Tampilkan postingan dengan label Desa Kendalpayak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desa Kendalpayak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Agustus 2022

BIAN dan SH Jalan Bareng di Desa Kendalpayak

Tahun 2022 ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun secara signifikan  akibat pandemi COVID-19.

BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).

Pegiat BIAN dan SH Desa Kendalpayak berpose bersama staf PTM Dinkes Kabupaten Malang

Tahap pertama Imunisasi Anak Nasional tahap pertama diselenggarakan pada bulan Mei 2022. Adapun wilayah pelaksanaannya adalah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Sedangkan untuk tahap kedua Imunisasi Anak Nasional dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Wilayah sasaran dari program imunisasi tahap kedua ini adalah Pulau Jawa dan Provinsi Bali. Salah satunya adalah BIAN yang diadakan hari ini, Kamis (11/08/2022), di rumah Rahmawati Sri Wahyuni, seorang kader Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan sekaligus menjadi kader SMARThealth (SH), yang terletak di Jalan Raya Kendalpayak No. 02 Dusun Watudakon RT 09 RW 06 Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Ancer-ancernya berada di selatan Warung Sate Kuda dan Ayam Bakar “Lumintu”, atau sebelah utara CV. Maharani Ion Produsindo.

Giat BIAN di Kendalpayak ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya, karena pada hari ini giat BIAN diikuti atau jalan bareng dengan Posbindu SH. Menurut perawat desa Kendalpayak, Adianse Ria Saputra, A.Md. Kep, hari ini dua giat dalam satu tempat. Mumpung pada kumpul dalam BIAN, jadi Posbindu SH juga bisa menyasar orangtuanya atau pendamping anak dalam melakukan imunisasi. Jadi, efektif kerjaannya. Sekali jalan berhasil mencapai dua sasaran: balita dan usia produktif.

Meja pendaftaran dan penimbangan dalam giat BIAN di Desa Kendalpayak

Acara giat ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Warga yang berdatangan ke rumah Rahmawati Sri Wahyuni, atau yang akrab disapa dengan Bu Yuyun ini, lansung masuk ke halaman melalui pintu pagar sebelah utara.

Mereka menuju ke meja pendaftaran dan penimbangan. Terlihat ada dua kader Posyandu Balita yang bertugas di meja itu, yakni Nur Imama dan Puji Rahayu. Nur Imama melakukan pendaftaran, dan Puji Rahayu mengerjakan pencatatan ke dalam buku besar.

Dari meja itu, orangtua atau pendamping anak akan mengantar anak untuk diukur berat badan, lingkar kepala, dan tinggi badannya. Petugas yang melakukan pengukuran itu adalah kader Posyandu Balita Lilik Dzuriatun Nafi’ah.

Meja doorprize bagi pengunjung BIAN di Desa Kendalpayak

Di tempat penimbangan tampak ada tiga alat, yaitu timbangan tidur, ayun, dan berdiri. Timbangan tidur Serenity biasa digunakan untuk anak umur 0 hingga 1,5 tahun. Namun kalau yang sudah bisa berdiri dan berani, anak itu bisa ditimbang dengan cara berdiri dengan menggunakan GEA Medical Electronic Personal Scale (Timbangan Elektronik Personal) EB 1623. Sedangkan yang tidak berani, bisa menggunakan timbangan ayun. 

Pada timbangan elektronik GEA, orangtua atau pendamping anak bisa sekalian melakukan pengukuran berat badannya. Hasil semua pengukuran untuk anak dicatatakan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak, sementara untuk orangtua/pendampingnya nanti akan dituliskan pada Form Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Posbindu.

Dari pengukuran itu, mereka akan bergeser ke meja di sebelah selatan, yaitu meja doorprize. Orangtua atau si anak akan mengambil kupon doorprize berupa lintingan kertas seperti dalam arisan. Di kertas itu akan terisi tulisan angka. Dari angka inilah, orangtua atau anak akan tahu, doorprize mana yang diambil. Karena di meja itu memang terisi penuh dengan doorprize yang telah dikasih angka.

Pemberian vitamin A oleh kader Posyandu

Setelah mengambil doorprize, mereka akan lanjut ke meja berikutnya yang berada di sebelah selatannya, yaitu meja vitamin dan input data. Meja tersebut diisi oleh kader Posyandu Lansia Kasri, dan perawat desa Kendalpayak.

Kader Posyandu Lansia membantu perawat memberikan vitamin A kepada anak. Di meja itu ada dua warna vitamin A. Vitamin A botol biru (warna biru) diperuntukkan bagi anak berumur 6 sampai dengan 11 bulan, sedangkan vitamin A botol merah (warna merah) diberikan untuk anak berumur 1 hingga 5 tahun.

Setelah itu, kondisi anak akan dilihat oleh perawat Adianse. Kondisi ini perlu dilihat untuk memastikan anak ini bisa terus lanjut mendapatkan imunisasi MR (Measles and Rubella/Campak-Rubela) atau tidak/dipending dulu. 

Tim SMARThealth UB saksikan perawat desa Kendalpayak input data dengan ASIK

Bila memungkinkan, anak langsung lanjut ke meja di sebelah selatannya yaitu menuju meja yang ditempati oleh bidan desa Kendalpayak, Siti Maisaroh, S.Tr.Keb., yaitu meja suntik imunisasi MR. Sementara itu, perawat Adianse akan lanjut melakukan input data ke dalam ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu).

Platform ASIK adalah aplikasi terpusat yang digunakan untuk input data, monitoring data perkembangan pasien untuk tenaga kesehatan layanan primer (Platform Puskesmas Terintegrasi). Ada dua bentuk aplikasi tersebut: web based dan aplikasi android. Web based digunakan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan Posyandu Prima, sedangkan aplikasi android digunakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan untuk pencatatan layanan luar gedung (kegiatan Posyandu).

Dari meja suntik imunisasi, mereka akan disambut oleh kader Posyandu Balita Lulus Djuliani yang bertugas memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan penyuluhan sebagai tanda bahwa giat pemeriksaan untuk anak sudah selesai dalam giat BIAN. 

Bidan desa Kendalpayak melakukan imunisasi MR

Untuk pulangnya harus melewati pintu pagar di sebelah selatan. Sebelum pintu pagar, terdapat meja pemeriksaan Posbindu SH. Orangtua/pendamping yang anaknya tidak rewel akan singgah dulu dalam skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) dalam giat SH.

Orangtua/pendamping akan diukur tinggi badan dan lingkar perut serta tekanan darah oleh kader Posyandu Lansia Endah Rismawati. Setelah itu, kemudian mereka bergeser ke tempat duduk di sisi selatan.

Di kursi itu, kader SH Rahmawati Sri Wahyuni, alias Bu Yuyun, akan mengecek kadar gula darah orangtua/pendamping anak tadi. Hasil pengukuran tadi dicatatkan dalam Form Deteksi Dini Faktor Risiko PTM beserta riwayat PTM keluarga/diri sendiri.

Giat Posbindu SH di sisi selatan arah pintu keluar

Sedianya hasil skrining tersebut langsung diinput dengan menggunakan aplikasi eKader, namun apa daya aplikasinya muyer-muyer terus. Jadi hingga selesai kegiatan, kader tidak bisa melakukan input data dengan aplikasi eKader.

Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan staf PTM Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, yang hadir dalam giat BIAN dan SH tersebut turut menyaksikan kelemotan aplikasi eKader tadi.

Dalam dua giat satu tempat itu, berhasil dilakukan rekapitulasi. Untuk giat BIAN dari target sasaran sebanyak 110 anak, yang hadir ada 97 anak. Namun yang berhasil mendapatkan suntik imunisasi MR ada 64 anak.

Lokasi giat BIAN dan SH di tepi jalan raya yang dibantu oleh Linmas untuk mengatur parkir

Sementara itu, dalam giat Posbindu SH. Dari target sasaran sebanyak 50 orang usia produktif, berhasil dilakukan skrining sebanyak 35 orang dengan rincian laki-laki ada 3 orang dan perempuan sebanyak 32 orang.

Dari 35 orang yang terskrining, terdapat 4 orang terindikasi memiliki faktor risiko hipertensi, dan 5 orang mempunyai faktor risiko diabetes mellitus.

Giat BIAN dan SH ditutup pada pukul 11.39 WIB bersamaan dengan kumandang adzan zuhur dari masjid yang ada di sekitar lokasi kedua giat tersebut. *** [110822

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Sabtu, 29 Mei 2021

Giat Posbindu PTM dan Penyuluhan Jantung di Desa Kendalpayak

Giat Posbindu PTM yang ketiga kalinya di Desa Kendalpayak pada Sabtu pagi ini (29/05/2021) sedikit berbeda dengan giat sebelum-sebelumnya. Pasalnya, dalam giat Posbindu PTM yang diselenggarakan di Ruang Kelas III dan IV SD Islam Lukman Hakim yang beralamatkan di Jalan Raya Kendalpayak 349 Dusun Watudakon RT 12 RW 07 Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur ini, tidak sekadar pemeriksaan faktor risiko PTM saja tetapi juga diadakan penyuluhan jantung.

Penyuluhan jantung ini diisi oleh dua dokter yang saat ini sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, yaitu dr. Oktafin Srywati Pamuna dan dr. Akhmad Isna Nurudinulloh.


dr. Oktafin beri penyuluhan jantung koroner dalam giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak

Acara penyuluhan jantung ini sempat mundur selama satu jam lamanya mengingat warga yang datang dalam giat Posbindu PTM belum banyak. Dari undangan pukul 09.00 WIB, penyuluhan jantung baru dimulai pada pukul 10.14 WIB.

Acara dibuka oleh Koordinator Program PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns. Dalam pengantar pembukanya, Nur Ani Sahara mengatakan bahwa tidak banyak dalam giat Posbindu PTM yang dibarengi dengan penyuluhan jantung. Karena tidak gampang mendatangkan dokter spesialis jantung. Oleh karena itu, giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak ini beruntung bisa kedatangan dokter yang kesehariannya berada di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.


Peserta penyuluhan yang terdiri dari warga yang mengantri pemeriksaan di Posbindu PTM

Pemateri penyuluhan jantung yang pertama dilakukan oleh dr. Oktafin dengan judul materi “Penyakit Jantung Koroner: Kenali Faktor-Faktor Risikonya untuk Pencegahan yang Lebih Baik”. Materi yang dijelaskan meliputi Penyakit Jantung Koroner (PJK), spektrum PJK, faktor risiko kardiovaskular, klasifikasi nyeri dada secara umum, angina pada Sindrom Koroner Akut, diagnosis PJK, terapi PJK, revaskularisasi pada PJK, dan pengelolaan PJK.

Materi yang ditampilkan dr. Oktafin kebetulan bersinggungan dengan pemeriksaan pada giat Posbindu PTM, sehingga warga yang mengikuti penyuluhan masalah jantung menjadi tertarik. Terlebih ketika dr. Oktafin memaparkan tabel klasifikasi tekanan darah dan kolesterol serta gula darah. Karena selama ini, warga hanya mendengar hasil pemeriksaan terkait tekanan darah, kolesterol dan gula darah hanya terima hasilnya: tinggi, sedang, atau rendah, tanpa paham akan klasifikasinya.


dr. Isna beri penyuluhan tentang aplikasi Detak

Usai materi yang pertama, kemudian disusul dengan materi penyuluhan yang kedua. Materi kedua disampaikan oleh dr. Isna perihal “Aplikasi Detak”. Aplikasi ini diberi nama Detak, merupakan kepanjangan dari deteksi jantung cepat dan akurat. Aplikasi ini dkembangkan oleh kelompok Kajian Kardiovaskular FKUB.

Aplikasi Detak penting sebagai skrining atau deteksi dini gejala dan tanda Sindrom Koroner Akut (SKA). SKA adalah kondisi darurat medis ketika suplai darah ke jantung terhambat tiba-tiba. Kondisi ini butuh penanganan segera.


Koordinator Program PTM Dinkes Kabupaten Malang beri kata pembuka dalam penyuluhan jantung

Aplikasi Detak selain menyediakan layanan deteksi dini, juga memberi rekomendasi perawatan lanjutan hingga memberi saran rumah sakit terdekat jika terjadi potensi serangan mendadak. Sehingga, warga yang mengikuti penyuluhan ini nantinya tidak hanya bisa menolong diri dan keluarganya tapi juga tetangga-tetangganya dengan mengunduh aplikasi Detak dari Play Store.

Pada materi penyuluhan yang kedua ini, warga juga diajak mencoba untuk mengunduh, menginstal, dan sekaligus mengoperasikan aplikasi Detak. Dalam prosesi ini, dr. Isna dibantu oleh dr. Oktafin untuk mendampingi warga yang berkenan untuk mempraktekkan aplikasi ini.


Giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak

Setelah kedua materi penyuluhan selesai, dibukalah sesi tanya jawab. Warga dipersilakan bertanya, dan dokter akan menjawab. Ada 3 penanya dalam penyuluhan tersebut. Pertanyaannya sekitar masalah jantung, seperti pengertian jantung lemah, ciri-ciri jantung sakit, dan apa sih sebenarnya penyebab PJK?

Dr. Oktafin menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga warga menjadi mengerti, dan sang dokter pun berpesan jika warga merasakan seperti yang ditanyakan tersebut maka jangan ditunda-tunda dan bawa segera ke rumah sakit.

“Semakin lama kita tunda, semakin sakit jantungnya meluas”, jelas dr. Oktafin kepada warga yang mengikuti penyuluhan jantung tersebut.


Suasana pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak

Pesan ini sekaligus mengakhiri kegiatan penyuluhan jantung dalam giat Posbindu PTM di Desa Kendalpayak, dan selanjutnya dokter mengajak foto bersama kepada warga yang telah mengikuti penyuluhan tersebut.

Selesai penyuluhan jantung, Koordinator Program PTM Dinkes berpamitan karena ada acara lainnya. Sementara itu, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) masih mendampingi giat Posbindu PTM yang digelar di serambi/teras lantai pertama SD Islam Lukman Hakim Kendalpayak.

Meja untuk pemeriksaan ditata berjajar memanjang dari selatan ke utara mengikuti tekstur serambi sekolahan tersebut. Meja 1 dimulai dari arah selatan. Di meja 1 ini ada dua kader Posyandu Balita yang siap melakukan pendaftaran terhadap warga yang akan memeriksakan diri dalam giat Posbindu PTM tersebut. Kedua kader tersebut adalah Lilik dan Kasri.

Setelah didaftar, warga akan menerima layanan pengukuran suhu badan oleh kader Posyandu Balita Puji Rahayu. Pengukuran suhu badan ini menggunakan Infrared Forehead Thermometer Dikang HG03 buatan Tiongkok. Caranya dengan menyorotkan ke jidat dan segera akan muncul hasilnya.

Dari sorot jidat itu, warga kemudian akan mendapatkan layanan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut. Ada dua kader Posyandu Balita yang bertugas dalam pengukuran tersebut, yaitu Nur Imama dan Endah Rismawati. Nur Imama mengukur tinggi dan berat badan, sedangkan Endah Rismawati melakukan pengukuran lingkar perut dengan menggunakan metlin.

Setelah itu, warga akan menuju ke meja 2. Di meja 2 itu ada bidan Desa Kendalpayak Siti Maisaroh, S.Tr. Keb., yang akan melakukan pengukuran tekanan darah kepada warga. Meja itu satu bangku dengan meja 3 yang diisi oleh perawat Desa Kendalpayak Ardianse Ria Saputra, A.Md. Kep. Perawat itu bertugas melayani pemeriksaan laborat sederhana seperti gula darah dan kolesterol.

Selain itu, perawat dan bidan juga akan menerima konsultasi perihal keluhan fisik yang dihadapi oleh warga tersebut. Bila warga terindikasi memiliki risiko tinggi PTM (highrisk) maka petugas kesehatan akan memberikan kepada warga tersebut.

Usai jumpa petugas kesehatan, warga akan menuju ke meja 4 dan 5. Kedua meja ini situasional sifatnya. Bila di meja 4 sedang ada antrian, warga bisa menuju ke meja 5 terlebih dahulu. Meja 4 adalah meja pencatatan berdasarkan Lembar Skrining Kesehatan Faktor Risiko PTM, dan meja 5 merupakan meja untuk melakukan wawancara dengan warga secara langsung berdasarkan pertanyaan yang ada di dalam aplikasi eKader, termasuk warga harus bertanda tangan di dalamnya sebagai manifestasi infomed consent.

Kader yang bertugas melakukan pencatatan itu dilakukan oleh kader SMARThealth Reny Purniawati, dan yang melakukan wawancara online dengan aplikasi eKader adalah kader SMARThealth Rahmawati Sri Wahyuni dan Fitria Winarni.

Acara giat Posbindu PTM ini selesai pada pukul 12.16 WIB dan berhasil melakukan pemeriksaan terhadap 45 warga dengan rincian laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sejumlah 38 orang. *** [290521]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog