Tampilkan postingan dengan label Storytelling with Photographs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Storytelling with Photographs. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Mei 2024

Dua Desa Di Bululawang Ikuti Storytelling Dalam Photovoice di Balai Desa Bakalan

Sudah keempat kalinya, dua desa di wilayah administrasi Kecamatan Bululawang – Bakalan dan Krebet Senggrong - mengikuti photovoice yang diselenggarakan oleh Yayasan Percik Salatiga (YPS) dalam kerangka penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Photovoice adalah metodologi penelitian visual yang menempatkan kamera di tangan partisipan untuk membantu mereka mendokumentasikan, merefleksikan, dan mengomunikasikan isu-isu yang menjadi perhatian sekaligus merangsang perubahan sosial.

Suasana FGD Photovoice tahap keempat dalam persiapan akan dimulai

Photovoice menggunakan metode penelitian partisipatif dan mendorong peserta untuk mengarahkan proses penelitian. Melalui produk foto diharapkan mewakili dan menceritakan pengalaman sehari-hari masyarakat. 

Komponen utama dari photovoice adalah berbagi foto untuk memulai dialog bersama secara kritis (ada proses berbicara dan mendengarkan) yang diharapkan mampu membawa perubahan sosial di lingkungan.

Pada pertemuan keempat dalam photovoice yang nasih dalam Tahap 3 yang diadakan di Ruang Kasun Balai Desa Bakalan pada Rabu (29/05) itu, peserta yang umumnya terdiri dari para kader itu sudah mulai menentukan potret hasil jepretannya yang paling menarik menurut mereka masing-masing.

Peneliti YPS menyorotkan storytelling dengan infocus ke dinding secara satu persatu dengan presentasi dari storyteller (kader yang bercerita)

Pilihan gambar/foto yang dilakukan melalui diskusi kecil sebelumnya itu kemudian dituturkan dalam kata-kata. Pada pertemuan sebelumnya (Senin, 13/05), mereka telah dibekali dengan teknik penulisan storytelling oleh fasilitator NIHR, dan hari ini mereka mulai mempresentasikan di antara mereka dengan sedikit masukan dari peneliti YPS Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. dalam  sisi advokasinya dan dari fasilitator NIHR berkenaan dengan teknik penulisan storytelling.

Umummnya mereka sudah mampu dalam menuangkan cerita. Peneliti YPS dan fasilitator hanya mendorong mereka agar dalam storytelling tersebut, mengandung daya tarik, keterlibatan, dan tindakan.

Dalam bercerita, yang sampai bukan sekadar data dan informasi. Dalam bercerita ada ikatan antara pencerita dan pembaca (pendengar atau pemirsa). Ikatan emosi ini muncul karena kesamaan gelombang otak. Saat kita bercerita, pendengar/pembaca akan mengantisipasi dengan referensi di otaknya.

Fasilitator NIHR mengulas dan memberikan catatan dari sisi teknik penulisan storytelling usai storyteller mempresentasikan 

Awalnya mungkin akan terasa sulit dalam membuat alur cerita yang mudah dipahami dalam sebuah tulisan. Akan tetapi, bukan berarti para kader yang mengikuti photovoice sedari awal tidak bisa melahirkan sebuah tulisan yang menginspirasi dari pengelolaan masalah persampahan maupun kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Seperti kata William Knowlton Zinsser (1922-2015), seorang penulis, editor, kritikus sastra, dan guru berkebangsaan Amerika, dalam On Writing Well: The Classic Guide to Writing Nonfiction (1976): “The only way to learn to write is to force yourself to produce a certain number of words on a regular basis” (Satu-satunya cara belajar menulis adalah dengan memaksakan diri untuk menghasilkan sejumlah kata tertentu secara teratur).

Lima orang kader dari Desa Bakalan (Sandi Cahyadi, Ana Sholicha, Indah Astutik, Lilik Nur Aini, Mahmudah) dan lima orang kader dari Desa Krebet Senggrong (Lidya Mas’udah, Nadzirotun Khasanah, Yeni Mariana, Nur Rohma, Sanik) terlihat antusias mengikuti serial photovoice hingga tahap keempat ini. Mereka berusaha membuat storytelling untuk dibahas dengan kader lainnya untuk diulas.

Peneliti YPS mengulas storytelling yang telah dipresentasikan dari sisi advokasi

Setelah mereka mempresentasikan secara individual dan dikomentari oleh kader lainnya, mereka kemudian memilih salah satu storytelling yang “bagus” di antara mereka. Setiap desa disarankan oleh peneliti YPS untuk memilih satu dari lima orang peserta tersebut. 

Jadi, untuk Desa Bakalan memilih satu dan kebetulan telah disepakati mereka memilih storytelling milik Sandi Cahyadi. Begitu pula halnya dengan Desa Krebet Senggrong, mereka memilih storytelling yang dibuat oleh Yeni Mariana. Umumnya yang terpilih adalah strorytelling dengan foto yang ada kepedulian warga dalam pengelolaan sampah yang terkait dengan kesehatan masyarakat.

Pertemuan yang masih dalam tahap 3 ini dimulai pada pukul 09.30 WIB itu berakhir pada pukul 11.50 WIB, dan pertemuan berikutnya diagendakan oleh mereka sendiri pada Rabu (12/06) bulan depan dengan memasuki tahap berikutnya. *** [290524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 28 Maret 2024

Berceritera dengan Foto di Desa Sepanjang

Selama seminggu, staf peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. menyelenggarakan uji coba Photovoice bersama 10 kader kesehatan di Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Uji coba Photovoice ini merupakan bagian dari CEI (Community engagement and involvement) yang dikerjakan YPS dalam kerangka penelitian bertitel “Pengembangan Inovasi SMARThealth untuk Menurunkan Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung yang Disebabkan oleh Polusi Udara Akibat Pembakaran Sampah di Kabupaten Malang, Jawa Timur,” yang berlangsung mulai tanggal 21 hingga 28 Maret 2024.

Dikutip dari Budig et. al. (2018), Photovoice adalah metodologi penelitian visual –dikembangkan oleh Caroline Wang dan Mary Ann Burris - yang menempatkan kamera di tangan partisipan untuk membantu mereka mendokumentasikan, merefleksikan, dan mengomunikasikan isu-isu yang menjadi perhatian, sekaligus merangsang perubahan sosial.

Kamis (28/03) ini, saatnya 10 kader kesehatan – Lilik Kusmiati, Masito, Usfatul Ulumiyah, Siti Aisyah, Yuli Andari, Lina Lestari, Humairoh, Eny Yuliati, Istinah, Ifa Lutfiyah - yang sebelumnya telah melakukan sesi diskusi kelompok kecil (small group discussion), berkumpul lagi untuk storytelling with photographs (berceritera dengan foto) yang telah dilakukan oleh kader kesehatan Desa Sepanjang terkait pengelolaan sampah di lingkungan sekitarnya.

Partisipan Photovoice mengajak foto bersama staf peneliti YPS usai storytelling with photographs

A picture is worth a thousand words,” demikian kata Badanta et. al. (2021) untuk mengilustrasikan apa yang dilakukan oleh kader kesehatan dalam berceritera dengan foto. “Sebuah gambar dapat mewakili ribuan kata.”

Storytelling with photographs yang diinisiasi oleh staf peneliti YPS dan dinotulensi serta didokumentasikan oleh fasilitator NIHR, diselenggarakan di Ponkendes Sepanjang yang beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat No. 111 Dusun Krajan RT 01 RW 02 Desa Sepanjang.

Sebelumnya pada pertemuan awal, 10 kader kesehatan telah mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk memotret 5 foto dengan identifikasi topik perihal sampah yang ada di lingkungan sekitar rumah kader kesehatan yang telah diskusikan dalam small group discussion.

Hari ini, 10 kader kesehatan yang telah didukung untuk membuat serangkaian foto dan keterangan sebagai respons permintaan tersebut dan mengekspresikan kendali mereka atas foto mana yang ingin mereka bagikan kepada khalayak.

Staf peneliti YPS mencatat narasi dari foto-foto yang telah dikirimkan partisipan

Prosesnya, mula-mula staf peneliti YPS menanyakan kepada 10 kader kesehatan secara one by one. Mereka diminta untuk menarasikan foto-foto yang telah dikirim sebelumnya yang terkait dengan pembakaran sampah di lingkungan sekitarnya.

Setelah mereka menarasikan, staf peneliti YPS akan meminta kepada setiap kader kesehatan untuk memilih 1 foto saja dari foto-foto yang telah dikirim dan dinarasikan. Pilihan foto tersebut kemudian diceriterakan kepada kader-kader yang lain untuk mendapatkan tanggapan. Kenapa mereka memilih lokasinya, kenapa tertarik mengambil foto tersebut, dan lain sebagainya.

Dari storytelling with photographs dalam small group discussion, staf peneliti YPS ingin melihat pengalaman dan perspektif kader kesehatan dalam mengelola sampah di lingkungan sekitarnya. Ada yang dibakar, ada yang ditimbun, ada yang didaur ulang, ada juga yang  dijual terutama untuk sampah dari botol, kardus dan kertas.

Sepanjang diskusi ini, peserta didorong untuk mempertimbangkan bagaimana foto-foto dapat digunakan sebagai alat komunikasi, dan peserta sekaligus dapat menafsirkan dengan cara mereka sendiri. Kesadaran juga muncul dari kader kesehatan dalam mengelola sampah dari diskusi yang mereka jalankan sendiri.

Staf peneliti YPS meminta partisipan untuk memilih 1 foto dari foto-foto yang dikirimkan, terus memberikan narasi dan mendiskusikannya kepada partisipan lainnya untuk mendapatkan tanggapan

Langkah-langkah yang telah dijalankan kader kesehatan Desa Sepanjang dalam Photovoice tersebut, menurut Lorenz & Chilingerian (2011), telah mengikuti alur Photovoice. Proses Photovoice sering kali melibatkan sekelompok peserta dan fasilitator yang bekerja sama untuk merepresentasikan kehidupan dan sudut pandang menggunakan foto dan keterangan (alias narasi).

Alur Photovoice itu meliputi mempelajari tentang Photovoice; mengambil foto untuk mewakili pengalaman, pikiran, dan perasaan; mendiskusikan foto-foto bersama dengan kelompok;memilih beberapa untuk dipamerkan dan menulis keterangan untukmya; dan mengembangkan pameran untuk memberi informasi kepada komunitas lainnya yang kemudian pada akhirnya akan mendorong perubahan.

Antusiasme kader kesehatan dalam Photovoice itu menghasilkan puluhan foto yang dibagikan di antara peserta dan didiskusikannya. Uji coba Photovoice dengan kader kesehatan Desa Sepanjang terkait pengelolaan sampah memberikan pengalaman tersendiri. 

Peserta mempelajari cara-cara baru dalam menceritakan kisah mereka, dan mereka merasa telah mempelajari keterampilan baru yang dapat mereka gunakan di masa depan. *** [280324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog