Tampilkan postingan dengan label Pretest. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pretest. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Maret 2024

Uji Coba Instrumen Survey NIHR-GHRC NCD & Global Enviroment Change di Puskesmas Bantur

Dalam tradisi penelitian berbasis global, uji coba instumen survey sangatlah diperlukan. Uji coba itu biasanya ditandai dengan menjajal kuesioner sebelum diberlakukan dalam main survey, atau survey utama yang bakal digelar di desa terpilih (enumeration area).

Uji coba ini dinamakan pretest (tes awal). Tujuan pretest, disebutkan oleh Erin Ruel et. al. (SAGE Publications, Inc., 2016), adalah untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diartikulasikan dengan jelas akan mendapatkan pilihan jawaban yang relevan, komprehensif, dan saling eksklusif serta tidak berdasarkan perkiraan mereka sendiri, namun juga dari sudut pandang responden.

Memastikan bahwa peneliti dan responden menafsirkan survey dengan cara yang sama adalah hal yang paling diperhatikan dalam desain survey, dan pengujian awal adalah salah satu cara terbaik untuk melakukan hal ini. 

dr. Harun Al Rasyd, MPH (peneliti) melakukan pretest di Ruang Farmasi Puskesmas Bantur

Pengujian awal dapat mengungkap contoh-contoh terminologi yang tidak jelas, referensi yang asing, serta kata-kata dan frasa ambigu yang pada awalnya tidak dianggap bermasalah oleh pembuat kuesioner, namun dapat membingungkan dan membuat frustrasi responden serta menurunkan kualitas data dan tingkat respon (tanggapan).

Selain itu, pretest juga memungkinkan peneliti untuk menilai latensi (kecepatan) respon, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing item dalam survey serta survey lengkap, yang kemudian dapat dilaporkan dalam pendahuluan survey skala penuh. 

Uji coba instrumen survey penelitian kerja sama antara Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan NIHR Global Health Research Center for Non Communicable Disease and Global Environmental Change (NIHR-GHRC NCD & GEC) dilaksanakan di Puskesmas Bantur, Kabupaten Malang, pada Sabtu (23/03).

Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH (asisten peneliti) pretest dengan pasien di Ruang Pertemuan Puskesmas Bantur

Tiga orang, yang terdiri dari dr. Harun Al Rasyd, MPH (peneliti), Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH (asisten peneliti) dan seorang fasilitator NIHR-GHRC NCD & GEC bertugas dalam kegiatan ini. Mereka mengujicobakan kuesioner kesehatan yang terdiri dari 4 buah, yakni alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas kesehatan; panduan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas); panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan primer di masyarakat (petugas kesehatan masyarakat, petugas kesehatan multiguna, penyedia layanan kesehatan tingkat menengah); dan panduan wawancara semi-terstruktur untuk anggota komunitas.

Setiap kuesioner tersebut memiliki item-item pertanyaan. Dalam kuesioner alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas dibagi dalam 7 modul: informasi umum; aksesibilitas layanan, nutrisi dan layanan terkait, risiko kesehatan iklim, aplikasi kesehatan digital, layanan yang tersedia, dan catatan kesimpulan pewawancara.

Lalu, dalam panduan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas) terdapat variabel-variabel pertanyaan: informasi pemangku kepentingan; tata kelola; perawatan kesehatan primer yang komprehensif; tenaga kerja, anggota tim, peran, dan integrasi; layanan dan praktik yang ada terkait pemberian PTM dan layanan terkait; layanan dan praktik yang ada terkait mitigasi dan adaptasi polusi udara; mengenal platform digital untuk intervensi kesehatan; kebutuhan pelatihan dan pengembangan kapasitas; kompetensi dan motivasi untuk memberikan promosi kesehatan mengenai mitigasi dan adaptasi polusi dan layanan terkait kesehatan; masukan lain untuk sistem layanan kesehatan primer yang berdampak pada kelengkapan layanan; pengawasan; insentif, retensi dan motivasi retensi; kesempatan untuk maju; hubungan dengan sistem kesehatan; dan pertanyaan umum.

Fasilitator melakukan pretest dengan salah seorang kader kesehatan

Kemudian dalam  panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan primer di masyarakat (petugas kesehatan masyarakat, petugas kesehatan multiguna, penyedia layanan kesehatan tingkat menengah) memiliki variabel pertanyaan yang sama dengan wawancara semi-struktur dengan petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan pimer (dokter, perawat, apoteker, staf kesehatan terkait lainnya di Puskesmas). Hanya saja variabel untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan kapasitas tidak ada.

Sedangkan, dalam panduan wawancara semi-terstruktur untuk anggota komunitas terdiri atas variabel pertanyaan: aksesibilitas layanan; ketersediaan layanan; teknologi digital kesehatan; pemanfaatan layanan; kualitas layanan; dan saran.

Uji coba instrumen survey (pretest kuesioner) yang dilakukan oleh tiga orang tersebut dimulai pada pukul 09.18 WIB dan berakhir pada pukul 10.29 WIB. Setelah itu, mereka berpamitan kepada Sri Baskoro Kawoco, S.Kep.Ners (Kepala TU Puskesmas Bantur) dan Defi Nur Setyowati (staf di ruang administrasi Puskesmas Bantur) - mewakili Kepala Puskesmas Bantur yang sedang ada pertemuan di PMI Kabupaten Malang - yang telah berkenan menerima kedatangan dan memfasilitasi Tim NIHR-GHRC NCD & GEC Universitas Brawijaya. *** [230324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog