Tampilkan postingan dengan label Desa Gampingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desa Gampingan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Mei 2024

Pagi FGD Photovoice Tahap 2 Di Krebet Senggrong, Siangnya Di Sumberejo

Setelah selesai FGD Photovoice Tahap 2 di Ruang Kerja Kepala Desa Krebet Senggrong, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) bersama fasilitator NIHR bergerak menuju ke Kecamatan Pagak, pada Rabu (08/05).

Karena siangnya juga ada pelaksanaan FGD Photovoice Tahap 2 di Balai Desa Sumberejo yang berada di Jalan Lapangan Rajawali Dusun Bandarangin RT 17 RW 05 Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Jarak Balai Desa Sumberejo dari Balai Desa Krebet Senggrong adalah sejauh 30 kilometer.

Peserta FGD Photovoice Tahap 2 dari Desa Gampingan dan Sumberejo mengajak berpose dengan YPS

Dalam perjalanannya, Tim Penelitian NIHR dari YPS dan fasilitator NIHR sempat berhenti sebentar di Warung Pojok Desa Gampingan untuk sekadar membekali perut agar bugar dalam melaksanakan FGD Photovoice Tahap 2 di Balai Desa Sumberejo nantinya.

Tiba di Balai Desa Sumberejo sekitar pukul 13.03 WIB. Di situ sudah terlihat hadir 3 kader dari Desa Gampingan, yakni Nurul Mila, Ninik Farida dan Yayuk Wijayanti. Sementara, 2 kader lainnya – Siti Aminah dan Dianawati - tidak bisa hadir. Siti Aminah ada keperluan berkenaan dengan sekolahnya, sedangkan Dianawati sedang dalam pemulihan tipesnya.

Begitu memasuki Ruang Pertemuan Balai Desa Sumberejo, ternyata Sekretaris Desa (Sekdes) Lutfi Asy’ari telah memfasilitasi dengan LCD Epson beserta layarnya dan microphone serta kursinya telah diset sedemikian rupa untuk pelaksanaan FGD Photovoice Tahap 2 ini.

Sambutan dari Kepala Desa Sumberejo

Sambil menunggu kader dari Desa Sumberejo – Nurwahyuni, Umy Umamah, Wiwik Ermawati, Qudsiyah, Anis Ardiana - ada yang masih mengikuti pertemuan ranting Muslimat, Tim Penelitian NIHR dari YPS dan fasilitator NIHR menyiapkan perlengkapan untuk mengadakan FGD Photovoice, seperti file gambar/foto, daftar hadir, buku notulensi, dan recorder.

FGD Photovoice Tahap 2 yang diikuti kader dari Desa Gampingan dan Sumberejo ini dimulai pada pukul 13.30 WIB. Acara diawali terlebih dahulu dengan sambutan dari Kepala Desa Sumberejo H. Amsori. Kemudian disambung dengan sambutan dari Wakil Direktur YPS Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si.

Begitu selesai sambutan-sambutan, langsung dilanjutkan dengan FGD Photovoice Tahap 2 yang dipandu oleh Christina Arief T. Mumpuni dari YPS dengan notulis dari fasilitator NIHR. Sama dengan pelaksanaan FGD Photovoice Tahap 2 pagi tadi di Balai Desa Krebet Senggrong, Christina akan menampilkan gambar/foto yang telah dikirimkan kepadanya untuk diceriterakan mengenai lokasinya, mengapa mengambil gamar/foto tersebut, dan alasan menarik apa yang menyebabkan peserta FGD Photovoice memotret hal tersebut.

Sambutan dari Wakil Direktur YPS

Setiap peserta wajib mempresentasikan gambar/foto melalui bahasa sehari-hari dalam ceriteranya. Ceritanya ini kemudian didiskusikan dengan peserta lainnya. Ini yang menyebabkan diskusi berkelompok menjadi interaktif.

Tim Penelitian NIHR dari YPS terkadang memantiknya jika peserta mengalami kebingungan atau pun merasa sulit untuk berceritera. Sehingga, suasana diskusi kelompok menjadi tidak sepi dan pasif tetapi menjadi lebih gayeng.

Dari diskusi kelompok yang di antara peserta, Tim Penelitian NIHR YPS dan fasilitator NIHR bisa menangkap perspektif dari sudut pandang mereka terhadap fenomena-fenomena keseharian mereka dalam topik yang terkait mengenai pengelolaan sampah plastik, polusi udara, dan penyakit tidak menular (PTM), seperti di antaranya bahwa limbah plastik dari PT Ekamas Fortuna sebenarnya memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat Desa Gampingan dan Desa Sumberejo.

Suasana FGD Photovoice Tahap 2 di Balai Desa Sumberejo

Karena setelah melalui pemilahan oleh anggota rumah tangga yang ada di kedua desa tersebut bisa menghasilkan rupiah bagi orang tua yang berada di rumah. Mereka umumnya memilah kardus dengan plastik. Ceceran kardusnya kembali dijual ke PT Ekamas Fortuna untuk menjadi bahan daur ulang produksinya, sedangkan plastiknya umumnya dikasihkan secara gratis, agar supaya halaman rumah tangga pemilah tersebut bisa mendatangkan sampah dari PT Ekamas Fortuna lagi untuk diambil ceceran kardusnya.

YPS bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang dengan dukungan National Institute for Health and Care Research (NIHR) sedang melakukan penelitian partisipatif untuk mengidentifikasi kumpulan solusi alternatif pengatasan dampak pembakaran sampah plastik terhadap kesehatan masyarakat.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program SMARThealth yang ingin diperluas dengan melihat dampak polusi udara terhadap PTM, seperti paru-paru dan penyakit jantung. Di bawah koordinasi UB, YPS berperan untuk mengembangkan penguatan jaringan di masyarakat, atau yang dikenal dengan istilah CEI (Community engagement and involvement) agar penelitian ini secara partisipatif masyarakat terlihat di dalam berbagai tahapannya. 

Peserta dari 2 desa berdiskusi kelompok dengan menampilkan gambar/foto hasil jempretannya dulu, dan kemudian ada yang mengomentarinya

Berbagai pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam mengelola sampah plastik terkait dengan kesehatan di mana selama ini masyarakat hidup di sekitar lokasi pembakaran sampah plastik menjadi penting untuk upaya mengembangkan kebijakan pengelolaan lingkungan dan kesehatan.

FGD Photovoice Tahap 2 di Balai Desa Sumberejo ini selesai pada pukul 15.36 WIB. Selesai itu, kemudian Christina Arief T. Mumpuni diajak berpose oleh peserta di depan pintu utama masuk ke Balai Desa Sumberejo, dan setelahnya, Tim Penelitian NIHR YPS dan fasilitator NIHR berpamitan dengan seluruh peserta maupun dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa Sumberejo. *** [090524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 01 Mei 2024

FGD Photovoice di Pustu Gampingan

Suasana FGD Photovoice di Pustu Gampingan, Kecamatan Pagak

Usai melakukan Focus Group Discussion (FGD) Photovoice di Balai Desa Bakalan pagi hari (Selasa, 30/04), siang harinya Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) bersama fasilitator NIHR langsung menuju ke Pustu Gampingan.

Di Pustu Gampingan, Christina dan fasilitator NIHR juga menyelenggarakan FGD Photovoice. FGD ini diikuti oleh lima orang partisipan dari kader, seperti kader PKK, Posbindu PTM, dan Muslimat. Selain itu, tampak hadir pula perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md.Kep yang menyaksikan jalannya FGD Photovoice ini.

YPS (Yayasan Percik Salatiga) bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang, melakukan penelitian partisipatif untuk mengidentifikasi kumpulan solusi alternatif pengatasan dampak pembakaran sampah plastik terhadap kesehatan masyarakat. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari SMARThealth yang ingin diperluas dengan melihat dampak polusi udara terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti jantung dan paru-paru.

Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur ini, dilaksanakan oleh beberapa tim (termasuk YPS) di bawah koordinasi UB dengan beberapa metode, seperti antara lain survey dan studi kualitatif. 

YPS berperan untuk mengembangkan penguatan jaringan di masyarakat (CEI/Community engagement and involvement) agar penelitian ini secara partisipatif masyarakat terlibat di dalam berbagai tahapannya. Berbagai pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam mengelola sampah plastik terkait dengan kesehatan di mana selama ini masyarakat di sekitar lokasi pembakaran sampah plastik menjadi penting untuk mengembangkan kebijakan pengelolaan lingkungan dan kesehatan.

FGD ini dimulai pada pukul 12.54 WIB. Mula-mula, Christina memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada partisipan. Kemudian ia pun menjelaskan latar belakang FGD Photovoice mengenai pengelolaan sampah plastik dan kesehatan masyarakat di Kabupaten Malang.

Setelah itu, Christina menerangkan apa itu photovoice. Melalui photovoice, partisipan mengidentifikasi, mendokumentasikan, serta menampilkan kekuatan dan kekhawatiran komunitas dari perspektif anggota komunitas sendiri melalui penggunaan teknologi fotografi/mengambil foto.

Photovoice menggunakan metode penelitian partisipatif dan mendorong peserta untuk mengarahkan proses penelitian. Melalui produk foto diharapkan mewakili dan menceriterakan pengalaman sehari-hari masyarakat. Komponen utama dari photovoice adalah berbagi foto untuk memulai dialog bersama secara kritis (ada proses berbicara dan mendengarkan) yang diharapkan mampu membawa perubahan sosial di lingkungan. Photovoice memprioritaskan interpretasi foto, bukan sekadar mengambil gambar saja. Penekanan dalam photovoice adalah pada isi foto dan makna yang diilustrasikan oleh fotografer, bukan kualitas foto yang diambil.

Manfaat dari photovoice adalah dapat (1) memberikan rekomendasi kepada instansi pemerintah terkait polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan; (2) melakukan perubahan internal di dalam komunitas yang bermanfaat bagi masyarakat; (3) mendorong penyelenggaraan acara di tingkat lokal secara bersama; dan (4) meningkatkan kesadaran tentang dampak polusi udara dari pembakaran sampah terutama sampah plastik dan mengupayakan solusi bersama berdasarkan pengalaman hidup di masyarakat.

Sehabis itu, Christina menguraikan tahapan-tahapan dalam photovoice. Tahap pertama adalah pengenalan topik dan teknik photovoice; tahap kedua pengambilan gambar; tahap ketiga sharing foto dan cerita; tahap keempat diseminasi; dan tahap kelima adalah refleksi.

Pada pertemuan pertama FGD Photovoice di Pustu Gampingan ini adalah pengenalan topik dam teknik photovoice. Setelah peserta (partisipan) FGD Photovoice Desa Gampingan mendengarkan pengenalan topik dan teknik photovoice dari Christina, kemudian dipersilakan untuk membaca informed consent dan bila bersedia dengan suka rela, mereka lanjut menandatanganinya sebagai bukti kesediaan mereka mengikuti photovoice ini.

Lalu, selepas itu, Christina berusaha memantik diskusi kelompok di antara partisipan untuk mengemukan pandangan dan pengalaman mereka dalam pengelolaan sampah plastik dan kesehatan masyarakat.

Setelah dipantik, Christina pun mendengarkan diskusi mereka. Proses FGD Photovoice ini juga dinotulensi oleh fasilitator NIHR, didokumentasikan dalam foto, dan direkam dengan tape recoreder digital sebagai bukti bahwa YPS telah melakukan FGD Photovoice di Desa Gampingan yang bertempat di Pustu Gampingan.

FGD Photovoice di Pustu Gampingan ini selesai pada pukul 13.46 WIB, dan akan bertemu lagi dalam pertemuan tahap berikutnya seminggu yang akan datang setelah partisipan mengirimkan lima foto per peserta untuk kemudian sharing dan bercerita. *** [010524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 28 April 2024

Jadwal Terbaik adalah Jadwal yang Beradaptasi dengan Perubahan

The best schedule is one that is adapting to change.” Ujaran (quote) Tamerlan Kuzgov, seorang penulis The Mixed Martial Art Combines Ineffective Techniques (2021) asal Rusia ini terlihat sederhana, “Jadwal terbaik adalah jadwal yang beradaptasi dengan perubahan.”

Namun dibalik kesederhanaannya, ujaran tersebut memiliki implementasi yang kompleks. Kompleks adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian, khususnya yang memiliki bagian yang saling berhubungan dan saling tergantung.

Berdiskusi dengan perawat Desa Bakalan di Puskesmas Bululawang

Fasilitator dan salah seorang Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, asal Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K – pun menyadari implisit ujaran Kuzgov tersebut.

Di tengah padatnya jadwal turun lapangan dari Tim Penelitian NIHR yang terdiri dari beberapa institusi (2 dari Fakultas di Universitas Brawijaya (Kedokteran dan Pertanian) dan juga ada 2 civil society yang salah satunya adalah YPS), fasilitator dan YPS berusaha mematangkan jadwal dalam rangka menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) Photovoice terkait persampahan dan polusi udara.

Menurut Dawson, Manderson & Tallo dalam A Manual for the Use of Focus Groups (Boston: INFDC, 1993), salah satu perencanaan penyelenggaraan operasional untuk FGD adalah merencanakan waktu dan tempat penyelenggaraannya serta mengatur tempat yang memungkinkan terjadinya interaksi yang santai, aman dan nyaman.

Berdiskusi dengan perawat Desa Krebetsenggrong di Puskesmas Bululawang

Ini merupakan hal krusial dan tidak gampang. Mengingat hal ini diikuti oleh beberapa orang dengan berbagai karakteristiknya, dan sekaligus bersinggungan dengan pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, fasilitator dan anggota Tim Penelitian NIHR YPS berusaha berkomunikasi dengan perawat desa masing-masing yang nota bene termasuk individu yang mengenal karakteristik partisipan dan sekaligus geografisnya.

Dua hari fasilitator NIHR melakukan in-depth interview bersama Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) di Puskesmas Bululawang, mengajak anggota Tim Penelitian NIHR YPS agar segera terhubung dengan perawat Desa Bakalan dan Krebetsenggrong.

Hari pertama in-depth interview di Puskesmas Bululawang pada Kamis (25/04), anggota Tim Penelitian NIHR YPS bisa berkomunikasi dengan perawat Desa Bakalan Dian Pramono, A.Md.Kep saat mengantar kader kesehatan Desa Bakalan yang mengikuti in-depth interview di Puskesmas Bululawang.

Berdiskusi dengan perawat Desa Gampingan di Pustu Gampingan

Hari kedua in-depth interview Tim Penelitian NIHR FKUB di Puskesmas Bululawang pada Jumat (26/04), anggota Tim Penelitian NIHR YPS bersua dengan perawat Desa Krebetsenggrong Citra Sulistyo Wardini, A.Md.Kep yang kebetulan mengikuti in-depth interview di Puskesmas Bululawang.

Lalu, pada hari Sabtu (27/04), fasilitator NIHR mengajak anggota Tim Penelitian NIHR YPS untuk bertemu dengan perawat Desa Gampingan dan Sumberejo. Kedua desa tersebut berada di wilayah administratif Kecamatan Pagak dan sekaligus masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Pagak.

Pukul 08.25 WIB, fasilitator dan anggota Tim Penelitian NIHR YPS berjumpa dengan perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md.Kep di Pustu Gampingan yang beralamatkan di Jalan Raya Gampingan Dusun Krajan RT 04 RW 01 Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Berdiskusi dengan perawat Desa Sumberejo di Puskesmas Pagak

Di Pustu Gampingan, kita mediskusikan penyelenggaran FGD Photovoice di Desa Gampingan di tengah jadwal pengumpulan data yang padat merayap dari FKUB. Begitu pula, ketika bersua dengan perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep. Ners di Puskesmas Pagak pada pukul 09.03 WIB, juga membahas seperti apa yang dilakukan bersama perawat Desa Gampingan.

Dari empat pertemuan dengan keempat perawat desa tersebut, akhirnya bisa mengagendakan pelaksanaan FGD Photovoice terkait persampahan dan polusi udara setelah melalui diskusi yang intens. Pernah mengalami sejumlah perubahan, entah itu waktunya, entah itu harinya. Namun akhirnya terjadi titik temu dalam jadwal secara sambung-menyambung. Paginya di desa ini, siang/sorenya di desa lainnya.

Setelah disepakati, masalah tidak berhenti di situ saja. Fasilitator segera menghubungi admin penelitian NIHR Hilda Irawati untuk membantu menyiapkan surat pinjam pakai salah satu ruangan di balai desa tempat diselenggarakannya FGD Photovoice kepada Pemerintah Desa setempat, dan sekaligus mengundang kader yang telah terpilih dari desanya masing-masing, mengingat kader sesungguhnya adalah milik desa. *** [280424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 02 April 2024

Profil Pustu Gampingan

Alamat

Jl. Raya Gampingan Dusun Krajan RT 04 RW 01

Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang


Pustu Gampingan

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas Pagak didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu jaringan pelayanan Puskesmas yang ada di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Pagak adalah Puskesmas Pembantu (Pustu) Gampingan.

Pustu Gampingan memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas Pagak. Keberadaan Pustu Gampingan yang berada di pinggir jalan utama tersebut memegang peran yang penting mengingat kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Pagak yang terbelah oleh Gunung Geger yang menjadi kawasan Perhutani antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.

Perlu diketahui, bahwa di dalam wilayah administratif Kecamatan Pagak terdapat dua Puskesmas, yaitu Puskesmas Pagak dan Puskesmas Sumbermanjing Kulon (Sumakul). Setiap Puskesmas membawahi 4 desa.

Peta Desa Gampingan

Wilayah kerja Puskesmas Pagak meliputi Desa Gampingan, Desa Sumberejo, Desa Tlogrejo, dan Desa Pagak. Desa Gampingan dan Sumberejo berada di sebelah utara Gunung Geger, dan Desa Sumberejo berada di sebelah utara, timur hingga selatan Gunung Geger. Sedangkan, Desa Tlogorejo berada di barat laut hingga barat daya Gunung Geger, dan Desa Pagak berada di selatan Gunung Geger.

Desa Gampingan dan sebagian dusun yang ada di Desa Sumberejo seperti Dusun Bekur umumnya (sebagian) lebih dekat ke layanan kesehatan Pustu Gampingan ketimbang Puskesmas Pagak.


STRUKTUR ORGANISASI PUSTU

Penanggungjawab Pustu : Ida Hariani, A.Md.Keb

Bidan Pelaksana         : Ida Hariani, A.Md.Keb

Perawat Pelaksana         : Tyas Pratiwi, A.Md.Kep

Selain itu juga terdapat seorang kader Posyandu Balita Dianawati yang diperbantukan di Pustu Gampingan sebagai tenaga administrasi.


VISI dan MISI

Visi

“Terwujudnya Kabupaten Malang Yang Bersatu Berdaulat, Mandiri, Sejahtera, Dan Berkepribadian Dengan Semangat Gotong-Royong Berdasarkan Pancasila Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Binneka Tunggal Ika.”

Misi

“Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Membangun Sumber Daya Unggul.”


STRATEGI

Melakukan percepatan pembangunan sesuai dengan misi di bidang kesehatan dengan strategi:

A. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang prima dan bermutu

B. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam pembangunan kesehatan

C. Meningkatkan loyalitas, dedikasi, dan profesionalisme SDM Pustu


KONDISI GEOGRAFIS

Pustu Gampingan yang lokasinya bersebelahan dengan SMK Putra Bangsa Pagak ini dulunya berada di lokasi yang sekarang menjadi Pasar Pagak.

Jarak Pustu ke Balai Desa                         : 700 m

Jarak Pustu ke Puskesmas Pagak                 : 9 km

Jarak Pustu ke PT Ekamas Fortuna         : 1,7 km

Jarak Pustu ke Bendungan Sengguruh         : 1,6 km

Jarak Pustu ke Dinkes Kabupaten Malang : 7,1 km


JUMLAH KADER KESEHATAN

Jumlah kader kesehatan yang ada di Desa Gampingan (tersebar dalam 3 dusun, yakni Krajan, Dempok, dan Bumirejo), dan berkolaborasi dengan Pustu Gampingan adalah 64 orang, dengan rincian: 40 (kader Posyandu Balita); 5 (kader Posbindu), 14 (kader Posyandu Lansia), dan 5 (kader Desa Siaga Aktif).


PROGRAM PUSTU

Promkes KIA/KB

Posyandu di Pos-Pos

Homecare


LAYANAN DI PUSTU

Rawat jalan

Persalinan

Pengobatan umum


Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog