Tampilkan postingan dengan label NIHR-GHRC NCDs & EC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NIHR-GHRC NCDs & EC. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Oktober 2024

Photovoice 3 Desa Tlogorejo: Storytelling

“Cerita menciptakan komunitas, memungkinkan kita melihat melalui mata orang lain, dan membuka diri kita terhadap klaim orang lain.” -- Peter Forbes, fotografer dan penulis

Photovoice tahap 3 di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, dilaksanakan Jumat (11/10) di ruangan yang berada di pojok sisi barat bagian selatan, mepet dengan Pustu Tlogorejo, dan masuk dalam halaman Pendopo Balai Desa Tlogorejo.

Memasuki tahap 3, partisipan photovoice yang berjumlah 10 orang  itu sudah memilih 1 foto dari 3 foto yang dikirimkan ke Christina Arief T. Mummpuni, S.H., M.I.K., salah seorang anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People empowerment and community, atau yang lebih akrab disebut Tim CEI (Community Engagement and Involvement).

Foto yang terpilih itu, diminta oleh Christina untuk diberikan narasi dan nantinya akan dipresentasikan dihadapan partisipan yang lainnya. Agar narasi itu menjadi cerita yang menarik, pada pertemuan photovoice tahap 3 atau photovoice 3 ini, partisipan mendapatkan workshop singkat mengenai storytelling yang dibimbing oleh fasilitator NIHR.

Fasilitator NIHR berikan pelatihan penulisan storytelling kepada partisipan photovoice di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Dalam workshop itu, fasilitator NIHR mula-mula menjelaskan apa itu arti storytelling. Storytelling bersal dari bahasa Inggris dari gabungan kata “story” (cerita) dan “telling” (menceritakan). Jadi, storytelling adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk menyampaikan sebuah cerita. Storytelling, singkatnya adalah bercerita.

Lalu, fasilitator NIHR menguraikan bahwa sebuah cerita harus terdapat unsur 5W dan SW, yakni 1). What (menentukan plot), 2). Who (menentukan karakter), 3). When (menggambarkan kronologis), 4). Where (tempat kejadian), 5). Why (motifnya), dan 6). So What (setelah menuliskan semuanya lalu apa kesimpulan yang ingin dicapai).

Dalam bercerita, kata fasilitator NIHR, yang sampai bukan sekadar data dan informasi. Dalam bercerita ada ikatan antara pencerita dan pembaca (pendengar atau pemirsa). Ikatan emosi ini muncul karena kesamaan gelombang otak. Saat kita bercerita, pendengar akan mengantisipasi dengan referensi di otaknya.

Kemudian, fasilitator NIHR memberikan gambaran mengenai perbedaan antara berita dan storytelling. Berita itu sifatnya informasi, dan storytelling mengandung daya tarik, keterlibatan, dan tindakan.

Pemandu photovoce memastikan tulisan partisipan sudah terkirim semua

Lalu, mengapa orang tertarik pada cerita? Cerita dapat membuat kita melihat bagaimana orang lain berpikir dan merasakan. Dengan kata lain, mereka memungkinkan kita berempati dengan orang-orang di sekitar kita. Faktanya, penelitian memperlihatkan bahwa semakin menarik sebuah cerita, semakin besar pula empati orang dalam kehidupan nyata.

Cerita memungkinkan kita berbagi informasi dengan cara yang berkesan. Dengan menceritakan sebuah kisah dan bukan sekadar menceritakan fakta-fakta kering, kita mengingat detailnya dengan lebih jelas.

Lebih lanjut, fasilitator NIHR menjelaskan perihal penulisan storytelling: perkenalan, konflik, dan closing. Dalam perkenalan berisi cerita awal kejadian atau kenapa pengin menceritakan topik yang akan ditulis. 

Kemudian masuk ke konflik. Konflik di sini lebih pada pengungkapan masalah yang sebenarnya. Konflik ini adalah kesulitan yang harus kita hadapi dalam situasi tertentu yang ingin diceritakan. Sedangkan, terakhir adalah closing. Kalau dalam artikel storytelling tersebut ada konflik, maka tentunya kemudian diikuti dengan solusi. Mengapa harus ada solusi? Agar pembicara bisa mengambil manfaatnya, bisa mengambil hikmahnya. Karena, sudah pasti menomorsatukan pembaca kan ya?

Pemandu photovoice berembug kepada partisipan untuk tulisan yang bakal disajikan di layar untuk dikomentari oleh partisipan maupun pengampu pelatihan storytelling

Tujuan dari workshop ini adalah membekali storytelling pada partisipan photovoice itu agar supaya cerita-cerita verbal yang kerap didiskusikan sebelumnya bisa menjadi kisah yang menarik yang melahirkan “suara” mereka bisa didengarkan dan dimengerti.

Karena, menurut Michael L. Kent dalam The power of storytelling in public relations: Introducing the 20 master plots (2015, Public Relations Review 41(4): 480-489), cerita memiliki kekuatan untuk memberi informasi, membujuk, memunculkan respons emosional, membangun dukungan untuk koalisi dan inisiatif, serta membangun masyarakat madani.

Usai pemaparan materi singkat dari fasilitator NIHR, Christina mengajak partisipan photovoice 3 ini menampilkan tulisan ceritanya agar didiskusikan dengan partisipan yang lainnya serta fasilitataor NIHR selaku pengampu workshop penulisan cerita atau storytelling.

Pada kesempatan ini, fasilitator berusaha menangkap ide yang dituangkan, penulisannya, serta pembuatan judul tulisan sesuai alur yang terlah diajarkan. Kemudian dibahas bareng-bareng dengan partisipan maupun orang yang hadir dalam pertemuan photovoice 3 ini.

Mahasiswa S3 FIA UB juga turut urun rembug dalam pembahasan tulisan cerita partisipan photovoice

Selesai itu, Christina mempersilakan melakukan revisi tulisan yang telah diserahkan usai mendapatkan pembekalan dalam workshop singkat ini. Tujuannya agar penulisannya menjadi menarik atau memiliki daya tarik, dan sekaligus tentunya akan terdapat perubahan dari penulisan yang alami dengan setelah mendapatkan pembekalan penulisan.

Pertemuan photovoice 3 sesi storytelling ini juga dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Tlogorejo ulis Nurhayati atau akrab disapa Lis Eko Wahyudi, bidan Sulianik, A.Md.Keb., serta mahasiswa S3 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) Sekar Aqila Salsabila, S.AP., M.AP.

Pertemuan photovoice tahap 3 Desa Tlogorejo yang dimulai pada pukul 08.16 WIB ini, selesai pada pukul 11.04 WIB. Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada Selasa (22/10) untuk memilih 1 dari 10 tulisan yang telah direvisi dulu, dan terus melakukan refleksi. *** [131024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 12 Oktober 2024

Sepuluh Kader Kesehatan Desa Krebet Ikuti Photovoice Di Pendopo Ponkesdes

Pagi itu, di hari Kamis (10/10), mentari bersinar cerah. Cahayanya menyinari pendopo Ponkesdes Krebet yang menjadi tempat pertemuan photovoice. Berada di pertigaan, yang masih terlihat sawah menghijau, masyarakat setempat menyebutnya dengan sawung, yang artinya berada di tengah-tengah persawahan yang luas.

Bangunan yang berdiri kokoh di Jalan Tugu Ireng, Dusun Krajan RT 15 RW 05 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, dengan pemandangan areal persawahan, yang didekatnya dikelilingi kebun kubis, tomat, dan jagung itu terasa semilir angin sepoi-sepoi. 

Di belakangnya terlihat cerobong asap Pabrik Gula (PG) Krebet menjulang dengan asap mengepul tebal, dan di kejauhan terlihat juga dua gunung membiru, yaitu Gunung Kawi dan Gunung Arjuno. Orang akan betah bila duduk-duduk di pendopo Ponkesdes tersebut.

Ponkesdes Krebet, lokasi pertemuan photovoice yang pertama di Desa Krebet, dengan latar belakang PG Krebet yang terus mengeluarkan asap

Sepuluh kader kesehatan – Cuplik Sri Wahyuni, Anik Mufidah, Winarti Anisah, Erlina Wati, Siti Khodijah, Ita Khusnul Marifah, Nurhayati, Lilik Ati, Sunarti, Rodiya – akan mengikuti photovoice dalam rangka penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

Photovoice adalah metode unik yang mampu menangkap cerita, pengalaman, dan fenomena sosial melalui lensa fotografi. Photovoice lebih dari sekadar foto; ini adalah cara partisipatif dalam riset kualitatif, di mana komunitas dan individu dapat mengekspresikan diri, menggambarkan realitas mereka, meningkatkan kesadaran sosial melalui gambar.

Acara photovoice ini dimulai pada pukul 09.26 WIB. Pembawa acara Siti Khodijah, salah seorang kader yang turut menjadi peserta itu, mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka dalam kegiatan ini.

Photovoice keeper memberikan pengantar terlebih dahulu

Kemudian setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep. Dalam sambutannya, perawat Ilham mengatakan bahwa pertemuan ini akan berlanjut hingga 4 kali pertemuan. Sehingga, ia berharap kader ini bisa mengikuti hingga 4 tahapan tersebut. “Jangan ada yang tertinggal di antara kita,” tegas perawat Ilham.

Lebih lanjut, perawat Ilham berharap ilmu yang diterima nantinya bisa diterapkan kepada masyarakat, dan setelah itu, ia memandu berdoa bagi kelancaran kegiatan ini.

Usai sambutan perawat Desa Krebet, pembawa acara menyerahkan waktu sepenuhnya kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People empowerment and community yang digawangi oleh Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. yang didampingi fasilitator NIHR dan hadir juga Sekar Aqila Salsabila, S.AP., M.AP., mahasiswa S3 di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB yang fokus pada Kebijakan Manajemen Sampah Plastik di Indonesia.

Partisipan photovoice dipersilakan membaca informed consent

Mula-mula Christina memperkenalkan terlebih dahulu. Lalu, barulah ia menjelaskan perihal photovoice: apa itu photovoice, proses informed consent hingga isu etik terkait kamera dalam pengambilan gambar, terutama yang ada orangnya.

Setelah itu, Christina mempersilakan fasilitator memperkenalkan diri juga kepada peserta photovoice. Begitu juga dengan Sekar Aqila yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Usai perkenalan dan penjelasan, Christina menjelaskan sebentar perihal pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat kepada peserta pertemuan photovoice di sawung ini. Kemudian barulah Christina yang memandu photovoice ini meminta untuk bertestimoni terkait tema yang dibicarakan tadi, yakni pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat. Semua diminta satu persatu untuk bercerita mengenai pengolaan sampah yang telah dilakukan oleh peserta selama ini di lingkungan mereka masing-masing.

Perawat Desa Krebet turut menyaksikan jalannya photovoice di Ponkesdes

Dari testimoni mereka terangkum bahwa, pengelolaan sampah di Desa Krebet beragam. Peserta yang tinggal di perumahan, umumnya sampah diangkut oleh petugas dan dikelola oleh RW. Kemudian yang tinggal di perbatasan antara Desa Krebet dengan Krebet Senggrong di sisi selatan PG Krebet, pengelolaan sampah ada yang masih dibakar di pekarangan belakang rumah yang umumnya masih luas dan ada juga yang diangkut seminggu 3 kali dengan membayar Rp 20 ribu per bulan. Yang mengangkut sampah ikut Desa Krebet Senggrong.

Lalu, warga yang tinggal di sepanjang Kali Anyar, sebutan saluran irigasi Kedungkandang yang membelah Desa Krebet, umumnya ada yang dibuang di saluran tersebut atau dibakar di pinggir kali tersebut. Maka menjadi pemandangan umum bahwa sampah sering menumpuk di pintu air yang  berada di Desa Gading. Warga setempat menyebut pintu air saluran tersebut dengan istilah swereg.

Namun demikian, dari ketiga dusun yang ada di Desa Krebet telah mempunyai pengetahuan dalam memilah sampah. Sampah plastik yang memiliki nilai jual akan dikumpulkan kemudian diloakkan atau dijual ke rombeng.

Suguhan makan siangnya adalah nasi tahu telor

Sebelum acara photovoice yang pertama di Desa Krebet ini berakhir, Christina memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta photovoice untuk mengirimkan foto yang bisa menceritakan apa yang telah dibicarakan dalam pertemuan ini. Setiap peserta diminta untuk mengirimkan foto sebanyak 3 buah dengan dikasih keterangan ke group Photovoice krebet.

Setelah itu juga diminta untuk mendiskusikan sendiri terkait pertemuan berikutnya, yakni di hari apa, tanggal berapa, dan di mana lokasinya. Semuanya harus datang dari peserta itu sendiri. Mereka sudah mulai diajari melakukan perencanaan sendiri.

Sebelum acara ditutup, peserta dipersilakan untuk mencicipi aneka kudapan yang disajikan di meja memanjang tempat pertemuan, dan juga nasi tahu telor yang khas. Setelah itu, acara pertemuan photovoice baru ditutup pada pukul 11.09 WIB oleh pembawa acara menjelang suara adzan Dhuhur berkumandang. *** [121024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 11 Oktober 2024

Photovoice 2 Desa Pagak: Sharing Foto dan Bercerita

Selang 15 hari pelaksanaan photovoice yang pertama, hari Sabtu (05/10) kemarin kader kesehatan yang menjadi partisipan photovoice kembali berkumpul di Ponkesdes Pagak yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 06 RW 12 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Mereka akan mengikuti photovoice tahap 2, yakni sharing foto dan bercerita. Tahap 2 ini sebagai kelanjutan dari tahap 1. Pada tahap 1, mereka diperkenalkan oleh Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Percik yang merupakan bagian dari Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community atau yang akrab dikenal dengan sebutan Tim CEI (Community Engagement and Involvement).

Peserta photovoice 2 Desa Pagak berpose di depan Ponkesdes

Pada kegiatan photovoice 2 ini, ada 2 mobil dari Tim Penelitian NIHR yang hadir. Mobil Mitsubishi Kuda terdiri dari Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Salatiga Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si., Christina Arif T. Mumpuni, S.H., M.I.K., dan fasilitator NIHR. Sedangkan, mobil Toyota Kijang INNOVA berwarna hitam legam terdiri atas Dr. phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A. atau yang akrab dipanggil Nino (Peneliti dalam Bidang Sosiologi Lingkungan), Sekar Aqila Salsabilla, S.AP., M.AP. (mahasiswa NIHR/Peneliti Kebijakan Manajemen Sampah Plastik di Indonesia), Gatot Sujono, S.ST., M.Pd. (Peneliti dalam Bidang Fasilitator Lokal untuk CEI di lapangan), dan seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya (UB).

Rombongan tersebut tiba di lokasi pada pukul 09.40 WIB. Di Ponkesdes yang telah mengalami renovasi dengan adanya penambahan selasar depan itu, ruangannya masih terlihat sepi. Kader yang menjadi partisipan bersama perawat Desa Pagak Sri Hidayati, S.Kep.Ners masih bertugas dalam kegiatan Posyandu yang lokasinya sekitar 100 meter dari Ponkesdes. Namun demikian, tampaknya ruangan sudah disiapkan sedemikian rupa untuk pelaksanaan photovoice 2.

Begitu terdengar rombongan sudah tiba di Ponkesdes Pagak, satu per satu kader kesehatan yang akan mengikuti photovoice 2 mulai berdatangan. Mereka selain menyambut rombongan, juga mengajak ngobrol rombongan sambil menanti kedatangan perawat dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) hadir di lokasi.

Sambutan Ketua TP PKK Desa Pagak

Ketua TP PKK dan perawat Desa Pagak tiba di Ponkesdes pada pukul 10.47 WIB, dan pembawa acara Purwiantiwi mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir dalam pertemuan photovoice 2, dan kemudian memandu doa.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Wadir 2 Percik Damar Waskitojati. Pada kesempatan itu, Damar menyampaikan bahwa penelitian yng sedang dijalani ini merupakan penelitian besar. Karena penelitian besar, maka banyak metode yang dilakukan, di antaranya photovoice.

Usai sambutan dari Wadir 2 Percik, acara disambung dengan sambutan dari Ketua TP PKK Desa Pagak Juwariyah. Dalam sambutannya itu, Ketua TP PKK mengatakan bahwa penelitian dari Universitas Brawijaya (UB) di Desa Pagak ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami, yang harapannya bisa menghilangkan perilaku “negatif” terkait sampah.

Partisipan sharing foto dan bercerita

Setelah itu, acara diteruskan dengan sambutan dari perawat Desa Pagak Sri Hidayati. Pada kesempatan itu, perawat Sri mengucapkan terima kasih atas adanya penelitian ini. Menurut perawat Sri, sudah ada perubahan sejak ada Tim Penelitian NIHR datang ke Desa Pagak. “Semoga bermanfaat dan BPJSnya semakin turun,” pungkas perawat Sri.

Pukul 11.01 WIB Christina Arief T. Mumpuni memulai memandu jalannya photovoice 2 di Desa Pagak. Sebelum pertemuan ini, partisipan sudah mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk memotret lingkungan sekitar dengan tema pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat. Setiap partisipan yang berjumlah 10 orang itu harus mengirimkan 3 buah foto per partisipan, dengan disertai nama, lokasi pemotretan, tanggal pemotretan, judul, alasan memotret objek tersebut, dan memberikan narasi cerita.

Pada pertemuan photovoice 2 ini, Christina meminta partisipan untuk sharing foto dan bercerita s kepada semua partisipan secara satu per satu. Dalam sharing tersebut, partisipan boleh meminta pendapat partisipan yang lain untuk menilainya atau mengomentarinya.

Tim Penelitian NIHR lainnya menyimak jalannya photovoice

Semua partisipan pun kemudian sharing foto dan menceritakan kepada partisipan yang lainnya agar terjadi proses dialogis di antara partisipan. Setiap partisipan mempresentasikan foto dalam cerita secara verbal tersebut didengarkan oleh partisipan yang lainnya, dikomentari maupun ditanyai. Bahkan ada juga rombongan Tim Penelitian NIHR yang juga bertanya terkait cerita dalam foto tersebut.

Selesai semua partisipan sharing foto dan bercerita, kemudian Christina meminta kepada partisipan untuk memilih satu foto dari tiga foto yang telah diceritakan tadi. Foto-foto yang dipilih oleh masing-masing partisipan tersebut akan dilengkapi dengan cerita-cerita yang lebih menarik pada photovoice tahap berikutnya atau photovoice 3 nantinya.

Acara photovoice 2 ini selesai pada pukul 12.29 WIB, dan kemudian ditutup dengan melakukan foto bersama di depan bangunan Ponkesdes Pagak yang telah mengalami penambahan selasar bagian depan. *** [111024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 10 Oktober 2024

Photovoice 2 Desa Tlogorejo, Dikunjungi Peserta ICM dari India dan Australia

Umumnya tahapan dalam implementasi photovoice adalah satu minggu dari pertemuan sebelumnya. Namun, di Desa Tlogorejo ini durasi antara pertemuan photovoice pertama dan kedua mencapai 19 hari. Hal ini dikarenakan NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) duwe gawe (mempunyai hajat) berupa Indonesia in-Country Meeting (30 September – 05 Oktober 2024), maka acaranya diundur.

Akhirnya, pelaksanaan photovoice yang kedua (photovoice 2) ini berjalan pada hari Jumat (04/10) di Pendopo Balai Desa Tlogorejo yang beralamatkan di Dusun Dadapan No. 4 RT 16 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Namun demikian, dengan mundurnya jadwal tersebut memberikan kenangan tersendiri dalam pelaksanaan photovoice di Desa Tlogorejo, yaitu mendapat kunjungan peserta Indonesia in-Country Meeting (ICM) dari India dan Australia. “Wong sabar iku gedhe wekasane,” omongan simbah zaman mbiyen.

Partispan photovoice berpose bersama peserta ICM dari India dan Australia di Pendopo Balai Desa Tlogorejo

Untuk mempersiapkan ini, Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Percik Salatiga dan fasilitator NIHR yang tergabung dalam Tim Penelitian NIHR, bakda Subuh berangkat dari Swiss-Belinn Malang menuju Desa Tlogorejo terlebih dahulu dengan meminjam mobilnya Wakil Direktur (Wadir 2) Percik.

Pukul 07.54 WIB, Christina dan fasilitator NIHR tiba di Pendopo Balai Desa Tlogorejo. Di stu sudah terlihat banyak pasien yang akan periksa di Pustu Tlogorejo, yang lokasinya satu halaman dengan pendopo tersebut.

Di lokasi, pemasangan layar dan LCD dipinjami dan sekaligus dipasangkan oleh salah seorang perangkat desa. Sambil menunggu semua peserta photovoice hadir, yang sudah kelihatan dikonfirmasi terkait foto yang telah dikirimkan, seperti lokasi, tanggal, dan judul dari foto tersebut.

Photovoice 2 Desa Tlogorejo: Sharing Foto dan Bercerita

Setelah semuanya berkumpul, pembawa acara Sutarmi, atau yang akrab dipanggil Bu Yut, mengawali dengan ucapan selamat datang dan dilanjutkan dengan membacakan susunan acara dalam pertemuan photovoice 2 ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sulis Nurhayati atau yang akrab disapa Lis Eko Wahyudi. Pada kesempatan itu, Lis Eko Wahyudi mengucapkan terima kasih atas ditunjuknya Desa Tlogorejo dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB).

Ia berharap agar para kader kesehatan yang mengikuti photovoice bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan bertindak dalam masyarakat. “Sedikit bergerak akan bermanfaat,” tegas Ketua TP PKK Desa Tlogorejo.

Peserta ICM dari India dan Australia berkunjung ke Desa Tlogorejo

Usai sambutan Ketua TP PKK, acara photovoice 2 pun berlangsung. Christina memulai dengan melanjutkan konfirmasi terhadap foto-foto yang sudah dikirimkan. Mereka harus memberikan alasan kenapa kader memilih gambar tersebut.

Setiap partisipan diminta untuk menceritakan foto-foto yang telah dikrimkan dihadapan partisipan yang lainnya, dan peserta lain boleh menanggapinya atau menambahi. Di sini proses dialog atau diskusi di antara partisipan memang dihidupkan.

Semua partisipan pun kemudian sharing foto dan bercerita dihadapan partisipan yang lainnya. Mereka urut satu per satu dalam melakukan sharing foto dan bercerita.

Perangkat Desa Tlogorejo berpose dengan peserta ICM dari India dan Australia

Pukul 08.50 WIB rombongan peserta ICM tiba di Pendopo Desa Tlogorejo. Rombongan yang terdiri dari Maroof Khan (George Institute for Global Health India), Dr. Laura Downey (Advanced Research Fellow Imperial College London), Dr. Nushrat Khan (Research Fellow Imperial College London), Dr. Sabhya Pritwani (Research Officer George Institute for Global Health India), dan Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si (Wadir 2 Percik Salatiga) diterima langsung oleh Ketua TP PKK dan bidan Desa Tlogorejo Sulianik, A.Md.Keb.

Agar tidak mengganggu jalannya photovoice yang dipandu oleh Christina dan dinotulensi oleh salah seorang kader Iit Nurhaifah, rombongan peserta ICM diterima di sisi timur pelaksanaan photovoice.

Rombongan pun beraudiensi dengan Ketua TP PKK yang ternyata bisa berbahasa Inggris, dan juga dengan bidan Desa Tlogorejo. Rombongan tersebut bertanya terkait kondisi desa, kegiatan-kegiatannya, dan apakah mereka senang akan kegiatan yang dilakukan ini.

Peserta ICM dari India dan Australia berpose di Pustu Tlogorejo

Kemudian Ketua TP PKK mengajak keliling ke dalam Kantor Desa, dan terus melihat-lihat Pustu Tlogorejo. Rombongan tampak senang diajak berkeliling tersebut. Mereka juga banyak bertanya, terutama ketika meninjau Pustu Tlogorejo mengingat penelitian ini ada hubungannya dengan masalah kesehatan masyarakat.

Dari Pustu Tlogorejo, rombongan peserta ICM itu menyapa lagi para kader yang menjadi partisipan photovoice 2 di penghujung acara photovoice, dan mengajaknya untuk foto bersama di Pendopo Balai Desa Tlogorejo.

Setelah itu, barulah rombongan dipencar. Sabhya meminta fasilitator NIHR untuk bisa ngobrol dengan kader peserta photovoice yang telah mendapatkan pelatihan SMARThealth. Kebetulan ada seorang yang telah mengikuti pelatihan SMARThealth. Dalam obrolan ini, kader didampingi oleh Damar dan bidan Anik.

Programmer NIHR App mengobrol dengan kader SMARThealth Desa Tlogorejo

Sementara itu, Christina masih menyelesaikan administrasi dengan peserta yang lain dengan dibantu dua orang kader yang menjadi pembawa acara dan notulis. Sedangkan, fasilitator NIHR diajak Ketua TP PKK keliling desa bersama Maroof Khan, Laura Downey, dan Nushrat Khan.

Ketiga orang itu juga penasaran dengan istilah juglangan yang pada waktu Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Tugu Malang bermunculan. Akhirnya, mereka diajak ke rumah warga untuk melihat juglangan yang berada di halaman belakang rumahnya, berdampingan dengan kandang wedhus (kambing).

Mereka baru berbinar-binar setelah fasilitator NIHR tunjukkan apa itu juglangan, yaitu galian tanah untuk dibuat sebagai pembuangan sampah (garbage hole) yang umumnya dilakukan rumah tangga pada umumnya di Indonesia. “This is a juglangan!” kata fasilitator NIHR sambil menunjuk lubang sampah tersebut.

Ketua TP PKK sedang memperlihatkan selokan pekarangan yang dipenuhi sampah, dikira anak SD Tlogorejo ada turis

Selang beberapa meter, mereka lihat tungku pembakaran tradisional di pekarangan rumah warga yang berdekatan dengan juglangan tersebut. Tungkunya berderet sebanyak tiga. “Are these traditional stove fuelled by plastic too?” tanya Maroof ke fasilitator NIHR yang mendampinginya.

Wait a minute, let me ask the owner,” jawab saya kepada Maroof. Kebetulan pemiliknya kelihatan di pekarangan. Lalu, saya nanya ke pemiliknya. “Tungku niki bahan bakare ngginake nopo, dan nopo digunake ben ndinten?”

Pemilik yang lupa saya tanyakan namanya itu menjawab bahwa tungku ini menggunakan kayu dalam setiap menggunakannya, dan penggunaannya tidak setiap hari. Digunakan setiap ada hajatan saja, seperti mendapat giliran tahlilan, dan sebagainya.

Rasa penasaran peserta ICM asal Australia dengan istilah juglangan akhirnya merasa puas setelah melihat juglangan

Hasil jawaban pemilik tungku ini terus saya sampaikan kepada Maroof. Kemudian saya menunjukkan tumpukan kayu yang menjadi bahan bakarnya yang ditaruh pemiliknya mepet tritisan belakang rumahnya yang menghadap ke kandang kambing tadi.

Setelah personil rombongan peserta ICM itu berkumpul lagi di Pendopo Balai Desa Tlogorejo, mereka berpamitan dengan Ketua TP PKK, bidan desa, dan partispan photovoice serta Christina untuk melanjutkan agenda melakukan pertemuan dengan sejumlah kader dari Desa Bakalan, Krebet Senggrong, dan Krebet di Balai Desa Bakalan.

Fasilitator NIHR yang berangkatnya bakda Subuh dengan pemandu photovoice Christina, pulangngya diajak Wadir 2 Percik untuk ikut mobil rombongan guna memandu jalan yang cepat menuju ke Bakalan namun di tengah jalan terhenti sesaat karena terdengar kumandang adzan Jumat di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi. Maroof pun ikut salat Jumat di Masjid Baitul Mukhlisin. *** [101024

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 06 Oktober 2024

Stakeholder eksternal dan Workshop ToC di Indonesia in-Country Meeting

Hari ketiga, Rabu (02/10), agenda Indonesia in-Country Meeting (ICM) yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) adalah external stakeholder (stakeholder eksternal) dan Theory of Change workshop (ToC workshop/workshop ToC).

Stakeholder bisa dikatakan dalam bahasa Indonesia sebagai pemangku kepentingan. Stakeholder umumnya banyak ditemukan di institusi bahkan organisasi hingga lembaga lainnya. Stakeholder terhitung sebagai bagian penting dalam sebuah kelembagaan. Stakeholder memiliki peran aktif sekaligus pasif dalam upaya untuk mengembangkan tujuan dari sebuah program.

Sebelum acara ditutup, peserta Indonesia in-Country Meeting melakukan foto bersama

Dalam NIHR-GHRC NCDs & EC, stakeholder ada dua, yakni stakeholder internal dan stakeholder internal. Apabila stakeholder internal adalah pihak yang memiliki kepentingan di dalam pengelolaan sampah dan layanan kesehatan adalah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), maka stakeholder eksternal adalah sebuah pihak yang memiliki bagian dari pemangku kepentingan di luar stakeholder internal, seperti pemerintah kecamatan, pemerintah desa, aktivis lingkungan terkait persampahan, ormas-ormas yang menaruh perhatian terhadap isu persampahan maupun kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

Sedangkan, workshop ToC bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat, membangun dan menyadarkan masyarakat. Keterlibatan mereka dalam pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat sangat berperan dalam perubahan di wilayahnya.

Opening dan introduction oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang

Acara ICM di hari ketiga ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Master of Ceremony (MC) Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta ICM dan kemudian membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan opening dan introduction dari Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang, Ir. Tomie Herawanto, M.P. Pada kesempatan itu, Ir. Tomie mengemukakan BAPPEDA mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan, pembangunan daerah, dan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan.

Presentation from NIHR 

Usai Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang, acara berikutnya adalah presentasi dari National Institute for Health and Care Research (NIHR) Prof. Christopher Millet (Imperial College London) dan Dr. Devarsetty Praveen (The George Institute for Global Health India). Mereka secara bergantian menjelaskan  kiprah NIHR. NIHR atau Pusat Penelitian Kesehatan Global untuk PTM (Penyakit Tidak Menular) dan Perubahan Lingkungan melibatkan kelompok akademisi interdisipliner seperti International Centre for Diarrhoeal Research (Banglades), Sri Ramachandra Institute of Higher Education & Research (India), dan Universitas Brawijaya (Indonesia), yang akan bekerja untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu terkait dengan perubahan lingkungan.

Ketiga lembaga perguruan tinggi tersebut - International Centre for Diarrhoeal Research , Bangladesh (icddr,b), Sri Ramachandra Institute of Higher Education & Research (Sri Ramachandra), Universitas Brawijya (UB) - mendapatkan collaboration support dari The George Institute for Global Health India (TGI India) dan Imperial College London (ICL).

Main findings presentation curated for the external stakeholder

Setelah presentasi dari NIHR, acara dilanjutkan dengan main findings presentation curated for the external stakeholder oleh dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D dan Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D dari Universitas Brawijaya (UB).

Dalam presentasinya, Asri dan Sujarwoto memaparkan Reducing Air Pollution from Plastic Waste Burning and Addressing the Impact of Plastic Waste Burning on CVD and COPD (Mengurangi Pencemaran Udara Akibat Pembakaran Sampah Plastik dan Menanggapi Dampak Pembakaran Sampah Plastik Terhadap Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

Usai presentasi temuan utama yang dikurasi untuk pemangku kepentingan eksternal, acara disambung dengan Invited talk: Policies on plastic waste management and its implementation In Indonesia (followed by discussion) yang disampaikan oleh dr. Jossep Frederick William.

Invited talk: Policies on plastic waste management and its implementation In Indonesia (followed by discussion)

Pada kesempatan itu, dr. William menjelaskan Plastic waste a threat or a treat? (Sampah plastik, ancaman atau berkah?). Sampah plastik, menurut dr. William yang mengutip sumber dari United Nations Environment Programme and Secretariat of the Basel, Rotterdam and Stockholm Conventions (2023), berhubungan dengan dampak kesehatan yang merugikan (adverse health effects), seperti abnormal hormone functions (fungsi hormonal yang abnormal), reduced fertility (keseuburan wanita menurun), damaged nervous system (sistem saraf rusak), hypertension/cardiovascular disease (hipertensi/penyakit kardiovaskular), lung and liver cancer (kanker paru-paru dan hati). 

Jalur paparannya, kata dr. William, melalui inhalation of contaminated air (menghirup udara yang terkontaminasi atau polusi udara), ingestion of contaminated food, water and dust (menelan makanan, air dan debu yang terkontaminasi), dan dermal contact (kontak kulit). 

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang (Rabu, 02/10)

Tak hanya itu saja, perkiraan beban dan biaya untuk mengatasi penyakit tersebut yang disebabkan oleh plastik juga akan menguras beban anggaran negara yang cukup fantasis, mencapai triliunan rupiah.

Oleh karena itu, dr. William merekomendasikan tindakan untuk mengatasi bahan kimia yang menjadi perhatian sepanjang siklus hidup plastik, seperti close the plastic tap by reducing production of unnecessary plastics (tutup keran plastik dengan mengurangi produksi plastik yang tidak perlu); regulate/phase-out (regulasi/hentikan penggunaan); reduce overall use of plastic products, encourage safe and sustainable alternatives (kurangi penggunaan produk plastik secara keseluruhan, dorong alternatif yang aman dan berkelanjutan); improve waste collection, sorting and management to increase circularity (tingkatkan pengumpulan, pemilahan, dan pengelolaan sampah untuk meningkatkan sirkularitas); ensure harzardous substances do not contaminate new products through recycling (pastikan zat berbahaya tidak mencemari produk baru melalui daur ulang); and protect (informal) workers (lindungi pekerja (informal)).

FGD Group 1 dalam ToC 

Setelah diskusi materi dr. William, acara diisi istirahat selama jam untuk makan siang dan sholat. Pukul 13.30 WIB, peserta ICM dipersilakan MC memasuki Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, tempat pertemuan ICM dilaksanakan.

Acara berikutnya adalah Preliminary Theory of Change building workshop oleh Dr. Nushrat Khan (Research Fellow di Imperial College London/ICL). Dalam sesi pengembangan Teori Perubahan itu, Nush mengatakan bahwa aktivitas (intervensi) akan menghasilkan hasil jangka pendek (short-term outcome), hasil jangka menengah (medium-term outcome), dan hasil jangka panjang (long-term outcome) primer dan sekunder serta menghasilkan dampak (impact).

FGD Group 2 dalam ToC

Dampak yang diharapkan, menurut Nush, adalah pengurangan polusi udara akibat pembakaran plastik dan pengurangan PTM akibat polusi udara. Oleh karena itu, Nush nanti akan bekerja dalam kelompok yang lebih kecil untuk memikirkan hasil dan aktivitas lain apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Selesai paparan yang dialihbahasakan oleh Sujarwoto dan Asri itu, kemudian dibreakdown menjadi 3 kelompok dalam Focus Group Discussion (FGD). Group 1 digawangi oleh Laura Downey (Advanced Research Fellow di ICL), Group 2 dipandu oleh Nush, dan Group 3 dimoderatori oleh Maroof Khan (TGI India). 

FGD Group 3 dalam ToC

Ketiga group itu mendiskusikan tema-tema yang telah dipaparkan oleh Nush sebelumnya. Pesertanya adalah camat (Pagak dan Bululawang), kepala desa (Tlogorejo, Pagak, Sumberejo, Bakalan, Krebet Senggrenong, dan Krebet), ormas penggiat persampahan (Muslimat, Fatayat, NU, Aisyiyah), aktivis lingkungan, BAPPEDA Kabupaten Malang, Dinkes Kabupaten Malang, Percik, peneliti NIHR, KADIN, dan lain-lain.

FGD yang terbagi dalam 3 group ini berakhir pada pukul 15.56 WIB, dan kemudian setelah itu hasilnya diinvetaris terlebih dahulu untuk dibahas di hari berkutnya, dan peserta ICM di hari ketiga diminta oleh MC untuk maju ke depan guna melakukan foto bersama. *** [061024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 03 Oktober 2024

Overview CEI, Digital Health, NAFAS dan RCS di Indonesia in-Country Meeting

Indonesia in-Country Meeting (ICM) di hari kedua, Selasa (01/10), yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) diagendakan membahas overview Community Engagement and Involvement (CEI), digital health, NAFAS, dan research capacity strengthening (RCS).

Bertempat di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang yang beralamatkan di Jalan Tugu No. 3 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ICM ini dihadiri oleh Tim Peneliti NIHR Universitas Brawijaya (UB) dan koleganya dari luar negeri, seperti University of Manchester, Imperial College London (ICL), The George Institute for Global Health, India, and The George Institute for Global Health, Australia.

Acara ICM di hari kedua ini dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Meutia Fildzah Shafina, SKM, MPH, mengawali ucapan selamat datang dan have a sit bagi peserta ICM yang telah hadir dalam ballroom tersebut.

Peserta ICM hari kedua (01/10)

Begitu perserta ICM duduk, MC membacakan susunan acara yang diagendakan pada hari kedua pertemuan ICM. Setelahnya, waktu diserahkan kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang biasa akrab dengan CEI.

Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D, Koordinator Tim CEI yang juga seorang Direktur Yayasan Percik Salatiga (Percik) dan juga seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) dalam Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat itu, memulai dengan CEI Overview terlebih dahulu dihadapan peserta ICM. Pada kesempatan itu, Dr. Haryani menguraikan latar belakang CEI, setting context, tingkatan kontinum CEI, pendektan multi-tingkat – inti CEI bagi pusat, Public Advosory Board (PAB), kemajuan kegiatan CEI Indonesia, identitas kelompok advisory di kecamatan, gelaran metode partisipatif untuk mengurangi polusi udara dari pembakaran sampah, pemberdayaan, tantangan dan rencana ke depan.

Dalam CEI, jelas Dr. Haryani, penelitian partisipatif ini menggunakan photovoice dan circle conversation. “Tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga memberdayakan,” urai Dr. Haryani. Dan memberdayakan itu harus dilandasi dengan “a feeling of belonging.”

Kader yang akan bertestimoni dalam photovoice dan warga yang akan bertestimoni dalam circle conversation

Usai overview CEI dari Dr. Haryani, presentasi dilanjutkan oleh Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Damar Waskito, S.Kom., M.Si dengan materi “Door Knocking and Photovoice Activities.” Dalam presentasinya, Damar menjelaskan tujuan dari door knocking dan coffee meeting dalam sebuah penelitian.

Di tengah-tengahnya juga dipaparkan mengenani photovoice yang telah dijalankan di beberapa desa yang menjadi enumeration area dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC, dan kemudian mempersilakan kepada penulis storytelling terbaik yang dihadirkan dalam ICM untuk menceritakan tulisannya yang telah dibuatnya dengan bertutur lewat foto.

Storyteller pertama adalah Yeni Mariana, seorang kader Krebet Senggrong, menampilkan kisah dari hasil mengikuti photovoice dengan judul “ Bakar sampah rame-rame atau bakar sakit rame-rame?” dan kemudian dilanjutkan dengan storyteller kedua berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Sandi Cahyadi dengan judul “Pengelolaan Sampah yang Baik Supaya Tidak Terjadi Polusi dan PTM (Penyakit Tidak Menular)”.

Overview CEI

Mereka berdua menuturkisahkan di hadapan peserta IOC dengan percaya diri, dan mendapat aplaus yang meriah dari para peserta yang hadir.

Usai paparan Damar, acara disambung dengan pemaparan dari staf peneliti dan advokasi Percik Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. dengan judul “CC Progress September 2024”. Pada kesempatan itu, Christina memperkenalkan terlebih dahulu warga dari dua desa (Pagak dan Tlogorejo) dan mereka dipersilakan bertestimoni setelah mengikuti circle conversation (CC) beberapa waktu yang lalu.

Lukman Hadi, seorang pemulung sampah, dengan percaya diri bertestimoni tentang pengelolaan sampah di Desa Tlogorejo. Kemudian Nuriyah, petani tebu asal Desa Pagak juga bertutur tentang kebiasan menangani sampah di Desa Pagak.

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang

Keduanya dengan bahasa khas mereka berani bertutur cerita mengenai pengelolaan sampah yang ada di daerahnya masing-masing, dan ini mendapatkan apresiasi dari Tim Peneliti NIHR baik dari lingkungan UB maupun luar negeri yang hadir dalam ICM.

Apa yang dipresentasikan oleh Tim CEI ini memang benar-benar mampu menampilkan “roh” dari CEI secara nyata, yakni suara-suara kecil yang termarjirnalkan hingga nyaris tak terdengar, tiba-tiba mendapatkan aplaus dan apresiasi dari peserta ICM.

Selesai CEI, acara berikutnya adalah istirahat, makan siang, dan sholat (ishoma) dan sebelum kader maupun warga yang dihadirkan tersebut meninggalkan tempat, MC memintanya untuk foto bersama dengan Tim Penelitian NIHR.

Overview Digital Health

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Tim Peneliti NIHR Theme 5: Digital Health Development, Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam presentasinya, Sabriansyah melakukan overview digital health yang telah dijalankan selama ini.

Begitu selesai, acara langsung disambung dengan pemaparan materi “Building A Cleaner & Healthier Indonesia” dari Nathan Roestandy, co-founder and CEO NAFAS. NAFAS adalah perusahaan kesehatan dan kebugaran kualitas udara, yang mengembangkan teknologi untuk membantu warga kota menghirup udara yang lebih sehat.

Pada paparan Nathan, ini muncul 8 pertanyaan yang ingin mengetahui lebih banyak kiprah NAFAS di Indonesia. Pertanyaan datang dari Sujarwoto, Nushrat Khan, Laura Downey, Asri Maharani, Maroof, dan Ahsan Syahrir.

Overview RCS

Usai presentasi NAFAS, acara berikutnya adalah pemaparan materi “Research Capacity Strengthening” dari Tim Penelitian NIHR Theme 4: RCS yang dikoordinatori oleh Dr. Holipah. Pada kesempatan itu, Dr. Holipah menjelaskan progress report dari RCS.

Selesai dari presentasi Dr. Holipah, Prof. Chris Millet dari Imperial College London (ICL) meminta penerima beasiswa NIHR memperkenalkan diri dan bertestimoni serta kemudian mereka diminta mempresentasikan progessnya.

Pukul 16.45 WIB Dr. Nushrat Khan memberikan agenda untuk esok harinya di hari ketiga menyangkut ToC for complete intentions, dan acara hari kedua ICM ini selesai pada pukul 16.49 WIB. *** [031024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 01 Oktober 2024

Indonesia in-Country Meeting: Overview of the NIHR Project and Theme 1 and 2 Key Findings

NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Envionmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) menyelenggarakan pertemuan Tim Peneliti NIHR dalam Indonesia in-Country Meeting (ICM) yang diadakan di Kota Malang dari 30 September hingga 5 Oktober 2024.

Hari pertama, Senin (30/09), ICM diadakan di Auditorium Lantai 6 Gedung A Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang beralamatkan di Jalan Veteran, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Sesuai surat undangan bernomor 0005/UND/NIHR/09/2024, agenda ICM hari pertama (day 1 – Monday Sep 30) adalah opening ICM, overview of the NIHR project, theme 1: key findings, theme 2: key findings, overview of the intervention development process (co-creation + evaluation) and discussions.

Peserta Indonesia in-Country Meeting berpose

Acara ICM dimulai pada pukul 10.19 WIB. Master of Ceremony (MC) Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP mengawali ucapan selamat datang kepada peserta ICM, dan terus membacakan susunan acara (rundown) yang akan dilakukan hari ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan pembukaan dalam ICM. Sambutan pertama dilakukan oleh Wakil Dekan 2 Dr. Husnul Khotimah, S.Si., M.Kes mewakili Dekan FKUB yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Dr. Husnul menjelaskan “Advancing Research for Health and Sustainability in Malang and Gresik Regencies”, yang di dalamnya menegaskan pentingnya The Power of Collaboration yang meliputi sharing knowledge, resource mobilization, dan community engagement.

Di akhir sambutannya, Dr. Husnul mengatakan bahwa poin utamanya adalah dengan menggunakan pendekatan berbasis penelitian, kita dapat mengatasi tantangan yang paling mendesak dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua penduduk untuk berkembang.

Wakil Dekan 2 FKUB berikan sambutan dihadapan peserta Indonesia in-Country Meeting

Usai Dr. Husnul, Principal Investigator dan NIHR Centre Head Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP memberikan sambutan berikutnya, dengan mengangkat topik “Strengthening Primary Health Care, Addressing Air Pollution, Waste Management, and Plastic Combustion in Malang and Gresik Regencies for a Sustainable Future.”

Pada kesempatan itu, Prof. Andarini menjelaskan sejumlah item: health is fundamentally interconnected with our environment; the challenges we face; the impact of air pollution; plastic combustion: a solent threat; and comprehensive strategies.

Diakui oleh Prof. Andarini, semua itu memerlukan komitmen dan bekerja secara kolaboratif serta menerapkan pendekatan holistik.

Kemudian sambutan berikutnya datang dari Prof. Christopher Millet, Profesor Kesehatan Masyarakat  Imperial College London (ICL). Ia mengucapkan selamat datang kepada peserta dan merasa senang sekali bisa datang ke FKUB untuk menghadiri ICM yang diselenggarakan oleh NIHR-GHRC NCDs & EC FKUB.

Presentasi key findings Theme 1

Selesai Prof. Chris Millet, acara disambung dengan sambutan dari NIHR Research Manager Sujarwoto, S.IP., M.Si., MPA, Ph.D. Dalam sambutannya, Sujarwoto memperkenalkan satu per satu personil yang ada dalam Tim Peneliti NIHR, dan setelahnya ia memaparkan NIHR-GHRC Indonesia. Semua progres aktivitas dalam 5 theme yang ada dalam Tim Peneliti NIHR itu dipaparkan oleh Sujarwoto, ditambah pula dengan informasi submitted proposal and new research grant.

Usai sambutan-sambutan dalam opening ICM, acara memasuki pemaparan materi Theme 1 dan 2. Pemaparan materi pertama dari Theme 1: Primary healthcare strengthening. Theme 1 merupakan salah satu dari 5 theme yang ada di Tim Penelitian NIHR. Theme 1 dikomandoi dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D .

Dalam mempresentasikan key findings dari Theme 1 itu, Asri, Ph.D mengajak dua anggota timnya dr. Harun Al Rasyid,MPH dan dr. Devita Rahmani Ratri, MPH. Penyajiannya diawali oleh Asri, Ph.D kemudian terus dr. Harun dan dr. Devita secara bergantian.

Materi Theme 1 meliputi: study design: formative phase yang terdiri dari systematic review, policy analysis, healthcare system assessment, SMARThealth app adaptation, dan pilot study.

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak paparan Theme 1

Materi-materi tersebut, jelas Asri, systematic review untuk memahami struktur, fungsi, dan kapasitas sistem layanan kesehatan primer yang ada di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC) dalam mengatasi PTM yang terkait dengan polusi udara.

Policy analysis untuk menguji ketahanan kebijakan nasional dan tingkat negara bagian di Indonesia dalam melindungi kesehatan penduduk dari polusi udara.

Healthcare system assessment untuk menilai berbagai aspek yang memengaruhi pemberian perawatan PTM di lingkungan perawatan primer, seperti alokasi sumber daya, infrastruktur, tenaga kerja, pembiayaan, asuransi, kebijakan, rantai pasokan obat-obatan, pengadaan peralatan, dan jalur klinis serta integrasi pertimbangan perubahan iklim dalam sistem.

SMARThealth app adaptation untuk mengadaptasi dan merancang aplikasi SMARTHealth untuk penyakit kardiovaskular dan PPOK di wilayah yang terkena dampak polusi udara.

Presentasi key findings Theme 2

Pilot study untuk menilai kelayakan, kegunaan, dan efektivitas awal intervensi sebelum uji coba berskala lebih besar. Ini akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dan menyempurnakan desain, memastikan bahwa intervensi penuh dioptimalkan baik dari segi implementasi maupun hasil.

Dari paparan materi Theme 1 ini, disimpulkan mengenai temuan (sementara) tentang PTM di Kabupaten Malang dan Gresik menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi komprehensif untuk mengatasi meningkatnya angka PTM; upaya harus difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan akses layanan kesehatan, dan integrasi program modifikasi gaya hidup; dan inisiatif kolaboratif yang melibatkan pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan organisasi masyarakat akan sangat penting dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit tidak menular di wilayah tersebut.

Dalam sesi diskusi Theme 1, ada beberapa pertanyaan dari Tim Peneliti NIHR luar negeri, seperti Dr. Devarsetty Praveen (Global Strategic Priority Lead – Better Care & Director Primary Health Care, The George Institute for Global Health India); Dr. Nushrat Khan (Research Fellow, ICL); Prof. Chris Millet (Professor of Public Health, ICL); and Maroof Khan (The George Institute for Global Health India).

Presntasi Nushrat Khan 

Pukul 12.40 WIB, istirahat untuk makan siang dan melakukan salat bagi yang muslim. Mereka menikmati makan siang di lobby depan auditorium FKUB. Aneka menu dihidangkan seperti lodeh tewel, terik tahu tempe, ayam balado, urap, dan trancam. Menu makanan tersebut diimbangi dengan menu buah-buahan yang beragam, seperti semangka, nanas, jeruk, anggur, apel, dan lain-lain.

Pukul 13.40 WIB peserta ICM memasuki auditorium lagi untuk melanjutkan acara berikutnya, yakni pemaparan dari Theme 2: Air Pollution and Plastic Combustion. Theme 2 yang digawangi oleh Koordinatornya yang sekaligus juga NIHR Research Manager, Sujarwoto.

Pada kesempatan itu, Theme 2 menampilkan Key findings from evidence identification and situational analysis.

Ada 2 pertanyaan utama dalam Theme 2 (Identifying and implementing solutions to reduce the impact of plastic burning on NCDs in Indonesia), yaitu 1). Apa saja sumber utama pembakaran plastik dan polutan terkait PTM yang dipancarkan oleh industri dan pengangkutan plastik tingkat masyarakat di enam desa studi di Malang, Jawa Timur?, dan 2). Komponen solusi/intervensi umum apa yang dapat diproduksi bersama masyarakat untuk secara efektif mengurangi polutan pembakaran plastik terkait PTM di wilayah studi?

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak presentasi Nushrat Khan

Konteks dan implementasi kerangka kerja intervensi yang kompleks itu mencakup geografis (lingkungan fisik yang lebih luas); epidemiologis (distribusi beban penyakit); sosio-budaya (konstruk seperti pengetahuan, kepercayaan); etika (refleksi moralitas, yang mencakup norma, aturan, standar perilaku, dan prinsip yang memandu keputusan dan perilaku individu dan lembaga); hukum (aturan dan regulasi yang telah ditetapkan untuk melindungi hak dan kepentingan masyarakat suatu populasi); dan politik (distribusi kekuasaan, aset, dan kepentingan; organisasi dan kepentingan mereka; sistem perawatan kesehatan dan aksesibilitas).

Pada key findings Theme 2 ini juga terjadi diskusi seperti pada theme 1. Sejumlah peneliti dari beberapa negara mengajukan pertanyaan terkait temuan yang dipaparkan oleh anggota Tim Penelitian NIHR Theme 2.

Selesai pemaparan key findings Theme 2, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Nushrat Khan dengan judul “Overview of Multisectoral Intervention Co-Creation". Menurut Nushrat, co-creation merupakan kombinasi dari co-design dan co-production. Pada kesempatan itu, Nushrat mengajak diskusi perihal: apa saja yang termasuk dalam cakupan proyek dan jadwal kita saat ini?; Apakah kita menggunakan metodologi yang berbeda saat mengembangkan berbagai komponen intervensi multisektoral?; apa cara terbaik untuk bekerja sama dengan mitra tingkat industri dalam mengembangkan kesadaran dan memengaruhi regulasi?; dan membahas cara memastikan strategi implementasi dan ukuran hasil yang efektif.

ICM hari pertama ini selesai pada pukul 16.24 WIB, dan diakhiri dengan melakukan foto bersama di antara perserta ICM. *** [010124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog