International Science Partnerships Fund (ISPF) dari British Council dan National Institute for Health Research (NIHR) Universitas Brawijaya (UB) menggelar rapat koordinasi (rakor) guna memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan data yang dikumpulkan dari lapangan untuk analisa.
Rakor ISPF-NIHR ini diadakan di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pada Selasa (18/02) siang hingga sore hari. Rakor ini bersifat hybrid meeting, yakni gabungan dari partisipasi secara langsung dan virtual, online, atau cloud.
Rakor ini dihadiri 9 orang secara langsung yang terdiri dari 4 orang dari ISPF yang terdiri dari Prof. Delvac Oceandy (University of Manchester), dr. Bayu Lestari, M.Biomed., Ph.D., Dr. apt. Valentina Yurina, S.Si., M.Si., apt. Oktavia Rahayu A., S.Farm., M.Farm., dan seorang mahasiswi Farmasi FKUB Safina Annasah Ramadhania.
Sedangkan, dari NIHR dihadiri oleh dr. Holipah, Ph.D., dr. Aulia Rahni Pawestri, Ph.D., dr. Happy Kurnia Permatasari, Ph.D., dan saya yang diperbantukan juga dalam pengumpulan data ISPF di lapangan.
![]() |
Suasana rakor ISPF-NIHR di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 FKUB |
Diskusi dalam rakor ini menitikberatkan pada optimalisasi penggunaan data untuk mendukung penelitian yang lebih akurat dan berdampak luas, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap standard ilmiah dan etika penelitian. Kebetulan ISPF dan NIHR memiliki kemiripan kajian dalam hal penyakit tidak menular (PTM).
Selain itu, rapat ini juga membahas perencanaan agenda lapangan berikutnya, termasuk strategi pengumpulan data tambahan dan koordinasi tim di lapangan. Dengan pendekatan yang terstruktur, ISPF dan NIHR berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas penelitian serta memperkuat kolaborasi dalam menghasilkan temuan ilmiah yang berkontribusi bagi masyarakat global.
![]() |
Presentasi temuan sementara dari data yang dikumpulkan oleh 5 enumerator |
Hasil temuan sementara ini dpresentasikan oleh Safina dengan judul “Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi: Analisis Cost-Utility Analysis (CUA) dan Cost-Effectiveness Analysis (CEA) pada pasien hipertensi di Kepanjen, Karangduren, Sepanjang, dan Sidorahayu, Kabupaten Malang, untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi berbagai pilihan terapi.”
Dalam kesempatan itu, Safina menjelaskan metode CUA dan CEA sebagai pengukuran Cost-Utility Analysis dan Cost-Effectiveness Analysis; Cost-Effectiveness Analysis sebagai perhitungan Direct Medical Cost, Non-Direct Medical Cost, dan Indirect Cost; Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER); ICER Kelurahan Kepanjen; Quality-Adjusted Life Years (QALY); Status Kesehatan; Utility Score; dan Incremental Cost-Utility Ratio (ICUR).
Rakor kolaboratif yang dimulai pada pukul 14.14 WIB hingga 15.25 WIB ini diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang berdampak luas, sekaligus memperkuat standard etika dan transparansi dalam kerja sama ilmiah internasional. *** [200225]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo