Hari Selasa pagi ini (09/03/2021), Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Keswa di Puskesmas Donomulyo yang beralamatkan di Jalan Raya Donomulyo No. 343 Dusun Donomulyo RT 07 RW 02 Desa Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Bimtek yang digelar di Ruang Taruma Negara ini dimulai pada pukul 09.22 WIB, dan diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Donomulyo drg. Angga An Novita. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dalam acara bimtek ini, dan berharap semoga bimtek ini bisa membawa penyegaran serta perubahan ke arah yang positif sehingga capaian program-program PTM bisa sesuai dengan target yang diharapkan.
|
Foto bersama Kapus, Dinkes, dan perawat
|
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan itu, Paulus mengatakan bahwa awalnya bimtek sekadar mengambil data terus pulang. Akan tetapi mulai sekarang, Seksi PTM akan memastikan bagaimana standar pelayanan minimal yang menjadi acuan bisa berjalan.
Setelah itu, Paulus memaparkan capaian SPM yang diraih oleh Puskesmas Donomulyo masih dibawah SPM. Hanya capaian IVA yang di atas target. Oleh karena itu, dalam bimtek ini akan dipastikan bagaimana cara mengejar capaian-capaian tersebut. Karena SPM merupakan target dalam penilaian kerja Bupati, maka SPM boleh dibilang sebagai kewajiban Kepala Daerah. Bila SPM tidak tercapai, berarti dikatakan tidak berhasil.
Tak lupa, Paulus juga membicarakan Posbindu SMARThealth. Tahun 2023 Puskesmas Donomulyo akan masuk dalam replikasi SMARThealth. Untuk persiapan replikasi tersebut, Puskesmas harus mengusahakan Posbindu berjalan semua dulu. Baru kemudian mengalokasikan BOK untuk refreshing kader Posbindu SMARThealth untuk berlatih pengukuran kesehatan dan aplikasi.
|
Sambutan Kepala Puskesmas Donomulyo drg. Angga An Novita
|
Bimtek yang diselenggarakan di Puskesmas yang oleh masyarakat setempat dengan sebutan Puskesmas Cemoro ini, dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 10 perawat desa yang berada di lingkungkan kerja Puskesmas Donomulyo yang terdiri atas Donomulyo, Purworejo, Sumberoto, Tempursari, Tlogosari, Kedungsalam, Banjarejo, Tulungrejo, Mentaraman, dan Purwodadi.
Usai sambutan dari Kasi PTM dan Keswa, acara diteruskan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns, staf yang mengkoordinasi PTM, dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.
Menurut Nur Ani Sahara, tren untuk saat ini adalah UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat). Sehingga, laporan kesehatannya nanti semuanya minta skrining. Jadi, yang hanya mengandalkan apa yang ada di Puskesmas Induk sekarang harus mulai ditinggalkan.
|
Materi SPM
|
Pekerjaan bidang kesehatan ke depan adalah preventif. Oleh karena itu, program terbesar nantinya adalah skrining terhadap masyarakat usia produktif yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah serta anamnesa perilaku berisiko terhadap PTM.
Dalam bimtek ini, Nur Ani Sahara berusaha menjelaskan SPM dan capaian yang harus dipenuhi beserta share cara mencapai target sasaran tersebut, seperti dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien yang periksa di Puskesmas Donomulyo sampai dengan prospek pelaksanaan replikasi SMARThealth yang akan memberdayakan kader kesehatan terlatih dalam melakukan skrining terhadap warga.
Dalam skrining itu, kader SMARThealth akan dibekali dengan pengetahuan aplikasi eKader untuk menginput hasil skrining yang dilakukan oleh kader tersebut. Inputan data dalam eKader itu selanjutnya akan bridging ke ePuskesmas. Di sini, perawat desa tidak perlu lagi menginput.
|
Peserta Bimtek di Pusksemas Donomulyo
|
Setelah dirasa semua peserta bimtek paham mengenai SPM ini, kemudian Nur Ani Sahara mengajak mereka praktek memasukkan data skrining di ePuskesmas. Ada dua yang diajarkan, yaitu skrining dalam gedung dan skrining luar gedung.
Skrining dalam gedung umumnya dilakukan di Puskesmas Induk. Pasien yang datang ke Puskesmas, perawat bisa melengkapi skriningnya. Sedangkan, skrining luar gedung biasanya berasal dari Posbindu PTM dengan membuat baru.
Dalam praktek ini, perawat-perawat yang hadir terlihat sudah familiar dengan aplikasi ePuskesmas tersebut. Sehingga, tidak ada kendala yang berarti. Tinggal pandai-pandainya perawat desa dalam menangkap peluang untuk melakukan skrining.
|
Praktek ePuskesmas
|
Pukul 10.44 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd, staf yang membidangi Keswa. Gatot Sujono mengawali dengan menghimbau kepada perawat yang hadir dalam bimtek agar memperhatikan ODGJ di wilayahnya terutama berkenaan dengan masalah rujukan. Umumnya pasien ODGJ menghinggapi masyarakat yang tidak mampu, sehingga perawat diharapkan bisa memperjuangkan kepada desa agar supaya ODGJ mendapatkan JKN. Hal ini dimaksudkan agar supaya setiap dalam melakukan rujukan akan mendapatkan kemudahan atau tidak bertele-tele bila tdak mempunyai JKN.
Kemudian dalam materi intinya, Gatot Sujono melatih perawat desa cara membuat estimasi atau target sasaran ODGJ yang ada di desanya masing-masing. Dengan mengetahui estimasi sasaran itu, perawat desa akan mengerti pa yang harus dilaksanakan untuk mencapai target sasaran tersebut. Kalau untuk SPM, sementara yang ditanyakan adalah ODGJ berat saja. Akan tetapi, dalam penilaian kerja Puskesmas (PKP) Keswa harus ada cakupan depresi, dan gangguan mental emosional (GME).
Karena ada undangan Rapat Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Malang tentang Program SMARThealth dari Bagian Hukum Sekretariat Daerah pada pukul 13.00 WIB, maka acara bimtek ini sedikit agak dipercepat. Hal ini agar supaya terjangkau waktunya untuk menghadiri rapat koordinasi tersebut.
|
Materi Keswa
|
Pukul 11.29 WIB Kasi PTM dan Keswa memberikan closing statement. Dalam pernyataan penutup itu, Paulus menyebutkan 4 hal. Pertama, Posbindu yang sudah ada di desa harus betul-betul dijalankan dengan protokol kesehatan yang ada dengan melihat situasi. Kalau menurut Kapus situasinya merah, sebaiknya jangan dulu diadakan Posbindu.
Kedua, setiap desa minimal hendaknya memiliki 1 Posyandu Jiwa. Karena Posyandu Jiwa itu adalah upaya pemeliharaan kondisi ODGJ supaya tetap stabil kesehatannya, baik emosinya, spiritualnya, psikologisnya maupun fisiknya.
Ketiga, bulan Juli nanti aka nada pelatihan Pandu PTM untuk 33 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Jika berminat diharapkan mengirim satu perawat untuk mendapatkan latihan selama 5 hari, dan yang terakhir, Puskesmas Donomulyo akan melakukan replikasi SMARThealth pada tahun 2023. Perawatnya dihimbau untuk brsiap-siap dengan Posbindu yang sudah ada. Jalan dulu agar supaya lebih lincah nantinya.
Sebagai penutup rangkaian acara, diisi dengan closing statement dari Kapus Donomulyo drg. Angga An Novita dengan mengucapkan terima kasih kepada Tim dari Dinkes yang telah melakukan bimtek di sini, sehingga para perawat banyak mendapatkan tambahan ilmu dan tentu juga tambahan tugas.
Harapan Kapus, mulai hari ini diminta para perawat mengentri skrining PTM dan Keswa. Karena bagaimanapun pemegang program PTM tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari perawat desa lainnya. *** [060321]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo