Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 April 2022

Uji Coba AREEMA Hari Kedua Di Hotel Bintang Empat Kepanjen

Implementasi uji coba AREEMA hari kedua dilaksanakan pada hari Senin (18/04/2022) di Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall, sebuah hotel kelas bintang empat yang terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang,Provinsi Jawa Timur.

Sesuai surat undangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bernomor 005/1913/35.07.103/2022, peserta pertemuan periode dua ini diikuti oleh 96 kader dari perwakilan 48 desa yang ada di wilayah kerja empat Puskesmas. Kader tersebut terdiri dari 14 kader dari 7 desa di Puskesmas Gondanglegi; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Pakisaji; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Wagir, dan 34 kader dari 17 desa di Puskesmas Turen. Setiap desa mengirimkan 2 orang kadernya.

Foto Staf Seksi PTM dan Tim SMARThealth UB

Sedianya acara ini terjadwal pada Jumat (15/04/2022) tapi karena berbenturan dengan Hari Paskah Jumat Agung maka pelaksanaannya diundur pada hari Senin ini. Sementara uji coba AREEMA hari pertama digelar pada hari Kamis (14/04/2022) di Convention Hall yang sama dengan nama lengkap pertemuannya adalah Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang

AREEMA dirancang secara terintegrasi yang mampu menghubungkan skrining gejala COVID-19 berbasis masyarakat yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih yang terhubung dengan aplikasi Dokter dan Dinas Kesehatan sehingga proses monitoring dan perawatan berjalan berkesinambungan. Kesinambungan siklus ini penting, tidak hanya dalam upaya memperbaiki penanganan COVID-19 juga dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan sehingga mampu menghubungkan upaya preventif dan kuratif lebih baik.

Peserta Diseminasi dan Sosialisasi AREEMA di Convention Hall Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen

Pada uji coba AREEMA ini, kader SMARThealth dipandu oleh staf IT Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Candra Hernawan, S.Kom. Dalam praktek itu, Candra juga dibantu oleh staf-staf PTM lainnya, dan dua mahasiswi yang magang di Dinkes Kabupaten Malang.

Pada latihan ini tadi, kader SMARThealth mencoba untuk melakukan uji coba penggunaan AREEMA. Dari jumlah kader yang hadir, terdapat 9 orang yang berhasil melakukan input hingga selesai, dan sisanya menjumpai berbagai kendala, seperti ada yang belum instal karena belum dikirim usernamenya, ada yang gagal login, dan ada yang hanya muyer-muyer saja.

Kader SMARThealth sedang mempraktekkan Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA)

Tujuan uji coba ini agar supaya aplikasi yang dikembangkan oleh Universitas Brawijaya (UB) ini bisa segera diperbaiki (fix), sehingga pada saat launching nanti, Aplikasi Screening Mandiri ini sudah bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Selain uji coba AREEMA, dalam pertemuan ini sekaligus juga dilakukan refreshing kader SMARThealth untuk peningkatan kapasitas kader. Peningkatan kapasitas kader SMARThealth ini diisi dengan pemaparan materi perihal: Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19, Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, dan Posbindu SMARThealth di Era New Normal.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji

Dalam materi 1, “Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19”, disampaikan oleh Rizky Corniawan, S.Kep.Ns., staf Surveilans Dinkes.

Dalam paparan itu, Rizky mengatakan bahwa kader SMARThealth cocok untuk menjadi tim tracing. Hal ini karena mereka sudah dilatih secara intensif, dan sekaligus menguasai wilayahnya. Kita masih level 2 karena masih terkendala masalah tracing.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Wagir

Sementara itu, dalam materi 2 tentang Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Kasi PTM dan Keswa Dinkes, menyoroti masih rendahnya capaian skrining yang dilakukan oleh kader SMARThealth yaitu 5,3% dari target usia 15 tahun ke atas sebanyak 550.813 orang di 11 Puskesmas.

Sedangkan pemateri 3, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns,  staf PTM Dinkes, mengupas masalah Posbindu SMARThealth di Era New Normal. Namun sebelum memberikan materi, Nur Ani memperkenalkan kader SMARThealth lawas dari empat desa pilot project (2016-2018): Sidorahayu, Karangduren, dan Sepanjang, untuk sharing pengalamannya kepada kader SMARThealth yang baru dari desa lain.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi

Mereka pun saling berceritera pengalamannya menjadi kader SMARThealth. Mulai dari mengejar target yang harus diskrining secara door to door, pantang menyerah bila ditolak, mengunjungi warga yang lumpuh atau tua, pengadaan alat habis pakai sendiri, hingga peran kader SMARThealth dihargai oleh perangkat desa yang berbuah pada dukungan desa kepada kader SMARThealth. Contohnya, adalah kader SMARThealth Desa Sidorahayu dibelikan Tablet Android terkini untuk kadernya dan sekaligus mendapat subsidi pulsa data sebesar 6 Gigabyte per bulannya melalui dana desa.

Kemudian kader SMARThealth lawas asal Kelurahan Kepanjen diminta Nur Aini untuk menceriterakan mengenai pemantauan minum obat (PMO) bagi warga yang telah terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) untuk hipertensi, diabetes, dan kolesterol.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Turen

Selain pemaparan materi, kader SMARThealth diajak senam ice breaking dinamika 2017, tebak gambar kota di Indonesia, pretest maupun post-test. Yang berhasil menebak gambar kota maupun mendapatkan nila tertinggi dari pretest atau post-test, kader SMARThealth akan mendapatkan doorprize dari Dinkes Kabupaten Malang.

Acara pertemuan Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang ditutup secara resmi oleh Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 12.43 WIB, dan dilanjutkan dengan foto bersama. *** [180422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 06 Mei 2021

Dinkes Fasilitasi Vaksinasi Tim SMARThealth UB

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Seksi PTM memfasilitasi Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) untuk ikut vaksinasi COVID-19 di lantai 4 RSUD Kanjuruhan yang beralamatkan di Jalan Panji No. 100 Dusun Krajan, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (06/05/2021).

Ikut vaksinasi ini sebenarnya belum terjadwalkan. Hanya saja pada saat Tim SMARThealth UB menghampiri staf PTM yang akan menghadiri giat Posbindu SMARThealth di Desa Dadapan maka jadwal vaksinasi terwujud pagi ini juga.


Vaksinasi COVID-19 di lantai 4 RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang

Pasalnya, ketika persiapan mau berangkat ke Desa Dadapan, Tim SMARThealth UB ditanya oleh Koordinator PTM Dinkes Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. perihal vaksinasi COVID-19. Karena belum tervaksinasi, kemudian Nur Ani Sahara menghubungi staf Dinkes yang mengurusi vaksinasi. Alhasil, hari ini juga sebelum berangkat ke Desa Dadapan disuruh ikut vaksinasi terlebih dahulu yang diadakan di RSUD Kanjuruhan.

Kita berangkat bertiga dalam satu mobil. Dua orang dari staf PTM Candra Hernawan, S.Kom., dan Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns., serta seorang Tim SMARThealth UB. Dalam perjalanannya ke Desa Dadapan, kita singgah dulu ke RSUD Kanjuruhan. Staf PTM mengantar Tim SMARThealth UB untuk ikut vaksinasi COVID-19.

Di lantai 4 RSUD Kanjuruhan tempat penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 khusus ASN maupun rujukan itu, Tim SMARThealth UB menghadap ke petugas yang duduk di meja sebelum pintu masuk Ruang Pelaksanaan Vaksinasi RSUD Kabupaten Kanjuruhan. Di situ, Tim SMARThealth UB disuruh mengisi nama lengkap, nomor KTP, dan asal instansi. Kemudian diukur tekanan darahnya terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan tersebut.

Setelah itu, Tim SMARThealth UB dibimbing oleh petugas tadi untuk menuju ke meja pendaftaran. Di meja itu, hasil mengisi biodata data singkat tadi akan diinput di meja pendaftaran dan di lembaran secarik kertas tadi dibubuhkan paraf dari petugas pendaftaran.

Lalu Tim SMARThealth UB diarahkan ke meja berikutnya, yaitu meja skrining, Di meja itu, Tim SMARThealth UB mendapat sejumlah pertanyaan terkait riwayat kesehatan, terutama perihal penyakit pernafasan semisal asma maupun paru-paru.

Lolos dari skrining, Tim SMARThealth UB diperbolehkan lanjut ke vaksinasi di meja berikutnya. Di meja itu, Tim SMARThealth UB mendapat suntikan vaksinasi COVID-19 dengan diawali ucapan “Bismillahirrahmanirrahim” oleh petugas kesehatan yang siap menyuntikan vaksin tersebut. Kebetulan petugas kesehatannya memiliki jam terbang yang cukup sehingga suntikannya tidak begitu terasa sakit.

Sehabis disuntik, Tim SMARThealth UB disuruh menuju ke meja 4 atau meja terakhir. Di situ, Tim SMARThealth UB menyerahkan secarik kertas yang telah mendapat 3 paraf dari 3 meja sebelumnya, dan dipersilakan untuk duduk guna dipantau apakah ada gejala pasca dilakukan vaksinasi tersebut. Lamanya kurang lebih 30 menit. Setelah itu, Tim SMARThealth UB dipanggil oleh petugas di meja 4 untuk ditanyai keluhan apa saja yang telah dirasakan, dan mendapatkan wejangan untuk persiapan ikut vaksinasi yang kedua yang akan dijadwalkan pada 3 Juni 2021.

Selama penantian itu, Tim SMARThealth UB dihimbau tidak boleh capek-capek dulu, tidur secukupnya, dan jangan minum es dulu. Setelah mendapat wejangan, Tim SMARThealth UB mendapatkan print out Kartu Vaksinasi COVID-19, dan kemudian mendapat Short Message Service (SMS) dari nomor 1199 mengenai Tiket Vaksin yang kedua dan sertifikat vaksinasi ke-1 yang diunduh dari link yang diberitahukan lewat SMS tadi.

Selesai rangkaian vaksinasi COVID-19 yang berdurasi sekitar 50 menit itu, kami bertiga melanjutkan langkah untuk menghadiri giat Posbindu SMARThealth yang digelar untuk keempat kalinya di Desa Dadapan.

Lega sudah bagi Tim SMARThealth UB yang kerap mendapat tugas blusukan telah mendapat fasilitas vaksinasi COVID-19 dari Dinkes Kabupaten Malang. Momen ini sangatlah klop dengan suasana puasa di bulan suci Ramadhan ini. “Karena iman maulah kita diimun. Dari imun akan mempermudah iman, karena badan yang sehat, ibadah tidak terhambat.” *** [060521]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 12 April 2021

Plafon Aula Pertemuan Puskesmas Sitiarjo Ambrol Saat Fajar

Masih terkenang dalam ingatan, ketika ikut mendampingi gelaran Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Keswa di Aula Pertemuan Puskesmas Sitiarjo dua setengah bulan yang lalu. Aula itu berada di lantai 2 yang berada dalam kompleks ruangan Kepala Puskesmas, TU maupun administrasi lainnya yang ada di Puskesmas Sitiarjo.

Dari Aula itu dulu bisa melihat lalu lalang kendaraan yang melintas di depan bangunan Puskesmas Sitiarjo yang berada di Jalan Raya Sitiarjo No. 11 Dusun Palung RT 17 RW 04 Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, dan juga bisa menyaksikan kemegahan GKJW Jemaat Sitiarjo, sebuah bangunan gereja peninggalan masa kolonial Belanda yang berada di sebelah barat daya Puskesmas Sitiarjo.


Tukang sedang mengecek reruntuhan plafon dan akan membersihkannya

Namun, kini kenangan itu terasa pupus. Terdengar kabar bahwa plafon Aula Pertemuan Puskesmas Sitiarjo ambrol saat fajar tadi, Senin (12/04/2021) pukul 05.15 WIB. Ambrolnya plafon itu akibat gempa yang mengguncang Kabupaten Malang pada hari Sabtu (10/04/2021), dan guyuran hujan lebat pada Minggu dini hari.

Kerusakan tidak hanya menimpa lantai 2 gedung rawat jalan saja, tetapi juga terjadi pada gedung Poli Kespro, UGD, dan rawat inap. Sehingga untuk sementara ini Puskesmas Sitiarjo melayani rawat jalan dan vaksinasi COVID-19, sedangkan untuk layanan UGD dan rawat inap sementara ini ditutup hingga perbaikan kerusakan tersebut selesai.


Struktur Plafon Berkerangka Gavalum Puskesmas Sitiarjo

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa terkait ambrolnya plafon tesebut, namun hal itu telah menimbulkan kerugian material dan terhambatnya pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut.

Hari ini reruntuhan bangunan yang didirikan pada 2017 ini sedang dibersikan oleh sejumlah tukang. Mereka akan membongkar struktur kerangka plafon berbahan gavalum tersebut. Sedangkan pihak manajemen Puskesmas Sitiarjo juga mempersiapkan upaya usulan perbaikan bangunan tersebut dengan segera. Hal ini agar supaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Sitiarjo bisa segera berjalan seperti sedia kala. *** [120421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Sabtu, 10 April 2021

Gempa M 6,7 Rusakkan Puluhan Puskesmas di Kabupaten Malang

Gempa dengan magnitudo 6,7 mengguncang Kabupaten Malang dan sekitarnya pada Sabtu (10/04/2021) pukul 14.00 WIB. Menurut  data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di Samudera Indonesia, 90 km barat daya Kabupaten Malang pada koordinat 8,95° LS dan 112,48 BT di kedalaman 25 km.

Guncangan yang cukup besar ini mengakibatkan puluhan Puskesmas di Kabupaten Malang mengalami kerusakan. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Puskesmas yang telah melaporkan kerusakannya ada 17 Puskesmas, yaitu Donomulyo, Kalipare, Bantur, Pagelaran, Sumbermanjing Kulon, Pagak, Gedangan, Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Gondanglegi, Turen, Pamotan, Tirtoyudo, Ampelgading, Kromengan, Pakis, dan Tumpang.


Salah satu kerusakan di Puskesmas Bantur

Selain bangunan Puskesmas Induk, terdapat kerusakan pula sejumlah puskesmas pembantu (pustu) dan Ponkesdes/Polindes, seperti Pustu Kedungsalam (Wilayah Kerja/Wilker Puskesmas Donomulyo), Polindes Donomullyo (Wilker Puskesmas Donomulyo, Pustu Arjowilangun (Wilker Puskesmas Kalipare), Pustu Srigonco (Wilker Puskesmas Bantur), Polindes Rejosari (Wilker Puskesmas Wonokerto), Polindes Wonokerto (Wilker Puskesmas Wonokerto), Polindes Rejoyoso (Wilker Puskesmas Wonokerto), Pustu Karangsari (Wilker Puskesmas Wonokerto), Ponkesdes Kedungbanteng Bawah (Wilker Puskesmas Sitiarjo), Ponkesdes Tambakrejo (Wilker Puskesmas Sitiarjo), Pustu Sidomulyo (Wilker Puskesmas Sitiarjo), Ponkesdes Argotirto (Wilker Puskesmas Sumbermanjing Wetan), Ponkesdes Klepu (Wilker Puskesmas Sumbermanjing Wetan), Pustu Tawangrejeni (Wilker Puskesmas Turen), Pustu Sawahan (Wilker Puskesmas Turen), Pustu Kemulan (Wilker Puskesmas Turen), Pustu Sukodono (Wilayah Kerja Puskesmas Dampit), Ponkesdes Tirtoyudo (Wilker Puskesmas Tirtoyudo), dan Pustu Lebakharjo (Wilayah Kerja Puskesmas Ampelgading).
Jadi, jumlah bangunan sarana kesehatan yang mengalami kerusakan di Kabupaten Malang terdiri 17 Puskesmas Induk, 7 Pustu, 5 Ponkesdes, dam 4 Polindes.


Plafon Puskesmas Donomulyo jebol

Tak hanya itu saja, gempa yang berdurasi sekitar 30 detik ini juga menimbulkan beberapa korban manusia. Puskesmas Donomulyo melaporkan telah menangani 2 orang korban luka ringan, Puskesmas Kalipare merawat 1 orang korban luka ringan, Puskesmas Bantur merawat 3 orang korban luka ringan dan merujuk 1 orang luka berat ke RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, Puskesmas Pagak melaporkan 1 orang korban luka ringan, Puskesmas Wonokerto mengobati 3 orang korban luka ringan, Puskesmas Sitiarjo menangani 2 orang korban luka ringan, Puskesmas Sumbermanjing Wetan mengobati 3 orang korban luka ringan, 1 orang korban serangan jantung waktu gempa dengan riwayat hipertensi dirujuk RS Bala Keselamatan Bokor, Puskesmas Pagelaran menangani 1 orang korban luka ringan, Puskesmas Turen merawat 7 orang korban luka ringan, dan 1 orang korabn luka berat dirujuk ke RSSA dan 1 kasus luka lagi dirujuk ke RS Wava Husada, Puskesmas Ketawang menangani 2orang korban luka ringan, Puskesmas Gondanglegi melaporkan merawat 3 orang korban luka ringan, Puskesmas Pamotan mengobati 6 orang korban luka ringan dan 1 orang korban luka sedang yang kemudian dirujuk ke RSI Gondanglegi, Puskesmas Wagir melaporkan merawat 1 orang korban luka ringan, dan Puskesmas Poncokusumo menangani 1 orang korban luka berat (patah kaki kirinya) dan kemudian merujuk ke RS Bala Keselamatan Bokor. Sedangkan, Puskesmas Ampelgading telah melaporkan merawat 24 orang korban luka ringan, dan 3 orang korban luka berat di mana yang 2 orang dirujuk ke RSUD Kanjuruhan serta mencatat 3 orang korban meninggal dunia.


Puskesmas Pamotan mengalami keretakan tembok

Jadi total korban luka ringan sebanyak 56 orang, korban luka sedang 1 orang, dan korban luka berat sejumlah 8 orang, serta korban meninggal dunia sebanyak 3 orang.
 
Kerusakan yang dialami oleh bangunan Puskesmas, Pustu maupun Ponkesdes/Polindes, umumnya terjadi pada atap, rangka galvalum, genteng, dan plafon. Banyak genteng yang melorot dan plafonnya jebol akibat guncangan gempa tersebut.

Gempa yang terjadi di siang hari ini juga memicu guncangan sedang hingga kuat di beberapa wilayah Jawa Timur lainnya, seperti Trenggalek, Blitar, Lumajang, Gresik, Surabaya hingga Yogyakarta, sebagian Jawa Tengah bagian selatan, Bali, Lombok hingga Sumbawa.


Kaca jendela Puskesmas Kromengan ambruk

Menurut informasi yang diliris BMKG, gempa di Malang ini tidak berpotensi tsunami. Meski demikian BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan mewaspadai terjadinya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Gempa hari ini telah menambah deretan kepiluan bagi masyarakat pada umumnya dan insan kesehatan di Kabupaten Malang. Rusaknya puluhan bangunan Puskesmas, Pustu maupun Ponkesdes/Polindes menjadi ‘beban’ sekaligus pekerjaan rumah bagi Dinkes Kabupaten Malang di tengah deraan pandemi Corona ini. *** [100421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Jumat, 09 April 2021

Profil Puskesmas Wagir

Alamat
Jalan Pandanrejo No. 61 Dusun Pandansari RT 02 RW 01 Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas        : drg.Prima Puspito Rini
Kepala Sub Bag TU        : Saptarini,A.Md.Keb
Pegawai Puskesmas Wagir Berdasarkan Profesi Kepegawaian
1 Dokter Umum : 3 Orang
2 Dokter Gigi : 1 Orang
3 Perawat : 20 Orang
4 Bidan : 21 Orang
5 Sanitarian : 1 Orang
6 Apoteker : 0 Orang
7 Asisten Apoteker : 1 Orang
8 Petugas Gizi : 1 Orang
9 Rekam Medik : 0 Orang

GAMBARAN UMUM
Sejarah Singkat Puskesmas UPT Puskesmas Wagir secara resmi mendapatkan perijinan operasional dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Malang Nomor : 503/22/IOP/35.07.122/2019 Tentang Izin Operasional Puskesmas Wagir.
 
Sejarah UPT Puskesmas Wagir
Sejarah berdirinya Puskesmas Wagir pada tahun 1980 terletak di wilayah Mulyorejo sebagai Puskesmas Induk. Mulyorejo pada saat itu termasuk dalam Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Pada tahun 1988 terdapat perluasan wilayah Kota Malang yang mengakibatkan Puskesmas Induk Wagir yang berada di wilayah Mulyorejo berpindah ke daerah Pandanrejo. Pada tahun 1990 Puskesmas Induk Wagir resmi pindah ke Desa Pandanrejo, termasuk perpindahan staf dan juga karyawan.
Puskesmas Wagir di Desa Pandanrejo memiliki luas tanah 1.789 M2 dan luas bangunan 480 M2. Pos Bidan yang berada di Parangargo berubah menjadi Pustu Puskesmas Wagir. Puskemas Wagir saat ini mempunyai 2 bangunan yaitu Puskesmas Induk yang berada di wilayah Pandanrejo dan Puskesmas Pembantu yang berada di wilayah Parangargo. Puskesmas Induk memberikan pelayanan berupa poli umum, poli gigi, poli KIA, imunisasi, apotek, penyakit menular. Pustu Puskesmas Wagir memberikan pelayanan poli umum, poli gigi, poli KIA, poli jiwa, poli gizi, apotek, UGD, rawat inap.  
Kecamatan Wagir mempunyai 12 desa, yakni Dalisodo, Jedong, Pandan landung, Sidorahayu, Parangargo, Sitirejo, Mendalanwangi, Gondowangi, Pandanrejo, Sukodadi, Petung sewu dan Sumbersuko.
Kepemimpinan Puskesmas Wagir dari masa ke masa mengalami pergantian dengan segala dinamikanya. Beberapa kepala puskesmas yang telah membantu terlaksananya manajemen secara terpadu dan selalu memberikan pelayanan masyarakat untuk memajukan derajat kesehatan masyarakat.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, demikian pula dengan sejarah singkat Puskesmas Wagir ini.

Akreditasi
Proses menuju akreditasi Puskesmas, dengan pembenahan fasilitas pelayanan sampai dengan terlaksanakannya Akreditasi Puskesmas yang dilaksanakan pada bulan September 2017 dengan hasil Madya. Di samping Akreditasi dengan hasil Madya, Puskesmas Wagir juga sudah ISO 9001-2015.
        
Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya Kabupaten Malang yang Madep Mantep Manetep
 
Misi
Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia ( Misi Kabupaten Malang Nomor 3)

Motto
Motto kami karyawan karyawati Puskesmas Wagir adalah “Kami Sahabat Kesehatan Anda“

Tata Nilai
 “WAGIR
Waspada
Amanah
Gerak Cepat dan Tepat
Inovatif
Ramah

KONDISI GEOGRAFIS & KEPENDUDUKAN
Geografi
Puskesmas Wagir terletak di Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
  • Jarak dari Ibukota Kabupaten                    : 17 km
  • Jarak dari Dinas Kesehatan Kabupaten     : 17 km
  • Jarak dari Ibukota Kecamatan                    : 1 km
Semua desa dapat dijangkau kendaraan roda 2 dan roda 4.

Batas wilayah kerja Puskesmas Wagir meliputi:
  • Utara        : Kecamatan Dau
  • Selatan     : Kecamatan Pakisaji
  • Timur       : Kecamatan Sukun, Kota Malang
  • Barat        : Kecamatan Ngajum

Keadaan Tanah dan Luas Wilayahnya

Luas wilayah
Luas wilayah seluruhnya :±  7.630,7  Ha

Yang terdiri dari :
Dataran Tinggi merupakan daerah pedesaan: 76,31 km2 dengan ketinggian rata-rata 555 m dari permukaan laut.

Daerah rawan bencana :
  • Desa Dalisodo memiliki kerawanan berupa tanah longsor, pohon tumbang, dan gempa
  • Desa Sitirejo mempunyai kerawanan berupa bencana banjir, puting beliung
  • Desa Sumbersuko memiliki kerawanan berupa tanah longsor, puting beliung, dan gempa
  • Desa Pandanlandung  mempunyai kerawanan berupa angin puting beliung
  • Desa Mendalanwangi memiliki kerawanan berupa angin puting beliung

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

No Desa Dusun
1 Pandanlandung 4
2 Pandanrejo 6
3 Sukodadi 6
4 Gondowangi 5
5 Parangargo 5
6 Mendalanwangi 7
7 Petungsewu 7
8 Jedong 5
9 Sumbersuko 6
10 Dalisodo 10
11 Sitirejo 5
12 Sidorahayu 6
Jumlah 67
 
PROGRAM PUSKESMAS
  • PromkesKIA/KB
  • Kesling
  • P2
  • Gizi
  • Perkesmas
  • Kesehatan Lansia
  • UKK
  • Kesehatan Jiwa
  • Kesehatan gigi masyarakat
  • Kesehatan Olahraga
  • Kesehatan Tradisional
  • Kesehatan Indra
  • Kesehatan Jamaah Haji

JENIS-JENIS PELAYANAN
  • Poli Umum
  • Poli KIA/KB
  • Poli Gigi
  • Poli Gizi
  • Poli TB
  • Poli Kespro
  • Poli Kesling
  • Laboratorium
  • UGD dan Kamar bersalin
  • Rawat Inap


Share:

Kamis, 08 April 2021

Siang Hari, Staf PTM dan Keswa Hadiri Giat Posbindu SMARThealth di Desa Dadapan

Staf PTM dan Keswa bersama Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menghadiri giat Posbindu SMARThealth yang diadakan di rumah kader Lansia Titik Yunani yang beralamatkan di Dusun Dadapan No. 99 RT 08 RW 03 Desa Dadapan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis siang (08/04/2021).

Mereka berangkat dari Kantor Dinkes Kabupaten Malang dengan berkendara secara konvoi pada pukul 12.27 WIB. Staf PTM dan Keswa Candra Hernawan, S.Kom berkendara dengan sepeda motor Honda Vario warna putih berplat nomor AG 6782 OAK, sedangkan Tim SMARThealth UB memakai sepeda motor Honda Beat warna hitam dengan plat nomor N 3579 HJ.


Kader SMARThealth, kader Lansia, perawat, bidan, dokter, koas, staf PTM dan Tim SMARThealth UB

Konvoi itu mengambil jalan pintas Ketapang-Krebet untuk menuju lokasi gelaran giat Posbindu tersebut. Kiri kanan sepanjang perjalanan yang berpanorama persawahan dan tanaman tebu yang menghijau, membuat perjalanan di bawah teriknya mentari menjadi tak terasa ditelan sepoi-sepoi semilir angin di perjalanan itu.

Tiba di lokasi pada pukul 13.36 WIB. Mereka kemudian melakukan monitoring jalannya giat Posbindu SMARThealth hingga rampung di sore hari. Menurut sejumlah kader SMARThealth, pelaksanaan giat Posbindu tersebut sengaja siang hari karena berdasarkan karakteristik warga yang ada di desa ini. Mereka umumnya banyak yang pergi ke sawah, bekerja serabutan maupun berdagang di pasar pada pagi hari, sehingga kalau warga diundang pagi umumnya sedikit yang datang.


Serambi rumah kader Lansia

Pelaksanaan giat Posbindu di rumah kader Lansia ini mencakup RT 7 sampai RT 12 di lingkungan RW 03. Ketika yang datang masih sedikit, sekitar pukul 14.15 WIB salah seorang takmir Masjid Al Hidayah yang berjarak sekitar 50 m dari lokasi giat Posbindu SMARThealth mengumumkan kepada warga agar datang dalam giat Posbindu untuk memeriksakan diri.

Sejak itu, warga berduyun-duyun mendatangi lokasi giat Posbindu SMARThealth. Di lokasi giat Posbindu, warga akan disambut dan dipandu oleh kader Lansia Titik Yunani. Pertama-tama warga akan dipersilakan ke meja pendaftaran. Di meja itu, warga dimohon untuk mengisi buku hadir dan kader SMARThealth Suwarni yang dibantu oleh Widya, seorang Koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK UNISMA) asal Jombang, akan mengisikan di Form Skrining dengan meminjam KTP yang akan memeriksakan diri. Dalam form itu, warga juga akan ditanya perihal riwayat penyakit keluarga maupun dirinya.


Antri pemeriksaan

Dari meja pendaftaran, warga tersebut akan ditimbang berat badannya, lingkar perutnya, dan tinggi badannya. Hasilnya ditulis di secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam Form Skrining tadi. Formnya kemudian dibawakan ke warga untuk menghadap ke meja pemeriksaan tekanan darah dan pengukuran gula darah maupun kolesterol.

Di meja itu, ada kader SMARThealth Efiana Safitri dan Koas UNISMA Baiq asal Lombok Timur. Koas Baiq membantu melakukan pengukuran tekanan darah atau tensi, sedangkan kader SMARThealth Efiana melakukan pemeriksaan gula darah maupun kolesterol. Hasil pengukuran dan pemeriksaannya dicatatkan dalam Form Skrining yang akan dibawa warga untuk menghadap ke meja berikutnya, yaitu meja konsultasi.


Pasien yang keluhan tangannya sakit berkonsutasi dengan dokter dari Puskesmas Wajak

Di meja konsultasi ini terlihat dr. Intan Putri Hadiyanti dari Puskesmas Wajak yang dibantu oleh perawat Puskesmas Wajak Erlin Dwi J., dan Koas FK UNISMA Sandi asal Sumbermanjing Wetan. Di meja itu, warga bisa berkonsultasi dengan dokter, dan dokter akan memberikan terapi. Bila warga memiliki faktor risiko tinggi, dokter akan memberikan obat dengan memberikan wejangan kepada warga tersebut.

Setelah dari meja konsultasi ini, warga sudah selesai rangkaian pemeriksaannya dan sudah boleh meninggalkan tempat. Begitu keluar dari meja konsultasi, warga akan disambut oleh kedua ibu pamong yang turut membantu jalannya giat Posbindu SMARThealth tersebut. Kedua ibu pamong itu adalah Juariyah dan Erma, akan memberikan konsumsi kepada warga yang telah paripurna dalam pemeriksaan di Posbindu tersebut.


Entry data dengan aplikasi eKader

Sedangkan, Form Skrining yang dibawa oleh warga tersebut akan lanjut ke kader SMARThealth Ririn Mafrida dan Innana Fauziyah. Kedua kader tersebut bertugas melakukan entry data dengan menggunakan aplikasi eKader, yang didampingi oleh Bidan Desa Dadapan Sugiati Enny, A.Md. Keb dan perawat Desa Dadapan Nurul Hidayati, A.Md. Kep.

Dalam giat Posbindu SMARThealth Desa Dadapan ini dihadiri oleh warga sebanyak 47 orang dengan rincian laki-laki ada 9 orang, dan perempuan berjumlah 32 orang. Dari 47 orang itu berhasil dientri dengan aplikasi eKader sebanyak 46 orang. Sedangkan yang satu orang lagi tidak bisa dientri ke dalam aplikasi eKader karena orang itu tidak berkenan untuk diperiksa gula darahnya lantaran merasa takut.

Giat Posbindu SMARThealth Desa Dadapan ini selesai pada pukul 15.23 WIB. Sebelum mencicipi hidangan makanan yang telah disediakan tuan rumah, kader SMARThealth, kader Lansia, perawat, bidan, koas, staf PTM dan Keswa serta Tim SMARThealth UB melakukan foto bersama terlebih dahulu. *** [080421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Pasca Bimtek, Seksi PTM dan Keswa Gelar Rakor di Ruang Kerjanya

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, atau yang akrab disebut Seksi PTM dan Keswa, menggelar rapat koordinasi internal di Ruang Kerjanya yang berada di Gedung Graha Ibnu Sina Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, pada Rabu (07/04/2021).

Tak tanggung-tanggung, rakor internal unit kerja Seksi PTM dan Keswa dalam lingkup Kantor Dinkes Kabupaten Malang ini, mengagendakan lima bahasan yaitu evaluasi kegiatan Bimtek Program PTM dan Keswa tahun 2021, info penyusunan RPJMD dan Renstra Dinkes Kabupaten Malang tahun 2021-2026, info pelaksanaan evaluasi Zona Integritas (ZI) Dinkes tahun 2020, info rakor pengendalian penyakit jantung, dan informasi keberlanjutan program SMARThealth Dinkes tahun 2021-2024.


Rakor Seksi PTM dan Keswa di Ruang Kerjanya

Rakor ini dihadiri oleh Kepala Seksi PTM dan Keswa, Koordinator Program PTM, Koordinator Program Keswa dan Napza, Pemegang Program Penyakit Kardiovaskuler, Metabolik dan Program KTR/UBM, Pemegang Program Penyakit Kanker, IVA dan Payudara, Pemegang Program Gifu dan Gilut, Pemegang Program Keswa dan Napza serta Pemegang Program Surveilans dan S I K PTM.

Rakor ini dimulai pada pukul 08.30 WIB, dan langsung dipimpin oleh Kasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam kata pembukanya, Paulus mengucapkan puji syukur atas selesainya rangkaian kegiatan Bimtek di 39 Puskesmas yang telah dijalankan selama 2,5 bulan mulai pertengahan Januari yang lalu, dan juga telah usainya kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2020 di Hotel Aria selama 10 hari.


Ruang Kerja Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

“Karena hari ini Seksi PTM dan Keswa tidak ada kegiatan kegiatan keluar gedung maka diisi dengan rapat koordinasi Seksi PTM dan Keswa Triwulan pertama”, jelas Paulus kepada peserta rakor

Setelah itu, Paulus mulai membahas satu per satu lima bahasan dalam agenda rakor tersebut bersama seluruh stafnya. Pada bahasan perihal evaluasi Bimtek Program PTM dan Keswa yang telah berlangsung selama 2,5 bulan, didapati sejumlah permasalahan.

Lamanya kegiatan Bimtek itu dikarenakan pada awal pelaksanaan Bimtek mengikutsertakan staf baru berjumlah 3 orang yang bergabung ke Seksi PTM dan Keswa, pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa berkomitmen 1 hari untuk 1 Puskesmas dengan 1 Tim Bimtek terpadu dengan alasan agar efektif dan bermanfaat bagi Puskesmas, dan rata-rata pelaksanaan Bimtek setiap harinya perlu waktu sekitar 3 jam lamanya.

Dalam Bimtek itu juga mengikutsertakan secara lintas program terkait Program PTM dan Keswa (pemegang program yang ada di Puskesmas), dan seluruh perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas tersebut.

Selain itu, keterbatasan tenaga di Seksi PTM dan Keswa. Di Seksi ini hanya ada 7 orang pelaksana sehingga menyulitkan pembagian tugas dalam pelaksanaannya. Kemudian kesulitan dalam pembuatan SPK kegiatan Bimtek. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan riil Bimtek yang harus sesuai dengan pembuatan SPJ.

Oleh karena itu, dari evaluasi pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa peserta rakor membuat rencana tindak lanjutnya dalam pelaksanaan Bimtek untuk tahun 2020. Rencana tindak lanjut itu meliputi penambahan tenaga untuk pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa agar bisa dilakukan dalam 2 Tim Bimtek sehingga dalam sehari bisa dilakukan Bimtek di 2 Puskesmas; tahun 2022 sasaran Bimtek pada 5 upaya yaitu Bimtek Program PTM, Program Pandu PTM, Program Keswa dan Napza, Program Gifu dan Gilut maupun Kanker IVA serta Program SI PTM; sasaran Bimtek PTM dan Keswa tetap untuk seluruh perawat desa dan pemegang program PTM dan Keswa serta lintas program UKS, Lansia, Indera, dan Gilut; komposisi materi Bimtek tetap seperti tahun 2021; dan dalam pembuatan SPJ Bimtek, pelaksanaan riil Bimtek sesuai dengan SPJ yang dibuat.

Usai evaluasi Bimtek, acara rakor dilanjutkan dengan info penyusunan RPJMD dan Renstra Dinkes tahun 2021-2026. Dalam membahas info penyusunan ini, ada sejumlah hal yang perlu diketahui oleh peserta rakor di antaranya setiap pergantian Kepala Daerah harus diikuti adanya penyusunan RPJMD dan Renstra. Sejak waktu pelantikan Kepala Daerah sampai 6 bulan ke depan telah tersusun RPJMD dan Renstra tahun 2021-2026. Setiap Seksi dan Sub Bag di Perangkat Daerah menyusun target indikator kinerja program dan pembiayaannya di tahun awal 2020 dan selama tahun berjalan mulai tahun 2021-2026.

Kemudian diteruskan dengan info pelaksanaan evaluasi Zona Integritas (ZI). ZI adalah strategi percepatan birokrasi yang dilakukan unit kerja pada instansi pemerintah. Pembangunan ZI berfokus pada kepuasan masyarakat sehingga dalam proses penilaiannya tidak hanya dinilai tim penilai internal dan nasional, namun juga memperhatikan hasil dari survei online dengan melibatkan masyarakat.

ZI adalah suatu predikat yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada pimpinan dan jajaran perangkat daerah yang telah berhasil dan berkomitmen mewujudkan WBK dan WBBM melalui Reformasi Birokrasi pada Perangkat Daerah dengan upaya pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam mendukung penilaian ZI ini diperlukan beberapa dokumen yang ada pada seksi adalah bukti pelaksanaan rakor penerapan ZI pada seksi dengan dokumen daftar hadir dan notulen rapat; dokumen SOP yang ada pada Seksi; dokumen perencanaan; dokumen SAKIP berupa Perjakin, IKI dan Lapkin individu; dokumen penilaian risiko pada Seksi; dokumen pengendalian risiko pada Seksi; dan dokumen bukti dilakukan pemberian informasi publik seksi.

Setelah itu, rakor dilanjutkan dengan membahas info rakor pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang. Dalam rakor tersebut, Dinkes diharapkan sebagai promotor dan regulator pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang, pengendalian penyakit jantung perlu melibatkan RSUD Kanjuruhan dan RSUD Lawang serta Yayasan Jantung Indonesia (YJI), dan perlu disusun program pengendalian penyakit jantung secara bersama agar masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian penyakit jantung berjalan dalam rel yang sama.

Kemudian bahasan yang terakhir dalam agenda rakor Seksi PTM dan Keswa adalah mengenai informasi keberlanjutan Program SMARThealth Kabupaten Malang tahun 2020-2024. Pada kesempatan ini, dijelaskan kegiatan yang sudah dilakukan selama ini dan yang direncanakan di kemudian hari.

Dalam tahun 2020 telah dilakukan sosialisasi, advokasi dan pelatihan kader Posbindu SMARThealth sebanyak 10 desa pada 6 Puskesmas, dan pada tahun 2021 telah dilakukan Bimtek Program SMARThealth di 10 Posbindu Desa pada 6 Puskesmas, pelatihan eKader pada 10 desa pada 6 Puskesmas, dan sosialisasi program SMARThealth pada 39 Puskesmas bersamaan dengan kegiatan Bimtek.

Selain itu, setelah lebaran tahun ini juga telah diagendakan advokasi program SMARThealth untuk replikasi di 85 desa pada 10 Puskesmas, pelatihan kader Posbindu SMARThealth untuk replikasi tahun 2021 sebanyak 85 desa pada 10 Puskesmas dengan menggunakan dana BOK (Biaya Operasional Kesehatan) Puskesmas sekitar bulan Juli dan Agustus 2021, serta penyediaan SMARThealth Kit sebanyak 475 buah untuk 475 kader SMARThealth dari 85 desa di 10 Puskesmas pada Triwulan IV tahun 2021.

Oleh karena itu, untuk menunjang agenda ini perlu dilakukan pemetaan ulang program replikasi SMARThealth pada 370 desa dan 12 kelurahan di 39 Puskesmas dari tahun 2021 hingga 2024. Selain itu, perlu juga menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) Advokasi SMARThealth untuk 85 desa dan 10 Puskesmas dengan mengundang Camat, Kepala Puskesmas, perawat desa, kepala desa dengan menghadirkan narasumber dari Dinkes, Bappeda serta Dinas Pemberdayaan Desa.

Selain itu, Kasi PTM dan Keswa juga perlu membagi tugas dalam memberikan materi pelatihan kader SMARThealth kepada seluruh stafnya serta mempersiapkan materi pelatihannya.

Rakor yang diadakan di Ruang Kerja Seksi PTM dan Keswa ini berakhir pada pukul 12.00 WIB dengan meninggalkan semua agenda yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2021 ini. *** [070421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Rabu, 07 April 2021

Profil Puskesmas Sumberpucung

Alamat
Jalan TGP No. 2 Dusun Krajan RT 01 RW 01 Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas        : dr. Nur Eko Muhamad Samsudi
Kepala Sub Bag TU        : Ninik Suryowati, SAP

Pegawai Puskesmas Sumberpucung Berdasarkan Profesi Kepegawaian
1 Dokter Umum : 3 Orang
2 Dokter Gigi : 1 Orang
3 Perawat : 18 Orang
4 Bidan : 16 Oran
5 Perawat Gigi : 1 Orang
6 Analis Laborat : 3 Orang
7 Nutrisionis : 1 Orang
8 Apoteker : 1 Orang
9 Asisten Apoteker : 1 Orang
10 Tenaga Administrasi : 10 Orang
11 Pengemudi : 2 Orang
12 Satpam : 2 Orang

GAMBARAN UMUM

Sejarah Singkat Puskesmas

Puskesmas Sumberpucung merupakan salah satu ujung tombak untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, sehingga masyarakat bisa merubah perilaku kurang sehat menjadi perilaku sehat.

Puskesmas Sumberpucung berdiri pada Tahun 1958 yang awalnya berupa Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang bertempat di Jl. Raya Desa Jatiguwi yang dipimpin oleh bidan Arwani Asih dan dibantu oleh Tutuk Kasiati dan In Sugiarsih.

Pada tanggal 18 Agustus 1958, BKIA berpindah tempat di Jl. Rekesan Sumberpucung dan berganti nama menjadi Poliklinik yang dipimpin oleh Bapak Arianto, seorang mantri kesehatan dan dibantu oleh Bapak Imam dan Bapak Atim (Tukang Kebun).

Pada tahun 1970 Poliklinik berkembang menjadi Puskesmas Sumberpucung yang terletak  di Jalan TGP No. 2  Sumberpucung yang dulu bernama Jalan Rekesan.

Adapun bangunan Puskesmas Sumberpucung berdiri diatas tanah Eigendom (Milik kas desa) selanjutnya bangunan dimiliki Pemerintah Kabupaten Malang atas hibah dari seorang keturunan Tionghoa yang bernama Go Ka Tiap.

Jabatan Kepala Puskesmas waktu itu dipercayakan kepada dr. Yasin dengan keadaan sarana dan prasarana serba terbatas namun telah melakukan pelayanan rawat inap.

Pada tahun 1974 Kepala Puskesmas dipercayakan kepada dr. Ibnu Fadjar dengan kegiatan rawat jalan, program dasar Puskesmas dan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur untuk post persalinan dn rawat inap sebanyak 36 tempat tidur. Atas kepiawaian dan kegigihan dr. Ibnu Fadjar untuk memajukan Puskesmas dan memberi pelayanan kepada Masyarakat yng optimal, maka pada tahun 1980 Puskesmas Sumberpucung bisa meraih prestasi sebagai PUSKESMAS BERPRESTASI tingkat Propinsi Jawa Timur.

Pada tahun 1984 Puskesmas Sumberpucung dipimpin oleh dr. Kuswandono dan saat menjabat Kepala Puskesmas Sumberpucung mendapat predikat sebagai Dokter Teladan Nasional, karena tugas harus melanjutkan pendidikan, maka kepemimpinan Puskesmas sementara dijabat oleh d. Rosi Aldina (Tahun 1993 s/d 1994) yang waktu itu menjabat dokter fungsional sambil menunggu pejabat dan definitif.

Pada tahun 1994 kepala Puskesmas dipercayakan kepada dr. Santo Adijono dan saat kepemimpinan beliau puskesmas Sumberpucung mengadakan perbaikan fisik/renovasi sebagai berikut:

  1. Renovasi ruang perawatan yang dulu bersekat dibuat loos kamar
  2. Membangun dua kelas , yaitu kelas Utama dan kelas II
  3. Membuat kantor perawatan dan ruang tunggu pasien
  4. Porselenisasi
  5. Pembuatan dan penerapan program billing system
  6. Kerjasama dengan dengan dokter swasta (dr. Bedah) dan perawat post operasi

Pada tanggal 6 Juni 2002 kepala Puskesmas Sumberpucung diganti oleh dr. T.Suprayitno N dan saat itu Puskesmas Sumberpucung adalah salah satu dari lima Puskesmas ideal Kabupaten Malang sebagai salah satu penunjangnya dibangun fasilitas UGD.

Dan atas kepemimpinan dr. T. Prayitno N Puskesmas Sumberpucung merupakan puskesmas dengan Program Unggulan KLINIK KESPRO yang merupakan klinik pelayanan di bidang pencegahan dan pemberantasan HIV / AIDS.

Dr. T. Suprayitno N memimpin Puskesmas Sumberpucung pada bukan Juni 2002 sampai dengan bulan Oktober 2009 dan selanjutnya kepemimpinan Puskesmas Sumberpucung mengalami beberapa kali peralihan sebagai berikut:

No Periode Nama Kepala Puskesmas
1 Oktober 2009 – Februari 2011 dr. Bambang Budi
2 Februari 2011 – September 2012 dr. Endang Budi W.
3 September 2012 – November 2014 dr. Abdurrachman, M.Kes
4 November 2014 – April 2015 dr. Sri Kartika R.
5 April 2015 – Januari 2019/td> dr. Firmina Tri Rahayu J.
6 Januari 2019 - sekarang dr. Nur Eko Muhamad Samsudi

Visi dan Misi

Visi

Visi UPT Puskesmas Sumberpucung sesuai dengan Visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Sumberpucung yang MADEP MANTEB MANETEP

Misi

Misi UPT Puskesmas Sumberpucung sesuai dengan Misi Kabupaten malang yaitu melakukan percepatan pembangunan di bidang kesehatan dengan menggunakan strategi :

  1. Memberikan informasi dan edukasi kesehatan yang seluas luasnya kepada masyarakat
  2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanana kepada masyarakat
  3. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, jejaring dan lintas sektor terkait
  4. Menjaga keharmonisan hubungan internal Puskesmas dan eksternal dengan masyarakat pengguna layanan
  5. Membangun citra puskesmas yang enerjik, komunikatif, sopan tulus dan ikhlas dalam menjalankan semua tanpa diskriminatif.

Tata Nilai

EKSOTIK :

E   : Energik ( bekerja sesuai SOP dan sesuai response time dari tiap-tiap layanan )

K : Komunikatif ( menyampaikan pesan dengan baik, bisa diterima, dan mudah dihubungi jika dibutuhkan)

SO: Profesional ( pelaksana memberi layanan sesuai dengan standart kompetensi yang ditentukan)

T  : TANGGUNG JAWAB ( bekerja sesuai dengan Tupoksi)

I  : INOVATIF ( melakukan perbaikan kinerja dengan cara yang kreatif )

K : KERJA KERAS ( melaksanakan kegiatan sesuaijadwal, mematuhi jam kerja yang telah ditentukan )

KONDISI GEOGRAFIS & KEPENDUDUKAN

Data Geografis

Batas Wilayah

  • Sebelah  utara    : Kecamatan Kromengan
  • Sebelah Selatan : Kecamatan Kalipare
  • Sebelah Barat    : Kabupaten Blitar
  • Sebelah Timur   : Kecamatan Kromengan

Jumlah Desa dan Luas Wilayah

  • Desa Sumberpucung dengan luas wilayah 6,09 Km2
  • Desa Jatiguwi dengan luas wilayah 4,59 Km2
  • Desa Sambigede dengan luas wilayah 2,96 Km2
  • Desa Senggreng dengan luas wilayah 5,84 Km2
  • Desa Ternyang dengan luas wilayah 5,06 Km2
  • Desa Ngebruk dengan luas wilayah 5,05 Km2
  • Desa Karangkates dengan luas wilayah 7,57 Km2

Wilayah kerja Puskesmas Sumberpucung terdiri dari 7 desa, 17 dukuh, dan 261 RT:

No Desa Dukuh RW RT
1 Sumberpucung 3 3 36
2 Jatiguwi 3 9 40
3 Sambigede 1 9 28
4 Senggreng 3 10 34
5 Ternyang 2 11 44
6 Ngebruk 3 6 39
7 Karangkates 2 5 40
Jumlah 17 53 261

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

  1. Desa Karangkates
  2. Desa Sumberpucung
  3. Desa Jatiguwi
  4. Desa Sambigede
  5. Desa Ternyang
  6. Desa Senggreng
  7. Desa Ngebruk

PROGRAM PUSKESMAS

RAWAT JALAN

  • Poli Umum
  • Poli Gigi
  • Poli KIA – KB
  • Poli Mata
  • Poli Kespro
  • Poli HIV/ AIDS
  • Pelayanan Imunisasi

UGD

RAWAT INAP

PENGHARGAAN

Puskesmas dengan pelayanan ISO
Puskesmas dengan status akreditasi Paripurna

 

Share:

Profil Puskesmas Pamotan

Alamat
Jalan Ahmad Yani No. 68 Dusun Pamotan RT 04 RW 02 Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas     : drg. Putri Lestari
Kepala Sub Bag TU     : Imam Geger Wahyudi, AMd. Kep.

No Indikator Kontrak PNS K2
1 Kepala Puskesmas - 1 -
2 Dokter Umum 2 - -
3 Dokter Gigi 1 - -
4 Perawat Puskesmas 10 4 -
5 Perawat Ponkesdes 6 - -
6 Bidan Puskesmas 7 3 -
7 Bidan Desa 2 4 -
8 Sanitarian - - -
9 Nutrisionis/Gizi - 1 -
10 Apoteker - 1 -
11 Asisten Apoteker 1 1 -
12 Analis/Laboratorium 1 1 -
13 Kepala Tata Usaha - 1 -
14 Bendahara - 2 -
15 Urusan Umum 2 - -
16 Rekam Medik - - -
17 Akuntansi 1 - -
18 Petugas Pendaftaran - - 1
19 Kasir - - 1
20 Sopir/Driver 1 1 -
21 Juru Masak 1 - -
22 Keamanan - - -
23 Petugas Kebersihan 3 - -
Jumlah 38 20 2

GAMBARAN UMUM

Sejarah Singkat Puskesmas

Puskesmas Pamotan adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 Tahun 2004) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan Kabupaten. Puskesmas Pamotan adalah salah satu dari 39 Puskesmas di Kabupaten Malang yang memiliki ijin operasional No. 188.45/KEP/35.07.013/2020 dengan status Rawat Inap. Dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan. Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:

  1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
  2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini Puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
  3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
  4. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan Tahun 2010 - 2015 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.


Visi dan Misi

Visi

"MADEP MANTEB MANETEP”

Misi

Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan indeks pembangunan manusia.


Motto

“Berkerja Iklas Dengan Senang Hati Siap Menuju Perubahan “

Tata Nilai

MEWAH

M : Melayani Dengan iklas serta bertanggung jawab sesuai dengan Kopetensi.
E : Empati terhadap Pengguna Jasa.
W : Wadah Pemberdayaan masyarakat.
A : Aman dan Nyaman Dalam setiap pelayanan.
H : Harmonis dengan rekan Kerja dan Pengguna Jasa

KONDISI GEOGRAFIS & KEPENDUDUKAN

Geografi

Puskesmas Pamotan terletak di jalan Ahmad Yani No 68 Pamotan,kecamatan Dampit Kabupaten Malang, dengan nomor  telpon 0341-8591117 dan kode pos 65181.

Letak Puskesmas Pamotan jika dibandingkan dengan beberapa tempat yang memiliki fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel Jarak antar Desa di Wilayah Puskesmas Pamotan (Dalam Km)

No Desa Jarak ke Puskesmas
1 Pamotan 1 Km
2 Pojok 3 Km
3 Sumbersuko 5 Km
4 Jambangan 7 Km
5 Majangtengah 3 Km
6 Rembuh 4 Km

Keadaan Tanah dan Luas Wilayahnya

Karakteristik Wilayah

Luas daerah (wilayah) Puskesmas Pamotan adalah 212,367 km2, Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan diKecamatan Dampit seluruhnya merupakan dataran tinggi sehingga tidak semuanya desa dapat dicapai/ditempuh baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dan terbagi menjadi 6 Desa seperti terlihat pada tabel dan gambar berikut :

Tabel Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan

No Desa Dusun RW RT Jumlah KK Luas Wilayah (Km²)
1 Pamotan 7 25 105 6280 166,000 Km²
2 Pojok 2 2 13 1082 2,4 Km²
3 Sumbersuko 4 4 34 1989 10,7 Km²
4 Jambangan 4 19 90 3078 18,567 Km²
5 Majangtengah 4 7 51 5564 10,000 Km²
6 Rembuh 3 5 26 1530 4,7 Km²
Jumlah 24 62 319 19523 212,367 Km²

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

  1. Desa Jambangan
  2. Desa Pojok
  3. Desa Rembun
  4. Desa Majangtengah
  5. Desa Pamotan
  6. Desa Sumbersuko

PROGRAM PUSKESMAS

Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

  • Promosi kesehatan
  • Kesehatan lingkungan
  • KIA/KB
  • Gizi
  • P2P (Imunisasi, Diare, ISPA, Kusta, DB, TB, Malaria)

Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

  • Perawatan kesehatan masyarakat
  • Upaya  kesehatan jiwa
  • Kesehatan reproduksi remaja
  • Upaya kesehatan olahraga
  • HIV/ AIDS
  • UKS
  • Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Perorangan 

Pelayanan rawat jalan

  • Poli umum
  • Poli gigi
  • Poli kesehatan ibu dan anak
  • Poli lansia
  • Klinik sanitasi

Pelayanan Unit Gawat Darurat

  • Unit Rawat Inap
  • Unit Gawat Darurat (UGD)
  • Persalinan 24 jam

Pelayanan penunjang

  • Labolatorium
  • Pelayanan Obat

Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

  • Puskesmas Keliling
  • Puskesmas Pembantu
  • Pondok Kesehatan Desa
  • Pondok Bersalin Desa (Polindes)


Share:

Selasa, 06 April 2021

Profil Puskesmas Pakisaji

Alamat
Jalan Raya Pakisaji No. 19 Dusun Jatirejo RT 10 RW 02 Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang ☎️ +62 0341-802932


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas    :    dr. Nur Syamsu Dhuha
Kepala Sub Bag TU    :    Bambang Wignyo, SE

Pegawai Puskesmas Pakisaji Berdasarkan Status Kepegawaian
1 Dokter Umum : 3 Orang
2 Dokter Gigi : 2 Orang
3 Perawat : 27 Orang
4 Bidan : 22 Oran
5 Tenaga Teknis Kefarmasian : 2 Orang
6 Kesling : 1 Orang
7 Nutrisionis : 1 Orang
8 Analis Kesehatan : 2 Orang
9 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan : 1 Orang

GAMBARAN UMUM

Sejarah Perkembangan Puskesmas Pakisaji Kabupaten  Malang

Perkembangan Puskesmas Pakisaji Kabupaten Malang mengalami beberapa tahapan perubahan yang terbagi dalam beberapa periode:

Tahun 1943 – 1953 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk klinik
  • Tenaga Paramedis : 1 orang; pembantu non medis : 1 orang
  • Status bangunan : hibah/hak guna pakai utuk layanan kesehatan klinik

Tahun 1954 – 1966 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk klinik
  • Ada penambahan 1 orang tenaga paramedis; jumlah tenaga paramedis bertambah menjadi : 2 orang

Tahun1967 - 1969 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk Poliklinik
  • Ada peningkatan tenaga khusus pelayanan klinik : 1 orang dokter umum, yang merangkap tugas sebagai dokter se-Kawedanan
  • Jadwal kunjungan/visite dokter umum : 2 hari sekali ke poliklinik pakisaji.
  • Ada penambahan tenaga PMD (Petugas Malaria Desa)
  • Jumlah Karyawan menjadi : 4 orang (1 dokter, 2 paramedis; dan 1 tenaga PMD)

Tahun 1970 - 1980 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk Puskesmas, yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakat
  • Ada beberapa tambahan tenaga paramedis, dan administrasi.
  • Status sarana & prasarana masih tetap, belum ada perubahan 

Tahun 1980 – 1997 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk Puskesmas Rawat Jalan
  • Jumlah tenaga terus mengalami perubahan
  • Perubahan secara signifikan sampai tahun 1993 yaitu pada perubahan kondisi fisik bangunan yang dibiayai dengan sumber dana dari Pemerintah serta sumber dana dari swadaya masyarakat.
  • Tahun 1997 : perubahan signifikan masih terus diutamakan pada pemenuhan sarana fisk, dengan pembangunan & perbaikan / renovasi dari sumber dana Pemerintah Pusat.

Tahun 1997 – 2004 :

  • Sebagai sarana kesehatan berbentuk Puskesmas Rawat Jalan; menuju ke Puskesmas Rawat Inap
  • Jumlah tenaga mengalami banyak penambahan baik jumlah maupun kompetensi sesuai standar Puskesmas
  • Bangunan fisk dan sarana prasarana penunjang lainnya untuk mendukung pelayanan kesehatan juga mengalami kemajuan dan peningkatan, baik dari sumber dana Pemerintah Pusat maupun swadaya.

Tahun 2005 – 2012 :

  • Resmi menjadi Puskesmas dengan pelayanan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur : 7 buah;  dan telah mendapat pengakuan dari masyarakat,
  • Dengan perkembangan IT, untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi lintas program dan/ atau lintas sektor; Puskesmas Pakisaji telah memproklamirkan dengan slogan puskesmas JEMPOL pada tahun 2007.
  • Jumlah tenaga : 9 orang tenaga PNS, dan beberapa bidan PTT ; dan tenaga sukwan untuk pelaksana administrasi

Tahun 2007 – 2016 (Oktober 2015) :

  • Nama Sarana Pelayanan Kesehatan Primer : UPTD Puskesmas Pakisaji
  • Status Pelayanan : Puskesmas Rawat Inap,
  • Dasar hukum : Perda Kab. Malang No : 6 Tahun 2012 Tentang .Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan serta Peraturan Bupati Malang Nomor : 6 Tahun 2012 tentang Tugas pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Jabatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Jumlah Karyawan :

29 orang PNS, terdiri dari :

  • 2 orang Dokter Umum sebagai Tenaga Medis
  • 1 orang dokter gigi
  • 1 orang Apoteker
  • 4 orang Paramedis Perawatan
  • 13 Bidan
  • 9 Non Medik & tenaga lainnya

40 orang tenaga non PNS (kontrak & sukwan)

  • 36 orang  Paramedis Perawatan
  • 1 orang Paramedis Non Perawatan
  • 8 orang Non Medis

Jumlah Tempat Tidur : 17 buah

Tahun 2016 – sampai sekarang

  • Nama Sarana Pelayanan kesehatan Primer : UPT Puskesmas Pakisaji
  • Status Pelayanan : Puskesmas Rawat Inap
  • Dasar hukum : Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturab Bupati Kabupaten Malang Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan.

Visi dan Misi

Visi

“Terwujudnya UPT Puskesmas Pakisaji Kab.Malang yang Madep Manteb Manetep tahun 2021 “

(Terwujudnya UPT Puskesmas Pakisaji Kab. Malang yang istiqomah dan memiliki mental bekerja keras guna mencapai kemajuan pembangunan kesehatan dasar berstandar akredetasi puskesmas , yang bermanfaat  nyata untuk seluruh masyarakat kecamatan  Pakisaji khususnya dan masyarakat Kabupaten Malang umumnya).

Misi

Melakukan percepatan pembanguna di bidang pelayanan kesehatan dasar, guna peningkatan indeks pembangunan manusia di wilayah UPT Puskesmas Pakisaji Kabupaten Malang.

Motto

Masyarakat sehat bahagia kami

Tata Nilai

SPIoN  SeKaSI

SPIRITUAL

Sikap dan perilaku yang menunjang tinggi kebenaran dan keadilan universal, hukum dan kebesaran Tuhan YME

PEMBELAJARAN

Sikap dan perilaku yang selalu belajar dari fakta-fakta kegagalan atau kesuksesan, berani menerima kritikan dan kekurangan diri sendiri dan selalu berusaha  atau memperbaikinya

INOVATIF

Sikap dan perilaku yang kreatif dan berani  mengambil resiko untuk mencoba hal-hal baru

PROFESIONAL

Sikap dan perilaku yang kerja yang menjunjung etika dan standar-standar profesi

SEMANGAT

Sikap dan perilaku kerja / pelayanan yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, disiplin serta dengan perasaan  senang dan gembira

KASIH SAYANG

Sikap dan perilaku yang senantiasa bersedia memberi bantuan, dan bersedia melayani dengan ramah,  hangat dan bersahabat

KERJA SAMA

Sikap dan perilaku yang sanggup bekerjasama dalam sebuah tim, menghargai perbedaan dan keragaman serta menghargai kelebihan dan hak orang lain

INTEGRITAS

Sikap dan perilaku yang jujur dan terbuka , serta utuh dan satu dalam pikiran ucapan dan perbuatan

KONDISI GEOGRAFIS & KEPENDUDUKAN

Geografi

Puskesmas Pakisaji berada di wilayah Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang yang merupakan salah satu Kecamatan yang letaknya tepat berbatasan dengan kota Malang sehingga jarak ibukota Malang relatif sangat dekat.

Keadaan umum Kecamatan Pakisaji sebagai berikut :

Jumlah Desa : 12 Desa
Jumlah RW : 89 RW
Jumlah RT : 323 RT
Jumlah Rumah : 21.926 Rumah
Jumlah Posyandu Balita : 90 Posyandu
Jumlah Posyandu Lansia : 86 Posyandu
Jumlah Penduduk : 87.789 Jiwa
Luas Wilayah : 38,9 Km²
Kepadatan Penduduk : 2.272 Jiwa/Km²
Ketinggian : 388 DPL

Batas Kecamatan

Sebelah Utara        : Kota Malang
Sebelah Timur        : Kecamatan Bululawang
Sebelah Selatan    : Kecamatan Kepanjen
Sebelah Barat        : Kecamatan Ngajum

Hubungan antar desa lewat jalan aspal, jalan tanah, jalan berbatu dan dapat dilalui kendaraan roda empat dengan jarak tempuh paling cepat  5  menit dan paling lambat 65 menit. Dimana daerah ini agak sulit dilalui apabila hujan,dan terpaksa jalan kaki. Jarak terjauh dari puskesmas Pakisaji 7 km, Jarak dari Puskesmas Pakisaji  ke :

Kota kabupaten    : 10 km
RSSA            : 12 km
RSUD Kanjuruhan    : 8 km
RS Wava Husada    : 5 km
RS Benmari        : 4 km

Keadaan Tanah dan Luas Wilayahnya

Luas wilayah Puskesmas Pakisaji yaitu 38,9 Km². Hubungan antar desa lewat jalan aspal, jalan tanah, jalan berbatu dan dapat dilalui kendaraan roda empat dengan jarak tempuh paling cepat  5  menit dan paling lambat 65 menit. Dimana daerah ini agak sulit dilalui apabila hujan,dan terpaksa jalan kaki. Jarak terjauh dari puskesmas Pakisaji 7 km.

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

1.    Desa Pakisaji
2.    Desa Karangpandan
3.    Desa Glanggang
4.    Desa Wonokerso
5.    Desa Sutojayan
6.    Desa Karangduren
7.    Desa Kendalpayak
8.    Desa Genengan
9.    Desa Kebonagung
10.    Desa Wadung
11.    Desa Jatisari
12.    Desa Permanu

PROGRAM PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin

Pelayanan Antenatal

Kehamilan merupakan masa yang rawan bagi kesehatan ibu yang mengandung maupun bayi yang dikandungnya, sehingga dalam masa kehamilan perlu pemeriksaan secara teratur melaui pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, dan lainnya.

Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan kunjungan K1 dan K4. Cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil) merupakan gambaran jumlah ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan, sedangkan cakupan K4 adalah gambaran jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan 4 (empat) kali yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga.   

Ibu Hamil Risiko Tinggi ditangani

Ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi adalah ibu hamil yang mempunyai kondisi berisiko/ berbahaya pada waktu kehamilan maupun persalinannya.

Terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas kepada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti), hal ini memerlukan tindakan lebih lanjut yaitu perlu dilakukan rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Pelayanan Nifas

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan di mana organ reproduksi mulai mengalami pemulihan untuk kembali normal dan baru pulih betul setelah tiga bulan paska persalinan, sehingga dalam masa nifas tersebut ibu harus memperoleh pelayanan kesehatan yang tepat, yaitu 3 kali kunjungan sehingga memperkecil risiko kelainan atau kematian.

Pelayanan Kesehatan Bayi

Kunjungan Neonatus

Umur bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang rentan/ beresiko mengalami gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan/ kinjungan pada neonatus (KN). Pelayanan neonatus yang dilakukan yaitu pemeriksaan kesehatan bayi dan melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Kunjungan bayi

Kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan disebut kunjungan bayi.

Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Anak Sekolah dan Remaja

Pemantauan kesehatan pada anak balita dan anak pra sekolah dilakukan melalui deteksi dini tumbuh kembang minimal dua kali pertahun oleh tenaga kesehatan. Cakupan upaya kesehatan Anak Balita dalam kualitas pelayanan yang disertai dengan pemeriksaan tumbuh kembang baru.

Pelayanan kesehatan anak sekolah dilaksanakan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan penjaringan kesehatan / Skrining murid SD/ MI sederajat kelas 1 yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dibantu oleh tenaga terlatih di sekolah (guru UKS dan dokter kecil).

Sedangkan cakuap pemeriksaan kesehatan remaja difokuskan pada penjaringan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Sekolah Menengah Umum (SMU) dan sederajat.

Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut saat ini mulai mendapat perhatian oleh karena pada masa ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam menilai Usia Harapan Hidup pada suatu wilayah. Pelaksanaan program Usia Lanjut (Usila) masih belum dapat memberikan pembinaan dan pelayanan yang optimal dengan berbagai kebutuhan khusus dibidang kesehatan Usila.

Pelayanan Keluarga Berencana

Usia subur seorang wanita menurut hasil penelitian adalah usia antara 15-49 tahun, oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita atau pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/ cara dengan Keluarga Berencana. Capaian pelayanan KB dapat digambarkn melalui kelompok sasaran program yang sedang dan pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.

Pelayanan Imunisasi

Desa mencapai Universal Child Imunization (UCI)

Desa/ kelurahan UCI (Universal Child Imunization) adalah desa / kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis Hepatitis B, 4 dosis Polio, 1 dosis Campak. Indikator UCI adalah tercapainya cakupan imunisasi Campak ≥ 80%.

Cakupan Imunisasi Dasar

Cakupan imunisasi dasar pada bayi tahun 2019 sebagai berikut : DPT-HB3/ DPT-HB-Hib3 sebesar 1.226 bayi (97%), Polio 1.127 bayi (89,2%), Campak 1.243 bayi (98,3 %), imunisasi lengkap sebesar 1.272 bayi (100,6%).

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada murid SD/ MI

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan, pengobatan, penambalan sementara dan tetap yang dilaksanakan di Poli Gigi puskesmas (dalam gedung) dan usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) di luar gedung dengan kegiatan sikat gigi massal dan pemeriksaan gigi mulut.

PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Masalah anemia gizi pada ibu hamil, wanita usia subur dan balita perlu mendapat perhatian serius dalam penanggulangannya. Upaya penanggulangan dalam jangka pendek dilakukan dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil.

Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan masalah gizi utama Indonesia. KVA anak biasanya terjadi pada anak yang menderita KEP atau gizi buruk sebagai akibat asupan gizi sangat kurang. Anak yang menderita KVA berdampak pada resiko kebutaan juga resiko kematian balita karena infeksi dan mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernapasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut menurun. Penanggulangan masalah KVA dilaksanakan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan secara preventif dapat dilakukan dengan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi dan fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi khususnya diberikan pada sasaran prioritas yaitu bayi (6-11 bulan), anak balita (1-5 tahun) dan ibu nifas.

Keluarga dengan Garam Beryodium Baik

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seeorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus, dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Apabila di suatu wilayah dijumpai penyakit gondok lebih dari 5%, maka daerah itu dinyatakan GAKY dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKY.

Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Pada tahun 2017 di Kecamatan Pakisaji tidak ditemukan balita gizi buruk, sedangkan pada tahun 2019 ditemukan 4 balita gizi buruk dan mendapat perawatan masing-masing 1 balita di desa Kebonagung, Genengan, Karangduren, dan Karangpandan.

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Kejadian luar biasa adalah peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Kejadian luar biasa yang menimbulkan kesakitan dan kematian dari tahun ke tahun masih terjadi di Kecamatan Pakisaji, hal ini dapat diketahui dari laporan Desa yang masuk.

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam rangka meningkatkan kepersetaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Saat ini telah berkembang cara pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar di masyarakat antara lain: dana sehat, Askes, Jamsostek, tabulin, Jamkesmas/ Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya.

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Pemanfaatan Puskesmas

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas oleh penduduk Kecamatan Pakisaji dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, hal ini dapat diketahui dari meningkatnya cakupan kunjungan yang masuk dari 12 desa yang ada, baik kunjungan rawat jalan maupun kunjungan rawat inap.

Sedangkan untuk indikator-indikator pelayanan puskesmas rawat inap dapat diuraikan sebagai berikut:

BOR (Bed Occupancy Ratio/ angka Penggunaan Tempat Tidur)

BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di puskesmas. Dari 16 tempat tidur yang ada   di puskesmas, yang dimanfaatkan oleh penduduk (BOR) tahun 2019 sebesar 65,46%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005)

AVLOS (Average Length of Stay/ Rata-rata lamanya pasien dirawat)

AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di puskesmas.

Nilai AVLOS puskesmas Pakisaji adalah 3 hari.

TOI (Turn Over Interval/ Tenggang Perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rata-rata TOI di Puskesmas Pakisaji adalah 1,5 kali.

BTO (Bed Turn Over/ Angka Perputaran Tempat Tidur)

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Di Puskesmas Pakisaji pada tahun 2019 satu tempat tidur dipakai 83 kali.

NDR (Net Death Rate)

NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.

GDR (Gross Death Rate)

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Sarana Kemampuan Gawat Darurat

Puskesmas Pakisaji mempunyai kemampuan gawat darurat yang dibuka 24 jam. Unit Gawat Darurat. Puskesmas Pakisaji memiliki 1 dokter 7 perawat yang pernah mengikuti Pelatihan Gawat Darurat.

Sarana Laboratorium Kesehatan

Sesuai standar, semua Sarana Kesehatan harus mempunyai kemampuan Laboratorium Kesehatan. Berdasarkan Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas, laboratorium Puskesmas rawat inap mampu menangani 50 jenis pemeriksaan. Di Puskesmas Pakisaji pelayanan laboratorium mampu menangani 41 jenis pemeriksaan (82%).

Ketersediaan Obat

Obat generik / essensial adalah obat dengan nama sesuai dengan zat berkasiat yang dikandungnya, dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat (sesuai SK Menkes RI tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar).

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.

PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Rumah Tangga ber PHBS

Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang semua anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat, yaitu merupakan komposit 12 dari 16 indikator (pertolongan persalinan oleh nakes, balita diberi ASI, kepadatan rumah, mendapatkan air bersih, mempunyai jamban, lantai rumah kedap air, jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, olahraga teratur dan makanan gizi seimbang).

Berdasarkan survei PHBS yang dilakukan di Kecamatan Pakisaji tahun 2019 Jumlah Rumah Tangga yang dipantau sebanyak 4.891 dan yang ber PHBS sebanyak 4.355 (89,04%)

Bayi Mendapat ASI Eksklusif

Bayi mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sampai mencapai usia 6 bulan. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi yang baik dari aspek gizi, imunologik, psikologik, kecerdasan, neurologik, ekonomik dan aspek penundaan kehamilan serta dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Suddent Infant Syndrome / SIDS).

KEADAAN LINGKUNGAN

Keluarga Memiliki Akses Air Bersih

Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di  Kabupaten Malang, maka secara otomatis berdampak pada kebutuhan akan air bersih yang semakin meningkat pula. Berbagai upaya telah dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih dapat meningkat, salah satunya dengan pendekatan pastisipatif untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam pembangunan pipanisasi air bersih di daerahnya.

Keluarga Memiliki Akses Sanitasi Layak

Kepemilikan sarana sanitasi layak (Jamban sehat) yang dimiliki oleh keluarga meliputi jamban komunal, leher angsa, jamban plengsengan, dan jamban cemplung. Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan menyebabkan timbulnya penyakit.

Tempat-Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat

Tempat-Tempat Umum (TTU) merupakan suatu yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit meliputi hotel, restoran/ rumah makan, pasar dan lain-lain.

Beberapa tempat umum (TTU) di Kecamatan Pakisaji yang mendapat pembinaan kesehatan lingkungan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas antara lain sarana pendidikan, dan sarana kesehatan. Cakupan pemeriksaan tempat umum sehat tahun 2019 sebesar 45 (40,17%) dari 112 TTU yang ada, dari hasil pemeriksaan diketahui hasil sebagai berikut :

Sarana pendidikan :

  • SD memenuhi syarat kesehatan sebesar 24 SD (57,1%) dari 42 SD yang ada.
  • SLTP memenuhi syarat kesehatan sebesar 4 SLTP (25%) dari 16 SLTP yang ada.
  • SLTA memenuhi syarat kesehatan sebesar 1 SLTA (20%) dari 5 SLTA yang ada.

Sarana Kesehatan

  • Puskesmas memenuhi syarat kesehatan sebesar 1 (100%) dari 1 sarana kesehatan yang ada.
  • Rumah Sakit Umum memenuhi syarat kesehatan sebesar 1 RSU (100%) dari 1 RSU yang ada.

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi Higiene Sanitasi

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan suatu yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit meliputi tempat makanan, depot air minum dan lain-lain.

Beberapa Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di Kecamatan Pakisaji yang mendapat pembinaan kesehatan lingkungan antara lain : rumah makan, depot air minum, dan makanan jajanan.

Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Pemeriksaan Jentik Nyamuk pada rumah/ bangunan perlu dilakukan mengingat dengan makin pentingnya digalakkan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) dan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk hidup bersih agar dapat menurunkan incidence rate penyakit DBD.

Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolak ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru / kader pemantau jentik atau Jumantik.

 

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog