Tampilkan postingan dengan label Kolaborasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kolaborasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Mei 2023

Kolaborasi Dengan NU-Care LAZISNU, Kader SMARThealth Desa Sepanjang Adakan Giat Posbindu PTM di Dusun Sonokembang

Dari Masjid Sabilil Mustaqim mengarah ke timur sekitar pukul 13.20 WIB, banner warna hijau bertuliskan “NU-Care LAZISNU Memberdayakan Umat Mendukung Masyarakat Sehat Yang Mandiri “ dan banner warna merah bertuliskan “Posbindu PTM Desa Sepanjang” terpasang di rumah Suhartini, salah seorang kader Posyandu Matahari (Posyandu 45), yang terletak di Jalan Sonokembang, Dusun Sonokembang RT 10 RW 04 Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Kedua banner itu sebagai penanda adanya kegiatan pemeriksaan PTM dari kolaborasi NU-Care LAZISNU Ranting Sepanjang dan kader SMARThealth serta SIMPLI bersama perawat Desa Sepanjang. 

Bertempat di teras rumah sisi selatan, kader-kader berjajar dari barat ke timur. Meja 1 diisi kader SMARThealth Usfatul Ulumiyah yang bertugas melakukan pendaftaran kepada warga yang akan ikut pemeriksaan skrining faktor risiko PTM.

Kader SMARThealth, SIMPLI dan Posyandu Lansia berpose dengan perawat Desa Sepanjang dan pengurus NU-Care LAZISNU Ranting Sepanjang

Usai didaftar, warga akan ditimbang dan diukur lingkar pinggangnya oleh kader SMARThealth Istinah, dan diteruskan dengan pengukuran tinggi badan dilakukan oleh kader Posyandu Lansia Siti Ismaini.

Setelah itu, mereka akan meneruskan ke meja yang berada di timurnya, yaitu meja 2. Di meja ini ada kader SMARThealth Masito dan Eny Yuliati yang bertugas mengukur tekanan darah. Sementara itu, di sebelah timurnya lagi ada meja 3 yang digunakan untuk mengecek kadar gula, kolesterol maupun asam urat. Terlihat ada dua kader SIMPLI yang bertugas mengecek laboratorium ringan itu, yaitu Lina Lestari dan Lilik Kusmiati.

Dari pemeriksaan meja 1 hingga meja 3 bila warga terindikasi mempunyai faktor risiko PTM tinggi maka warga akan melanjutkan konsultasi ke meja 4 yang diisi oleh perawat Desa Sepanjang, Istuning Nur Choirunisa, A.Md.Kep.

Ketua NU-Care LAZISNU Ranting Sepanjang sedang diwawancara dalam skrining oleh kader SMARThealth

Terlihat hadir dalam giat Posbindu PTM tiga pengurus NU-Care LAZISNU Ranting Sepanjang Gondanglegi, yakni Ketua Tobroni, Sekretaris Vera Dwi Wulanari, dan Bendahara Ainuzulfa. Selain itu, juga tampak hadir perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang selesai ikut dalam penyambutan kaji banding Puskesmas Teja dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan di Puskesmas Sumberpucung.

Lokasi giat Posbindu PTM ini berada di perbatasan dengan dengan Desa Sidorejo, Kecamatan Pagelaran. Jarak dari lokasi pemeriksaan yang bertempat di Posyandu Matahari ini menuju ke Puskesmas Gondanglegi sekitar 6 kilometer, sedangkan kalau menuju ke Puskesmas Pagelaran hanya berjarak sekitar 1,7 kilometer.

Sehingga dari pemantauan perwakilan Tim SMARThealth UB, banyak masyarakat di daerah ini jika ingin mengakses layanan puskesmas cenderung memilih ke Puskesmas Pagelaran. Selain dekat, tempatnya juga di jalan raya dan melewati Pasar Pagelaran.

Pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat

Dari catatan Tim SMARThealth UB, daerah ini memang jarang diselenggarakan giat Posbindu PTM. Kebanyakan diadakan di Dusun Sonokembang bagian utara di seputaran Lapangan Pidek. Daerah ini dikelilingi tanaman tebu yang cukup luas. Sehingga pemilik rumah yang menjadi tempat penyelenggaraan Posbindu PTM ini sempat mengumumkan ulang lewat microfon milik Masjid Sabilil Mustaqim yang berada di sebelah baratnya.

Selama 2,5 jam, kader kesehatan berhasil melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 21 orang dengan rincian laki-laki ada 4 orang da perempuan berjumlah 17 orang. Dari total yang hadir itu, diperkirakan yang memiliki faktor risiko hipertensi 5 orang, gula darah 1 orang, dan kolesterol 2 orang.

Dari target sasaran warga RT 09 dan RT 10 di lingkungan RW 04, kehadiran yang periksa masih tergolong sedikit. Menurut salah seorang kader yang diamini oleh pemilik rumah, sebab pada saat ini mereka banyak yang tidak datang karena sedang bekerja di sawah untuk berebut jatah air irigasi, dan yang bekerja di pabrik rook belum pulang. *** [310523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 21 September 2022

Didukung NU Care-Lazisnu, Perawat dan Kader SMARThealth Gelar Posbindu PTM Desa Kemulan

Sebagaimana cita-cita awal berdirinya NU Care-Lazisnu sebagai lembaga nirlaba milik perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa berkhidmat untuk membantu kesejahteraan umat serta mengangkat harkat sosial melalui pendayagunaan dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Sebagai upaya untuk mengimplementasikan program kesehatan, NU Care-Lazisnu senantiasa membantu dan mendukung upaya kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Menurut perawat desa Kemulan, Yanni Susanty, A.Md.Kep, sudah banyak desa-desa lain yang kerja sama dengan NU Care-Lazisnu.

Salah satunya adalah kolaborasi elok berwujud nyata antara NU Care-Lazisnu dengan perawat desa dan kader SMARThealth dalam menggelar Posbindu PTM di Desa Kemulan setiap bulannya. Rutinitas giat ini menjangkau 4 dusun yang ada di Desa Kamulan.

Kader SMARhealth dan Posyandu Balita berpose bersama PP PTM, perawat dan dokter internship Puskesmas Turen

Berihwal dari sering mengalami kekurangan bahan medis habis pakai (BMHP) berupa strip untuk pengecekan kadar gula darah, salah seorang kader SMARThealth menanyakan kepada Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Kemulan.

Gayung pun bersambut. NU Care-Lazisnu mendukung giat Posbindu PTM yang diselenggarakan oleh perawat desa bersama kader SMARThealth setiap bulannya. Dukungannya berwujud bantuan strip gula dan strip asam urat serta menggerakkan anggota Muslimat di desa itu untuk berpartisipasi.

Hari ini, giat Posbindu PTM diadakan di rumah kader SMARThealth, Sujiasih, yang beralamatkan di Jalan Rambutan, Dusun Krajan RT 03 RW 03 Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (21/09/2022).

Sambutan berisi edukasi dari PP PTM Puskesmas Turen

Acara pemeriksaan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Namun, pemegang program (PP) PTM Puskesmas Turen baru memberikan sambutan kepada warga pada pukul 09.10 WIB setibanya Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) di lokasi giat Posbindu PTM.

Keterlambatan selam 10 menit ini karena Tim SMARThealth UB harus hunting mencari alamat yang di kawasan Kecamatan Turen paling selatan. Lokasinya lebih dekat dengan Puskesmas Pagelaran (sekitar 2 km) ketimbang dengan Puskesmas Turen (sekitar 8 km). 

Dalam sambutannya, PP PTM Puskesmas Turen Dita Trisnaningtyas, S.Kep. Ners mengatakan bahwa adanya giat Posbindu ini agar supaya warga tidak perlu jauh-jauh melakukan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).

Suasana pemeriksaan di ruang tamu

Deteksi dini dengan cara, warga diskrining faktor risiko PTM. “Tujuan skrining itu biar kita bisa tahu lebih awal dan bisa antisipasi”, kata Dita Trisnaningtyas.

Lebih lanjut, PP PTM Dita menjelaskan bahwa periksa kesehatan itu minimal satu tahun sekali. Akan tetapi jika sudah terindikasi memiliki faktor risiko tinggi, seperti hipertensi maupun diabetes, warga perlu memeriksakan diri sebulan sekali agar faktor risiko terus terkontrol. Oleh karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. “Kita perlu berperilaku CERDIK”, tegas PP PTM Dita.

Apa itu CERDIK? CERDIK adalah slogan kesehatan yang setiap hurufnya mempunyai makna, yaitu C=Cek kesehatan secara berkala, E=Enyahkan asap rokok, R=Rajin aktivitas fisik, D=Diet sehat dengan kalori seimbang, I=Istirahat cukup, dan K=Kelola stress. Perilaku CERDIK ini dapat diterapkan melalui giat Posbindu PTM.

Antrean di teras

Usai sambutan yang berisi edukasi kepada warga menyangkut PTM ini, acara dilanjutkan dengan pemeriksaan. Seperti alur pemeriksaan dalam Posbindu PTM pada umumnya, dalam giat ini dilakukan pendaftaran, pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut), pengukuran tekanan darah, pengecekan kadar gula darah/kolesterol/asam urat, konsultasi dengan perawat desa, dan entri data dengan ePuskesmas.

Kader yang bertugas dalam giat Posbindu PTM ini adalah kader SMARThealth Karlin (pendaftaran), kader SMARThealth Tri Sunarmi (pengukuran antropometri), kader SMARThealth Sujiasih (pengukuran tensi), dan kader SMARThealth Sayuti Indrawati (cek kadar gula darah/kolesterol/asam urat).

Selain itu, juga ada pemeriksaan mata dengan Snellen chart atau bagan Snellen yang dilakukan oleh kader Posyandu Balita Wiryanis. Pemeriksaan mata itu bagian dari visus mata atau tes ketajaman penglihatan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan mata melihat objek dengan jelas dalam jarak tertentu.

Penyuluhan hipertensi oleh dokter internship Puskesmas Turen

Setelah semua hasil pemeriksaannya dimasukkan dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM Puskesmas Turen berikut dengan riwayat PTM, maka lembar Kartu Skrinning itu akan dilihat oleh perawat Yanni Susanty untuk bekal konseling dengan warga. Jika dalam konseling itu, warga terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) maka perawat Yanni akan memberikan obat untuk beberapa hari.

Dari meja perawat, Kartu Skrining akan diambil oleh dua petugas yang melakukan entri data untuk segera diinput ke dalam aplikasi ePuskesmas. Kedua petugas itu adalah kader SMARThealth Yeni Veronika dan admin Pustu Agis Milasari.

Sementara itu, di ruang lain di belakang ruang tamu rumah kader Sujiasih, juga terlihat ada giat terapi yang dilakukan oleh Ustadz Syaifuddin, Rois Syuriah NU Desa Kemulan. Sambil mengantre dalam giat Posbindu PTM, banyak warga yang minta terapi.

Input data dengan ePuskesmas melalui handphone oleh kader

Sedangkan, Ketua Tanfidziyah NU Desa Kemulan Bunari yang hadir dalam giat Posbindu PTM ikut menyapa dan sekaligus menyaksikan para warga dari Dusun Krajan yang ikut skrining faktor risiko PTM.

Pukul 10.31 WIB, dua dokter internship Puskesmas Turen datang ke giat Posbindu PTM untuk memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan PTM. Kedua dokter internship itu adalah dr. Suzila dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan dr. Jessica Astria dari Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.

Dr. Suzila memberikan penyuluhan mengenai masalah hipertensi dihadapan para warga yang antre memeriksakan diri, sedangkan dr. Jessica langsung memberikan konseling menggantikan perawat Yanni.

Tim SMARThealth UB dan Rois Syuriah NU serta Ketua Tanfidziyah NU Desa Kemulan, diajak foto bersama dokter internship, perawat, dan kader SMARThealth

Menjelang acara berakhir, PP PTM ingin berpamitan karena ada tugas lain. Namun, sebelum pulang diminta oleh pemilik rumah untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan. Tidak enak makan sendirian, TIM SMARThealth UB diajaknya sekalian.

Di ruang makan belakang, tersaji nasi empog, nasi putih, urap, sayur pedas ikan tuna, sayur sambal goreng pepaya, tempe goreng, dadar jagung, krupuk, dan pisang barlin. Usai makan, PP PTM pun meninggalkan tempat, sedangkan Tim SMARThealth UB masih lanjut mengikuti giat Posbindu PTM hingga purna.

Giat Posbindu PTM ini berakhir pada pukul 11.42 WIB. Hasil rekapitulasi kader, giat ini berhasil terperiksa sebanyak 58 orang dengan rincian  laki-laki dan 52 perempuan. *** [210922]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 10 November 2021

Rakor Posbindu SMARThealth Secara Daring

Rakor Posbindu SMARThealth Secara Daring

Lewat whatsapp, Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengundang Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), penanggung jawab program PTM (Pj PTM), perawat desa, kader SMARThealth, dan Tim SMARThealth UB dalam rapat koordinasi (rakor) Posbindu SMARThealth melalui Zoom meeting, pada Rabu (10/11) pukul 12.30 WIB.

Rakor diadakan terkait dengan akan adanya kegiatan dokter muda di Posbindu SMARThealth di Kabupaten Malang. Di penghujung tahun 2021, para dokter muda itu akan berkegiatan di lima desa, yaitu Sepanjang, Majangtengah, Sukolilo, Kendalpayak, dan Karangduren, selama tiga kali dalam tiga minggu. Oleh karena itu, yang diundang dalam Zoom meeting ini adalah 4 Pj PTM Puskesmas (Gondanglegi, Pamotan, Wajak, Pakisaji), 5 perawat desa, dan kader SMARThealth dari 5 desa tersebut. 

Acara Zoom meeting dimulai pada pukul 12.35 WIB dan dipimpin oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Di awal, Paulus mengatakan bahwa tujuan dari rakor ini adalah agar terjadi sinkronisasi antara desa dengan FKUB yang akan mengirim para dokter muda itu.

Kemudian dr. Holipah, Ph.D dari FKUB mengungkapkan dalam rakor, bahwa akan ada kegiatan dokter muda selama tiga minggu di lima desa SMARThealth. Tiga minggu itu dirinci dengan identifikasi masalah dan intervensi.

Dr. Harun Al Rasyid, MPH membenarkan akan hal itu dan menegaskan bahwa untuk intervensi tersebut nantinya akan tergantung dengan kondisi desa masing-masing. Kemudian dr. Holipah, Ph.D menambahkan dalam penjelasannya bahwa kegiatan dokter muda di FKUB setiap bulan akan ada sesuai dengan stase di Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).

Stase merupakan bagian yang harus dilalui oleh para dokter muda dalam mengembangkan keilmuannya. Stase dengan menggunakan desa SMARThealth ini agar supaya terjalin kesinambungan antara FKUB dan Dinkes selama ini.

Pada kesempatan ini, Kasi PTM dan Keswa berharap bahwa dalam 3 minggu itu, minggu pertama digunakan untuk melakukan skrining faktor risiko PTM di Posbindu kelima desa tersebut. Kemudian minggu kedua, dilakukan follow up bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi. Sedangkan, minggu ketiga digunakan untuk penilaian hasil intervensi dari faktor risiko yang telah diintervensi itu.

Setelah itu, acara Zoom meeting ini dilanjutkan dengan diskusi mengenai pelaksanaannya terkait dengan agenda yang rinciannya adalah tanggal 15 sampai 20 November untuk mengadakan kegiatan Posbindu SMARThealth dengan melakukan skrining faktor risiko PTM, tanggal 22 sampai 2 November untuk follow up, dan tanggal 29 sampai awal Desember digunakan untuk intervensi berupa penyuluhan atau promkes.

Dari hasil diskusi itu, kelima desa menyetorkan jadwal kegiatan Posbindu SMARThealth di tengah padatnya tuntutan vaksinasi. Majantengah dan Karangduren pada hari Selasa (16/11), Kendalpayak dan Sukolilo pada hari Kamis (18/11), dan Sepanjang pada hari Sabtu (20/11).

Di akhir Zoom meeting, FKUB mengucapkan terima kasih kepada Dinkes yang telah memfasilitasi Zoom meeting ini dan kerja sama dalam kegiatan ini kepada para hadirin serta mohon maaf kalau penyelenggaraan Zoom meeting ini terlalu mendadak.

Zoom meeting yang dilakukan dari instansi maupun desa SMARThealth ini selesai pada pukul 13.14 WIB dengan lancar. *** [1011121

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 25 Maret 2021

Tiga Instansi Kolaborasi dalam Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang

Bertempat di Gedung Pertemuan Jantung Lantai 4 RSUD Kanjuruhan yang terletak di Jalan Panji No. 100 Kepanjen, tiga instansi melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang pada Kamis (25/03/2021).

Rakor ini merupakan kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 52 Malang beberapa waktu yang lalu. Berangkat dari hasil pembicaraan sebelumnya, dalam rakor ini akan membahas rencana kegiatan di tahun 2021 ini.

Tampak hadir dalam rakor tersebut adalah 12 orang dari RSUD Kanjuruhan, 3 orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 4 orang dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Malang Raya, dan 1 orang dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Rakor Program Pengendalian Jantung di Kabupaten Malang

Acara rakor ini dimulai pada pukul 12.54 WIB. Mengawali acara, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo memberikan sambutan kepada hadirin yang berasal dari RSUD Kanjuruhan, Dinkes Kabupaten Malang, dan YJI Malang Raya.

Dalam sambutannya, Arbani yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengatakan permasalahan penyakit jantung di Kabupaten Malang kian waktu semakin meningkat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan kolaborasi yang baik dalam penanganan masalah jantung.

Dari data yang ada di Puskesmas maupun Rumah Sakit, Dinkes sudah bisa memikirkan masalah penanganan penyakit jantung. Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, MM sangat concern dalam hal ini, dan di Dinkes pun telah ada program SMARThealth.

Kadinkes mengucapkan terima kasih kepada Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, peneliti dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yang telah mengawali penelitian masalah deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular di Kabupaten Malang, dan hasilnya memang dapat mengurangi faktor risiko tersebut.


Sambutan dari Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo

“Jika mengandalkan faskes saja jelas tidak mungkin bisa menangani penyakit jantung. Maka kita melatih kader kesehatan”, jelas Arbani Mukti Wibowo kepada peserta rakor dari tiga institusi tersebut.

Kolaborasi dalam penanganan masalah ini diperlukan dalam penanganan kasus jantung. Selain deteksi dini yang dijalankan dalam program SMARThealth, juga diperlukan langkah penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, perlu dijabarkan apa peran Dinkes, Rumah Sakit, YJI, dan kader.

Misalnya peran Rumah Sakit terhadap kader dan faskes primer, dr. Sapto bisa sharing knowledge kepada faskes dan kader. Dr. Sapto Prihandono N., Sp. JP adalah Kepala KSM Jantung RSUD Kanjurahan Kepanjen. Kemudian Dinkes berperan sebagai regulator dan promotor.

Selesai memberikan sambutan dan arahan, drg. Arbani Mukti Wibowo meninggalkan gedung pertemuan karena ada tugas yang harus diselesaikan dalam kapasitasnya sebagai Kadinkes.


Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang memandu diskusi dalam Rakor Jantung

Acara berikutnya kemudian diisi oleh Plh Kepala Bidang P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Pada kesempatan ini, Awig mengatakan bahwa telah ada beberapa kesepakatan yang akan dilakukan oleh tiga instansi dalam pengendalian jantung sebagai kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 51 Malang.

Dinkes akan melakukan pembinaan terhadap Rumah Sakit dan Puskesmas berkenaan dengan penanganan dan pengendalian masalah jantung yang ada, termasuk di dalamnya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dengan pelatihan.

Awig berharap dalam rakor ini bisa membuat schedule dalam rencana ke depan termasuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) secara berjenjang dalam upaya untuk penanganan penyakit jantung.

Paparan dari Dinkes ini kemudian ditambahi oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Ia memperkenalkan program SMARThealth kepada para peserta rakor.

SMARThealth adalah program deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih dengan bantuan aplikasi eKader.


Ruang Pertemuan Gedung Jantung Lt 4 RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Tahun ini, Dinkes akan melatih kader SMARThealth lagi di 85 desa melalui uang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas. Setiap desanya terdapat lima orang kader yang akan dilatih program SMARThealth. Selain itu, Dinkes juga sudah memperjuangkan sebuah Peraturan Bupati (Perbup) yang memayungi hukum program SMARThealth.

Paulus juga mengatakan bahwa pada saat pertemuan di Rumah Makan 51, Wakil Ketua YJI Malang Raya Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K), FIHA, FACC bersedia memberikan pelatihan kepada kader maupun tenaga kesehatan. Begitu pula halnya dengan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan (Yankesjuk) juga bersedia melakukan pelatihan kader SMARThealth dalam penanganan tindakan darurat penanganan pasien jantung.

Usai paparan dari Dinkes, giliran dilanjukan pemaparan oleh Sekretaris YJI Malang Raya Mudjiono Adi. Sebelum memulai paparan, Mudjiono meminta maaf karena Prof. Janggan tidak bisa hadir mengingat kesibukannya di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Kemudian ia mengenalkan tiga orang dari YJI Malang Raya yang menyertainya.

Dalam pemaparan singkatnya, Mudjiono mengatakan bahwa program-program yang ada di Kabupaten Malang sebenarnya sudah masuk ke dalam tujuan YJI, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Menurut Mudjiono, YJI mempunyai 2.500 anggota Klub Jantung Sehat yang ada di Kabupaten Malang. Selain itu, kader-kader YJI sudah terbiasa melakukan deteksi risiko penyakit jantung. Setiap ada acara senam Jantung Sehat, senantiasa disertai pemeriksaan tekanan darah dan gula darah kepada para anggotanya. Jadi, secara teoritis kader YJI juga sudah terlatih melakukan skrining PTM beserta edukasinya.

Itu contoh pada tataran promotif. Sementara pada kuratif, semenjak tahun 2014 sampai hari ini, YJI telah memfasilitasi pasien dari kalangan masyarakat tidak mampu (gakin) untuk melakukan operasi kepada penderta penyakit jantung bawaan di RS Harapan Kita Jakarta. Di Kabupaten Malang ini ada 48 orang yang telah difasilitasi pembiayaan oleh YJI Malang Raya.

Sebelum ada BPJS, YJI menanggung semua biaya tapi sekarang hanya menanggung uang transport, pemondokan, makan, dan sebagainya. YJI juga melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang, dan RSUD Kanjuruhan di Kepanjen.

Mengakhiri paparan, Mudjiono mengatakan siap membantu Bupati Malang dalam melakukan pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang.

Pukul 13.31 WIB, acara diteruskan dengan pemaparan dari Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kanjuruhan dr. Kararawi Listuhayu, M.Kes, Sp. An. Dalam paparannya, Kararawi mengatakan bahwa RSUD Kanjuruhan senantiasa siap menangani pasien jantung yang masuk ke sini.

Menurut Kararawi, gedung yang dijadikan tempat pertemuan ini sebenarnya merupakan Gedung Jantung yang terdiri dari 4 lantai. Pembangunannya terwujud dari cukai rokok. Jadi, RSUD Kanjuruhan sesungguhnya telah menyiapkan untuk layanan jantung.

Dinkes dan Bupati Malang telah mengusulkan RSUD Kanjuruhan sebagai jejaring RS Harapan Kita untuk menjadi rumah sakit rujukan jantung yang ke-256. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Kararawi meminta Dinkes agar memaparkan program-programnya dalam penanganan masalah jantung. Hal ini agar supaya nanti RSUD Kanjuruhan dan YJI Malang Raya bisa memberikan dukungan di program mana saja.

Setelah ketiga instansi memaparkan programnya, Plh Kabid P2P memandu diskusi dalam rakor untuk membicarakan Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang Tahun 2021, seperti rencana kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif beserta penanggungjawab kegiatan, sasaran dan timeline table. Ketiga instansi berembuk dalam agenda tersebut termasuk dukungan terhadap pelatihan kader SMARThealth terhadap kegawatdarutan pasien di daerah yang jauh dari jangkauan layanan jantung.

Pada diskusi itu, dr. Sapto menghendaki mulai dari tingkat bawah sudah berkolaborasi. Contohnya dalam pelatihan kader SMARThealth dan YJI dibarengkan saja. Selain itu, Sapto juga berharap kegiatan promotif dan preventif harus seiring sejalan. Kader bisa dilibatkan dalam tahapan rehabilitatif, yaitu dengan melakukan follow up terhadap penderita jantung yang telah keluar/pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, Kasi Yankesjuk dr. Helma Evi Yenni meminta perlu adanya sharing knowledge dari dokter spesialis jantung kepada dokter yang ada di Puskesmas, dan memberdayakan jejaring jantung yang telah ada dengan melakukan refreshing pelatihan lagi. YJI yang memiliki sumber daya manusia dalam perjantungan perlu terlibat di sini.

Selain itu, dr. Helma juga berharap kader SMARThealth mendapatkan pelatihan dalam penanganan kegawatdaruratan penyakit jantung.

Tepat pukul 14.30 WIB, acara rakor berakhir dan ditutup langsung oleh Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang. *** [250321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog