Dini hari belum benar-benar beranjak dari gelapnya ketika suasana di Jalan Untung Suropati, RT 08 RW 03, Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, sudah terasa semarak pada Jumat (12/09).
Waktu masih menunjukkan pukul 02.30 WIB, namun di sekitar Masjid Baitul Karim, geliat kehidupan sudah terasa berbeda dari biasanya. Tak sekadar agenda religius, tetapi juga momentum pelayanan dan kepedulian sosial terpadu.
![]() |
Masjid Baitul Karim di Jalan Untung Suropati Desa Sambigede RT 08 RW 03 Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang |
Namun, yang menjadikan suasana semakin bermakna adalah hadirnya pelayanan kesehatan bagi warga, yang digagas dalam program bertajuk “Skrinshut” (Skrining Kesehatan bersama Subuh Keliling Terpadu), atau dalam bahasa yang sederhana adalah ‘Skrining dalam Suling.”
![]() |
Sambutan Bupati Malang dalam Subuh Keliling di Masjid Baitul Karim Desa Sambigede |
Kolaborasi Lintas Sektor: Dari Masjid, Menyapa Kesehatan Warga
Di balik keramaian yang biasa terdengar usai azan Subuh, rumah yang berada di sebelah utara Masjid Baitul Karim berubah menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dipimpin oleh Kepala Puskesmas Sumberpucung, drg. Rahmawati Daha, kegiatan skrining ini menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor dan lintas profesi dalam memberikan pelayanan langsung ke masyarakat.
Tim kesehatan yang terlibat bukan hanya dari internal Puskesmas. Hadir pula Klinik Muhammadiyah Sumberpucung, Klinik Rawat Inap (KRI) Ramdani Husada Jatikerto, Klinik Jantung PACCE Hasna Medika, serta dukungan dari Perkumpulan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Kabupaten Malang. Bahkan, Tim SMARThealth dari Universitas Brawijaya (UB) turut hadir dan mendokumentasikan kegiatan ini.
![]() |
Suasana skrining kesehatan bakda subuh |
Alur Pelayanan: Dari Nomor Antrean Menuju Kesadaran Kesehatan
Warga yang ingin memeriksakan diri cukup mengambil nomor antrean. Di bawah tenda panjang di halaman rumah yang difungsikan sebagai pos pelayanan, alur pemeriksaan dimulai. Meja pertama adalah tempat pendaftaran online dengan sistem SATU SEHAT. Setelah itu, mereka diarahkan ke pengukuran antropometri - berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut - oleh kader ILP berseragam oranye.
Selanjutnya, mereka diperiksa tekanan darah oleh tenaga kesehatan Puskesmas. Pemeriksaan berlanjut ke cek gula darah oleh tim dari Klinik Muhammadiyah Sumberpucung. Setelah semua data diperoleh, warga diarahkan ke meja dokter untuk konsultasi dan analisa kesehatan. Di meja itu, dokter fungsional Puskesmas Sumberpucung, dibantu nakes dari KRI Ramdani Husada.
![]() |
Pengukuran antropometri oleh kader ILP Desa Sambigede |
Bagi yang terindikasi jantung, mereka akan mendapat rujukan pemeriksaan lebih lanjut di Klinik PACCE, dan bagi yang hipertensi akan diikutkan dalam Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
Semua pelayanan ini diberikan secara gratis, dengan dukungan penuh dari tenaga medis yang jumlahnya tidak sedikit. Tercatat, 14 tenaga kesehatan dari Ponkesdes di lingkungan kerja Puskesmas Sumberpucung, termasuk bidan dan perawat dari 7 desa, 5 dokter muda UNISMA, serta 12 kader ILP dan 2 kader siaga, bekerja sejak dini hari. Koordinasi lapangan dikomandoi oleh Pj PTM Puskesmas Sumberpucung, Istitik Wahyuni, S.Kep.Ners, dibantu oleh tenaga kesehatan lokal (Ponkesdes Sambigede) seperti Bidan Istanti Puji Wahyuni, S.Tr.Keb. dan perawat Priyanto, S.Kep.Ners.
![]() |
Bupati Malang diwawancarai perawat Puskesmas Sunberpucung ketika mengunjungi stand pemeriksaan |
Deteksi Dini untuk Hidup Lebih Panjang
Menurut Bupati Malang yang hadir langsung meninjau kegiatan ini, skrining kesehatan menjadi semakin penting mengingat beban penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat tiap tahunnya. Dalam wawancara singkat bersama perawat Farida, selaku Ketua Seksi Acara Puskesmas Sumberpucung, Bupati menekankan pentingnya upaya pencegahan sejak dini.
Pelayanan skrining ini sendiri dimulai pukul 03.30 WIB dan ditutup pukul 06.22 WIB, dengan total 113 warga berhasil mendapatkan layanan. Angka yang menggambarkan antusiasme dan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.
![]() |
Bupati Malang berkenan menyalami warga yang ikut skrining kesehatan |
Lebih dari Sekadar Pemeriksaan
Di balik angka dan statistik, kegiatan “Skrining dalam Suling” membawa pesan yang lebih dalam. Ia bukan hanya soal pengobatan, tetapi tentang menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum penyakit datang. Mengutip pepatah lama, “Mencegah lebih baik daripada mengobati” (Prevention is better than cure).
Skrining rutin seperti ini memberikan ketenangan batin, karena seseorang bisa mengetahui status kesehatannya lebih awal. Ia memungkinkan deteksi dini terhadap penyakit serius yang kerap tidak menunjukkan gejala di awal, seperti jantung atau kanker. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil tindakan proaktif dan tepat waktu, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
![]() |
Suasana pemeriksaan usai kunjungan Bupati Malang di stand UPT Puskesmas Sumberpucung |
Harapan di Balik Subuh
Suling di Desa Sambigede pagi itu bukan sekadar agenda seremonial. Ia adalah bentuk nyata dari kehadiran negara - pemerintah, tenaga medis, penggiat masyarakat, dan elemen masyarakat - yang bersatu untuk memberikan manfaat langsung bagi rakyat.
Dan dari balik hiruk-pikuk pelayanan dini hari itu, tersembunyi harapan: bahwa masyarakat Desa Sambigede dan sekitarnya bisa hidup lebih sehat, lebih peduli, dan lebih siap menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Karena di balik sunyi Subuh, kesehatan tak pernah tidur. *** [120925]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo