Tampilkan postingan dengan label Rakor Jantung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rakor Jantung. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Oktober 2021

Wujudkan Pelayanan Jantung Terpadu, Dinkes Kabupaten Malang Adakan Rakor

 “Untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu di Kabupaten Malang, preventif dan kuratif harus jalan bareng”, kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti Wibowo, saat memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi (rakor) lintas sektor di Ruang Multimedia, Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang, Senin (11/10).

Rakor ini dihadiri 4 instansi terkait, seperti BAPPEDA Kabupaten Malang, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang 

Lebih lanjut, Arbani Mukti Wibowo mengungkapkan, rakor ini bertujuan untuk membahas persiapan untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu, seperti penyediaan lahan untuk membangun gedung pusat rujukan layanan jantung terpadu di RSUD Kanjuruhan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana lainnya terkait rumah sakit jejaring rujukan pelayanan jantung terpadu.

“Ada 4 pelayanan dalam Program Pelayanan Kesehatan Jantung Terpadu di Kabupaten Malang”, ujar Arbani. “Yaitu pelayanan promotif dan preventif dengan Posbindu SMARThealth oleh kader di desa, pelayanan pemeriksaan jantung di Puskesmas dengan telemedicine EKG, pelayanan kegawatdaruratan jantung dengan armada ambulance advance (ICU Mobile) di Kabupaten Malang, dan pelayanan kuratif RSUD Kanjuruhan sebagai rumah sakit pusat rujukan jantung jejaring dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Jakarta.”

Peserta rakor di sisi utara Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang

Acara rakor ini dimulai pada pukul 09.25 WIB. Begitu, Kepala Dinkes memasuki ruang pertemuan yang diiringi Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kanjuruhan dr. RA Ratih Maharani, MMRS dan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan dr. Benidiktus Setyo Utomo, pembawa acara Gatot Sujono, S.St., M.Pd mengawali opening speech dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta rakor yang hadir dalam ruangan ini.

Kemudian dilanjutkan dengan membacakan susunan acara dalam rakor ini, dan diteruskan dengan doa menurut keyakinannya masing-masing.

Peserta rakor di sisi timur Ruang Multimedia Lantai 2

Usai doa, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Dinkes Kabupaten dan diteruskan dengan sedikit paparan dalam slide dihadapan para undangan rakor. Lalu, disambung dengan diskusi yang akan dipandu oleh Kepala Dinkes.

Namun sebelum diskusi dimulai, Kepala Dinkes meminta kedua Wakil Direktur (Wadir) dari RSUD Kanjuruhan untuk memberikan gambaran terlebih dahulu terkait persiapan RSUD Kanjuruhan menjadi pusat rujukan jantung jejaring RSJPDHK.

Ruang Multimedia Lantai 2

Pada kesempatan itu, Wadir Administrasi dan Keuangan menerangkan bahwa selama ini RSUD Kanjuruhan hanya sebagai locus pada pelayanan kuratif dalam layanan jantung. Belum ada gedung yang representatif untuk pusat pelayanan jantung terpadu.

“Tahun 2021 ini, RSUD Kanjuruhan telah membuat proposal untuk mengajukan block grant untuk pembangunan gedung pusat pelayanan jantung terpadu. Lahan sudah ada seluas 2,5 hektar di belakang RSUD Kanjuruhan”, katanya

Masukan dari BAPPEDA Kabupaten Malang dalam diskusi

Kemudian Wadir Pelayanan menjelaskan perihal langkah-langkah dalam membuat jejaring rujukan jantung di Kabupaten Malang. Apa saja yang harus dipenuhi dalam mewujudkannya. Selain itu, program SMARThealth nantinya akan disambut RSUD Kanjuruhan sebagai bagian pusat rujukan pelayanan jantung terpadu.

Usai penjelasan para Wadir RSUD Kanjuruhan itu, acara diskusi pun dimulai yang dipandu langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Malang. Usulan pertama datang dari Anik S. dari BAPPEDA Kabupaten Malang. Dalam kesempatan itu, Anik mengatakan bahwa persyaratan lahan untuk membangun gedung pusat layanan jantung itu harus dicukupi dulu. Baru kemudian merencakanan pembangunan gedung yang berbiaya besar. Diperkirakan akan menelan biaya 300 milyar.

Masukan dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya

Sementara itu, Figur Wicaksono, ST dari Bidang Penataan Ruang dan Penataan Bangunan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya berjanji akan membantu melakukan pengecekan lahan yang telah disiapkan RSUD Kanjuruhan itu apakah sudah sesuai dengan tata ruangnya.

Setelah penjelasan dari Cipta Karya, Kepala Dinkes mempersilakan kepada dr. Bobi Prabowo, Sp.EM., M. Biomed selaku Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik. Dalam kesempatan itu, dr. Bobi menguraikan panjang lebar perihal Kabupaten Malang masuk dalam akselerasi layanan jantung terpadu atau penanganan kardiovaskular rujukan dari Kemenkes.

Paparan kesiapan RSUD Kanjuruhan oleh Plt Kepala Seksi Pelayanan Medik

Oleh karena itu, menurut dr. Bobi, selain pembahasan lahan perlu juga membicarakan masalah SDM. Selain dokter spesialis jantung juga diperlukan perawat maupun bidan dengan keahlian jantung maupun dokter bedah jantung.

Untuk mewujudkan rumah sakit pusat rujukan pelayanan jantung, tenaga kesehatan yang telah mengambil spesialis jantung tidak serta merta bisa langsung bekerja, melainkan harus menempuh pendidikan satu tahun lagi untuk mendapat sertifikat sebagai SDM sesuai standar nasional.

Tim SMARThealth UB menyimak dengan seksama jalannya rakor

Dari diskusi ini, Kepala Dinkes memahami bahwa RSUD Kanjuruhan telah menunjukkan kesiapan untuk mewujudkan pelayanan jantung terpadu di Kabupaten Malang dan sekaligus bisa intergrasi dengan program SMARThealth.

Untuk integrasi itu, Kepala Dinkes menugaskan Kepala P2P dan Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang agar supaya nantinya berkoordinasi dengan RSUD Kanjuruhan dengan melihat road map yang akan dibuat oleh RSUD Kanjuruhan.

Bila hal ini terwujud maka menurut Kepala Dinkes sekaligus akan tercipta hospital without wall. Hospital without wall merupakan program pemerintah yang memaksimalkan peranan rumah sakit di masyarakat dengan tidak hanya berkutat di sektor kuratif dan rehabilitatif akan tetapi menggiatkan usaha promotif dan preventif. Salah satunya dengan sistem jemput bola dengan menitikberatkan pada pembinaan masyarakat dengan pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui kunjungan dan kegiatan lainnya yang sifatnya membina komunitas. *** [111021]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 25 Maret 2021

Tiga Instansi Kolaborasi dalam Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang

Bertempat di Gedung Pertemuan Jantung Lantai 4 RSUD Kanjuruhan yang terletak di Jalan Panji No. 100 Kepanjen, tiga instansi melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang pada Kamis (25/03/2021).

Rakor ini merupakan kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 52 Malang beberapa waktu yang lalu. Berangkat dari hasil pembicaraan sebelumnya, dalam rakor ini akan membahas rencana kegiatan di tahun 2021 ini.

Tampak hadir dalam rakor tersebut adalah 12 orang dari RSUD Kanjuruhan, 3 orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 4 orang dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Malang Raya, dan 1 orang dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Rakor Program Pengendalian Jantung di Kabupaten Malang

Acara rakor ini dimulai pada pukul 12.54 WIB. Mengawali acara, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo memberikan sambutan kepada hadirin yang berasal dari RSUD Kanjuruhan, Dinkes Kabupaten Malang, dan YJI Malang Raya.

Dalam sambutannya, Arbani yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengatakan permasalahan penyakit jantung di Kabupaten Malang kian waktu semakin meningkat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan kolaborasi yang baik dalam penanganan masalah jantung.

Dari data yang ada di Puskesmas maupun Rumah Sakit, Dinkes sudah bisa memikirkan masalah penanganan penyakit jantung. Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, MM sangat concern dalam hal ini, dan di Dinkes pun telah ada program SMARThealth.

Kadinkes mengucapkan terima kasih kepada Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, peneliti dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yang telah mengawali penelitian masalah deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular di Kabupaten Malang, dan hasilnya memang dapat mengurangi faktor risiko tersebut.


Sambutan dari Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo

“Jika mengandalkan faskes saja jelas tidak mungkin bisa menangani penyakit jantung. Maka kita melatih kader kesehatan”, jelas Arbani Mukti Wibowo kepada peserta rakor dari tiga institusi tersebut.

Kolaborasi dalam penanganan masalah ini diperlukan dalam penanganan kasus jantung. Selain deteksi dini yang dijalankan dalam program SMARThealth, juga diperlukan langkah penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, perlu dijabarkan apa peran Dinkes, Rumah Sakit, YJI, dan kader.

Misalnya peran Rumah Sakit terhadap kader dan faskes primer, dr. Sapto bisa sharing knowledge kepada faskes dan kader. Dr. Sapto Prihandono N., Sp. JP adalah Kepala KSM Jantung RSUD Kanjurahan Kepanjen. Kemudian Dinkes berperan sebagai regulator dan promotor.

Selesai memberikan sambutan dan arahan, drg. Arbani Mukti Wibowo meninggalkan gedung pertemuan karena ada tugas yang harus diselesaikan dalam kapasitasnya sebagai Kadinkes.


Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang memandu diskusi dalam Rakor Jantung

Acara berikutnya kemudian diisi oleh Plh Kepala Bidang P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Pada kesempatan ini, Awig mengatakan bahwa telah ada beberapa kesepakatan yang akan dilakukan oleh tiga instansi dalam pengendalian jantung sebagai kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 51 Malang.

Dinkes akan melakukan pembinaan terhadap Rumah Sakit dan Puskesmas berkenaan dengan penanganan dan pengendalian masalah jantung yang ada, termasuk di dalamnya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dengan pelatihan.

Awig berharap dalam rakor ini bisa membuat schedule dalam rencana ke depan termasuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) secara berjenjang dalam upaya untuk penanganan penyakit jantung.

Paparan dari Dinkes ini kemudian ditambahi oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Ia memperkenalkan program SMARThealth kepada para peserta rakor.

SMARThealth adalah program deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih dengan bantuan aplikasi eKader.


Ruang Pertemuan Gedung Jantung Lt 4 RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Tahun ini, Dinkes akan melatih kader SMARThealth lagi di 85 desa melalui uang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas. Setiap desanya terdapat lima orang kader yang akan dilatih program SMARThealth. Selain itu, Dinkes juga sudah memperjuangkan sebuah Peraturan Bupati (Perbup) yang memayungi hukum program SMARThealth.

Paulus juga mengatakan bahwa pada saat pertemuan di Rumah Makan 51, Wakil Ketua YJI Malang Raya Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K), FIHA, FACC bersedia memberikan pelatihan kepada kader maupun tenaga kesehatan. Begitu pula halnya dengan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan (Yankesjuk) juga bersedia melakukan pelatihan kader SMARThealth dalam penanganan tindakan darurat penanganan pasien jantung.

Usai paparan dari Dinkes, giliran dilanjukan pemaparan oleh Sekretaris YJI Malang Raya Mudjiono Adi. Sebelum memulai paparan, Mudjiono meminta maaf karena Prof. Janggan tidak bisa hadir mengingat kesibukannya di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Kemudian ia mengenalkan tiga orang dari YJI Malang Raya yang menyertainya.

Dalam pemaparan singkatnya, Mudjiono mengatakan bahwa program-program yang ada di Kabupaten Malang sebenarnya sudah masuk ke dalam tujuan YJI, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Menurut Mudjiono, YJI mempunyai 2.500 anggota Klub Jantung Sehat yang ada di Kabupaten Malang. Selain itu, kader-kader YJI sudah terbiasa melakukan deteksi risiko penyakit jantung. Setiap ada acara senam Jantung Sehat, senantiasa disertai pemeriksaan tekanan darah dan gula darah kepada para anggotanya. Jadi, secara teoritis kader YJI juga sudah terlatih melakukan skrining PTM beserta edukasinya.

Itu contoh pada tataran promotif. Sementara pada kuratif, semenjak tahun 2014 sampai hari ini, YJI telah memfasilitasi pasien dari kalangan masyarakat tidak mampu (gakin) untuk melakukan operasi kepada penderta penyakit jantung bawaan di RS Harapan Kita Jakarta. Di Kabupaten Malang ini ada 48 orang yang telah difasilitasi pembiayaan oleh YJI Malang Raya.

Sebelum ada BPJS, YJI menanggung semua biaya tapi sekarang hanya menanggung uang transport, pemondokan, makan, dan sebagainya. YJI juga melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang, dan RSUD Kanjuruhan di Kepanjen.

Mengakhiri paparan, Mudjiono mengatakan siap membantu Bupati Malang dalam melakukan pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang.

Pukul 13.31 WIB, acara diteruskan dengan pemaparan dari Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kanjuruhan dr. Kararawi Listuhayu, M.Kes, Sp. An. Dalam paparannya, Kararawi mengatakan bahwa RSUD Kanjuruhan senantiasa siap menangani pasien jantung yang masuk ke sini.

Menurut Kararawi, gedung yang dijadikan tempat pertemuan ini sebenarnya merupakan Gedung Jantung yang terdiri dari 4 lantai. Pembangunannya terwujud dari cukai rokok. Jadi, RSUD Kanjuruhan sesungguhnya telah menyiapkan untuk layanan jantung.

Dinkes dan Bupati Malang telah mengusulkan RSUD Kanjuruhan sebagai jejaring RS Harapan Kita untuk menjadi rumah sakit rujukan jantung yang ke-256. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Kararawi meminta Dinkes agar memaparkan program-programnya dalam penanganan masalah jantung. Hal ini agar supaya nanti RSUD Kanjuruhan dan YJI Malang Raya bisa memberikan dukungan di program mana saja.

Setelah ketiga instansi memaparkan programnya, Plh Kabid P2P memandu diskusi dalam rakor untuk membicarakan Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang Tahun 2021, seperti rencana kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif beserta penanggungjawab kegiatan, sasaran dan timeline table. Ketiga instansi berembuk dalam agenda tersebut termasuk dukungan terhadap pelatihan kader SMARThealth terhadap kegawatdarutan pasien di daerah yang jauh dari jangkauan layanan jantung.

Pada diskusi itu, dr. Sapto menghendaki mulai dari tingkat bawah sudah berkolaborasi. Contohnya dalam pelatihan kader SMARThealth dan YJI dibarengkan saja. Selain itu, Sapto juga berharap kegiatan promotif dan preventif harus seiring sejalan. Kader bisa dilibatkan dalam tahapan rehabilitatif, yaitu dengan melakukan follow up terhadap penderita jantung yang telah keluar/pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, Kasi Yankesjuk dr. Helma Evi Yenni meminta perlu adanya sharing knowledge dari dokter spesialis jantung kepada dokter yang ada di Puskesmas, dan memberdayakan jejaring jantung yang telah ada dengan melakukan refreshing pelatihan lagi. YJI yang memiliki sumber daya manusia dalam perjantungan perlu terlibat di sini.

Selain itu, dr. Helma juga berharap kader SMARThealth mendapatkan pelatihan dalam penanganan kegawatdaruratan penyakit jantung.

Tepat pukul 14.30 WIB, acara rakor berakhir dan ditutup langsung oleh Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang. *** [250321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog