Tampilkan postingan dengan label Keswa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keswa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Oktober 2023

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM di Kabupaten Malang

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM Kabupaten Malang di Ruang Pertemuan Anusapati Lt. 2 Gedung C Pemkab Malang

Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Malang sempat meralat jam pelaksanaan Rapat Sosialisasi dan Koordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di Kabupaten Malang, yang diadakan di Ruang Pertemuan Anusapati Lt. 2 Gedung C Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang di Jalan Merdeka Timur No. 3 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Sedianya Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM yang bersifat lintas sektor itu diadakan di pagi hari, namun karena Pj. Sekretaris Daerah ada kegiatan yang penting di pagi hari maka akhirnya diubah jam pelaksanaannya menjadi siang hari.

Panitia penyelenggara Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa, yang terdiri dari Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, dan Wildan Adi Yatma, S.Psi yang dibantu Candra Hernawan, S.Kom untuk mengoperasikan komputer.

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM ini sebagai salah satu bentuk menindaklanjuti Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/874/KEP/35.07.013/2022 tentang Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kabupaten Malang.

Sesuai Keputusan Bupati tersebut, tugas TPJKM adalah merumuskan kebijakan upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; menentukan mekanisme koordinasi dan kebijakan operasional upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; menyusun program kerja upaya kesehatan jiwa masayarakat di Kabupaten Malang; melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kerja upaya kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang; dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas TPKJM kepada Bupati Malang melalui Sekretaris Daerah.

Dalam sambutan dan sekaligus arahannya, Pj. Sekretaris Daerah Dr. Nurman Ramdansyah, S.H., M.Hum mengatakan bahwa dengan terbentuknya TPKJM dari lintas sektor itu, Tim perlu bersilaturahmi dan berkoordinasi agar supaya menghasilkan soliditas sehingga bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Perlu diketahui, TPKJM terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dinkes, Kepolisian Resor Malang, KODIM 0818, Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Satuap Polisi Pamong Praja, RSUD Kanjuruhan, RSUD Lawang, Kementerian Agama, BPJS Kesehatan, Bagian Hukum Sekretariat Daerah, Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Malang Raya, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan juga menghadirkan RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.

“Semua harus tahu tugasnya. Kata kuncinya dalam TPKJM adalah komunikasi seperti dalam pertemuan ini,” jelas Dr. Nurman Ramdansyah kepada seluruh yang hadir dalam Ruang Pertemuan Anusapati tersebut. “Kita harus berorientasi pada hasil bukan seremoni.”

Kemudian Dr. Nurman yang didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Rachmat Hardijono dan Kepala Dinkes drg. Wiyanto Wijono, M.M.Kes, juga langsung memberikan arahan berdasarkan pointer yang telah dibuat oleh Dinkes Kabupaten Malang.

Pointer-pointer tersebut antara lain adanya kenaikan jumlah kasus pasien gangguan jiwa dari tahun 2022 hingga September 2023. Dari 4.279 di tahun 2022 menjadi 4.606 sampai September 2023. Lima kecamatan dengan jumlah pasien gangguan terbanyak meliputi: Bantur (285 pasien), Kepanjen (229 pasien), Bululawang (208 pasien), Pakisaji (190 pasien) dan Lawang 186 pasien.

Ketersediaan Posyandu Jiwa, masih ada 13 kecamatan di Kabupaten Malang yang belum memilikinya. Kemudian terdapat 22 penyandang gangguan jiwa yang belum memiliki NIK dan 84 orang yang tidak mempunyai JKN.

Beberapa dukungan yang diperlukan dari lintas sektor dalam penanganan kesehatan jiwa masyarakat di Kabupaten Malang itu di antaranya pembuatan NIK dan e-KTP untuk 22 orang dan pembuatan JKN 84 orang.

Lalu, pemasaran produk hasil karya pasien penyandang gangguan jiwa di Posyandu Jiwa, pelatihan keterampilan kerja bagi pasien penyandang gangguan jiwa yang sudah membaik atau kooperatif, perlunya dukungan donor agency/CSR untuk pengembangan Posyandu Jiwa, dibutuhkannya ketersediaan ruang rawat inap di RSUD Kanjuruhan dan RSUD Lawang, diperlukan dukungan lintas profesi bidang kesehatan, seperti Persatuan Dokter Spesialis Jiwa, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Perawat Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, dan Ikatan Bidan Indonesia, serta dukungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk memperkuat eksistensi Posyandu Jiwa.

Pointer-pointer yang telah disampaikan oleh Pj. Sekretaris Daerah itu, hampir setengahnya bisa dirampungkan dalam arahannya. Kemudian sisanya menjadi bahan diskusi setelah Pj. Sekretaris Daerah dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat meninggalkan Ruang Pertemuan Anusapati karena harus menghadiri rapat di Kepanjen.

Usai pemberian materi dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang, acara pun digunakan untuk diskusi dan sekaligus pembuatan berita acara yang dipandu langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes.

Rapat Sosialisasi dan Koordinasi TPKJM berakhir pada pukul 15.53 WIB dengan banyak muatan dalam berita acara hasil diskusi, dan sekaligus menjadi pekerjaan TPKJM yang akan selalu dipantau oleh Pj. Sekretaris Desa. *** [121023]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 08 Oktober 2023

Sosialisasi GHG STAND Indonesia Di Desa Karangsari

Beberapa waktu yang lalu (23/09), salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) mengikuti sosialisasi NIHR Global Health Research Group on Suistanable Care for Anxiety and Depression in Indonesia, atau yang disingkat menjadi GHG STAND Indonesia yang diadakan di Balai Desa Karangsari yang terletak di Dusun Krajan RT 09 RW 02 Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

GHG STAND merupakan riset kolaborasi antara Universitas Indonesia dengan Universitas of Manchester dan Manchester University. Lokasi yang tersampel di Kabupaten Malang adalah Desa Kasembon, Kecamatan Bululawang dan Desa Karangsari, Kecamatan Bantur.

Informasi mengenai riset ini didapat oleh salah seorang anggota Tim SMARThealth UB saat bersua dengan Team Leader SMARThealth UB pada acara deteksi dini PTM di Dinkes Kabupaten Malang (24/08).

Suasana sosialisasi GHG STAND di Pendopo Bali Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Begitu mendapat info ini, Tim SMARThealth UB berusaha berkontak dengan Tim Enumerator GHG STAND. Setelah itu, ada dua orang Tim Enumerator yang berkunjung ke Sekretariat SMARThealth yang pernah terlibat menjadi enumerator dalam SMARThealth Baseline.

Dari info kedua orang tersebut, Tim SMARThealth UB melakukan kunjungan silaturahmi ke basecamp sewaktu di Desa Kasembon pada Senin (28/09). Basecamp di rumah bertingkat sebelah timur Balai Desa Kasembon. Di basecamp itu Tim SMARThealth UB berkesempatan berjumpa dengan seluruh Tim Enumerator GHC STAND UI, yang terdiri dari Slamet Hariono, S.Si, Elmi Kamilah, S.Adm, Anis Khruniawati, S.Sos, Arief Budi Santosa, S.Ak, Dewi Wardha Imania, S.Tr.Keb, dan Dhika Ainul Luthfi, S.Tr.Kom.

Setelah silaturahmi, Tim SMARThealth UB juga menyempatkan diri berkeliling desa tersebut sebentar. Desa Kasembon merupakan salah satu desa yang telah masuk replikasi SMARThealth, yang terdiri dari 4 dusun, yaitu Krajan, Meduran, Sukorejo, dan Kanigoro. Menjangkau desa tersebut cukup mudah. Dari selatan bisa lewat samping Balai Desa Kowulu ke utara. Atau dari Pasar Bululawang ke timur lewat jembatan Sukoharjo yang ikonik dan heritage.

Team Supervisor berikan penjelasan ruang lingkup riset dan pengambilan data GHG STAND

Kemudian pada Jumat (15/09), Tim SMARThealth UB diboncengin Team Supervisor bersama dua enumerator ikut berkunjung ke Desa Karangsari untuk mengurus perizinan. Di sana, Tim Enumerator GHG STAND ditemui oleh Kepala Desa Deni yang baru menjabat tiga bulan ini. Mereka disambut dengan baik.

Desa Karangsari merupakan salah satu desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Bantur, namun demikian Puskesmasnya ikut Pukesmas Wonokerto. Desa ini mudah dijangkau dari Kepanjen. Lokasi desa tersebut melewati Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, yang terkenal akan pembakaran batu gamping (lime stone) dengan limbah plastik.

Topografi ketinggian Desa Karangsari adalah berupa dataran sedang dengan ketinggian 156 meter di atas permukaan laut. Pemandangan khasnya berupa hutan jati milik Perhutani, dan sebagain besar penduduknya keturunan Madura.

Salah seorang enumerator menambahkan apa yang telah dsampaikan oleh Team Supervisor

Lalu, pada Sabtu (23/09) sore hari, Tim SMARThealth UB diboncengin lagi untuk ikut Sosialisasi GHG STAND di Balai Desa Karangsari. Sosialisasi itu dihadiri Kepala Desa berikut perangkatnya termasuk Kepala Dusun dan kader kesehatan setempat yang menjadi target sampel. Ada 3 dusun di lingkungan Desa Karangsari, yaitu Krajan, Gumuk Mas, dan Gunung Gebang.

Dalam sosialisasi tersebut bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai gambaran kerja dari Tim Enumerator GHG STAND nantinya ketika memasuki lapangan (field work). Mulai dari sampel sebanyak 1600 orang dipilih secara acak, dan bagaimana menentukannya. Hal ini agar supaya masyarakat mengerti.

Acara sosialisasi ini berlangsung selama satu jam lebih dan berakhir pada pukul 16.44 WIB. Setelah itu tidak langsung pulang namun masih berbincang dengan Kepala Desa hingga menjelang adzan Mahgrib. *** [081023]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 21 September 2023

Ribuan Siswa SMK MUTU Gondanglegi Ikuti Skrining SDQ dan PTM

Ribuan siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi mengikuti kegiatan skrining Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) dan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kampusnya yang beralamatkan di K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Dusun Krajan RT 18 RW 03 Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Skrining tersebut dalam rangka rencana tindak lanjut dari program Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Kesehatan Jiwa di Sekolah, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dan UNICEF, dua puluh hari yang lalu, di Meeting Room Singhasari Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen.

Ada lima MA/SMK/SMA sebagai sekolah model yang mengikuti orientasi tersebut di Kabupaten Malang, yaitu MA An-Nur Bululawang, SMK Budi Mulya Pakisaji, SMA Negeri 1 Kepanjen, SMA Negeri 1 Sumberpucung, dan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi.

Sebelumnya MA An-Nur, SMK Budi Mulya, dan SMA Negeri 1 Sumberpucung telah menyelesaikan skrining tersebut, dan dua hari ini, Rabu (20/09) dan Kamis (21/09), giliran SMK Muhammadiyah 7 (SMK MUTU) Gondanglegi mengadakan skrining SDQ dan sekaligus diikuti dengan skrining PTM. Pada kesempatan itu tampak hadir staf Keswa Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wildan Adi Yatma, S.Psi, dan seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Suasana skrining PTM di Aula SMK MUTU Gondanglegi

Skrining SDQ dilaksanakan usai salat Dhuha dan dzikir pagi. Siswa-siswi SMK MUTU masuk pada pukul 06.20 WIB untuk sesi I, dan selesai pada pukul 12.30 WIB. Kemudian untuk sesi II, siswa masuk pada pukul 12.30 WIB. Siswa yang masuk sekolah sesuai jadwal sesi II tidak mengikuti salat Dhuha tapi salat Maghrib.

Jadwal masuk ini akan dirubah setiap hari. Namun dalam kegiatan skrining SDQ dan PTM dijadwalkan pagi hingga siang hari. Dengan pola jadwal tersebut, dalam dua hari ini semua siswa akan bisa mengikuti skrining SDQ dan PTM dari pagi hingga siang hari.

Pada jadwal sesi I, siswa-siswi akan memulai aktivitasnya dengan melakukan salat Dhuha secara berjamaah, kemudian dzikir pagi dan siraman rohani yang berisikan motivasi di halaman depan gedung SAMSUNG Tech Institute SMK MUTU.

Usai itu, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dari Ponkesdes Putat Kidul maupun Puskesmas Gondanglegi yang dibantu oleh sejumlah guru, melaksanakan skrining SDQ. Tujuan dari skrining SDQ ini adalah dalam upaya pencegahan masalah kesehatan jiwa (keswa) di sekolah. Jadi, SDQ merupakan instrumen deteksi dini bagi keswa yang bisa dijalankan di lingkungan sekolah.

Siswa-siswi Komptensi Keahlian Keperawatan SMK MUTU berpartisipasi dalam membantu tenaga kesehatan Puskesmas Gondanglegi dalam skrining PTM

Instrumen SDQ telah dibuat dalam bentuk aplikasi. Hal ini untuk memudahkan siswa-siswi untuk mengisinya melalui handphone (HP) mereka masing-masing. Dalam SDQ tersebut ada 25 item yang dibagi menjadi 5 skala, yaitu gejala emosional, permasalahan yang mengganggu, hiperaktif/kurang perhatian, masalah hubungan teman sebaya, dan perilaku prososial.

Setelah mengikuti skrining SDQ, siswa-siswi memasuki ruang kelas masing-masing. Perlu diketahui, SMK MUTU Gondanglegi yang berdiri sejak 1994 di lahan seluas 36.040 m² itu memiliki 14 Komptensi Keahlian, yakni Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknik Mekatronik, Teknik Alat Berat, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Perhotelan, Jasa Boga, Perbankan, Administrasi Perkantoran, Farmasi, dan Keperawatan.

Setelah itu, per kelas siswanya akan dipanggil menuju Ruang Aula yang berada di Lantai 2 bagian belakang untuk mengikuti skrining PTM. Ada 14 nakes dari Puskesmas Gondanglegi ditugaskan untuk melakukan skrining PTM, yang dibantu 23 siswa-siswi dari Kompetensi Keahlian Keperawatan SMK MUTU.

Ke-23 siswa-siswi tersebut membantu nakes melakukan pendaftaran dan mengkondisikan siswa-siswi dalam skrining PTM, pengukuran antropometri (lingkar perut, berat badan, tinggi badan), pengukuran tekanan darah, dan mengumpulkan formulir skrining. Mereka terlihat terampil, dan umumnya mereka mempunyai alat tensi darah manual sendiri-sendiri.

Sebelum masuk kelas, semua siswa mengikuti salat Dhuha, dzikir pagi, siraman rohani yang isinya memotivasi, dan kemudian mengisi Strengths and Difficulties Questionnaire

Kemudian yang 14 nakes, yang terdiri dari dokter fungsional, perawat maupun bidan itu, melakukan skrining PTM dengan wawancara kepada setiap siswa/siswi, mengecek penglihatan dan pendengaran serta gigi. Setelah itu, mereka akan dicek kadar gulanya.

Semua siswanya yang masuk sekolah diharapkan mengikuti skrining SDQ dan PTM. SMK MUTU memiliki kurang lebih 2457 siswa dari 14 Kompetensi Keahliannya. Per harinya, akan diskrining sebanyak 1000-an siswa lebih.

Sehingga SMK MUTU Gondanglegi yang memiliki visi menjadi sekolah yang Islami, Unggul, Profesional, Entrepeneur dan Bertaraf Internasional itu, melakukan skrining SDQ dan PTM sebanyak 2000-an siswa lebih dalam dua hari ini.

Pelaksanaan skrining SDQ dan PTM berjalan tertib dan lancar. Komunikasi yang baik antara nakes Puskesmas Gondanglegi, guru SMK MUTU, dan siswa yang mengkondisikan jalannya skrining ini menjadi kunci dalam implementasi skrining SDQ dan PTM ini. Mereka pun dibekali dengan walkie talkie untuk memudahkan dan mempercepat pelaksanaan skrining SDQ dan PTM tersebut. *** [210923]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 01 September 2023

Kemenkes dan UNICEF Adakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Keswa Di Sekolah

Dua hari ini (31 Agustus – 1 September 2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan UNICEF mengadakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah, yang digelar di Meeting Room Singhasari Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen.

Dipilihnya Kabupaten Malang di Provinsi Jawa Timur, karena Kabupaten Malang termasuk dalam 5 locus project UNICEF yang bekerja sama dengan Kemenkes dalam Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah, selain Banda Aceh (Provinsi Aceh), Rembang dan Blora (Jawa Tengah), serta Sumba Barat dan Sumba Tengah (NTT).

Acara kegiatan ini dihadiri oleh Kemenkes, UNICEF, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, Dinkes Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Kanwil Kemenag Kabupaten Malang, 5  Puskesmas Pengampu Sekolah Model (masing-masing 2 orang: Pemegang Program Jiwa dan UKS), dan 5 Sekolah Model (masing-masing 4 orang: Kepala Sekolah, Guru BK, Guru UKS, dan 1 perwakilan siswa berprestasi), serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Seluruh peserta Orientasi berpose bersama di Meeting Room Singhasari Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen

Dari Kemenkes ada 3 orang Tim Kerja Keswa dan Kemitraan, yakni dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ (Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Direktorat Kesehatan Jiwa), dr. Lucia Maya Savitri, MARS (Analis Kebidajakan Ahli Muda Direktorat Kesehatan Jiwa), dan Kartika Handayani, S.Psi, M.Si (Peneliti Ahli Muda Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan), dan UNICEF dihadiri oleh Riana Wulandari, SKM, M.Sc (Health Officer UNICEF Indonesia Country Office).

Dinkes Provinsi Jawa Timur diwakili staf Seksi P2PTM Citra Ervina Ahiyanasari, SKM, dan Dinkes Kabupaten Malang terlihat Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan 2 staf (Imam Ghozali, S.Kep.Ners dan Wildan Adi Yatma, S.Psi).

Dari Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dihadiri oleh Hakso Gatut Prambono, S.H. (Kasi SMA dan PKLK Dinkes Kabupaten Malang), dan dari Kemenag Kabupaten Malang terlihat Imam Subachi (staf Pendma Kemenag Kabupaten Malang).

Sambutan dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes RI

Kemudian Puskesmas Pengampu Sekolah terdiri dari Bululawang, Gondanglegi, Pakisaji, Kepanjen, dan Sumberpucung. Sedangkan, kelima Sekolah Model tersebut meliputi Madrasah Aliyah (MA) An-Nur Bululawang, SMK 7 Gondanglegi, SMK Budi Mulia Pakisaji, SMA Negeri 1 Kepanjen, dan SMA Negeri 1 Sumberpucung.

Sementara itu, daftar narasumber dalam acara kegiatan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah menghadirkan dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes, Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jawa Timur, dan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) Malang Raya.


Hari Pertama

Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB diawali dengan sambutan dan pembukaan kegiatan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di Kabupaten Malang.

Sambutan pertama disampaikan oleh dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ sebagai Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes. Dalam sambutannya, dr. Edduwar mengatakan bahwa tingginya kasus keswa anak sekolah cenderung semakin meningkat, sehingga perlu adanya upaya pengendalian dan pencegahan keswa anak sekolah.

“Dengan ini kami, Kemenkes bekerja sama dengan UNICEF melaksanakan Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di Kabupaten Malang dengan mengundang 5 Puskesmas Pengampu Sekolah Model dan 5 Sekolah Model,” jelas dr. Edduwar dalam acara pembukaan di hari pertama.

Pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes

Yang terpenting, menurut dr. Edduwar, adalah Guru BK berperan penting dalam upaya keswa bagi anak sekolah dengan teknik konseling yang akan diiplementasikan untuk mengatasi permasalahan bullying, slow learning, gangguan NAPZA, penyimpangan seksual, bolos, dan kenakalan anak lain.

Usai sambutan dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kushayanto, SKM.

Pada kesempatan itu, Paulus Gatot memberikan gambaran mengenai permasalahan keswa di Kabupaten Malang. Dari jumlah penduduk di Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa, capaian pelayanan kesehatan bagi penderita ODGJ yang ditemukan dan dilayani sebanyak 3.587 jiwa (112,8%). 

Peserta Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Keswa di Sekolah

Tapi, kata Paulus Gatot, capaian skrining jiwa dengan Self Report Questionnaire (SRQ) 20 dan Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) masih rendah atau sekitar 3,9% dari target sebesar 30%. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa upaya preventif yang berupa deteksi dini masih sangat rendah dari yang ditargetkan.

Selesai sambutan-sambutan, acara langsung diteruskan dengan pemaparan sejumlah materi. Materi pertama diisi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dr. Edduwar dengan judul “Upaya Kesehatan Jiwa Di Sekolah: Terinterasi dengan Kegiatan Sekolah Sehat”.

Lalu, disambung dengan materi kedua yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi dari IPK Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan titel “Meningkatkan Harga Diri Remaja:Cara untuk membantu remaja merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri serta meningkatkan harga diri mereka.”

Narasumber dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Wilayah Malang Raya

Kemudian pemaparan materi ketiga disampaikan oleh narasumber dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) Malang Raya, dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ. Ada dua materi yang disajikan oleh dr. Friliya, yaitu “Mengatasi Stress” dan “Mengatasi Emosi.”

Acara Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah di hari pertama ini selesai pada pukul 16.02 WIB.


Hari Kedua

Hari kedua ini merupakan kelanjutan dari acara hari pertama mengingat banyaknya materi yang perlu dijelaskan kepada peserta Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah.

Acara di hari kedua dimulai pada pukul 08.57 WIB dengan diawali pemaparan materi yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi dari IPK Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan judul “Bagaimana Remaja Menangani Tekanan Teman Sebaya?”

Setelah itu disambung dengan pemaparan materi dari dr. Lucia Maya Savitri, MARS dari Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dengan tema Persiapan yang sistematika pembahasannya meliputi analisa situasi, kegiatan pokok dan pengorganisasian, serta perencanaan intervensi.

Narasumber dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jawa Timur

Usai materi dari dr. Lucia, acara pun diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, makan). Waktu ishoma di hari kedua ini lebih panjang ketimbang di hari pertama karena ada kewajiban bagi peserta laki-laki untuk menunaikan sholat Jumat.

Masuk ke Meeting Room Singhasari lagi pada pukul 13.05 WIB, dan acara diisi dengan pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes dr. Edduwar dengan mengambil judul “Toolkit Membantu Remaja Berkembang.”

Selesai materi dr. Edduwar, acara berikutnya adalah pembuatan timeline sebagai bagian dari rencana tindak lanjut (RTL) setelah pulang dari Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa (Keswa) di Sekolah ini.

Pemaparan materi dari staf Tim Kerja Keswa dan Kemitraan Kemenkes 

Lima sekolah yang hadir dalam kegiatan ini diminta menjadi agent of change dengan membentuk kader sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 3 guru ditambah dengan 17 siswa dengan Surat Keputusan dari Kepala Sekolah.

Kader tersebut nantinya akan mengorganisir dan menyusun perencanaan. Setelah kegiatan pokoknya berjalan, mereka akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk menyelenggarakan skrining keswa maupun Survey Mawas Diri (SMD) mulai minggu depan.

Selesai skrining keswa maupun SMD, mereka akan lanjut melaksanakan literasi keswa dan KIE. Bulan berikutnya baru orientasi kader kesehatan di sekolah, monitoring, dan evaluasi.

Acara kegiatan di Hote Grand Kanjuruhan Kepanjen ini ditutup pelaksanaannya oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 16.10 WIB. *** [010923]

Share:

Kamis, 04 Mei 2023

Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah

Lorong selebar 2,5 m  di sisi utara Ballroom Hotel Grand Miami Kepanjen yang berada di lantai 7 terlihat ramai. Pasalnya, hari ini ada dua kegiatan di Ballroom tersebut. Ballroom 1 dan 2 dipakai oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Ballroom 3 digunakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang.

Terkait Dinkes Kabupaten Malang, pagi ini, Kamis (04/05), melalui melalui Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) menggelar Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah. 

Pertemuan ini menghadirkan Pemegang Program NAPZA, Keswa, dan UKS Puskesmas se-Kabupaten Malang, dan dua narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Dalam pertemuan itu juga terlihat sejumlah personil Substansi PTM dan Keswa yang bahu membahu dalam pelaksanaan pertemuan tersebut, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Wildan Adi Yatma, S.Psi, Imam Ghozali, S.Kep. Ners, Kristina Dewi, A.Md.Keb, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, Bastamil Anwar Azi, S.Kep.Ners, Candra Hernawan, S.Kom dan Rosida, SKM. Selain itu, tampak hadir pula perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, peserta pertemuan melakukan foto bersama

Acara yang diagendakan dimulai pada pukul 09.00 WIB ini molor, karena harus menunggu narasumber dari Dinkes Provinsi yang sedang dalam perjalanan menuju ke Hotel Grand Miami. Namun demikian, hal ini tak mengurangi semangat para peserta pertemuan ini. Mereka pun bisa berhalal bihalal dengan sejawatnya, sambil menikmati menu snack yang telah disiapkan oleh pihak hotel di lorong sebelah meja registrasi Dinkes Kabupaten Malang. Ada dadar gulung coklat pisang, tahu isi/tahu berontak, dan lumpia. Minumnnya tersedia hot coffee dan hot tea.

Acara pertemuan ini dimulai tepat pada pukul 09.33 WIB setelah narasumber dari Dinkes Provinsi tiba di Ballroom. Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yan diperbantukan di Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, mengawali dengan ucapan selamat datang, membacakan susunan acara, dan memandu doa.

Kemudian semua peserta diminta berdiri oleh MC Uli untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang disorotkan ke dalam layar di depan. Setelah itu, acara berikutnya adalah sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengawali dengan permohonan maaf dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang yang sedianya akan membuka pertemuan ini tapi ternyata ada acara di Pendopo Kabupaten Malang secara mendadak, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) berhalangan hadir karena sedang bertugas di Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Kemudian Paulus Gatot melanjutkan sambutannya dengan memaparkan permasalahan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif) dan peredaran gelapnya merupakan masalah besar dan perosalan bagi kita bersama.

Dari hasil penelitian BNN (Badan Narkotika Nasional) yang dilakukan pada tahun 2019, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahgunaan NAPZA adalah 1,8%. Dibandingkan dengan survai pada tahun 2017, berarti terjadi kenaikan 0,03% setiap tahunnya. Artinya, menurut Paulus Gatot, setiap 100 orang penduduk, ada 1 hingga 2 orang mengalami penyalahgunaan NAPZA.

Upaya pemerintah pun dilakukan dalam menangani maraknya penyalahgunaan NAPZA tersebut. Pemberantasan peredaran Narkoba dilakukan oleh Kepolisian dan BNN, sedangkan Dinkes berupaya melakukan upaya pengendalian peningkatan penyalahgunaan NAPZA dengan promosi kesehatan (promkes) tentang bahaya NAPZA di masyarakat luas termasuk juga di sekolah, deteksi dini dengan pemeriksaan urine, dan ASSIST (Alcohol, Smoking and Substances Involvement Screening Test) serta pelayanan kesehata bagi korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor). Di Kabupaten Malang, IPWL terdapat di Puskesmas Gondanglegi, RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat, dan BNN.

Berdasarkan data dari Program Keswa dan NAPZA Dinkes Kabupaten Malang, skrining NAPZA bagi jumlah penduduk usia>15 tahun dengan ASSIST mencapai 72.343 orang (3,9%) dari target sasaran sebesar 30%. Perlu diketahui bahwa target sasaran di Kabupaten Malang ada sebanyak 1.855.577 orang dari total jumlah penduduk di Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa. 

Peserta pertemuan diikuti oleh Pemegang Program Keswa, NAPZA dan UKS Puskesmas se-Kabupaten Malang

Sementara itu, capaian deteksi dini NAPZA masih 570 orang, dan yang melakukan pelaporan IPWL penyalahgunaan NAPZ yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di Puskesmas Gondanglegi terdapat 7 orang di tahun 2022.

“Dari data tersebut menunjukkan bahwa upaya preventif yang berupa deteksi dini NAPZA masih sangat renda dari yang ditargetkan,” kata Paulus Gatot.

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa dan pembukaan pelaksanaannya secara resmi pada pukul 09.47 WIB, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Syafiudin Ridwan, S.Psi, M.Psi, psikolog dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, dengan titel “Orientasi Program Kesehatan Jiwa-NAPZA Jawa Timur.”

Pada kesempatan itu, Ridwan menguraikan indikator kinerja program Keswa-NAPZA (SPM, Renstra, RAN-P4GN, dan PKP), Simkeswa, Sinapza, pnghitungan sasaran, penghitungan capaian, deteksi dini risiko masalah Keswa (SDQ, SRQ-29 dan ASSIST), dan aplikasi Sijiwa.

Selesai pemaparan materi pertama pada pukul 11.38 WIB, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan) hingga pukul 12.40 WIB. Untuk pertemuan ini, lokasi makannya berada di lantai 2 menempati Miami Bar and Lounge, yang letaknya berdampingan dengan swimming pool dan menghadap ke halaman Hotel Grand Miami Hotel.

Narasumber pertama dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Penyajian meja tempat meletakkan menunya mengotak di mana tengah-tengahnya untuk lalu lalang peserta pertemuan yang akan makan siang. Begitu masuk pintu bar and lounge dari lift, peserta pertemuan akan menjumpai meja memanjang dari selatan ke utara yang letaknya mepet dengan kaca pembatas area swimming pool. Di situ terhidangkan menu: Steamed Rice, Sambal Goreng Kentang Ati, Tumis Sayur, Ayam Ketumbar, Ikan Bakar Dabu-Dabu, Daging Masak Rica,dan kumpulan bahan pelengkapnya seperti sambal trasi, kecap, dan kerupuk.

Sementara itu lanjut ke meja yang berada di sebelah utaranya yang membujur dari timur ke barat, mepet dengan pagar tangga menuju lantai 1, tersaji menu: Tahu Campur, Rujak Manis, Es Campur, Gado-Gado, dan Assorted Slice Fruits.

Lalu bergeser ke sebelah barat dari meja ini, terdapat menu: Mineral Water, Infused Water, dan Orange Juice. Sementara itu, Soup Sayur Asam letaknya agak tersembunyi di belakang meja kasir Miami Bar and Lounge.

Peserta pertemuan kembali masuk ke Ballroom pada pukul 13.09 WIB setelah narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tiba di lokasi. Narasumber dari RSJ Lawang , dr. Nur Aida, Sp.KJ, memberikan materi tentang “Deteksi Dini NAPZA di Sekolah.”

Narasumber kedua dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Menurut dr. Nur Aida, peningkatan penyalahgunaan NAPZA terus meningkat. Bahkan 4,7% populasi pelajar dan mahasiswa (hampir 1 juta oang) menyalahgunakan NAPZA. Lebih lanjut, dr. Nur Aida menjelaskan NAPZA  secara komprehensif, mulai dari singkatan NAPZA, terminologi NAPZA, tingkat pemakaian NAPZA, ketergantungan zat (adiksi), deteksi pemakai NAPZA, gejala, pengaruh NAPZA pada susunan syaraf pusat. 

Lalu, dr. Nur Aida melanjutkan dengan bahasan bagaimana NAPZA mempengaruhi seseorang, mengapa remaja mudah menyalahgunakan Narkoba, tanda remaja mulai memakai Narkoba, rmaja berisiko tinggi, peran pendidik dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba, langkah-langkah pencegahan,dampak NAPZA, rehabilitasi (medis dan sosial), upaya pencegahan, upaya kuratif dan rehabilitatif, proses kuratif dan rehabilitatif, pasien ketergantungan NAPZA, rencana terapi, hal-hal umum yang berlaku selama pemulihan, penyulit proses penyembuhan, tanda-tanda keracunan, dan keracunan obat tidur.

Selesai materi kedua, acara disambung dengan pembacaan RTL (Rencana Tindak Lanjut) oleh Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Imam Ghozali, S.Kep. Ners. RTL ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut peserta pertemuan untuk melaksanakan langkah berikutnya.

Mengakhiri pertemuan ini, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berkenan untuk menutupnya secara resmi pada pukul 14.47 WIB, dan berharap kepada peserta agar dalam pelaksanaan UKS, antara Keswa, NAPZA, dan UKS di Puskesmas bisa bersinergi. *** [040523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 03 Mei 2023

Rakontek Skrining GME dan Depresi Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2023

Memasuki Syawal hari ke-12 yang bertepatan dengan hari Rabu (03/05), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) menyelenggarakan Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Skrining GME dan Depresi.

Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Edelweis 1 dan 2 Lantai 1 Hotel Grand Miami Kepanjen yang dihadiri oleh Pemegang Program Keswa Puskesmas se-Kabupaten Malang dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Brawijaya (UB) dan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Selain itu tampak hadir juga sejumlah staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang turut membantu dalam pelaksanaan pertemuan Rakontek ini, seperti Wildan Adi Yatna, S.Psi, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb dan Kristina Dewi, A.Md.Keb, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners, Candra Hernawan, S.Kom, dan Rosida, SKM serta pensiunan staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd dan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Usai sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, dilakukan foto bersama

Acara Rakontek ini dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan ucapan selamat datang dan pembacaan susunan acara oleh Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Setelah itu, Uli langsung memimpin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan hitungan birama 4/4. Usai menyanyikan Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM mewakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang.

Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, disebutkan bahwa Keswa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Berdasarkan data Program Keswa Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2022, capaian skrining penderita gangguan jiwa berat yang memperoleh layanan kesehatan sebanyak 3.587 jiwa atau 112,8% dari target estimasi penderita gangguan jiwa berat yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 3.181 jiwa dari jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.650.825 jiwa.

Sambutan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Namun, capaian Gangguan Mental Emosional (GME) bagi penduduk usia >15 tahun baru mendapatkan skrining sebanyak 72.343 orang atau 3,9% dari target sasaran 30%. “Jadi menurut Indikator Kinerja Kegiatan Permenkes Nomor 13 Tahun 2022 tentang Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024, masih kurang capaian skriningnya dari target nasional,” jelas Paulus Gatot.

Sementara itu, capaian penyandang gangguan jiwa (skizofrenia, psikotik akut, gangguan kecemasan, depresi) yang memperoleh layanan di Fasyankes baru 35,2% atau 6.147 orang dari estimasi target sasaran 0.64% dari total penduduk, atau sekitar 16.965 orang.

Lebih lanjut, Paulus Gatot menerangkan bahwa dari data itu memperlihatkan bahwa upaya preventif berupa deteksi dini mengenai keswa masih sangat rendah dari yang ditargetkan. Oleh karena itu, menurut Paulus Gatot, pertemuan ini diharapkan agar Pemegang Program Keswa Puskesmas se-Kabupaten Malang dapat memahami dan melaksanakan teknis skrining GME dan depresi di Puskesmas, yang nantinya akan dapat meningkatkan capaian program Keswa.

Mengakhiri sambutan, Paulus Gatot langsung membuka pelaksanaan Pertemuan Rakontek Skrining GME dan Depresi secara resmi, dan acara pun langsung dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber yang dihadirkan dalam Rakontek tersebut.

Narasumber pertama dari UB

Materi pertama disampaikan oleh Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep.Sp.Kep.J dari Departemen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UB dengan judul “Deteksi Dini Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).”

Pada kesempatan itu, Dr. Heni menerangkan bahwa program Keswa menjadi program unggulan di negara maju, namun di Indonesia program Keswa masih menjadi program “sisa”. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya belum bisa optimal.

Dalam materinya, Dr. Heni membagi ke dalam tiga topik diskusi, yaitu pendahuluan yang berisi permasalahan keswa yang dijumpai di sekitar kita, konsep masalah kejiwaan menuju ODMK, dan upaya promotif.

Selesai pemaparan materi pertama yang memakan waktu 3 jam lebih 35 menit itu, acara disambung dengan pemaparan materi kedua dari Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, dengan titel “Target dan Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang.”

Koordinator Keswa Dinkes lakukan review target dan capaian skrining tahun 2022

Paparan materi ini hanya merupakan review pelaksanaan dan capaian skrining yang telah diupayakan oleh Puskesmas se-Kabupaten Malang pada tahun 2022. Review ini disampaikan agar peserta pertemuan Rakontek bisa mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan di tahun 2023 dalam memenuhi capaian berdsarkan target yang dimilikinya.

Rampung materi kedua pada pukul 12.41 WIB, dan acara selanjutnya diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Mereka umumnya menuju ke ruang lunch Dinkes yang disiapkan di lobby dekat ruang pertemuan Edelweis, namun terlihat juga yang langsung menuju ke musholla yang berada sebelah utara toilet lantai 1.

Di ruang makan, menunya diatur di meja memanjang dari timur ke barat. Ada dua meja, yang satunya berada di sisi selatan, dan satunya berada di tengah. Sementara di sisi utara digunakan untuk meja makan.

Meja panjang yang berada di tengah dihidangkan menu: Sop Ikan Kuah Asam, Steamed Rice, Mie Goreng Bakso, Sapo Tahu Ayam, Ayam Spicy, Beef Black Paper, Thai Fish Mango, dan condiment/bahan penyedap seperti sambal, acar, kecap, dan kerupuk. Sedangkan di meja panjang sisi timur hingga melengkung ke utara tersaji menu: Orange Juice, Infused Water, Mineral Water, Sliced Fruits, Puding, Rujak Buah, dan Cwi Mie Malang.

Narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Peserta pertemuan Rakontek memasuki ruang pertemuan Edelweis pada pukul 13.48 WIB untuk mengikuti pemaparan materi ketiga atau yang terakhir, yang disampaikan oleh dr. Endy Nurhayati, Sp.KJ dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dengan judul “Gangguan Mental Emosional.”

Menurut dr. Endy, Gangguan Mental Emosional (GME) adalah suatu keadaan yang mengindikasikan individu yang mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. Oleh karena itu, mengetahui stressornya dengan melakukan deteksi dini lebih awal, akan memudahkan tenaga kesehatan mudah menanganinya.

Di penghujung paparannya, dr. Heni mengajarkan latihan relaksasi sekitar 10 menit kepada semua peserta pertemuan Rakontek. Semua peserta diminta untuk mempraktekkan agar nantinya bisa menularkan kepada orang lain.

Selesai paparan materi ketiga, acara dilanjutkan dengan pembacaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari pertemuan ini, yang dibacakan oleh Imam Ghozali, dan setelah itu acara pertemuan Rakontek ini ditutup oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 15.21 WIB. *** [030523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 01 Februari 2023

Dari Ngurusi Keswa, Puskesmas Bantur Bergema

Dari bimtek Keswa, dua mobil warna hitam meluncur dari halaman Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menuju Puskesmas Bantur. Dua mobil itu berisi 4 rombongan. Mobil warna hitam berplat L merah membawa rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim).

Sementara itu, mobil warna hitam yang satunya berplat N putih diisi oleh rombongan Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, peneliti Universitas Brawijaya (UB), peneliti Manchester Metropolitan University (MMU), dan salah seorang Tim SMARThealth UB.

Rombongan Kemenkes berpose di depan pintu Puskesmas Bantur

Dua mobil empat rombongan itu akan melakukan kunjungan ke Puskesmas Bantur untuk beraudiensi dan sekaligus melihat implementasi program Keswa yang ada di Puskesmas Bantur. Perjalanan dari Kantor Dinkes Kabupaten Malang ditempuh dengan waktu sekitar satu jam.

Begitu tiba di Puskesmas Bantur yang beralamatkan di Jalan Raya Bantur No. 2203 Dusun Krajan RT 38 RW 08 Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, rombongan disambut oleh sejumlah tenaga kesehatan dan Kepala Puskesmas (Kapus), dan kemudian langsung diajak menuju ke Ruang Pertemuan Puskesmas yang berada di lantai 2.

Di ruang itu, Kapus Bantur Soebagijono, S.Kep, Ns, M.M.Kes memberikan sambutan dan sekaligus penjelasan mengenai “Kesehatan Jiwa Di Masyarakat.” Melalui slide yang ditransmisi ke TV Lead, Soebagijono menjelaskan latar belakangnya.

Dimulai dengan adanya problematika kesehatan jiwa yang terjadi di masyarakat, seperti dtelantarkan, dikucilkan, dan dipasung. Kesalahan pemahaman di masyarakat yang diperparah dengan adanya stigma di masyarakat terkait ODGJ, menyebabkan kesehatan jiwa selalu identik dengan perawatannya harus di rumah sakit jiwa (RSJ).

Suasana audiensi di Ruang Pertemuan Lt. 2 Puskesmas Bantur

Kompleksitas kesehatan jiwa bisa ada di individu itu sendiri, di keluarganya, atau di masyarakat. Oleh karena itu, penanganan masalah gangguan jiwa itu harus lintas sektor. Puskesmas tak akan mampu menangani jika tidak mendapat dukungan dari organisasi sosial lainnya.

Selesai penjelasan dari Kapus Bantur, Ketua Tim Kerja Surveilans Kesehatan Jiwa & Napza Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Herbert Sidabutar, Sp.KJ memberikan sambutan secara singkat. Dalam sambutannya, dr. Herbert mengatakan bahwa kunjungan kami kemari, ingin melihat dengan nyata program Keswa yang telah dijalankan di Puskesmas Bantur hingga bereputasi nasional.

Pukul 13.29 WIB dilakukan sesi tanya jawab. Ada 3 penanya dalam sesi tersebut. Pertanyaan pertama datang dari dr Herbert. “Apa yang mendorong Pak Bagijo melakukan ini?” tanyanya dihadapan lainnya yang ikut beraudiensi.

Kapus pun menjawabnya. Bermula dari melihat orang di pasung, saya kasihan dan tertarik untuk memahaminya. Kebetulan ada adik saya menjadi Kepala ODGJ di sebuah RSJ. Dari situ kemudian Soebagijono melakukan advokasi kepada kader.

Penjelasan Kapus Bantur dihadapan rombongan Kemenkes

Ia pun pernah difasilitasi untuk pelatihan di UI dan diberi tantangan di Bogor. Setelah pulang, Kapus merasa bisa mengembangkan ke desa lainnya. Pada saat itu program Keswa baru dalam pegembangan, namun setelah tahu bahwa sumber pasung adalah keluarga, maka dimulailah pendekatan kepada keluarga dan sekaligus melakukan promkes.

Pertanyaan berikutnya datang dari Syaifudin Ridwan, S.Psi, M.Psi dari Keswa Dinkes Jatim. “Bagaimana strategi pembebasan pasung yang Pak Bagijo lakukan selama ini? tanyanya kepada Kapus Bantur.

Pada kesempatan ini, Kapus Bagijo menerangkan bahwa ada tahapan-tahapannya. Melibatkan perawat, keluarga, masyarakat, dan pemerintah desa. Prosesnya bisa memakan waktu 3 sampai 6 bulan.

Terakhir, peneliti MMU pun bertanya untuk mendapat gambaran perlakuan selama ini. “Dalam masyarakat, ada kelompok sehat dan ada kelompok risiko. Apa tindakannya agar tidak berlanjut?” tanyanya kepada Kapus Bagijo.

Kapus Bantur menjelaskan kepada rombongan Kemenkes tentang hal yang ada di Poli Jiwa

Kata Kapus Bagijo, dalam kelompok risiko akan diberikan pelatihan manajemen stress, termasuk kepada kelompok yang sehat. Sementara itu, untuk yang terindikasi ODGJ harus mendapat penanganan khusus berupa pengobatan atau farmakologi.

Setelah sesi tanya jawab, dr. Herbert pun memberikan kesempatan kepada Kapus Bagijo untuk menyampaikan apa yang dikehendaki dengan kunjungan Kemenkes ke Puskesmas Bantur ini. Pada kesempatan ini, Kapus Bagijo berharap agar program jiwa menjadi program yang diprioritaskan.

Mengapa demikian? Menurut Kapus Bagijo, karena dalam kesehatan jiwa ada banyak persoalan di dalamnya, termasuk sosial ekonomi. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya target penanganan dari Puskesmas Bantur bukan ke arah klinis saja tetapi juga sosial.

Selesai diskusi itu, rombongan diajak menuju ke Poli Jiwa yang dimiliki Puskesmas Bantur. Poli Jiwa berada di lantai 2 bangunan lain di sebelah timur dari ruang pertemuan. Poli itu menghadap ke utara dipojok timur laut dari gedung itu.

Rombongan Kemenkes disambut di halaman parkir setibanya di Puskesmas Bantur

Di Poli Jiwa itu, Kapus Bagijo memperlihatkan peta kesehatan jiwa wilayah kerja Puskesmas Bantur bulan Desember tahun 2022, dan etalase yang berisi hasil kerajinan ODGJ. Kata Kapus Bantur, hasil karya berupa kerajinan ini akan selalu dipromosikan di sela-sela ada kegiatan yang dihadiri banyak orang.

Dari Poli Jiwa ini, berakhirlah rangkaian kunjungan rombongan Kemenkes yang disertai rombongan Dinkes Jatim, Dinkes Kabupaten Malang, serta dua peneliti dan salah seorang Tim SMARThealth UB. 

“Dari Ngurusi Keswa, Puskesmas Bantur Bergema”, begitulah kira-kira yang dirasakan rombongan tersebut setelah berkunjung ke sana, dan mendapat penjelasan serta bukti-bukti dokumentasinya. *** [010223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 31 Januari 2023

Kemenkes Adakan Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa di Kabupaten Malang

Ditengarai mendung tebal yang sesekali gerimis, hari ini, Selasa (31/01/2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) mengadakan Bimtek dan Monev Pelayanan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kabupaten Malang.

Kegiatan yang difasilitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Substansi PTM dan Keswa ini diselenggarakan di Ruang Multimedia Lantai 2 yang berada di Jalan Panji No. 120 Kepanjen, Kabupaten Malang.

Sesuai Lampiran Bimtek dan Monev Layanan Kesehatan Jiwa Provinsi Jawa Timur Nomor 005/482/35.07.103/2023, yang diundang ada 15 penanggung jawab Keswa Puskesmas: Wonokerto, Dampit, Pamotan, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, Pagelaran, Kepanjen, Sumberpucung, Kromengan, Pakisaji, Wagir, Ngajum, dan Wonosari.

Kadinkes berpose dengan rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur serta semua peserta bimtek

Selain itu, tampak hadir pula peneliti Universitas Brawijaya (UB) yang sekaligus menjadi Team Leader SMARThealth UB, peneliti Manchester Metropolitan University (MMU), dan salah seorang Tim SMARThealth UB.

Acara bimtek ini dimulai setelah rombongan Kemenkes yang didampingi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur memasuki Ruang Multimedia pada pukul 09.50 WIB. Sebelumnya di ruang itu telah diadakan diskusi antara penanggung jawab Keswa dengan peneliti Universitas Brawjijaya (UB) dan Manchester Metropolitan University (MMU).

Master of Ceremony Gatot Sujono, S.S.T., M.Pd menyambut rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur dengan ucapan selamat datang dan mempersilakan untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Acara pun langsung dilanjutkan dengan sambutan dari dr. Herbert Sidabutar, Sp.KJ selaku Ketua Rombongan Kemenkes, tepatnya dari Tim Kerja Surveilans Kesehatan Jiwa & Napza Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Dalam sambutannya, dr. Herbert tidaklah lama. Ia mengatakan bahwa rombongan Kemenkes kemari berempat.

Sambutan Kadinkes Kabupaten Malang

Kunjungannya kemari dalam rangka bimtek terkait dengan tata kelola dalam pelayanan kesehatan jiwa. Dalam tata kelola ini, ada sejumlah indikator baru yang perlu dipelajari oleh penanggung jawab Keswa Puskesmas yang hadir di ruangan ini.

Sambutan kedua disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Pada kesempatan itu, Awi mengingatkan bahwa dalam pelayanan Keswa yang diperlukan bagaimana tindak lanjut setelah ditemukan hasil skriningnya.

Sementara itu, dalam sambutan berikutnya, Syafiudin Ridwan, S.Psi., M.Psi, dari Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur menandaskan bahwa kita akan belajar banyak mengenai Keswa dan Napza. Mulai dari indikatornya hingga pelaporannya. Oleh karena itu, Ridwan meminta agar peserta bimtek untuk senantiasa fokus.

Selesai sambutan, acara diteruskan dengan pemaparan materi dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang dengan titel “Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang,”  dan disimak oleh rombongan Kemenkes.

Presentasi materi dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang itu kemudian ditanggapi oleh dr. Herbert dengan sejumlah pertanyaan usai ia menjelaskan “Capaian Indikator Pembinaan Kesehatan Jiwa Tahun 2022.”

Kabid P2P mempresentasikan Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang

Menurut dr. Herbert ada 3 indikator dan RPJMN. Indikator 1: Persentase Penduduk Usia ≥ 15 Tahun Dengan Risiko Masalah Kesehatan Jiwa yang Mendapatkan Skrining. Indikator 2: Persentase Penyandang Gangguan Jiwa yang Memperoleh Layanan di Fasyankes. Indikator 3: Jumlah Penyalahguna NAPZA Yang Mendapatkan Pelayanan Rehabilitasi Medis, dan RPJMN: ODGJ Berat Yang Mendapat Layanan Sesuai Standar (%).

Ada grafik dalam Capaian Program Keswa Napza Tahun 2022 Dinkes Kabupaten Malang  yang ditanyakan oleh dr. Herbert, dan kemudian disesuaikan dengan mengacu kepada materi yang dipaparkan oleh dr. Herbert.

Dalam pertanyaan itu, selain ditujukan kepada Dinkes Kabupaten Malang juga diarahkan kepada sejumlah laporan grafik dari beberapa Puskesmas yang ada. Setelah itu, dr. Herbert mengajak membahas dari Google Form yang telah diisi oleh peserta yang hadir.

Namun baru dua menit membahas, Kadinkes Kabupaten Malang memasuki Ruang Multimedia, dan oleh MC dipersilakan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Kadinkes drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes mengatakan bahwa dalam bimtek ini, saya berharap agar penanggung jawab Keswa bersemangat dalam mengerjakan program jiwanya.

Suasana bimtek Keswa Kemenkes di Ruang Multimedia Lt. 2 Dinkes Kabupaten Malang

Diakui oleh Kadinkes, masih banyak kendala yang dijumpai dalam penanganan ODGJ, khususnya menyangkut masalah rujukan ke rumah sakit. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah menggelontorkan anggaran untuk penanganan masalah tersebut, namun terkadang ketiadaan identitas menjadi persoalan.

Usai sambutan Kadinkes, dr. Herbert kembali meneruskan membahas isian dalam Google Form yang telah diisi oleh peserta bimtek ini, dan setelahnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab hingga acara bimtek ini berakhir pada pukul 11.39 WIB.

Selesai acara bimtek, rombongan Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur tidak langsung kembali melainkan melakukan kunjungan ke Puskesmas Bantur untuk beraudiensi dan melihat dari dekat program pelayanan Keswa yang telah dikembangkan di sana yang telah berprestasi di tingkat nasional. *** [310123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Peneliti UB dan MMU Ajak Diskusi 15 Penanggung Jawab Keswa di Kabupaten Malang

Ruang Multimedia Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang sekitar pukul 07.45 WIB sudah dibuka. Staf Kesehatan Jiwa (Keswa) telah mempersiapkan untuk acara Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang didampingi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Pukul 08.12 WIB, peserta bimtek mulai berdatangan. Ada 15 penanggung jawab Keswa dari 15 Puskesmas diundang oleh Dinkes Kabupaten Malang untuk mengikuti Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa, meliputi Wonokerto, Dampit, Pamotan, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, Pagelaran, Kepanjen, Sumberpucung, Kromengan, Ngajum, Wonosari, Wagir, dan Pakisaji.

Peneliti UB dan MMU berdiskusi dengan penanggung jawab Keswa Puskesmas di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang

Sambil menunggu kedatangan Tim dari Kemenkes dan Dinas Provinsi Jawa Timur, Sub Koordintator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang mempersilakan kepada dua peneliti, yaitu dari Universitas Brawijaya (UB) dan Manchester Metropolitan University (MMU), untuk mengisinya dengan diskusi terlebih dahulu kepada 15 penanggung jawab Keswa tersebut.

Dari meja depan yang ada hiasan bunga warna biru muda dan pink itu, peneliti UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D dan peneliti MMU dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D akan mulai mengawali diskusi tentang permasalahan Keswa di Kabupaten Malang.

Namun sebelum masuk ke acara diskusi, terlebih dahulu acara diisi dengan prolog dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, yang menyebut 15 peserta itu sebagai pejuang jiwa yang tak pernah mengenal lelah.

Setelah itu, peneliti UB  Sujarwoto juga dipersilakan memberikan sambutan oleh Master of Ceremony Gatot Sujono, S.S.T., M.Pd. Dalam sambutan yang singkat itu, Sujarwoto mengatakan bahwa sambil menunggu kedatangan dari Tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur, marilah waktu ini kita gunakan untuk mengobrol santai berkenaan dengan program Keswa di Kabupaten Malang.

Suasana Ruang Multimedia di awal diskusi tentang Keswa

Usai sambutan singkat, Sujarwoto pun langsung memandu diskusi dengan mempersilakan peneliti MMU Asri Maharani untuk memulainya. Diawali dengan memperkenalkan diri, Asri menjelaskan perihal diskusi ini. 

“Kita sudah mengenalkan SMARThealth di Kabupaten Malang semenjak tahun 2016. Awalnya fokus pada PTM utamanya menyangkut penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya. Dalam pengembangan ini, saya ingin mengarah ke program jiwa,” kata Asri Maharani dihadapan 15 peserta dari 15 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Di Inggris, tambah Asri, mental health menjadi prioritas yang utama. Mengapa? Karena angka prevalensinya cukup tinggi, di atas 30% setelah adanya pandemi COVID-19. Dengan lockdown total, masyarakat di Inggris mengalami loneliness (kesepian) dan social isolation (isolasi sosial) yang diperparah dengan kenyataan di sana budaya individual begitu menonjol.

Oleh karena itu di Inggris, perawatan terkait mental health cukup berkembang dan maju. Dari situ, kita tertarik untuk melihat kasus-kasus di Indonesia agar bisa mengembangkan pelayanan Keswa dari yang sudah ada menjadi semakin terlembaga dengan baik.

Salah seorang peserta perempuan menceritakan pengalamannya dan juga bertanya kepada peneliti

Pada kesempatan itu, peneliti UB dan MMU ingin sekali mendengar pengalaman-pengalaman penanggung jawab Keswa agar berkenan menceriterakan suka dukanya dalam melaksanakan program Keswa tersebut.

Kemudian ada 4 penanggung jawab Keswa mulai berkisah, dan sesekali juga bertanya kepada peneliti tersebut. Ceritera diawali dari penanggung jawab Keswa Puskesmas Pakisaji, Nur Asih Yuli Purwanti, A.Md.Kep yang punya pengalaman bekerja di RSJ Menur Surabaya.

Pengalaman kedua dituturkan oleh penanggung jawab Keswa Puskesmas Bululawang, Siti Aisa, A.Md.Keb., dan diteruskan dengan penanggung jawab Keswa Puskesmas Turen, Dwi Cahyono, A.Md.Kep, dan diakhiri dengan kisah dari penanggung jawab Keswa Puskesmas Gondanglegi, Rindang Kurniawan, A.Md. Kep.

Dari cerita pengalaman-pengalaman itu, peneliti akan menanyakan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana kendala yang dihadapi selama ini, yang pada umumnya keempat penanggung jawab itu mengatakan bahwa dengan keterbatasan dana dan waktu, Puskesmas tidak bisa melakukan skrining seluruhnya. Dengan tidak adanya skrining yang menyeluruh tentunya berimplikasi pada kesulitan memprediksi masyarakat yang mengalami gangguan jiwa atau mental lainnya.

Salah seorang peserta laki-laki menceritakan pengalaman di Puskesmasnya dan kemudian bertanya kepada peneliti

Pengalaman itu tidak hanya datang dari penanggung jawa Keswa Puskesmas saja. Staf Keswa Dinkes Kabupaten Malang juga urun rembug dalam mengisahkan pengalaman suka duka dalam menangani masalah ODGJ di Kabupaten Malang.

Dari diskusi ini, setidaknya peneliti UB dan MMU sudah mendapat gambaran awal pelaksanaan program Keswa di Kabupaten Malang dengan segala suka dukanya di lapangan yang penuh dengan tantangan.

Diskusi yang memakan waktu sekitar 1 jam 7 menit ini berakhir setelah Tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jawa Timur tiba di Kantor Dinkes Kabupaten Malang, karena acara akan dilanjutkan dengan Bimtek dan Monev Pelayanan Keswa di Kabupaten Malang. *** [310123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog