Tampilkan postingan dengan label NIHR-GHRC NCDs & EC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NIHR-GHRC NCDs & EC. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Februari 2025

ISPF dan NIHR Bahas Pemanfaatan Data Lapangan serta Perencanaan Agenda Penelitian Berikutnya

International Science Partnerships Fund (ISPF) dari British Council dan National Institute for Health Research (NIHR) Universitas Brawijaya (UB) menggelar rapat koordinasi (rakor) guna memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan data yang dikumpulkan dari lapangan untuk analisa.

Rakor ISPF-NIHR ini diadakan di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pada Selasa (18/02) siang hingga sore hari. Rakor ini bersifat hybrid meeting, yakni gabungan dari partisipasi secara langsung dan virtual, online, atau cloud.

Rakor ini dihadiri 9 orang secara langsung yang terdiri dari  4 orang dari ISPF yang terdiri dari Prof. Delvac Oceandy (University of Manchester), dr. Bayu Lestari, M.Biomed., Ph.D., Dr. apt. Valentina Yurina, S.Si., M.Si., apt. Oktavia Rahayu A., S.Farm., M.Farm., dan seorang mahasiswi Farmasi FKUB Safina Annasah Ramadhania.

Sedangkan, dari NIHR dihadiri oleh dr. Holipah, Ph.D., dr. Aulia Rahni Pawestri, Ph.D., dr. Happy Kurnia Permatasari, Ph.D., dan saya yang diperbantukan juga dalam pengumpulan data ISPF di lapangan.

Suasana rakor ISPF-NIHR di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 FKUB

Sementara itu, yang hadir melalui Zoom adalah dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D (University of Manchester) yang kebetulan sedang berada di Gothenburg, Swedia, untuk memberikan materi dalam workshop di sana. Dr. Asri termasuk salah seorang “arsitek utama penelitian” dalam NIHR UB.

Diskusi dalam rakor ini menitikberatkan pada optimalisasi penggunaan data untuk mendukung penelitian yang lebih akurat dan berdampak luas, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap standard ilmiah dan etika penelitian. Kebetulan ISPF dan NIHR memiliki kemiripan kajian dalam hal penyakit tidak menular (PTM).

Selain itu, rapat ini juga membahas perencanaan agenda lapangan berikutnya, termasuk strategi pengumpulan data tambahan dan koordinasi tim di lapangan. Dengan pendekatan yang terstruktur, ISPF dan NIHR berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas penelitian serta memperkuat kolaborasi dalam menghasilkan temuan ilmiah yang berkontribusi bagi masyarakat global.

Presentasi temuan sementara dari data yang dikumpulkan oleh 5 enumerator

Pada kesempatan itu juga, ditampilkan hasil temuan sementara dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh 5 enumerator ISPF di 4 enumeration area (EA) SMARThealth, yaitu Sidorahayu (Wagir), Karangduren (Pakisaji), Kepanjen (Kepanjen), dan Sepanjang (Gondanglegi).

Hasil temuan sementara ini dpresentasikan oleh Safina dengan judul “Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi: Analisis Cost-Utility Analysis (CUA) dan Cost-Effectiveness Analysis (CEA) pada pasien hipertensi di Kepanjen, Karangduren, Sepanjang, dan Sidorahayu, Kabupaten Malang, untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi berbagai pilihan terapi.”

Dalam kesempatan itu, Safina menjelaskan metode CUA dan CEA sebagai pengukuran Cost-Utility Analysis dan Cost-Effectiveness Analysis; Cost-Effectiveness Analysis sebagai perhitungan Direct Medical Cost, Non-Direct Medical Cost, dan Indirect Cost; Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER); ICER Kelurahan Kepanjen; Quality-Adjusted Life Years (QALY); Status Kesehatan; Utility Score; dan Incremental Cost-Utility Ratio (ICUR).

Rakor kolaboratif yang dimulai pada pukul 14.14 WIB hingga 15.25 WIB ini diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang berdampak luas, sekaligus memperkuat standard etika dan transparansi dalam kerja sama ilmiah internasional. *** [200225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 18 Februari 2025

Briefing Polimorfisme Pasien Hipertensi Dengan Kader SMARThealth Desa Karangduren

Briefing Polimorfisme dengan Kader Desa Karangduren

Briefing Polimorfisme Pasien Hipertensi dengan kader SMARThealth Desa Karangduren ini sedikit mundur karena keseibukan kegiatan yang ada pada mereka. Namun, di tengah-tengah kesibukannya, salah seorang enumerator yang juga sekaligus peneliti dalam bidang pengawasan data lapangan dan supervisor SMARThealth berhasil melakukan briefing dengan mereka.

Pada hari Jumat (14/02) di rumah salah seorang kader Rizka Febri Saputri yang beralamatkan di Jalan Raya Segenggeng, Dusun Karangduren RT 04 RW 02 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, briefing itu dilakukan.

Briefing yang dihadiri 4 kader – Lia Suwandewi, Rizka Febri Saputri, Siswati, dan Sujiati Andri- ini, bertujuan memandu kader SMARThealth Desa Karangduren dalam melakukan pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan. Tak lupa pencatatan dalam input datanya melalui link yang telah dibagikan.

Berbeda dengan pengukuran tinggi maupun berat badan, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore. Setiap pengukuran, baik pagi maupun sore, harus dilakukan sebanyak tiga kali dengan jeda beberapa menit.

Data tersebut nantinya akan digunakan untuk mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi, tepatnya Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi.

Selain itu, pertemuan ini juga membahas rencana lanjutan pemasangan alat pemantauan kualitas udara. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak polusi udara terhadap kesehatan, langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap lingkungan mereka.

Briefing ini menjadi momen penting bagi para kader kesehatan untuk menyamakan pemahaman dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan program kesehatan di Desa Karangduren dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi warga.

Sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di tingkat desa, para kader memiliki peran krusial dalam memastikan informasi kesehatan sampai ke masyarakat dengan baik. Dengan adanya briefing ini, mereka diharapkan dapat lebih optimal dalam menjalankan tugasnya, meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan, serta membangun desa yang lebih sehat dan sejahtera. *** [180225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 17 Februari 2025

Meeting Di Ruang Kerja Lurah Bahas Agenda Kesehatan Di Kelurahan Kepanjen

Mini meeting lintas sektoral diadakan di Ruang Kerja Kepala Kelurahan (Lurah) Kepanjen pada Senin (17/02) guna membahas sejumlah kegiatan penting yang akan dilaksanakan menjelang akhir Februari 2025.

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader kesehatan, serta salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Perwakilan dari Puskesmas Kepanjen dihadiri oleh dr. Afif Bachtiar Rifai, dan kemudian menyusul dr. Karina Indah Prayogi. Dari Ponkesdes Panji Husada terlihat bidan Mamik Makrifatin, S.ST dan perawat Nurul Masfiyah, A.Md. Lalu, dua kader SMARThealth Kepanjen Agustin Shintowati dan Kristin Mariana juga hadir dan ditambah dengan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Usai meeting diajak berpose bersama di Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Dalam meeting ini, dibahas beberapa agenda utama di penghunjung bulan Februari, di antaranya Pertemuan Rutin Kader yang menjadi wadah koordinasi bagi tenaga kesehatan di tingkat kelurahan (20/02), ujicoba aplikasi SMARThealth NIHR yang bertujuan meningkatkan pemantauan kesehatan masyarakat (21/02), serta Kelas Ibu Hamil untuk meningkatkan edukasi kesehatan bagi ibu hamil (22/02).

Selain itu, turut dibahas persiapan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai forum evaluasi dan perencanaan program kesehatan berbasis masyarakat (24/02), serta Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) Tahunan oleh Puskesmas Kepanjen untuk mendeteksi dini risiko kesehatan warga (25/02).

Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP. M.M. menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menyukseskan program-program tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat. Dengan adanya koordinasi yang baik, diharapkan setiap kegiatan dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi kesehatan serta kesejahteraan warga Kelurahan Kepanjen.

Mini meeting lintas sektoral bahas agenda kesehatan di Ruang Kerja Kepala Kelurahan Kepanjen

Usai meeting dengan Lurah Kepanjen, perwakilan dan Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader kesehatan, dan salah seorang anggota Tim SMARThealth UB melanjutkan pertemuan untuk membahas teknis pelaksanaan Skrining PTM Tahunan oleh Puskesmas Kepanjen yang bakal digelar di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung No. 2 RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang., pada Selasa (25/02).

Skrining tersebut akan mengundang sekitar 150 warga mulai dari umur 15 tahun ke atas. Rencananya, petugasnya akan  kolaborasi antara petugas dari Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader SMARThealth, dan perangkat desa serta salah seorang anggota Tim SMARThealth UB untuk membantu dokumentasinya.

Rapat teknis pelaksanaan Skrining PTM Tahunan Puskesmas Kepanjen yang akan berlangsung di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen pada Selasa (25/02)

Keberhasilan program kesehatan di masyarakat tidak hanya bergantung pada tenaga medis atau pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan aktif berbagai pihak. Pendekatan kolaboratif dan partisipatif menjadi kunci utama dalam memastikan setiap program berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Kolaborasi lintas sektor—antara Pemerintah Kelurahan Kepanjen, Puskesmas Kepanjen, Ponkesdes Panji Husada, kader kesehatan, lembaga, hingga warga—membantu menciptakan sinergi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kesehatan. 

Sementara itu, partisipasi aktif masyarakat memperkuat penerapan program di lapangan, mulai dari edukasi kesehatan, deteksi dini penyakit, hingga pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di lingkungan sekitar.

Dengan adanya kerja sama yang erat, program kesehatan seperti skrining penyakit tidak menular, kelas ibu hamil, posyandu, hingga musyawarah masyarakat desa (MMD) dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. Melalui pendekatan ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkualitas. *** [170225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

ILP Posyandu Nusa Indah 3 Tlogorejo Berlangsung di Pendopo Balai Desa

Pelaksanaan kegiatan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posyandu Nusa Indah 3 Desa Tlogorejo menjadi langkah strategis dalam meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Kegiatan ini mengusung konsep layanan terpadu yang melibatkan berbagai aspek kesehatan, mulai dari pencegahan hingga pengobatan. 

Bertempat di Pendopo Balai Desa Tlogorejo yang beralamatkan di Dusun Dadapan No. 4 RT 16 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, warga mendapatkan berbagai layanan yang mencakup pemeriksaan kesehatan, edukasi gizi, serta pendampingan bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, dan lansia.

Kegiatan ILP Posyandu Nusa Indah 3 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Langkah pertama dalam kegiatan ILP adalah pendaftaran peserta yang dilakukan oleh kader kesehatan, yaitu Dian dan Ana. Warga yang datang dicatat identitasnya serta riwayat kesehatannya untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Selanjutnya, peserta diarahkan ke pemeriksaan kesehatan dasar pada langkah dua (penimbangan dan pengukuran), meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut (dewasa), lingkar lengan dan kepala (balita). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dini potensi risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh warga. Petugas yang melakukan adalah kader Yanti dan Riska.

Meja langkah 1 (pendaftaran)

Setelah pemeriksaan dasar, peserta menuju ke meja langkah tiga (pencatatan dan pelaporan). Dua kader – Suliami dan Sri Widyowati – bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pengukuran dan penimbangan tadi.

Kemudian, warga disarankan menuju ke meja langkah empat (pelayanan kesehatan) untuk mendapatkan konsultasi kesehatan dari tenaga medis yang bertugas, yaitu bidan Sulianik, A,Md.Keb, dan Wahono, A.Md.Kep. 

Home visit 1

Konsultasi ini mencakup saran terkait pola makan sehat, pencegahan penyakit, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan pola hidup sehat. Di dekat neja langkah empat ini juga terlihat ada dua orang kader – Arlih dan Suwinarti - yang bertugas membantu tenaga kesehatan dalam melakukan pengukuran tekanan darah maupun pengecekan kadar gula darah.

Langkah terakhir dalam ILP adalah langkah lima, yaitu penyuluhan dan PMT. Dua petugas, yakni kader Sutarmi dan Yuliati, membantu tenaga kesehatan memberikan penyuluhan terkait pola hidup sehat maupun jadwal-jadwal kegiatan berikutnya.

Home visit 2

Selain itu, kegiatan ILP juga mencakup layanan imunisasi bagi balita (BCG, DPT, Campak, IPV) serta pemberian tambahan gizi berupa makanan sehat bagi ibu hamil dan anak-anak. Langkah ini memastikan bahwa kelompok rentan mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan mereka.

Namun, yang menarik dari kegiatan ini bukan hanya layanan yang diberikan di Pendopo Balai Desa, tetapi juga inisiatif tiga orang kader kesehatan yang sigap melakukan home visit bagi warga yang tidak dapat hadir langsung. Atas permintaan keluarga, para kader dengan cepat bergerak menuju rumah-rumah warga yang membutuhkan layanan kesehatan tetapi terhalang kondisi fisik atau keterbatasan lainnya.

Konsultasi kesehatan dengan tenaga kesehatan dari Pustu Tlogorejo

Salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang hadir dalam kegiatan ILP tersebut turut mendampingi home visit, yang jaraknya sekitar 300 meter dari Pendopo Balai Desa. Tiga orang kader – Dian, Sutarmi, dan Yanti – melakukan home visit di rumah Keluarga Udin dan Ponimi, yang keduanya berada di Dusun Dadapan RT 12 RW 04.

Ketiga kader tersebut membawa perlengkapan, seperti tinggi/berat bedan, metlin, tensimeter, dan glucose meter serta buku pencatatan dan pelaporan. Di Keluarga Udin, terperiksa dua orang. Istrinya yang bernama Sunarmi dan kakak istrinya yang bernama Martiah.

Kembul bujana usai layanana ILP selesai

Dari Keluarga Udin, ketiga kader berpindah ke rumah Keluarga Ponimin untuk memeriksa dirinya. Pemeriksaan dilakukan apa adanya. Pasien tidak perlu berdandan. Pulang dari sawah dan masih ngligo (bertelanjang dada, tubuh bagian atas tidak memakai pakaian).

Dengan penuh dedikasi, mereka memastikan setiap warga tetap mendapatkan pemeriksaan dan pendampingan yang diperlukan. Salah satu kader, Sutarmi atau yang akrab disapa Bu Yud itu, mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan harus merata dan tidak boleh terhambat oleh keterbatasan fisik pasien. "Kami datang langsung ke rumah agar mereka tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan seperti warga lainnya," ujarnya sambil mempersiapkan alat pemeriksaan.

Usai mnghadiri ILP Desa Tlogorejo, Tim SMARThealth UB pulangnya dengan berlayar menyeberang Waduk Karangkates

Tindakan cepat dan sigap dari para kader ini menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam menjangkau dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan kepedulian yang mendalam bagi warga Desa Tlogorejo. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang erat, ILP di Pos Nusa Indah 3 bukan hanya sekadar program kesehatan, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap sesama.

Dalam kegiatan ILP yang diselenggarakan pada hari Sabtu (15/02) ini, dari jumlah tareget balita sebanyak 75, berhasil hadir dan diperiksa sebanyak 60 balita. Terus untuk lansianya dari yang ditargetkan sebanyak 6 orang, terperiksa sebanyak 5 orang.

Selesai rekapitulasi, acara dilanjutkan dengan kembul bujana antara tenaga kesehatan, kader, Ketua TP PKK Desa Tlogorejo Sulis Nurhayati, dan tak lupa mengajak anggota Tim SMARThealth UB. Di atas tikar, tersaji banyak menu, seperti nasi putih, oseng-oseng kates, bader tempe tahu, bobor daun singkong, urap, lompong teri, sambal goreng kates, kulupan dan sambel orek, kothokan mujaer, dan botok krokot. *** [170225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 27 Januari 2025

Wisuda Tahfidzul Qur’an Angkatan Ke-III di Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang: Merayakan Prestasi Luar Biasa Santri dalam Menghafal Al-Qur'an

Hari Ahad (26/01), langit tampak cerah dengan sinar mentari yang bersinar lembut, seiring dengan berkumpulnya ratusan hati dalam satu momen penuh berkah di Pondok Pesantren An-Nur Al-Hidayah (Ponpes Annida) asuhan Hj. Lilis Masfufah, M.Pd., yang beralamatkan di Jalan Demang Jaya I RT 09 RW 02 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Di sepanjang jalan itu, sejumlah pedagang turut meramaikan bak bazaar untuk memeriahkan khotmil Qur’an, wisuda para santri yang telah menuntaskan hafalan Al-Qur’an. Para banser pun tak kalah sigapnya, dengan mengatur lalu lintas bagi undangan yang akan menghadiri acara Wisuda 30 Juz dan Juz 30 Al-Qur’an bil hifdzi dan bil ghoib angakatan ke-III.

Khotmil berasal dari kata khatm yang memiliki arti membaca hingga akhir, membaca seluruhnya, dan menamatkan. Khotmil Qur’an artinya adalah khatam Al-Qur’an atau menamatkan Al-Qur’an. Sedangkan, khatam Al-Qur’an adalah istilah untuk kegiatan pembacaan ayat Al-Qur’an dari awal hingga akhir, sesuai dengan urutan surah yang ada di dalam mushaf Al-Qur’an.

Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang, Kabupaten Malang

Dalam mengkhatamkan Al-Qur’an ada beberapa cara, di antaranya khotmil Qur’an bil ghoib atau membaca Al-Qur’an (hingga menamatkannya) dengan tanpa melihat mushaf, dan metode membacanya dilakukan dengan bil hifdzi (dengan dihafal).

Khotmil Qur’an yang diberi nama Wisuda Tahfidzul Qur’an ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan setiap tahun, bertujuan memotivasi dan sebagai bentuk apresiasi terhadap murid-murid yang telah mengkhatamkan hafalan dan mengujikannya.

Wisuda Tahfidzul Qur’an merupakan puncak dari proses pembelajaran Al-Qur'an yang dimulai dari kegiatan ziyadah, murojaah setiap harinya. Sebelum diputuskan sebagai peserta wisuda setiap murid harus melewati beberapa tahapan, salah satunya lulus dalam ujian tasmik dihadapan tim penguji tasmi’.

Sambutan Majlis Keluarga Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang

Acara Wisuda Tahfidzul Qur’an di depan halaman Aula Ponpes An-Nur Al-Hidayah ini dimulai pada pukul 08.59 WIB dengan diawali lantunan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.

Sambutan pertama dari Ketua Panitia Wisuda; sambutan kedua dari Majlis Keluarga Pengasuh Ponpes An-Nur Al-Hidayah (Gus Anshor Muhammad); sambutan ketiga dari salah satu wali santri yang wisudan santri putrid; sambutan keempat dari Pengurus Yayasan Ponpes An-Nur Al-Hidayah (Drs. H. Abdul Mutholib); dan sambutan kelima dari Kepala Desa Krebet Senggrong (Slamet Efendi, S.E.).

Perlu diketahui, bahwa Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang ini mulai dirintis pada tahun 8 Maret 1996. Awalnya berupa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Kemudian mulai menerima santri putri yang mukim di situ mulai tahun 2000, dan akhirnya berkembang seperti sekarang ini, yang telah memiliki Kelompok Bermain (KB) Al-Birru, Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) An-Nur Al-Hidayah, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Mashuroh serta Annida Umroh.

Sambutan Pengurus Yayasan Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang

Dalam perjalanannya, Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang telah melakukan wisuda sebanyak 3 kali. Wisuda pertama dilakukan pada 2013 dengan jumlah 4 santri yang diwisuda. Wisuda kedua dilakukan pada tahun 2019 diikuti oleh 5 santri, dan wisuda ketiga dilakukan pada hari ini.

Prosesi Wisuda Tahfidzul Qur’an yang digelar pada satu hari menjelang peringatan Isra’ Mi’raj (27 Rajab 1446 H) ini ada 2, yakni prosesi wisuda juz 30 (juz ‘amma) dan prosesi serta baiat Al-Quran 30 juz angkatan ke-III.

Prosesi juz 30 yang dilakukan usai sambutan-sambutan itu, diikuti sebanyak 16 santri putri, yang berasal dari Bandung, Sidoarjo, Jombang, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Barito Utara (Kalimantan Tengah).

Sambutan Kepala Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang

Pengalungan samir kelulusan dilakukan langsung oleh pengasuh Ponpes An-Nur Al-Hidayah Hj. Lilis Masfufah, M.Pd. di atas panggung yang disaksikan lebih dari 500 hadirin. Dari 16 santri putri yang diwisuda itu, sebanyak 12 orang berseragan hijau muda dan hitam, sedangkan yang 4 orang berseragam putih dengan kerudung cokelat muda. Peserta termuda berasal dari Lawang, Kabupaten Malang. Pengalungan samir dilakukan oleh Hj. Lilis sampai menunduk seperti posisi ruku’ karena pesertanya masih imut.

Selesai prosesi wisuda yang pertama ini, acara dilanjutkan dengan tauziyah dari K.H. Kholil Fanani dari Pendidikan Pondok Pesantren Islam (PPPI) Jeru Tumpang. Pada tauziyah itu, K.H. Kholil Fanani mengangkat tema mengenai keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an. “Fadhilah Al-Qur’an itu luar biasa,’ jelas K.H. Kholil Fanani.

Pukul 11.03 WIB dalam suasana suara rintik-rintik hujan di atas terop, dilaksanakan prosesi wisuda dan baiat Al-Qur’an 30 juz angkatan ke-III Ponpes An-Nur Al-Hidayah yang diikuti 10 santri putri yang telah berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 juz. Mereka berasal dari Bululawang, Wajak, Poncokusumo, Pakisaji, dan Sumbermanjing Wetan, yang kesemuanya berada di wilayah adminitratif Kabupaten Malang.

Prosesi Wisuda Santri Putri Juz 30 (Juz 'Amma) Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang

Prosesi wisuda 30 juz ini dilakukan oleh pengasuh Ponpes An-Nur Al-Hidayah Nyai Hj. Lilis Masufah bersama guru dan sekaligus kerabatnya yaitu Nyai Hj. Munawaroh Abdul Jalil dari Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Pengalungan samir dilakukan oleh Nyai Hj. Munawaroh Abdul Jalil, dan pembacaan baiat Al-Qur’an dilakukan oleh Nyai Hj. Lilis Masfufah dengan penterjemah bahasa Arab yang berada di sampingnya.

Seperti pada prosesi pertama, setelah turun dari panggung, peserta wisuda dipesilakan untuk sungkem kepada orangtua mereka masing-masing.

Tauziyah dari K.H. Kholil Fanani dari PPPI Jeru Tumpang, Kabupaten Malang

Di momen inilah, tetesan air mata kebahagiaan dan haru tampak di wajah orang tua, para guru, serta para santri yang melangkah maju dalam perjalanan spiritual mereka. Proses panjang yang penuh dengan latihan, doa, dan perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa, yaitu penuntasan hafalan Al-Qur'an.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tauziyah dari Nyai Hj. Ucik Nurul Hidayati dari Pondok Pesantren Putri Al-Ishlahiyyah Sambisirah Wonorejo Pasuruan. Pada kesempatan itu, Nyai Hj. Ucik mengungkapkan kisah menjadi seorang yang pethingan (pilihan).

Di tengah gemerlapnya dunia pendidikan, ada sebuah prestasi yang lebih mengesankan dari sekadar nilai akademis. Di Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang, Jawa Timur, keberhasilan para santri dalam menghafal Al-Qur'an tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga sebuah kebanggaan yang dirayakan dengan penuh kehangatan dan rasa syukur. Wisuda 30 Juz dan Juz 30 menjadi momen puncak yang tak hanya membanggakan, tetapi juga menggugah hati setiap yang hadir.

Prosesi Wisuda 30 Juz Al-Qur'an Angkatan ke-III Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang

Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang dikenal sebagai lembaga pendidikan yang memiliki komitmen tinggi dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam keimanan dan ketakwaan. Setiap tahunnya, lembaga ini menyelenggarakan acara wisuda untuk santri-santri yang telah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur'an mereka, baik yang berhasil menghafal seluruh 30 juz, maupun yang mencapai pencapaian luar biasa dengan hafalan Juz 30.

Acara wisuda ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi setiap santri dalam perjalanan hidup mereka. Bagi yang berhasil menghafal 30 Juz, ini adalah simbol dari kesungguhan dan ketekunan, sementara mereka yang menghafal Juz 30 menunjukkan bahwa setiap pencapaian, sekecil apa pun, tetap memiliki arti yang mendalam. Tak jarang, momen ini menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dalam menghafal Al-Qur'an dapat mengantarkan seseorang menuju kebanggaan dan rasa syukur yang tak terhingga.

Dengan suasana yang khidmat, para santri dan keluarga merayakan momen ini dengan penuh kebahagiaan. Pihak ponpes juga memberikan apresiasi dan dorongan kepada para santri untuk terus mengembangkan diri di dunia ilmu pengetahuan maupun di bidang agama. Kegiatan wisuda ini bukan hanya soal hafalan, tetapi juga pengembangan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur'an.

Tauziyah dari Nyai Hj. Ucik Nurul Hidayati dari Pondok Pesantren Putri Al-Ishlahiyyah Sambisirah Wonorejo Pasuruan

Wisuda 30 Juz dan Juz 30 di Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang adalah sebuah perayaan atas usaha dan perjuangan para santri, serta sebuah pengingat bahwa setiap langkah menuju kesuksesan di dunia dan akhirat selalu dimulai dari niat yang tulus dan usaha yang keras.

Acara Wisuda Tahfidzul Qur’an di Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawan ini selesai pada pukul 12.39 WIB, dan tamu undangan yang berasal dari keluarga santri, alim ulama, tokoh masyarakat, dan para warga sekitar merasa senang, bahagia, sekaligus haru menyaksikan prosesinya.

Termasuk di antaranya kader photovoice NIHR-Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change Desa Krebet Senggrong, yang cukup antusias dalam mangayubagyo Wisuda Tahfidzul Qur’an Angkatan ke-III Ponpes An-Nur Al-Hidayah Bululawang  ini. *** [270125]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 15 Januari 2025

ILP di Posyandu Durian 08 Desa Karangduren

Bermula dari koordinasi dengan kader yang akan turun lapangan untuk skrining tekanan darah  ke rumah pasien hipertensi SMARThealth, malah menjumpai giat Integrasi Layanan Primer (ILP) di rumah kader SMARThealth Desa Karangduren Rizka Febri Saputri.

Sehingga, salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) pun mengikuti prosesi giat ILP sebagai bagian dari supervisi SMARThealth. Giat ILP itu diadakan di Posyandu Durian 08 Desa Karangduren yang menempati rumah kader Rizka yang berada di Jalan Raya Segenggeng, Dusun Karangduren RT 04 RW 02 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Lokasinya berada di garasi Toko Mariono, yang bersebelahan dengan Agen LPG 3 Kg PT Tangguh Citra Pratama, atau depan Cluster Maharani.

Tim SMARThealth UB diajak foto bersama bidan, perawat, dan kader kesehatan Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang

ILP, menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2015 Tahun 2023, merupakan sebuah upaya untuk menata dan mengoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus bagi perseorangan, keluarga, dan masyarakat. ILP dilaksanakan sepanjang proses, mulai dari janin, lahir, remaja, dewasa, dan tua.

ILP bertujuan untuk mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif pada setiap fase kehidupan secara komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat.

Banyak warga yang mengantre di meja pendaftaran

Acara giat ILP ini dimulai pada pukul 08.30 WIB. Dua belas orang kader kesehatan Desa Karangduren yang penuh semangat, mengatur tempat sedemikian rupa untuk memberikan layanan pemeriksaan kepada warga dari semua siklus kehidupan.

Tranformasi pelayanan kesehatan di posyandu saat ini fokus pada 5 langkah, yaitu pendaftaran, penimbangan dan pengukuran, pencatatan dan pemeriksaan, pelayanan kesehatam dan penyuluhan, serta validasi dan sinkronisasi data hasil pelayanan.

Suasana meja pencatatan dan pemeriksaan berkas

Meja langkah 1 untuk pendaftaran warga yang hadir dalam ILP ini dilayani oleh 2 orang kader yakni Pitnawati dan Ria Zenita. Meja 2 untuk layanan penimbangan dan pengukuran diisi oleh 3 orang kader, yaitu Sunarmi Ningsih, Suliana, dan Andi Nurul. 

Meja 3 untuk pencatatan dan pemeriksaan, seperti memasukkan ke register, buku pink, dan sebagainya. Di meja 3 ini terlihat 3 orang kader yang bertugas, yakni Yayuk Sutiari, Sulistiani, dan Hariyati.

Kader SMARThealth Desa Karangduren bantu nakes periksa gula darah

Meja 4 untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan. Di meja 4 ini terlihat ada 2 orang tenaga kesehatan (nakes) Desa Karangduren, yaitu Bidan Lusi Eko Safitri, S.Tr.Keb., dan Perawat Siti Khomariyah, A.Md.Keb, serta dibantu oleh seorang kader SMARThealth Rizki Febri Saputri yang membantu nakes dalam melakukan pemeriksaan kadar gula darah.

Sementara itu, pada meja 5 pada giat ILP di Posyandu 08 Desa Karangduren dimanfaatkan untuk meja pemberian makanan tambahan (PMT), mengingat validasi dan sinkronisasi sudah bisa dilakukan di meja pencatatan dan pemeriksaan berkas.

Perawat Desa Karangduren lakukan penyuluhan dan pemberian obat kepada pasien lansia yang hadir periksa dalam giat ILP Posyandu 08 

Pada Rabu (15/01) ini, Posyandu 08 Desa Karangduren menjadi saksi meriahnya kegiatan ILP yang diadakan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang melibatkan berbagai layanan kesehatan ini sukses menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam semangat kebersamaan. 

Dari pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi (PCV3, DPT4, DPT3, IPV 1, dan IPV 2) hingga penyuluhan kesehatan maupun gizi, semua dilaksanakan dengan penuh antusiasme oleh warga desa. Keberhasilan acara ini tidak hanya memperkuat akses layanan kesehatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh, baik bagi individu maupun keluarga.

Bidan Desa Karangduren lakukan imunisasi pada balita dalam giat ILP Posyandu 08

Hingga selesai pada pukul 11.30 WIB, giat ILP Posyandu 08 Desa Karangduren yang membawahi 4 RT di lingkungan RW 02 ini berhasil memberikan layanan pemeriksaan terhadap 40 balita, 52 orang usia produktif (Posbindu), dan 10 orang lansia serta 3 orang meneteki.

Usai layanan, Tim SMARThealth UB diajak foto bersama dengan nakes dan semua kader kesehatan yang bertugas dalam ILP. Setelah itu, menyempatkan diri menyosialisasikan kepada nakes tentang pemasangan alat kualitas udara di 5 rumah di Desa Karangduren, dan sekaligus koordinasi dengan nakes perihal akan turun lapangan 5 orang kader yang telah mengikuti workshop penyegaran pengukuran tekanan darah bagi kader SMARThealth beberapa waktu yang lalu di Gedung Serbaguna Balai Desa Karangduren. *** [150125]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 13 Oktober 2024

Photovoice 3 Desa Tlogorejo: Storytelling

“Cerita menciptakan komunitas, memungkinkan kita melihat melalui mata orang lain, dan membuka diri kita terhadap klaim orang lain.” -- Peter Forbes, fotografer dan penulis

Photovoice tahap 3 di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, dilaksanakan Jumat (11/10) di ruangan yang berada di pojok sisi barat bagian selatan, mepet dengan Pustu Tlogorejo, dan masuk dalam halaman Pendopo Balai Desa Tlogorejo.

Memasuki tahap 3, partisipan photovoice yang berjumlah 10 orang  itu sudah memilih 1 foto dari 3 foto yang dikirimkan ke Christina Arief T. Mummpuni, S.H., M.I.K., salah seorang anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People empowerment and community, atau yang lebih akrab disebut Tim CEI (Community Engagement and Involvement).

Foto yang terpilih itu, diminta oleh Christina untuk diberikan narasi dan nantinya akan dipresentasikan dihadapan partisipan yang lainnya. Agar narasi itu menjadi cerita yang menarik, pada pertemuan photovoice tahap 3 atau photovoice 3 ini, partisipan mendapatkan workshop singkat mengenai storytelling yang dibimbing oleh fasilitator NIHR.

Fasilitator NIHR berikan pelatihan penulisan storytelling kepada partisipan photovoice di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Dalam workshop itu, fasilitator NIHR mula-mula menjelaskan apa itu arti storytelling. Storytelling bersal dari bahasa Inggris dari gabungan kata “story” (cerita) dan “telling” (menceritakan). Jadi, storytelling adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk menyampaikan sebuah cerita. Storytelling, singkatnya adalah bercerita.

Lalu, fasilitator NIHR menguraikan bahwa sebuah cerita harus terdapat unsur 5W dan SW, yakni 1). What (menentukan plot), 2). Who (menentukan karakter), 3). When (menggambarkan kronologis), 4). Where (tempat kejadian), 5). Why (motifnya), dan 6). So What (setelah menuliskan semuanya lalu apa kesimpulan yang ingin dicapai).

Dalam bercerita, kata fasilitator NIHR, yang sampai bukan sekadar data dan informasi. Dalam bercerita ada ikatan antara pencerita dan pembaca (pendengar atau pemirsa). Ikatan emosi ini muncul karena kesamaan gelombang otak. Saat kita bercerita, pendengar akan mengantisipasi dengan referensi di otaknya.

Kemudian, fasilitator NIHR memberikan gambaran mengenai perbedaan antara berita dan storytelling. Berita itu sifatnya informasi, dan storytelling mengandung daya tarik, keterlibatan, dan tindakan.

Pemandu photovoce memastikan tulisan partisipan sudah terkirim semua

Lalu, mengapa orang tertarik pada cerita? Cerita dapat membuat kita melihat bagaimana orang lain berpikir dan merasakan. Dengan kata lain, mereka memungkinkan kita berempati dengan orang-orang di sekitar kita. Faktanya, penelitian memperlihatkan bahwa semakin menarik sebuah cerita, semakin besar pula empati orang dalam kehidupan nyata.

Cerita memungkinkan kita berbagi informasi dengan cara yang berkesan. Dengan menceritakan sebuah kisah dan bukan sekadar menceritakan fakta-fakta kering, kita mengingat detailnya dengan lebih jelas.

Lebih lanjut, fasilitator NIHR menjelaskan perihal penulisan storytelling: perkenalan, konflik, dan closing. Dalam perkenalan berisi cerita awal kejadian atau kenapa pengin menceritakan topik yang akan ditulis. 

Kemudian masuk ke konflik. Konflik di sini lebih pada pengungkapan masalah yang sebenarnya. Konflik ini adalah kesulitan yang harus kita hadapi dalam situasi tertentu yang ingin diceritakan. Sedangkan, terakhir adalah closing. Kalau dalam artikel storytelling tersebut ada konflik, maka tentunya kemudian diikuti dengan solusi. Mengapa harus ada solusi? Agar pembicara bisa mengambil manfaatnya, bisa mengambil hikmahnya. Karena, sudah pasti menomorsatukan pembaca kan ya?

Pemandu photovoice berembug kepada partisipan untuk tulisan yang bakal disajikan di layar untuk dikomentari oleh partisipan maupun pengampu pelatihan storytelling

Tujuan dari workshop ini adalah membekali storytelling pada partisipan photovoice itu agar supaya cerita-cerita verbal yang kerap didiskusikan sebelumnya bisa menjadi kisah yang menarik yang melahirkan “suara” mereka bisa didengarkan dan dimengerti.

Karena, menurut Michael L. Kent dalam The power of storytelling in public relations: Introducing the 20 master plots (2015, Public Relations Review 41(4): 480-489), cerita memiliki kekuatan untuk memberi informasi, membujuk, memunculkan respons emosional, membangun dukungan untuk koalisi dan inisiatif, serta membangun masyarakat madani.

Usai pemaparan materi singkat dari fasilitator NIHR, Christina mengajak partisipan photovoice 3 ini menampilkan tulisan ceritanya agar didiskusikan dengan partisipan yang lainnya serta fasilitataor NIHR selaku pengampu workshop penulisan cerita atau storytelling.

Pada kesempatan ini, fasilitator berusaha menangkap ide yang dituangkan, penulisannya, serta pembuatan judul tulisan sesuai alur yang terlah diajarkan. Kemudian dibahas bareng-bareng dengan partisipan maupun orang yang hadir dalam pertemuan photovoice 3 ini.

Mahasiswa S3 FIA UB juga turut urun rembug dalam pembahasan tulisan cerita partisipan photovoice

Selesai itu, Christina mempersilakan melakukan revisi tulisan yang telah diserahkan usai mendapatkan pembekalan dalam workshop singkat ini. Tujuannya agar penulisannya menjadi menarik atau memiliki daya tarik, dan sekaligus tentunya akan terdapat perubahan dari penulisan yang alami dengan setelah mendapatkan pembekalan penulisan.

Pertemuan photovoice 3 sesi storytelling ini juga dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Tlogorejo ulis Nurhayati atau akrab disapa Lis Eko Wahyudi, bidan Sulianik, A.Md.Keb., serta mahasiswa S3 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) Sekar Aqila Salsabila, S.AP., M.AP.

Pertemuan photovoice tahap 3 Desa Tlogorejo yang dimulai pada pukul 08.16 WIB ini, selesai pada pukul 11.04 WIB. Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada Selasa (22/10) untuk memilih 1 dari 10 tulisan yang telah direvisi dulu, dan terus melakukan refleksi. *** [131024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 12 Oktober 2024

Sepuluh Kader Kesehatan Desa Krebet Ikuti Photovoice Di Pendopo Ponkesdes

Pagi itu, di hari Kamis (10/10), mentari bersinar cerah. Cahayanya menyinari pendopo Ponkesdes Krebet yang menjadi tempat pertemuan photovoice. Berada di pertigaan, yang masih terlihat sawah menghijau, masyarakat setempat menyebutnya dengan sawung, yang artinya berada di tengah-tengah persawahan yang luas.

Bangunan yang berdiri kokoh di Jalan Tugu Ireng, Dusun Krajan RT 15 RW 05 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, dengan pemandangan areal persawahan, yang didekatnya dikelilingi kebun kubis, tomat, dan jagung itu terasa semilir angin sepoi-sepoi. 

Di belakangnya terlihat cerobong asap Pabrik Gula (PG) Krebet menjulang dengan asap mengepul tebal, dan di kejauhan terlihat juga dua gunung membiru, yaitu Gunung Kawi dan Gunung Arjuno. Orang akan betah bila duduk-duduk di pendopo Ponkesdes tersebut.

Ponkesdes Krebet, lokasi pertemuan photovoice yang pertama di Desa Krebet, dengan latar belakang PG Krebet yang terus mengeluarkan asap

Sepuluh kader kesehatan – Cuplik Sri Wahyuni, Anik Mufidah, Winarti Anisah, Erlina Wati, Siti Khodijah, Ita Khusnul Marifah, Nurhayati, Lilik Ati, Sunarti, Rodiya – akan mengikuti photovoice dalam rangka penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

Photovoice adalah metode unik yang mampu menangkap cerita, pengalaman, dan fenomena sosial melalui lensa fotografi. Photovoice lebih dari sekadar foto; ini adalah cara partisipatif dalam riset kualitatif, di mana komunitas dan individu dapat mengekspresikan diri, menggambarkan realitas mereka, meningkatkan kesadaran sosial melalui gambar.

Acara photovoice ini dimulai pada pukul 09.26 WIB. Pembawa acara Siti Khodijah, salah seorang kader yang turut menjadi peserta itu, mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka dalam kegiatan ini.

Photovoice keeper memberikan pengantar terlebih dahulu

Kemudian setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep. Dalam sambutannya, perawat Ilham mengatakan bahwa pertemuan ini akan berlanjut hingga 4 kali pertemuan. Sehingga, ia berharap kader ini bisa mengikuti hingga 4 tahapan tersebut. “Jangan ada yang tertinggal di antara kita,” tegas perawat Ilham.

Lebih lanjut, perawat Ilham berharap ilmu yang diterima nantinya bisa diterapkan kepada masyarakat, dan setelah itu, ia memandu berdoa bagi kelancaran kegiatan ini.

Usai sambutan perawat Desa Krebet, pembawa acara menyerahkan waktu sepenuhnya kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People empowerment and community yang digawangi oleh Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. yang didampingi fasilitator NIHR dan hadir juga Sekar Aqila Salsabila, S.AP., M.AP., mahasiswa S3 di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB yang fokus pada Kebijakan Manajemen Sampah Plastik di Indonesia.

Partisipan photovoice dipersilakan membaca informed consent

Mula-mula Christina memperkenalkan terlebih dahulu. Lalu, barulah ia menjelaskan perihal photovoice: apa itu photovoice, proses informed consent hingga isu etik terkait kamera dalam pengambilan gambar, terutama yang ada orangnya.

Setelah itu, Christina mempersilakan fasilitator memperkenalkan diri juga kepada peserta photovoice. Begitu juga dengan Sekar Aqila yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Usai perkenalan dan penjelasan, Christina menjelaskan sebentar perihal pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat kepada peserta pertemuan photovoice di sawung ini. Kemudian barulah Christina yang memandu photovoice ini meminta untuk bertestimoni terkait tema yang dibicarakan tadi, yakni pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat. Semua diminta satu persatu untuk bercerita mengenai pengolaan sampah yang telah dilakukan oleh peserta selama ini di lingkungan mereka masing-masing.

Perawat Desa Krebet turut menyaksikan jalannya photovoice di Ponkesdes

Dari testimoni mereka terangkum bahwa, pengelolaan sampah di Desa Krebet beragam. Peserta yang tinggal di perumahan, umumnya sampah diangkut oleh petugas dan dikelola oleh RW. Kemudian yang tinggal di perbatasan antara Desa Krebet dengan Krebet Senggrong di sisi selatan PG Krebet, pengelolaan sampah ada yang masih dibakar di pekarangan belakang rumah yang umumnya masih luas dan ada juga yang diangkut seminggu 3 kali dengan membayar Rp 20 ribu per bulan. Yang mengangkut sampah ikut Desa Krebet Senggrong.

Lalu, warga yang tinggal di sepanjang Kali Anyar, sebutan saluran irigasi Kedungkandang yang membelah Desa Krebet, umumnya ada yang dibuang di saluran tersebut atau dibakar di pinggir kali tersebut. Maka menjadi pemandangan umum bahwa sampah sering menumpuk di pintu air yang  berada di Desa Gading. Warga setempat menyebut pintu air saluran tersebut dengan istilah swereg.

Namun demikian, dari ketiga dusun yang ada di Desa Krebet telah mempunyai pengetahuan dalam memilah sampah. Sampah plastik yang memiliki nilai jual akan dikumpulkan kemudian diloakkan atau dijual ke rombeng.

Suguhan makan siangnya adalah nasi tahu telor

Sebelum acara photovoice yang pertama di Desa Krebet ini berakhir, Christina memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta photovoice untuk mengirimkan foto yang bisa menceritakan apa yang telah dibicarakan dalam pertemuan ini. Setiap peserta diminta untuk mengirimkan foto sebanyak 3 buah dengan dikasih keterangan ke group Photovoice krebet.

Setelah itu juga diminta untuk mendiskusikan sendiri terkait pertemuan berikutnya, yakni di hari apa, tanggal berapa, dan di mana lokasinya. Semuanya harus datang dari peserta itu sendiri. Mereka sudah mulai diajari melakukan perencanaan sendiri.

Sebelum acara ditutup, peserta dipersilakan untuk mencicipi aneka kudapan yang disajikan di meja memanjang tempat pertemuan, dan juga nasi tahu telor yang khas. Setelah itu, acara pertemuan photovoice baru ditutup pada pukul 11.09 WIB oleh pembawa acara menjelang suara adzan Dhuhur berkumandang. *** [121024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 11 Oktober 2024

Photovoice 2 Desa Pagak: Sharing Foto dan Bercerita

Selang 15 hari pelaksanaan photovoice yang pertama, hari Sabtu (05/10) kemarin kader kesehatan yang menjadi partisipan photovoice kembali berkumpul di Ponkesdes Pagak yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 06 RW 12 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Mereka akan mengikuti photovoice tahap 2, yakni sharing foto dan bercerita. Tahap 2 ini sebagai kelanjutan dari tahap 1. Pada tahap 1, mereka diperkenalkan oleh Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Percik yang merupakan bagian dari Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community atau yang akrab dikenal dengan sebutan Tim CEI (Community Engagement and Involvement).

Peserta photovoice 2 Desa Pagak berpose di depan Ponkesdes

Pada kegiatan photovoice 2 ini, ada 2 mobil dari Tim Penelitian NIHR yang hadir. Mobil Mitsubishi Kuda terdiri dari Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Salatiga Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si., Christina Arif T. Mumpuni, S.H., M.I.K., dan fasilitator NIHR. Sedangkan, mobil Toyota Kijang INNOVA berwarna hitam legam terdiri atas Dr. phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A. atau yang akrab dipanggil Nino (Peneliti dalam Bidang Sosiologi Lingkungan), Sekar Aqila Salsabilla, S.AP., M.AP. (mahasiswa NIHR/Peneliti Kebijakan Manajemen Sampah Plastik di Indonesia), Gatot Sujono, S.ST., M.Pd. (Peneliti dalam Bidang Fasilitator Lokal untuk CEI di lapangan), dan seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya (UB).

Rombongan tersebut tiba di lokasi pada pukul 09.40 WIB. Di Ponkesdes yang telah mengalami renovasi dengan adanya penambahan selasar depan itu, ruangannya masih terlihat sepi. Kader yang menjadi partisipan bersama perawat Desa Pagak Sri Hidayati, S.Kep.Ners masih bertugas dalam kegiatan Posyandu yang lokasinya sekitar 100 meter dari Ponkesdes. Namun demikian, tampaknya ruangan sudah disiapkan sedemikian rupa untuk pelaksanaan photovoice 2.

Begitu terdengar rombongan sudah tiba di Ponkesdes Pagak, satu per satu kader kesehatan yang akan mengikuti photovoice 2 mulai berdatangan. Mereka selain menyambut rombongan, juga mengajak ngobrol rombongan sambil menanti kedatangan perawat dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) hadir di lokasi.

Sambutan Ketua TP PKK Desa Pagak

Ketua TP PKK dan perawat Desa Pagak tiba di Ponkesdes pada pukul 10.47 WIB, dan pembawa acara Purwiantiwi mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir dalam pertemuan photovoice 2, dan kemudian memandu doa.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Wadir 2 Percik Damar Waskitojati. Pada kesempatan itu, Damar menyampaikan bahwa penelitian yng sedang dijalani ini merupakan penelitian besar. Karena penelitian besar, maka banyak metode yang dilakukan, di antaranya photovoice.

Usai sambutan dari Wadir 2 Percik, acara disambung dengan sambutan dari Ketua TP PKK Desa Pagak Juwariyah. Dalam sambutannya itu, Ketua TP PKK mengatakan bahwa penelitian dari Universitas Brawijaya (UB) di Desa Pagak ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami, yang harapannya bisa menghilangkan perilaku “negatif” terkait sampah.

Partisipan sharing foto dan bercerita

Setelah itu, acara diteruskan dengan sambutan dari perawat Desa Pagak Sri Hidayati. Pada kesempatan itu, perawat Sri mengucapkan terima kasih atas adanya penelitian ini. Menurut perawat Sri, sudah ada perubahan sejak ada Tim Penelitian NIHR datang ke Desa Pagak. “Semoga bermanfaat dan BPJSnya semakin turun,” pungkas perawat Sri.

Pukul 11.01 WIB Christina Arief T. Mumpuni memulai memandu jalannya photovoice 2 di Desa Pagak. Sebelum pertemuan ini, partisipan sudah mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk memotret lingkungan sekitar dengan tema pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat. Setiap partisipan yang berjumlah 10 orang itu harus mengirimkan 3 buah foto per partisipan, dengan disertai nama, lokasi pemotretan, tanggal pemotretan, judul, alasan memotret objek tersebut, dan memberikan narasi cerita.

Pada pertemuan photovoice 2 ini, Christina meminta partisipan untuk sharing foto dan bercerita s kepada semua partisipan secara satu per satu. Dalam sharing tersebut, partisipan boleh meminta pendapat partisipan yang lain untuk menilainya atau mengomentarinya.

Tim Penelitian NIHR lainnya menyimak jalannya photovoice

Semua partisipan pun kemudian sharing foto dan menceritakan kepada partisipan yang lainnya agar terjadi proses dialogis di antara partisipan. Setiap partisipan mempresentasikan foto dalam cerita secara verbal tersebut didengarkan oleh partisipan yang lainnya, dikomentari maupun ditanyai. Bahkan ada juga rombongan Tim Penelitian NIHR yang juga bertanya terkait cerita dalam foto tersebut.

Selesai semua partisipan sharing foto dan bercerita, kemudian Christina meminta kepada partisipan untuk memilih satu foto dari tiga foto yang telah diceritakan tadi. Foto-foto yang dipilih oleh masing-masing partisipan tersebut akan dilengkapi dengan cerita-cerita yang lebih menarik pada photovoice tahap berikutnya atau photovoice 3 nantinya.

Acara photovoice 2 ini selesai pada pukul 12.29 WIB, dan kemudian ditutup dengan melakukan foto bersama di depan bangunan Ponkesdes Pagak yang telah mengalami penambahan selasar bagian depan. *** [111024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog