Tampilkan postingan dengan label workshop. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label workshop. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 November 2022

Workshop Penatalaksanaan Injeksi Long-Acting dan Sistem Rujukan ODGJ di Rayz UMM Hotel

Hari kedua di Rayz UMM Hotel, Selasa (22/11/2022), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Workshop Penatalaksanaan Injeksi Long-Acting dan Sistem Rujukan ODGJ di ruang pertemuan yang sama saat melakukan Sosialisasi Program Napza, yaitu The Golden Swan Ballroom.

Kegiatan workshop ini diikuti oleh dokter fungsional dan pengelola Program Kesehatan Jiwa (Keswa) Puskesmas dari Kabupaten Malang. Ada 39 Puskesmas di Kabupaten Malang sehingga jumlah dokter fungsional ada 39 orang dan pengelola Program Keswa Puskesmas juga berjumlah 39 orang.

Kegiatan workshop ini dimulai pada pukul 09.07 WIB. Master of Ceremony (MC) Gatot Sujono, S.ST., M.Pd, pemegang Program Keswa Dinkes, mengawali dengan ucapan selamat datang dan dilanjutkan dengan membacakan susunan acara.

Kabid P2P berpose bersama narasumber dan semua peserta workshop

Setelah itu, MC memandu doa sesuai keyakinannya masing-masing, dan disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan birama 4/4 yang dipimpin oleh dirigen Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Usai menyanyikan lagu kebangsaan, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes.

Dalam sambutannya, Tri Awi mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa di Indonesia semakin kompleks dan terus meningkat. Untuk saat ini, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekitar 1 dari 5 penduduk. Artinya, sekitar 20% populasi di Indonesia itu mempunyai potensi masalah kesehatan gangguan jiwa.

Berdasarkan Sistem Informasi Pelaporan Kasus Kesehatan Jiwa pada SIMKes Tahun 2022, tambah Tri Awi, di Kabupaten Malang tercatat kasus Gangguan Mental Emosional (GME) 8.335 atau 6,6% dari estimasi 6,8%.

Kabid P2P beri sambutan dan sekaligus membuka workshop

Kemudian secara persentase, kasus depresi sebanyak 8.307 orang atau 10% dari estimasi 4,5% dan ODGJ sebanyak 4.970 atau 99,2%  dari estimasi 5.011 orang atau 0,19% jumlah penduduk usia produktif.

Lebih lanjut, Tri Awi menerangkan bahwa ODGJ yang ditemukan di Kabupaten Malang ini umumnya berasal dari keluarga kurang mampu atau miskin. Ada 1.126 orang yang tidak memiliki NIK, dan 1.278 tidak mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebelum pencanangan Bebas Pasung pada Juli 2022, masih ditemukan ada 43 ODGJ yang dipasung di Kabupaten Malang.

Masalah penanganan ODGJ masih memerlukan adanya upaya penanganan yang optimal, khususnya penanganan ODGJ yang putus obat. Karena jika tidak ditangani, dikawatirkan akan berisiko terjadi kekambuhan lagi, yang selanjutnya dapat mengakibatkan pemasungan kembali (re-pasung) karena putus obatnya.

Oleh karena itu, dalam pertemuan workshop ini, Tri Awi berharap pengelola program Keswa dan dokter Puskesmas dapat memahami dan mengimplementasikan standar pengobatan long-acting bagi penderita ODGJ. Hal ini agar supaya ODGJ tidak mengalami kekambuhan lagi.

Narasumber pertama berikan materi workhsop

Sehabis memberikan sambutan, Kabid P2P langsung membuka Workshop Penatalaksanaan Injeksi Long-Acting dan Sistem Rujukan ODGJ ini, dan diteruskan dengan foto bersama peserta maupun narasumber.

Pukul 09.31 WIB pemaparan materi pertama dengan judul “Kegawatdaruratan Psikiatri.” Materi pertama ini sampaikan oleh dr. Ariyani Sri Suwarti, Sp.KJ dari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Menurut dr. Ariyani, kegawatdarutan psikiatri adalah kondisi klinis akut dari perilaku, pikiran, mood dari pasien yang apabila tidak ditangani akan menyebabkan bahaya untuk diri sendiri maupun orang di sekitarnya.

Dalam hal ini, yang termasuk kegawatdarutan psikiatri itu meliputi gaduh gelisah/kekerasan, percobaan bunuh diri, penelantaran diri, sindrom putus zat (withdrawal), pemerkosaan, dan sindroma neuroleptik maligna (SNM).

Pada kesempatan itu, dr. Ariyani kemudian membahas dengan detil hal-hal yang termasuk kegawatdaruratan psikiatri, mulai menerapkan dianogsis, penanganan hingga penatalaksanaan pengobatannya .

Pada paparan materi ini, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini, terdapat satu penanya berasal dari Puskesmas Bululawang. Pertanyaan itu pun kemudian dijawab oleh dr. Ariyani, dan dibantu oleh dr. Budi Cahyono, Sp.KJ.

Selepas tanya jawab materi pertama, acara disambung dengan pemaparan materi kedua dengan titel “ Deteksi Dini ODGJ dan Pemberian Long-Acting Injection Formulation.” Materi kedua ini disampaikan oleh dr. Budi Cahyono, Sp.KJ.

Dr. Budi memulai dengan menjelaskan apa itu gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

Narasumber kedua berikan materi workhsop

Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan menerangkan skizofrenia, halusinasi, waham, dan gejala-gejala yang lainnya.

Pada kesempatan itu, dr. Budi juga menjelaskan bagaimana menghadapi penderita yang mengalami semua itu, termasuk terapinya. Di dalam juga mendedah anti pskitoik injeksi jangka pendek maupun jangka panjang.

Ketika menampilkan slide Product Profile Sikzonoate, dr. Budi mempersilakan rekanan penyedia produk tersebut untuk menjelaskannya. District Manager Dery Fazri dari PT Mersifarma Tirmaku Mercusana pun maju ke depan untuk menerangkan product profile sikzonoate.

Sikzonoate adalah sediaan dalam bentuk cairan injeksi yang diproduksi Mersifarma Tirmaku Mercusana. Sikzonoate digunakan untuk penatalaksanaan jangka panjang untuk gangguan psikotik, seperti skizofrenia (penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir) kronik.

Dinkes dan narasumber melakukan diskusi

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab itu, muncul dua pertanyaan dari Puskesmas Bululawang dan Puskesmas Pakisaji. Semua pertanyaan dijawab oleh dr. Budi Cahyono.

Tepat pukul 12.00 WIB acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Di meja makan yang ditempatkan di lobby The Golden Swan Ballroom itu terlihat ada asinan Bogor, soto Betawi, nasi putih, bakmi goreng Jawa, sayur buncis dan wortel, ikan balado, semur daging, slice fruit, es teller, orange juice, dan mineral water.

Pukul 13.09 WIB peserta workshop memasuki ballroom lagi. Acara masih dilanjutkan dengan pemaparan dari dr. Budi Cahyono, Sp.KJ. Kali ini, dr. Budi menjelaskan format draft rujukan kepada peserta workshop.

Setelah itu, dr. Budi mempraktekkan sebagai ODGJ yang sedang kambuh. Peserta seakan-akan diprovokasi untuk menangani kasus ODGJ seperti itu. Di situ terlihat 4 orang menangani ODGJ kambuh. Ada yang pegang lehernya, tangan kirinya, tangan kanannya, dan kedua kakinya, dan penanganan ini ada caranya.

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa menutup kegiatan workshop

Selesai acting ODGJ, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini muncul 2 penanya. Satu dari Puskesmas Turen, dan yang satunya lagi dari Puskesmas Sitiarjo. Pada sesi ini, dr. Budi pun menjawab dengan panjang lebar, dan terkadang ditambahi oleh dr. Ariyani dan Alek Gugi Gustaman, SKM, Kepala Sub Instalasi PKRS RSJ Lawang.

Usai tanya jawab, acara berikutnya adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari workshop ini. RTL itu dibacakan oleh Gatot Sujono, S.ST., M.Pd selaku pemegang program Keswa Dinkes Kabupaten Malang, yang tiga bulan lagi akan memasuki pensiun.

Acara Workshop Penatalaksanaan Injeksi Long-Acting dan Sistem Rujukan ODGJ ini selesai pada pukul 14.37 WIB setelah ditutup oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM yang mewakili Kabid P2P. *** [221122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 27 Oktober 2022

Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang

Dua hari ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menyelenggarakan kegiatan terkait dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rayz UMM Hotel yang terletak di Jalan Raya Sengkaling No. 1 Dusun Jetis, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Hari pertama, Rabu (26/10/2022), kegiatan diadakan di Meeting Room 1st Floor dengan tema Sosialisasi Perda dan Perbup KTR pada Instansi dan Lembaga, yang dihadiri sejumlah instansi dan lembaga yang ada di Kabupaten Malang.

Sedangkan pada hari kedua, Kamis (27/10/2022), kegiatan dilaksanakan di The Golden Swan Ballroom 2nd Floor dengan topik Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP. Kegiatan hari kedua ini diperuntukkan bagi dokter fungsional dan penanggung jawab PTM dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur berpose dengan peserta workshop

Hari kedua ini, acara dimulai pada pukul 08.59 WIB, satu menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, memulai dengan ucapan selamat datang kepada peserta, membacakan susunan acara, dan memandu doa menurut keyakinannya masing-masing.

Setelah itu, semua peserta dimohon berdiri oleh MC untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh rekaman melalui layar TV dan videotron yang ada di dalam ballroom Hotel Rayz UMM tersebut.

Selesai lagu Indonesia Raya, para hadirin dipersilakan duduk kembali dan dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa saat ini kita berada di masa transisi epidemiologi di mana penyakit menular belum dapat teratasi dengan baik, sudah muncul adanya penyakit tidak menular (PTM), yang ditandai dengan meningkatnya kasus kematian dan kesakitan akibat PTM seperti tingginya kasus penyakit jantung, stroke, hipertensi, PPOK, asma, dan diabetes mellitus.

Hasil Survei Kematian tahun 2020 menunjukkan bahwa 48% penyebab kematian tertinggi adalah penyakit kardiovaskular. Untuk itu, perlu ada upaya pengendalian akibat merokok yaitu dengan upaya penerapan Perda Nomor 5 Tahun 2018 tentang KTR.

Sambutan dan pembukaan workshop oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Upaya lain adalah UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Puskesmas. UBM adalah salah satu bentuk upaya keterpaduan antara upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ada di Puskesmas untuk melayani orang atau masyarakat yang punya keinginan untuk berhenti merokok.

Tujuannya agar konsumsi rokok dapat dikurangi dan kasus akibat rokok juga berkurang. Untuk itu, kami harapkan target tahun 100% Puskesmas sudah memiliki Poli UBM. Syaratnya, pertama ada SK Kepala Puskesmas tentang UBM. Kedua ada pelayanan, dan ketiga ada tempat pelayanannya serta keempat ada tenaga yang sudah siap dilatih dan peralatan yang memadai.

Untuk itu, tujuan dari workshop ini diharapkan para dokter fungsional dan perawat pengelola PTM Puskesmas ada peningkatan dalam pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan dalam melaksanakan program UBM di Puskesmas sehingga masyarakat yang ingin berhenti merokok dapat dilayani dengan upaya konseling dan terapi UBM di Puskesmas.

Usai sambutan dan pembukaan secara resmi oleh Paulus Gatot, acara diteruskan dengan pemberian tutorial penggunaan BeneCheck Multi-Monitoring System (Total Cholesterol, Blood Glucose, Uric Acid) dan Smokerlyzer Pico+ oleh Agung dari PT Mitra Asa Pratama, salah satu rekanan penyedian alkes di Dinkes Kabupaten Malang.

Demo cara menggunakan Smokerlyzer

BeneCheck Multi-Monitoring System adalah alat untuk mengukur kadar glukosa, asam urat dan kolesterol dalam darah. Alat memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah, asam urat dan kolesterol dalam hitungan detik.

Sedangkan, Smokerlyzer Pico+ adalah alat pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) melalui tiupan nafas (non-invasif) untuk membantu penilaian dan kontrol dampak akibat asap pada perokok aktif ataupun pasif.

Sehabis demo penggunaan kedua alat tersebut, sambil menunggu narasumber 1 tiba di The Golden Swan Ballroom, acara diisi dengan penjelasan mengenai Kuseioner PUMA oleh penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Turen, Dita Trisnaningtyas, S.Kep.Ners.

Kuesioner PUM merupakan salah satu instrumen yang berisi penetuan skor untuk deteksi dini dalam menentukan pasien mengarah ke PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) atau tidak. PPOK merupakan penyakit yang sering ditermukan pada usia di atas 40 tahun, dan sering mengalami penyulit berupa gangguan pernapasan yang berat, seringnya eksaserbasi, komorbid yang dapat menyebabkan buruknya kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Narasumber dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Selesai Kuesioner PUMA, acara diisi dengan senam peregangan ala Senam Puskesmas Cemoro Donomulyo. Semua peserta turut serta dalam gerak senam dengan mengikuti panduan yang ditayangkan dalam videotron besar dalam ballroom.

Pukul 10.08 acara disambung dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Rakhmat Ramadhani dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan judul “Rokok dan Resikonya.” Dalam paparannya itu, dr. Dhani menjelaskan bahwa rokok menjadi faktor kematian lebih dari 8 juta orang per tahun. Lebih dari 7 juta kematian di antaranya terjadi karena efek langsung perokok aktif, sementara 1,2 juta lainnya karena perokok pasif.

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin  dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 (satu) batang dalam sehari, atau orang yang mengisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekadar coba-coba dan cara mengisap rokok cuma sekadar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

Sedangkan, yang dimaksud dengan perokok pasif (second hand smoke/third hand smoke) adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Suasana workhsop di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel

Dalam sesi ini, terdapat  enam penanya. Enam penanya itu berasal dari Puskesmas Sumberpucung, Puskesmas Ngantang, Puskesmas Gondanglegi, Puskesmas Tajinan, dan Puskesmas Ngantang. Kesemua pertanyaan dari enam penanya dijawab oleh dr. Dhani.

Pukul 11.05 WIB sambil menunggu narasumber 2 hadir, waktunya dimanfaatkan untuk ishoma (istirahat, sholat, makan) dulu. Dalam ishoma itu, para peserta menuju ke lunch place yang berada di lantai bawah dekat kolam renang atau Kids Corner untuk makan siang terlebih dahulu.

Pukul 12.30 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua berjudul “Konselor, Konseling, dan Tahap Perubahan dalam UBM” yang disampaikan oleh Malik Afif, SKM, M.Kes dari Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Malik Afif menerangkan bahwa peran konseling pada UBM  adalah membantu orang/masyarakat melihat permasalahannya lebih jelas sehingga dapat memilih jalan keluar yang positif, membangkitkan motivasi agar mengubah tingkah lakunya, membantu mengambil keputusan dan membuat rencana pribadi untuk berubah, serta belajar mekanisme koping baru untuk menghadapi keadaan saat berhenti merokok.

Narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Dalam sesi Malik Afif ini, ada tiga peserta workshop yang mengajukan pertanyaan. Mereka dari Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Sumberpucung, dan Puskesmas Gondanglegi. Kemudian Malik Afif berusaha menjawabnya.

Pukul 13.54 WIB pemaparan materi ketiga dari dr. Nur Aida, Sp.KJ dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan judul “Penanganan Putus Nikotin Pada Perokok.” Pada paparannya, dr. Nur Aida menjelaskan perihal pencitraan otak memperlihatkan bahwa nikotin secara akut meningkatkan aktivitas otak di lobus prefrontal, korteks, thalamus, dan sistem visual.

Paparan nikotin berulang akan menyebabkan neuroadaptasi yaitu toleransi terhadap efek nikotin,  hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah reseptor nikotinik koligernik di otak berupa pelepasan dopamine yang akan mencetuskan sensasi pengalaman yang menyenangkan pada otak, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, gejala putus nikotin ditandai dengan gejala emosi yang menurun, cemas, sulit berkonsentrasi, lapar,  peningkatan berat badan, gangguan tidur, dan stress yang meningkat. Hal inilah yang biasanya orang akan sulit menuju UBM.

Peserta workshop mengisi daftar hadir

Pada sesi tanya jawab ini, terdapat dua peserta yang bertanya kepada narasumber 3. Kedua penanya itu berasal dari Puskesmas Turen dan Karangploso. Semua pertanyaan dari peserta workshop dijawab secara langsung oleh dr. Nur Aida.

Usai pemaparan narasumber 3, acara berikutnya adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk Puskesmas yang dipandu oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners yang diamini oleh peserta workshop.

Acara Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang ini ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang tepat pada pukul 15.01 WIB dengan harapan semua Puskesmas bisa ber-UBM. *** [271022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Kamis, 23 Juni 2022

Hari Terakhir Workshop, Kabid P2P Harapkan Posyandu Jiwa Aktif

Di hari terakhir, Kamis (23/06/2022), acara workshop posyandu jiwa bagi petugas Puskesmas banyak diisi dengan praktek posyandu kesehatan jiwa, berupa diskusi dan roleplay. Acara pertama dipandu oleh Ns. Alfunnafi Fahrul Rizzal, M.Kep., Sp.Kep.J, pengajar di ITSK RS dr. Soepraoen dan sekaligus beraktivitas di Unit Psikiatri RS dr. Soepraoen.

Dalam acara ini, Fahrul meminta semua peserta untuk mengeluarkan tiga kertas, dan memintanya untuk menggambar pemandangan, alat vital, serta wayang. Dari semua peserta, hasil gambarnya ternyata tidaklah sama.

Peserta workshop berpose bersama Kabid P2P dan pemateri dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang usai penutupan

Tujuan dari menggambar ini ingin melihat persepsi setiap peserta. Kendati, disuruh menggambar tema yang sama, namun hasilnya akan berlainan. Demikian pula halnya nanti dengan cara menangani kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), tentunya petugas puskesmas akan memiliki cara pandang yang berbeda. Namun demikian, basic knowledge dalam penanganannya setidaknya harus dipahami.

Setelah warming up dengan menggambar, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi “Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa” oleh Ns. Wita Oktaviana, M.Kep., Sp.Kep.J., dari PT Saitek Medika Nusantara.

Dalam paparannya, Okta mengupas tuntas perihal komunikasi yang termasuk menjadi modal utama dalam penanganan dan pelayanan masalah kesehatan jiwa. Karena dalam komunikasi itu sesungguhnya melakukan interaksi dengan ODGJ, mulai dari perkenalan atau orientasi, kerja, dan terminasi.

Peserta workshop di Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen

Setelah paparan, pemateri langsung memimpin praktek komunikasi bagi peserta workshop secara roleplay. Praktek pertama diperagakan oleh Agus Harianto, A.Md.Kep (Pj. Keswa Puskesmas Sumbermanjing Kulon) dan Bagus Aries Diyanto, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Kasembon). Agus memerankan petugas puskesmas, sementara Bagus bertindak sebagai ODGJ. Mereka mempraktekkan dialog sesuai materi yang diajarkan pemateri.

Selesai dialog, pemateri meminta Rudi Mulyono, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Ampelgading) untuk mengomentari dialog tersebut, apakah sudah sesuai atau belum. Di mana letak kekurangannya.

Praktek kedua dilakonkan oleh Erlina, S.St., M.Si (Pj Keswa Puskesmas Wonosari) dan Nur Asih Yuli Purwanti, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Pakisaji). Erlina memainkan peran sebagai petugas Puskesmas, sementara Nur Asih memperagakan sebagai ODGJ.

Salah seorang peserta ditanya pemandu mengenai apa yang digambar dan mengapa menggambar itu

Tanggapan hasil dialog tersebut kemudian dikomentari oleh Ahmad Wahyudi, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Kepanjen) dan Barti Marhaendrajani, S.Kep., Ns (Pj Keswa Puskesmas Wonokerto).

Praktek ketiga diperankan oleh Priyanto, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Sumberpucung) dan Dwi Cahyono (Pj Keswa Puskesmas Turen). Priyanto menjadi pasien ODGJ, dan Dwi Cahyono memperagakan petugas Puskesmas.

Kemudian ditanggapi langsung oleh pemateri mengenai orientasi realitanya, dan diteruskan dengan tanggapan dari Soebagijono, S.Kep., Ns (Pj Keswa Puskesmas Bantur).

Pemateri menyaksikan roleplay pelaksanaan komunikasi antara nakes dan ODGJ

Selesainya praktek komunikasi ini sekaligus mengakhiri pemaparan materi yang disampaikan Ns. Wita Oktaviana, M.Kep., Sp.Kep.J tersebut, dan dilanjutkan dengan praktek lainnya yang dipandu lagi oleh Fahrul.

Dalam kesempatan ini, Fahrul meminta peserta workshop untuk menyiapkan kertas dan alat tulis lagi. Kali ini, Fahrul akan melatih membuat jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini digunakan untuk bahan analisa petugas kesehatan (nakes) dalam membantu terapi pasien.

Setelah itu diteruskan dengan praktek pelaksanaan layanan posyandu jiwa mulai dari meja 1 hingga 5, yang dipandu langsung oleh Fahrul. Semua peserta terlibat sebagai nakes, sementara untuk pasiennya ditunjuk Imam Ghozali, S.Kep., Ns dan Wildan Adi Yatma, S.Psi. Kedua pemeran pasien ODGJ ini merupakan staf PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Roleplay pelaksanaan posyandu jiwa di meja 1 (pendaftaran dan pemantauan kesehatan fisik)

Usai praktek pelaksanaan layanan posyandu jiwa, acara dilanjutkan dengan post-test untuk melihat kinerja peserta pelatihan selama mengikuti workshop tersebut. Hasilnya terdapat peningkatan sebesar 25, 57 poin dari rata-rata pretest sebesar 55 (36-84).

Selesai pretest dilanjutkan ishoma selama satu jam. Waktu digunakan untuk makan, istirahat, dan sholat. Sebagian besar peserta langsung menuju ke meja hidangan santap siang yang telah disediakan pihak hotel di depan Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen.

Dalam meja itu tersaji nasi putih, sup kembang tahu, gulai ikan, koloke ikan, gado-gado, ayam bakar madu, kangkung tauge udang, kwetiau goreng, sambal, kerupuk, acar, air mineral, semangka, melon, es teller, dan cup cake mini. Sedangkan untuk snack, tampak ada sus original, onde-onde, dan lumpia.

Roleplay layanan posyandu jiwa di meja 3 (terapi non psikofarmaka: pengendalian oleh nakes)

Peserta masuk ruangan lagi pada pukul 13.23 WIB. Acara berikutnya diisi pemaparan materi “Penatalaksanaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Dan Pemberian Long Acting Injection (LAI) Formulation”, yang disampaikan oleh dr. Budi Cahyono, Sp.KJ dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Dalam kesempatan itu, dr. Budi menjelaskan mengenai apa itu kesehatan jiwa, surat rujuk balik (SRB), daftar obat program rujuk balik (PRB) formularium nasional, terapi skizofrenia, antipsikotik generasi I (Tipikal), antipsikotik generasi II (Atipikal), dan antipsikotik injeksi jangka panjang.

Selesai paparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi dengan para peserta workshop. Dalam diskusi ini bermunculan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada dr. Budi mengingat materi yang disampaikan memang terkait dengan penanganan permasalahan ODGJ di daerah.

Pemateri tamu dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Mengakhiri kegiatan workshop selama dua hari ini, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes membacakan rekomendasi atau rencana tindah lanjut bagi peserta workshop dan bagi Dinkes Kabupaten Malang, dan sekaligus berkenan menutup pelaksanaan workshop ini.

Dengan dilaksanakan kegiatan workshop ini, Kabid P2P berharap nakes yang berada di garda terdepan dapat melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan pembentukan posyandu jiwa secara aktif minimal 1 di tiap puskesmas. *** [230622

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 22 Juni 2022

Dua Hari, Dinkes Kabupaten Malang Gelar Workshop Posyandu Jiwa Bagi Petugas Puskesmas

Dalam dua hari ini, Rabu (22/06/2022) dan Kamis (23/06/2022), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menggelar workshop posyandu jiwa yang diikuti petugas Puskesmas, yang dalam hal ini adalah penanggung jawab kesehatan jiwa (Keswa) Puskesmas se-Kabupaten Malang.

Pelaksanaan diadakan di Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall yang berada di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Sambutan dan pembukaan workshop oleh Kasi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Acara workshop dimulai tepat pukul 09.00 WIB dengan ucapan selamat datang kepada peserta workshop oleh Master of Ceremony (MC) Gatot Sujono, S.St., M.Pd., salah seorang sesepuh Seksi PTM Keswa yang menangangi masalah Keswa. Kemudian, MC mengajak berdoa bersama sebelum acara workshop resmi dibuka.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ulinati, mantan mahasiswi magang Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang di Seksi PTM Keswa. Dalam menyanyikan lagu kebangsaan ini, seluruh peserta dimohon berdiri.

Berikutnya, acara diisi dengan pembukaan oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam pembukaan itu, Paulus Gatot mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Malang belumlah optimal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada, seperti tenaga kesehatan yang menangani, obat-obatan yang terbatas, rujukan yang berbelit-belit, dan lain-lain.

Pemaparan materi 1

Kondisi yang terjadi saat ini adalah terdapatnya beban yang sangat besar di RSJ/RS rujukan utama di Indonesia, meskipun sebagian dari kasus tersebut sebenarnya dapat ditangani di pelayanan kesehatan primer.

Layanan kesehatan primer di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum. Namun terbatasnya sumber daya kesehatan jiwa terlatih merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi.

Untuk itu Dinkes Kabupaten Malang melalui Seksi PTM Keswa mengadakan workshop posyandu jiwa bagi petugas kesehatan, yang diikuti oleh 39 petugas kesehatan dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Penanya 1 pada pemaparan materi 1

Usai memberikan sambutan, Kasi PTM Keswa berkenan membuka dengan resmi workshop tersebut, selanjutnya diteruskan dengan pretest yang dipandu oleh Ns. Alfunnafi Fahrul Rizzal, M.Kep., Sp. Kep. J, seorang tenaga pengajar di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen, dan juga beraktivitas di Unit Psikiatri RS dr. Soepraoen.

Pukul 09.49 WIB acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi 1 yang disampaikan oleh Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M. Kep., Sp.Kep.J., dari Universitas Brawijaya, dengan judul “Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat.”

Dalam materi tersebut, Dr. Heni mendedah pengertian-pengertian yang ada dalam kesehatan jiwa masyarakat serta perjalanan istilah-istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada orang dengan disabilitas psikososial yang ada.

Pemaparan materi 2

Selesai paparan, dilakukan tanya jawab yang dipandu oleh Gatot Sujono, dan dijawab oleh Dr. Heni agar supaya peserta workshop mendapatkan pemahaman dan gambaran secara jelas. Terlihat ada dua penanya pada sesinya Dr. Heni.

Selesai tanya jawab, acara digunakan untuk ishoma. Ishoma adalah singkatan dari kata istirahat, sholat, dan makan. Namun, pada kenyataannya, peserta langsung menuju ke meja snack maupun makan siang terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan istirahat, dan terus sholat.

Di meja snack, terdapat kemasan yang berisi pie buah, kue tok, lumpia. Di sampingnya ada teh dan kopi panas. Sementara itu, di meja hidangan makan siang tersaji aneka menu: nasi putih, nasi goreng jawa, sup jagung telur, tahu campur, fuyung hay, bestik daging, udang crispy, ayam rica-rica, kerupuk udang, sambal matah, air mineral Cheers, semangka, melon, dan es Manado.

Penanya pria pada pemaparan materi 2

Pukul 12.20 WIB acara diisi oleh Kasi PTM Keswa dengan memaparkan “Kebijakan Dan Strategi Program Kesehatan Jiwa Di Kabupaten Malang.” Dalam materinya, Paulus menjelaskan tantangan pembangunan kesehatan dalam transisi epidemiologi, transisi demografi, transisi gizi, dan transisi perilaku.

Arah pembangunan kesehatannya, berisi upaya promotif dan preventif serta peningkatan universal health coverage menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam pengendalian PTM/Gangguan Kejiwaan, upaya promotif dan preventif PTM dilaksanakan untuk mengubah perilaku masyarakat dan deteksi dini faktor risiko PTM/Keswa.

Usai paparan Kasi PTM Keswa, acara disambung dengan evaluasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Gangguan Mental Emosional (GME), dan depresi. Kurang lebih delapan belas menit berlangsung, terus dilanjutkan dengan pemaparan materi 2 yang diisi oleh Ns. Muhammad Sunarto, M.Kep., Sp.Kep.J., seorang tenaga pengajar di Departemen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Jiwa Universitas Brawijaya, dengan titel “Konsep Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kesehatan Jiwa.”

Penanya wanita pada pemaparan materi 2

Menurut Sunarto, Posyandu Kesehatan Jiwa bertujuan untuk menurunkan angka kekambuhan pada ODGJ, mempertahankan kondisi sehat jiwa melalui indikator kemandirian dan produktivitas, dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan jiwa serta kegiatan lainnya yang menunjang tercapainya masyarakat sehat jiwa sejahtera dan penurunan stigma pada ODGJ.

Acara workshop di hari pertama ini selesai pada pukul 14.33 WIB, dan MC mengumumkan untuk hari kedua besok diharapkan semua peserta datang tepat waktu karena besok akan ada praktek Posyandu Kesehatan Jiwa 1 di pagi hari. *** [220622]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog