Tampilkan postingan dengan label FKUB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FKUB. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Oktober 2024

Pengurusan Izin Penelitian Skrining Polimorfisme

Mengurus surat izin penelitian di Bakesbangpol Kab. Malang

Selesai mengikuti Indonesia in-Country Meeting (ICM) dari tanggal 30 September hingga 5 Oktober 2024, hari Senin (07/10) mulai dilakukan pengurusan surat izin penelitian bertajuk Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi.

Penelitian ini dilakukan oleh tenaga pendidik di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), yang menurut proposalnya dibiayai oleh International Science Partnership Fund (ISPF) of the British Council.

Selaku peneliti dalam Bidang Pengawas Data Lapangan dan Supervisor SMARThealth, saya mendapat amanah untuk mengurus surat izin penelitian, yakni di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang.

Mula-mula saya mengurusnya di Dinkes Kabupaten Malang pada Senin (07/10), karena setiap penelitian kesehatan biasanya bermuara di instansi tersebut. Surat pemohonan izin penelitian bernomor 03769/UN10.f0701/B/PT/2024 tertanggal 20 September yang ditandatangani Dekan FKUB itu, saya antar ke bagian resepsionis Dinkes yang berada di Gedung Hippocrates untuk segera diproses.

Kemudian mulai esok harinya, saya senantiasa berkomunikasi dengan staf Dinkes yang mengurusi surat izin penelitian yang masuk ke instansi tersebut. Saya mengikuti perjalanan disposisi bagi keluarnya surat rekomendasi penelitian dari Dinkes, dan pada Kamis (17/10) surat rekomendasi itu sudah keluar.

Begitu diterima, saya langsung print Surat Keterangan Kesediaan dari Dinkes bernomor 400.7/6036/35.07.302/2024, karena hanya diberi satu lembar berkas saja. Sedangkan, yang aslinya akan segera untuk mengurus surat izin penelitian ke Bakesbangpol dengan melampirkan surat dari Dinkes tersebut. Memang begitu syaratnya!

Pengurusan ke Bakesbangpol di siang hari usai print, dan langsung diterima di staf yang memproses surat perizinan penelitian di lantai 7 Gedung Kantor Bupati Malang yang beralamatkan di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Biasanya mengurus di Bakesbangpol cepat, namun karena pimpinannya sedang dinas luar (DL) maka saya diminta untuk datang lagi pada hari Jumat (18/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Sesuai arahannya, keesokan harinya, saya pun kembali ke Bakesbangpol, dan benar adanya surat keterangan bernomor 072/1118/35.07.406/2024 tertanggal 18 Oktober 2024 telah dikeluarkan oleh Bakesbangpol untuk memberikan izin penelitian yang diketuai oleh apt. Efta Triastuti, S.Si., M.Farm.Klin., Ph.D beserta peneliti anggotanya.

Sebelum distempel, saya disuruh staf Bakesbangpol untuk memfotokopi sebanyak masing-masing 8 lembar untuk tembusan kepada Dinkes, Puskesmas Wagir, Puskesmas Pakisasji, Puskesmas Kepanjen, Puskesmas Gondanglegi, dan dekan FKUB beserta pertinggal.

Begitu selesai fotokopi, berkas-berkas itu disetempeli semua dan dimasukkan dalam amplop besar berkop Bakesbangpol untuk sejumlah tembusan. Namun karena menjelang Jumatan, dan kala itu mendapat pesan whatsapp dari Kantor Camat Pagak perihal FGD NIHR di Kecamatan Pagak yang bakal digelar pada Kamis (24/10), saya tidak bisa mengedarkan tembusan ke puskesmas-puskesmas pada hari itu juga.

Dengan mendapatkan surat izin penelitian dari Bakesbangpol itu, diharapkan Tim Penelitian segera bisa mengagendakan untuk melakukan penelitian di empat desa SMARThealth yang bakal menjadi lokasi penelitiannnya, yaitu Desa Sidorahayu (Wagir), Desa Karangduren (Pakisaji), Kelurahan Kepanjen (Kepanjen), dan Desa Sepanjang (Gondanglegi). *** [181024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 03 Oktober 2024

Overview CEI, Digital Health, NAFAS dan RCS di Indonesia in-Country Meeting

Indonesia in-Country Meeting (ICM) di hari kedua, Selasa (01/10), yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) diagendakan membahas overview Community Engagement and Involvement (CEI), digital health, NAFAS, dan research capacity strengthening (RCS).

Bertempat di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang yang beralamatkan di Jalan Tugu No. 3 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ICM ini dihadiri oleh Tim Peneliti NIHR Universitas Brawijaya (UB) dan koleganya dari luar negeri, seperti University of Manchester, Imperial College London (ICL), The George Institute for Global Health, India, and The George Institute for Global Health, Australia.

Acara ICM di hari kedua ini dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Meutia Fildzah Shafina, SKM, MPH, mengawali ucapan selamat datang dan have a sit bagi peserta ICM yang telah hadir dalam ballroom tersebut.

Peserta ICM hari kedua (01/10)

Begitu perserta ICM duduk, MC membacakan susunan acara yang diagendakan pada hari kedua pertemuan ICM. Setelahnya, waktu diserahkan kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang biasa akrab dengan CEI.

Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D, Koordinator Tim CEI yang juga seorang Direktur Yayasan Percik Salatiga (Percik) dan juga seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) dalam Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat itu, memulai dengan CEI Overview terlebih dahulu dihadapan peserta ICM. Pada kesempatan itu, Dr. Haryani menguraikan latar belakang CEI, setting context, tingkatan kontinum CEI, pendektan multi-tingkat – inti CEI bagi pusat, Public Advosory Board (PAB), kemajuan kegiatan CEI Indonesia, identitas kelompok advisory di kecamatan, gelaran metode partisipatif untuk mengurangi polusi udara dari pembakaran sampah, pemberdayaan, tantangan dan rencana ke depan.

Dalam CEI, jelas Dr. Haryani, penelitian partisipatif ini menggunakan photovoice dan circle conversation. “Tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga memberdayakan,” urai Dr. Haryani. Dan memberdayakan itu harus dilandasi dengan “a feeling of belonging.”

Kader yang akan bertestimoni dalam photovoice dan warga yang akan bertestimoni dalam circle conversation

Usai overview CEI dari Dr. Haryani, presentasi dilanjutkan oleh Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Damar Waskito, S.Kom., M.Si dengan materi “Door Knocking and Photovoice Activities.” Dalam presentasinya, Damar menjelaskan tujuan dari door knocking dan coffee meeting dalam sebuah penelitian.

Di tengah-tengahnya juga dipaparkan mengenani photovoice yang telah dijalankan di beberapa desa yang menjadi enumeration area dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC, dan kemudian mempersilakan kepada penulis storytelling terbaik yang dihadirkan dalam ICM untuk menceritakan tulisannya yang telah dibuatnya dengan bertutur lewat foto.

Storyteller pertama adalah Yeni Mariana, seorang kader Krebet Senggrong, menampilkan kisah dari hasil mengikuti photovoice dengan judul “ Bakar sampah rame-rame atau bakar sakit rame-rame?” dan kemudian dilanjutkan dengan storyteller kedua berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Sandi Cahyadi dengan judul “Pengelolaan Sampah yang Baik Supaya Tidak Terjadi Polusi dan PTM (Penyakit Tidak Menular)”.

Overview CEI

Mereka berdua menuturkisahkan di hadapan peserta IOC dengan percaya diri, dan mendapat aplaus yang meriah dari para peserta yang hadir.

Usai paparan Damar, acara disambung dengan pemaparan dari staf peneliti dan advokasi Percik Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. dengan judul “CC Progress September 2024”. Pada kesempatan itu, Christina memperkenalkan terlebih dahulu warga dari dua desa (Pagak dan Tlogorejo) dan mereka dipersilakan bertestimoni setelah mengikuti circle conversation (CC) beberapa waktu yang lalu.

Lukman Hadi, seorang pemulung sampah, dengan percaya diri bertestimoni tentang pengelolaan sampah di Desa Tlogorejo. Kemudian Nuriyah, petani tebu asal Desa Pagak juga bertutur tentang kebiasan menangani sampah di Desa Pagak.

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang

Keduanya dengan bahasa khas mereka berani bertutur cerita mengenai pengelolaan sampah yang ada di daerahnya masing-masing, dan ini mendapatkan apresiasi dari Tim Peneliti NIHR baik dari lingkungan UB maupun luar negeri yang hadir dalam ICM.

Apa yang dipresentasikan oleh Tim CEI ini memang benar-benar mampu menampilkan “roh” dari CEI secara nyata, yakni suara-suara kecil yang termarjirnalkan hingga nyaris tak terdengar, tiba-tiba mendapatkan aplaus dan apresiasi dari peserta ICM.

Selesai CEI, acara berikutnya adalah istirahat, makan siang, dan sholat (ishoma) dan sebelum kader maupun warga yang dihadirkan tersebut meninggalkan tempat, MC memintanya untuk foto bersama dengan Tim Penelitian NIHR.

Overview Digital Health

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Tim Peneliti NIHR Theme 5: Digital Health Development, Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam presentasinya, Sabriansyah melakukan overview digital health yang telah dijalankan selama ini.

Begitu selesai, acara langsung disambung dengan pemaparan materi “Building A Cleaner & Healthier Indonesia” dari Nathan Roestandy, co-founder and CEO NAFAS. NAFAS adalah perusahaan kesehatan dan kebugaran kualitas udara, yang mengembangkan teknologi untuk membantu warga kota menghirup udara yang lebih sehat.

Pada paparan Nathan, ini muncul 8 pertanyaan yang ingin mengetahui lebih banyak kiprah NAFAS di Indonesia. Pertanyaan datang dari Sujarwoto, Nushrat Khan, Laura Downey, Asri Maharani, Maroof, dan Ahsan Syahrir.

Overview RCS

Usai presentasi NAFAS, acara berikutnya adalah pemaparan materi “Research Capacity Strengthening” dari Tim Penelitian NIHR Theme 4: RCS yang dikoordinatori oleh Dr. Holipah. Pada kesempatan itu, Dr. Holipah menjelaskan progress report dari RCS.

Selesai dari presentasi Dr. Holipah, Prof. Chris Millet dari Imperial College London (ICL) meminta penerima beasiswa NIHR memperkenalkan diri dan bertestimoni serta kemudian mereka diminta mempresentasikan progessnya.

Pukul 16.45 WIB Dr. Nushrat Khan memberikan agenda untuk esok harinya di hari ketiga menyangkut ToC for complete intentions, dan acara hari kedua ICM ini selesai pada pukul 16.49 WIB. *** [031024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 04 September 2024

Rakor NIHR di Bulan September 2024: CEI

Setiap Rabu di Minggu pertama setiap bulannya, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) menggelar rapat koordinasi (rakor).

Tujuannya untuk berkomunikasi dan bersinergi sehingga progress kegiatan penelitian ini bisa termonitoring dan terupdate dengan baik. Tiap bulannya, mereka harus berkumpul dalam rakor tersebut, walaupun tidak menampik bahwa sebenarnya ada beberapa personilnya yang selalu berkomunikasi secara intensif juga.

Peserta rakor NIHR secara luring memyimak paparan materi dari heme 3: People empowerment and community

Bulan September di hari Rabu (04/09) ini, rakor NIHR kembali diadakan secara hybrid. Hybrid meeting atau rapat hibrida adalah kombinasi rapat tatap muka tradisional, dan rapat jarak jauh, yang dilakukan melalui plarform panggilan konferensi, seperti Zoom.

Yang hadir tatap muka ditempatkan di Ruang Kuliah 2 PSDIK Lantai 6 GPP Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), dan dihadiri sebanyak 12 orang, sedangkan peserta yang hadir melalui platform Zoom ada 15 orang dari berbagai lokasi mereka masing-masing. Ada yang dari Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, lingkungan UB, Yayasan Percik Salatiga (YPS) maupun Sekretariat SMARThealth di Kepanjen.

Agenda rakor NIHR di bulan September ini adalah giliran Theme 3: People empowerment and community yang digawangi Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D (Koordinator Peneliti dalam Bidang Community Engagement and Involvement/CEI).

Pemaparan materi CEI oleh Koordinator Peneliti dalam Bidang CEI secara daring

Acara yang dimulai pada pukul 09.17 WIB itu diawali dengan ucapan salam pembuka dari pembawa acara Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked. Trop (Project Manager). Kemudian membacakan seluruh rundown dalam rakor ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Principal Investigator yang sekaligus menjadi Centre Head NIHR Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP. Dalam sambutannya, Prof Andarini mengatakan bahwa kita selalu update tiap bulan dari penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC ini sebagai wujud komunikasi dan sinergi.

Usai sambutan, langsung diisi dengan penyampaian materi Theme 3: CEI Principle and Approach oleh Haryani Saptaningtyas. Sosok Haryani adalah Koordinator Peneliti dalam Bidang CEI dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC. Ia juga merupakan staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (FP UNS) dan sekaligus Direktur Yayasan Percik Salatiga (YPS) serta penulis buku ‘This is our belief around here”: Purification in Islamic Thought and Pollution of Citarum River in West Java (LIT Verlag Münster, 2021).

Pemaparan materi photovoice oleh staf peneliti Theme 3: People empowerment and community secara daring

Pada kesempatan itu, Haryani menguraikan dengan gamblang mengenai background of CEI, setting context, CEI vision on global health, empowering people and communities, NIHR design in involving community, annual cycle of learning, innovative methods to engage community in Indonesia context, stakeholder engagement, community advisory group/board in the villages-Krebet Senggrong and Bakalan, process of CEI, challenges, dan CEI principles and strategies.

Lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi Photovoice Pengelolaa Sampah Plastik dan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Wakil Direktur 2 YPS Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si. Dalam paparannya, Damar menjelaskan definisi dari photovoice, persiapan, pelaksanaan, hasil kegiatan photovoice, temuan pengelolaan sampah dan kesehatan (substantif), dan refleksi atas proses.

Selesai presentasi Damar, acara disambung dengan pemaparan materi Conversation Circle Progress August 2024 oleh staf peneliti dan advokasi YPS Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. Pada kesempatan itu, Christina menguraikan conversation circle (CC), preparation of CC, implementation at Bululawang, dan findings (substantive).

Pemaparan materi conversation circle oleh staf peneliti Theme 3: People empowerment and community secara daring

Presentasi dari insan Percik (YPS) yang tergabung dalam Tim Penelitian NIHR Theme 3 ini berakhir pada pukul 10.29 WIB, dan oleh pembawa acara diteruskan dengan seksi diskusi atau tanya jawab. Setiap peserta hybrid meeting dipersilakan.

Dalam rakor NIHR tersebut ada dua pertanyaan yang datang dari Centre Head NIHR Prof. Andarini dan Research Program Manager yang sekaligus menjadi Koordinator Theme 2: Air Pollution and Plastic Combustion, Sujarwoto, S.IP, M.Sc., MPA, Ph.D.

Prof. Andarini menanyakan perihal bagaimana membangun keberlanjutan sesuai dengan CEI, dan Sujarwoto, Ph.D bertanya mengenai kira-kira approach apa yang tepat untuk memformulasikan multisectoral intervention nantinya.

Suasana tanya jawab atu diskusi dalam rakor NIHR di bulan September 2024

Kedua pertanyaan ini, mula-mula di dijawab oleh Wakil Direktur YPS Damar, dan kemudian ditambahi dan diperjelas oleh Direktur YPS Haryani Saptamingtyas. Banyak alternatif yang muncul mengingat CEI ini adalah proses, termasuk di antaranya peluang yang besar melalui jalur agama. “Tujuan akhirnya adalah mendekatkan gap pengetahuan antara ekonomi dan kesehatan,” tegas Haryani.

Rakor NIHR di bulan September 2024 ini selesai pada pukul 10.51 WIB. Yang hadir secara fisik di FKUB masih terdapat obrolan informal usai acara ditutup, namun bagi peserta yang hadir secara daring langsung leave. *** [040924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 14 Agustus 2024

Diskusi Progress RISPRO AREEMA 3 Di Gedung A Lantai 6 FKUB

Diskusi Progress Riset  Inovatif Produktif (RISPRO) Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Tahun Ke-3 atau RISPRO AREEMA 3 diadakan di Ruang Kuliah 2 GBP Lantai 6 Gedung A Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), pada Selasa (13/08).

RISPRO merupakan program pendanaan riset yang bertujuan untuk meningkatan daya saing bangsa melalui komersialisasi produk/teknologi atau penerapan kebijakan/tata kelola atau publikasi yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang bekerja sama dengan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).

Principal Investigator RISPRO AREEMA 3 mempresentasikan progress

Kebetulan RISPRO yang dijalankan oleh Tim Peneliti AREEMA ini merupakam RISPRO Kolaborasi Internasional (RISPRO KI). RISPRO KI adalah pendanaan riset dengan tema yang sudah ditetapkan oleh LPDP untuk skim riset dasar melalui pelaksanaan kerja sam,a dengan pihak lain berupa joint-call, dan lain-lain.

Diskusi ini dihadiri oleh Prof. Delvac Oceandy, MD., Ph.D (University of Machester), sejumlah anggota Tim Peneliti RISPRO AREEMA (Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP; dr. Holipah, Ph.D; saya), NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), dan sejumlah mahasiswa S1, S2, S3 FKUB.

RISPRO AREEMA 3

Acara diskusi ini dimulai pada pukul 09.35 WIB. Mula-mula Principal Investigator Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D memberikan gambaran mengenai RISPRO AREEMA 3 dan progress (kemajuan) dari penelitian yang telah dipercayakan untuk ketiga kalinya oleh LPDP kepada Tim Peneliti AREEMA dari Universitas Brawijaya (UB).

Pada kesempatan itu, Sujarwoto mempresentasikan terlebih dahulu mengenai RISPRO AREEMA 3 atau yang dalam judul aslinya adalah “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management in rural Indonesia RISPRO-KI-648/DIPI/2021 Universitas Brawijaya-DIP-LPDP 2023.”

Kegiatan RISPRO 3 dalam bingka foto

Menurut Sujarwoto, RISPRO AREEMA ini bertujuan untuk mengembangkan dan membangun layanan kesehatan primer yang inovatif dan multifaset dengan dukungan teknologi seluler untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran pandemi COVID-19 di masyarakat pedesaan di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan ini, jelas Sujarwoto, Tim Peneliti AREEMA menetapkan tujuan dalam tiga tahapan yang terbagi dalam AREEMA 1, AREEMA 2, dan AREEMA 3. Nomor 1 hingga 3 menunjukkan pendanaan dari LPDD tahun pertama (2021), tahun kedua (2022), dan tahun ketiga (2023).

Presentasi Process evaluation data (qualitative interviews)

Pada AREEMA 1, Tim Peneliti AREEMA melakukan analisis komprehensif tentang efektivitas teknologi aplikasi seluler yang ada untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di negara-negara berkembang. Lalu, pada AREEMA 2, Tim Peneliti AREEMA mengembangkan, membangun, dan menerapkan sistem SMARThealth COVID-19 untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di masyarakat pedesaan Indonesia. Sedangkan, pada AREEMA 3, Tim Peneliti AREEMA melakukan uji efektivitas sistem SMARThealth COVID-19 dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di pedesaan Indonesia.

Selanjutnya, Principal Investigator Sujarwoto yang tidak lain juga Team Leader AREEMA, juga menjelaskan bahwa tahun ketiga ini diminta merevisi apa yang sudah dilakukan pada tahun 1 hingga 3 termasuk harus menambah submit artikel ilmiah ke jurnal internasional bereputasi. Karena sebelumnya sebenarnya sudah mengirimkan, namun berhubung submit lebih awal sebelum AREEMA 3 dideklarasikan maka Tim Peneliti AREEMA harus submit lagi artikel ilmiah.

Usai dilanda gempa magnitudo 4,5, presentai dan diskusi pindah ke Ruang Kuliah 202 di lantai 2

Selain itu, Sujarwoto juga menguraikan secara gamblang kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam RISPRO KI AREEMA ini, seperti pematenan HAKI, pelatihan kader kesehatan, data collecting, diseminasi hingga capacity building melalui pelatihan analisis statistik.

Pada saat pemaparan progress RISPRO AREEMA 3 di lantai 6 FKUB, sekitar pukul 10.03 WIB peserta diskusi dikejutkan oleh gempa magnitudo 4,5 yang mengguncang Kabupaten Malang dan sekitarnya. Gempa yang berpusat di Samudera Indonesia itu menyebabkan peserta diskusi yang semula berlindung di bawah meja, kemudian berhamburan turun ke lantai 2. Begitu sudah dirasa aman, acara presentasi dan diskusi dilanjutkan di Ruang Kelas 202  Lantai 2 FKUB.

Meski acara presentasi dan diskusi formal usai, tapi diskusi informal yang tak kalah gayengnya masih berlanjut

Memasuki diskusi yang dimotori dan dikomentari oleh Prof. Delvac dari University of Manchester, Inggris, diskusi menjadi hidup dan melahirkan sejumlah ide dalam penulisan di jurnal internasional lagi, seperti pola penyakit kronis sebelum, selama, dan setelah pandemic; hipertensi pada kehamilan antar wilayah geografi (pegunungan, pantai, kota); dan satu paper evaluasi dengan komprehensif outcome.

Tidak hanya itu saja, menurut Sujarwoto, ke depannya juga telah disiapkan tahapan berikutnya dalam pengembangan dunia penelitian, antara lain mempersiapkan proposal untuk mengembangkan SMARThealth untuk kesehatan mental secara digital; menunggu pengumuman British Council International Science Partnership Fund (BC ISPF) putaran kedua dalam project MOVE; serta menunggu pengumuman dari UK Research and Innovation (UKRI) mengenai Psychological suppoRt fOr cliMate-related mental difficulties in cOasTal communitiEs (PROMOTE) in Indonesia. *** [140824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 06 Juli 2024

Juli 2024, Rakor NIHR Bahas Working Progress Tim 2

Bulan Juli 2024, tepatnya Rabu (03/07), dilakukan rapat koordinasi (rakor) NIHR yang kedua setelah Tim terbentuk dan terus bekerja. Perlu diketahui, dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) terdapat 5 tema untuk membagi personil Tim yang multidisplin.

Kelima tema tersebut adalah theme 1: Primary healthcare strengthening; theme 2: air pollution and plastic combustion; people empowerment and community; RCS strengthening; dan digital health development.

Peserta rakor NIHR secara luring berpose bersama

Dari tema itu akhirnya menjadi penamaan julukan bagi tim. Tim 1 adalah tim yang menjalankan theme 1 yang dikomandoi dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D. Tim 2 merupakan tim 2 yang meneliti masalah dalam theme 2 yang dimotori oleh Sujarwoto, S.IP., M.Si., MPA, Ph.D. Tim 3 yang mengemban tugas terkait community engagement and involvement (CEI) digawangi oleh Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D., dan dari tugasnya ini Tim 3 akrab dikenal dengan Tim CEI.

Kemudian Tim 4 yang membidangi research capacity strengthening (RCS) dipimpin oleh dr. Holipah, Ph.D., dan Tim 5 umumnya dikenal dengan Tim Komputer karena personilnya memang dari orang-orang berkecimpung dalam disiplin ilmu komputer dan dikomandani oleh Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D. Kelima tim ini bertanggung jawab kepada Centre Head, yakni Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP.

Sambutan dari Centre Head NIHR

Kalau pada rakor NIHR yang pertama yang diadakan pada bulan Juni (05/06) membicarakan organogram, rakor NIHR kedua di bulan Juli 2024 ini membahas working progress (kemajuan kerja) dari Tim 2.

Bertempat di ruang kuliah 2 PSDIK atau DPMS class room 2 yang berada di Lantai 6 GPP Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), rakor NIHR dilaksanakan. Acara ini dimulai pada pukul 13.10 WIB. Pembawa acara Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH mengawali dengan ucapan selamat datang kepada semua peserta rakor dan terus membacakan susunan acaranya.

Working progress dari FMIPA UB

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan dari Centre Head NIHR Prof. Andarini. Pada kesempatan itu, Prof. Andarini memberikan apresiasi terhadap Tim Penelitian NIHR yang saat ini terus berkerja sesuai dengan agenda yang harus dijalankan.

Usai sambutan dari Centre Head, acara berikutnya adalah pemaparan materi dari Tim 2. Mula-mula diawali dengan pemaparan Progress Report of The PM2.5 Measurement and Chemical Fingerprint Grouph yang dibawakan oleh Eko Teguh Purwito, S.Si, M.Si; Azarine Aisyah Widhowati, S.Si, dan Maria Pramuditya Wisnu Wardhani, S.Si dari FMIPA UB. Laporan ini diperoleh dari pemasangan Purple Air PA-II-Flex Air Quality Sensor dan UB-Aqai Air Quality Measurement System Tipe PB 02241 di Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Working progress dari FIA UB

Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan Policy Analysis on Plastic Waste Management in Indonesia yang disampaikan oleh Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP dari FIA UB. Laporan ini tersusun dari data indepth interviewing dengan sejumlah OPD yang ada di Kabupaten Malang.

Usai Sekar, dilanjutkan dengan pemaparan Analisis Manajemen Sampah Pada Tempat Pemrosesan Akhir Di Kabupaten Malang: Studi Pada TPA Wisata Edukasi Talangagung, TPA Paras dan TPA Randuagung yang dibawakan oleh Supyandi dari FIA UB, dan setelahnya langsung disambung dengan pemaparan hasil rekapitulasi Community Characteristic Survey dan Village Direct Observation yang disampaikan oleh Tanjung Prameswari, S.Tr.P. dari FP UB.

Working progress RCS

Pukul 14.31 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan Systematic Literature Review On Intervention To Reduce The Impact OF Plastic On Population Health yang disampaikan oleh dr. Holipah, Ph.D dari FKUB.

Usai dr. Holipah, Ph.D, langsung diteruskan dengan pemaparan Situational analysis of plastic waste management in Malang regency oleh Dr. Rizka Amalia, S.K.Pm., M.Si dari FP UB secara daring melalui platform Zoom.

Working progress dari FP UB

Pukul 15.00 WIB, rakor NIHR yang dihadiri peserta yang terlibat dalam NIHR-GHRC NCDs & EC secara daring maupun luring ini kemudian melakukan diskusi. Dalam diskusi itu, Sujarwoto menjelaskan bahwa apa yang sampaikan dalam pemaparan tadi merupakan working progress karena penelitian masih ongoing.

Dalam diskusi tersebut ada tiga pertanyaan yang datang dari Prof Andarini (FKUB), D. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) (FKUB), dan Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si (Yayasan Percik Salatiga). Pertanyaan-pertanyaan tersebut langsung dibahas dalam diskusi tersebut hingga berakhirnya rakor NIHR pada pukul 15.29 WIB, dan rakor di bulan berikutnya diagendakan akan membahas working progress dari Tim 1. *** [060724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 April 2024

Sowan Ke Kapus, Tim Penelitian NIHR Adakan Wawancara Mendalam di Puskesmas Bululawang

Setelah dua hari berkunjung ke Puskesmas Pagak, giliran hari ini, Kamis (25/04), Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, sowan ke Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang.

Tiga Tim Penelitian NIHR – dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya - sowan ke Kapus Bululawang dalam rangka ingin melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Bululawang dan seorang kader kesehatan.

Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kepala Puskesmas Bululawang

Selain Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), juga tampak hadir salah seorang Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K – yang ingin berjumpa dengan perawat desa Bakalan dan Krebetsenggrong untuk mematangkan agenda CEI (Community engagement and involvement).

Rombongan Tim Penelitian NIHR tiba pada pukul 08.42 WIB, dan diterima langsung oleh Kapus Bululawang drg. Lely Kumalasari di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang yang beralamatkan di Jalan Stasiun No. 11 – 13 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

In-depth interview bersama Penanggung jawab PTM Puskesmas Bululawang

Kemudian Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kapus Bululawang. Dalam audiensi itu, dr. Harun Al Rasyid mengemukan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kebijakan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan mengidentifikasi berbagai faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan dan pelayanan promotif preventif untuk mengurangi dampak polusi udara pada risiko penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit jantung pada masyarakat.

Setelah itu, Kapus Bululawang mempersilakan kepada Tim Penelitian NIHR untuk melakukan wawancara mendalam di Puskesmas Bululawang. Hanya saja di hari pertama ini terjadi perubahan responden. Yang sedianya dijadwalkan untuk dokter fungsional Puskesmas Bululawang, tidak bisa lantaran dokternya sedang mengikuti pelatihan “NIHR Global Health Research Group on Sustainable Care for Depression & Anxiety in Indonesia” atau NIHR-GHRC tentang Perawatan Berkelanjutan untuk Depresi dan Gangguan Kecemasan di Indonesia”, kolaborasi riset antara Universitas Indonesia (UI) dengan University of Manchester dan Manchester Metropolitas University di Golden Tulip Holland Resort Batu selama seminggu.

Jadi, akhirnya, reponden hari pertama sedikit berubah. Untuk dokternya dipending dulu, dan akhirnya Tim Penelitian NIHR melakukan wawancara mendalam dengan Penanggung jawab Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) dan perawat Puskesmas Bululawang serta kader kesehatan dari Desa Bakalan.

In-depth interview (wawancara mendalam) telah menjadi metode pengumpulan data yang populer dalam penelitian kualitatif dalam pendidikan profesi kesehatan. Wawancara mendalam bisa tidak terstruktur, sangat terstruktur, atau semi-terstruktur, yang terakhir adalah yang paling umum. Panduan wawancara semi-terstruktur yang disusun dengan baik mencakup pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya sekaligus memberikan fleksibilitas untuk mengeksplorasi topik-topik yang muncul berdasarkan pertanyaan penelitian. Untuk mengumpulkan data wawancara yang kaya, peneliti harus memperhatikan elemen-elemen kunci sebelum, selama, dan setelah wawancara (Eppich et. al., 2019: 85).

In-depth interview dengan perawat Puskesmas Bululawang

Dr. Harun Al Rasyid melakukan wawancara mendalam dengan Pj PTM Intati, A.Md.Keb; Meutia Fildzah Sharfina bersama dengan perawat Puskesmas Bululawang Adalea Aprilla, A.Md.Kep; dan saya melakukan in-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan Indah Astutik.

Letak wawancaranya pun harus dipisah. Dr. Harun Al Rasyid menempati ruangan di samping Ruang Kapus, Meutia Fildzah Sharfina memilih di kursi tamu dengan tangga, dan saya kebagian di Ruang Pertemuan Puskesmas Bululawang.

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan

Proses wawancara mendalam ini memakan durasi yang bervariasi, antara 40 menit hingga 1 jam. Yang terlama dilakukan oleh dr. Harun karena materinya yang lebih banyak ketimbang pertanyaan yang diajukan ke perawat maupun kader kesehatan.

Selain wawancara mendalam, Tim Penelitian NIHR dari YPS pun juga bertemu dengan perawat Desa Bakalan, dan langsung membahasnya terkait agenda CEI yang meliputi photovoice dan circle conversation yang bakal digelar di Desa Bakalan dan Desa Krebetsenggrong nantinya. *** [250424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 23 Maret 2024

Uji Coba Instrumen Survey NIHR-GHRC NCD & Global Enviroment Change di Puskesmas Bantur

Dalam tradisi penelitian berbasis global, uji coba instumen survey sangatlah diperlukan. Uji coba itu biasanya ditandai dengan menjajal kuesioner sebelum diberlakukan dalam main survey, atau survey utama yang bakal digelar di desa terpilih (enumeration area).

Uji coba ini dinamakan pretest (tes awal). Tujuan pretest, disebutkan oleh Erin Ruel et. al. (SAGE Publications, Inc., 2016), adalah untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diartikulasikan dengan jelas akan mendapatkan pilihan jawaban yang relevan, komprehensif, dan saling eksklusif serta tidak berdasarkan perkiraan mereka sendiri, namun juga dari sudut pandang responden.

Memastikan bahwa peneliti dan responden menafsirkan survey dengan cara yang sama adalah hal yang paling diperhatikan dalam desain survey, dan pengujian awal adalah salah satu cara terbaik untuk melakukan hal ini. 

dr. Harun Al Rasyd, MPH (peneliti) melakukan pretest di Ruang Farmasi Puskesmas Bantur

Pengujian awal dapat mengungkap contoh-contoh terminologi yang tidak jelas, referensi yang asing, serta kata-kata dan frasa ambigu yang pada awalnya tidak dianggap bermasalah oleh pembuat kuesioner, namun dapat membingungkan dan membuat frustrasi responden serta menurunkan kualitas data dan tingkat respon (tanggapan).

Selain itu, pretest juga memungkinkan peneliti untuk menilai latensi (kecepatan) respon, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing item dalam survey serta survey lengkap, yang kemudian dapat dilaporkan dalam pendahuluan survey skala penuh. 

Uji coba instrumen survey penelitian kerja sama antara Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan NIHR Global Health Research Center for Non Communicable Disease and Global Environmental Change (NIHR-GHRC NCD & GEC) dilaksanakan di Puskesmas Bantur, Kabupaten Malang, pada Sabtu (23/03).

Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH (asisten peneliti) pretest dengan pasien di Ruang Pertemuan Puskesmas Bantur

Tiga orang, yang terdiri dari dr. Harun Al Rasyd, MPH (peneliti), Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH (asisten peneliti) dan seorang fasilitator NIHR-GHRC NCD & GEC bertugas dalam kegiatan ini. Mereka mengujicobakan kuesioner kesehatan yang terdiri dari 4 buah, yakni alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas kesehatan; panduan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas); panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan primer di masyarakat (petugas kesehatan masyarakat, petugas kesehatan multiguna, penyedia layanan kesehatan tingkat menengah); dan panduan wawancara semi-terstruktur untuk anggota komunitas.

Setiap kuesioner tersebut memiliki item-item pertanyaan. Dalam kuesioner alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas dibagi dalam 7 modul: informasi umum; aksesibilitas layanan, nutrisi dan layanan terkait, risiko kesehatan iklim, aplikasi kesehatan digital, layanan yang tersedia, dan catatan kesimpulan pewawancara.

Lalu, dalam panduan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas) terdapat variabel-variabel pertanyaan: informasi pemangku kepentingan; tata kelola; perawatan kesehatan primer yang komprehensif; tenaga kerja, anggota tim, peran, dan integrasi; layanan dan praktik yang ada terkait pemberian PTM dan layanan terkait; layanan dan praktik yang ada terkait mitigasi dan adaptasi polusi udara; mengenal platform digital untuk intervensi kesehatan; kebutuhan pelatihan dan pengembangan kapasitas; kompetensi dan motivasi untuk memberikan promosi kesehatan mengenai mitigasi dan adaptasi polusi dan layanan terkait kesehatan; masukan lain untuk sistem layanan kesehatan primer yang berdampak pada kelengkapan layanan; pengawasan; insentif, retensi dan motivasi retensi; kesempatan untuk maju; hubungan dengan sistem kesehatan; dan pertanyaan umum.

Fasilitator melakukan pretest dengan salah seorang kader kesehatan

Kemudian dalam  panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan primer di masyarakat (petugas kesehatan masyarakat, petugas kesehatan multiguna, penyedia layanan kesehatan tingkat menengah) memiliki variabel pertanyaan yang sama dengan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas). Hanya saja variabel untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan kapasitas tidak ada.

Sedangkan, dalam panduan wawancara semi-terstruktur untuk anggota komunitas terdiri atas variabel pertanyaan: aksesibilitas layanan; ketersediaan layanan; teknologi digital kesehatan; pemanfaatan layanan; kualitas layanan; dan saran.

Uji coba instrumen survey (pretest kuesioner) yang dilakukan oleh tiga orang tersebut dimulai pada pukul 09.18 WIB dan berakhir pada pukul 10.29 WIB. Setelah itu, mereka berpamitan kepada Sri Baskoro Kawoco, S.Kep.Ners (Kepala TU Puskesmas Bantur) dan Defi Nur Setyowati (staf di ruang administrasi Puskesmas Bantur) - mewakili Kepala Puskesmas Bantur yang sedang ada pertemuan di PMI Kabupaten Malang - yang telah berkenan menerima kedatangan dan memfasilitasi Tim NIHR-GHRC NCD & GEC Universitas Brawijaya. *** [230324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 06 Februari 2024

Koordinasi Assessment Persiapan Desa Binaan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat FKUB

Dua staf pengajar menghadap Kadinkes Kabupaten Malang di ruang kerjanya

Setelah mengantre, dua staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) – dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P dan Mustika Dewi, S.ST., M.Keb. - berkesempatan menghadap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes.

Mereka diterima Kadinkes pada pukul 09.37 WIB di ruang kerjanya. Kehadiran dua staf pengajar FKUB tersebut dalam rangka penyusunan rencana pelaksanaan desa binaan sesuai dengan nota kesepakatan antara FKUB dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Malang). 

Mereka menghadap kepada Kadinkes untuk melakukan koordinasi assessment persiapan desa binaan dalam rangka pengabdian masyarakat FKUB pada tahun 2024 ini, sehingga perlu untuk mengetahui apa-apa saja yang bisa mendukung dalam fokus Dinkes Kabupaten Malang dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Mereka pun berdiskusi terkait isu-isu kesehatan yang ditanganinya dan menjadi perhatian Bupati Malang, seperti gizi buruk, stunting hingga hepatitis anak yang muncul. “Yang diperlukan adalah intervensi kesehatan masyarakat (kesmas), sementara sumberdaya manusianya masih terbatas,” kata Kadinkes.

Usai dari ruang kerja Kadinkes, dua staf pengajar tersebut kemudian melanjutkan berdiskusi dengan Sekretaris Dinkes (Sekdin) Pudji Hadi Prastyo, S.E. terkait arahan dari Kadinkes untuk mewujudkan pertemuan awal dari lintas program yang ada di lingkungan Dinkes. Tujuannya agar dua staf pengajar tersebut mendapatkan gambaran lengkap untuk menyusun proposal pelaksanaan pengabdian masyarakat beserta wilayahnya yang perlu dibina.

Sekdin pun menyanggupi untuk memfasilitasi pertemuan lintas program dengan dua staf pengajar FKUB tersebut usai hajatan Pemilu 2024 ini rampung. Pertemuan bisa dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi lainnya.

Dari ruang kerja Sekdin, dua staf pengajar FKUB berkunjung ke Gedung Promosi Kesehatan (Promkes) dan berjumpa dengan Khotik Alim Baidah, dan kemudian berdiskusi di lobby depan.

Pada saat itu, anggota Tim SMARThealth UB yang turut mendampingi berpamitan terlebih dahulu karena ada janjian menghadiri giat Posbindu PTM di Posyandu Anggrek 2 Desa Dilem yang beralamatkan di Jalan Semeru No. 161 Dusun Ngantru RT 05 RW 04 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. *** [060224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 23 September 2023

Skrining Modifiable Risk Factor Sebagai Predicting Factor Terhadap Peluang Terjadinya Stroke Pada Populasi Usia Produktif dan Usia Lanjut di Desa Sepanjang, Gondanglegi, Kabupaten Malang

Stroke adalah gejala-gejal defisit saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

Kian tahun trend penyakit tidak menular, seperti stroke, terus mengalami peningkatan. Hari ini, Sabtu (23/09), RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang dan Program Studi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengadakan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Desa Binaan FKUB dengan titel “Skrining Modifiable Risk Factor Sebagai Predicting Factor Terhadap Peluang Terjadinya Stroke Pada Populasi Usia Produktif dan Usia Lanjut di Desa Sepanjang, Gondanglegi, Kabupaten Malang.”

Kader Sepanjang berpose dengan Program Studi Neurologi FKUB

Berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Sepanjang, Puskesmas Gondanglegi, Tenaga Kesehatan Desa Sepanjang, dan kader kesehatan setempat, Pengmas tersebut diselenggarakan di Pendopo Balai Desa Sepanjang, yang beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat No. 111 Dusun Krajan RT 01 RW 02, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang berisi penyuluhan masyarakat dan skrining kesehatan berbasis AI ini dimulai pada pukul 08.00 WB. Dimulai dengan sambutan dari Ketua TP PKK Desa Sepanjang Suryaning Dewi, Ketua Tim Pengmas Dr. dr. Machlusil Husna, Sp.S (K), dan Kepala Puskesmas Gondanglegi drg. Imam Mashuda.

Kemudian acara berikutnya diisi dengan penyuluhan masyarakat yang disampaikan oleh dr. Catur Ari Setianto, Sp.S (K), anggota Tim Inovator SI NARSIS, dengan judul “Pencegahan Stroke Berbasis Aplikasi.”

Penyuluhan masyarakat mengenai stroke dan penggunaan aplikasi Si Narsis berbasis AI

Dalam penyuluhan itu, dr. Catur menjelaskan apa itu stroke dan gejala-gejalanya. Menurut dr. Catur, dampak penanganan penyembuhan yang relatif lama ini menyebabkan menurunnya kualitas hidup penderita dan keluarganya. Sehingga juga berdampak pada aktivitas sosial dan perekonomian.

Oleh karena itu, perlu adanya deteksi dini kelainan neurologi. Kalau sebelumnya, pelayanan skrining masih manual, kini bisa menggunakan Si Narsis (Skrining Neurologi Akurat dan Praktis). Si Narsis merupakan jawaban akan deteksi dini kelainan neurologi lewat aplikasi berbasis AI milik RSSA Malang.

Aplikasi Si Narsis merupakan salah satu bagian dari pelayanan neurologi untuk menjaga kualitas hidup masyarakat agar terhindar dari penyakit neurologi. Aplikasi ini bisa diunduh di playstore.

Skrining stroke oleh kader kesehatan di Pendopo Balai Desa Sepanjang

Setelah penyuluhan masyarakat, acara dilanjutkan dengan melakukan skrining deteksi dini kelainan neurologi lewat aplikasi Si Narsis yang dilakukan oleh kader SMARThealth, SIMPLI dan Posyandu. Dalam skrining itu mempunyai kemiripan dengan aplikasi SMARThealth, mulai dari pertanyaan riwayat kesehatan, aktivitas fisik, pengukuran tekanan darah dan cek kadar gula darah maupun kolesterol.

Sehingga dalam menangani itu semua, kader Sepanjang memperlihatkan kepiawaiannya dalam melakukan skrining stroke tersebut. Ada 8 kader yang dilibatkan oleh Tim Pengmas FKUB tersebut, yaitu Ifa Lutfiyah, Eny Yuliati, Istinah, Usfatul Ulumiyah, Lilik Kusmiati, Lina Lestari, dan  Humairoh.

Dalam skrining stroke yang berakhir pada pukul 12.26 WIB itu, kader Desa Sepanjang berhasil memeriksa dan langsung menginput ke dalam Si Narsis sebanyak 85 orang dari 100 orang yang menjadi target undangan, dengan rincian 3 laki-laki dan 82 perempuan. *** [230923]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 01 September 2023

FKUB Adakan FGD Pengmas Stunting Di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi

Delapan hari setelah pemaparan agenda pengabdian masyarakat (pengmas) stunting, Tim Pelaksana Pengmas Stunting Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi yang berada di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekar Putih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

FGD atau Diskusi Kelompok Terarah, sering digunakan sebagai pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial. Metode ini bertujuan untuk memperoleh data dari sekelompok individu yang dipilih secara sengaja, bukan sampel yang mewakili populasi yang lebih luas secara statistik.

Isu-isu sosial yang menjadi judul pengmas FKUB adalah Intervensi Pre-Konsepsi Sebagai Salah Satu Metode Pencegahan Stunting Melalui Pencegahan Pernikahan Dini di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Kelompok FGD berpose bersama Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir

Terdapat tiga komponen utama dalam kegiatan FGD, yakni diskusi (bukan kegiatan wawancara atau obrolan), kelompok (bukan individual), serta terfokus (bukan dilakukan secara bebas).

Dalam FGD yang diadakan pada hari Kamis (31/08) ini hadir Tim Pelaksana Pengmas Stunting, yang terdiri dari dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc., Sp.DLP, Mustika Dewi, S.ST., M.Keb., dr. Ariani, M.Kes., Sp.A., dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK, dan Fatmawati, S.ST., M.Keb.

Kemudian kelompok dalam FGD yang pertama ini ada 15 orang yang terdiri dari Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, modin, kepala dusun, kader kesehatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Selain itu, juga turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), usai menghadiri pengmas FKUB mengenai Skrining Pendengaran pada Diabetes Melitus di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen dan Ponkesdes Panji Husada.

Acara rangkaian FGD ini dimulai pada pukul 09.51 WIB dengan diawali sambutan dari Ketua TP PKK Desa Mendalanwangi Chorina Kusbiantoro, A.Md.Kep, yang juga mantan perawat Ponkesdes Mendalanwangi.

Sambutan pengantar FGD dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Desa Mendalanwangi

Dalam sambutan itu, Ketua TP PKK yang mewakili Kepala Desa Mendalanwangi mengatakan bahwa Desa Mendalanwangi sebagai desa binaan FKUB merasa senang menjadi tempat pengmas ini karena akan menambah wawasan terhadap masalah stunting maupun pernikahan dini yang ada di Mendalanwangi.

Usai dibuka kegiatan pengmas stunting, acara dilanjutkan dengan sambutan pengantar dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting yang diwakili oleh dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK. Pada kesempatan itu, Dr. Dewi menyatakan bahwa WHO bilang salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini.

Mengapa? Menurut Dr. Dewi, karena psikologisnya belum siap serta kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan pola asuh akan mempengaruhi perkembangan anak. Anak adalah aset bangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi apakah pernikahan dini menjadi sebuah problem, dan bagaimana mengatasinya. Maka pada FGD ini, kita akan menggalinya.

Selesai sambutan, FGD langsung digelar. Koordinator Pengmas Stunting dr. Nuretha langsung menempatkan diri sebagai moderator untuk memandu jalannya FGD tersebut. Dengan tempat duduk yang berpola melingkar, dr. Nuretha berusaha menggali permasalahan stunting melalui persoalan pernikahan dini yang ada di Desa Mendalanwangi selama 1 jam yang berjalan cukup gayeng.

Pelaksanaan FGD dipandu oleh Korlit Pengmas Stunting FKUB

Kebetulan dalam rangkaian pengmas stunting di Desa Mendalanwangi ini juga diliput kegiatannya oleh UB TV. Mereka hadir di lokasi untuk mewancarai Korlit Pengmas dan Ketua TP PKK serta aktivitas FGD.

Acara ini selesai pada pukul 11.15 WIB dan diakhiri dengan melakukan foto bersama. Setelah mengisi daftar hadir, kelompok yang hadir mulai meninggalkan tempat. Kemudian disusul oleh Tim Pelaksana Pengmas Stunting berpamitan dengan staf Desa Mendalanwangi.

Tak kecuali seorang anggota Tim SMARThealth UB juga berpamitan untuk melanjutkan menghadiri Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa Di Sekolah yang diselenggarakan oleh Kemenkes dan UNICEF di Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen. *** [310823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 31 Agustus 2023

Skrining PTM dan Pendengaran pada Hipertensi dan Diabetes Melitus di Kantor Kelurahan Kepanjen dan Ponkesdes Panji Husada

Pagi tadi, Kamis (31/08), halaman Kantor Kelurahan Kepanjen ramai dipenuhi warga yang akan mengikuti skrining penyakit tidak menular (PTM dan pendengar bagi masyarakat Kepanjen yang memiliki faktor risiko hipertensi maupun diabetes mellitus.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Puskesmas Kepanjen, Ponkesdes Panji Husada, Pemerintah Kelurahan Kepanjen, dan kader kesehatan dengan berkolaborasi bersama pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

Pagi-pagi meja pendaftaran sudah dipenuhi warga yang antusias ikut skrining PTM dan pendengaran

Sesuai undangan bernomor 400.7/5/135.07.13.1010/2023 yang dikeluarkan oleh Lurah Kepanjen, Debby Lavenia Ecantada, S.STP, pemeriksaan kesehatan gratis untuk PTM dan pendengaran dijadwalkan berdasarkan RW agar supaya tidak terjadi tumpukan massa di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen.

RW 01 (08.00-08.30 WIB), RW 02 (08.30-09.00 WIB), RW 03 (09.00-09.30 WIB), RW 04 (09.30-10.00 WIB), dan RW 05 (10.00 – 10.30 WIB). Namun pada kenyataan, sedari masih tata-tata (mengatur meja dan kursi), sudah banyak masyarakat yang berdatangan.

Perawat Ponkesdes Panji Husada dibantu kader melakukan wawancara lembar pengumpulan data dari FKUB

Skrining PTM yang dilakukan dalam pemeriksaan di sini sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan dalam giat Posbindu PTM. Pemeriksaan kali ini lebih lengkap. Pihak Puskesmas Kepanjen menurunkan petugas laboratorium untuk pengecekan gula darah puasa, HDL, dan trigliserida. Mereka bertempat di ruangan yang berada di sebelah barat halaman Kantor Kelurahan Kepanjen, dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh kader kesehatan dalam menyiapkan peralatan sekali pakai.

Selain itu, kader kesehatan yang berisi gabungan dari kader Posyandu, Posbindu, dan SMARThealth, bertugas dalam pendaftaran dan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) maupun lingkar perut (LP). Sebagian ada juga yang membantu melakukan wawancara dengan lembar pengumpulan data dari FKUB bersama perawat/bidan Ponkesdes Panji Husada.

Antrian pemeriksaan warga RW 01 Kepanjen di pagi hari

Dari rangkaian pemeriksaan yang dimulai pendaftaran, pengukuran BB/TB/LP dilanjutkan pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Kepanjen dan wawancara, terus disambung dengan pemeriksaan laboratorium.

Begitu hasil pemeriksaan laboratorium keluar, warga bisa berkonsultasi dengan dokter dari Puskesmas Kepanjen yang menempati ruangan dalam laboratorium. Bila ternyata dalam pemeriksaan tersebut terindikasi memiliki gula darah tinggi maupun mempunyai gangguan pendengaran, warga harus lanjut pemeriksaan pendengaran ke Poli THT yang menempati Ponkesdes Panji Husada.

Pemeriksaan telinga dengan menggunakan headset 

Di Poli THT itu, tenaga kesehatan yang menangani adalah para dokter dari FKUB yang tergabung dalam skrining pendengaran pada diabetes mellitus di Kabupaten Malang. Mereka akan melakukan layanan pemeriksaan pendengaran dengan mengecek kuping warga, mulai dari menggunakan alat cek kuping hingga mengenakan headset berisi lantunan tembang-tembang.

Usai dari Poli THT, warga yang perlu diobati akan mengambil obat yang telah disediakan oleh Puskesmas Kepanjen meja yang berada di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen, yang sederet dengan meja pemeriksaan sebelumnya.

Skrining PTM dan pendengaran yang dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB itu berhasil memeriksa sebanyak 177 orang dari target sasaran 200 orang. Dari 177 orang tersebut, 35 laki-laki dan 142 perempuan. *** [310823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog