Tampilkan postingan dengan label Indonesia in-Country Meeting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia in-Country Meeting. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Oktober 2024

Review ToC, Diskusi Co-Creation, dan Bincang NIHR App di Indonesia in-Country Meeting

Memasuki hari keempat pada Kamis (03/10), Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) yang tergabung dalam Indonesia in-Country Meeting (ICM) berkumpul di Ruang Senat GPB Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Lantai 9.

Agenda yang dibahas pada hari keempat ini adalah review of ToC (review Teori Perubahan), discussion on co-creation next steps (diskusi tentang langkah selajutnya co-creation), and NIHR-GHRC INDO_CDSS COPD & CVD version 5.1.8 (aplikasi NIHR).

Peserta ICM berpose bersama usai penutupan (Kamis, 03/10)

Acara ICM hari keempat ini dimulai pada pukul 10.25 WIB. Master of Ceremony (MC) Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta ICM dan membacakan susunan acaranya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Theory of Change (ToC) session findings (Temuan sesi Teori Perubahan) yang disampaikan oleh ketiga orang yang pada hari sebelumnya menjadi fasilitator dalam melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder eksternal pada Rabu (02/10), yakni Dr. Laura Downey (Advance Research Fellow di Imperial College London), Dr. Nushrat Khan (Research Fellow di Imperial College London), dan Maroof Khan (The George Institute for Global Health India).

Laura Downey dalam diskusi ToC session findings Group 1

Mula-mula Dr. Nushrat Khan atau yang biasa dipanggil Nush, mempresentasikan temuannya dalam FGD yang dimoderatorinya. Kertas plano warna putih buram berukuran besar yang diikuti tempelan kertas plano berwarna warni hasil FGD ditampilkan dalam layar monitor untuk disajikan dihadapan peserta ICM yang lainnya untuk didiskusikan.

Setelah itu, Laura juga menampilkan kertas planonya, dan juga Maroof. Mereka menampilkan untuk didiskusikan dengan peserta yang lainnya di Ruang Senat tersebut. Kebetulan peserta yang lainnya juga masuk dalam peserta yang ikut FGD.

Maroof Khan dalam diskusi ToC session findings Group 3

Diskusi berjalan seru. Banyak yang terlibat di dalamnya. Mulai dari dr. Asri Maharani. MMRS, Ph.D (University of Machester), Dr. Devarsetty Praveen (The George Institute for Global Health India), Dr. Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (Research Manager NIHR), personil dari Percik Salatiga (Haryani Saptaniningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D., Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si., dan Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K.), Daru Adianto, S.H., M.T., Prof. Christopher Millet (Imperial College London), dan lain-lain. Sementara itu, fasilitator NIHR menyimak dengan seksama untuk laporan aktivitas di blog.

Pukul 12.37 WIB, diskusi ToC session findings selesai dan peserta dipersilakan untuk istirahat, sholat dan makan (ishoma). Makan siangnya telah disiapkan secara prasmanan di lorong depan Ruang Senat.

Suasana diskusi ToC session findings di Ruang Senat GPB FKUB Lantai 9

Pukul 13.44 WIB, acara dimulai lagi namun pada sesi ini, peserta berpencar karena dibagi beberapa sesi. Ada sesi finance dan administrasi yang diikuti personil yang mengurusinya, kemudian ada sesi discussion on co-creation next steps di ruang lainnya dan pesertanya pun yang terlibat dalam co-design. Sementara itu, sesi lainnya berada di ruang pertemuan lantai 8 bagian pojok selatan untuk membincangkan aplikasi NIHR.

Perbincangan aplikasi yang dipandu oleh Dr. Sabhya Pritwani (Research Officer The George Institute for Global Health India) dihadiri oleh Christopher Millet, Devarsetty Praveen, Asri Maharani, Sujarwoto, Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K), Ismiarta Aknuranda, S.T., M.Sc., Ph.D., Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D., dr. Harun Al Rasyid, MPH, dr. Devita Rahmani Ratri, M.Sc., Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH, Muhammad Ainurrohman, SKM, M.Kes, dan fasilitator NIHR.

Suasana bincang NIHR Application bersama Sabhya Pritwani dan Praveen

Perbincangan aplikasi ini juga tak kalah serunya. Mereka menyoroti aplikasi NIHR yang siap untuk diujicobakan namun perlu sejumlah perbaikan baik istilah maupun yang lainnya. Aplikasi ini akan banyak menggunakan istilah dalam medis, dan algoritmanya pun mengarah ke medis.

Fasilitator NIHR yang telah mendampingi kader SMARThealth pun juga titip urun rembug melalui dr. Asri Maharani, agar aplikasinya itu user friendly dan tidak lama muyer-muyernya. Supaya kader tidak patah semangat dalam melakukan input data nantinya.

Closing statement Prof. Chris Millet dalam penutupan Indonesia in-Country Meeting

Selesai dari ruang pertemuan lantai 8, pesertanya kembali ke Ruang Senat Lantai 9 untuk mengikuti diskusi di sana yang belum selesai, dan sekaligus mengikuti penutupan Indonesia in-Country Meeting. Dalam penutupan itu, Sujarwoto mengatakan terima kasih kepada Imperial College London dan The George Institute for Global Health India yang telah memberikan support terhadap kampusnya, yaitu UB. Kemudian, Prof. Chris Millet pun juga mengucapkan terima kasih atas sambutannya yang hangat dan tentunya juga kerja samanya dalam penelitian ini.

Acara ICM hari keempat ini selesai pada pukul 17.04 WIB dan diakhiri dengan sesi foto bersama secara keseluruhan, terus baru dibreakdown per theme dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC. *** [081024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 06 Oktober 2024

Stakeholder eksternal dan Workshop ToC di Indonesia in-Country Meeting

Hari ketiga, Rabu (02/10), agenda Indonesia in-Country Meeting (ICM) yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) adalah external stakeholder (stakeholder eksternal) dan Theory of Change workshop (ToC workshop/workshop ToC).

Stakeholder bisa dikatakan dalam bahasa Indonesia sebagai pemangku kepentingan. Stakeholder umumnya banyak ditemukan di institusi bahkan organisasi hingga lembaga lainnya. Stakeholder terhitung sebagai bagian penting dalam sebuah kelembagaan. Stakeholder memiliki peran aktif sekaligus pasif dalam upaya untuk mengembangkan tujuan dari sebuah program.

Sebelum acara ditutup, peserta Indonesia in-Country Meeting melakukan foto bersama

Dalam NIHR-GHRC NCDs & EC, stakeholder ada dua, yakni stakeholder internal dan stakeholder internal. Apabila stakeholder internal adalah pihak yang memiliki kepentingan di dalam pengelolaan sampah dan layanan kesehatan adalah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), maka stakeholder eksternal adalah sebuah pihak yang memiliki bagian dari pemangku kepentingan di luar stakeholder internal, seperti pemerintah kecamatan, pemerintah desa, aktivis lingkungan terkait persampahan, ormas-ormas yang menaruh perhatian terhadap isu persampahan maupun kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

Sedangkan, workshop ToC bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat, membangun dan menyadarkan masyarakat. Keterlibatan mereka dalam pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat sangat berperan dalam perubahan di wilayahnya.

Opening dan introduction oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang

Acara ICM di hari ketiga ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Master of Ceremony (MC) Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta ICM dan kemudian membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan opening dan introduction dari Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang, Ir. Tomie Herawanto, M.P. Pada kesempatan itu, Ir. Tomie mengemukakan BAPPEDA mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan, pembangunan daerah, dan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan.

Presentation from NIHR 

Usai Kepala BAPPEDA Kabupaten Malang, acara berikutnya adalah presentasi dari National Institute for Health and Care Research (NIHR) Prof. Christopher Millet (Imperial College London) dan Dr. Devarsetty Praveen (The George Institute for Global Health India). Mereka secara bergantian menjelaskan  kiprah NIHR. NIHR atau Pusat Penelitian Kesehatan Global untuk PTM (Penyakit Tidak Menular) dan Perubahan Lingkungan melibatkan kelompok akademisi interdisipliner seperti International Centre for Diarrhoeal Research (Banglades), Sri Ramachandra Institute of Higher Education & Research (India), dan Universitas Brawijaya (Indonesia), yang akan bekerja untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu terkait dengan perubahan lingkungan.

Ketiga lembaga perguruan tinggi tersebut - International Centre for Diarrhoeal Research , Bangladesh (icddr,b), Sri Ramachandra Institute of Higher Education & Research (Sri Ramachandra), Universitas Brawijya (UB) - mendapatkan collaboration support dari The George Institute for Global Health India (TGI India) dan Imperial College London (ICL).

Main findings presentation curated for the external stakeholder

Setelah presentasi dari NIHR, acara dilanjutkan dengan main findings presentation curated for the external stakeholder oleh dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D dan Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D dari Universitas Brawijaya (UB).

Dalam presentasinya, Asri dan Sujarwoto memaparkan Reducing Air Pollution from Plastic Waste Burning and Addressing the Impact of Plastic Waste Burning on CVD and COPD (Mengurangi Pencemaran Udara Akibat Pembakaran Sampah Plastik dan Menanggapi Dampak Pembakaran Sampah Plastik Terhadap Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

Usai presentasi temuan utama yang dikurasi untuk pemangku kepentingan eksternal, acara disambung dengan Invited talk: Policies on plastic waste management and its implementation In Indonesia (followed by discussion) yang disampaikan oleh dr. Jossep Frederick William.

Invited talk: Policies on plastic waste management and its implementation In Indonesia (followed by discussion)

Pada kesempatan itu, dr. William menjelaskan Plastic waste a threat or a treat? (Sampah plastik, ancaman atau berkah?). Sampah plastik, menurut dr. William yang mengutip sumber dari United Nations Environment Programme and Secretariat of the Basel, Rotterdam and Stockholm Conventions (2023), berhubungan dengan dampak kesehatan yang merugikan (adverse health effects), seperti abnormal hormone functions (fungsi hormonal yang abnormal), reduced fertility (keseuburan wanita menurun), damaged nervous system (sistem saraf rusak), hypertension/cardiovascular disease (hipertensi/penyakit kardiovaskular), lung and liver cancer (kanker paru-paru dan hati). 

Jalur paparannya, kata dr. William, melalui inhalation of contaminated air (menghirup udara yang terkontaminasi atau polusi udara), ingestion of contaminated food, water and dust (menelan makanan, air dan debu yang terkontaminasi), dan dermal contact (kontak kulit). 

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang (Rabu, 02/10)

Tak hanya itu saja, perkiraan beban dan biaya untuk mengatasi penyakit tersebut yang disebabkan oleh plastik juga akan menguras beban anggaran negara yang cukup fantasis, mencapai triliunan rupiah.

Oleh karena itu, dr. William merekomendasikan tindakan untuk mengatasi bahan kimia yang menjadi perhatian sepanjang siklus hidup plastik, seperti close the plastic tap by reducing production of unnecessary plastics (tutup keran plastik dengan mengurangi produksi plastik yang tidak perlu); regulate/phase-out (regulasi/hentikan penggunaan); reduce overall use of plastic products, encourage safe and sustainable alternatives (kurangi penggunaan produk plastik secara keseluruhan, dorong alternatif yang aman dan berkelanjutan); improve waste collection, sorting and management to increase circularity (tingkatkan pengumpulan, pemilahan, dan pengelolaan sampah untuk meningkatkan sirkularitas); ensure harzardous substances do not contaminate new products through recycling (pastikan zat berbahaya tidak mencemari produk baru melalui daur ulang); and protect (informal) workers (lindungi pekerja (informal)).

FGD Group 1 dalam ToC 

Setelah diskusi materi dr. William, acara diisi istirahat selama jam untuk makan siang dan sholat. Pukul 13.30 WIB, peserta ICM dipersilakan MC memasuki Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, tempat pertemuan ICM dilaksanakan.

Acara berikutnya adalah Preliminary Theory of Change building workshop oleh Dr. Nushrat Khan (Research Fellow di Imperial College London/ICL). Dalam sesi pengembangan Teori Perubahan itu, Nush mengatakan bahwa aktivitas (intervensi) akan menghasilkan hasil jangka pendek (short-term outcome), hasil jangka menengah (medium-term outcome), dan hasil jangka panjang (long-term outcome) primer dan sekunder serta menghasilkan dampak (impact).

FGD Group 2 dalam ToC

Dampak yang diharapkan, menurut Nush, adalah pengurangan polusi udara akibat pembakaran plastik dan pengurangan PTM akibat polusi udara. Oleh karena itu, Nush nanti akan bekerja dalam kelompok yang lebih kecil untuk memikirkan hasil dan aktivitas lain apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Selesai paparan yang dialihbahasakan oleh Sujarwoto dan Asri itu, kemudian dibreakdown menjadi 3 kelompok dalam Focus Group Discussion (FGD). Group 1 digawangi oleh Laura Downey (Advanced Research Fellow di ICL), Group 2 dipandu oleh Nush, dan Group 3 dimoderatori oleh Maroof Khan (TGI India). 

FGD Group 3 dalam ToC

Ketiga group itu mendiskusikan tema-tema yang telah dipaparkan oleh Nush sebelumnya. Pesertanya adalah camat (Pagak dan Bululawang), kepala desa (Tlogorejo, Pagak, Sumberejo, Bakalan, Krebet Senggrenong, dan Krebet), ormas penggiat persampahan (Muslimat, Fatayat, NU, Aisyiyah), aktivis lingkungan, BAPPEDA Kabupaten Malang, Dinkes Kabupaten Malang, Percik, peneliti NIHR, KADIN, dan lain-lain.

FGD yang terbagi dalam 3 group ini berakhir pada pukul 15.56 WIB, dan kemudian setelah itu hasilnya diinvetaris terlebih dahulu untuk dibahas di hari berkutnya, dan peserta ICM di hari ketiga diminta oleh MC untuk maju ke depan guna melakukan foto bersama. *** [061024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 03 Oktober 2024

Overview CEI, Digital Health, NAFAS dan RCS di Indonesia in-Country Meeting

Indonesia in-Country Meeting (ICM) di hari kedua, Selasa (01/10), yang diselenggarakan oleh NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR GHRC NCDs & EC) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) diagendakan membahas overview Community Engagement and Involvement (CEI), digital health, NAFAS, dan research capacity strengthening (RCS).

Bertempat di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang yang beralamatkan di Jalan Tugu No. 3 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ICM ini dihadiri oleh Tim Peneliti NIHR Universitas Brawijaya (UB) dan koleganya dari luar negeri, seperti University of Manchester, Imperial College London (ICL), The George Institute for Global Health, India, and The George Institute for Global Health, Australia.

Acara ICM di hari kedua ini dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Meutia Fildzah Shafina, SKM, MPH, mengawali ucapan selamat datang dan have a sit bagi peserta ICM yang telah hadir dalam ballroom tersebut.

Peserta ICM hari kedua (01/10)

Begitu perserta ICM duduk, MC membacakan susunan acara yang diagendakan pada hari kedua pertemuan ICM. Setelahnya, waktu diserahkan kepada Tim Penelitian NIHR Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang biasa akrab dengan CEI.

Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D, Koordinator Tim CEI yang juga seorang Direktur Yayasan Percik Salatiga (Percik) dan juga seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) dalam Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat itu, memulai dengan CEI Overview terlebih dahulu dihadapan peserta ICM. Pada kesempatan itu, Dr. Haryani menguraikan latar belakang CEI, setting context, tingkatan kontinum CEI, pendektan multi-tingkat – inti CEI bagi pusat, Public Advosory Board (PAB), kemajuan kegiatan CEI Indonesia, identitas kelompok advisory di kecamatan, gelaran metode partisipatif untuk mengurangi polusi udara dari pembakaran sampah, pemberdayaan, tantangan dan rencana ke depan.

Dalam CEI, jelas Dr. Haryani, penelitian partisipatif ini menggunakan photovoice dan circle conversation. “Tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga memberdayakan,” urai Dr. Haryani. Dan memberdayakan itu harus dilandasi dengan “a feeling of belonging.”

Kader yang akan bertestimoni dalam photovoice dan warga yang akan bertestimoni dalam circle conversation

Usai overview CEI dari Dr. Haryani, presentasi dilanjutkan oleh Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Damar Waskito, S.Kom., M.Si dengan materi “Door Knocking and Photovoice Activities.” Dalam presentasinya, Damar menjelaskan tujuan dari door knocking dan coffee meeting dalam sebuah penelitian.

Di tengah-tengahnya juga dipaparkan mengenani photovoice yang telah dijalankan di beberapa desa yang menjadi enumeration area dalam penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC, dan kemudian mempersilakan kepada penulis storytelling terbaik yang dihadirkan dalam ICM untuk menceritakan tulisannya yang telah dibuatnya dengan bertutur lewat foto.

Storyteller pertama adalah Yeni Mariana, seorang kader Krebet Senggrong, menampilkan kisah dari hasil mengikuti photovoice dengan judul “ Bakar sampah rame-rame atau bakar sakit rame-rame?” dan kemudian dilanjutkan dengan storyteller kedua berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Sandi Cahyadi dengan judul “Pengelolaan Sampah yang Baik Supaya Tidak Terjadi Polusi dan PTM (Penyakit Tidak Menular)”.

Overview CEI

Mereka berdua menuturkisahkan di hadapan peserta IOC dengan percaya diri, dan mendapat aplaus yang meriah dari para peserta yang hadir.

Usai paparan Damar, acara disambung dengan pemaparan dari staf peneliti dan advokasi Percik Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. dengan judul “CC Progress September 2024”. Pada kesempatan itu, Christina memperkenalkan terlebih dahulu warga dari dua desa (Pagak dan Tlogorejo) dan mereka dipersilakan bertestimoni setelah mengikuti circle conversation (CC) beberapa waktu yang lalu.

Lukman Hadi, seorang pemulung sampah, dengan percaya diri bertestimoni tentang pengelolaan sampah di Desa Tlogorejo. Kemudian Nuriyah, petani tebu asal Desa Pagak juga bertutur tentang kebiasan menangani sampah di Desa Pagak.

Suasana Indonesia in-Country Meeting di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang

Keduanya dengan bahasa khas mereka berani bertutur cerita mengenai pengelolaan sampah yang ada di daerahnya masing-masing, dan ini mendapatkan apresiasi dari Tim Peneliti NIHR baik dari lingkungan UB maupun luar negeri yang hadir dalam ICM.

Apa yang dipresentasikan oleh Tim CEI ini memang benar-benar mampu menampilkan “roh” dari CEI secara nyata, yakni suara-suara kecil yang termarjirnalkan hingga nyaris tak terdengar, tiba-tiba mendapatkan aplaus dan apresiasi dari peserta ICM.

Selesai CEI, acara berikutnya adalah istirahat, makan siang, dan sholat (ishoma) dan sebelum kader maupun warga yang dihadirkan tersebut meninggalkan tempat, MC memintanya untuk foto bersama dengan Tim Penelitian NIHR.

Overview Digital Health

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Tim Peneliti NIHR Theme 5: Digital Health Development, Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam presentasinya, Sabriansyah melakukan overview digital health yang telah dijalankan selama ini.

Begitu selesai, acara langsung disambung dengan pemaparan materi “Building A Cleaner & Healthier Indonesia” dari Nathan Roestandy, co-founder and CEO NAFAS. NAFAS adalah perusahaan kesehatan dan kebugaran kualitas udara, yang mengembangkan teknologi untuk membantu warga kota menghirup udara yang lebih sehat.

Pada paparan Nathan, ini muncul 8 pertanyaan yang ingin mengetahui lebih banyak kiprah NAFAS di Indonesia. Pertanyaan datang dari Sujarwoto, Nushrat Khan, Laura Downey, Asri Maharani, Maroof, dan Ahsan Syahrir.

Overview RCS

Usai presentasi NAFAS, acara berikutnya adalah pemaparan materi “Research Capacity Strengthening” dari Tim Penelitian NIHR Theme 4: RCS yang dikoordinatori oleh Dr. Holipah. Pada kesempatan itu, Dr. Holipah menjelaskan progress report dari RCS.

Selesai dari presentasi Dr. Holipah, Prof. Chris Millet dari Imperial College London (ICL) meminta penerima beasiswa NIHR memperkenalkan diri dan bertestimoni serta kemudian mereka diminta mempresentasikan progessnya.

Pukul 16.45 WIB Dr. Nushrat Khan memberikan agenda untuk esok harinya di hari ketiga menyangkut ToC for complete intentions, dan acara hari kedua ICM ini selesai pada pukul 16.49 WIB. *** [031024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 01 Oktober 2024

Indonesia in-Country Meeting: Overview of the NIHR Project and Theme 1 and 2 Key Findings

NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Envionmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) menyelenggarakan pertemuan Tim Peneliti NIHR dalam Indonesia in-Country Meeting (ICM) yang diadakan di Kota Malang dari 30 September hingga 5 Oktober 2024.

Hari pertama, Senin (30/09), ICM diadakan di Auditorium Lantai 6 Gedung A Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang beralamatkan di Jalan Veteran, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Sesuai surat undangan bernomor 0005/UND/NIHR/09/2024, agenda ICM hari pertama (day 1 – Monday Sep 30) adalah opening ICM, overview of the NIHR project, theme 1: key findings, theme 2: key findings, overview of the intervention development process (co-creation + evaluation) and discussions.

Peserta Indonesia in-Country Meeting berpose

Acara ICM dimulai pada pukul 10.19 WIB. Master of Ceremony (MC) Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP mengawali ucapan selamat datang kepada peserta ICM, dan terus membacakan susunan acara (rundown) yang akan dilakukan hari ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan pembukaan dalam ICM. Sambutan pertama dilakukan oleh Wakil Dekan 2 Dr. Husnul Khotimah, S.Si., M.Kes mewakili Dekan FKUB yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Dr. Husnul menjelaskan “Advancing Research for Health and Sustainability in Malang and Gresik Regencies”, yang di dalamnya menegaskan pentingnya The Power of Collaboration yang meliputi sharing knowledge, resource mobilization, dan community engagement.

Di akhir sambutannya, Dr. Husnul mengatakan bahwa poin utamanya adalah dengan menggunakan pendekatan berbasis penelitian, kita dapat mengatasi tantangan yang paling mendesak dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua penduduk untuk berkembang.

Wakil Dekan 2 FKUB berikan sambutan dihadapan peserta Indonesia in-Country Meeting

Usai Dr. Husnul, Principal Investigator dan NIHR Centre Head Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP memberikan sambutan berikutnya, dengan mengangkat topik “Strengthening Primary Health Care, Addressing Air Pollution, Waste Management, and Plastic Combustion in Malang and Gresik Regencies for a Sustainable Future.”

Pada kesempatan itu, Prof. Andarini menjelaskan sejumlah item: health is fundamentally interconnected with our environment; the challenges we face; the impact of air pollution; plastic combustion: a solent threat; and comprehensive strategies.

Diakui oleh Prof. Andarini, semua itu memerlukan komitmen dan bekerja secara kolaboratif serta menerapkan pendekatan holistik.

Kemudian sambutan berikutnya datang dari Prof. Christopher Millet, Profesor Kesehatan Masyarakat  Imperial College London (ICL). Ia mengucapkan selamat datang kepada peserta dan merasa senang sekali bisa datang ke FKUB untuk menghadiri ICM yang diselenggarakan oleh NIHR-GHRC NCDs & EC FKUB.

Presentasi key findings Theme 1

Selesai Prof. Chris Millet, acara disambung dengan sambutan dari NIHR Research Manager Sujarwoto, S.IP., M.Si., MPA, Ph.D. Dalam sambutannya, Sujarwoto memperkenalkan satu per satu personil yang ada dalam Tim Peneliti NIHR, dan setelahnya ia memaparkan NIHR-GHRC Indonesia. Semua progres aktivitas dalam 5 theme yang ada dalam Tim Peneliti NIHR itu dipaparkan oleh Sujarwoto, ditambah pula dengan informasi submitted proposal and new research grant.

Usai sambutan-sambutan dalam opening ICM, acara memasuki pemaparan materi Theme 1 dan 2. Pemaparan materi pertama dari Theme 1: Primary healthcare strengthening. Theme 1 merupakan salah satu dari 5 theme yang ada di Tim Penelitian NIHR. Theme 1 dikomandoi dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D .

Dalam mempresentasikan key findings dari Theme 1 itu, Asri, Ph.D mengajak dua anggota timnya dr. Harun Al Rasyid,MPH dan dr. Devita Rahmani Ratri, MPH. Penyajiannya diawali oleh Asri, Ph.D kemudian terus dr. Harun dan dr. Devita secara bergantian.

Materi Theme 1 meliputi: study design: formative phase yang terdiri dari systematic review, policy analysis, healthcare system assessment, SMARThealth app adaptation, dan pilot study.

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak paparan Theme 1

Materi-materi tersebut, jelas Asri, systematic review untuk memahami struktur, fungsi, dan kapasitas sistem layanan kesehatan primer yang ada di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC) dalam mengatasi PTM yang terkait dengan polusi udara.

Policy analysis untuk menguji ketahanan kebijakan nasional dan tingkat negara bagian di Indonesia dalam melindungi kesehatan penduduk dari polusi udara.

Healthcare system assessment untuk menilai berbagai aspek yang memengaruhi pemberian perawatan PTM di lingkungan perawatan primer, seperti alokasi sumber daya, infrastruktur, tenaga kerja, pembiayaan, asuransi, kebijakan, rantai pasokan obat-obatan, pengadaan peralatan, dan jalur klinis serta integrasi pertimbangan perubahan iklim dalam sistem.

SMARThealth app adaptation untuk mengadaptasi dan merancang aplikasi SMARTHealth untuk penyakit kardiovaskular dan PPOK di wilayah yang terkena dampak polusi udara.

Presentasi key findings Theme 2

Pilot study untuk menilai kelayakan, kegunaan, dan efektivitas awal intervensi sebelum uji coba berskala lebih besar. Ini akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dan menyempurnakan desain, memastikan bahwa intervensi penuh dioptimalkan baik dari segi implementasi maupun hasil.

Dari paparan materi Theme 1 ini, disimpulkan mengenai temuan (sementara) tentang PTM di Kabupaten Malang dan Gresik menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi komprehensif untuk mengatasi meningkatnya angka PTM; upaya harus difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan akses layanan kesehatan, dan integrasi program modifikasi gaya hidup; dan inisiatif kolaboratif yang melibatkan pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan organisasi masyarakat akan sangat penting dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit tidak menular di wilayah tersebut.

Dalam sesi diskusi Theme 1, ada beberapa pertanyaan dari Tim Peneliti NIHR luar negeri, seperti Dr. Devarsetty Praveen (Global Strategic Priority Lead – Better Care & Director Primary Health Care, The George Institute for Global Health India); Dr. Nushrat Khan (Research Fellow, ICL); Prof. Chris Millet (Professor of Public Health, ICL); and Maroof Khan (The George Institute for Global Health India).

Presntasi Nushrat Khan 

Pukul 12.40 WIB, istirahat untuk makan siang dan melakukan salat bagi yang muslim. Mereka menikmati makan siang di lobby depan auditorium FKUB. Aneka menu dihidangkan seperti lodeh tewel, terik tahu tempe, ayam balado, urap, dan trancam. Menu makanan tersebut diimbangi dengan menu buah-buahan yang beragam, seperti semangka, nanas, jeruk, anggur, apel, dan lain-lain.

Pukul 13.40 WIB peserta ICM memasuki auditorium lagi untuk melanjutkan acara berikutnya, yakni pemaparan dari Theme 2: Air Pollution and Plastic Combustion. Theme 2 yang digawangi oleh Koordinatornya yang sekaligus juga NIHR Research Manager, Sujarwoto.

Pada kesempatan itu, Theme 2 menampilkan Key findings from evidence identification and situational analysis.

Ada 2 pertanyaan utama dalam Theme 2 (Identifying and implementing solutions to reduce the impact of plastic burning on NCDs in Indonesia), yaitu 1). Apa saja sumber utama pembakaran plastik dan polutan terkait PTM yang dipancarkan oleh industri dan pengangkutan plastik tingkat masyarakat di enam desa studi di Malang, Jawa Timur?, dan 2). Komponen solusi/intervensi umum apa yang dapat diproduksi bersama masyarakat untuk secara efektif mengurangi polutan pembakaran plastik terkait PTM di wilayah studi?

Peserta Indonesia in-Country Meeting menyimak presentasi Nushrat Khan

Konteks dan implementasi kerangka kerja intervensi yang kompleks itu mencakup geografis (lingkungan fisik yang lebih luas); epidemiologis (distribusi beban penyakit); sosio-budaya (konstruk seperti pengetahuan, kepercayaan); etika (refleksi moralitas, yang mencakup norma, aturan, standar perilaku, dan prinsip yang memandu keputusan dan perilaku individu dan lembaga); hukum (aturan dan regulasi yang telah ditetapkan untuk melindungi hak dan kepentingan masyarakat suatu populasi); dan politik (distribusi kekuasaan, aset, dan kepentingan; organisasi dan kepentingan mereka; sistem perawatan kesehatan dan aksesibilitas).

Pada key findings Theme 2 ini juga terjadi diskusi seperti pada theme 1. Sejumlah peneliti dari beberapa negara mengajukan pertanyaan terkait temuan yang dipaparkan oleh anggota Tim Penelitian NIHR Theme 2.

Selesai pemaparan key findings Theme 2, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Nushrat Khan dengan judul “Overview of Multisectoral Intervention Co-Creation". Menurut Nushrat, co-creation merupakan kombinasi dari co-design dan co-production. Pada kesempatan itu, Nushrat mengajak diskusi perihal: apa saja yang termasuk dalam cakupan proyek dan jadwal kita saat ini?; Apakah kita menggunakan metodologi yang berbeda saat mengembangkan berbagai komponen intervensi multisektoral?; apa cara terbaik untuk bekerja sama dengan mitra tingkat industri dalam mengembangkan kesadaran dan memengaruhi regulasi?; dan membahas cara memastikan strategi implementasi dan ukuran hasil yang efektif.

ICM hari pertama ini selesai pada pukul 16.24 WIB, dan diakhiri dengan melakukan foto bersama di antara perserta ICM. *** [010124]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog