Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Health Coaching. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Health Coaching. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Agustus 2025

Hari Kedua Pelatihan Health Coaching: Meningkatkan Kompetensi, Merawat Harapan

When you have lost hope, you have lost everything. And when you think all is lost, when all is dire and bleak, there is always hope.” ― Pittacus Lore, I Am Number Four

Hari kedua Pelatihan Health Coaching Untuk Dokter dan Tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas di Kabupaten Malang pada Jumat (08/08) berlangsung penuh semangat dan refleksi mendalam di ruang meeting Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen. 

Kegiatan dimulai tepat pukul 08.07 WIB, dibuka dengan penuh semangat oleh Master of Ceremony (MC), Ivanka Harits Darwisy, yang kemudian mengajak seluruh peserta untuk memanjatkan doa bersama demi kelancaran pelatihan.

Sesi pagi dilanjutkan dengan review materi oleh dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, staf pengajar FKUB sekaligus motivator nasional yang tengah melakukan penelitian untuk disertasi bertajuk "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer." 

Peserta Pelatihan Helth Coaching berpose bersama responden simulasi dan validatornya

Fokus utamanya adalah memperdalam kembali pemahaman peserta terhadap SEHAT Coaching Model, serta memperkenalkan metode evaluasi menggunakan checklist penilaian berbasis SEHAT dan TELUSUR Phone Coaching Model.

Dengan penuh antusiasme, dr. Arief menjelaskan teknis ujian praktik coaching yang akan dilakukan, melibatkan para peserta sebagai coach dan follow up by phone, kader kesehatan sebagai coachee, dan tim validator sebagai pengamat objektif. Responden simulasi yang telah dipersiapkan sejak hari pertama pun siap berperan dalam simulasi nyata tersebut.

Setelah sesi tersebut, peserta beristirahat sejenak untuk menikmati coffee break. Sementara itu, dr. Arief mengadakan briefing bersama para validator di meja bundar sisi utara, menuntaskan koordinasi sebelum sesi penilaian dimulai.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Pakisaji mempraktikkan health coaching

Tepat pukul 09.41 WIB, dimulailah sesi penilaian praktik health coaching. Empat peserta dari puskesmas tersebut tampil berdasarkan urutan meja dari selatan ke utara. Puskesmas Ngajum, sebagai coach adalah dr. Herdiana SP dan follow up telepon oleh Pj Promkes Mochamad Faizin. Yang menjadi coachee adalah kader Nanik Triyudhani dan validatornya adalah Dr. dr. Nanik Setijowati, M.Kes.

Puskesmas Wagir, bertindak sebagai coach adalah dr. Faradina Puspitasari dan follow up oleh Pj Promkes Indah Nur Pratiwi, SKM. Yang menjadi coachee adalah kader Harti dan validatornya adalah dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc, Sp.DLP. 

Puskesmas Gondanglegi, sebagai coach adalah dr. Aulia Nur Ahmad Humsen dan follow up telepon oleh Pj Promkes M. Amiril M. Yang menjadi coachee adalah kader Wiwik Setyo Anggraeni dan validatornya adalah Eko Andi Suryo, Ph.D. 

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Wagir mempraktikkan health coaching

Puskesmas Ngajum, bertindak sebagai coach adalah dr. Ririn dan follow up dengan telepon adalah Pj Promkes Denok Pitra Rhena, SKM. Yang menjadi coachee adalah kader Indri Astutik dan validatornya adalah dr. Arief Alamsyah.

Simulasi berlangsung intens dan penuh pembelajaran. Setiap interaksi antara coach dan coachee diamati secara seksama oleh para validator yang sudah berpengalaman di bidangnya, seperti masalah rapport building misalnya.

Rapport building dalam coaching adalah proses membangun hubungan yang kuat dan positif antara coach dan coachee, yang ditandai dengan rasa percaya, keterbukaan, dan saling pengertian. Ini adalah fondasi penting dalam proses coaching agar coachee merasa nyaman, aman, dan termotivasi untuk berbagi, serta mencapai tujuan mereka.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Gondanglegi mempraktikkan health coaching

Setelah simulasi, para coachee memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka selama proses coaching. Para kader yang berperan sebagai responden simulasi tersebut menyatakan bahwa pendekatan coaching yang dilakukan terasa lebih personal, menggugah kesadaran, dan memberi semangat baru untuk menjaga kesehatan - khususnya dalam mengelola hipertensi.

Validator kemudian memberikan umpan balik (feedback) yang membangun. Secara umum, para peserta dinilai telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip coaching, meski masih ada ruang untuk penguatan dalam aspek komunikasi empatik dan pendalaman eksplorasi masalah coachee.

Memasuki waktu ishoma (istirahat, sholat, makan siang), kegiatan dihentikan sementara. Para peserta laki-laki menunaikan salat Jumat di masjid sekitar hotel, sementara peserta makan siang dan terus  beristirahat sebelum sesi berikutnya.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Ngajum mempraktikkan health coaching

Pukul 13.02 WIB, peserta kembali memasuki ruang pelatihan untuk mengikuti post-test dan evaluasi kegiatan melalui barcode yang ditampilkan di layar. Proses ini menjadi momen evaluasi akhir sekaligus refleksi terhadap capaian dua hari pelatihan intensif.

Untuk menghidupkan suasana, MC membawakan ice breaking singkat yang menghibur sebelum masuk ke sesi terakhir.

Pukul 13.18 WIB, sesi terakhir dibawakan oleh Dr. dr. Dicky Kurniawan Tontowiputro, Sp.PD, FINASIM, S.H., seorang internis lulusan FKUB yang kini berdinas di RSUD Kota Malang. Dalam pemaparannya yang mendalam, beliau menekankan bahwa intervensi gaya hidup merupakan tahap pertama yang paling memungkinkan dan berdampak signifikan dalam pengendalian hipertensi.

Dengan pendekatan ilmiah dan komunikatif, Dr. Dicky mengupas tuntas dinamika hipertensi, dari faktor risiko hingga strategi pengelolaan jangka panjang. Materi ini memperkaya pemahaman peserta dalam melihat peran health coaching sebagai bagian integral dari manajemen penyakit tidak menular.

Peserta Pelatihan Health Coaching berpose dengan narasumber terakhir

Tepat pukul 14.26 WIB, rangkaian pelatihan hari kedua resmi ditutup. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama, penuh senyum dan rasa syukur atas ilmu serta pengalaman yang telah dibagikan.

Sebagai penutup, mari kita resapi kutipan dari Pittacus Lore dalam novelnya yang berjudul "I Am Number Four" (2011):

"Ketika kau kehilangan harapan, kau telah kehilangan segalanya. Dan ketika kau berpikir semuanya telah hilang, ketika semuanya mengerikan dan suram, selalu ada harapan."

Kutipan ini menggambarkan esensi dari Pelatihan Health Coaching, yakni membangkitkan harapan dan memberdayakan pasien agar mampu mengelola kesehatannya sendiri, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. *** [120825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 04 September 2025

Puskesmas Pakisaji Tancap Gas, Gelar Health Coaching Kedua Lebih Awal untuk Pasien Hipertensi

Di tengah upaya meningkatkan pengendalian hipertensi di layanan primer, Puskesmas Pakisaji mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan sesi health coaching kedua lebih awal dibandingkan tiga puskesmas lainnya yang terlibat dalam penelitian, yakni Gondanglegi, Ngajum, dan Wagir.

Percepatan jadwal ini bukan tanpa alasan. Salah satu dokter fungsional Puskesmas Pakisaji, dr. Herdiana Ayu Saputri Pramudyawati, yang telah mendapatkan pelatihan health coaching langsung dari peneliti utama, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, memasuki masa cuti melahirkan. Agar pelaksanaan health coaching tidak terganggu, maka agenda pelaksanaan dipercepat satu minggu lebih awal.

Health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji dimulai pada Senin (01/09) dengan melibatkan 5 pasien hipertensi. Kemudian, pada Rabu (03/09), kegiatan serupa kembali dilaksanakan dengan 4 pasien hipertensi. Puncaknya, Kamis pagi ini (04/09), Field Supervisor dari tim peneliti melakukan kegiatan monitoring sekaligus dokumentasi langsung di lapangan.

Ruang Konsultasi & Pengaduan menjadi lokasi health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji

Dalam sesi health coaching hari ini, dua pasien hipertensi dari Dusun Golek, Desa Karangdureng dan Dusun Watudakon, Desa Kendalpayak terlihat sedang menjalani sesi health coaching secara personal bersama dr. Ana, sapaan akrab dr. Herdiana. Sementara itu, Mochamad Faizin, SKM, selaku Penanggung Jawab Promosi Kesehatan, turut serta melakukan pengukuran tekanan darah dan pencatatan logbook sebagai bagian dari proses coaching.

Jika pada sesi pertama dr. Ana menekankan edukasi mengenai pola makan sehat, manajemen stres, serta pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi, maka dalam sesi kedua ini, fokus dialihkan pada pentingnya aktivitas fisik untuk penderita hipertensi.

“Aktivitas fisik memiliki peran fisiologis yang besar dalam menurunkan tekanan darah, salah satunya melalui mekanisme vasodilatasi dan peningkatan elastisitas pembuluh darah,” terang dr. Ana. 

Pengukuran tensi oleh Pj Promkes Puskesmas Pakisaji

Ia mengutip literatur dari Pescatello et. al. (2015) dalam Modul Pelatihan SEHAT Coaching Model untuk Hipertensi di Layanan Primer, yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi nitric oxide (NO) - zat yang bekerja sebagai vasodilator alami. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melebar, mengurangi resistensi perifer, dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Lebih lanjut, aktivitas fisik juga mengurangi stres oksidatif dan inflamasi, serta memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah (Cornelissen & Smart, 2013). Efek jangka panjangnya bahkan dapat memperbaiki struktur jantung dan mengurangi massa ventrikel kiri akibat hipertensi kronis.

“Dengan latihan yang terukur - baik dari segi frekuensi, intensitas, durasi, dan jenisnya - pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata 5-7 mmHg,” tambah dr. Ana. 

Kementerian Kesehatan (2021) dalam laporannya juga menyebut bahwa latihan aerobik intensitas sedang secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik hingga 8,3 mmHg dan diastolik sebesar 5,2 mmHg.

Dokter Puskesmas Pakisaji berikan health coaching pasien hipertensi di Ruang Konsultasi dan Pengaduan

Dr. Ana juga menyampaikan bahwa jenis aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi terdiri dari dua macam: Latihan aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, dan  Resistance training, seperti latihan angkat beban ringan yang terukur.

Sesi coaching hari ini berlangsung kondusif dengan partisipasi aktif dari pasien. Edukasi yang dilakukan juga menggunakan pendekatan dialogis dan empatik, yang menjadi prinsip utama dari metode health coaching berbasis empowerment yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Dengan langkah cepat dan kolaborasi solid antara tim medis dan promosi kesehatan, Puskesmas Pakisaji menunjukkan komitmen tinggi dalam mendampingi pasien hipertensi secara holistik. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya dalam menerapkan health coaching sebagai bagian dari layanan preventif dan promotif di tingkat primer. *** [040925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 16 Agustus 2025

Implementasi Health Coaching di Puskesmas Pakisaji sebagai Bagian dari Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer

Setelah menyelesaikan pendampingan sesi health coaching di Puskesmas Wagir pada Kamis (14/08), Field Supervisor yang juga menghandle health coaching di Puskesmas Ngajum, melanjutkan tugas ke Puskesmas Pakisaji untuk kegiatan serupa. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi penelitian S3 dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.

Enumerator sedang wawancara pasien di Ruang Konsultasi & Pengaduan Puskesmas Pakisaji disaksikan oleh Pj Promkes

Sesuai informasi dari Enumerator Pakisaji, Elmi Kamilah, S.Sos., kegiatan health coaching dijadwalkan pukul 11.30 WIB, sehingga perjalanan dari Wagir masih memungkinkan untuk menjangkau kegiatan tepat waktu. 

Setibanya di Ruang Konsultasi dan Pengaduan, tiga pasien telah hadir dan proses wawancara sedang berlangsung dengan disaksikan oleh Pj Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Pakisaji, Mochammad Faizin, SKM.

Selesai bantu enumerator Wagir, Field Supervisor berkesempatan membantu wawancara pasien di Puskesmas Pakisajia pada Kamis (14/08)

Field Supervisor segera mengambil peran dengan meminta Lembar Penjelasan Kepada Calon Subyek Penelitian dan kuesioner untuk turut membantu proses wawancara. Salah satu pasien yang diwawancarai adalah perempuan berusia 48 tahun. Namun, pengukuran tekanan darah sempat mengalami kendala karena ukuran manset tensimeter tidak sesuai dengan ukuran lengan pasien.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pj Promkes membantu melakukan pengukuran ulang menggunakan tensimeter milik Puskesmas di Ruang Klaster 3 (Dewasa & Lansia). Saat itu, dr. Herdiana Ayu Saputri Pramudyawati sedang melaksanakan sesi health coaching dengan pasien pertama. Meskipun dalam kondisi hamil tua, dr. Herdiana tetap menunjukkan komitmen dan semangat tinggi dalam memberikan coaching kepada pasien.

Pj Promkes membantu mengukur tekanan darah pasien yang berlengan tambun dengan manset berukuran besar

Sesi coaching ditutup dengan pemberian modul edukasi berjudul “Bersahabat dengan Hipertensi” yang disusun oleh dr. Arief Alamsyah untuk membantu pasien memahami dan mengingat materi yang telah disampaikan. Modul ini mencakup lima topik utama: pengertian hipertensi, pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, manajemen stres, serta kepatuhan dalam minum obat.

Menurut laporan Enumerator Elmi Kamilah, sesi hari Kamis ini merupakan pelaksanaan health coaching hari ketiga di Puskesmas Pakisaji. Pada hari pertama (Selasa, 12 Agustus), berhasil diwawancarai 3 pasien, dan pada hari kedua (Rabu, 13 Agustus) sebanyak 4 pasien. Hari ini kembali hadir 3 pasien yang mengikuti sesi secara aktif.

Di Ruang Klaster 3 (Dewasa & Lansia), dokter Puskesmas Pakisaji berikan health coaching kepada pasien dan didampingi Pj Promkes dengan logbooknya

Setelah memastikan kegiatan berjalan lancar, Field Supervisor berpamitan kepada dr. Herdiana, Pj Promkes, dan Enumerator untuk kembali ke Sekretariat SMARThealth di Kepanjen. Pada sore harinya, Field Supervisor dijadwalkan memberikan pelatihan enumerator bagi 11 mahasiswa Farmasi Universitas Brawijaya (UB) yang akan bertugas melakukan skrining Model SMARThealth di lapangan.

Implementasi health coaching dalam pengembangan model ini sebagai sebuah ikhtiar besar dalam menjawab tantangan pengendalian hipertensi di layanan primer. Sinergi antar tenaga kesehatan, peneliti, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan layanan yang lebih manusiawi, edukatif, dan berbasis bukti. *** [160825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 10 September 2025

Layanan Lantai Dua: Health Coaching Tahap Kedua di Puskesmas Ngajum, Saat Upaya Pengendalian Hipertensi Terus Diperkuat

Di tengah ramainya antrean pasien layanan primer yang memadati lantai satu Puskesmas Ngajum, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No.22, Dusun Ngajum RT 01 RW 02, Kecamatan Ngajum, terdapat suasana berbeda di lantai dua. Hiruk-pikuk pelayanan medis di bawah tak menghalangi keberlangsungan agenda-agenda penting yang berlangsung di atasnya, pada Selasa (09/09).

Di Ruang Pertemuan lantai dua, sejumlah pegawai tengah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Keuangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Sementara itu, di sisi timur gedung, tepatnya di Ruang Klaster 3, terselenggara kegiatan yang tak kalah penting: health coaching tahap kedua bagi 13 pasien hipertensi - sebuah upaya lanjutan dalam penelitian Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi Di Layanan Primer.

Dokter fungsional Puskesmas Ngajum berikan health coaching terhadap pasien tambun dengan manset besar saat pengukuran tensi

Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, yang menitikberatkan pada efektivitas health coaching sebagai pendekatan personal dalam pengelolaan hipertensi. Setelah sesi pertama yang dilaksanakan sebelumnya, hari ini merupakan pertemuan lanjutan untuk melakukan evaluasi dan pemantauan perkembangan pasien.

Undangan telah disebar sehari sebelumnya oleh Penanggung Jawab (Pj) Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Masfu Lailiyah, A.Md.Kep. Pasien-pasien yang hadir datang secara bergantian sesuai jadwal yang telah diatur, sehingga kegiatan berjalan tertib tanpa antrean panjang.

Pj PTM lakukan pengukuran tensi terlebih dahulu sebelum pasien mendapatkan health coaching

Sebelum mendapatkan sesi coaching dari dr. Ririn Widyastuti, pasien terlebih dahulu menjalani pemeriksaan tekanan darah oleh Pj PTM. Barulah kemudian mereka mengikuti sesi coaching selama kurang lebih 15 menit. Kali ini, dr. Ririn ditemani langsung oleh Pj PTM untuk pengisian logbook, menggantikan Pj Promkes Denok Pitra Rhena, SKM, yang sedang berduka karena kepergian ibunda tercinta.

Field Supervisor yang berkesempatan hadir pun turut serta dalam mendokumentasikan jalannya kegiatan. Suasana berjalan dengan hangat dan personal, karena tiap pasien mendapatkan ruang untuk berdiskusi tentang perubahan gaya hidup yang telah mereka coba terapkan sejak coaching pertama.

Monev dokter fungsional Puskesmas Ngajum atas kepatuhan minum obat pasien

“Yang patuh menjalankan pesan dalam health coaching, tekanan darahnya akan turun,” jelas dr. Ririn saat ditanya tentang hasil monitoring sejauh ini. Dari evaluasi awal, sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan tekanan darah. Hal ini tak lepas dari pemantauan rutin melalui telepon oleh Pj Promkes, serta komitmen pasien dalam menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, manajemen stres, dan minum obat secara teratur.

Sesi health coaching kedua ini dimulai pukul 08.15 WIB dan berakhir pukul 11.45 WIB. Meski tampak sederhana, kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam penguatan intervensi primer terhadap hipertensi - salah satu penyakit tidak menular yang menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan masyarakat.

Di balik dinding Puskesmas yang tampak sibuk, berlangsung perubahan-perubahan kecil yang berdampak besar bagi kesehatan pasien. Melalui pendekatan yang personal dan berbasis edukasi, Puskesmas Ngajum terus berinovasi untuk mengedepankan layanan promotif dan preventif - bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat. *** [100925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 14 Agustus 2025

Health Coaching di Puskesmas Ngajum: Kolaborasi Ilmiah Demi Kendali Hipertensi

Pagi itu, Rabu (13/08), suasana lantai 1 Puskesmas Ngajum yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 18, RT 01 RW 01 Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, tampak seperti hari kerja pada umumnya. Sejumlah pasien terlihat mengantre sejak pukul 08.00 WIB, menanti giliran untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas pelayanan primer tersebut, sebuah kegiatan ilmiah dan strategis tengah berlangsung tenang dan tertib di lantai 2, tepatnya di Aula Prasojo.

Di tempat itu, digelar kegiatan health coaching yang menjadi bagian dari penelitian akademik bertajuk "Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer", hasil gagasan dr. Arief Akansyah, MARS, Sp.KKLP - seorang staf pengajar sekaligus kandidat doktor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pj PTM menjelaskan Lembar Penjelasan kepada pasien saat memasuki Aula Prasojo Puskesmas Ngajum

Sebanyak 13 pasien intervensi mengikuti program health coaching dalam satu hari penuh. Menurut Masfu Lailiyah, A.Md.Kep, selaku Penanggung Jawab Program Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) di Puskesmas Ngajum, kegiatan ini memang hanya dijadwalkan sehari mengingat padatnya agenda layanan di puskesmas. Terlebih, keesokan harinya akan ada penilaian layanan yang menuntut kesiapan penuh dari seluruh tim.

Alur kegiatan health coaching diatur dengan sistematis oleh Pj PTM. Begitu pasien memasuki Aula Prasojo, mereka dipandu mengisi daftar hadir di meja Pj PTM. Di sini, mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai Lembar Penjelasan Calon Subjek Penelitian, yang disampaikan oleh Pj PTM yang sebelumnya telah dibriefing oleh enumerator.

Enumerator mewawancarai pasien dan mengukur tekanan darah sebelum mendapatkan health coaching oleh dokter Puskesmas

Tahap selanjutnya adalah pengukuran berat dan tinggi badan, yang hasilnya dicatat dan diserahkan ke meja enumerator. Terdapat dua enumerator dalam kegiatan ini: Anis Khurniawati, S.Sos. yang mengumpulkan data di  Puskesmas Wagir, dan saya sendiri yang bertugas mengumpulkan data di Puskesmas Ngajum. Di meja ini, setiap pasien menjalani wawancara dengan enam kuesioner, serta pengukuran tekanan darah.

Dalam beberapa kasus, ketika ditemukan pasien dengan tubuh gemuk atau lengan gempal, pengukuran tensi dilakukan dengan manset besar yang disediakan oleh Puskesmas Ngajum. Untuk hal ini, enumerator meminta bantuan dari Pj PTM guna memastikan hasil pengukuran akurat.

Suasana wawancara dan pengukuran di Aula Puskesmas Ngajum

Setelah sesi wawancara dan pengukuran selesai, pasien dipanggil oleh Denok Pitra Rhena, SKM, selaku Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Pj Promkes). Beliau langsung mengantar pasien ke ruang dr. Ririn Widyastuti untuk sesi health coaching

Dalam ruangan tersebut, Denok menyimak proses coaching yang dilakukan oleh dokter, serta mencatatkan hasil sesi tersebut ke dalam logbook khusus yang telah disiapkan oleh dr. Arief selaku peneliti utama. Tujuannya sebagai bahan Pj Promkes untuk menindaklanjuti dari hasil coaching dokter melalui phone call maupun WhatsApp (WA).

Health coaching pasien oleh dokter Puskesmas di ruang kerjanya bersama Pj Promkes

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.14 WIB dan berakhir sekitar pukul 14.25 WIB. Sementara, proses wawancara oleh enumerator dituntaskan lebih awal, yakni pada pukul 13.22 WIB, dengan rincian: enumerator Anis berhasil mewawancarai 5 pasien, sementara saya sendiri menyelesaikan 8 pasien.

Semua proses berlangsung lancar dan sesuai rencana, tanpa hambatan berarti. Kelancaran ini menjadi buah dari komunikasi dan koordinasi yang intens antara peneliti, enumerator, Kepala Puskesmas, dokter, Pj PTM, dan Pj Promkes, baik melalui grup WA maupun jalur personal. Kolaborasi lintas fungsi ini menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan primer yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemberdayaan pasien. *** [140825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 12 September 2025

Pendampingan Berlanjut, Health Coaching Tahap 2 Diimplementasikan di Puskesmas Gondanglegi

It is not primarily our physical selves that limit us, but rather our mindset about our physical limits.” -- Ellen Jane Langer

Di tengah pendampingan additional piloting kuesioner COM-B yang berlangsung di Kelurahan Kepanjen, Field Supervisor menyempatkan diri meluncur ke Puskesmas Gondanglegi untuk mendokumentasikan implementasi health coaching tahap 2. 

Kegiatan ini berlangsung di Puskesmas Gondanglegi yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 62, Dusun Krajan Satu, Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, tepatnya berada di Ruang Imunisasi. Letaknya berada di belakang kasir atau depan Ruang Pelayanan KB/Ruang KB Kespro.

Hari Kamis (11/09) merupakan hari kedua pelaksanaan health coaching tahap 2, yang menyasar tiga pasien hipertensi dan dimulai tepat pukul 12.13 WIB. Sebelumnya, pada hari pertama, sebanyak sembilan pasien telah mengikuti sesi coaching yang dipandu oleh dr. Aulia Nur Ahmad Humsen.

Ruang Imunisasi Puskesmas Gondanglegi menjadi tempat health coaching tahap 2

Seluruh proses pendampingan dicatat dalam logbook oleh Penanggung Jawab (Pj) Promosi Kesehatan, M. Amril M., sementara pengukuran tekanan darah dilakukan oleh Pj PTM, Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep.

Berbeda dari sesi sebelumnya, coaching tahap kedua ini tidak hanya berfokus pada evaluasi hasil sesi pertama, tetapi juga memperkenalkan materi tentang aktivitas fisik. Aktivitas fisik diketahui memiliki efek signifikan dalam menurunkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme fisiologis. 

Aktivitas fisik teratur dapat menyebabkan vasodilatasi pepmbuluh darah serta peningkatan elastisitas pembuluh darah (Pecastello et. al., 2015). Mekanisme ini terjadi karena aktivitas fisik meningkatkan produksi nitric oxide (NO) yang berfungsi sebagai vasodilator alami sehingga pembuluh darah mengalami pelebaran (vasodilatasi), mengurangi restensi perifer, dan menurunkan tekanan darah.

Pj PTM lakukan pengukuran tekanan darah pasien sebelum health coaching

Selain itu, aktivitas fisik teratur juga membantu mengurangi stress oksidatif dan inflamasi pada pembuluh darah serta memperbaiki fungsi endothelium. Hal ini secara langsung berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah dan perbaikan struktur jantung serta pembuluh darah pada penderita hipertensi.

Materi ini dirancang dan disampaikan berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP dalam penelitian "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer". Dengan demikian, pasien tidak hanya diajak mengevaluasi tetapi juga memahami pentingnya bergerak aktif sebagai bagian dari pengelolaan hipertensi yang holistik.

Di balik proses teknis dan edukatif ini, tersirat pesan penting tentang perubahan pola pikir dan pemberdayaan diri. Seperti yang dikatakan oleh Ellen J. Langer, seorang psikolog dan profesor dari Harvard University:

Selesai health coaching oleh dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi, pasien diberikan obat dan pesan minumnya dikomunikasikan kepada anaknya yang mengantar pasien

“Bukanlah fisik kita sendiri yang membatasi kita, melainkan pola pikir kita tentang batasan fisik kita.”

Kata-kata ini menjadi pengingat bahwa transformasi kesehatan bukan semata soal tubuh, tetapi dimulai dari keyakinan bahwa perubahan itu mungkin - sebuah semangat yang turut dihidupkan melalui sesi health coaching ini.

Melalui pendekatan yang menyeluruh dan berorientasi pada pasien, Puskesmas Gondanglegi terus berupaya memperkuat layanan promotif dan preventif. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi model praktik baik dalam pengendalian hipertensi di layanan primer, serta menjadi langkah kecil menuju perubahan besar dalam perilaku hidup sehat masyarakat. *** [120925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 16 Agustus 2025

Hari Ketiga Health Coaching di Puskesmas Wagir – Tiga Lansia, Tiga Kisah, Satu Semangat

Seperti yang diutarakan oleh dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP dalam “Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Kabupaten Malang”, setiap Puskesmas hanya membutuhkan 13 pasien hipertensi sebagai sasaran coaching. Namun, di balik angka itu, tersembunyi cerita-cerita kecil yang menyentuh, seperti yang terjadi pada hari ketiga pelaksanaan Health Coaching di Puskesmas Wagir, Jumat (15/08).

Enumerator Anis Khurniawati, S.Sos yang sebelumnya telah mewawancarai lima pasien pada Selasa (12/08) dan membantu lima wawancara di Puskesmas Ngajum pada Rabu (13/08), meneruskan tugasnya pada Kamis (14/08) dengan tiga wawancara pasien. Dua pasien tambahan saat itu dibantu oleh Field Supervisor yang menghandle dalam prosesi Health Coaching di Ngajum.

Puskesmas Wagir pada pukul 07.27 WIB di hari Jumat (15/08)

Jumat pagi, giliran Field Supervisor kembali mengambil peran. Ia tiba di Puskesmas Wagir pukul 07.24 WIB. Mengingat hari Jumat adalah hari pendek, penjadwalan dilakukan lebih awal. Setelah bertemu dengan Penanggung Jawab Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) Fenny Noviana, A.Md.Kep, mereka menuju Ruang Pandu untuk memulai sesi wawancara dengan tiga pasien yang sangat istimewa.

Ketiganya adalah laki-laki lanjut usia yang datang dari rumah mereka masing-masing yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Puskesmas. Pasien pertama berusia 65 tahun dengan keterbatasan penglihatan. Pasien kedua, seorang pensiunan berumur 66 tahun, sementara pasien ketiga adalah sosok penuh semangat berusia 80 tahun, yang hadir bersama cucu perempuannya yang setia mendampingi.

Field Supervisor menuntun pasien lansia berkebutuhan khusus untuk memberikan cap jepol dalam informed consent

Mengingat usia para pasien, proses wawancara berlangsung dengan pendekatan yang lebih sabar dan komunikatif. Field Supervisor sering melakukan probing - memancing pemahaman lebih dalam agar inti pertanyaan tersampaikan dengan jelas dan mudah dimengerti. Meski demikian, suasana wawancara terasa santai dan akrab.

Selama proses tersebut, Pj PTM turut membantu dalam pengukuran tinggi dan berat badan. Selesai wawancara, pasien diarahkan ke Ruang Pemeriksaan yang terletak di sisi utara area pendaftaran. Di sana, dr. Faradina Puspitasari dan Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Pj Promkes) Indah Nur Putri Pratiwi, SKM, sudah bersiap memberikan sesi health coaching.

Setelah diukur tinggi dan berat badan oleh Pj PTM, Field Supervisor melakukan pengukuran tekanan darah

Sesi coaching dilakukan secara personal dan menyeluruh. Pj Promkes mencatat poin-poin coaching dalam logbook sebagai bahan untuk tindak lanjut melalui panggilan telepon kepada pasien di hari-hari mendatang.

Prosesi health coaching hari Jumat ini berjalan lancar. Wawancara dimulai pukul 07.35 WIB dan berakhir pukul 09.10 WIB. Namun sesi coaching masih berlanjut hingga pukul 10.00 WIB, memastikan setiap pasien mendapatkan perhatian dan arahan yang maksimal.

Dengan semangat merah putih, dokter Puskesmas Wagir berikan health coaching kepada pasien lansia yang didampingi cucu perempuan kesayangannya

Ketiga pasien lansia ini memberi pelajaran berharga - bahwa usia bukan halangan untuk tetap peduli pada kesehatan. Mereka datang dari jarak tak dekat, dengan niat dan kesungguhan yang patut diapresiasi. 

Semangat mereka menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perubahan besar dalam kesehatan masyarakat dimulai dari langkah kecil, seperti hadir lebih pagi demi mendapatkan pendampingan yang lebih baik. *** [160825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 15 Agustus 2025

Pagi yang Sehat di Lereng Kawi: Health Coaching di Puskesmas Wagir

Pagi itu, di hari Kamis (14/08), mentari bersinar cerah ketika kami melintasi tikungan di Jalan Raya Gondowangi RT 13 RW 03. Dari atas Honda Revo, siluet megah Gunung Kawi tampak memukau di kejauhan, seolah menjadi saksi bisu perjalanan enumerator pagi itu menuju Puskesmas Wagir. Jalanan yang menanjak dan berkelok ditempuh dengan penuh semangat, membawa misi kecil namun penuh makna, yaitu health coaching bagi pasien dengan risiko hipertensi.

Setibanya di Puskesmas Wagir pada pukul 08.24 WIB, suasana sudah ramai oleh masyarakat yang mengantre layanan primer. Di tengah hiruk-pikuk itu, dua enumerator, saya dan  Anis Khurniawati, S.Sos, diarahkan menuju Ruang Komunikasi dan Edukasi (KIE) yang ada di belakang oleh Pj PTM Fenny Noviana, A.Md.Kep. 

Pagi yang sehat di lereng Gunung Kawi

Di ruangan tersebut, dua enumerator tersebut bersiap menyambut lima pasien yang telah dijadwalkan untuk mengikuti sesi health coaching hari itu di Puskesmas Wagir yang beralamatkan di Jalan Raya Pandansari No. 9 Dusun Pandansari, Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Sebelum prosesi coaching berlangsung, setiap pasien terlebih dahulu akan diwawancarai menggunakan enam kuesioner. Anis berhasil mewawancarai tiga pasien, sementara saya mewawancarai dua lainnya. Setiap wawancara bukan sekadar pengumpulan data, namun juga menjadi ruang untuk mengenali lebih dekat kondisi dan pemahaman pasien terhadap hipertensi yang mereka alami.

Enumerator Wagir mewawancarai pasien di Ruang KIE Puskesmas Wagir

Usai wawancara, saya mengantar pasien satu per satu menuju Ruang Pemeriksaan di gedung baru, berdekatan dengan bagian pendaftaran. Di ruang yang telah disiapkan itu, dr. Faradina Puspitasari bersama Pj Promkes Indah Nur Putri Pratiwi, SKM telah menunggu, siap memberikan sesi health coaching. Begitu pasien tiba, enumerator menyerahkannya secara langsung kepada dokter, dan sesi edukasi kesehatan pun dimulai.

Dalam suasana yang hangat namun penuh kesungguhan, dokter menyampaikan coaching seputar pengelolaan hipertensi, dari pentingnya pola makan sehat, aktivitas fisik, pengelolaan stres, hingga pentingnya minum obat secara teratur. 

Enumerator Ngajum bantu wawancara di Ruang KIE Puskesmas Wagir

Sebagai pengingat dan bekal lanjutan, setiap pasien juga menerima modul "Bersahabat dengan Hipertensi", yang berisi: Apa Itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi), Pola Makan pada Hipertensi, Aktivitas Fisik pada Hipertensi (Rajin Bergerak), Kelola Stres pada Tekanan Darah Tinggi, dan Minum Obat Teratur pada Tekanan Darah Tinggi.

Modul ini tidak hanya menjadi pegangan, tapi juga penguat bagi pasien untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan terkontrol.

Pasien ibu dan anak dalam health coaching hipertensi oleh dokter dan Pj Pronkes di Ruang Pemeriksaan Puskesmas Wagir

Sesi health coaching dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung hingga 11.30 WIB. Namun sebelum sesi ditutup, saya berpamitan terlebih dahulu untuk melanjutkan perjalanan menuju Puskesmas Pakisaji, di mana kegiatan serupa juga tengah berlangsung. Namun enumerator Anis masih berada di Puskesmas Wagir.

Pagi itu, di bawah bayang-bayang Gunung Kawi, enumerator tidak hanya menyusuri dari Ruang KIE ke Ruang Pemeriksaan saja. Enumerator juga menyusuri harapan-harapan bahwa health coaching yang diberikan hari itu akan berbuah pada hidup yang lebih sehat dan berkualitas bagi para pasien. Karena sejatinya, coaching bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga tentang mendampingi setiap langkah kecil menuju perubahan yang lebih baik. *** [150825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 12 Agustus 2025

Simulasi Akan Dipraktikkan, Kader Kepanjen Disiapkan Jadi Responden Health Coaching

Suasana ruang meeting tampak hidup sejak pagi hari, ketika Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Keehatan dari empat puskesmas di Kabupaten Malang dimulai. Pelatihan ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang kini tengah merampungkan studi doktoralnya di FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian ini mengusung topik "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer".

Kegiatan hari pertama ini terbagi dalam tiga sesi pelatihan yang dilangsungkan dalam satu ruang meeting. Setelah sesi pagi hingga siang diisi pelatihan intensif untuk dokter dan tenaga promosi kesehatan (promkes), serta dilanjutkan pelatihan enumerator, agenda ketiga di sore hari adalah briefing khusus untuk kader kesehatan dari Kelurahan Kepanjen. 

Keempat kader - Harti, Indri Astutik, Nanik Triyudhani, dan Wiwik Setyo Anggraeni - dipersiapkan untuk memegang peran penting dalam simulasi health coaching yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Briefing kader untuk responden simulasi dalam Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Hotel Grand Kajuruhan Kepanjen

Briefing dimulai pada pukul 14.40 WIB dan dipandu langsung oleh dr. Arief sebagai peneliti utama. Suasana cair namun penuh konsentrasi tercipta ketika keempat kader mulai mengenali peran barunya sebagai responden simulasi, yaitu individu yang berpartisipasi aktif dalam sebuah simulasi dan bertindak layaknya pasien hipertensi yang akan menerima sesi health coaching dari para dokter dan tenaga promkes peserta pelatihan.

“Peran Ibu-ibu besok sangat penting. Kami butuh responden yang bisa menjalankan simulasi dengan natural, agar proses pelatihan benar-benar terasa seperti situasi nyata,” ujar dr. Arief dalam arahannya.

Briefing ini bukan sekadar memberikan instruksi teknis, namun juga bertujuan membangun kenyamanan dan kepercayaan diri kader. Mereka dikenalkan dengan alur simulasi dan diperlihatkan bagaimana proses coaching berlangsung. Bahkan sebelum briefing dimulai, para kader telah lebih dulu dipertemukan dengan para dokter dan tenaga promkes yang akan menjadi coach mereka esok hari. Hal ini dimaksudkan agar tercipta kedekatan awal dan mengurangi rasa gugup saat sesi simulasi berlangsung.

Kader melihat video untuk mengerti alur dalam responden simulasi keesokan harinya

Turut hadir dalam briefing ini personil Tim SMARThealth UB, yang akan membantu dalam pengumpulan data di lapangan selama penelitian berlangsung. Mereka juga ikut mengamati proses briefing guna memastikan standar pelaksanaan simulasi berjalan optimal.

Sebagai peran kunci dalam skenario pelatihan, para kader tidak hanya menjadi ‘pasien’ dalam simulasi, tetapi juga menjadi cermin nyata bagaimana health coaching dapat diterapkan dalam konteks layanan primer. Diharapkan, simulasi ini mampu memberikan gambaran realistis serta memperkuat kapasitas coaching para tenaga kesehatan yang terlibat.

Dengan semangat kolaboratif dan suasana kekeluargaan yang terasa, hari pertama pelatihan ini pun ditutup dengan penuh optimisme. Keesokan harinya, simulasi akan menjadi ajang penerapan nyata dari apa yang telah dipelajari - dan para kader Kepanjen sudah siap memainkan peran mereka dengan sepenuh hati. *** [120825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 08 Agustus 2025

Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Kabupaten Malang: Tingkatkan Keterampilan Pengendalian Hipertensi dengan Pendekatan SEHAT Coaching Model

Dalam upaya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di layanan primer, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP - dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) sekaligus Motivator Nasional - menyelenggarakan Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas di Kabupaten Malang. 

Kegiatan ini digelar di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen sebagai bagian dari penelitian disertasinya di Program S3 Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer”.

Pelatihan ini diikuti oleh 4 dokter (dr. Faradina Puspita, dr. Herdiana Ayu S.P., dr. Ririn Widyastuti, dr. Aulia Nur Ahmad Humsen) dan 4 penanggung jawab (Pj) Promkes (Indah Nur Putri Pratiwi, SKM, Mochamad Faizin, SKM, Denok Pitra Rhena, SKM, Muhammad Amiril Mu’minin, SKM) dari 4 Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Fokus pelatihan adalah pembekalan SEHAT Coaching Model, sebuah pendekatan inovatif berbasis pemberdayaan pasien untuk pengendalian hipertensi.

Meja presensi untuk peserta pelatihan health coaching di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang

Hari Pertama: Menyelami Filosofi dan Teknik Coaching

Tepat pukul 08.31 WIB pada Kamis (07/08), acara dibuka secara hangat oleh Ivanka Harits Darwisy, M.Pd sebagai Master of Ceremony (MC). Usai doa bersama dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, peserta langsung mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal.

Tak lama setelah itu, dr. Arief sendiri memandu sesi utama pada hari pertama ini, dengan memperkenalkan SEHAT Coaching Model - sebuah pendekatan khas yang dirancang berdasarkan pengalaman dan teori yang ia dalami. SEHAT sendiri merupakan akronim dari Sasaran dan Target, Evaluasi Tahapan Perubahan, Hambatan Perubahan, Aksi dan Dukungan, Tindak Lanjut.

Sebagai staf pengajar FKUB dan juga motivator nasional, gaya penyampaian dr. Arief begitu energik dan menggugah. Ia menjelaskan bahwa coaching berbeda dari counseling. “Coaching adalah hubungan kemitraan yang berlandaskan pemberdayaan dan kreativitas,” ujarnya sembari memperlihatkan slide presentasi yang penuh warna dan modul berkelas.

dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, peneliti dan sekaligus motovator nasional, berikan materi

Peserta juga dikenalkan dengan konsep inner game, filosofi coaching, hingga keterampilan dasar seperti rapport building, mendengar aktif, dan powerful questioning. Tak hanya teori, peserta juga diajak langsung ke praktik nyata melalui mock interview

Salah satu yang berkesan adalah saat dr. Arief mempraktikkan sesi coaching dengan Indah Nur Putri Pratiwi, SKM (Pj Promkes Puskesmas Wagir). Dalam sesi ini, peserta benar-benar dibawa ke situasi lapangan yang sesungguhnya. Nur Putri bertindak sebagai coach, dan dr. Arief menjadi coachee dalam mock interview tersebut.

Pukul 12.00 WIB, pelatihan jeda untuk ishoma (istirahat, sholat, makan). Hotel Grand Kanjuruhan memanjakan peserta dengan menu makan siang tradisional yang menggugah selera: ayam laos, tuna balado, gule nangka kacang, bakmi goreng, bakwan jagung, hingga es Manado yang menyegarkan.

Pre-test

Sesi Pascaishoma: Strategi Komunikasi Berbasis Teknologi

Usai ishoma, sesi dilanjutkan dengan materi penting mengenai peran strategis Pj Promkes dalam mendampingi pasien hipertensi. Jika dokter sibuk di awal proses coaching, maka Pj Promkes menjadi aktor utama dalam follow-up via WhatsApp dan telepon.

"Coaching bukan hanya di ruang konsultasi. Ini adalah proses berkelanjutan yang harus dibangun dalam relasi dan komunikasi yang aktif," jelas dr. Arief. “Orang Indonesia suka dengan interaski yang intens.”

Materi diperkaya dengan pemutaran video simulasi aktivitas dokter dan Pj Promkes setelah pelatihan. Visual ini memudahkan peserta membayangkan alur kegiatan di lapangan yang akan mereka lakukan nantinya.

Tepat pukul 14.03 WIB, pelatihan hari pertama resmi ditutup. Wajah para peserta tampak antusias dan terinspirasi.

Mock interview: peserta jadi coach dan pemateri jadi coachee

Mengintegrasikan Ilmu, Empati, dan Aksi Nyata

Pelatihan ini adalah jembatan antara keilmuan akademik dan kebutuhan nyata di lapangan, antara evidence-based practice dan empati kemanusiaan. Melalui pendekatan coaching yang berfokus pada pemberdayaan pasien, pelatihan ini membawa paradigma baru dalam pengendalian hipertensi di layanan primer.

Health is a large word. It embraces not the body only, but the mind and spirit as well; and not today’s pain or pleasure alone, but the whole being and outlook of a man,” ujar James H. West. “Kesehatan adalah kata yang luas. Ia tidak hanya mencakup tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa; dan bukan hanya rasa sakit atau kesenangan hari ini saja, tetapi seluruh keberadaan dan pandangan seseorang.”

Dengan semangat inilah, para dokter dan Pj Promkes dari 4 Puskesmas siap melangkah - menjadi mitra sejati pasien dalam perjalanan menuju hidup yang lebih sehat, holistik, dan bermakna. *** [070825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 01 Agustus 2025

Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas terkait Persiapan Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer

Bakda salat Jumat (01/08), dr. Arief Alamsyah, MMRS - staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang tengah menempuh Program Doktor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada - menggelar briefing dengan empat penanggung jawab program pengendalian penyakit tidak menular (Pj PTM) dari Puskesmas Wagir, Ngajum, Gondanglegi, dan Pakisaji. 

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan produktif di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen yang terletak di Jalan Dr. Ir. Soekarni No. 8 Area Sawah/Kebun, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, aau yang terkenal dengan sebutan Jalan Lingkar Barat (Jalibar).

Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan tahap ketiga dalam disertasi dr. Arief yang berjudul "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer". Tahap ini menandai penerapan model intervensi Health Coaching Hipertensi yang dirancang secara ilmiah dan kontekstual.

Keempat Pj PTM yang hadir adalah Fenny Noviana, A.Md.Kep. (Puskesmas Wagir), Masfu Lailiyah, A.Md.Kep. (Puskesmas Ngajum), Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep. (Puskesmas Gondanglegi), dan Sirotul Maisaroh, A.Md.Kep. (Puskesmas Pakisaji). Selain itu juga hadir personil Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas di Warung Lesehan Yogyakarta Kepanjen

Dalam paparannya, dr. Arief menjelaskan bahwa intervensi dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design yang melibatkan pasien hipertensi sebagai subjek penelitian. Kelompok intervensi akan mendapatkan sesi health coaching menggunakan model SEHAT, yang merupakan singkatan dari: Sasaran dan Target, Evaluasi Faktor Risiko, Hambatan, Aksi dan Dukungan, serta Tindak Lanjut.

Intervensi direncanakan berlangsung selama dua bulan. Bulan pertama, coaching difokuskan pada kepatuhan minum obat dan salah satu dari pola makan atau aktivitas fisik, sesuai pilihan pasien. Bulan kedua, coaching melanjutkan intervensi terhadap aspek yang belum disentuh di bulan pertama.

dr. Arief juga memaparkan kriteria inklusi, eksklusi, dan withdrawal dalam pemilihan pasien, serta mekanisme penjadwalan sesi coaching oleh dokter di masing-masing Puskesmas. Untuk efisiensi dan menjaga stamina dokter, sesi dibatasi maksimal 3 - 4 pasien per hari.

Setiap Puskesmas akan menyeleksi 13 pasien hipertensi, yang akan dijadwalkan hadir secara bertahap dalam 4 hari sesi coaching (12 - 15 Agustus 2025). Sementara itu, kelompok kontrol akan dikumpulkan secara bersamaan sebanyak 13 orang per Puskesmas dan hanya akan mendapatkan edukasi kesehatan rutin. Sesi kelompok kontrol dijadwalkan berlangsung pada 18 - 22 Agustus 2025.

Personil Tim SMARThealth UB turut hadir dalam briefing tersebut

Semua pasien, baik dari kelompok intervensi maupun kontrol, akan diwawancara menggunakan kuesioner standar oleh enumerator yang telah dilatih. Para Pj PTM memiliki peran strategis, yaitu dalam proses rekrutmen dan mobilisasi pasien ke lokasi intervensi di Puskesmas masing-masing.

Kegiatan briefing ini berakhir pada pukul 14.32 WIB, dan ditutup dengan makan siang bersama dari menu yang hadir dari Warung Lesehan Yogyakarta tersebut, seperti ayam goreng kremes, gurami bakar, bandeng pesmol, tahu tempe penyet, oseng kangkung dan oseng tauge. 

Setelah makan siang, 6 orang yang hadir dalam briefing tersebut kembali ke rumah masing-masing. Briefing dengan Pj PTM dari 4 Puskesmas di Warung Lesehan Yogyakarta ini menjadi langkah awal penting menuju implementasi health coaching berbasis evidence dalam pengendalian hipertensi di layanan primer. 

Dengan kolaborasi lintas Puskesmas dan pendekatan coaching yang lebih personal, diharapkan intervensi ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kendali tekanan darah pasien dan kualitas pelayanan kesehatan primer ke depan. *** [010825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 10 Agustus 2025

Pelatihan Enumerator dalam Rangkaian Health Coaching Hipertensi di Layanan Primer

Suasana pagi di Meeting Room Gajayana, Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, terasa penuh semangat pada Kamis (07/08). Di balik kesibukan rutinnya sebagai dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan motivator nasional, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, kembali turun tangan langsung memimpin pelatihan yang menjadi bagian penting dari disertasinya, “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.”

Sejak pagi hingga siang, pelatihan intensif ditujukan bagi para dokter fungsional dan penanggung jawab promosi kesehatan (Promkes) dari empat Puskesmas di Kabupaten Malang, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Para peserta dibekali pendekatan pembinaan kesehatan sebagai strategi penguatan pengendalian hipertensi yang lebih personal dan berkelanjutan di layanan primer.

Namun, sesi tak berhenti sampai di situ. Menggunakan pelatihan utama, suasana ruangan berubah arah. dr. Arief memanggil tiga nama - Anis Khurniawati, S.Sos., Arief Budi Santoso, S.E., dan Elmi Kamilah, S.Sos. - lalu memperkenalkannya dihadapan para peserta. Mereka adalah enumerator, yang akan menjadi perpanjangan tangan penelitian di lapangan.

Tiga enumerator diundang ke depan untuk diperkenalkan kepada dokter fungsional dan Pj Promkes Puskesmas


Enumerator: Pengumpul Data di Lapangan

Dalam dunia penelitian, enumerator kerap luput dari sorotan, padahal peran mereka krusial. Mereka adalah garda depan - wawancara, pengisian kuesioner, observasi, hingga pengukuran kesehatan menjadi tanggung jawab mereka. Kualitas dan validitas data yang akan menjadi dasar analisis penelitian, bergantung pada ketelitian dan integritas para enumerator.

Empat enumerator yang dilibatkan dalam penelitian ini memiliki jam terbang yang tinggi. Berpengalaman dalam berbagai survei besar seperti IFLS (Indonesian Family Life Survey) dan SMARThealth, NIHR-GHG STAND, mereka telah berpengalaman dalam menghadapi dinamika lapangan yang kompleks.

Pelatihan Khusus untuk Enumerators: Detail, Etis, dan Praktis

dr. Arief tak ingin mengambil risiko dalam fase penting ini. Oleh karena itu, ia memberikan pelatihan langsung dan khusus setelah sesi health coaching. Ada 6 jenis kuesioner yang harus dipahami secara mendalam, yaitu Health Coaching Questionnaire untuk Hipertensi, Hypertension Self-Care Behaviours Questionnaire, Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS), Knowledge, Attitude, Practice (KAP), Skala Efikasi Diri Hipertensi, dan Perceived Stress Scale 10 (PSS-10).

Setiap kuesioner dibedah secara konsep maupun teknis: bagaimana menyampaikan pertanyaan, membaca bahasa tubuh responden, menjaga netralitas, serta menghormati kerahasiaan data. Enumerator juga akan dilatih untuk mengukur tekanan darah, tinggi dan berat badan dengan standar yang sama pada berikutnya.

Satu hal penting yang disampaikan dr. Arief, responden adalah subjek yang harus diperlakukan dengan hormat dan empati, bukan sekadar pengisi kuesioner.

Pelatihan enumerator Health Coaching


Alur Pelaksanaan dan Jadwal Lapangan

Mulai 12 hingga 15 Agustus 2025, para enumerator akan bertugas ke Puskesmas-Puskesmas yang menjadi enumeration area (EA). Total responden yang ditargetkan adalah 26 pasien hipertensi, yang terbagi menjadi: 13 pasien intervensi (mengikuti sesi health coaching) dan 13 pasien kontrol (mendapat edukasi standar).

Pada pasien intervensi, alur kerja dimulai dari pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, hingga wawancara kuesioner. Setelah itu, pasien diarahkan untuk mengikuti sesi coaching bersama dokter. Selanjutnya, penanggung jawab Promkes akan memfasilitasi edukasi lanjutan melalui grup WhatsApp dan komunikasi telepon.

Lebih dari Sekadar Pengumpulan Data

Di balik setiap angka dalam kuesioner, ada cerita hidup pasien. Di balik setiap sesi wawancara, ada potensi perubahan. Enumerator bukan hanya mengisi lembar jawaban, tetapi juga menjadi saksi dari upaya peningkatan kualitas layanan primer bagi penderita hipertensi.

Pelatihan enumerator ini menjadi bukti bahwa sebuah penelitian yang solid bukan hanya dibangun di ruang teori, tetapi juga di lapangan - melalui kerja tim, akurasi, dan dedikasi. *** [100825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog