Tampilkan postingan dengan label the George Institute for Global Health India. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label the George Institute for Global Health India. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Oktober 2024

Indonesia in-Country Meeting: Overview of the NIHR Project and Theme 1 and 2 Key Findings

NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Envionmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) menyelenggarakan pertemuan Tim Peneliti NIHR dalam Indonesia in-Country Meeting (ICM) yang diadakan di Kota Malang dari 30 September hingga 5 Oktober 2024.

Hari pertama, Senin (30/09), ICM diadakan di Auditorium Lantai 6 Gedung A Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang beralamatkan di Jalan Veteran, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Sesuai surat undangan bernomor 0005/UND/NIHR/09/2024, agenda ICM hari pertama (day 1 – Monday Sep 30) adalah opening ICM, overview of the NIHR project, theme 1: key findings, theme 2: key findings, overview of the intervention development process (co-creation + evaluation) and discussions.

Peserta Indonesia in-Country Meeting berpose

Acara ICM dimulai pada pukul 10.19 WIB. Master of Ceremony (MC) Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP mengawali ucapan selamat datang kepada peserta ICM, dan terus membacakan susunan acara (rundown) yang akan dilakukan hari ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan pembukaan dalam ICM. Sambutan pertama dilakukan oleh Wakil Dekan 2 Dr. Husnul Khotimah, S.Si., M.Kes mewakili Dekan FKUB yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Dr. Husnul menjelaskan “Advancing Research for Health and Sustainability in Malang and Gresik Regencies”, yang di dalamnya menegaskan pentingnya The Power of Collaboration yang meliputi sharing knowledge, resource mobilization, dan community engagement.

Di akhir sambutannya, Dr. Husnul mengatakan bahwa poin utamanya adalah dengan menggunakan pendekatan berbasis penelitian, kita dapat mengatasi tantangan yang paling mendesak dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua penduduk untuk berkembang.

Wakil Dekan 2 FKUB berikan sambutan dihadapan peserta Indonesia in-Country Meeting

Usai Dr. Husnul, Principal Investigator dan NIHR Centre Head Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP memberikan sambutan berikutnya, dengan mengangkat topik “Strengthening Primary Health Care, Addressing Air Pollution, Waste Management, and Plastic Combustion in Malang and Gresik Regencies for a Sustainable Future.”

Pada kesempatan itu, Prof. Andarini menjelaskan sejumlah item: health is fundamentally interconnected with our environment; the challenges we face; the impact of air pollution; plastic combustion: a solent threat; and comprehensive strategies.

Diakui oleh Prof. Andarini, semua itu memerlukan komitmen dan bekerja secara kolaboratif serta menerapkan pendekatan holistik.

Kemudian sambutan berikutnya datang dari Prof. Christopher Millet, Profesor Kesehatan Masyarakat  Imperial College London (ICL). Ia mengucapkan selamat datang kepada peserta dan merasa senang sekali bisa datang ke FKUB untuk menghadiri ICM yang diselenggarakan oleh NIHR-GHRC NCDs & EC FKUB.

Presentasi key findings Theme 1

Selesai Prof. Chris Millet, acara disambung dengan sambutan dari NIHR Research Manager Sujarwoto, S.IP., M.Si., MPA, Ph.D. Dalam sambutannya, Sujarwoto memperkenalkan satu per satu personil yang ada dalam Tim Peneliti NIHR, dan setelahnya ia memaparkan NIHR-GHRC Indonesia. Semua progres aktivitas dalam 5 theme yang ada dalam Tim Peneliti NIHR itu dipaparkan oleh Sujarwoto, ditambah pula dengan informasi submitted proposal and new research grant.

Usai sambutan-sambutan dalam opening ICM, acara memasuki pemaparan materi Theme 1 dan 2. Pemaparan materi pertama dari Theme 1: Primary healthcare strengthening. Theme 1 merupakan salah satu dari 5 theme yang ada di Tim Penelitian NIHR. Theme 1 dikomandoi dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D .

Dalam mempresentasikan key findings dari Theme 1 itu, Asri, Ph.D mengajak dua anggota timnya dr. Harun Al Rasyid,MPH dan dr. Devita Rahmani Ratri, MPH. Penyajiannya diawali oleh Asri, Ph.D kemudian terus dr. Harun dan dr. Devita secara bergantian.

Materi Theme 1 meliputi: study design: formative phase yang terdiri dari systematic review, policy analysis, healthcare system assessment, SMARThealth app adaptation, dan pilot study.

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak paparan Theme 1

Materi-materi tersebut, jelas Asri, systematic review untuk memahami struktur, fungsi, dan kapasitas sistem layanan kesehatan primer yang ada di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC) dalam mengatasi PTM yang terkait dengan polusi udara.

Policy analysis untuk menguji ketahanan kebijakan nasional dan tingkat negara bagian di Indonesia dalam melindungi kesehatan penduduk dari polusi udara.

Healthcare system assessment untuk menilai berbagai aspek yang memengaruhi pemberian perawatan PTM di lingkungan perawatan primer, seperti alokasi sumber daya, infrastruktur, tenaga kerja, pembiayaan, asuransi, kebijakan, rantai pasokan obat-obatan, pengadaan peralatan, dan jalur klinis serta integrasi pertimbangan perubahan iklim dalam sistem.

SMARThealth app adaptation untuk mengadaptasi dan merancang aplikasi SMARTHealth untuk penyakit kardiovaskular dan PPOK di wilayah yang terkena dampak polusi udara.

Presentasi key findings Theme 2

Pilot study untuk menilai kelayakan, kegunaan, dan efektivitas awal intervensi sebelum uji coba berskala lebih besar. Ini akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dan menyempurnakan desain, memastikan bahwa intervensi penuh dioptimalkan baik dari segi implementasi maupun hasil.

Dari paparan materi Theme 1 ini, disimpulkan mengenai temuan (sementara) tentang PTM di Kabupaten Malang dan Gresik menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi komprehensif untuk mengatasi meningkatnya angka PTM; upaya harus difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan akses layanan kesehatan, dan integrasi program modifikasi gaya hidup; dan inisiatif kolaboratif yang melibatkan pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan organisasi masyarakat akan sangat penting dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit tidak menular di wilayah tersebut.

Dalam sesi diskusi Theme 1, ada beberapa pertanyaan dari Tim Peneliti NIHR luar negeri, seperti Dr. Devarsetty Praveen (Global Strategic Priority Lead – Better Care & Director Primary Health Care, The George Institute for Global Health India); Dr. Nushrat Khan (Research Fellow, ICL); Prof. Chris Millet (Professor of Public Health, ICL); and Maroof Khan (The George Institute for Global Health India).

Presntasi Nushrat Khan 

Pukul 12.40 WIB, istirahat untuk makan siang dan melakukan salat bagi yang muslim. Mereka menikmati makan siang di lobby depan auditorium FKUB. Aneka menu dihidangkan seperti lodeh tewel, terik tahu tempe, ayam balado, urap, dan trancam. Menu makanan tersebut diimbangi dengan menu buah-buahan yang beragam, seperti semangka, nanas, jeruk, anggur, apel, dan lain-lain.

Pukul 13.40 WIB peserta ICM memasuki auditorium lagi untuk melanjutkan acara berikutnya, yakni pemaparan dari Theme 2: Air Pollution and Plastic Combustion. Theme 2 yang digawangi oleh Koordinatornya yang sekaligus juga NIHR Research Manager, Sujarwoto.

Pada kesempatan itu, Theme 2 menampilkan Key findings from evidence identification and situational analysis.

Ada 2 pertanyaan utama dalam Theme 2 (Identifying and implementing solutions to reduce the impact of plastic burning on NCDs in Indonesia), yaitu 1). Apa saja sumber utama pembakaran plastik dan polutan terkait PTM yang dipancarkan oleh industri dan pengangkutan plastik tingkat masyarakat di enam desa studi di Malang, Jawa Timur?, dan 2). Komponen solusi/intervensi umum apa yang dapat diproduksi bersama masyarakat untuk secara efektif mengurangi polutan pembakaran plastik terkait PTM di wilayah studi?

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak presentasi Nushrat Khan

Konteks dan implementasi kerangka kerja intervensi yang kompleks itu mencakup geografis (lingkungan fisik yang lebih luas); epidemiologis (distribusi beban penyakit); sosio-budaya (konstruk seperti pengetahuan, kepercayaan); etika (refleksi moralitas, yang mencakup norma, aturan, standar perilaku, dan prinsip yang memandu keputusan dan perilaku individu dan lembaga); hukum (aturan dan regulasi yang telah ditetapkan untuk melindungi hak dan kepentingan masyarakat suatu populasi); dan politik (distribusi kekuasaan, aset, dan kepentingan; organisasi dan kepentingan mereka; sistem perawatan kesehatan dan aksesibilitas).

Pada key findings Theme 2 ini juga terjadi diskusi seperti pada theme 1. Sejumlah peneliti dari beberapa negara mengajukan pertanyaan terkait temuan yang dipaparkan oleh anggota Tim Penelitian NIHR Theme 2.

Selesai pemaparan key findings Theme 2, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Nushrat Khan dengan judul “Overview of Multisectoral Intervention Co-Creation". Menurut Nushrat, co-creation merupakan kombinasi dari co-design dan co-production. Pada kesempatan itu, Nushrat mengajak diskusi perihal: apa saja yang termasuk dalam cakupan proyek dan jadwal kita saat ini?; Apakah kita menggunakan metodologi yang berbeda saat mengembangkan berbagai komponen intervensi multisektoral?; apa cara terbaik untuk bekerja sama dengan mitra tingkat industri dalam mengembangkan kesadaran dan memengaruhi regulasi?; dan membahas cara memastikan strategi implementasi dan ukuran hasil yang efektif.

ICM hari pertama ini selesai pada pukul 16.24 WIB, dan diakhiri dengan melakukan foto bersama di antara perserta ICM. *** [010124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 27 Februari 2024

Knowing What We Know - a webinar on knowledge management by NIHR-GHRC on NCDs and Environmental Change

Webinar Knowing What We Know (Selasa, 27/02/2024)

Webinar “Knowing What We Know” mengundang banyak partisipan (guests invited). Undangan yang dikirimkan oleh Sarah Iqbal, Research Manager George Institute India itu, muncul dalam e-mail guest invited pada Selasa (20/02) pada pukul 15.24 WIB, dan mewartakan bahwa webinar akan dilaksanakan melalui Zoom meeting pada Selasa minggu depannya.

Hari ini, Selasa (27/02), webinar ini diselenggarakan mulai pukul 10.00 IST. IST (Indian Standard Time) adalah zona waktu yang digunakan di seluruh bagian India, dengan perbedaan waktu WIB (Waktu Indonesia Barat) selisih 1,5 jam. Jadi, kalau di Kepanjen, Kabupaten Malang, ketika mengikuti webinar tersebut, jam memperlihatkan pukul 11.30 WIB.

Mereka yang diundang umumnya adalah individu yang terlibat dalam NIHR Global Health Research Centre (NIHR-GHRC) on Non-Communicable Diseases (NCDs) and Environmental Change, apa pun jabatannya. Tidak hanya bagi peneliti inti, peneliti muda yang tergabung dalam CADA (Cohort Academic Development Award) tetapi juga fasilitator yang senantiasa stay di lapangan dan mendokumentasikan kegiatan.

Dalam zoom terlihat ada 20 partisipan yang mengikuti webinar. Empat orang di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu dr. Harun Al Rasyd, MPH (Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya), Eko Teguh Purwito Adi, S.Si, M.Si (Fisika Lingkungan Universitas Brawijaya), Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si. (Yayasan Percik Salatiga), dan penulis.

NIHR-GHRC on Non-Communicable Diseases (NCDs) and Environmental Change (Pusat Penelitian Kesehatan Global untuk Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Perubahan Lingkungan NIHR) adalah kolaborasi multi-lembaga empat negara (Inggris, India, Bangladesh, dan Indonesia) yang dimulai pada bulan Oktober 2022 untuk menghasilkan bukti terbaik yang dapat ditindaklanjuti guna memerangi tantangan ganda perubahan lingkungan global dan penyakit tidak menular (PTM).

Tim Manajemen Pengetahuan untuk NIHR-GHRC tentang Penyakit Tidak Menular dan Perubahan Lingkungan dengan senang hati mengundang mereka ke webinar yang bertujuan untuk menyadarkan kita terhadap manajemen pengetahuan.

Webinar yang dipandu moderator Sarah Iqbal ini menghadirkan narasumber Gauri Sanghi. Gauri adalah konsultan independen dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang pemikiran desain, pengembangan organisasi, dan manajemen pengetahuan. 

Dia bersemangat menciptakan organisasi pembelajaran yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan dampak sosial. Dia bekerja dengan beragam klien di berbagai sektor untuk merancang dan memfasilitasi intervensi yang mengatasi tantangan dan peluang strategis dan operasional.

Outline (kerangka) yang menjadi pembicaraan pada webinar hari ini, yang disampaikan oleh Gauri meliputi apa itu manajemen pengetahuan, mengapa kita membutuhkannya, dan bagaimana hal ini dapat membantu saya dalam pekerjaan saya sehari-hari.

Menurut Gauri, manajemen pengetahuan adalah strategi sadar untuk membuat pengetahuan yang benar dapat diakses oleh orang yang tepat pada waktu yang tepat dan membantu orang-orang berbagi dan menerapkan informasi dalam tindakan yang berupaya meningkatkan kinerja organisasi dan individu.

Seperti apa hal itu, menurut Gauri, dijelaskan dalam empat point, yaitu membuat repository tempat praktek terbaik, pembelajaran, studi kasus, data dapat disiimpan; membuat jaringan untuk transfer informasi antara tim dan individu yang berbeda; menciptakan sistem formal untuk mendokumentasikan pembelajaran melalui jalannya proyek dan proses; dan perubahan pada sistem yang ada, yang dapat membantu mendokumentasikan pengetahuan implisit (tacit knowledge), berbagi pembelajaran, dan menginformasikan pengambilan keputusan.

Manajemen pengetahuan adalah proses siklus: mengidentifikasi, mengamati, menganalisa, berbagi, dan mengimplementasikan. Tujuan yang mendasari manajemen pengetahuan adalah agar organisasi menjadi lebih baik sehingga para peneliti bisa menghasilkan pengetahuan (termasuk identifikasi produk pengetahuan), pengumpulannya, mengamati/menganalisa dan menyebarkan informasi di dalam centre atau institusi dan juga dengan audien eksternal.

Webinar ini bersifat interaktif, banyak diisi dengan diskusi sehingga menjadi menarik. Semua partisipan bisa mengemukakan gagasan atau pendapat mereka masing-masing. Ini sekaligus menjadi roh dari “Knowing What We Know” (Mengetahui Apa yang Kita Ketahui). *** [270224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 07 Maret 2023

Kunjungan Tim SMARThealth India ke Dinkes, Bahas Performa Aplikasi eKader

Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, didampingi staf PTM dan staf IT Evapor menerima kunjungan Tim SMARThealth India di Ruang Multimedia Lt. 2 Dinkes Kabupaten Malang, pada Selasa (07/03/2023).

Tim SMARThealth India terdiri dari Head of the Primary Health Care Research Praveen Devarsetty, Technical Lead Sridevi Gara, dan Research Assistant on the Living Study Renu John. Ketiganya berasal dari the George Institute for Global Health India.

Tim SMARThealth India berpose dengan peserta diskusi dari Dinkes Kabupaten Malang dan Tim SMARThealth UB

Selain itu, tampak hadir dalam kunjungan itu adalah Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, beserta salah seorang anggota Tim SMARThealth UB.

Kunjungan Tim SMARThealth India ke Dinkes itu dalam rangka membahas performa aplikasi eKader guna persiapan untuk ditampilkan dalam studi banding enam orang staf Tim SMARThealth Thailand, yang konon dari Kementerian Kesehatan Thailand itu, untuk melihat pelaksanaan replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang.

Tim SMARThealth India yang dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB tiba di Ruang Multimedia Dinkes yang beralamatkan di Jalan  Panji No. 120 Kelurahan  Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada 11.02 WIB.

Team Leader SMARThealth UB menjelaskan kepada Tim SMARThealth India mengenai persoalan aplikasi eKader

Acara yang tidak terlalu formal itu langsung diisi dengan diskusi membahas performas aplikasi eKader. Semua temuan lapangan terkait aplikasi eKader dibahas bersama Tim SMARThealth India yang menjadi pionir aplikasi tersebut. Mulai dari isu lemot, kesalahan input data hingga bagaimana menampilkan hasil input kader dengan mudah, cepat, dan infografis.

Diskusi dengan orang mancanegara itu biasanya komprehensif. Mereka jarang menunda-nunda pekerjaan. Semaksimal mungkin digunakan untuk mengatasi persoalan yang terasa belum pas dalam aplikasi eKader. Sehingga, waktu yang digunakan dalam diksusi itu memakan waktu empat jam lebih lamanya.

Dalam setiap diskusi, Sridevi Gara yang merupakan Technical Lead dan sekaligus programmer itu langsung akan memodifikasi algoritma yang ada dalam aplikasi tersebut agar supaya penampilan aplikasinya semakin baik, termasuk bisa melihat siapa kader yang rajin dengan perolehan banyak.

Technical Lead memaparkan algoritma dari hasil diskusi

Sekitar pukul 14.02 WIB, ketika bahan diskusi mulai berkurang dan tinggal menambahkan apa yang dibahas tadi, Team Leader SMARThealth UB mengajak dua orang Tim SMARThealth India, yaitu Praveen dan Renu, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa serta anggota Tim SMARThealth UB, melihat pembakaran gamping dengan menggunakan limbah plastik di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, yang berjarak sekitar 9,5 km.

Pulang dari Sumberejo sekitar pukul 15.40 WIB, mereka bergabung lagi dengan yang ada di Ruang Multimedia untuk memantapkan kinerja aplikasi eKader hingga pukul 17.10 WIB, dan diakhiri dengan melakukan foto bersama. *** [070323

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog