Tampilkan postingan dengan label Digital Health Development. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Digital Health Development. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Oktober 2024

Overview CEI, Digital Health, NAFAS dan RCS di Indonesia in-Country Meeting

Indonesia in-Country Meeting (ICM) di hari kedua, Selasa (01/10), yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) diagendakan membahas overview Community Engagement and Involvement (CEI), digital health, NAFAS, dan research capacity strengthening (RCS).

Bertempat di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang yang beralamatkan di Jalan Tugu No. 3 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ICM ini dihadiri oleh Tim Peneliti NIHR Universitas Brawijaya (UB) dan koleganya dari luar negeri, seperti University of Manchester, Imperial College London (ICL), The George Institute for Global Health, India, and The George Institute for Global Health, Australia.

Acara ICM di hari kedua ini dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Meutia Fildzah Shafina, SKM, MPH, mengawali ucapan selamat datang dan have a sit bagi peserta ICM yang telah hadir dalam ballroom tersebut.

Peserta ICM hari kedua (01/10)

Begitu perserta ICM duduk, MC membacakan susunan acara yang diagendakan pada hari kedua pertemuan ICM. Setelahnya, waktu diserahkan kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang biasa akrab dengan CEI.

Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D, Koordinator Tim CEI yang juga seorang Direktur Yayasan Percik Salatiga (Percik) dan juga seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) dalam Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat itu, memulai dengan CEI Overview terlebih dahulu dihadapan peserta ICM. Pada kesempatan itu, Dr. Haryani menguraikan latar belakang CEI, setting context, tingkatan kontinum CEI, pendektan multi-tingkat – inti CEI bagi pusat, Public Advosory Board (PAB), kemajuan kegiatan CEI Indonesia, identitas kelompok advisory di kecamatan, gelaran metode partisipatif untuk mengurangi polusi udara dari pembakaran sampah, pemberdayaan, tantangan dan rencana ke depan.

Dalam CEI, jelas Dr. Haryani, penelitian partisipatif ini menggunakan photovoice dan circle conversation. “Tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga memberdayakan,” urai Dr. Haryani. Dan memberdayakan itu harus dilandasi dengan “a feeling of belonging.”

Kader yang akan bertestimoni dalam photovoice dan warga yang akan bertestimoni dalam circle conversation

Usai overview CEI dari Dr. Haryani, presentasi dilanjutkan oleh Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Damar Waskito, S.Kom., M.Si dengan materi “Door Knocking and Photovoice Activities.” Dalam presentasinya, Damar menjelaskan tujuan dari door knocking dan coffee meeting dalam sebuah penelitian.

Di tengah-tengahnya juga dipaparkan mengenani photovoice yang telah dijalankan di beberapa desa yang menjadi enumeration area dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC, dan kemudian mempersilakan kepada penulis storytelling terbaik yang dihadirkan dalam ICM untuk menceritakan tulisannya yang telah dibuatnya dengan bertutur lewat foto.

Storyteller pertama adalah Yeni Mariana, seorang kader Krebet Senggrong, menampilkan kisah dari hasil mengikuti photovoice dengan judul “ Bakar sampah rame-rame atau bakar sakit rame-rame?” dan kemudian dilanjutkan dengan storyteller kedua berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Sandi Cahyadi dengan judul “Pengelolaan Sampah yang Baik Supaya Tidak Terjadi Polusi dan PTM (Penyakit Tidak Menular)”.

Overview CEI

Mereka berdua menuturkisahkan di hadapan peserta IOC dengan percaya diri, dan mendapat aplaus yang meriah dari para peserta yang hadir.

Usai paparan Damar, acara disambung dengan pemaparan dari staf peneliti dan advokasi Percik Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. dengan judul “CC Progress September 2024”. Pada kesempatan itu, Christina memperkenalkan terlebih dahulu warga dari dua desa (Pagak dan Tlogorejo) dan mereka dipersilakan bertestimoni setelah mengikuti circle conversation (CC) beberapa waktu yang lalu.

Lukman Hadi, seorang pemulung sampah, dengan percaya diri bertestimoni tentang pengelolaan sampah di Desa Tlogorejo. Kemudian Nuriyah, petani tebu asal Desa Pagak juga bertutur tentang kebiasan menangani sampah di Desa Pagak.

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang

Keduanya dengan bahasa khas mereka berani bertutur cerita mengenai pengelolaan sampah yang ada di daerahnya masing-masing, dan ini mendapatkan apresiasi dari Tim Peneliti NIHR baik dari lingkungan UB maupun luar negeri yang hadir dalam ICM.

Apa yang dipresentasikan oleh Tim CEI ini memang benar-benar mampu menampilkan “roh” dari CEI secara nyata, yakni suara-suara kecil yang termarjirnalkan hingga nyaris tak terdengar, tiba-tiba mendapatkan aplaus dan apresiasi dari peserta ICM.

Selesai CEI, acara berikutnya adalah istirahat, makan siang, dan sholat (ishoma) dan sebelum kader maupun warga yang dihadirkan tersebut meninggalkan tempat, MC memintanya untuk foto bersama dengan Tim Penelitian NIHR.

Overview Digital Health

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Tim Peneliti NIHR Theme 5: Digital Health Development, Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam presentasinya, Sabriansyah melakukan overview digital health yang telah dijalankan selama ini.

Begitu selesai, acara langsung disambung dengan pemaparan materi “Building A Cleaner & Healthier Indonesia” dari Nathan Roestandy, co-founder and CEO NAFAS. NAFAS adalah perusahaan kesehatan dan kebugaran kualitas udara, yang mengembangkan teknologi untuk membantu warga kota menghirup udara yang lebih sehat.

Pada paparan Nathan, ini muncul 8 pertanyaan yang ingin mengetahui lebih banyak kiprah NAFAS di Indonesia. Pertanyaan datang dari Sujarwoto, Nushrat Khan, Laura Downey, Asri Maharani, Maroof, dan Ahsan Syahrir.

Overview RCS

Usai presentasi NAFAS, acara berikutnya adalah pemaparan materi “Research Capacity Strengthening” dari Tim Penelitian NIHR Theme 4: RCS yang dikoordinatori oleh Dr. Holipah. Pada kesempatan itu, Dr. Holipah menjelaskan progress report dari RCS.

Selesai dari presentasi Dr. Holipah, Prof. Chris Millet dari Imperial College London (ICL) meminta penerima beasiswa NIHR memperkenalkan diri dan bertestimoni serta kemudian mereka diminta mempresentasikan progessnya.

Pukul 16.45 WIB Dr. Nushrat Khan memberikan agenda untuk esok harinya di hari ketiga menyangkut ToC for complete intentions, dan acara hari kedua ICM ini selesai pada pukul 16.49 WIB. *** [031024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog