Tampilkan postingan dengan label In-depth interview. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label In-depth interview. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Agustus 2024

In-Depth Interview NIHR Bersama Diskoperindag Gresik

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terakhir yang diwawancarai oleh Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) dari Universitas Brawijaya (UB) di Kabupaten Gresik adalah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag).

Setelah janjian, Tim Penelitian NIHR – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop dan saya – akhirnya bisa berkunjung ke Diskoperidag Gresik untuk melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) di Ruang Pertemuan yang berada di Lantai 3 yang terletak di Jalan Wahidin Sudirohusodo No. 245 Gresik, pada Selasa (20/08).

Tiba di Diskoperindag, Tim Penelitian NIHR diterima oleh stafnya. Beberapa menit kemudian, Tim Penelitian NIHR diterima dengan ramah oleh Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian pada Diskoperindag Sunik, S.Sos, M.Si yang didampingi Penyuluh Indag Ahli Muda Bambang Widarto, S.H. di Ruang Pertemuan yang ber-AC dingin.

Gedung Diskoperindag Kab. Gresik

Setelah konfirmasi janjian by phone dan mengutarakan maksud dan tujuan dari kedatangan, Tim Penelitian NIHR pun langsung dipersilakan untuk melakukan in-depth interview. Wawancara mendalam yang berjalan sekitar 1 jam itu, mula-mula bersama dua orang. Kemudian karena ada pertanyaan menyangkut pasar tradisional, Kabid Sunik terus menghadirkan Analis Perdagangan Ahli Pertama Izzatul Mulabbiyah.

Wawancara mendalam tersebut berjalan lancar dan terbuka. Dari hasil in-depth interview diketahui bahwa peran Diskperindag dalam manjamen sampah/limbah/polusi yang dihasilkan sektor industri dan perdagangan itu bersifat koordinatif dengan leading sector, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Diskoperidag berpartisipasi dalam pengelolaan sampah berdasarkan peraturan yang ada maupun himbauan yang dikeluarkan dari Pemerintah Kabupaten Gresik (Pemkab Gresik) yang biasanya melalui Sekretariat Daerah (Sekda), seperti pemilahan sampah di lingkungan Diskoperindag dan Gerakan Jumat Bersih setiap dua minggu sekali.

Kantor Diskoperindag berada di Lantai 3

Diakui oleh Kabid Perindustrian bahwa industri yang ada di Kabupaten Gresik ini berjumlah sekitar 7.511 berdasarkan KLBI Industri, baik skala industri kecil menengah (IKM) maupun industri menengah besar.

Kehadiran industri-industri tersebut, menurut Kabid Perindustrian memang mampu mengangkat harkat martabat secara ekonomi, namun secara pribadi juga dipercaya memberikan dampak bagi kesehatan. Pengalaman pribadi Kabid yang rumahnya dekat industri, merasakan dalam membesarkan anak-anaknya kerap terdampak polusi asap pabrik, seperti batuk-batuk dan flu.

Sementara itu, dari sektor pengolahan makanan dan minuman diperkirakan mencapai 24 ribu termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak terdaftar dalam Diskoperindag, akan tetapi turut berandil dalam menghasilkan volume sampah yang luar biasa.

In-depth interview dengan Kabid Perindustrian Kab. Gresik

Pada 2 tahun ini, sudah digalakkan bagi industri menengah besar agar memiliki fasilitas TPS 3 R. Tujuannya agar sampah yang keluar dari lingkungan pabrik bisa diminimalisir, sehingga yang dibawa ke TPA adalah sampah yang memang benar-benar sudah tidak bisa reuse, reduce, dan recycle (mengurangi, menggunakan, dan daur ulang).

Sehingga setiap ada pertanyaan terkait hambatan-hambatan pengelolaan sampah, Diskoperindag hampir tidak menjumpainya. Karena sifatnya hanya koordinatif dengan DLH, dan tidak dalam kapasitas action plan di lapangan seperti yang dilakukan oleh DLH.

Meski demikian, Kabid Perindustrian yang diamini oleh dua stafnya yang turut dalam in-depth interview tersebut bahwa Diskoperindag juga membantu menyediakan bak sampah di 7 pasar tradisional yang dikelola Pemkab Gresik melalui UPT Pengelolaan Pasar. Tidak termasuk pasar yang dikelola Pemerintah Desa yang berjumlah 121 pada 3 tahun yang lalu.

Suasana in-dpeth interview yang santai tapi mengena

Izzatul Mulabbiyah pun menambahkan bahwa Bidang Perdagagangan pada Diskoperindag juga melakukan sosialisasi terkait penilaian pasar. Pasar yang ada di Kabupaten Gresik terutama yang dikelola oleh Pemkab Gresik sebisa mungkin sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti pengelolaan sampah pasar, dan pengaturan lokasi (area jualan). Penilaian ini harus selaras dengan perlindungan konsumen.

“Masih terbatas sosialisasi pasar sehat sejak tahun 2023 ini. Realisasinya cukup berat, terutama pada area penjualan produksi basah seperti ayam potong maupun daging,” jelas Analis Perdagangan Ahli Pertama tersebut. “Kebersihan sulit terjaga!”

In-depth interview yang berjalan komunikatif  dan terbuka ini berakhir pada pukul 11.03 WIB. Setelah selesai, Tim Penelitian NIHR undur diri dan berpamitan untuk kembali ke Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB). *** [210824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 05 Agustus 2024

Senin Ini Ada Acara FGD NIHR, In-depth Interview dan Wawancara di Puskesmas Bululawang

Senin (05/08) pagi ini, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) kembali berkunjung ke Puskesmas Bululawang.

Sebelumnya, Tim Penelitian NIHR telah melakukan in-depth interwiew dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) yang ada di Puskesmas Bululawang maupun perawat desa dari Bakalan dan Krebet Senggrong beserta kader kesehatannya. Selain itu, juga telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Puskesmas Bululawang.

Suasana depan Puskesmas Bululawang di pagi hari

Hari ini merupakan kenjungan yang kelima kalinya karena ada tambahan desa yang menjadi enumeration area (EA) baru dalam penelitian NIHR, yaitu Desa Krebet. Mengingat pada waktu perluasan EA tersebut, Kepala Desa (Kades) Krebet sedang berangkat menunaikan ibadah haji maka pelaksanaannya baru bisa dimulai sekarang setelah turun surat izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politi (Bakesbangpol) Kabupaten Malang.

Hari ini ada tiga kegiatan yang dilakukan di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang yang beralamatkan di Jalan Stasiun No. 11-13 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, yang lokasinya berada di pojok timur utara Pasar Bululawang, yakni FGD dengan perawat Desa Krebet dan lima nakes dari Puskesmas Bululawang, in-depth interview dengan bidan Desa Krebet, dan wawancara dengan seorang kader kesehatan Desa Krebet.

Sambutan dari drg. Halida mewakili Kepala Puskesmas Bululawang

Sebelum kegiatan, terlebih dahulu drg. Halida yang mewakili Kepala Puskesmas Bululawang memberikan sambutan sebentar dalam kegiatan ini. Kemudian terus dilanjutkan dengan sambutan balasan dari Manajer Program Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop.

Usai sambutan, ketiga acara tersebut langsung dijalankan. FGD dengan perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep., dan lima nakes/staf dari Puskesmas Bululawang (drg. Halida, Ririn Restaliningrum, S.ST., M.AP, Atik Tri Rahayoe, S.ST, Eny Purwaningsih, AMKL, Lintang Hanum Pertiwi, SKM), dimoderatori oleh fasilitator NIHR dengan notulis Hilda Irawati, S.Stat.

FGD dengan perawat Desa Krebet dan lima nakes dari Puskesmas Bululawang

Kemudian untuk in-depth interview dengan bidan Desa Krebet Avanti Roslina, A.Md.Keb. dilakukan oleh Serius Miliyani Dwi Putri, dan wawancara dengan kader kesehatan Desa Krebet Lilik Ati dilaksanakan oleh Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH. Kegiatan ini juga dihadiri salah seorang anggota Tim CEI (Community engagement and involvement) Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K.

FGD dilakukan mulai pukul 08.41 WIB dan berakhir pada pukul 10.12 WIB. Dalam diskusi kelompok terfokus itu, hasilnya diketahui bahwa nakes peserta FGD pada umumnya membuang sampah di tempat sampah yang ada di depan rumah. Sampah itu kemudian diangkut oleh petugas secara berlangganan. Besarannya ada yang Rp 15ribu dan ada juga Rp 25rb. Besaran ini muncul setelah ada rembug di antara warga.

In-depth interview dengan bidan Desa Krebet

Kendati, peserta FGD umumnya tidak membakar sampah, kalau pun ada karena kasus insidental saja seperti popok kucing yang besar tidak bisa masuk keranjang atau rerimbunan daun di depan rumahnya.

Meski jarang, namun peserta FGD mengamini bahwa pembakaran sampah utamannya plastik memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat, seperti menimbulkan polusi udara, dan menyebabkan sesak pernapasan, yang jika terus-menerus terpapar akan mengakibatkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Umumnya yang tergolong riskan adalah balita dan lansia. Balita karena baru mengalami pertumbuhan organ-organ penting, dan yang lansia telah terjadi penurunan fungsi organ-organnya ketika memasuki lansia.

Wawancara dengan kader kesehatan Desa Krebet

Menariknya, pada saat fasilitator NIHR mendiskusikan terkait solusi apa yang sekiranya dapat mengurangi pembakaran sampah plastik, ada 7 isu yang muncul 1). Mengganti plastik dengan bahan lain yang mudah di daur ulang; 2). Bank sampah diperbanyak tiap RT; 3). Penyuluhan masyarakat tentang bahaya polusi udara bagi kesehatan; 4). Pemilahan sampah (organik dan anorganik); 5). Masyarakat, pabrik dan Pemdes bekerja sama menaggulangi limbah sampah; 6). Pelatihan pengelolaan limbah; dan 7). Memperbanyak pengepul plastik.

Dari ketujuh isu tersebut, fasilitator NIHR memantiknya dengan membahas solusi yang telah dituliskan dalam kertas plano. Mereka umumnya memiliki urutan-urutan tersendiri berdasarkan asumsi yang mereka miliki, dan kemudian mereka juga memunculkan bahwa perlu adanya regulasi dalam mengatasi atau mengurangi limbah sampah di Kabupaten Malang agar masyarakat paham betul, termasuk di dalamnya ada larangan pembakaran sampah. *** [050824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 Juli 2024

FGD Fase 1 Nakes di Puskesmas Pagak dan FGD Anggota Komunitas di Balai Desa Tlogorejo

Beberapa kegiatan dalam penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) berlangsung serempak di dua tempat pada Kamis (25/07). 

Focus Group Discussion (FGD) dengan perawat Desa Pagak dan lima tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Pagak serta in-depth interview dengan bidan Ponkesdes Pagak maupun wawancara dengan kader kesehatan yang bertugas di Ponkesdes Pagak dilangsungkan di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Pagak.

FGD dengan perawat Desa Pagak dan lima nakes Puskesmas Pagak

Sedangkan, FGD dengan anggota komunitas dan survey karakteristik komunitas serta pengamatan langsung di lapangan dilakukan di Balai Desa Tlogorejo yang beralamatkan di Dusun Dadapan RT 16 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Implementasi FGD dengan perawat Desa Pagak dan lima nakes dikomandoi fasilitator NIHR dengan dibantu oleh Hilda Irawati, S.Stat selaku notulis dan Gatot Sujono, S.ST, M.Pd dalam dokumentasi serta memberikan pengantar dalam pelaksanaan FGD. 

FGD nakes ini dihadiri oleh perawat Ponkesdes Pagak Sri Hidayati, S.Kep.Ners dan lima nakes Puskesmas Pagak yang terdiri dari dr. Intan Putri Hadiyanti, Esawati Frendita Pratama, A.Md.Keb., Dodik Tri Agung Setiawan, A.Md.Kep., Suprapti, S.Tr.Keb., dan Anita Christiyanti, A.Md.Keb.

In-depth interview dengan bidan Desa Pagak

Sedangkan, wawancara mendalam dengan bidan Ponkesdes Pagak Lilis Mustafiah, A.Md.Keb dilakukan oleh Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP, dan wawancara dengan kader Ponkesdes Prastika dilaksanakan oleh Hilda Irawati usai FGD nakes kelar.

Hasil dari Diskus Kelompok Terfokus itu, diketahui bahwa pengelolaan sampah yang ada berupa langganan sampah yang diambil secara periodik, membakar sampah, dan ada pula yang menimbunnya.

Baik nakes maupun masyarakat di wilayah kerja atau mukimnya umumnya sudah mengetahui mengenai bahaya dari hasil pembakaran sampah termasuk di dalamnya sampah plastik. 

FGD Anggota Komunitas di Pendopo Balai Desa Tlogorejo

Namun di beberapa permukiman peserta, dikatakan bahwa pembakarannya tidak setiap hari, kecuali bagi nakes peserta FGD yang bermukim di sebuah desa yang kebanyakan masyarakatnya berkutat dengan pekerjaan memilah limbah sampah untuk dipilah sampah berbahan kardus atau kertas karena memiliki nilai jual yang lumayan. Bisa untuk penghidupan keluarganya. Pembakaran sampah plastik sisa dari limbah sampah yang tercampur bahan kertas tersebut, musti dibakar agar supaya tempatnya bisa cepat digunakan untuk memilah lagi.

Diakui oleh nakes tersebut, bahwa dari pekerjaan memilah itu tentunya akan menghasilkan pembakaran sampah plastik yang terus menerus, dan di kala musim hujan tak jarang menyebabkan pencemaran ke dalam tanah yang mempengaruhi sumur sehingga tak jarang menyebabkan warga yang terkena diare atau disentri.

Lalu, pada saat berdiskusi terkait pendapat peserta FGD dalam mengurangi pembakaran sampah plastik muncul enam pendapat solutif dari hasil rangkuman yang ditulis oleh peserta dalam kertas plano. Keenam pendapat itu: 1. Mengganti kantong belanja yang ramah lingkungan; 2. Mengurangi konsumsi minuman dari botol plastik; 3. Pemilahan sampah; 4. Ada bank sampah dan TPST; 5. Edukasi bahaya pembakaran sampah plastik; 6. Sampah yang bisa dijual ke rombeng/pengepul.

Survei Karakteristik Masyarakat bersama Sekdes Tlogorejo

Setelah dituliskan di kertas besar di white board, moderator FGD nakes, yakni fasilitator NIHR, mengajak peserta untuk mendiskusikan ulang dari enam pendapat yang mengemuka, mana saja yang kira-kira bisa diaplikasikan di wilayah.

Dari sini muncul perbedaan. Peserta nakes dari Pagak memilih 3 dan 6; yang dari Gampingan 1,4,5,6; yang dari Donomulyo 3 dan 4 serta yang satunya lagi dari Donomulyo memilih 1,2,5,6. Sedangkan, yang dari Wajak memilih 3 dan 4. Kesemua pendapat ini berdasarkan kondisi di wilayahnya masing-masing yang kira-kira pas sebagai solusi mengurangi pembakaran sampah plastik dan bisa dijalankan secara individual juga.

Beralih ke Balai Desa Tlogorejo. FGD dengan anggota komunitas dimoderatori oleh Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH, dan Survei Karakteristik Masyarakat dilakukan oleh Supyandi, dan pengamatan langsung serta pengukuran kualitas udara dilakukan oleh Eko Teguh Purwito, S.Si., M.Si., dan Azarine Aisyah Widhowati, S.Si.

Pengukuran kualitas udara di Desa Tlogorejo

Pengukuran kualitas udara dilakukan di sekitar pabrik pembuatan tiwul yang berada di RT 16 RW 06 dan satunya lagi di pabrik tahu. Personil yang mengukur kualitas udara juga diajak oleh pamong desa, singgah di tepi Waduk Karangkates yang pernah menjadi lokasi kegiatan bersih sampah plastik 24 hari yang lalu.

Selesai kegiatan di Balai Desa Tlogorejo, Tim Penelitian NIHR kembali ke Puskesmas Pagak untuk menjembut teman yang melakukan in-depth interview dengan bidan Ponkesdes Pagak dan wawancara dengan kader Ponkesdes Pagak.

Sementara itu, fasilitator NIHR berpisah karena akan menghadiri acara pertemuan kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo yang diadakan di rumah salah seorang kader Posyandu Balita, yang lokasinya tak jauh dari Balai Desa Tlogorejo. *** [250724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 11 Mei 2024

Wawancara Annexure 2 dan In-Depth Interview dengan Annexure 4 di Puskesmas Bululawang

Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Disease and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, kembali berkunjung ke Puskesmas Bululawang pada Sabtu (11/05) pagi.

Kunjungan kali ini ingin melakukan in-depth interview dengan dokter fungsional Puskesmas Bululawang, karena pada saat bertandang sebelumnya, yaitu pada tanggal 25 dan 26 April 2024, dokter fungsional sedang mengikuti pelatihan “Global Health Research Group on Sustainable Care for Depression & Anxiety in Indonesia (NIHR-GHRC STAND) tentang Perawatan Berkelanjutan untuk Depresi dan Gangguan Kecemasan di Indonesia”, kolaborasi riset antara Universitas Indonesia (UI) dengan University of Manchester dan Machester Metropolitan Universitu di Golden Tulip Holland Resort Batu selama seminggu.

Tim Penelitian NIHR berpose dengan Kapus Bululawang beserta jajarannya di ruang pertemuan

Tim Penelitian NIHR yang terdiri dari Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Hilda Irawati, S.Stat., dan saya beserta dua enumerator, yakni Tanjung Prameswari, S.Tr.P dan Supyandi, tiba di Puskesmas Bululawang pada pukul 08.17 WIB dan diterima dengan ramah oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang drg. Lely Kumalasari. Kemudian dipersilakan untuk melakukan in-depth interview maupun wawancara.

Tim Penelitian NIHR dan enumerator berbagi peran untuk melakukan wawancara. Untuk dokter fungsional Puskesmas Bululawang dr. Hidayatulloh Arief diwawancarai dengan instrumen Annexure 2 dan in-depth interview dengan instrumen Annexure 4 di ruang pertemuan Puskesmas Bululawang sebelah barat.

Wawancara Annexure 2 dengan perawat Desa Krebet Senggrong

Lalu, Meutia mewawancarai perawat Desa Krebet Senggrong Citra Sulistyo Wardini, A.Md.Kep dengan instrumen Annexure 2 di ruang tamu lantai 2, dan saya kebagian melakukan wawancara dengan Penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Bululawang Intati, A.Md.Keb dengan meminjam ruang kerja Kapus.

Sementara itu, Tanjung Prameswari mewawancarai apoteker Puskesmas Bululawang apt. Aqsanur, S.Farm di ruang kerja yang besebelahan dengan ruang kerja Kapus. Sedangkan, Supyandi melakukan wawancara dengan perawat Desa Bakalan Dian Pramono, A.Md.Kep di ruang pertemuan sebelah timur.

Wawancara Annexure 2 dengan Pj PTM Puskesmas Bululawang

Perlu diketahui, instrumen Annexure 2 menyangkut alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas kesehatan, sementara itu intrumen Annexure 4 merupakan panduan wawancancara mendalam untuk petugas kesehatan masyarakat (tenaga kesehatan Puskesmas, Ponkesdes maupun kader kesehatan).

Modul dalam Annexure 2 meliputi informasi umum, aksesibilitas layanan, nutrisi dan layanan terkait, risiko kesehatan iklim, aplikasi kesehatan digital, layanan yang tersedia, dan catatan kesimpulan pewawancara.

Wawancara Annexure 2 dengan apoteker Puskesmas Bululawang

Sedangkan, pada modul dalam Annexure 4 berisi panduan in-depth interview untuk tata kelola yang dijalankan perawat desa, perawat kesehatan primer yang komprehensif, pelatihan, platform digital, insentif, retensi, dan lain-lainnya.

Kendati instrumen Annexure 2 merupakan wawancara dengan kuesioner terstruktur, namun karena variabel yang ditanyakan cukup banyak akhirnya lamanya juga tak kalah dengan in-depth inteview Annexure 4. Hanya saja, yang membedakannya adalah pada intrumen Annexure 4 perlu dilakukan perekaman dalam proses in-depth interview.

Wawancara Annexure 2 dan in-depth interview Annexure 4 bersama dokter fungsional Puskesmas Bululawang, dan wawancara Annexure 2 dengan perawat Desa Bakalan

Prosesi wawancara dengan instrumen Annexure 2 dan in-depth interview dengan instrumen Annexure 4 ini berakhir pada pukul 10.47 WIB. Yang terlama adalah yang dilakukan oleh Hilda Irawati, karena ia melakukan wawancara Annexure 2 dan sekaligus in-depth interview Annexure 4.

Namun sebelum berpamitan dengan Kapus Bululawang, dilakukan foto bersama dengan Kapus Bululawang di ruang pertemuan Puskesmas Bululawang yang berada di lantai 2 dan menghadap ke Pasar Bululawang. *** [110524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 04 Mei 2024

Sabtu di Puskesmas Pagak, Tim Penelitian NIHR Lakukan Wawancara Dengan Dokter, Pj PTM, Apoteker Pukesmas dan Perawat Desa Gampingan

Sabtu (04/05) pagi ini, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, kembali mengujungi Puskesmas Pagak untuk melakukan wawancara.

Pada saat kunjungan sebelumnya – tanggal 23 dan 24 April - Tim Penelitian NIHR menggunakan instrumen Annexure 3 untuk dokter, perawat, apoteker, dan penanggung jawab (Pj) Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Pagak serta 2 kader kesehatan dari Desa Gampingan dan Desa Sumberejo dengan menggunakan instrumen Annexure 4.

Rombongan Tim Penelitian NIHR diterima oleh Pj Promkes Puskesmas Pagak

Sementara itu, kunjungan kali ini Tim Penelitian NIHR memakai instrumen Annexure 2 dalam melakukan wawancara dengan  dokter, apoteker, dan Pj PTM Puskesmas Pagak. Sedangkan, untuk in-depth interview dengan perawat Desa Gampingan menggunakan instrumen Annexure 4.

Rombongan Tim Penelitian NIHR kunjungan di Sabtu pagi ini terdiri dari Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D; Eko Teguh Purwito Adi, S.Si, M.Si; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop; Hilda Irawati, S.Stat.; saya, dan 2 enumerator – Tanjung Prameswari, S.Tr.P. dan Supyandi.

Bidan dan perawat Desa Gampingan berdiskusi dengan pimpinan rombongan Tim Penelitian NIHR terkait pelaksanaan FGD yang bakal dilaksanakan di Desa Gampingan

Sesampainya di Puskesmas Pagak, mereka diterima dengan ramah oleh Pj Promkes yang sekaligus berada di bagian Unit Kepegawaian, Riswan, SKM, pada pukul 09.27 WIB di ruang tamu lantai 2. Ia mewakili Kepala Puskesmas Pagak maupun Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak yang sedang ada pelatihan.

Setelah itu, Tim Penelitian NIHR berbagi peran. Sujarwoto, Eko, dan 2 enumerator melanjutkan pengamatan langsung (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Direct Observations) yang belum selesai ketika nganyari di Balai Desa Sumberejo, dengan didampingi staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Imam Ghozali, S.Kep.Ners.

Wawancara Annexure 2 dengan apoteker Puskesmas Pagak

Namun sebelum berangkat ke lapangan, Sujarwoto sempat berdiskusi dengan bidan Desa Gampingan Ida Hariani, A.Md.Keb. dan perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md. Kep terkait jadwal pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang bakal dilaksanakan di Desa Gampingan bersama perangkat desa, tokoh masyarakat, dan 2 pasien PTM.

Kemudian Tim Penelitian NIHR yang lain juga berbagi tugas di Puskesmas Pagak. Meutia Fildzah mewawancarai apoteker Puskesmas Pagak Apt. Rodo Nathania Eirene Sitorus, S.Farm; Hilda Irawati menanyai Pj PTM Puskesmas Pagak Dwi Cahya Widodo, A.Md.Kep; Serius Miliyani mewawancarai dokter fungsional Puskesmas Pagak dr. Septian Iqbal Nirzaqom; serta saya kebagian mewawancarai perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md.Kep.

Wawancara Annexure 2 dengan Pj PTM Puskesmas Pagak

Yang melakukan wawancara dengan dokter fungsional, Pj PTM dan apoteker Puskesmas Pagak menggunakan instrumen Annexure 2 di Ruang Pertemuan Puskesmas Pagak Lantai 2, sedangkan saya dalam mewawancarai perawat Desa Gampingan memakai instrumen Annexure 2 dan 4 meminjam Ruang Kepala Puskesmas.

Instumen Annexure 2 menyangkut alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas kesehatan, sementara itu instrumen Annexure 4 merupakan panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan masyarakat (tenaga kesehatan Ponkesdes, kader kesehatan).

Wawancara Annexure 2 dengan dokter fungsional Puskesmas Pagak

Modul dalam Annexure 2 meliputi informasi umum, aksesibilitas layanan, nutrisi dan layanan terkait, risiko kesehatan iklim, aplikasi kesehatan digital, layanan yang tersedia, dan catatan kesimpulan pewawancara.

Sedangkan, pada modul dalam Annexure 4 berisi panduan in-depth interview untuk tata kelola yang dijalankan perawat desa, perawatan kesehatan primer yang komprehensif, pelatihan, platform digital, insentif, retensi, dan lain-lainnya. 

Wawancara Annexure 2 dan in-depth interview Annexure 4 dengan perawat Desa Gampingan

Prosesi wawancara di Puskesmas Pagak berlangsung hingga pukul 12.16 WIB. Kemudian mereka menunggu Tim Penelitian NIHR yang masih melakukan observasi langsung di tiga dusun yang ada di wilayah administrasi Desa Sumberejo.

Sekitar pukul 13.30 WIB, rombongan Tim Penelitian NIHR berpamitan dengan pihak Puskesmas Pagak yang diwakili Pj PTM untuk kembali ke Kampus Universitas Brawijaya (UB), dan dalam perjalanan pulangnya diajak singgah ke tempat Wisata Mahoni Dempok hasil corporate social responsibility (CSR) Eka Fortuna. *** [040524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 26 April 2024

Jumat Berkah, Wawancara Mendalam Di Puskesmas Bululawang Jadi Mudah

Jumat pagi ini (26/04) membawa berkah bagi Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penaykit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” di hari kedua bertugas di Puskesmas Bululawang.

Betapa tidak? Begitu tiba pukul 07.45 WIB, Tim Penelitian NIHR bisa menyaksikan gemulainya olah fisik yang dilakukan Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang drg. Lely Kumulasari beserta jajaran tenaga kesehatan (nakes) yang ada di Puskesmas Bululawang.

Sebelum memulai in-depth interview, Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kapus Bululawang dan responden

Jumat pagi itu, di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang sedang ada senam pagi yang menyerupai aerobik di mana serangkaian gerakan yang dilakukan oleh nakes Puskesmas Bululawang beriringan dengan irama musik dalam durasi waktu tertentu.

Tidak hanya itu, ternyata dengan adanya senam di Jumat pagi di Puskesmas Bululawang banyak nakes yang berkumpul, dan ini juga memberi berkah berupa kemudahan mendapatkan responden untuk diajak wawancara mendalam (in-depth interview) pada hari kedua ini.

In-depth interview dengan perawat Desa Bakalan

In-depth interview (wawancara mendalam) yang biasanya mencakup tiga responden per hari, Jumat ini dapat mewawancarai mendalam empat responden. Keempat responden tersebut meliputi apoteker Puskesmas Bululawang, perawat Desa Krebetsenggrong, perawat Desa Bakalan, dan kader kesehatan dari Desa Krebetsenggrong.

Begitu diterima dengan ramah oleh Kapus drg. Lely yang didampingi langsung oleh empat responden, Kapus pun langsung mempersilakan untuk melakukan wawancara mendalam dengan keempat reponden tersebut.

Kapus drg. Lely membantu mengeset lokasi untuk wawancara mendalam untuk setiap responden. Namun, karena jumlah yang akan mewawancarai ada tiga orang Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) maka untuk apoteker nanti wawancaranya pada kloter kedua setelah dari salah satu yang wawancara dari ketiga responden tersebut rampung dulu.

In-depth interview dengan perawat Desa Krebetsenggrong

Sebenarnya ada satu orang lagi Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. - yang datangnya paling duluan, tapi karena materinya menyangkut masalah kesehatan maka akhirnya ada satu responden yang diwawancarai belakangan.

Kehadiran Tim Penelitian NIHR dari YPS itu dalam rangka mematangkan agenda CEI (Community engagement and involvement) yang bakal digelar di kedua desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang, yaitu Krebetsenggrong dan Bakalan, dan kedua perawatnya kebetulan di hari Jumat ini menjadi responden dalam wawancara mendalam (in-depth interview).

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah teknik penelitian kualitatif yang melibatkan pelaksanaan wawancara individu secara intensif dengan sejumlah kecil responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai ide, program, atau situasi tertentu. Sebagai contoh, kita mungkin bertanya kepada responden yang terkait dengan suatu program tentang pengalaman dan harapan mereka terkait dengan program tersebut, pemikiran mereka mengenai operasional program, proses, dan hasil, dan tentang perubahan apa pun yang mereka rasakan sebagai dampaknya maupun keterlibatan mereka dalam program tersebut (Boyce & Neale, 2006: 3).

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong

Tiga Tim Penelitian NIHR FKUB yang bertugas melakukan wawancara mendalam terdiri dari dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutian Fildzah Sharfina, SKM, MPH; dan saya. Ketiga Tim Penelitian NIHR berbagi peran.

Dr. Harun Al Rasyid melakukan in-depth interview dengan perawat Desa Bakalan Dian Pramono, A.Md.Kep dengan menempati ruang kerja Kapus Bululawang; Meutia Fildzah Sharfina bersama dengan perawat Desa Krebetsenggorng Citra Sulistyo Wardini, A.Md.Kep; dan saya melakukan wawancara mendalam dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong Yeni Mariana.

In-depth interview dengan apoteker Puskesmas Bululawang

Kemudian, setelah selesai, saya pun melanjutkan in-depth interview dengan apoteker Puskesmas Bululawang Aqsanur, S.Farm. Apt. di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang, tempat yang sama saat melakukan wawancara dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong.

Prosesi wawancara mendalam terhadap empat responden ini selesai pada pukul 10.23 WIB bertepatan dengan terdengarnya lantunan pembacaan ayat-ayat suci sebelum berkumandangnya adzan Jumat. Jumat berkah, wawancara mendalam di Puskesmas Bululawang di hari kedua jadi mudah. *** [260424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 April 2024

Sowan Ke Kapus, Tim Penelitian NIHR Adakan Wawancara Mendalam di Puskesmas Bululawang

Setelah dua hari berkunjung ke Puskesmas Pagak, giliran hari ini, Kamis (25/04), Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, sowan ke Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang.

Tiga Tim Penelitian NIHR – dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya - sowan ke Kapus Bululawang dalam rangka ingin melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Bululawang dan seorang kader kesehatan.

Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kepala Puskesmas Bululawang

Selain Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), juga tampak hadir salah seorang Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K – yang ingin berjumpa dengan perawat desa Bakalan dan Krebetsenggrong untuk mematangkan agenda CEI (Community engagement and involvement).

Rombongan Tim Penelitian NIHR tiba pada pukul 08.42 WIB, dan diterima langsung oleh Kapus Bululawang drg. Lely Kumalasari di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang yang beralamatkan di Jalan Stasiun No. 11 – 13 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

In-depth interview bersama Penanggung jawab PTM Puskesmas Bululawang

Kemudian Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kapus Bululawang. Dalam audiensi itu, dr. Harun Al Rasyid mengemukan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kebijakan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan mengidentifikasi berbagai faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan dan pelayanan promotif preventif untuk mengurangi dampak polusi udara pada risiko penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit jantung pada masyarakat.

Setelah itu, Kapus Bululawang mempersilakan kepada Tim Penelitian NIHR untuk melakukan wawancara mendalam di Puskesmas Bululawang. Hanya saja di hari pertama ini terjadi perubahan responden. Yang sedianya dijadwalkan untuk dokter fungsional Puskesmas Bululawang, tidak bisa lantaran dokternya sedang mengikuti pelatihan “NIHR Global Health Research Group on Sustainable Care for Depression & Anxiety in Indonesia” atau NIHR-GHRC tentang Perawatan Berkelanjutan untuk Depresi dan Gangguan Kecemasan di Indonesia”, kolaborasi riset antara Universitas Indonesia (UI) dengan University of Manchester dan Manchester Metropolitas University di Golden Tulip Holland Resort Batu selama seminggu.

Jadi, akhirnya, reponden hari pertama sedikit berubah. Untuk dokternya dipending dulu, dan akhirnya Tim Penelitian NIHR melakukan wawancara mendalam dengan Penanggung jawab Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) dan perawat Puskesmas Bululawang serta kader kesehatan dari Desa Bakalan.

In-depth interview (wawancara mendalam) telah menjadi metode pengumpulan data yang populer dalam penelitian kualitatif dalam pendidikan profesi kesehatan. Wawancara mendalam bisa tidak terstruktur, sangat terstruktur, atau semi-terstruktur, yang terakhir adalah yang paling umum. Panduan wawancara semi-terstruktur yang disusun dengan baik mencakup pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya sekaligus memberikan fleksibilitas untuk mengeksplorasi topik-topik yang muncul berdasarkan pertanyaan penelitian. Untuk mengumpulkan data wawancara yang kaya, peneliti harus memperhatikan elemen-elemen kunci sebelum, selama, dan setelah wawancara (Eppich et. al., 2019: 85).

In-depth interview dengan perawat Puskesmas Bululawang

Dr. Harun Al Rasyid melakukan wawancara mendalam dengan Pj PTM Intati, A.Md.Keb; Meutia Fildzah Sharfina bersama dengan perawat Puskesmas Bululawang Adalea Aprilla, A.Md.Kep; dan saya melakukan in-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan Indah Astutik.

Letak wawancaranya pun harus dipisah. Dr. Harun Al Rasyid menempati ruangan di samping Ruang Kapus, Meutia Fildzah Sharfina memilih di kursi tamu dengan tangga, dan saya kebagian di Ruang Pertemuan Puskesmas Bululawang.

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan

Proses wawancara mendalam ini memakan durasi yang bervariasi, antara 40 menit hingga 1 jam. Yang terlama dilakukan oleh dr. Harun karena materinya yang lebih banyak ketimbang pertanyaan yang diajukan ke perawat maupun kader kesehatan.

Selain wawancara mendalam, Tim Penelitian NIHR dari YPS pun juga bertemu dengan perawat Desa Bakalan, dan langsung membahasnya terkait agenda CEI yang meliputi photovoice dan circle conversation yang bakal digelar di Desa Bakalan dan Desa Krebetsenggrong nantinya. *** [250424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 24 April 2024

In-depth Interview NIHR dengan Apoteker dan Pj PTM Puskesmas Pagak serta Kader Kesehatan Desa Gampingan

Hari ini, Rabu (24/04), merupakan hari kedua anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur.”

Sehari sebelumnya, tiga Tim Penelitian telah melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan dokter fungsional dan perawat Puskesmas Pagar serta kader kesehatan Desa Sumberejo, dan sekarang giliran melakukan in-depth interview dengan apoteker dan penanggung jawab Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) Puskesmas Pagak serta kader kesehatan Desa Gampingan.

Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kepala Puskesmas Pagak sebelum melakukan in-depth interview

In-depth interview (wawancara mendalam) adalah adalah teknik penelitian kualitatif yang digunakan untuk melakukan wawancara mendetail dengan sejumlah kecil partisipan. Berbeda dengan bentuk penelitian kualitatif lainnya, peneliti yang menggunakan pendekatan wawancara mendalam menginvestasikan banyak waktu dengan setiap partisipan menggunakan format percakapan. Pertanyaan wawancara pada dasarnya bersifat terbuka dan mengarah pada pendekatan berorientasi penemuan (Rutledge & Hogg, 2020).

Tujuan dari wawancara mendalam adalah untuk mendapatkan informasi rinci yang menyoroti sudut pandang, pengalaman, perasaan, dan makna yang diperoleh individu tentang suatu topik atau isu tertentu. Kebetulan topik atau isunya terkait polusi udara dan PTM.

In-depth interview dengan Pj PTM Puskesmas Pagak

Polusi udara merupakan ancaman kesehatan global yang utama. Semakin banyak bukti mengenai dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Hubungan antara polusi udara dan kesehatan dimediasi oleh persepsi risiko kesehatan dan memainkan peran penting dalam respons masyarakat terhadap hal tersebut. Polusi udara dalam pikiran masyarakat seringkali berbeda dengan polusi udara yang didefinisikan oleh komunitas ilmiah. Oleh karena itu, untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengentasan yang berhasil, pemahaman terhadap persepsi risiko masyarakat adalah kuncinya (Noël et. al., 2022). Dari sinilah, kita akan melihat pemahaman tersebut dari sudut pandang responden yang mungkin berdampak terhadap kesehatan.

Tiga anggota Tim Penelitian NIHR yang terdiri dari dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya, tiba di Puskesmas Pagak pada pukul 09.08 WIB. Ketiga anggota Tim Penelitian diterima oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Pagak dr. Cynthia Aristi P.R. di Ruang Tamu Lantai 2 Puskesmas Pagak.

In-depth interview dengan apoteker Puskesmas Pagak

Kemudian dr. Harun Al Rasyid pun mengemukan maksud dan tujuan kehadirannya di Puskesmas Pagak kepada Kapus dr. Cynthia. Kebetulan dr. Cynthia adalah adik kelas sewaktu kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

Setelah itu, tanpa berpanjang lebar, Kapus dr. Cynthia pun mempersilahkan untuk bertugas dalam in-depth interview dengan responden yang telah dihadirkan di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Pagak.

Berhubung ketiga responden telah hadir dan siap diajak wawancara mendalam, maka ketiga Tim Penelitian pun juga berbagi peran dalam melakukan in-depth interview kepada responden tersebut. Dr. Harun Al Rasyid melakukan wawancara mendalam dengan Pj PTM Puskesmas Pagak Dwi Cahya Widodo, A.Md.Kep; Meutia Fildzah Sharfina bersama apoteker dan sekaligus Koordinator Risiko Puskesmas Pagak Apt. Rodo Nathania Eirene Sitorus, S.Farm; dan saya melakukan in-depth interview dengan kader kesehatan Desa Gampingan Dianawati.

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Gampingan

Proses wawancara mendalam kali ini bervariasi. In-depth interview dengan apoteker dan kader kesehatan selesainya hampir bersamaan, memakan waktu sekitar 40 menit lebih sedikit. Sedangkan, wawancara mendalam dengan Pj PTM menyita waktu 1 jam lebih, atau berakhir pada pukul 10.02 WIB.

Setelah itu, tiga anggota Tim Penelitian dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan di meja tamu yang berada di depan pintu masuk Ruang Pertemuan Puskesmas Pagak. Ada putu ayu, lumpia, pisang goreng, kue lapis, dan lain-lain.

Usai rehat sejenak dan mencicipi hidangan tersebut, tiga anggota Tim Penelitian pun berpamitan kepada Kapus dr. Cynthia untuk kembali ke Kampus FKUB. *** [240424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 23 April 2024

Wawancara Mendalam NIHR Bersama Dokter dan Perawat Puskesmas Pagak dan Kader Kesehatan Desa Sumberejo

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah metode terbuka dan berorientasi pada penemuan untuk memperoleh informasi rinci tentang suatu topik dari pemangku kepentingan. Wawancara mendalam merupakan metode penelitian kualitatif; tujuannya adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam sudut pandang, pengalaman, perasaan, dan perspektif responden. Wawancara jenis ini, dalam Workbook E: In-Depth Interview (Wallace Foundation Website, 2009), sering kali dilakukan pada awal proyek penelitian.

Satu bulan yang lalu (23/03), anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseseas and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” telah melakukan uji coba instrumen survey di Puskesmas Bantur.

Dan, hari ini, Selasa (23/04), tiga anggota Tim Penelitian – dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya - mencoba mengimplementasikan dalam main survey di Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Sumbernongko, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Anggota Tim Penelitian tiba di Puskesmas Pagak pada pukul 09.00 WIB lebih sedikit, dan diterima langsung dengan ramah oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak Sulih Mintarum, ST yang mewakili Kepala Puskesmas yang sedang mengikuti acara Lokmin (Lokakarya Mini) di tempat lain.

In-depth interview bersama dokter fungsional Puskesmas Pagak

Setelah anggota Tim Penelitian memperkenalkan diri, dr. Harun Al Rasyid mengungkapkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan mengidentifikasi berbagai faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan dan pelayanan promotif preventif untuk mengurangi dampak polusi udara pada risiki penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) dan penyakit jantung pada masyarakat.

Begitu mendengar maksud dan tujuan kehadiran dari tiga anggota Tim Penelitian ini, Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak berusaha memfasilitasi untuk menghubungi responden yang diperlukan dalam in-depth interview (wawancara mendalam) pada hari ini.

Sesuai schedule yang telah dilayangkan kepada Puskesmas Pagak, hari ini tiga Tim Penelitian ingin melakukan in-depth interview dengan dokter fungsional dan perawat yang bertugas di Puskesmas Pagak serta seorang kader kesehatan dari Desa Sumberejo.

Kebetulan responden yang sudah siap adalah dokter fungsional dan perawat di lingkungan Puskesmas Pagak, sementara kader kesehatannya menurut informasi dari perawat Desa Sumberejo, tidak bisa hadir di Puskesmas lantaran sedang ada pertemuan. Ia akan menunggu di Balai Desa Sumberejo untuk in-depth interview.

In-depth interview dengan perawat Puskesmas Pagak

Akhirnya, dua responden dilakukan wawancara mendalam di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Pagak. Dr. Harun Al Rasyid melakukan wawancara mendalam dengan dr. Septian Iqbal Mirzaqom, seorang dokter fungsional dan sekaligus penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium Puskesmas Pagak.

Kemudian Meutia Fildzah Sharfina mewawancarai mendalam bersama Hidayana, A.Md.Kep, seorang perawat UGD dan sekaligus penanggung jawab TB Puskesmas Pagak. Sementara itu, berhubung kader kesehatan tidak bisa hadir di Puskesmas Pagak, saya pun berperan untuk mendokumentasikan jalannya in-depth interview yang umumnya berkisar 1 jam lamanya.

Selesai in-depth interview dengan dokter dan perawat Puskesmas Pagak, tiga Tim Penelitian berpamitan dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak untuk melanjutkan langkah menuju ke Balai Desa Sumberejo yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Puskesmas Pagak, namun arahnya sejalur pulang menuju Malang nantinya.

Pada waktu hendak meninggalkan Lantai 2 Puskesmas Pagak, Kepala Tata Usaha telah menyiapkan hidangan dalam kardus untuk dicicipi. Namun karena sudah ditunggu kader kesehatan di Balai Desa Sumberejo, ketiga kardus hidangannya dibawa pulang.

In-depth interview bersama kader kesehatan Desa Sumberejo

Rombongan Tim Penelitian tiba di Balai Desa Sumberejo sekitar pukul 11.18 WIB. Di Balai Desa itu, tiga anggota Tim Penelitian berjumpa juga dengan Sekretaris Desa (Sekdes) Sumberejo, perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep.Ners., Babinsa, dan kader kesehatan serta perangkat desa lainnya.

Begitu diterima oleh Sekdes di salah satu ruangan, dr. Harun Rasyid dan Meutia mengobrol dengan Sekdes dan perawat desa, sementara saya gantian bertugas melakukan in-depth interview dengan kader Posyandu Balita bernama Wiwik Zumawati.

Mula-mula, diterangkan dulu tujuan dari in-depth interview ini kemudian saya pun menyodorkan informed consent untuk dibaca sejenak agar supaya dalam berpartisipasi sebagai responden menerimanya dengan tangan terbuka.

In-depth interview dilakukan di meja panjang yang berada di Pendopo Balai Desa Sumberejo. In-depth interview ini memakan waktu sekitar 51 menit, dan berakhir pada pukul 12.17 WIB dan direkam. Tujuannya direkam ini agar memudahkan peneliti untuk mengulang kembali hasil dari in-depth interview.

Selesai wawancara mendalam dengan kader kesehatan ini, Tim Penelitian pun berpamitan mengingat dr. Harun Al Rasyid masih ada jadwal menguji mahasiswanya di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB). *** [230424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog