Tampilkan postingan dengan label Studi Banding SMARThealth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Studi Banding SMARThealth. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Juni 2023

Pembelajaran Program SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang

Tiga bulan yang lalu, di tempat ini menjadi saksi kedatangan studi banding dari delegasi Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenkesmas) Thailand dan delegasi India ingin belajar dari berbagai pengalaman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dalam penyelenggaraan replikasi SMARThealth di 390 desa/kelurahan.

Hari ini, Senin (19/06), Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang kembali menerima kunjungan studi banding Program PTM dan SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, pengetahuan dan wawasan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (P2P PTM dan Keswa) terutama pada Deteksi Dini Faktor Risiko PTM, Dinkes Kabupaten Banjar melaksanakan pembelajaran Program SMARThealth ke Dinkes Kabupaten Malang.

Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar tiba di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 11.00 WIB. Rombongan tersebut terdiri dari 8 orang, meliputi Kepala Bidang P2P Seger S.ST, M.Kes, Kepala Seksi P2PTM dan Keswa Candra Galuh T.A. S.ST, M.M., dan 6 staf Seksi P2PTM dan Keswa (Muhammad Hambali, S.ST, Norlaila, A.Md, Rahmi Rizky Madina, A.Md.Kep, Cernando Candra, SKM, Luthfiaty, A.Md.AK, dan Nur Hamdah, A.Md.Kep).

Rombongan diterima oleh Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM serta tiga stafnya, yaitu Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, Candra Hernawan, S.Kom dan Wildan Adi Yatma, S.Psi.

Kadinkes Kabupaten Malang berpose bersama rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Selain itu tampak hadir pula asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub Substansi PTM dan Keswa Ulinati, S.IP, mahasiswi magang di Sub Substansi PTM dan Keswa Herdina Arahmi dari Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM), serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara dimulai pada pukul 11.07 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya terlebih dahulu yang dipandu oleh Ulinati, S.IP. Setelah selesai, Master of Ceremony (MC) Purwanindiah W., S.E. yang akrab dipanggil Aning dari Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Kabupaten Malang, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar dengan pantun:


Bola jatuh karena dilempar

Lempar jauh sampai ke ladang

Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar

Selamat Datang di Kabupaten Malang


Usai ucapan selamat datang dan membacakan susunan acara, kemudian dilanjutkan dengan sambutan selamat datang dari Kadinkes Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Kadinkes drg Wiyanto Wijoyo memulai dengan menampilkan karakteristik geografis, demografis dan sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten Malang.

Bupati Malang, menurut Kadinkes, begitu concern dalam pengembangan kesehatan di Kabupaten Malang, antara lain mengembangkan PSC (Public Safety Center) atau yang di Kabupaten Malang dikenal dengan Si Singo (Siji Siji Songo) atau 119 yang menjadi nomor PSC. Pemkab Malang telah menggelontorkan mobil HIACE PSC kepada 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. 

Sambutan selamat datang dari Kadinkes Kabupaten Malang untuk rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Lebih lanjut, Kadinkes menjelaskan bahwa Kabupaten Malang telah menuju UHC (Universal Health Coverage) yang mempermudah masyarakat di Kabupaten Malang mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Pemkab Malang menganggarkan 190 milyar per tahun untuk membayari BPJS keluarga miskin di Kabupaten Malang.

Selain itu, SMARThealth menjadi inovasi Kabupaten Malang dalam melakukan deteksi dini penyakit jantung yang dilakukan oleh kader terlatih dengan aplikasi eKader. Pemkab Malang telah mengalokasikan anggaran nomor dua terbanyak setelah Dinas Pendidikan.

Di akhir sambutannya, Kadinkes Kabupaten Malang berharap kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar untuk menikmati pemaparan teknis agar mudah dipahami, dan selanjutnya Dinkes Kabupaten Banjar bisa mengadopsi, meniru dan memodifikasinya sesuai kultur yang ada di sana.

Setelah sambutan Kadinkes Kabupaten Malang, diteruskan dengan penyampaian maksud serta tujuan kunjungan dari Ketua Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, yaitu Kepala Bidang (Kabid) P2P Seger S.ST., M.Kes.

Pada kesempatan itu, Kabid P2P Seger menyatakan maksud kunjungan ke Dinkes Kabupaten Malang adalah ingin belajar agar mengetahui pengelolaan PTM yang telah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang. “Kami mendengar santer inovasi SMARThealth di Kabupaten Malang,” ujar Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar.

Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar menyerahkan cindera mata kepada Kadinkes Kabupaten Malang

Lebih lanjut, harapan kami bisa dibimbing dan diarahkan agar supaya bisa ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) tentang pelaksanaan SMARThealth yang berguna dalam membantu capaian deteksi dini PTM, utamanya penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya. 

Pukul 11.41 WIB dilakukan pemberian cindera mata secara bergantian. Pertama dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten Malang kepada Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar, dan setelah itu gantian Kabid P2P Kabupaten Banjar juga memberikan cindera mata kepada Kadinkes Kabupaten Malang.

Selepas itu, dilanjutkan dengan foto bersama sebelum Kadinkes Kabupaten Malang meninggalkan tempat karena masih ada tugas lain yang harus diselesaikan.

Acara pun kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi yang diserahkan kepada Sub Sustansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Mula-mula Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang memberikan prolog terkait perjalanan pengelolaan PTM di Dinkes Kabupaten Malang.

Setelahnya, pemegang program PTM Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, memberikan presentasi tentang “Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan PTM di Kabupaten Malang.”

Pemegang Program PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berbagi pengalaman mengenai SMARThealth kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Dalam presentasinya itu, Nur Ani menguraikan perihal Program SMARThealth yang telah dijalankan di Kabupaten Malang, mulai dari apa itu SMARThealth, aplikasinya hingga keunggulannnya. Awalnya berasal dari pilot projet yang dilakukan oleh UB. Dalam pilot project di 4 desa intervensi dan 4 desa kontrol pada 5 kecamatan di Kabupaten Malang tersebut,  hasilnya sangat memuaskan di mana capaian skrining deteksi dini jantung atau PTM mencapai 91% dari sasaran usia 40 tahun ke atas, dan di antaranya 23% terdeteksi memiliki risiko penyakit jantung untuk dilakukan tata laksana penanganan kasusnya.

Dari hasil itu, Bupati Malang berkomitmen mereplikasi ke 390 desa/kelurahan di Kabupaten Malang. Tahun 2020 dimulailah replikasi ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Sampai saat ini sudah tercapai 302 desa/kelurahan yang memiliki Posbindu dengan Program SMARThealth di Kabupaten Malang.

Usai presentasi dari Nur Ani, diputarkan video pelaksanaan skrining PTM yang dilakukan oleh kader SMARThealth secara door to door di mana seorang kader sudah bisa melaksanakan giat Posbindu PTM secara menyeluruh. Kader tersebut melakukan skrining terlebih dahulu kemudian melakukan pengukuran antropometri, tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah serta diakhiri dengan edukasi.

Pukul 12.38 WIB acara disambung dengan pemaparan materi “Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Malang” yang disampaikan oleh Candra Hernawan, staf IT Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, Candra menjelaskan aplikasi eKader dan aplikasi ePuskesmas hingga  keduanya melakukan bridging. Dengan bridging itu, apa yang telah dilakukan skrining oleh kader SMARThealth bisa langsung terlihat di ePuskesmas. Dengan demikian kinerja kader juga sekaligus termonitor capaiannya melalui ePuskesmas setelah diinput oleh kader melalui eKader.

Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Malang pimpin jalannya diskusi dengan rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Rampung presentasi materi dari Tim Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, acara dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Kabid Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Dinkes Kabupaten Malang Gunawan Djoko Untoro, SKM, M.Si yang saat ini mengampu sementara sebagai Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang, karena yang bersangkutan sedang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Dalam dialog itu ada dua pertanyaan. Pertanyaan pertama berasal dari Kasi PTM dan Keswa Candra Galuh T.A., dan staf Seksi PTM dan Keswa Cernando Candra. Pada kesempatan itu, Candra Galuh tertarik untuk menanyakan bagaimana trik kiatnya agar bisa bekerja sama dengan institusi perguruan dalam melakukan inovasi layanan kesehatan, seperti SMARThealth. Sedangkan, pertanyaan dari Cernando Candra cenderung ke input data dan pelaporan dengan menggunakan sistem aplikasi.

Pertanyaan pertama dijawab oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Kemudian petanyaan yang kedua dijawab oleh staf IT dan pemegang program PTM Dinkes Kabupaten Malang.

Sebelum acara ditutup, Pjs Kabid P2P Gunawan Djoko Untoro menjelaskan pertanyaan “Koq Dinkes Kabupaten Malang bisa mendapatkan anggaran yang besar?”. Gunawan pun kemudian menerangkan, agar teman-teman menunjukkan terlebih dahulu bagaimana hasilnya. Kalau sudah memang layak dan hasilnya sesuai yang diharapkan, terobosan-terobosan yang ditawarkan pasti akan diback up oleh Bupati Malang, termasuk halnya dengan Program SMARThealth ini.

Selesai itu, acara kegiatan studi banding Program PTM dan SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pu berakhir. Acara dipungkasi oleh MC Aning tepat pada pukul 13.30 WIB. *** [190623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 09 Maret 2023

Kunjungan Delegasi Thailand dan India Ke Puskesmas Turen

Usai menghadiri giat Posbindu PTM Kasuari Kelurahan Sedayu, delegasi Thailand dan India diajak Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, mengunjungi Puskesmas Turen sebagai salah satu primary health care yang ada di Kabupaten Malang dan sekaligus telah melaksanakan replikasi SMARThealth.

Delegasi Thailand terdiri dari Dr. Krisada Hanbunjerd, MD (director of NCD division, Department of Disease Control, Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenkesmas) Thailand), Siriwan Pitayarangsarit, Ph.D (staf Pengendalian Penyakit, Kemenkesmas Thailand), Prof. Dr. Kriang Tungsanga (Bhumiranagarindra Kidney Institute, Bangkok) dan Dr. Methee Chanpitakkul (Bhumiranagarindra Kidney Institute, Bangkok), serta satu orang delegasi dari India, Renu John, BDS, MPH (Research Fellow di the George Institute for Global Health India).

Delegasi Thailand dan India berpose bersama Kapus Turen, Dinkes, dan Tim SMARThealth UB

Di sana, rombongan disambut oleh Kepala Puskesmas Turen dr. Wahyu Widiyanti dan penanggung jawab program PTM, Dita Trisnaningtyas, S.Kep.Ners, dan dr. Iman Muttaqin, seorang dokter fungsional, di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Turen yang terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 218 Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Kunjungan delegasi tersebut dalam rangka studi banding untuk belajar tentang pelaksanaan program replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang. Kebetulan Puskesmas Turen telah melaksanakan replikasi SMARThealth sejak tahun 2021. 

Namun demikian, Kapus Turen dr. Wahyu sesungguhnya telah terlibat dalam pilot project SMARThealth dari tahun 2016-2018 ketika beliau masih menjabat sebagai Kapus Gondanglegi. Jadi, selain telah akrab dengan program SMARThealth, beliau juga mengerti betul manfaat dari program SMARThealth.

Dalam kunjungan ini, delegasi Thailand dan India dipandu oleh Team Leader SMARThealth  Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D saat mengadakan pertemuan dan sekaligus berdiskusi terkait implementasi replikasi SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Turen.

Kapus Turen memberikan sambutan dengan menggunakan bahasa Inggris

Mula-mula, Sujarwoto memperkenalkan personil Puskesmas Turen yang mengadakan penyambutan di ruang pertemuan. Kemudian setelah itu, Kapus Turen berkenan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Kapus dr. Wahyu berceritera ihwal mengenal SMARThealth hingga familiar terhadap programnya.

Setelah itu dilakukan diskusi antara kedua delegasi tersebut dengan Puskesmas Turen. Diskusi bersifat mengalir, tidak terlalu formal, dan dinamis. Selain itu, diskusinya juga berjalan lancar serta tidak memakan waktu yang lama, karena baik Kapus, penanggung jawab program PTM, dan dokter fungsional bisa berbahasa Inggris dengan lancar.

Dalam diskusi itu, delegasi Thailand proaktif sekali bertanya. Mulai dari periode skrining, kadernya, insentif kader, obatnya hingga aplikasinya. Pada saat diskusi itu, penanggung jawab program PTM Puskesmas Turen, Dita, mengatakan, “Sometimes the internet network is unstable.”

Terkait hal ini, Dr. Krisada Hanbunjerd, MD bertanya, “Bagaimana bila hal itu terjadi?” Dita pun menjawab. “Kita biasanya memakai kertas Form Skrining untuk jaga-jaga kalau internet tidak stabil. Aplikasi ini sebenarnya juga punya fasilitas offline. Menguntungkan bila tak ada jaringan internet yang baik,” jelas Dita.

Team Leaser SMARThealth UB membantu menjelaskan hasil bridging eKader dengan ePuskesmas

Sementara itu, dalam diskusi tersebut juga menemukan sejumlah perbedaan yang bisa memperkaya wawasan, seperti waktu skrining misalnya. Di Thailand, skrining dilakukan per tiga bulan sekali, dan start setiap bulan Oktober. Sedangkan, kalau di Indonesia dilakukan setahun sekali yang dimulai dari Januari hingga Desember.

Dalam diskusi, delegasi Thailand cenderung detil. Seperti halnya yang ditanyakan oleh Siriwan Pitayarangsarit, Ph.D perihal beban dan insentif kader. Diketahui, bahwa 1 kader banding 66 pasien di Thailand dalan beban target. Sementara di wilayah kerja Puskesmas Turen, 1 kader banding 161. 

Tak hanya bebannya, Siriwan juga menyoroti mengenai pemberian insentif yang sama per kader. “Apakah kader yang malas dengan yang rajin akan dikasih insentif yang sama?” tanya Siriwan.

Sementara itu, mengenai pemberian obat bisa dikatakan hampir sama. Untuk pasien yang memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) akan mendapatkan obat untuk sebulan. Yang membedakannya adalah kepatuhan. Di Thailand, boleh dibilang pasiennya patuh dalam mengonsumsi obat sesuai yang dianjurkan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang mendapat delegasi dari dokter.

Delegasi Thailand proaktif bertanya kepada Puskesmas Turen untuk mendapatkan gambaran yang utuh dalam replikasi SMARThealth

Diskusi yang memakan waktu sekitar dua jam itu, memberikan gambaran perihal kondisi negara masing-masing, dan perbedaan yang ditemukan tidak mengisyaratkan kelemahan tapi memang karena situasi dan kondisinya yang mungkin berbeda.

Pihak Puskesmas Turen pun mengakui bahwa secara sumber daya manusia (SDM). Thailand akan lebih siap nantinya dalam mereplikasi SMARThealth di negaranya. Ke depan, Puskesmas Turen juga akan terus berbenah dalam setiap layanannya kepada masyarakat.

Namun demikian, dari diskusi yang intens ini tersirat adanya tekad dengan slogan yang sama, seperti yang tertera dalam kaos warna pink yang dikenakan kedua delegasi dari Kemenkesmas Thailand itu, “Together fight NCDs” (Bersama Kita Lawan PTM). *** [090323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 08 Maret 2023

Studi Banding SMARThealth Oleh Thailand dan India di Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Menjelang siang hingga sore di hari Rabu (08/03/2023) ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menerima kunjungan delegasi dari Thailand dan India dalam rangka replikasi SMARThealth di kedua negara tersebut.

Delegasi Thailand terdiri dari Dr. Krisada Hanbunjerd, MD (Kementerian Kesehatan Thailand), Siriwan Pitayarangsarit, Ph.D (Kementerian Kesehatan Thailand), Dr. Methee Chanpitakkul (Bhumirajanagarindra Kidney Institute, Bangkok), dan Prof. Dr. Kriang Tungsanga (Bhumirajanagarindra Kidney Institute, Bangkok).

Sedangkan, delegasi dari India meliputi Praveen Devarsetty, MBBS, MD, Ph.D (Head of the Primary Health Care Research at the George Institute for Global Health, India), Sridevi Gara (Tehnical Lead at the George Institute for Global Health, India), dan Renu John, BDS, MPH (Research Assistant on the LIVING study – a lifestyle intervention for diabetes prevention in women with prior gestational diabetes at the George Institute for Global Health, India).

Perkenalan dalam studi banding SMARThealth oleh delegasi Thailand dan India dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB

Empat delegasi Thailand dan tiga delegasi India itu ingin belajar dari berbagai pengalaman Dinkes Kabupaten Malang dalam penyelenggaraan program replikasi SMARThealth di 390 desa/kelurahan, sehingga nantinya manfaat dari program ini dapat dirasakan oleh masyarakat luas di seluruh dunia.

Dalam kunjungan itu, kedua delegasi diterima oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang di Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes yang terletak di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada pukul 10.44 WIB.

Tampak hadir dalam studi banding SMARThealth itu, selain delegasi dari Thailand dan India juga terlihat Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) beserta seorang anggota Tim SMARThealth UB, ditambah dengan personil staf dari Seksi PTM dan Keswa serta staf Evapor Dinkes Kabupaten Malang.

Di dalam Ruang Multimedia, mereka berdialog dan berdiskusi tentang pengalaman replikasi SMARThealth yang telah dilaksanakan oleh Dinkes Kabupaten Malang, yang dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D.

Peserta studi banding SMARThealth di Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang

Acara diawali dengan sambutan dari Kabid P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, mewakili Kepala Dinas Kesehatan yang sedang ada acara lain. Dalam sambutannya, yang dibantu translate oleh Sujarwoto itu, Tri Awignami menjelaskan awal mula program SMARThealth (2016) hingga direplikasi oleh Dinkes Kabupaten Malang secara bertahap dimulai dari tahun 2020 hingga 2024.

Pada kesempatan itu, delegasi dari Thailand berantusias untuk langsung menanyakan sambil berdiskusi setiap apa yang dikatakan oleh Kabid P2P. Jadi tidak menunggu, Kabid P2P merampungkan terlebih dahulu dalam sambutannya, dan ini malah terlihat dinamis.

Usai sambutan Kabid P2P, acara langsung dilanjutkan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan mepresentasikan Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Malang, yang diterjemahkan oleh Sujarwoto.

Setiap yang dipresentasikan oleh Paulus Gatot juga langsung sering ditanggapi dan ditanyakan oleh delegasi Thailand, sama ketika Kabid P2P menjelaskan secara sepintas dalam sambutannya. Kebetulan di Thailand masih dalam proses baseline survey SMARThealth.

Praveen dari India membantu menjelaskan perihal SMARThealth kepada delegasi Thailand

Sama dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Malang, program SMARThealth selalu diawali dengan penelitian terlebih dahulu untuk melihat faktor risiko PTM melalui pengumpulan data secara ilmiah guna menjadi pijakan dalam membuat kebijakan, bukan sekadar kumpulan angka maupun presentase saja. Namun jauh lebih penting adalah apa yang ada dibalik kumpulan angka tersebut.

Selesai presentasi Paulus Gatot, acara jeda 10 menit guna memberikan kesempatan kepada Sridevi Gara dari delegasi India untuk menampilkan analitis dari aplikasi eKader. Dalam kesempatan itu, Sridevi mendemonstrasikan aplikasi eKader yang digunakan oleh kader SMARThealth dalam melakukan skrining faktor risiko PTM guna deteksi dini.

Aplikasi eKader telah memperlihatkan performa yang semakin mudah dan infografis. Mulai dari siapa yang rajin melakukan skrining oleh kader SMARThealth akan terlihat progresnya, termasuk juga Puskesmas mana yang telah memiliki capaian tinggi, langsung bisa dipantau oleh Dinkes secara harian.

Sehabis Sridevi, acara dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Krisada Hanbunjerd, MD, Direktur Bidang PTM, Departemen Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Thailand tentang Governance for NCD prevention and control in Thailand.

Pemberian cinderamata dari delegasi Thailand kepada Dinkes Kabupaten Malang

Pada sesi Krisada ini, Team Leader SMARThealth UB memberikan pertanyaan perihal keterlibatan perawat/bidan desa dan kader kesehatan di sana. Selain itu, juga perihal delegasi dokter kepada perawat.

Selesai paparan Krisada, acara pun langsung diteruskan dengan paparan materi dari Dr. Methee Chanpitakkul, seorang peneliti di Bhumiranagarindra Kidney Institute, Bangkok, perihal hasil penelitian SMARThealth di Thailand.

Pada paparan ini, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa menanyakan tentang pembiayaan untuk BMHP (Bahan Medis Habis Pakai), dan masalah ODGJ di Thailand yang muncul dalam persoalan kesehatan di Thailand.

Terkait BMHP, di Thailand hampir bisa dikatakan gratis. Karena masyarakat di sana telah ikut asuransi kesehatan. Kemudian mengenai ODGJ, dikatakan bahwa mental health termasuk nomor 5 prioritas dalam kesehatan di Thailand.

Pemberian cinderamata dari Dinkes kepada delegasi Thailand di depan Gedung Hipocrates Dinkes Kabupaten Malang sambil berpose dengan delegasi India dan Team Leader SMARThealth UB

Mental health, tambah Methee, baru-baru ini mulai diperhatikan karena mengindikasikan gejala kenaikan. “Jika dibiarkan bisa menjadi penyakit.”

Acara studi banding SMARThealth selesai pada pukul 15.32 WIB. Dari diskusi yang cukup panjang, atau hampir lima jam itu, diketahui ada sejumlah persamaan langkah, seperti berawal dari penelitian terlebih dahulu, dan pelibatan kader kesehatan.

Baik delegasi Thailand, India maupun Dinkes Kabupaten Malang sepakat, bahwa SMARThealth itu bisa hadir karena sama-sama berangkat dari keterbatasan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan. Dengan target capaian SPM seperti itu jika mengandalkan tenaga kesehatan, pasti tidak akan mampu.

Sedangkan, bedanya yang cukup menonjol adalah target sasarannya. Kalau di Thailand, target sasaran skrining faktor risiko PTM adalah umur 35 tahun ke atas. Di India, target sasaran skrining faktor risiko PTM hampir mirip dengan Thailand di umur 40 tahun ke atas. Sedangkan di Kabupaten Malang, memfokuskan target sasarannya pada umur 15 tahun ke atas. *** [080323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog