keperawatan dari FKUB maupun Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan (ITSK) RS. Dr. Soepraoen Malang.

Menurut Dr. Heni, Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa sudah tidak menggunakan istilah trauma healing lagi tetapi akan menggunakan istilah dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS). Istilah DKJPS digunakan dalam Panduan Inter Agency Standing Committe (IASC) untuk DKJPS dalam Situasi Kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/atau mencegah atau menangani kondisi kesehatan jiwa.

Setelah turun lapangan nanti, Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim akan mengetahui kluster kesehatan jiwa yang ada di daerah terdampak bencana tersebut. Kemudian Tim Teknis akan berkoordinasi dengan Puskesmas Tirtoyudo perihal berapa jumlah orang relawan yang akan turun di sini dan berapa lama mereka akan bertugas di sini.

Dr. Heni juga berharap kepada Kapus Tirtoyudo bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana bisa terlaporkan ke Puskesmas selaku pusat pengendalian kesehatan yang ada di kecamatan.

Kemudian di penghujung pertemuan, Pemegang Program Jiwa Dinkes Jatim Dedi Supriyadi, ST menanyakan kepada Kapus Tirtoyudo tentang daerah yang terdampak bencana gempa bumi di Kecamatan Tirtoyudo. Oleh Kapus Tirtoyudo dilaporkan bahwa dari 13 desa yang ada di Kecamatan Tirtoyudo terdampak semua. Hanya saja yang masuk kategori terdampak berat/parah ada 4 desa, yaitu Jogomulyan, Sumbertangkil, Kepatihan, dan Tlogosari.

Pertemuan di Puskesmas Tirtoyudo ini selesai pada pukul 10.39 WIB, dan kemudian acara dilanjutkan dengan kunjungan ke daerah terdampak gempa yang cukup parah. Ada dua desa yang diagendakan dikunjungi oleh rombongan Dinkes Jatim, Dinkes Kabupaten Malang, dan Puskesmas Tirtoyudo tersebut, yaitu Desa Jogomulyan dan Desa Sumbertangkil. *** [140421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog