Tampilkan postingan dengan label Advokasi SMARThealth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Advokasi SMARThealth. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Maret 2023

Puskesmas Ardimulyo Laksanakan Pertemuan Lintas Sektor Bidang Kesehatan Tahun 2023

Sehari menjelang awal shalat Tarawih, Puskesmas Ardimulyo melaksanakan pertemuan lintas sektor bidang kesehatan tahun 2023 di Ruang Rapat Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Raya Ardimulyo No. 2 Dusun Songsong RT 01 RW 02 Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Selasa (21/03).

Pertemuan ini dihadiri oleh Muspika Kecamatan Singosari (Camat, Danramil, dan Kapolsek), Korwil Dikbud, KUA Kecamatan Singosari, BKKBN Kecamatan Singosari, HIMPAUDI, kader, dan 7 Kepala Desa (Ardimulyo, Toyomarto, Randuagung, Tamanharjo, Baturetno, Dengkol, Wonorejo) dan 1 Kelurahan (Losari).

Selain itu, tampak hadir pula Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama salah seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama di akhir acara

Acara ini dimulai pada pukul 08.51 WIB diawali dengan ucapan salam dari Master of Ceremony (MC) Diyah Mulia Handayani, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Tamanharjo. Kemudian diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Dina Kartikasari, A.Md.Keb, bidan Desa Tamanharjo.

Sehabis menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengucapkan selamat datang kepada semua peserta pertemuan lintas sektor ini, dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipandu MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Selesai itu, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Singosari Agus Nur Aji, S.Sos, M.AP. Dalam sambutannya, Camat Singosari menginformasikan 3 masalah yang menjadi perhatian selama ini, yaitu stunting, Universal Health Coverage (UHC), dan pernikahan dini.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalkan stunting di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo dari lintas sektor. Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sudah berusaha untuk mewujudkan UHC dengan mengcover pembiayaan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Orang yang tidak mampu, termasuk lansia dan ODGJ dibuatkan KTP untuk menguruskan jaminan kesehatan.

Sambutan Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari

Sementara itu, terkait pernikahan dini, Camat Singosari juga merasa heran. “Singosari rangking pertama dalam pernikahan dini. Kita ini kota tapi pernikahan dini banyak,” terangnnya.

Sambutan berikutnya berasal dari Kapolsek Singosari Kompol Ahmad Robial, S.E., S.IK. Pada kesempatan itu, Kapolsek menyoroti perihal stunting, inflasi dan kamtibmas menjelang lebaran yang biasanya muncul.

Terkait stunting, Kapolsek akan membantu Puskesmas Ardimulyo lewat Bhabinkamtibmas untuk memberikan penyuluhan. Karena stunting itu tidak hanya masalah ekonomi saja tapi berhubungan dengan adanya faktor lain, seperti pernikahan dini. “Kurang pedulinya orangtua, lebih fokus ke medsos,” kata Kapolsek.

Selain itu, Kapolsek juga mewanti-wanti akan adanya lonjakan kenaikan harga maupun kamtibmas menjelang lebaran. Jajaran Polsek Singosari ingin berusahan merubah image menjelang lebaran dengan menyebar personilnya agar kamtibmas terjaga.

Suasana Ruang Rapat Puskesmas Ardimulyo Lantai 2 dalam pertemuan lintas sektor

Pukul 09.33 WIB, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Danramil Singosari Kapten CHB Bambang Widodo. Dalam sambutannya, Danramil Singosari berusaha akan membantu apa yang telah dibahas dalam pertemuan lintas sektor ini.

Jajaran Koramil Singosari juga sudah dihimbau oleh pemerintah untuk menjadi bapak asuh bagi anak yang berkategori stunting, dan menugaskan Babinsa juga untuk turut membantu memberikan penyuluhan kepada warga di kala tugas di desa untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai stunting.

Usai sambutan Danramil, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ardimulyo dr. Julia Rosana. Pada kesempatan itu, Kapus dr. Julia mengucapkan terima kasih ata kehadirannya dalam pertemuan lintas sektor di Puskesmas Ardimulyo, karena hal ini merupakan wujud dukungan dalam bidang kesehatan.

Selain itu, Kapus dr. Julia menyoroti sejumlah bidang kesehatan yang masih perlu bantuan lintas sektor, seperti masih banyaknya ODGJ yang tidak memiliki KTP. “Kalau tidak ada KTP, tidak bisa UHC,” jelas Kapus Ardimulyo.

Sosialisasi da advokasi SMARThealth oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selain itu, masih dijumpainya kasus ODF (Open Defecation Free). Kondisi alam di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo yang melimpah air, barangkali masyarakat yang masih senang buang hajat di sungai. Stop Buang Air Besar Sembarangan perlu dilakukan karena hal ini juga menyangkut penilaian kampung sehat.

Menanggapi sambutan Kapus dr. Julia, Camat Singosari langsung meminta semua yang hadir dalam pertemuan lintas sektor ini untuk segera membantu melaporkan agar terdaftar dan dibuatkan segera KTP untuk pengurusan BPJS.

Kemudian mengenai ODF, Camat Singosari juga heran belum adanya deklarasi ODF di wilayahnya. Oleh karena itu, Camat Singosari menghimbau agar segera dicanangkan deklarasi ODF. Camat meminta para kepala desa dan lurah untuk membantu tenaga kesehatan di desa dalam penyuluhan tentang ODF.

Setelah itu, acara disambung dengan penandatanganan komitmen bersama lintas sektor wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo untuk berperan aktif dalam mendukung program kesehatan pemerintah. Pada kesempatan ini, Muspika Kecamatan Singosari berkenan membubuhkan tanda tangan karena Camat Singosari segera akan meninggalkan tempat karena masih ada tugas di tempat lain.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo

Selesai penandatanganan, acara berikutnya adalah pemaparan materi Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa SMARThealth merupakan inovasi kesehatan yang dijalankan di Kabupaten Malang. Tahun ini dari 9 Puskesmas yang akan mereplikasi program SMARThealth, salah satu di antaranya ada jadwalnya Puskesmas Ardimulyo.

Oleh karena itu, Paulus Gatot menjelaskan kepada peserta pertemuan lintas sektor bahwa kehadirannya di ruang rapat ini diminta Kapus Ardimulyo dalam rangka melakukan sosialiasi dan advokasi SMARThealth.

Dalam sosialisasi dan advokasi SMARThealth ini, Paulus Gatot menerangkan apa saja peran lintas sektor yang harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2021 mengenai Posbindu SMARThealth untuk mengurangi angka kematian dalam PTM di Kabupaten Malang, seperti peran Dinkes, Puskesmas hingga Desa atau Kelurahan.

AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo

Sehabis sosialisasi dan advokasi SMARThealth, masih ada dua acara lagi yaitu Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo disampiakan oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo, Titin Solekah, S.Tr.Keb., dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo Rini Idawati, S.Tr. Keb.

Selesai dua presentasi ini, dilantukan dengan closing statement dari Kapus Ardimulyo dan kemudian ditutup dengan doa dari KUA Kecamatan Singosari.

Lalu, diteruskan dengan penandatangan komitmen bersama yang telah diawali oleh Muspika tadi oleh peserta pertemuan lintas sektor bidang kesehatan di Puskesmas Ardimulyo, dan diakhiri dengan foto bersama. *** [210323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 20 Maret 2023

Jelang Akhir Sya’ban, Puskesmas Pagak Adakan Lokakarya Mini Lintas Sektor

Dua hari jelang berakhirnya bulan Sya’ban sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan, Puskesmas Pagak mengadakan lokakarya mini lintas sektor di Ruang Pertemuan Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Krajan RT 05 RW 01 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Senin (20/03).

Hadir dalam kegiatan itu, Muspika Kecamatan Pagak (Camat, Koramil, dan Polsek), TP PKK Kecamatan Pagak, Korwil, Lingkungan Hidup, UPPD Pagak, PDAM, Dishub, dan 4 Kepala Desa beserta TP PKK, yang meliputi: Gampingan, Tlogorejo, Sumberejo, dan Pagak.

Selain itu, tampak hadir juga rombogan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang terdiri dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, staf PTM Rosida, SKM, pensiunan staf Keswa Gatot Sujono, S.ST, M.Pd, ditambah dengan seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara lokakarya mini ini dimulai pada pukul 09.35 WIB dengan ucapan salam pembuka dari Master of Ceremony (MC) Findi Dwi Hartika, A.Md.Ak (staf Sistem Informasi Puskesmas Pagak dan langsung diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS yang dipandu oleh dirigen M. Ovitenasia Dewi, A.Md.Kes, seorang Koordinator Ruang Rawat Inap Puskesmas Pagak.

Peserta lokakarya mini lintas sektor berpose bersama

Selesai menyanyikan kedua lagu, MC mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta dan diteruskan dengan membacakan susunan acara dalam kokakarya mini lintas sektor ini, dan setelahnya langsung dilanjutkan dengan berdoa yang dipandu oleh MC.

Usai berdoa, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Pagak Drs. Nandang Djumantara. Dalam sambutannya, Camat Pagak mengatakan bahwa lokakarya mini lintas sektor ini bertepatan dengan pelaksanaan Hari Desa Asri Nusantara di Kabupaten Malang, yang sebenarnya Hari Desa Asri Nusantara sendiri jatuh pada 21 Februari 2023. “Diharapkan semua keluarga untuk menanam pohon keras di lahan yang dimilikinya,” himbau Camat Pagak.

Hari Desa Asri Nusantara adalah hari yang ditetapkan oleh Kementerian Desa PDTT melalui Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 110 Tahun 2022 tentang Hari Desa, untuk mengingatkan kepada kita tentang pentingnya lingkungan desa yang ASRI (Aman, Sehat, Rindang, Indah).

Tujuan Hari Desa Asri Nusantara adalah meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap perubahan iklim, mewujudkan Desa Asri yang bersih, hijau dan jauh dari pencemaran lingkungan, dan mengurangi risiko bencana di desa.

Sambutan Camat Pagak

Selain itu, Camat Pagak juga menegaskan kepada peserta yang hadir dalam lokakarya mini ini, bahwa kesehatan itu bukan hanya tanggung jawab Dinkes tapi juga merupakan tanggung jawab kita bersama.

Oleh karena itu, menurut Camat Pagak, perlu jadi komitmen kita bersama. Hal ini tidak terlepas dari dukungan lintas sektoral. Ada PKK dan kader kesehatan yang turut membantu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat desa.

Puskesmas Pagak sendiri juga telah melakukan upaya dalam peningkatan layanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan lebih lengkap. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang juga sudah memberikan pendamping asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Malang.

Lebih lanjut, Camat Pagak yang juga pernah menjabat Sekretaris Dinkes Kabupaten Malang  ini, menerangkan perihal advokasi SMARThealth sebagai upaya melakukan deteksi dini penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya.

Sambutan Kepala Pusksmas Pagak

Seperti kita ketahui, tambah Camat Pagak, penyakit tidak menular (PTM) yang diakibatkan oleh jantung maupun stroke menjadi penyebab kematian peringkat tinggi. “Lebih baik preventif daripada kuratif,” jelas Camat Pagak dihadapan peserta lokakarya mini lintas sektor ini.

Usai sambutan Camat Pagak, acara berikutnya adalah sambutan yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Pagak dr. Cynthia Aristi P.R. Pada kesempatan itu, Kapus dr. Cynthia melaporkan bahwa semua desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagak sudah ODF (Open Defecation Free) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan. ODF ini menjadi salah satu indikator suatu daerah dikatakan sehat.

Selain itu, Bupati Malang juga berharap adanya UHC (Universal Health Coverage) yang maksimum. UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau. Salah satunya dengan memberikan jaminan kesehatan bagi warga yang tidak mampu, utamanya lansia dan ODGJ yang terlantar.

Di akhir sambutannya, Kapus Pagak dr. Cynthia juga menginformasikan kepada peserta lokakarya mini lintas sektor, bahwa hari ini juga ada advokasi SMARThealth. Sebenarnya jadwal replikasi SMARThealth untuk Puskesmas Pagak pada tahun 2024, namun kita majukan menjadi tahun 2023 karena Kapus Pagak yakin dengan kesiapan kader-kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagak.

Peserta lokakarya mini lintas sektor di Ruang Pertemuan Puskesmas Pagak Lantai 2

Sehabis sambutan Kapus Pagak, acara disambung dengan pemaparan materi Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam pemaparan itu, Paulus Gatot juga memberikan apresiasi kepada Puskesmas Pagak yang telah memperlihatkan capaian SPM PTM tahun 2022 dengan baik di mana SPM Hipertensi mencapai 111,90 %, Diabetes Mellitus mencapai 100,65% dari target sasaran, Uspro mencapai 79.36 % dan usia > 15 tahun mencapai 82,95%.

Diharapkan saat replikasi SMARThealth nanti, capaiannya semakin meningkat. Nanti dengan aplikasi eKader tidak hanya capaiannya saja tapi juga akan terlihat peran kader kesehatan dalam melakukan skrining faktor risiko PTM. Input data yang dilakukan oleh kader akan terekam dengan baik. Mulai dari siapa kader yang melakukan skrining hingga menit dalam melakukan input data tersebut.

Selain itu, Paulus Gatot juga menjelaskan perihal adanya regulasi berupa Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Posbindu SMARThealth, yang didalamnya dicantumkan peran desa dalam memberikan dukungan lintas sektor sesuai kewenangannya pada replikasi SMARThealth di desanya masing-masing.

Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes berikan advokasi SMARThealth

Selesai paparan ini, acara berikutnya adalah penandatangan komitmen dukungan terhadap pelaksanaan program SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pagak oleh para peserta lokakarya mini lintas sektor.

Usai penandatanganan, Camat Pagak berharap dalam rencana tindak lanjutnya, kita harus berkomitmen untuk mendukung segala apa yang telah diprogramkan. Komitmen tidak hanya berwujud tanda tangan saja tapi yang terpenting dalah tindak lanjutnya nanti.

“Keberhasilan tidak akan terwujud tanpa sinergisitas kita semua. Pemerintah, tokoh masyarakat, ulama maupun masyarakat semua. Semua program harus berjamaah!” tegas Camat Pagak mengakhiri acara lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Pagak.

Setelah langsung ditutup oleh MC pada pukul 11.11 WIB dan diakhiri dengan melakukan foto bersama di antara yang hadir dalam acara tersebut. *** [200323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 15 Maret 2023

Tingkatkan Layanan, Puskesmas Ngajum Gelar Lokakarya Mini Lintas Sektor

Puskesmas Ngajum menggelar lokakarya mini lintas sektor yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 puskesmas yang berada di Jalan Ahmad Yani No. 22 Dukuh Krajan RT 01 RW 01 Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, pada Rabu (15/03). Forum komunikasi publik ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Ngajum.

Kegiatan ini diikuti dari unsur Kecamatan, Polsek, Koramil, Ketua TP PKK Kecamatan, KUA Kecamatan Ngajum, Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Ngajum, 4  orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan perwakilan kader, TP-PKK maupun kepala desa dari 9 desa, yang meliputi: Ngajum, Palaan, Ngasem, Banjarsari, Kranggan, Kesamben, Babadan, Balesari, dan Maguan.

Acara lokakarya dimulai pada pukul 09.22 WIB setelah Camat Ngajum memasuki ruangan. Master of Ceremony (MC) Kusmiarsih, A.Md. Kep, seorang bidan Desa Ngasem, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta lokakarya mini dan salam serta membacakan susunan acara dalam lokakarya ini.

Sebagian peserta lokakarya mini berpose dengan Camat dan Muspika Ngajum

Setelah itu dilakukan pemutaran video mengenai safety briefing Puskesmas Ngajum sekitar tiga menit lamanya, dan kemudian setelahnya disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin dirigen Enggihon Andi Trista, A.Md.Keb, seorang bidan UGD Puskesmas Ngajum.

Selesai menyanyikan lagu kebangsaan dan mars itu, acara berikutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Ngajum dr. Siti Haryanti. Dalam sambutannya, Kapus Ngajum menginformasikan tiga hal dari program puskesmas yang membutuhkan peran lintas sektor, yaitu ODF, advokasi dan sosialisasi SMARThealth serta inovasi baru tentang Kampung CERIA (Care sEhat bERsih dan Asri).

Sambutan kedua disampaikan dari Polsek Ngajum yang diwakili oleh Kanit Bimmas Abdul Haris M. Pada kesempatan itu, jajaran Polsek Ngajum akan mendukung apa yang disampaikan oleh Kapus Ngajum, karena hal ini terkait dengan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Sementara itu, pada sambutan ketiga yang disampaikan oleh Koramil yang diwakili oleh Djari menyoroti masalah stunting. Baginya, stunting bukanlah soal kurang gizi saja. Banyak persoalan yang menyertainya, seperti pernikahan dini, keturunan, dan sebagainya.

Pembukaan lokakarya mini lintas sektor di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Ngajum

Kendala yang sering dijumpai di lapangan, mereka yang mempunyai anak stunting tidak mau dikatakan stunting. Sehingga harus digunakan dengan istilah lain seperti pertumbuhan anak belum optimal.

Sehabis tiga sambutan, acara disisipi dengan penandatangan kesepakatan dan dilanjutkan dengan deklarasi ODF (Open Defecation Free) Kecamatan Ngajum yang dibacakan langsung oleh Camat Akhmad Taufik sambil berdiri dan menghadap ke layar dengan diikuti seluruh peserta lokakarya mini:


Kami seluruh masyarakat Kecamatan Ngajum

Mendeklarasikan bahwa: masyarakat Kecamatan Ngajum sudah tidak lagi melakukan perilaku BABS dan siap melaksanakan 5 pilar STBM:

STOP BUANG ARI BESAR SEMBARANGAN

CUCI TANGAN PAKAI SABUN

PENGAMANAN AIR MINUM DAN MAKANAN

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BENAR

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN AMAN


Deklarasi ODF yang dibacakan oleh Camat Ngajum

Pukul 10.09 WIB sambutan berikutnya datang dari Camat Ngajum Akhmad Taufik J., S.STP, M.M. Menurut Camat Ngajum, persoalan kesehatan merupakan hal penting setelah keimanan. Boleh dibilang, urusan kesehatan merupakan nomor 1 dalam kehidupan sosial. “Promosi dan preventif itu lebih murah ketimbang kuratif,” katanya. “Ini kaitannya dengan peran kepala desa bahwa kepala desa yang hadir saya kasih jempol 3.”

“Mumpung kita masih menjabat di sini sebagai legasi berbuat baik. Kesempatan amalnya luar biasa. Kebijakan Anda buat sanitasi, air bersih, bisa dinikmati selamanya,” tegas Camat Ngajum dihadapan kepala desa atau yang mewakili hadir dalam lokakarya mini ini.

Pada kesempatan ini, Camat Ngajum juga sedang menggagas perihal Desa Berseri yang harapannya dalam tindakannya, antara pelestarian lingkungan hidup dan kesehatan bisa berjalan berdampingan dan kolaboratif.

Usai sambutan Camat Ngajum, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang” oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Sambutan Camat Ngajum dalam lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum

Setelah itu disambung dengan presentasi materi “Sosialisasi Germas Tahun 2023 Puskesmas Ngajum” dan “Inovasi Kampung CERIA RW 03 Desa Kesamber” yang disampaikan oleh Penanggung Jawab (Pj) Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas Ngajum, Denok Pitra Rhena, SKM.

Menanggapi materi Pj Kesling, Camat Akhmad Taufik mengatakan bahwa secara prinsip sudah ada kesepakatan antara Muspika dan Puskesmas. Jadi siap turun dan sekaligus ingin memadukan program kerjanya.

“Nanti yang diperlukan, ada Pokja Lintas Sektor. Saran saya, Kesling perlu menjabarkan di 5 pilar dari 10 indikatar PHBS,” katanya. “Lingkungan hidup dan kesehatan musti bersatu padu sehingga punya efek ke ekonomi masyarakat.”

Pukul 11.34 WIB acara dilanjutkan dengan “Review Kinerja Tahunan Stunting” oleh Penanggung Jawab Gizi UKM dan sekaligus Kepala TU Puskesmas Ngajum, Zana Eka Mayang Sari, S.Tr. Gz.

Peserta lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum 

Pada kesempatan ini, Camat Akhmad Taufik bersama kepala desa pada intinya mendukung. Hanya saja, menurut Camat Akhmad Taufik, kita perlu diskusi start programnya yang dalam forum komunikasi publik ini disinyalir akibat adanya pernikahan dini.

“Sehingga dalam pelaksanaan programnya perlu melibatkan KUA, Korwil, dan Puskesmas,” terang Camat Akhmad Taufik kepada seluruh peserta lokakarya mini ini.

Sehabis tanggapan Camat Ngajum, acara diteruskan dengan melakukan foto bersama, dan acara ini selesai pada pukul 12.0B WIB setelah ditutup dengan doa oleh Ketua MUI Kecamatan Ngajum, Jais Husnan. *** [150323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Februari 2023

Lokmin Linsek Tribulanan I 2023 Puskesmas Sumawe

Puskesmas Sumbermanjing Wetan, atau yang biasa disingkat menjadi Sumawe, adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yang merupakan ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas perlu dikelola melalui pencapaian manajemen Puskesmas secara optimal.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, Puskesmas Sumawe harus melakukan kerja sama dengan lintas sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan bernama Lokakarya Mini (Lokmin) Lintas Sektor (Linsek).

Hari ini, Rabu (22/02/2023), Puskesmas Sumawe menyelenggarakan Lokmin Linsek Tribulanan I Tahun 2023 di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe yang beralamatkan di Jalan Sumbermanjing Wetan, Dusun Sumbersari RT 10 RW 05 Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Kegiatan Lokmin Linsek Tribulanan I di Puskesmas Sumawe ini dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam), Polsek, Koramil, Dinkes, Lintas sektor terkait (TP-PKK Kecamatan, Kasi Kesos Kecamatan, Krowil Disdik Kecamatan, KUA Kecamatan, MWC NU Kecamatan, Korwil KB Kecamatan, MTsN 4 Malang, Fatayat), Pendamping Lokal Desa (PLD), Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 9 Kepala Desa (Kades) di wilayah kerja Puskesmas Sumawe, yang meliputi: Sumbermanjing Wetan, Harjokuncaran, Druju, Ringinsari, Argotirto, Klepu, Ringinkembar, Sekarbanyu, dan Tegalrejo.

Sebagian peserta Lokmin Linsek Puskesmas Sumawe berpose bersama

Acara lokmin linsek ini dimulai pada pukul 09.15 WIB. Master of Ceremony (MC) Nafiatur Rosyidah, S.ST, Koordinator Pelayanan KB Puskesmas Sumawe, mengawali dengan ucapan selamat datang sebagai bentuk penyambutan tamu, dan membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, MC memandu berdoa menurut keyakinan masing-masing, dan terus dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpun oleh dirigen Laily, A.Md.Keb, seorang bidan di Puskesmas Sumawe, dengan hitungan birama 4/4.

Acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Sumawe dr. Dian Rahmawati. Dalam sambutannya, Kapus dr. Dian mengatakan bahwa linsek kali ini tergolong speSial karena dilaksanakan di bulan-bulan awal tahun 2023.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas kepada masyarakat serta mendapatkan dukungan dari lintas sektor terkait pelaksanaan program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sumawe, khususnya Indikator Mutu Prioritas Puskesmas tahun 2023, yaitu Penurunan Angka Stunting dan Advokasi PTM SMARThealth, tambah Kapus Sumawe, besar harapan kami, kita bisa bersinergi dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Sumawe.

Pembukaan Lokmin Linsek Tribulan I Tahun 2023 Puskesmas Sumawe 

Usai sambutan Kapus Sumawe, acara diisi dengan sambutan dari Sekcam Sumawe Goly Karyanto, S.E., M.M. Pada kesempatan itu, Sekcam Sumawe menekankan pentingnya sinergi dalam mengatasi setiap persoalan yang ada di Kecamatan Sumawe ini.

“Lewat sinergi ini, kita tingkatkan penanganan masalah kesehatan, seperti stunting dan PTM, guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Sumawe,” jelas Sekcam Sumawe dihadapan peserta pertemuan Lokmin Linsek di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe.

Selesai sambutan Sekcam, acara langsung disambung dengan sambutan dari Sub Koordinator Substatif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa tanpa dukungan lintas sektor, bidang kesehatan tak bisa berbuat apa-apa. Perlu adanya kesepakatan dalam linsek ini, karena keberhasilan itu tergantung kepada kita semua.

Paulus Gatot juga memberikan apresiasi kepada Puskesmas Sumawe yang telah mengawali Lokmin Linsek di awal-awal bulan pada tahun 2023 ini. “Ini adalah yang pertama penyelenggaran Lokmin Linsek untuk tahun 2023 di Kabupaten Malang. Luar biasa!” kata Paulus Gatot.

Sekcam Sumawe berikan sambutan pada Lokmin Linsek Puskesmas Sumawe

Setelah sambutan-sambutan, acara diteruskan dengan penyampaian paparan. Paparan pertama disampaikan oleh Kapus Sumawe dengan judul “Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting  di Wilayah Kerja Puskesmas Sumawe Sampai Dengan Akhir Tahun 2022.”

Paparan kedua datang dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Pada kesempatan itu, Paulus Gatot Kusharyanto memberikan materi “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang.”

Terakhir, adalah paparan dari staf Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi) Dinkes Kabupaten Malang, Dedik Kurniawan, S.Gz, dengan tema “Advokasi Stunting.”

Setelah itu, dilanjutkan dengan paparan Visi & Misi, Tata Nilai, Budaya Kerja, Motto, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Sumawe 2023 oleh Kapus Sumawe, dan Evaluasi Program Upaya Kesehatan Masyarakat oleh Penanggung Jawab UKM Essensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sumawe, Hamidah, A.Md.Keb.

Suasana Lokmin Linsek di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe

Setelah penyampaian paparan, dilaksanakan tanya jawab sebagai bagian diskusi untuk mendapatkan dukungan dari setiap sektor terkait guna mengatasi masalah dan hambatan dalam pelaksanaan progam kesehatan di Puskesmas Sumawe, dan kesepakatan cara penyelesaian masalah yang ada serta rencana tindak lanjutnya.

Diharapkan dengan adanya Lokmin Linsek ini, semua sektor terkait dapat berkomitmen dan bekerja sama untuk melakukan upaya kesehatan dan tercipta masyarakat yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Sumawe.

Setelah diskusi, peserta Lokmin Linsek dimohon untuk mengisi Kuesioner Pemahaman Visi-Misi, Tata Nilai, Budaya Kerja Dan Motto Puskesmas Sumawe Tahun 2023 melalui scan barcode yang ditayangkan di layar monitor.

Acara Lokmin Linsek Tribulan I Tahun 2023 Puskesmas Sumawe ini berakhir pada pukul 12.44 WIB dengan ditandai pembacaan doa penutup oleh perwakilan dari KUA Kecamatan Sumawe, Sugianto, dan foto bersama. *** [220223

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 19 Desember 2022

Pertemuan Advokasi SMARThealth di Puskesmas Wonosari

Puskesmas Wonosari menyelenggarakan pertemuan advokasi SMARThealth di Ruang Dahlia Puskesmas Wonosari yang beralamatkan di Jalan Raya Bumirejo No. 85, Dusun Bumirejo RT 03 RW 12 Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (19/12/2022).

Kegiatan ini dihadiri oleh 8 kepala desa yang ada di wilayah Kecamatan Wonosari, dan sekaligus wilayah kerja Puskesmas Wonosari, ditambah dengan perawat desanya. Kedelapan desa itu meliputi Wonosari, Kebobang, Plaosan, Plandi, Kluwut, Bangelan, Sumbertempur, dan Sumberdem.

Sesuai undangan, acara pertemuan akan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Namun pada pelaksanaannya, pertemuan advokasi ini molor 1 jam lebih 2 menit. Pertemuan dimulai setelah perwakilan dari Kantor Kecamatan Wonosari tiba di Ruang Dahlia.

Peserta pertemuan advokasi SMARThealth Kecamatan Wonosari berpose bersama

Master of Ceremony (MC) Ririn Khasanah, S.Kep. Ns, perawat Desa Kebobang, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta pertemuan, dan diteruskan dengan membacakan susunan acara dalam kegiatan ini.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh perawat Desa Sumberdem, Ria Candra Puspita, A.Md.Kep selaku dirigennya. Begitu selesai menyanyikan Indonesia Raya, acara disambung dengan doa yang dipandu oleh MC.

Pukul 10.09 WIB acara diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Wonosari selaku tuan rumah. Berhubung Kepala Puskesmas sedang ada rapat dengan Sekretariat Daerah, maka sambutan diwakili oleh penanggung jawab UKM Puskesmas Wonosari, Pujianto, S.Kep.Ns.

Dalam sambutannya, Pujianto mengatakan bahwa perkembangan zaman menyebabkan terjadi pergeseran penyakit dari menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). “Dulu hipertensi maupun diabetes mellitus di luar 10 besar, kini malah mendominasi,” jelas Pujianto.

Sambutan dari Puskesmas Wonosari selaku tuan rumah dalam pertemuan lintas sektor ini

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menjalankan program SMARThealth untuk melakukan skrining faktor risiko PTM. Puskesmas Wonosari sendiri juga sudah memiliki program inovasi BERSINAR (Bersama Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular) sejak Januari 2022, yang diharapkan bisa berjalan seiring dengan SMARThealth nantinya.

Dengan deteksi dini, minimal PTM bisa dicegah. Karena barang medis habis pakai (BMHP) seperti strip gula darah dari Dinkes terbatas anggarannya, maka perlu dipikirkan sharing pemenuhan BMHP melalui ADD dalam pertemuan advokasi ini nantinya.

Usai sambutan dari pihak Puskesmas Wonosari, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Wonosari, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Wonosari, Tyas Hari Prastyo, S.P.

Mengawali dengan permohonan maaf atas keterlambatan datang di Puskesmas Wonosari, Tyas mengatakan bahwa jajaran Muspika akan mendukung. Sekarang ini, pelaksanaan SMARThealth sebagai program unggulan kesehatan memang sebaiknya harus kolaboratif.

Puskesmas Wonosari hadirkan Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang sebagai narasumber

“Kita akan mengerjakan berbarengan dengan desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Wonosari. Peran desa sangat diharapkan, agar supaya manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakatnya,” ujar Tyas Hari.

Setelah sambutan, Tyas Hari pun berkenan membuka acara pertemuan advokasi ini, dan diteruskan dengan foto bersama dengan seluruh peserta pertemuan tersebut dengan latar belakang banner pertemuan advokasi SMARThealth.

Tepat pukul 10.30 WIB, acara diteruskan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kec. Wonosari di Kabupaten Malang.”

Dalam materinya, Paulus Gatot menguraikan permasalahan PTM di Kabupaten Malang yang terus kian meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini tentunya akan menimbulkan persoalan dalam pembiayaan maupun penanganan kesehatannya.

Delapan Kepala Desa dan Perawat Desa ikuti pertemuan advokasi SMARThealth di Puskesmas Wonosari

Kemudian upaya yang telah dilakukan melalui kebijakan dan strategi program P2PPTM hingga replikasi program inovasi SMARThealth oleh Bupati Malang ke seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap, termasuk tahun 2022 ini merupakan jadwalnya Puskesmas Wonosari.

Selain itu, Paulus Gatot juga meyakinkan peserta pertemuan advokasi dengan adanya regulasi berupa Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth, di mana di dalamnya tersirat ada peran desa dalam turut menyukseskan program SMARThealth tersebut.

Sehabis pemaparan materi ini, ada tiga pertanyaan dari kepala desa yang terdiri dari Kebobang, Plandi, dan Kluwut. Semua pertanyaan itu umumnya terkait penganggaran yang sudah terlambat karena APBDes sudah ketok palu. Baru tahun berikutnya akan dianggarkan, Namun demikan, kepala desa berusaha akan mencarikan dari silpa bila memang mencukupi.

Acara pertemuan advokasi SMARThealth ini selesai pada pukul 11.41 WIB. MC mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta, dan mohon maaf bila ada yang kurang berkenan dalam pertemuan advokasi ini. *** [191222]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 11 November 2022

Camat Kalipare Buka Lokmin Linsek di Aula Puskesmas

Lokakarya mini lintas sektor (Lokmin linsek) tingkat Kecamatan Kalipare diselenggarakan di Ruang Aula Puskesmas Kalipare yang beralamatkan di Jalan Raya Kalipare No. 210 Dukuh Krajan RT 09 RW 04 Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat (11/11/2022).

Lokmin linsek merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Lokmin linsek yang mengangkat tema “Rembuk Stunting dan Replikasi SMARThealth di Kecamatan Kalipare” ini, diikuti Muspika (Camat, Koramil, Polsek), Puskesmas Kalipare, TP-PKK, KUA Kalipare, Dinas Pendidikan Kecamatan Kalipare, PLKB, Koordinator Kader Kecamatan, dan 9 Kepala Desa se-Kecamatan Kalipare, yang meliputi Kalipare, Sumberpetung, Tumpakrejo, Putukrejo, Arjosari, Arjowilangun, Kaliasri, Kalirejo, dan Sukowilangun.

Acara ini dimulai pada pukul 09.22 WIB dengan diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh dirigen Ayu Chandra H, A.Md.Gz, Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare, dengan birama 4/4.

Sambutan Kepala Puskesmas Kalipare selaku tuan rumah Lokakarya Mini Lintas Sektor

Selesai lagu Indonesia Raya, Master of Ceremony (MC) Apriani Saptarina, S.KL, Pengelola Kesling Puskesmas Kalipare, memulai dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta Lokmin linsek, dan diteruskan dengan membacakan susunan acaranya serta memandu mengucapkan basmalah bagi kelancaran acara ini.

Setelah itu, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Kalipare (Kapus) Endah Pujiati, S.ST., M.Kes. Selaku tuan rumah dalam lokmin linsek ini, Kapus Endah menyampaikan terima kasih atas kehadiran peserta di Ruang Aula Puskesmas Kalipare.

Dalam lokmin linsek ini, menurut Kapus Endah, selain membangun kerja sama tim dengan sektor terkait yang ada di Kecamatan Kalipare, juga ingin melakukan rembuk stunting. Dan yang tak kalah penting, adalah perihal replikasi SMARThealth.

Terkait replikasi SMARThealth, Puskesmas Kalipare menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Malang yang dalam hal ini dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) yang membidangi SMARThealth.

Sambutan Camat Kalipare dan sekaligus berkenan membuka Lokakarya Mini Lintas Sektor

Sambutan kedua disampaikan oleh Camat Kalipare Nur Soleh Hidayat, S.STP. Pada kesempatan itu, Camat Nur Soleh menyampaikan bahwa sesuai tempat penyelenggaraannya, bahasan utama lokmin linsek ini adalah stunting dan SMARThealth.

Masalah kesehatan saat ini menjadi prioritas pemerintah. Menurut Camat Nur Soleh, mungkin masalah stunting bagi desa-desa yang ada di Kecamatan Kalipare sudah mengetahuinya. Namun, terkait SMARThealth mungkin masih terdengar baru.

Oleh karena itu, Camat Nur Soleh berharap peserta lokmin linsek ini nanti akan mengetahui apa itu SMARThealth, dan peran apa yang harus dilakukan oleh desa dalam implementasi SMARThealth nantinya.

Usai memberikan sambutan, Camat Nur Soleh berkenan membuka secara resmi pertemuan lokmin linsek di Kecamatan Kalipare ini. “Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, pertemuan lokakarya mini lintas sektor di Kecamatan Kalipare saya nyatakan dibuka dan dimulai pelaksanaannya,” jelas Camat Nur Soleh.

Peserta Lokakarya Mini Lintas Sektor di Ruang Aula Puskesmas Kalipare

Selepas dibuka Camat Kalipare, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare, Ayu Chandra H., A.Md.Gz, dengan judul “ Percepatan Penurunan Stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalipare.”

Diawali dengan paparan kasus stunting di Kecamatan Kalipare, Ayu Chandra menerangkan bahwa terdapat 20 indikator penentuan lokus stunting. Setelah dari 20 indikator itu muncul data mengenai data stunting.

Dengan data itu, Puskesmas Kalipare bersama lintas sektor di Kecamatan Kaliparen melakukan kegiatan spesifik dan sensitif. Selain itu, juga diperlukan peran lintas sektor dalam mengatasi stunting pada balita, seperti berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Balita, mendukung pemberian ASI Eksklusif pada bayi, dan menggerakkan masyarakat/ibu balita untuk mengikuti posyandu.

Pukul 09.55 WIB acara disambung dengan pemaparan materi kedua oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan dan Kematian COVID-19.”

Narasumber 1 dari Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare: Stunting

Memulai pemaparannya, Bastamil mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) itu merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, serta bersifat kronis sehingga memerlukan waktu cukup panjang untuk penyembuhannya.

“PTM itu harus dicari. Kalau tidak dicari faktor risikonya tentu tidak ketemu, karena PTM itu sering tidak bergejala tapi tahu-tahu sudah kronis/komplikasi,” terang Bastamil

Tiap tahun, PTM ini meningkat terus, khususnya menyangkut penyakit kardiovaskular. Faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi diabetes mellitus, senantiasa menduduki masalah kesehatan utama yang ditemukan di Kabupaten Malang.

Akhirnya, Bupati Malang menghendaki replikasi SMARThealth, salah satu program inovasi kesehatan di Kabupaten Malang. Uji coba di 4 desa pilot project dari tahun 2016 hingga 2018, ditemukan bahwa kader terlatih mampu mendeteksi dini 91% penduduk usia 40 tahun ke atas. Dari temuan itu, ada 23% terdeteksi risiko tinggi kardiovaskular.

Narasumber kedua dari staf PTM Dinkes Kabupaten Malang: SMARThealth

Dari uji coba itu, Bupati Malang berkomitmen ingin mereplikasi ke 390 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap untuk meningkatkan capaian standar pelayanan minimal (SPM) terkait skrining faktor risiko PTM. Tahun 2022 ini, kebetulan termasuk jadwal replikasi SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Kalipare.

Program inovasi SMARThealth ini memiliki sistem pelayanan dasar untuk deteksi dini penyakit kardiovaskular, seperti jantung, stroke, dan pembuluh darah lainnya. Pelayanan dasar yang komprehensif berbasis teknologi informasi dengan pemberdayaan masyarakat (kader). Kader yang sudah mendapat pelatihan SMARThealth akan mampu melakukan skrining faktor risiko PTM.

Pada pemaparan materi kedua ini, muncul 4 pertanyaan dari kepala desa maupun PKK. Keempat pertanyaan ini dijawab oleh Kapus Endah, Camat Nur Soleh dan staf PTM Bastamil selaku narasumber.

Acara lokmin linsek yang dihadiri oleh 35 peserta ini ditutup pada pukul 10.58 WIB dengan doa yang dipimpin oleh Kepala KUA Kecamatan Kalipare Drs. Zubaidi. *** [111122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 31 Oktober 2022

Advokasi dan Sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam Pertemuan Lintas Sektor di Puskesmas Tajinan

SMARThealth adalah program inovasi deteksi penyakit kardiovaskular dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk mendeteksi dini dan pelayanan penderita penyakit kardiovaskular secara komprehensif melalui aplikasi berbasis smartphone.

Kehadiran Posbindu SMARThealth ini akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan Posbindu PTM yang sudah ada. Dengan bantuan aplikasi eKader, kader SMARThealth akan membantu petugas kesehatan yang ada di desa/kelurahan untuk melakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) dan hasilnya langsung diinput melalui aplikasi tersebut.

Senin ini (31/10/2022), Puskesmas Tajinan melaksanakan advokasi dan sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam pertemuan lintas sektor di Aula Puskesmas Tajinan yang beralamatkan di Jalan Siliwangi No. 1 RT 11 RW 06 Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi Puskesmas Tajinan menhadap ke timur atau Lapangan Tajinan.

Semua peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama d Aula Puskesmas Tajinan

Kegiatan ini dihadiri dari unsur muspika (Kecamatan, Koramil dan Polsek), Kepala Desa dan Perawat se-Kecamatan Tajinan. Wilayah kerja Puskesmas Tajinan meliputi 12 desa, yaitu Tajinan, Ngawonggo, Tangkilsari, Tambak Asri, Jambearjo, Pandanmulyo, Purwosekar, Gunung Ronggo, Gunung Sari, Randugading, Jatisari, dan Sumbersuko.

Acara advokasi dan sosialisasi ini dimulai pada pukul 09.47 WIB. Master of Ceremony (MC) Ana Sri Wilujeng, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Ngawonggo, mengawali pembukaan dengan ucapan selamat datang kepada pertemuan lintas sektor, dan sekaligus membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Kepala Sub Tata Usaha Puskesmas Tajinan, Moch. Mujib, A.Md.Kep. Karyawan lain di lingkungan Puskesmas Tajinan, menyebutnya dengan Abah Mujib..

Usai doa, diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan birama 4/4 dan Mars GERMAS. Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, semua peserta dimohon untuk berdiri sejenak, dan sesudahnya diminta untuk duduk kembali.

Sambutan Kepala Puskesmas Tajinan

Pukul 09.56 acara berikutnya adalah sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Camat Tajinan yang diwakili oleh Kasi Kesejahteraan Sosial, Risna Andriana. Dalam sambutannya itu, Risna mengatakan bahwa ke depannya semua program kesehatan termasuk Posbindu SMARTheatlh, akan bersinergi dengan desa. Oleh karenanya itu, diperlukan keterlibatan desa-desa dalam pelaksanaan Posbindu SMARThealth.

Selesai sambutan Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Tajinan, acara disambung dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Tajinan, dr. Widya Damayanti, MMRS. Pada kesempatan itu, Kapus Tajinan menguraikan apa itu SMARThealth. Awalnya pilot project dilakukan di 4 desa.

Setelah hasilnya dipresentasikan dihadapan Bupati, Beliau mengapresiasinya dan ingin mreplikasikan ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Tahun ini merupakan Puskesmas Tajinan untuk melakukan replikasi Posbindu SMARThealth.

Karena program SMARThealth ini melibatkan desa/kelurahan, maka perlu dukungan dari desa sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa berikan materi tentang Posbindu SMARThealth

Sebelum masuk ke acara inti berupa pemaparan materi yang akan disampaikan oleh narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, acara diisi dengan foto bersama, dan dua senam peregangan. Senam peregangan pertama mengambil lagu Kewer-Kewer, dan senam peregangan yang kedua merupakan Senam Peregangan Puskesmas Tajinan.

Pukul 10.22 pemaparan materi “Program SMARThealth sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular” yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot menjelaskan bahwa peningkatakan kasus penyakit tidak menular (PTM) merupakan transisi epidemiologis. Penyakit menular belum tuntas, PTM pun muncul. Setiap tahunnya ada peningkatkan terus.

Banyak upaya telah dilakukan oleh Dinkes dengan program unggulan. Salah satunya adalah melalui Posbindu SMARThealth. Posbindu SMARThealth dimaksudkan sebagai deteksi dini PTM untuk upaya pengendalian dan pencegahan PTM.

Peserta pertemuan lintas sektor di Aula Puskesmas Tajinan

Posbindu SMARThealth ini merupakan program inovasi yang direplikasi oleh Bupati Malang. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pihak desa dalam menerapkannya. Semuanya sudah dijelaksan dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021, apa peran Dinkes, Puskesmas, dan Desa.

Dalam pemaparan materi pertama ini ada satu penanya dari Desa Jatisari, dan mampu dijelaskan oleh Paulus Gatot.

Materi kedua diisi oleh Nutrisionis Puskesmas Tajinan, Dian Kurniawati, dengan mengambil judul “ Advokasi Pemantauan Pertumbuhan Balita.” Menurut Dian, pertumbuhan pada balita adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari masing-masing dari sel organ terkait.

Indikator pemantauan pertumbuhan adalah berat dan tinggi badan balita. Apabila indikator tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya dikhawatirkan balita akan mengalami stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1000 HPK sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Rangkaian acara advokasi dan sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam pertemuan lintas sektor ini berakhir tepat dengan berkumandangnya suara adzan Dhuhur. *** [311022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Rabu, 19 Oktober 2022

Puskesmas Lawang Gelar Pertemuan Lintas Sektor

Pertemuan lintas sektor  atau yang juga dikenal dengan lokakarya mini lintas sektor merupakan rapat koordinasi yang diselenggarakan dalam rangka mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan yang memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas sektor.

Dalam rangka penguatan program kerja dan sebagai bentuk upaya penggalangan serta pemantauan kegiatan sesuai dengan perencanaan, Puskesmas Lawang menggelar pertemuan lintas sektor melalui kerja sama tim baik lintas program maupun lintas sektor.

Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Puskesmas Lawang yang beralamatkan di Jalan Raya Sumberwaras RT 18 RW 08 Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (19/10/2022).

Lokasi Puskesmas Lawang berada di sebelah utara Makam Islam Kelurahan Kalirejo, atau di sebelah timur Lapangan Kalisurak. Letak Puskesmas Lawang juga tak jauh dari tempat wisata pemandian Kalireco ± 250 meter.

Peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama di Ruang Pertemuan Puskesmas Lawang

Pertemuan ini dihadiri Camat Lawang, Kapolsek Lawang, Danramil Lawang, Penyuluh KB, Korwil Diknas, Ketua Paguyuban Kader, Pendamping Desa, PKH, dan 12 Kepala Desa/Kelurahan atau yang mewakilinya, meliputi Desa Bedali, Desa Ketindan, Kelurahan Lawang, Kelurahan Kalirejo, Desa Turirejo, Desa Wonorejo, Desa Srigading, Desa Sidoluhur, Desa Sidodadi, Desa Mulyoarjo, Desa Sumberngepoh, dan Desa Sumberporong.

Kendati acara pertemuan sempat molor hampir satu jam, namun pertemuan bisa berjalan dengan lancar. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan diawali ucapan selamat datang dari Master of Ceremony (MC) Evy Sri Wahyuni, A.Md.Gz dan dilanjutkan dengan pembacaan susunan acara dalam pertemuan lintas sektor tersebut.

Kemudian terus disambung dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Lawang dr. Yulia Rachmawati. Dalam sambutannya, dr. Yulia mengatakan bahwa acara pertemuan lintas sektoral sengaja dimajukan di bulan ini karena terkait dengan adanya program inovasi SMARThealth dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Lawang Agus Harianto, S.Sos., MAP. Pada kesempatan itu, Camat Lawang mengatakan ada tiga program yang disampaikan dalam pertemuan ini. Ketiga program yang akan dijalankan itu adalah Subuh Keliling, Desa Inklusi, dan program dari Puskesmas Lawang mengenai program inovasi SMARThealth.

Sambutan Camat Lawang dalam pertemuan lintas sektor

Dalam Subuh Keliling, menurut Camat Lawang akan dijalankan mulai minggu depan. Yang keliling nanti dari Muspika dan para UPT Kecamatan. Sedangkan, terkait Desa Inklusi diharapkan di Lawang setiap desa menjadi inklusi atau ramah terhadap disabilitas. Enam desa yang belum menjadi Desa Inklusi akan dibentuk menjadi Desa Inklusi dengan membentuk Posyandu Disabilitas. Keenam desa itu adalah Mulyoarjo, Sumberngepoh, Sidodadi, Sidoluhur, Ketindan, dan Srigading.

Selanjutnya untuk program inovasi SMARThealth oleh Camat Lawang diserahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Narasumber dari Dinkes untuk advokasi layanan inovasi replikasi SMARThealth tahun 2022 ini menghadirkan Sub Koordinator Substatif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam materinya, Paulus Gatot menjelaskan tentang “Program SMARThealth sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular.” Dalam paparannya, Paulus Gatot menguraikan apa itu PTM?

Menurut Paulus Gatot, dalam konteks kesehatan, saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi. Transisi tersebut diakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit tidak menular yang melebihi angka jumlah penyakit menular.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa berikan materi dalam advokasi layanan inovasi replikasi SMARThealth

Salah satu penyakit tidak menular yang berpotensi menjadi penyebab penyakit-penyakit lainnya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sedangkan, penyakit-penyakit lainnya yang juga disebabkan oleh hipertensi adalah jantung, stroke maupun gagal ginjal.

Penyakit tidak menular (PTM) itu dipicu oleh faktor risiko perilaku seperti rokok, kurangnya aktivitas fisik, makanan tidak sehat, dan alkohol. Hasil survei ekonomi memperlihatkan bahwa pengeluaran terbanyak untuk masyarakat Indonesia adalah beras, rokok, dan pulsa.

Salah satu program unggulan yang dikembangkan Dinkes adalah SMARThealth sebagai langkah pencegahan dan pengendalian PTM. Program SMARThealth ini melakukan skrining faktor risiko sebagai upaya deteksi dini berbasis smartphone.

Jadi, nanti setelah Puskesmas Lawang melatih kader kesehatan menjadi kader SMARThealth maka kader tersebut melakukan skriningnya tidak melalui kertas lagi melainkan dengan aplikasi eKader, yang hasilnya bisa dilihat saat itu juga melalui speedometer atau health monitor.

Camat Lawang mengawali penandatanganan komitmen bersama

Dalam pelaksanaan replikasi SMARThealth ini juga telah didukung dengan keluarnya Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth.

Di dalam regulasi itu tercantum sejumlah kewenangan dari desa/kelurahan, kecamatan, Puskesmas dan Dinkes dalam menjalankan program inovasi kesehatan yang menjadi salah satu unggulan Bupati Malang dan akan direplikasi ke semua desa  dan kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Untuk tahun 2022 ini direncanakan replikasi untuk 10 desa, di antaranya 12 desa yang ada di Kecamatan Lawang.

Pukul 11.05 WIB Camat Lawang menambahi dari pertemuan lintas sektor ini. Setelah menyimak paparan dari Dinkes, Camat Lawang pun meminta kepada 12 desa yang hadir dalam pertemuan ini untuk berkenan menganggarkan di tahun 2023 dalam replikasi SMARThealth sesuai kemampuan desa masing-masing mengingat skala prioritas tiap desa berlainan.

Pertemuan ini kemudian diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama untuk mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Lawang dan foto bersama. *** [191022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog