Diseminasi hasil penelitian adalah penyebaran informasi, pengetahuan, atau hasil penelitian ke khalayak yang lebih luas. Sehingga, ada proses membagikan kepada publik mengenai hasil penelitian.
Sedangkan, Riset Inovatif-Produktif Kolaborasi Internasional (RISPRO KI) AREEMA (Aplikasi Screening Mandiri) yang diketuai (Principal Invenstigator) oleh Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D telah dipercaya selama tiga tahun oleh LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan dari Kementerian Keuangan) dan DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Penelitian yang diusung bertitel “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management of COVID-19 pandemic in rural Indonesia,” dan telah dimulai sejak tahun 2019. Perjalanan surveynya termasuk lengkap, mulai dari baseline, midline dan endline.
|
Peserta Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA berpose bersama |
Dalam dunia akademik, diseminasi terhadap hasil penelitian dilakukan dengan publikasi ilmiah, dan peneliti RISPRO KI AREEMA telah menghasilkan banyak publikasi ilmiah. Lalu, pada hari ini, Jumat (07/06), peneliti RISPRO KI AREEMA menggelar diseminasi melalui presentasi temuannya di hadapan stakeholder kesehatan di Kabupaten Malang, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.
Bertempat di Ruang Rapat Raden Raden Panji Pulang Jiwo Pemerintah Kabupaten Malang yang berada di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ini, kepanitaan penyelenggaraannya ditangani oleh Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.
Tampak hadir dalam diseminasi ini adalah personil perwakilan dari semua bidang yang ada di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang, dan empat orang dari LPPM Universitas Brawijaya (UB) serta salah seorang anggota Tim Peneliti RISPRO KI AREEMA.
Acara ini dimulai pada pukul 08.58 WIB. Master of Ceremony (MC) Imam Ghozali, S.Kep.Ners dengan ucapan selamat datang kepada peserta diseminasi dan kemudian guna menumbuhkan rasa nasionalisme, peserta dipersilakan berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan disambung dengan Mars GERMAS yang dipimpin oleh dirijen Ulinati, S.IP.
|
Sambutan Kabid Yankes mewakili Plt Kadinkes Kabupaten Malang |
Selesai menyanyikan lagu tersebut, MC membacakan susunan acara dan terus mempersilakan peserta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinkes Kabupaten Malang, drg. Anita Flora Br. Purba.
Dalam sambutannya yang mewakili Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang yang sedang ada tugas di Jakarta, drg. Anita berusaha membacakan sambutan milik Kadinkes tersebut. Menurut drg. Anita, yang terpapar umumnya adalah mereka yang masih pada usia produktif di mana perannya sangat vital dalam keluarga karena adanya komorbid.
Kasus kesakitan dan kematian akibat terpapar COVID-19 dengan komorbid penyakit tidak menular (PTM) per Desember 2022, ada 28.024 kasus terkonfirmasi COVID-19. Kasus sembuh sebanyak 26.807 kasus, dan kasus meninggal sejumlah 1.077 kasus.
Sedangkan, angka kematian yang diakibatkan komorbid PTM adalah 15% diabetes mellitus (DM), 6% hipertensi, 5% penyakit jantung, dan 1% penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).
|
Pemaparan materi dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang |
Pelaksanaan penelitian RISPRO KI LPDP DIPI yang bekerja sama dengan UB dan Dinkes Kabupaten Malang ini, jelas drg. Anita, perlu didukung karena penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengujicobakan aplikasi deteksi dini risiko COVID-19 dan tata kelola risikonya (long COVID-19) yang hasilnya diharapkan dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan program pada Dinkes Kabupaten Malang.
Usai meresmikan pelaksanaan diseminasi secara resmi yang dilakukan oleh drg. Anita, acara dilanjutkan dengan foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir dalam Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA.
Pukul 09.17 WIB acara berikutnya adalah pemaparan materi “Long COVID-19: Tahukah Kamu?” disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.
Menurut Paulus Gatot, long COVID-19 merupakan gejala sakit berkepanjangan yang diketahui diderita pasien penyintas meski sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Perlu diketahui, 5-205 pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu.
|
Suasana Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA di Ruang Rapat Raden Panji Pulang Jiwo Pemkab Malang |
Gejala long COVID-19 bisa muncul setelah pulih atau kelanjutan dari penyakit awal. Gejala long COVID-19 bisa dialami pada penyintas (mantan penderita) COVID-19, baik yang terinfeksi tanpa gejala, bergejala ringan, berat hingga kritis.
Selesai pemaparan materi Long COVID-19, muncul pertanyaan dari Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi, M.P. dari LPPM UB terkait penarikan data dalam materi yang telah disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa.
Paulus pun berusaha menjelaskan, bahwa pengumpulan data yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang bersumber dari e-Puskesmas, sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pencatatan data secara digital pada puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Sistem ini terintegrasi yang mengimplementasikan aplikasi berbasis desktop dengan aplikasi berbasis online (website) yang digunakan oleh puskesmas untuk melakukan pencatatan data pelayanan sehari-hari.
Aplikasi e-Puskesmas ini, jelas Paulus Gatot, sudah dapat bridging dengan eKader, sebuah aplikasi SMARThealth untuk melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya.
|
Principal Investigator RISPRO KI AREEMA memaparkan hasil penelitiannya |
Pukul 09.40 WIB, acara inti dari Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA dalam penyampaian informasi temuan dalam penelitian RISPRO KI AREEMA ini yang disampaikan oleh Principal Investigator Sujarwoto.
Pada kesempatan itu, Sujarwoto bercerita bahwa 9 hari yang lalu pada saat ada Pelatihan dan Endline Survey SMARThealth COVID-19 di Grand Miami Kepanjen, Kabid P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes dan Plt Kadinkes dr. Nur Syamsu Dhuha bertanya apakah ada datanya dan temuannya. Dari sinilah akhirnya diadakan Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA untuk data baseline.
Dengan menggunakan STATA, Sujarwoto berhasil menjelaskan secara gamblang temuan dari data baseline yang dikumpulkan sebelum ujicoba AREEMA di 8 desa, yaitu Jatiguwi, Kemulan, Pandanrejo, parangargo, Rembun, Senggreng, Talangsuko, dan Talok.
Kemudian Sujarwoto juga menerangkan karakteristik sosial dan demografi; komorbid dan obat; repsonden yang pernah memiliki gejala COVID-19, responden yang pernah test PCR dan antigen; rawat inap dan kematian akibat COVID-19; responden yang melaporkan gejala long COVID-19; gejala long COVID-19; responden yang telah memperoleh vaksin COVID-19 dan vaksin apa saja yang terbanyak digunakan; dan praktek pencegahan COVID-19 dan pengetahuan tentang long COVID-19.
|
Disaksikan dari LPPM UB, Principal Investigator RISPRO KI AREEMA berikan data hasil penelitiannya kepada Dinkes yang diwakili Kabid Yankes |
Data-data yang ada dalam SMARThealth COVID-19, jelas Sujarwoto, bila data yang telah dikumpulkan, terus dianalisa dan diubah menjadi informasi akan lebih bermakna. Informasi tersebut akan dapat digunakan menjadi kebijakan, dan kebijakan itu hendaknya Making a Difference.
Pada paparan Sujarwoto ini, seorang staf dari Gizi, Dedik K., yang kebetulan juga menjadi mahasiswanya, bertanya tentang output dan penggunaan data. Kemudian Sujarwoto menjelaskan bahwa AREEMA ini berfokus pada gejala-gejala saja. “Prinsipnya, AREEMA itu mencegah lebih baik. Mengenali gejala itu lebih bagus,” tukasnya.
Usai tanya jawab, acara dilanjutkan dengan penyerahan data yang telah dipresentasikan oleh Sujarwoto kepada Dinkes Kabupaten Malang yang diwakili oleh Kabid Yankes dengan disaksikan oleh Prof. Asep Awaludin ari LPPM UB.
Acara diseminasi ini selesai pada pukul 10.24 WIB dengan closing statement dari Kabid Yankes. Menurut Kabid Yankes, ternyata banyak yang belum tahu apa itu long COVID-19. Temuan ini menarik karena apa-apa saja yang harus kita lakukan dalam semua bdang di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang. *** [070624]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo