Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Singosari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Singosari. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Januari 2023

Dari Kantor Kelurahan, Giat Perdana Posbindu SMARThealth Dimulai di Pagentan

Pemandangan Kantor Kelurahan Pagentan sedikit berbeda dengan hari biasa pada umumnya. Parkir sepeda motor tampak penuh, dan mobil seorang dokter Puskesmas Singosari turut menghiasi halaman tersebut.

Di lantai 2 Kantor Kelurahan Pagentan yang berada di Jalan Sidodadi No. 20 RT 01 RW 08 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur itu, terlihat banyak orang usia produktif memadati ruang pertemuan. Mereka cukup antusias!

Hari ini, Rabu (25/01/2023), tenaga kesehatan dan kader SMARThealth Kelurahan Pagentan mengadakan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) dalam giat Posbindu SMARThealth.

Kader SMARThealth berpose bersama tenaga kesehatan dan mahasiswi Poltekkes Malang

Giat Perdana Posbindu SMARThealth di Kelurahan Pagentan ini tergolong gercep (gerak cepat) juga. Belum ada sebulan, perawat menerima SMARThealth Kit. Mereka langsung semangat menyelenggarakan giat Posbindu SMARThealth, dan diawali dari Kantor Kelurahan Pagentan dulu.

Kantor Kelurahan Pagentan yang berada di timur laut Pasar Singosari dan berjarak sekitar 270 m itu berada di lingkungan yang cukup padat. Jarak dari rumah yang satu ke rumah yang lain hampir tak ada jarak tanah yang kosong.

Acara giat Posbindu SMARThealth dimulai pada pukul 08.00 WIB. Begitu warga naik tangga menuju ruang pertemuan yang berada di lantai 2, mereka akan disambut oleh Ketua RW 08 Suriya Ninawulan di depan pintu masuk.

Suasana giat Posbindu SMARThealth di Ruang Pertemuan Lantai 2 Kantor Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari

Di meja registrasi itu, Ketua RW 08 Suriya melakukan pendaftaran bagi warganya yang akan ikut dalam deteksi dini faktor risiko PTM. Mereka akan diminta untuk memperlihatkan KTP guna disalin dalam Form Skrining Posbindu PTM.

Dari meja pendaftaran, warga dipersilakan memasuki ruang pertemuan. Di ruangan itu, mereka akan memperoleh layanan pengukuran tinggi/berat badan dan lingkar perut oleh kader SMARThealth Etty Lailatoel Fitrijah.

Usai diukur, mereka diminta untuk duduk di kursi yang telah disediakan, dan akan dipanggil satu per satu. Yang dipanggil akan langsung menuju ke meja panjang, mulai dari arah selatan di samping pengukuran tinggi/berat badan tadi.

Kader SMARThealth sedang mengukur berat badan warga

Di meja itu, mereka akan menerima layanan pengukuran tekanan darah. Ada dua petugas yang melakukan pengukuran tensi, yaitu kader SMARThealth Irma Dwi Andianita dan bidan Devita Olivia Putri, S.Tr.Keb. Selain mengukur tensi, kedua petugas tersebut juga melakukan skrining faktor risiko PTM berdasarkan Form Skrining Posbindu PTM.

Setelah itu, warga akan bergeser ke sebelah utara untuk mendapatkan pengecekan kadar gula darah oleh kader SMARThealth Anjar Ambarwati. Dari sini, warga disuruh duduk di kursi yang telah disediakan tadi.

Mereka masih akan dipanggil untuk menghadap dengan dokter Puskesmas Singosari dr. Yuanita Faradiba yang bertugas memberikan konsultasi dan sekaligus edukasi kesehatan, dan selanjutnya bergeser ke sebelah utaranya lagi.

Kader SMARThealth mengecek kadar gula darah

Mereka akan diwawancarai oleh dua orang yang bertugas melakukan entri data dengan aplikasi eKader. Kedua petugas input data itu adalah kader SMARThealth Novi Sulistyana dan perawat Kelurahan Pagentan, Rerie Ujiprihatiningrum, A.Md.Kep.

Selama giat Posbindu, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) baru menjumpai entri data yang sesuai dengan alur aplikasi eKader. Semua warga yang akan diwawancarai dengan memakai aplikasi eKader, begitu duduk mereka akan diminta untuk tanda tangan di dalam aplikasi eKader. Jadi, tanda tangan dalam giat Posbindu SMARThealth itu merupakan tanda tangan warga yang bersangkutan.

Setelah tanda tangan, mereka akan ditanyai sesuai variabel instrumen yang ada di dalam aplikasi eKader tersebut. Kedua petugas ini tidak terlihat grogi karena mereka berlatih terus sebelum benar-benar berjumpa dengan warga.

Setiap warga diwawancarai dengan aplikasi eKader secara langsung dengan diawali setiap warga dipersilakan membubuhkan tanda tangannya terlebih dahulu

Sehabis diskrining dengan dengan aplikasi eKader, warga akan lanjut bergeser ke ujung meja panjang ini di bagian utara bagi mereka yang terindikasi hipertensi. Mereka akan menerima layanan pengecekan kolesterol oleh dua mahasiswi Poltekkes Malang yang sedang mengambil penelitian di Kelurahan Pagentan, yaitu Sonia Amalia Putri dan Shervin Anggraeni. Di meja itu, warga juga akan diwawancarai dengan kuesioner oleh kedua mahasiswi tersebut.

Acara giat Posbindu SMARThealth ini selesai pada pukul 11.54 WIB. Dari deteksi dini itu berhasil dilakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 52 orang dengan rincian 9 laki-laki dan 43 perempuan. Acara ditutup dengan melakukan foto bersama antara tenaga kesehatan, kader SMARThealth, dan dua mahasiswa dari Poltekkes Malang. *** [250123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 21 Januari 2023

Giat Perdana Posbindu SMARThealth di Desa Watugede, Kader dan Tenaga Kesehatan Bahu-Membahu

Pagi itu, cuaca cukup cerah. Dari Jalan Seruni Desa Watugede, Gunung Semeru menampakkan diri menjulang. Kecerahan ini membuat orang antusias untuk beraktivitas. Di rumah Ketua RW 06, Bapak Sugiyanto, kader SMARThealth dan tenaga kesehatan bersemangat dalam mengadakan giat Posbindu SMARThealth.

Pukul 07.30 WIB, kader SMARThealth telah menata meja dan kursi untuk pemeriksaan dalam giat Posbindu tersebut. Ketua RW 06 turut berpartisipasi dengan merelakan bengkel AC yang bernama ARDY AC tutup hari ini (Sabtu, 21/01/2023), karena tempatnya digunakan untuk penyelenggaraan giat Posbindu SMARThealth.

Acara giat Posbindu SMARThealth dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan diawali senam lansia terlebih dahulu. Senam tersebut bertujuan untuk latihan keseimbangan atau latihan kekuatan otot. Makanya senam itu dinamakan Senam Osteoporosis Lansia. 

Tiga perawat dan 1 bidan melakukan edukasi dan tindak lanjut skrining PTM, jiwa, dan indera 

Senam osteoporosis adalah solusi terbaik untuk orang lanjut usia (lansia) yang sering mengalami osteoporosis, karena meliputi gerakan aerobik, fleksibilitas, latihan keseimbangan, hingga gerakan melatih kekuatan otot.

Setelah senam, barulah dimulai pemeriksaan kesehatan dalam giat Posbindu SMARThealth. Mereka akan menuju meja registrasi yang letaknya di sisi timur. Di meja itu ada kader SMARThealth Rosida yang melayani pendaftaran dengan mencatat biodatanya dari fotokopi KTP yang diserahkannya.

Setelah itu, mereka akan diwawancarai riwayat penyakit sebagai bagian dari skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) oleh kader SMARThealth Agustiningsih, dan setelahnya mereka akan menerima pengukuran berat badan dan lingkar perut oleh kader SMARThealth. Sementara itu, untuk pengukuran tinggi badan, kader dibantu oleh mahasiswi Poltekkes Malang yang sedang melakukan penelitian di desa tersebut.

Dari pengukuran antropometri, mereka dipersilakan duduk di meja pengukuran tekanan darah. Di meja itu, mereka akan diukur tekanan darahnya oleh mahasiswi Poltekkes Malang yang bertugas membantu kader SMARThealth.

Suasana giat perdana Posbindu SMARThealth di Desa Watugede, Kec. Singosari

Usai ditensi, mereka langsung mendapat layanan pengecekan kadar gula darah oleh kader Posbindu Siti Rohana. Kendati Siti Rohana merupakan kader Posbindu biasa dan tidak mendapatkan pelatihan SMARThealth, namun ia berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Singosari, sehingga ia pun terampil dalam melakukan cek kadar gula darah.

Dari meja itu, Form Skrining PTM yang digunakan untuk mencatat semua hasil skrining tadi akan diserahkan kepada perawat Desa Watugede Dina Mariyana, A.Md.Kep. 

Dari form itu, perawat akan memberikan edukasi dan tindak lanjut yang dibantu oleh Pengelola Porgram PTM Puskesmas Singosari, Lutfita Nur Rohmi, A.Md.Kep. Jika mereka ada yang terindikasi memilik faktor risiko tinggi (highrisk), maka akan disarankan untuk periksa ke Puskesmas Singosari serta untuk mendapatkan obat.

Usai edukasi itu, sebenarnya alur giat Posbindu SMARThealth telah berakhir. Namun dalam giat Posbindu SMARThealth di Desa Watugede mendapat tambahan dua skrining lagi, yaitu skrining jiwa dan indera. Sebuah kolaborasi yang sangat bagus antara tenaga kesehatan. Satu giat Posbindu SMARThealth, ada tiga skrining sekaligus, dan kompak!

Meja pendaftaran, skrining faktor risiko PTM, tensi, dan cek kadar gula darah

Di meja sebelah timur tempat edukasi, terlihat dua tenaga kesehatan, yaitu bidan Desa Watugede Indah Maharany, S.Tr.Keb., dan perawat Desa Candirenggo yang sekaligus Pengelola Program Indera Puskesmas Singosari, Ulfatimi Amirsyah, A.Md.Kep.

Bidan Indah bertindak melakukan skrining jiwa dengan menggunakan Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29), dan perawat Ulfatimi bertugas melakukan skrining indera. Kedua tenaga kesehatan ini dibantu para mahasiwi Kebidanan Universitas Brawijaya (UB) dalam melakukan skrining tersebut.

Semua hasil tiga skrining tadi langsung diiput. Skrining faktor risiko PTM diinput dengan menggunakan aplikasi eKader oleh kader SMARThealth Eni Ramawati dan Lilik Indahyati, sedangkan untuk skrining jiwa maupun indera dientri dengan aplikasi ePuskesmas oleh mahasiswi Kebidanan UB.

Tim SMARThealth UB yang hadir dalam giat Posbindu di Jalan Seruni, Dusun Krajan RT 01 RW 06 Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur ini, juga berkesempatan mengobrol dengan mereka yang mengantre dalam pemeriksaan di giat tersebut.

Pengukuran berat badan dan lingkar perut

Menurut Ibu Sutirin dari RT 02 RW 06, pengumuman giat Posbindu ini, warga dikunjungi oleh kader yang ada di RT masing-masing dari rumah ke rumah tadi pagi. “Kalau pakai undangan malah sering lupa. Kebiasaan di sini di datangi ke rumah. Kebetulan kadernya juga semangat-semangat,” katanya.

Hal ini juga diceriterakan oleh seorang pensiunan sipil di Bandara Abdul Rahman Saleh, Bapak Rohmat yang berusia 68 tahun itu. “Kader-kader di sini punya nasionalisme yang tinggi,” ucapnya kepada Tim SMARThealth UB.

Dari catatan kunjungan Tim SMARThealth UB dalam pendampingan replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang, kader SMARThealth bersama tenaga kesehatan Desa Watugede ini tergolong gercep (gerak cepat) mempraktekkan hasil Pertemuan Refreshing Kader Posbindu PTM SMARThealth di Puskesmas Singosari pada Kamis (01/12/2022).

Giat Posbindu SMARThealth ini selesai pada pukul 11.30 WIB. Selama tiga jam, berhasil dilakukan skrining faktor risiko PTM, jiwa, dan indera sebanyak 51 orang dengan rincian 6 laki-laki dan 45 perempuan. *** [210123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 01 Desember 2022

Pertemuan Refreshing Kader Posbindu PTM UPT Puskesmas Singosari Tahun 2022

Begitu rombongan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang tiba pada pukul 09.31 WIB, pertemuan refreshing kader Posbindu PTM UPT Puskesmas Singosari langsung dimulai. Kegiatan itu diadakan di Ruang Rapat/Aula Puskesmas Singosari Lantai 2 yang beralamatkan di Jalan  Tohjoyo Gang 3 No. 1 RT 07 RW 06 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (01/12/2022).

Rombongan Dinkes itu terdiri dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) bersama dua staf PTM, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa, dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Master of Ceremony (MC) Setiasih Agustina, A.Md.Keb, bidan Desa Gunungrejo, menyambut dengan ucapan selamat datang kepada rombongan Dinkes setelah memasuki Ruang Rapat/Aula, dan mempersilakan duduk di tempat yang telah disediakan.

Peserta refreshing kader Posbindu PTM berpose bersama rombongan Dinkes dan panitia dari Puskesmas Singosari

Acara pun kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Yuanita Faradiba, seorang dokter fungsional Puskesmas Singosari, dengan tema “Penyakit Tidak Menular.” Dr. Fara ini sudah familiar dengan SMARThealth, kerena sebelum pindah ke Puskesmas Singosari, ia sudah turun lapangan menjalankan program SMARThealth semasa  masih di Puskesmas Wagir.

Dalam paparannya, dr. Fara menjelaskan secara gamblang perihal penyakit tidak menular (PTM). Diawali dengan kasus PTM yang semakin meningkat setiap tahunnya yang menyalip kasus penyakit menular, macam-macam PTM, prevalensi hingga upaya deteksi dini.

Usai pemaparan materi PTM, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua yang diuraikan oleh staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns, dengan judul “Posbindu SMARThealth.” Sambil menunggu penyiapan materi oleh Tim Operator Puskesmas Singosari, acara diisi dengan pengatar dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

“Kemarin Kepala Puskesmas Singosari berangkat menuju ke Cianjur untuk tugas relawan. Ini pekerjaan yang mulia. Hari ini ibu-ibu yang hadir di Aula ini juga dalam rangka tugas mulia menjadi kader yang akan melayani masyarakat dalam hal kesehatan,” urai Paulus dihadapan peserta pertemuan refreshing kader Posbindu PTM Tahun 2022.

Dokter fungsional Puskesmas Singosari beri materi tentang penyakit tidak menular

Selesai pengantar dari Sub Koordinator Subtantif PTM dan Keswa, pemaparan materi kedua dimulai. Pada kesempatan itu, Bastamil menerangkan bahwa kehadiran ibu-ibu di Puskesmas Singosari ini akan dilatih menjadi kader SMARThealth yang nantinya mampu melakukan deteksi dini dan sekaligus input data dengan aplikasi eKader.

Sesungguhnya, tambah Bastamil, SMARThealth ini sejalan dan mendukung program pemerintah, yaitu Posbindu PTM dalam memperbaiki tata kelola pencegahan penyakit jantung. Program SMARThealth semula diadakan di 4 desa intervensi dan 4 desa kontrol.

Hasilnya cukup baik, berbasis data dengan bantuan teknologi android, dan adanya pemberdayaan masyarakat melalui kader kesehatan terlatih (kader SMARThealth) yang mampu membantu petugas kesehatan di desa untuk melakukan deteksi dini dengan skrining faktor risiko PTM.

Hasil ini kemudian menjadi landasan Bupati Malang untuk melakukan replikasi SMARThealth ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap, dan tahun ini merupakan jadwalnya Puskesmas Singosari dalam melakukan replikasi SMARThealth.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes beri pengantar dalam pelatihan kader

Sehabis itu, acara diisi dengan praktik pengukuran dan pemeriksaan PTM. Acara ini dipandu oleh petugas kesehatan yang ada dengan didampingi oleh Dinkes Kabupaten Malang. Dalam sesi praktik yang diiukti peserta dari 2 kelurahan (Pagentan, Candirenggo) dan 7 desa (Banjararum, Watugede, Tunjungtirto, Purwoasri, Klampok, Langlang, Gunungrejo) ini dibagi dua kelompok lantaran keterbatasan aula yang hanya berukuran 21,5 m².

Kelompok 1 berpraktik di Ruang Rapat/Aula, dan kelompok 2 menempati lobby yang berada di depan Ruang Rapat/Aula maupun Ruang Kepala Puskesmas dengan cara lesehan memakai tikar yang telah disediakan pihak Puskesmas Singosari.

Kelompok 1 ini dipandu oleh Moch Faiz Heryoto, A.Md.Kep (perawat Desa Tunjungtirto), Septian Angga P., A.Md.Kep (perawat Desa Purwoasri), dan Lutfita Nur Rahmi, A.Md.Kep (Sub Koordinator P2 PTM Puskesmas Singosari).

Sementara itu, kelompok 2 dibimbing oleh Diah Ayu Rahmawati M., SKM (Koordinator Pelayanan Promkes Puskesmas Singosari) dan Dian Rachmatina, A.Md.Kep (perawat Desa Gunungrejo).

Nakes berikan penjelasan cara pengukuran dan pemeriksaan di Ruang Rapat/Aula

Pada praktik itu, para petugas kesehatan (nakes) mengenalkan SMARThealth Kit yang akan digunakan oleh kader SMARThealth selepas pelatihan ini. Setelah itu dilanjutkan dengan bagaimana cara mengoperasikan alat kesehatan (alkes) tersebut secara tepat dan benar.

Baru kemudian, nakes akan memberikan contoh penggunaan alkes kepada peserta pertemuan refreshing kader Posbindu PTM ini. Dalam memberikan contoh itu, nakes juga sekaligus mengajarkan nilai normal dalam pengukuran IMT, hipertensi, dan kadar gula darah.

Usai memberikan contoh, semua peserta diminta untuk berpraktik satu persatu seperti apa yang telah dicontohkan oleh nakes tadi. Karena hasil praktiknya ini nanti yang bakal digunakan untuk praktik selanjutnya, yaitu melakukan input data dengan menggunakan aplikasi eKader.

Usai praktik pengukuran dan pemeriksaan kesehatan, semua peserta diminta untuk masuk kembali ke Ruang Rapat/Aula. Acara berikutnya adalah penyampaian materi mengenai instalasi dan cara pengoperasian aplikasi eKader untuk melakukan input data hasil skrining faktor risiko PTM.

Nakes berikan penjelasan pengukuran dan pemeriksaan di lobby secara lesehan

Penjelasan ini disampaikan oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, Candra Hernawan, S.Kom. Kemudian dalam praktik aplikasi eKader, semua rombongan Dinkes terlibat untuk mendampingi kader yang masih belum mengerti, termasuk perwakilan Tim SMARThealth yang sambil dokumentasi juga turut menemani kader dalam berpraktik aplikasi eKader.

Acara pertemuan refreshing kader Posbindu PTM menjadi kader SMARThealth ini selesai pada pukul 12.36 WIB, dan ditutup langsung oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. *** [011222]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 28 Oktober 2022

Pertemuan Lintas Sektor Bidang Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Tahun 2022

Dalam rangka menjalin kerja sama di lintas sektor dan untuk meuwujudkan pembangunan berwawasan kesehatan, Puskesmas Singosari mengadakan pertemuan lintas sektor bidang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Singosari, pada Jumat (28/10/2022).

Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Puskesmas Singosari itu, dihadiri dari Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Singosari, Polsek Singosari, Koramil Singosari, Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Singosari, KUA Kecamatan Singosari, Kepala Desa/Kelurahan dan perwakilan kader kesehatan se-wilayah kerja Puskesmas Singosari, yang meliputi Kelurahan Pagentan, Kelurahan Candirenggo, Desa Banjararum, Desa Watugede, Desa Tunjungtirto, Desa Purwoasri, Desa Langlang, Desa Klampok, dan Desa Gunungrejo.

Tepat pukul 09.00 WIB, Master of Ceremony (MC) Setiasih Agustina, A.Md.Keb, bidan desa Gunungrejo, mengawali acara dengan mempersilakan kepada peserta pertemuan untuk menyaksikan pemutaran video safety briefing Puskesmas Singosari.

Safety briefing jika diartikan secara harfiah memiliki arti pengarahan keselamatan. Safety briefing adalah penyampaian suatu prosedur keselamatan yang ditujukan baik untuk karyawan ataupun pengunjung, dengan tujuan karyawan ataupun pengunjung mengetahui prosedur keselamatan yang ada di suatu lingkup kerja untuk menghindari dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Usai pemutaran video safety briefing, semua peserta pertemuan lintas sektor diminta MC untuk berdiri sejenak guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang dipimpin oleh dirigen Ratna Vidya Amelia, A.Md.Kep, seorang perawat Puskesmas Singosari, dalam hitungan birama 4/4.

Muspika Singosari berpose bersama peserta pertemuan lintas sektor 

Selesai menyanyikan, peserta pertemuan lintas sektor dimohon untuk duduk kembali, dan MC pun meminta hadirin untuk menyaksikan sejenak profil Puskesmas Singosari lewat tayanan video melalui proyektor yang dipancarkan di layar.

Setelah itu, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Sekcam Singosari Wellem, S.Sos. Dalam sambutannya, Sekcam Wellem mengatakan bahwa Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, telah menorehkan sejumlah prestasi yang patut disyukuri.

Pada masa COVID-19 masih merajalela, Isolasi Terpusat (Isoter) di Singosari merupakan yang terbaik di Kabupaten Malang. Kecamatan Singosari ini berpenduduk padat, namun demikian Singosari mampu mejalankan vaksinasi yang tercepat.

Tak hanya itu, Kecamatan Singosari juga menjuarai dalam Sinergitas Kinerja Kecamatan, baik Tingkat Kabupaten Malang maupun Tingkat Provinsi Jawa Timur. Dalam pertemuan lintas sektor ini, Sekcam Wellem kembali mengingatkan untuk selalu menjaga sinergitas dengan penuh semangat. Semua komponen masyarakat harus menyatukan langkah.

Menurut Sekcam Wellem, yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah SDGs. SDGs singkatan dari Sustainable Development Goals, atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu agenda 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi dan kesetaraan. SDGs berprinsip universal, integrasi dan inklusif, untuk meyakinkan bahwa tidak satupun yang tertinggal atau disebut No One Left Behind.

Sekcam Singosari beri sambutan dalam pertemuan lintas sektor di Aula Puskesmas Singosari

Lebih lanjut, Sekcam Wellem menguraikan bahwa aspek-aspek yang dulu hanya mengutamakan ekonomi, sekarang harus diselaraskan semua. Ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola yang berkelanjutan.

Terkait program SMARThealth, perlu kita dorong menjadi program yang sudah sesuai arahan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang hingga desa/kelurahan yang berhubungan dengan desa/kelurahan sehat.

Hal ini selaras dengan visi bagi terwujudnya Kabupaten Malang yang Makmur, Bersatu, Berdaulat, Mandiri, Sejahtera dan Berkepribadian dengan Semangat Gotong Royong berdasarkan Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.

Sehabis sambutan Sekcam, acara diteruskan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Singosari dr. Nur Syamsu Dhuha. Pada kesempatan itu, Kapus Singosari menjelaskan bahwa dalam implementasi program SMARThealth akan melibatkan kader. Nanti kader akan diberikan pelatihan dan dibekali dengan SMARThealth Kit.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program SMARThealth nanti perlu adanya dukungan lintas sektor, terutama Kepala Desa/Kelurahan. Karena kegiatannya nanti akan berbasis masyarakat di desa/kelurahan masing-masing.

Sambutan Kepala Puskesmas Singosari dalam pertemuan lintas sektor

Pukul 09.35 WIB acara berikutnya adalah pemaparan materi yang berhubungan dengan SMARThealth. Dalam hal ini, Puskesmas Singosari menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang untuk melakukan Advokasi Replikasi SMARThealth.

Pemaparan materi yang berjudul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular” disampaikan oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot menerangkan bahwa angka penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat setiap tahunnya. Sejak 2015 hingga sekarang, hipertensi dan diabetes mellitus mendominasi. Disinyalir ada banyak penderita kasus hipertensi yang belum berobat secara rutin di Puskesmas. Demikian juga dengan diabetes mellitus, tahun ini baru 58% yang sudah diobati.

Pada Survei Penyebab Kematian di Kabupaten Malang tahun 2020, diketahui bahwa 48% penyebab kematian diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular. Penyebab kardiovaskular ini bisa datang dari hipertensi dan diabetes mellitus yang tidak terkontrol.

PTM ini disebabkan oleh pola gaya hidup yang tidak sehat dan sedikit dari faktor keturunan. Ada tiga kebiasaan terkait PTM, yaitu kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan alkohol.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa berikan materi tentang Program Inovasi SMARThealth 

Kebijakan dan strategi yang dijalankan Dinkes Kabupaten Malang dalam Program Pencegahan dan Pengendalian PTM ada empat, yakni promkes, deteksi dini, pelindungan khusus, dan penanganan khusus.

Selain itu, Dinkes Kabupaten Malang telah berupaya mengeluarkan program unggulan dalam menangani laju PTM, seperti Pandu PTM, KTR, konseling UBM, IVA dan Sadanis, Klub Jantung Sehat, Indra dan Fungsional, serta Program SMARThealth.

Puskesmas Singosari yang terjadwal di tahun 2022 dalam replikasi program SMARThealth ini, hari ini melakukan advokasi SMARThealth dalam pertemuan lintas sektor. Program Inovasi SMARThealth merupakan sistem pelayanan dasar untuk deteksi dini penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya yang berbasis teknologi informasi.

Dalam implementasinya, pelayanan dasar yang komprehensif ini bersamaan dengan pemberdayaan masyarakat, yang dalam hal ini adalah kader kesehatan. Kader yang dilatih akan mampu melihat faktor risiko warga yang telah diskriningnya dengan tampilan health monitor, seperti ringan, sedang, dan tinggi.

Uji coba di empat desa pilot project pada tahun 2018 ditemukan kader terlatih mampu mendeteksi dini 91% penduduk usia 40 tahun ke atas. Dari uji coba itu, berhasil terdeteksi 23% memiliki risiko tinggi PTM, utamanya kardiovaskular.

Panitia Pertemuan Lintas Sektor Puskesmas Singosari berpose dengan Kapus dan Dinkes

Dari hasil uji coba ini, Bupati Malang berkomitmen untuk mereplikasi ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang. Pelaksanaannya pun juga dibekali dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth.

Dalam Perbup itu terdapat peran lintas sektor dalam mewujudkan komitmen Bupati Malang dalam replikasi SMARThealth, seperti Dinkes, Puskesmas, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan. Peran Dinkes menyiapkan server, SMARThealth Kit, BMHP, dan menyediakan obat.

Puskesmas menganggarkan untuk sosialiasi seperti ini dan pelatihan kader nantinya. Lalu, peran kecamatan memastikan desa sudah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program SMARThealth. Sedangkan, peran desa adalah membantu transport kader untuk kunjungan dari rumah ke rumah, pulsa kader dan sebagian BMHP.

Usai pemaparan materi, dibuka sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab itu, ada dua penanya. Pertanyaan pertama diajukan dari kader Desa Klampok, dan pertanyaan kedua datang dari Desa Banjararum.

Kedua pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa dan Kapus Singosari, dan selesai tanya jawab  sekaligus menandai berakhirnya rangkaian pertemuan lintas sektor di Puskesmas Singosari.

Kemudian acara ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kepala KUA Kecamatan Singosari Syamsuir, S.Ag., M.A., dan selanjutnya diteruskan dengan foto bersama semua peserta Pertemuan Lintas Sektor di Puskesmas Singosari. *** [281022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Sabtu, 15 Oktober 2022

Dinkes Hadiri Baksos Operasi Katarak Gratis di Kendedes Eye Center Singosari

Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), bersama Pemegang Program Indra Kristina Dewi, A.Md.Keb dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), menghadiri kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Operasi Katarak gratis yang bertempat di Kendedes Eye Center (KECE) yang beralamatkan di Jalan Panglima Sudirman No, 135 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Maang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (15/10/2022).

Lokasi gedung KECE yang atapnya bernuasa arsitektur rumah Gadang Minangkabau ini cukup strategis, berada di tepi jalan raya Malang-Surabaya dan berjarak sekitar 130 meter dari Puskesmas Singosari, atau 300 meter dari Stasiun Kereta Api Singosari.

Rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari berpose di acara Baksos Operasi Katarak Gratis di Kendedes Eye Center Singosari

Baksos Operasi Katarak ini dilaksanakan Refa Cataract Foundation bersama KECE dalam rangka memperingati World Sight Day 2022. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk kepedulian Refa Cataract Foundation bagi masyarakat kurang mampu yang ada di wilayah Malang Raya dan sekitarnya.

Karena di Kepanjen hujan, kedatangan rombongan Dinkes agak telat dalam seremonial pembukaan Baksos Operasi Katarak. Namun demikian, begitu rombongan Dinkes datang langsung diterima Direktur KECE dr. Safaruddin Refa, Sp.M-KVR di ruang kerjanya.

Beberapa menit mengobrol di ruang kerja direktur, menyusul juga rombongan dari Puskesmas Singosari yang terdiri atas Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan penanggung jawab (Pj) Indra.

Rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari diskusi di ruang kerja Direktur Kendedes Eye Center Singosari

Usai jumpa Direktur KECE, rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari langsung berkeliling untuk melihat Baksos Operasi Katarak dan gedung KECE yang 16 bulan lalu diresmikan oleh Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M yang memiliki fasilitas lengkap yang didukung oleh taman yang menghijau.

Pada hari pertama pelaksanaan bakti sosial tersebut, ada sejumlah 53 pasien yang sudah datang dan melakukan pendaftaran. Lantai 1 gedung KECE telah dipenuhi pasien yang mengantre dari Malang Raya, Blitar, Mojokerto, dan Jember. Mereka akan melewati tahap skrining mata terlebih dahulu. Tidak semua yang ikut pemeriksaan mata, nantinya akan dioperasi. Hal ini tergantung hasil skriningnya.

Di KECE ini ada lima dokter spesialis mata yang akan menangani Baksos Operasi Katarak. Dua dokter melakukan skrining di lantai 1, dan tiga dokter yang berada di lantai 2 bertindak untuk melakukan operasi yang dibantu oleh tiga perawat.

Staf Kendedes Eye Center memperlihatkan Family Garden, salah satu fasilitas layanan yang dikelilingi kolam ikan, gazebo dan taman

Di lantai 2, rombongan Dinkes sempat menyapa pasien atau keluarga pasien di ruang tunggu. Ada yang berasal dari Singosari, Tumpang, dan Pakisaji. Kemudian dipersilakan melihat ke ruang operasi. Di ruang itu, rombongan Dinkes diterima dua orang dokter yang sedang memantau kondisi pasien di bed sebelum melakukan operasi. Rombongan Dinkes diharuskan mengenakan APD yang telah disiapkan oleh Klinik Utama Mata KECE.

Di ruang operasi itu, rombongan Dinkes mendapat penjelasan bahwa di KECE tersedia bed untuk operasi sejumlah 10 buah. Pada hari pertama ini akan dilakukan 10 operasi katarak saja. Selebihnya akan dijadwalkan minggu depannya, dan seterusnya.

Dari ruang operasi, rombongan Dinkes diajak staf KECE Olin untuk beraudiensi dengan dr. Triana Budi Sulistya, Sp.M (K) di ruang dokter yang berada di selatan ruang operasi. Di situ, rombongan Dinkes pun juga melakukan diskusi dengan seorang dokter spesialis mata.

Ruang Tunggu mengantre skrining mata di Kendedes Eye Center Singosari

Pukul 10.10 WIB rombongan Dinkes setelah kunjungan dan berdiskusi dengan KECE agar senantiasa berkoordinasi dengan Puskesmas Singosari berpamitan. Dalam perjalanan turun ke lantai 1, rombongan Dinkes sempat jumpa lagi dengan Direktur KECE. Ngobrol sebentar, lalu berpamitan dengan Direktur KECE. 

Direktur KECE menghaturkan terima kasih atas kunjungan rombongan Dinkes, dan Sub Koordinator Subtantif PTM dan Keswa Paulus Gatot juga merasa senang dengan adanya Baksos Operasi Katarak ini.

Paulus Gatot juga berharap dengan dibukanya klinik mata ini, masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. Dengan pelayanan kesehatan mata yang baik, maka diharapkan dapat menekan angka kebutaan di Kabupaten Malang.

Rombongan Dinkes diberi kesempatan melihat ruang operasi 

Lebih lanjut, Paulus Gatot menguraikan tentang gambaran kasus masalah kesehatan penglihatan yang ditemukan hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, memperlihatkan angka kebutaan pada usia 50 tahun ke atas di Indonesia adalah 3% (sekitar 8 juta orang) mengalami kebutaan. Penyebabnya, 81% akibat katarak, berikutnya disebutkan oleh penyakit glaukoma.

Di Kabupaten Malang, data Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) tahun 2021 ada gangguan refraksi 1.224, glaukoma 896, katarak 320, dan di tahun 2022 ini tercatat ada 715 kasus gangguan refraksi, 412 kasus glaukoma dan katarak 217 kasus.

Ini menunjukkan bahwa masih sedikit yang melapor dan berobat ke pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh katarak. Sehingga, minimnya angka deteksi dini penglihatan mempengaruhi tingkat pencegahan tingkat keparahan penyakit kebutaan. *** [151022

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog