Tampilkan postingan dengan label Community Health Worker Empowerment. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Community Health Worker Empowerment. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Oktober 2024

Giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia di Ponkesdes Pagak

Integrasi Layanan Primer (ILP) adalah konsep yang berkaitan dengan penggabungan berbagai layanan kesehatan dasar untuk meningkatkan akses, kualitas, dan efisiensi pelayanan. ILP dilaksanakan di Puskesmas, jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan primer, seperti Posyandu dan Posbindu.

Sasaran ILP mencakup ibu hamil, persalinan, nifas, bayi dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia dewasa, dan usia tua. Sasaran tersebut berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa/kelurahan dan perdukuhan, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan.

Namun dalam praktiknya, tidak semua siklus hidup yang menjadi sasaran dalam ILP tersebut bisa tercover semua dalam setiap giat Posyandu berbasis ILP. Kenyataan ini seperti yang dialami oleh Desa Pagak.

Kader kesehatan berpose dengan perawat Ponkesdes Pagak dan PP PTM Puskesmas Pagak

Karena tidak bisa tercover semua dalam setiap giat Posyandu ILP di awal bulan, maka perawat Desa Pagak Sri Hidayati, S.Kep. Ners berinisiatif mengadakan giat Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) dan Posyandu Lansia tersendiri di akhir bulan.

Seperti giat yang dilakukannya dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan Posyandu Lansia Edelweis di Ponkesdes Pagak yang beralamatkan di Dusun Tempur RT 06 RW 12 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Selasa (29/10).

Giat di Ponkesdes Pagak ini menyasar warga usia produktif dan lansia yang bermukim di RT 06 hingga RT 10 yang berada di RW 12, yang tidak tercover dalam giat Posyandu ILP sebelumnya. Hal ini sekaligus sebagai peningkatan dalam capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM Kesehatan sendiri merupakan hak setiap warga negara.

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan perawat Ponkesdes Pagak

Acara giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia ini dimulai pada pukul 09.30 WIB. Begitu warga berdatangan, dipersilakan memasuki ruangan di Ponkesdes Pagak. Mula-mula, mereka akan melaporkan diri di meja bagian pendaftaran. Ada 2 kader kesehatan yang memberikan layanan pendaftaran, yaitu Cicik Krisdianti (Kader SMARThealth) dan Vista Pratiska (Kader Posyandu Lansia).

Selain melakukan pendaftaran, kedua kader tersebut juga melakukan pengukuran tinggi maupun berat badan.

Dari meja pendaftaran, warga akan menuju ke meja pengukuran tekanan darah. Kader SMARThealth Dyah Anggun Sasmita melakukan pengukuran tensi setiap warga yang hadir dalam giat tersebut. Kemudian warga akan bergeser ke samping atau arah selatan, untuk lanjut pengecekan kadar gula oleh kader SMARThealth Della Apyanagustin.

Cek kadar gula darah oleh kader SMARThealth

Usai diperiksa kadar gula darahnya, warga akan bergeser lagi ke selatan. Di meja itu, ada 3 orang yang terdiri dari 2 tenaga kesehatan (nakes) dan seorang kader Posyandu Lansia Nuryl Nindya Pratnia Paramita.

Kedua nakes tersebut, yakni perawat Ponkesdes Pagak Sri Hidayati, S.Kep. Ners dan Pemegang Program (PP) PTM Puskesmas Pagak Dwi Cahya Widodo, A.Md.Kep. Mereka bertugas memberikan pelayanan konsultasi kesehatan dan sekaligus pengobatan bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk). Obatnya akan diberikan oleh kader kesehatan Nuryl Nindya atas petunjuk kedua nakes tersebut.

Di sela-sela itu, perawat Ponkesdes Pagak juga memberikan penyuluhan kepada warga yang hadir dalam giat tersebut, terutama untuk para lansianya. Perawat Sri juga memperlihatkan buku panduan kesehatan lengkap bagi lansia, termasuk penyakit-penyakit umumnya dijumpai pada lansia.

Suasana skrining faktor risiko PTM dalam giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia di Ponkesdes Pagak

Selain itu, menurut perawat Sri, dalam giat ini juga terdapat penjaringan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). PIS PK merupakan program nasional yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Menurut perawat Sri, karena anggaran untuk home care terbatas maka nakes umumnya memanfaatkan kegiatan ini sekalian untuk pendataan keluarga dan intervensi lanjut yang belum sempat dikunjunginya.

Selesai mengikuti skrining faktor risiko PTM dan edukasi kesehatan, warga akan mendapatkan suguhan berupa jemblem dan utri. Utri itu bentuknya seperti panganan nogosari namun di dalamnya tidak ada pisangnya.

Giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia ini selesai pada pukul 11.08 WIB, dan berhasil melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 28 orang, yang kebetulan perempuan semua. Sebelum meninggalkan tempat, nakes melakukan foto bersama dengan kader kesehatan yang bertugas serta mengajak anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang turut menyaksikan jalannya giat Posbindu PTM dan Posyandu Lansia di Ponkesdes Pagak. Pulangnya dibawain jemblem dan utri. *** [301024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 08 September 2024

Jalan Sehat Kemerdekaan Kelurahan Kepanjen dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

 “Berjalan adalah obat terbaik bagi manusia.” – Hippocrates

Panggung kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan berdiri kokoh di tikungan Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tikungan tersebut menghubungkan Pasar Kepanjen dan Stasiun Kepanjen.

Pagi itu, Ahad (08/09), sekitar pukul 06.00 WIB, warga Kelurahan Kepanjen tumpah ruah untuk mengikuti kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan yang digelar Pemerintah Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79.

Bupati Malang memimpin start Jalan Sehat Kemerdekaan Kelurahan Kepanjen

Deretan hadiah yang dipajang di atas panggung menjadi magnet tersendiri bagi peserta Jalan Sehat Kemerdekaan, terutama dua hadiah utamanya, yakni berupa dua motor. Satu Honda Vario, dan yang satunya Honda Beat. 

Sebelum acara kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan dimulai, Carik Kepanjen Adi Surasa, S.H. telah menginformasikan dari atas panggung bahwa tiket kegiatan yang berbendel-bendel telah ludes terjual semalam sejak warga mengetahui hadiah utamanya. Konon, tiket seharga Rp2.000 tercetak ratusan bendel, dan setiap bendelnya terdiri dari 100 tiket.

Bupati Malang ikut Jalan Sehat Kemerdekaan hingga pojok Pasar Kepanjen sebelum melintas Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Welirang

Sambil menanti kedatangan Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M., Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M. dan Camat Kepanjen Yateno, S.H., M.Si melakukan inspeksi ke beberapa titik dalam penyelenggaran kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan, mulai dari lokasi panggung hingga tempat pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth di halaman Café Garputala Kepanjen.

Begitu Bupati Malang beserta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tiba di lokasi sekitar pukul 07.15 WIB, langsung meresmikan jalan paving yang letaknya berada di depan Grajen Coffee Shop, yang tepatnya di belakang panggung dan bersebelahan dengan Café Garputala.

Peserta Jalan Sehat Kemerdekaan melewati Jalan Kawi Kepanjen

Bupati Malang Sanusi yang diapit oleh Lurah dan Camat Kepanjen itu dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim berkenan meresmikan dengan memotong pita warna merah yang membujur dari barat ke timur sebagai tanda jalan paving tersebut telah dibuka secara resmi.

Usai meresmikan jalan paving, Bupati Malang langsung menuju ke panggung. Di atas panggung, Bupati menyapa peserta Jalan Sehat Kemerdekaan yang diadakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen, dan sekaligus memberikan sambutan.

Peserta Jalan Sehat Kemerdekaan lewat depan Kantor Kelurahan Kepanjen yang berada di pojokan lampu merah

Dalam sambutannya, Bupati Malang mengingatkan kepada kita semua, arti pentingnya melakukan aktivitas fisik sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Oleh karena itu, kegiatan jalan sehat ini sangatlah tepat untuk menjaga kesehatan kita semua, dan patut diapresiasi.

Selesai sambutan, Bupati Malang memimpin start kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan. Mulai dari mengibarkan bendera hingga mengikutinya sampai dengan Jalan Ahmad Yani di pojok barat laut Pasar Kepanjen.

Atraksi kesenian dihadapan peserta Jalan Sehat Kemerdekaan yang telah memasuki garis finish

Dalam perjalanan itu, Bupati Malang yang gemar bersholawat itu tak segan menyapa warga yang dilaluinya, seperti para pedagang pasar yang berjualan di luar. Kemudian banyak peserta yang mengajaknya foto bersama.

Selesai mengiringi peserta Jalan Sehat Kemerdekaan, Bupati Malang berpamitan untuk melanjutkan perjalanan dinas ke Kecamatan Bululawang, dan peserta gerak jalan terus melintas Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Welirang, terus belok ke Jalan Punten dan bertemu dengan Jalan Kawi.

Banner penanda lokasi pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen

Dari Jalan Kawi, peserta gerak jalan menuju ke arah timur melintasi lampu merah Kepanjen dan Kantor Kelurahan Kepanjen yang berada di pojokan lampu merah tersebut, hingga Taman Contong. Dari Taman Contong, perserta gerak jalan menuju ke utara melewati Jalan K.H. Agus Salim sampai mentok SD/SMP Muhammadiyah.

Dari pertigaan SD/SMP Muhammadiyah, peserta gerak jalan belok kanan. Di penghujung belokan itu, terdapat sejumlah panitia yang membawa kotak untuk menerima potongan tiket untuk diundi penerimaan hadiah, kemudian belok ke kiri menuju Jalan Banurejo tempat lokasi panggung dan terop peserta.

Usai ikut gerak jalan, Lurah dan Ketua TP-PKK Kelurahan Kepanjen stay di lokasi pemeriksaan kesehatan gratis

Sambil menunggu peserta lainnya sampai ke garis finish, peserta gerak jalan disuguhi berbagai atraksi kesenian. Selain menikmati sajian kesenian tersebut, banyak juga warga yang menuju ke Café Garputala untuk periksa kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen.

Delapan kader – Agustin Shintowati, Kristin Mariana, Rusmini, Indri Astutik, Wiwik Setyo Anggraeni, S.H., Edy Hartutik, Sri Handayani, Wiwin Waluyo Ningsih - melayani pemeriksaan gratis berupa pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah. Sementara itu, perawat Nurul Masfiyah, A.Md.Kep dan Mamik Makrifatin, S.ST dari Ponkesdes Panji Husada bertugas di ambulance yang disiapkan oleh Puskesmas Kepanjen.

Suasana skrining faktor risiko PTM gratis di halaman cafe Garuputala

Hingga pukul 11.00 WIB, delapan kader kesehatan tersebut mampu melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 197 orang dengan rincian 45 laki-laki dan 152 perempuan. Pemeriksaan kesehatan gratis ini juga dihadiri oleh Koordinator Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Setelah selesai memberikan layanan pemeriksaan gratis itu, kedelapan kader kesehatan membaur dengan peserta gerak jalan lainnya untuk menyimak tiketnya yang masih dalam pengumuman undian pemenang.

Lurah Kepanjen yang didampingi Ketua TP-PKK turut periksa kadar gula darah

Hingga akhir kegiatan, sekitar pukul 13.30 WIB, dua hadiah utama berupa dua motor itu pun semakin jelas siapa yang mendapatkannya. Honda Vario didapat peserta gerak jalan dari Jalan Seruji RT 12 RW 01 Kelurahan Kepanjen, dan Honda Beat berhasil dibawa pulang oleh peserta gerak jalan dari Jalan Welirang RT 38 RW 02.

Kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen itu dengan segudang hadiah itu tergolong sukses dan meriah. Warga bisa bersilaturahmi massal dan berkumpul dalam gerak jalan sehat. “Sehat tubuhnya, sehat harapannya.”

Namun yang terpenting dari semua itu, hakikat dari jalan sehat tersebut sesungguhnya juga untuk meningkatkan kebugaran tubuh kita. Hippocrates (460 SM - 375 SM), seorang dokter Yunani kuno yang hidup selama periode Klasik Yunani dan secara tradisional dianggap sebagai Bapak Kedokteran pernah berujar, “Walking is man’s best medicine” (Berjalan adalah obat terbaik bagi manusia). *** [080924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 24 Agustus 2024

Lomba Ibu-Ibu Kelurahan Kepanjen Di HUT RI Ke-79 Itu Begitu Meriah

Memperingati HUT RI biasanya melibatkan serangkaian acara seperti upacara bendera, pawai, dan berbagai lomba tradisional. Ini adalah waktu untuk merayakan kemerdekaan dengan berbagai aktivitas yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Lomba-lomba dalam rangka HUT RI seringkali melibatkan berbagai jenis kegiatan, dan ini biasanya bertujuan merayakan semangat kemerdekaan dengan cara menyenangkan dengan penuh kebersamaan.

Sabtu (24/08) pagi hingga siang ini, Kelurahan Kepanjen menggelar lomba ibu-ibu dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung , RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Lokasinya tepat berada di tenggara perempatan lampu merah Kepanjen.

Kemeriahan lomba ibu-ibu di Kantor Kelurahan Kepanjen 

Lomba yang dipertandingkan meliputi kebaya jadul, makan kerupuk, sepak terong, lomba drama dan bernyanyi serta lomba joget berpasangan. Bisa Anda bayangkan betapa heboh dan meriahnya acara lomba tersebut. Betapa tidak? Dua orang ibu bertemu saja sudah kerap heboh, apalagi bertemu dalam satu kelurahan dalam melakukan lomba, pastinya lebih heboh dan meriah.

Dan, benar juga ternyata! Setiap tahapan lomba selalu mengundang mata para pengendara yang berhenti di lampu merah. Mereka selalu menoleh ke selatan tiap mendengar kehebohan ibu-ibu yang sedang bertanding, serta teriakan para supporternya.

Salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang diundang dalam memeriahkan lomba ibu-ibu tersebut juga merasakan gegap gempita di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen.

Lurah Kepanjen yang didampingi Sekretaris Kelurahan, berikan arahan dalam final lomba sepak terong

Mulai dari lomba fashion show kebaya jadul, lomba makan kerupuk, lomba sepak terong, lomba drama, dan lomba joget kerap menghadirkan ketawa, teriakan maupun menangis dari para pengunjung yang menyaksikannya.

Dari pantauan anggota Tim SMARThealth UB, lomba sepak terong yang paling banyak bikin heboh. Banyak penontonnya yang pada ketawa karena melihat kelucuan dari ibu-ibu yang berlomba. Sebuah terong hijau diikatkan dipinggang dan nglengsreh ke bawah. Terong yang gemandul itu digoyangkan untuk menyepak bola yang ada di depannya.

Lalu, pada lomba drama menghadirkan semua RW yang ada di Kelurahan Kepanjen. Drama 1 ditampilkan oleh RW 04, drama 2 RW 03, drama 3 RW 01, drama 4 RW 05, dan drama 5 RW 02. Drama-drama yang ditampilkan umumnya berlatar belakang penjajahan namun endingnya tidak diakhiri sebuah kekejaman namun adanya transfer pengetahuan. Seperti seorang anak petani miskin, yang diambil oleh seorang nonik Belanda untuk disekolahkan dan dijaga kesehatannya sehingga tidak menjadi stunting. Drama itu barangkali membawa pesan, “Jangan hanya merdeka dari penjajah, tetapi merdekakan juga pikiran dan hati.”

Lomba sepak terong yang gondal-gandul

Maka ketika, noni Belanda itu datang membawa anak pribuminya untuk dipertemukan kembali dengan orangtuanya terjadi dialog yang bikin ketawa semua penonton. Noni Belanda itu bilang ke ibu kandungnya, “Ini anakmu sudah besar. Saya sekolahkan, dan tubuhnya berkembang cepat karena asupan nutrisi cukup baik. Tidak kayak ibunya, pertumbuhannya koq malah stunting?”

Dialog yang natural ini, lepas begitu saja karena pemeran orangtuanya kebetulan ibu yang bertubuh mungil. Kalah tambun dari anaknya, dan itu ditangkap oleh pemeran noni Belanda untuk menyindir ibu kandungnya yang malah dianggap stunting.

Kemudian pada lomba joget berpasangan juga tak kalah lucunya. Mereka akan membuat para penonton terbahak-bahak. Penonton melihat kelucuan dari ibu-ibu yang ikut lomba yang dibekali juga dengan balon.

Lomba drama perjuangan: noni Belanda dan petani miskin

Lomba ibu-ibu Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT ke-79 yang dibuka langsung oleh Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M.patut diacungi jempol. Idenya mengadakan lomba yang sederhana tapi mengena itu, menjadi kekuatan dari lomba itu sendiri. Karena lomba yang ditampilkan terlihat lain daripada yang lain di Kabupaten Malang ini.

Yang menariknya lagi, seluruh perangkat kelurahan beserta kader PKK maupun kader kesehatan berperan aktif dalam penyelenggaraan lomba ibu-ibu tersebut. Terlihat banyak kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen yang berpartisipasi dalam kegiatan lomba tersebut. Ada yang menjadi panitia, dan ada juga yang menjadi peserta.

Acara lomba ibu-ibu Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 yang dimulai pada pukul 07.30 WIB itu berakhir pada pukul 13.30 WIB melahirkan kecerian wajah para peserta, penonton, maupun panitia. *** [240824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 Juli 2024

Pertemuan Rutin Kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo

Usai dari Focus Group Discussion (FGD) dengan perawat Desa Pagak dan lima tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas di Puskesmas Pagak, fasilitator NIHR langsung menuju ke Balai Desa Tlogorojo untuk bergabung dengan Tim Penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Namun begitu sampai di sana, Tim Peneltian NIHR yang bertugas di Desa Tlogorejo telah selesai melakukan FGD dengan anggota komunitas, dan menunggu personil yang melakukan pengukuran kualitas udara kembali ke Balai Desa.

Begitu mereka berkumpul, mereka akan lanjut menjemput teman-temannya yang sedang melakukan in-depth interview dengan bidan Desa Pagak dan kader kesehatan yang bertugas di Ponkesdes Pagak.

Pertemuan Kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Pada saat itu pula, fasilitator NIHR juga melanjutkan langkah untuk menghadiri pertemuan rutin kader Posyandu dan PKK yang diadakan di rumah kader Posyandu Balita Yuliati yang beralamatkan di Dusun Judeg RT 09 RW 03 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Acara pertemuan ini, menurut bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Tlogorejo Sulianik, A.Md.Keb atau yang akrab disapa Bidan Anik, dimulai pada pukul 09.30 WIB. Acara dmulai dengan pembukaan oleh pembawa acara Suryani, seorang kader Posyandu Nusa Indah 2.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars PKK dan GERMAS yang dipimpin oleh dirijen Suryati (kader Posyandu Nusa Indah 2), setelahnya diteruskan dengan pemaparan sejumlah materi dihadapan kader Posyandu dan PKK.

Kader yang hadir dan duduk di teras depan

Materi pertama disampaikan Rodo Nathania Eirene Sitorus dari Puskesmas Pagak dengan judul “Mengenal DAGUSIBU dan PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK”. Melalui paparan materinya, Nathania mengatakan bahwa DAGUSIBU merupakan sebuah singkatan. DA merupakan DApatkan Obat yang Benar; GU berasal dari GUnakan Obat dngan Benar; SI merupakan SImpan Obat yang Benar; dan BU berarti BUang Obat dengan Benar.

Di sini, Nathania mengajak kepada kader Posyandu dan PKK agar bijak dalam penggunaan obat, seperti memastikan beli di tempat yang benar, pemakaian dosis yang benar, menyimpan obat yang benar, dan memperhatikan obat yang kadaluarsa serta sekaligus bijak dalam penggunaan antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang cara kerjanya untuk membunuh pertumbuhan bakteri. Demam, batuk, pilek, sakit gigi TIDAK PERLU ANTIBIOTIK. Cukup istirahat dan makan bergizi, apabila tidak membaik dalam 3 hari, konsultasi ke dokter.

Fasilitator NIHR turut hadir dalam pertemuan kader Posyandu

Kemudian materi kedua yang berjudul “Sosialisasi Pelaksanaan ILP” disampaikan oleh Bidan Anik. Bidan Anik menyampaikan hal ini, karena bulan depan Desa Tlogorejo akan melaksanakan Posyandu ILP kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu Integrasi Pelayanan Primer yang bertujuan untuk mendapatkan layanan keehatan berkualitas kepada masyarakat, melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Di situ, juga dibahas persiapan bulan timbang dan pemberian vitamin A di bulan Agustus.

Materi berikutnya, atau yang ketiga, diisi dengan penjelasan terkait pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal untuk ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan balita gizi kurang yang disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Sulis Nurhayati Eko Wahyudi atau yang akrab dipanggil Lis Eko Wahyudi.

Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Desa Tlogorejo juga memaparkan mengenai program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) melalui giat Pos Gizi yang akan dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting yang ada di Desa Tlogorejo.

Semangkuk bakso di pertemuan kader Posyandu Desa Tlogorejo

Usai pemaparan ketiga materi, acara diteruskan dengan laporan-laporan kegiatan Posyandu di bulan Juli kemarin. Di Desa Tlogorejo ini, terdapat 6 Posyandu yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Desa Tlogorejo.

Selesai laporan-laporan berakhir pula acara pertemuan rutin bulanan kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo. Pukul 12,01 WIB, acara ditutup oleh Bidan Anik dan diakhiri oleh doa yang dipimpin oleh kader PKK Yesi Nurdianti.

Barulah keluar bakso yang makyus. Fasilitator NIHR yang turut menghadiri acara tersebut dan mengobrol dengan sejumlah kader di teras depan juga turut menyantap bakso yang telah dihidangkan secara bersama-sama. *** [250724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 06 Juli 2024

Posbindu SMARThealth Desa Jatiguwi di PR Berca Sauti Tobacco

Kolaborasi yang elok diperlihatkan dalam giat Posbindu SMARThealth Desa Jatiguwi yang diadakan di Pabrik Rokok (PR) Berca Sauti Tobacco yang beralamatkan di Jalan Ir. Sukarno, Dusun Krajan RT 15 RW 04 Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, pada Rabu (03/07).

Kolaborasi itu melibatkan kader SMARThealth, Ponkesdes Sejahtera Desa Jatiguwi, Puskesmas Sumberpucung, Klinik PACCE (Pakisaji Cardiovascular Center), dan tentunya juga PR Berca Sauti Tobacco. “Tidak gampang mewujudkan kolaborasi ini,” tegas Penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Sumberpucung, Istitik Wahyuni, S.Kep.Ners, yang mengkoordinir giat ini.

Kader SMARThealth berpose bersama tenaga kesehatan dan staf K3

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang Tahun 2023, kegiatan skrining penyakit tidak menular (PTM) di pabrik rokok dilaksanakan dengan rincian kegiatan berupa pengukuran berat badan dan tinggi badan, cek kadar gula darah, dan sadanis (pemeriksaan payudara secara klinis oleh tenaga medis).

Mulanya sulit untuk mengimplementasikan SE Disnaker ini, namun ketelatenan dari Puskesmas Sumberpucung dalam melakukan komunikasi dengan manajemen perusahaan rokok tersebut akhirnya bisa mewujudkan giat Posbindu SMARThealth ini pada 2023.

Setelah mengerti kegiatannya dan merasakan manfaat kesehatan bagi karyawannya, manajemen  PR Berca Sauti Tobacco melalui Kepala Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) melayangkan surat kepada Puskesmas Sumberpucung untuk dilakukan skrining faktor risiko PTM lagi di tahun 2024 ini.

Skrining PTM (antropometri, tensi, dan kadar gula darah) di ruang pertama

Puskesmas Smberpucung pun menanggapi surat dari K3 perusahaan rokok tersebut dengan gercep (gerak cepat) untuk melaksanakan Posbindu SMARThealth. Berhubung karyawannya ada sekitar 800-an orang maka skrining PTM ini dilakukan selama 5 hari, dimulai dari tanggal 1 hingga 4 Juli 2024, dan lanjut tanggal 10 Juli 2024.

Fasilitator NIHR yang mendapat undangan by phone dari Pj PTM Puskesmas Sumberpucung pada Selasa (02/07), berkesempatan menghadiri giat tersebut pada Rabu (03/07) dari pagi hingga menjelang menghadiri Rapat Koordinasi NIHR di Lantai 6 GPP Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

Giat Posbindu SMARThealth di PR Berca Sauti Tobacco dimulai pada pukul 08.37 WIB setelah semua personil yang akan melakukan skrining PTM bersiap diri. PR Berca memfasilitasi tiga ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan gratis tersebut. 

Pemeriksaan mata di ruang kedua

Ruang pertama di depan dipakai untuk giat Posbindu SMARThealth, yang dimotori oleh perawat Posnkesdes Sejahtera Desa jatiguwi Yusvika Triswindari, A.Md.Kep dan empat kader SMARThealth Desa Jatiguwi (Parlindaning Rahayu, Winarsih, Umi Hanik, S.E., dan Sarwo Endah).

Di ruang pertama itu, kader SMARThealth melakukan pengukuran antropometri (berat/tinggi badan dan lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah. Input data ke ePuskesmas dilakukan oleh perawat Desa Jatiguwi pada saat pemeriksaan tersebut.

Kemudian di ruang dua yang berada di sisi barat ruang pertama, digunakan untuk pemeriksaan mata yang digawangi oleh dr. Yudha Kusuma Dwiatmaja (PPDS Mata FKUB) dan dibantu oleh mahasiwa FK UMM (Stena Rahmasari Djatmika), Amalia Rahma Maulida, Thoby Farhan Nabiel Kbarek, Aisya Ainur Syifa), da Ayatulloh Fakhrul Aziz, S.Kep.Ners.

Rekam jantung di ruang ketiga oleh Tim PACCE

Lalu, di ruang ketiga yang berada di sisi selatan ruang pertama dimanfaatkan untuk dua pemeriksaan, yaitu sadanis dan jantung. Pemeriksaan sadanis dikoordinir oleh Heni Pujiyati, S.Kep.Ners (Pj Indra Puskesmas Sumberpucung) dengan dibantu tiga dokter muda (koas) dari FK UNISMA (Siti Subaidah, S.Ked., Lilis Nur Farida, S.Ked., dan Mylda Cahyana P., S.Ked.). Sedangkan, untuk pemeriksaan jantung langsung ditangani oleh Tim PACCE.

Terus, di serambi depan terdapat M. Irfan Khanim, S.Ked. dari FK UNISMA yang melakukan pemeriksaan dengan menggunakan CO analyser. CO analyser atau CO detector adalah perangkat skrining karbon monoksida (CO) untuk membantu setiap orang yang ingin mengetahui seberapa banyak tingkat CO yang ada di dalam tubuh mereka atau di lingkungan mereka yang dapat membahayakan kehidupan.

Prosesi giat Posbindu SMARThealth di PT Berca Sauti Tobbaco juga tidak bisa mengesampingkan peran pengatur alur dari tiga staf K3 yang lincah (Nindya Oktarina Kartika Sari, S.T., Friza Malika, Yolanda Gitya, S.T., dan Muhammad Miftakhul Khoirudin) di bawah kepemimpinan Kepala K3 Gigin May Siswantoro, M.Pd. Mereka sangat membantu bagi kelancaran skrining karyawan PR Berca hingga berjalan tertib.

CO analyser

Perlu diketahui, dalam setiap hari skrining PTM tersebut terdapat sejumlah karyawan yang memiliki faktor risiko untuk dirujuk ke Puskesmas Sumberpucung maupun Klinik PACCE. Semua dicatat oleh Pj. PTM Puskesmas Sumberpucung untuk ditindaklanjuti, baik dari skrining PTM, sadanis dan jantung.

Sepanjang pendampingan Tim SMARThealth UB yang sekarang menjadi fasilitator NIHR, skrining PTM yang diimplementasikan oleh Puskesmas Sumberpucung umumnya lebih lengkap. Jarang ada yang skrining PTM hingga sadanis maupun jantung dalam kolaborasi. Hal ini tentunya tidak lepas dari sumber daya manusianya yang gemar berjejaring (networking) dengan kelincahan komunikasi yang dimilikinya.

Seperti kata Diane Helbig dalam Lemonade Stand Selling: Accelerate Your Small Business Growth (Sales Gravy Press, 2010), "Networking is an investment in your business. It takes time and when done correctly can yield great results for years to come" (Networking (jejaring) adalah investasi dalam bisnis Anda. Dibutuhkan waktu dan bila dilakukan dengan benar dapat memberikan hasil yang luar biasa di tahun-tahun mendatang). *** [060724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 04 Juli 2024

Lima Kader Adakan Posyandu Balita Mawar II di Desa Krebet Senggrong

Usai mendampingi Tim CEI (Community engagement and involvement) dalam penelitian  NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) sowan menghadap Kepala Desa (Kades) Krebet Senggrong Slamet Efendi, S.E., fasilitator NIHR menyempatkan diri melihat kegiatan Posyandu Balita Mawar II di ruang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang berada di samping Kantor Desa/Balai Desa Krebet Senggrong yang beralamatkan di Jalan Krebet Senggrong No. 1 Dusun Krapyak Jaya RT 17 TW 04 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Di ruang PKK itu, terlihat lima kader Posyandu Balita sedang mengadakan giat Posyandu Balita Mawar II. Kelima kader tersebut, yakni Andarini Dyah Rahayu, Anik Sukisti, Nur Rohmatul Hidayah, Rohana, dan Sanik, memberikan layanan dalam giat tersebut. 

Giat Posyandu Balita Mawar II Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang

Layanan giat Posyandu Balita Mawar II menyasar balita di 2 RW yaitu RW 03 dan RW 04, yang terdiri dari RT 11 hingga RT 18, dan giat layanannya meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pencatatan hasilnya ke dalam buku KMS (Kartu Menuju Sehat), dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita.

Kelima kader tersebut berbagi peran dalam memberikan layan tersebut. Ada yang bertindak menimbang balita, mengukur tinggi badan, mencatat dan memberikan PMT. Mereka umumnya fleksibel. Kalau merasa jenuh, mereka akan bergantian tugas agar tak merasa bosan.

Dalam giat Posyandu Balita Mawar yang dilaksanakan pada Kamis (04/07) ini, Kades Slamet Efendi juga menyempatkan diri melihat giat yang dilakukan oleh lima kader tersebut. Begitu juga dua anggota Tim CEI, turut juga menyaksikan sebentar jalannya giat Posyandu Balita Mawar II Desa Krebet Senggrong.

Kades Krebet Senggrong meninjau giat Posyandu Balita Mawar II

Menurut salah seorang kader, sasaran balita dalam giat Posyandu Balita Mawar II ada sekitar 65 anak. Namun pada umumnya yang hadir dalam giat yang dmulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 11.00 WIB tersebut ada sebanyak 40 orang.

Usai melihat giat Posyandu Balita Mawar II, fasilitator NIHR dan Tim CEI diajak berkeliling Dusun Krapyak Jaya sambil melihat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di Dusun Krapyak Jaya RT 14 RW 03 Desa Krebet Senggrong. *** [040724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 01 Juli 2024

Peduli Lingkungan, Ketua TP PKK Tlogorejo Ajak Kader Kesehatan Bersihkan Sampah Plastik di Waduk Karangkates

Plastic pollution is a global issue: killing wildlife, contaminating our oceans and waters, and lasting far longer than it is used.”

– Leonardo DiCaprio, actor and environmental activist.

Sampah plastik adalah persoalan yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama dari seluruh masyarakat. Peduli terhadap lingkungan terkait sampah plastik sangat penting untuk menjaga keberlanjutan bumi kita.

Inisiatif yang sangat baik untuk peduli lingkungan muncul di Desa Tlogorejo. Desa Tlogorejo terletak di wilayah Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga: di sebelah utara berbatasan dengan Sungai Brantas (Waduk Karangkates) dan Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung; di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pagak dan Desa Sempol, Kecamatan Pagak; dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Gampingan, Kecamatan Pagak.

Ketua TP PKK, bidan Pustu Tlogorejo, dan kader kesehatan yang mengajak fasilitator NIHR berpose bersama usai bersih-bersih sampah plastik di pinggiran Waduk Karangkates

Di penghujung bulan Juni 2024, Ahad (30/06) pagi yang cerah, Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Sulis Nurhayati Eko Wahyudi atau yang akrab disapa Lis Eko Wahyudi mengajak kader kesehatan membersihkan sampah di pinggiran Waduk Karangkates, tepatnya di Kali Pang yang berada di perbatasan antara Dusun Dadapan (RT 25 RW 06) dan Dusun Druju (RT 26 RW 07).

Pukul 07.00 WIB Ketua TP PKK Desa Tlogorejo dan bidan Desa Sulianil bersama 18 kader kesehatan dengan dibantu Ketua RT 25, Ketua RT 14, dan Ketua RW 06 serta lima orang bapak-bapak bergotong-royong membersihkan sampah yang mengapung di pinggiran Waduk Karangkates. Totalnya ada 28 orang, dan dihadiri oleh fasilitator NIHR yang sekaligus anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) serta anggota Tim Penelitian NIHR (Tim CEI).

Ketua TP PKK Desa Tlogorejo berbincang dengan Tim CEI di tengah-tengah bersih-bersih sampah plastik

Membersihkan sampah yang umumnya didominasi sampah plastik di Waduk Karangkates bisa sangat bermanfaat untuk menjaga lingkungan air tetap sehat dan aman bagi satwa dan manusia. “Lingkungan jadi bersih, sehat, dan sedap dipandang,” seloroh Ketua TP PKK, yang juga istri Kepala Desa (Kades) Tlogorejo Eko Wahyudi.

Sampah plastik yang diangkat ke permukaan tanah oleh Ketua TP PKK, kader kesehatan dan masyarakat, umumnya terdiri dari diaspers, kantung plastik, dan sejumlah botol aqua. Diaspers merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap tinggi yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sia metabolisme seperti air seni, feses maupun darah haid.

Kader kesehatan sedang mengangkat sampah plastik

Dikutip dari situs berita depok, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Zakiah mengatakan, bahan dasar popok sekali pakai 55 persen terbuat dari material plastik yang butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai alami. Bahan popok juga mengandung 42 persen senyawa kimia Super Absorbent Polimer (SAP). 

Zat-zat tersebut menyumbang dalam pencemaran bila dibuang secara sembarangan, dan tentunya akan berpengaruh bagi kesehatan masyarakat Desa Tlogorejo. Dalam jangka panjangnya, seperti apa yang dikatakan oleh seorang antropolog budaya Amerika Margaret Mead (1901-1978), “We won’t have a society if we destroy the environment” (Kita tidak akan memiliki masyarakat jika kita merusak lingkungan).

Fasilitator NIHR bersama bapak-bapak berpartisipasi bersih-bersih sampah plastik dari atas perahu

Oleh karena itu, gerakan aksi dari Ketua TP PKK dan bidan Desa Tlogorejo bersama dengan kader kesehatan berseragam oranye dan masyarakat umum patut diacungi jempol! Partisipasi mereka dalam membersihkan sampah plastik di pinggiran Waduk Karangkates adalah contoh nyata dari kepedulian warga terhadap lingkungan mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan secara umum, tetapi juga aktif berkontribusi dalam upaya nyata untuk meningkatkan kondisi lingkungan di sekitar mereka.

Aksi Ketua RT yang nyemplung ke Waduk Karangkates untuk membantu membabat tanaman yang tumbuh agar aliran air lancar

Partisipasi mereka tentunya berguna dalam memberikan contoh sikap dan perilaku positif; mendorong kesadaran dan pendidikan; meningkatkan kebersihan dan kualitas hidup; peningkatan hubungan sosial dan solidaritas; dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Partisipasi mereka dalam kegiatan lingkungan seperti ini tidak hanya memberikan manfaat praktis langsung, tetapi juga mempromosikan sikap dan tindakan yang positif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di tingkat lokal maupun global. *** [010724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 29 Juni 2024

Pelatihan Kader PPOK Puskesmas Bululawang

Saat bertugas memoderatori FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas, fasilitator NIHR mendapat undangan secara lisan dari Penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Bululawang untuk menghadiri pelatihan kader PPOK esok harinya (Sabtu, 29/06).

Menurut Pj PTM Puskesmas Bululawang Intati, A.Md.Keb., pelatihan kader PPOK ini sesuai ‘roh’ dari penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NHR-GHRC NCDSs & EC), yaitu pengembangan inovasi SMARThealth untuk menurunkan risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit jantung yang disebabkan oleh polusi udara akibat pembakaran sampah di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Bidan Koordinator Puskesmas Bululawang berikan sambutan dalam pelatihan kader PPOK

Pelatihan kader PPOK ini diselenggarakan oleh Puskesmas Bululawang di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang yang beralamatkan di Jalan Stasiun No. 11-13, dan diikuti oleh kader PPOK dari 14 desa yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Bululawang, yaitu Sempalwadak, Wandanpuro, Bululawang, Lumbangsari, Sukonolo, Gading, Krebet, Bakalan, Sudimoro, Kasri, Pringu, Kuwolu, Kasembon, dan Krebet Senggrong.

Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan capaian skrining PPOK di wilayah kerja Puskesmas Bululawang dengan memberdayakan kader PPOK yang ada, dan penyelenggaraannya didanai oleh BOK (Belanja Operasional Kesehatan).

Acara pelatihan dimulai pada pukul 09.01 WIB. Mula-mula Master of Ceremony (MC) Lintang Hanum Pertiwi, SKM (Pj. Promkes) mengajak menyimak pemutaran video safety briefing Puskesmas Bululawang. Safety briefing ini merupakan prosedur keselamatan yang diterapkan oleh Puskesmas Bululawang bila dalam keadaan darurat.

Peserta pelatihan kader PPOK, diambil dari sudut barat Ruang Pertemuan Latani 2 Puskesmas Bululawang

Selesai pemutaran video safety briefing, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya guna meningkatkan rasa nasionalisme dan diteruskan dengan lagu Mars GERMAS yang dipimpin oleh dirijen Yunani, seorang kader PPOK dari Desa Lumbangsari. Kemudian setelahnya, MC Lintang memandu doa demi kelancaran acara ini.

Usai berdoa, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Bululawang yang diwakili oleh Bidan Koordinator Puskesmas Bululawang Sumaidah, S.ST. Dalam sambutannya, Sumaidah berharap agar ilmu yang diserap nanti dari pelatihan ini bisa diterapkan di desanya masing-masing. Karena diakui oleh Sumaidah, untuk mencapai Indonesia Sehat itu sulit, terutama bagi yang berada di bawah. Oleh karena itu, Puskesmas Bululawang berbagi ilmu dengan kader PPOK yang ada di desa-desa untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia Sehat. “Peran kader itu mulia dalam berbagi ilmu untuk hidup yang lebih sehat di tengah-tengah masyarakat,” tegas Sumaidah.

Pukul 09.16 WIB acara diisi dengan pemaparan materi “PPOK: Penyakit Paru Obstruktif Kronik” yang disampaikan oleh dokter fungsional Puskesmas Bululawang dr. Hidayatulloh Arief. PPOK menurut dr. Hidayatulloh Arief, adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Istilah awamnya disebut paru-paru molor.

Peserta pelatihan kader PPOK, diambil dari sudut timur Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang

Penyakit ini menghalangi aliran udara dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas. PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronchitis kronis dan emfisema.

Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan. Sedangkan emfisena adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.

Apa itu PPOK? Menurut dr. Hidayatulloh Arief adalah penyakit paru yang kronik (waktu lama), ada obstruksi (hambatan) aliran udara di saluran pernapasan, sifat progresif (cepat bertambah buruk), nonreversibel (tidak dapat sembuh) atau reversibel parsial (sembuh sebagian).

Pemaparan materi atau penyuluhan dari dokter fungsional Puskesmas Bululawang

Selain itu, dr. Hidayatulloh Arief juga mengemukakan sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap PPOK, seperti rokok, usia, pajanan polusi udara, dan faktor keturunan.

“Selain asap rokok, asap pabrik gula (PG) juga berpengaruh terhadap paru-paru kita,” jelas dr. Hidayatulloah Arief dihadapan para kader dari 14 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang. “Dan, PPOK juga bakal mempengaruhi jantung kita.”

Mengakhiri paparannya usai berdiskusi dengan kader, dr. Hidayatulloh Arief mengatakan bahwa ia adalah seorang dokter, jadi umumnya hanya mengobati pasien yang memeriksakan diri ke Puskesmas Bululawang. 

Senam peregangan Kun Anta (Jadilah Dirimu Sendiri)

Mengenai sebab-sebabnya yang terkait dengan lingkungan di mana pasien itu tinggal, peran kader PPOK ini sangatlah penting dalam meminimalisirkan faktor risiko pencetus PPOK di tengah-tengah masyarakat yang ada di desanya masing-masing. Oleh karena itu, kader tidak melakukan skrining PPOK namun mencatat riwayat penyakitnya, seperti merokok dan lain-lainnya.

Selesai dr. Hidayatulloh Arief, dilakukan senam peregangan sebelum melanjutkan acara berikutnya. Senam peregangannya mengambil dari Refresehment Dinkes Provinsi DKI Jakarta dengan diiringi lagu Kun Anta (Jadilah Dirimu Sendiri) yang dinyanyikan oleh pemuda ganteng Humood Alkhudner dalam bahasa Arab.

Lima menit berolah badan, acara dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Pj. PTM Puskesmas Bululawang tentang pencatatan input skrining ke dalam ePuskesmas. Pada kesempatan itu, Pj. PTM Puskesmas Bululawang mengajari para kader yang mengikuti pelatihan ini dalam pelaporan pencatatannya.

Pj. PTM Puskesmas Bululawang mengajari input data skrining PPOK dalam ePuskesmas

"Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan kader mampu membantu melakukan input skrining PPOK ke dalam ePuskesmas,” himbau Pj. PTM Puskesmas Bululawang kepada kader agar supaya capaian skrining PPOK per desa menjadi meningkat.

Kemudian Pj. PTM juga menjelaskan kepada fasilitator NIHR yang sekaligus juga anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), yang dengan seksama menyimak jalannya pelatihan ini, bahwa kasus PPOK di wilayah kerja Puskesmas Bululawang ini teridentifikasi antara Januari-Mei 2024 ini sebanyak 124 orang. *** [290624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 27 Juni 2024

Pelatihan Kader SMARThealth Desa Kuwolu Tahun 2024

Maksud hati berkunjung ke Puskesmas Bululawang pagi tadi (26/06) ingin berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas (Kapus) untuk mengadakan FGD Fase  1 terkait sampah plastik bagi perawat yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang.

Namun hari itu, kebetulan Kapus sedang ada tugas luar. Kemudian fasilitator NIHR ingin berjumpa dengan Penanggung jawab (Pj) PTM, akan tetapi sesuai informasi dari Bagian Tata Usaha, Pj PTM sedang ada giat Pelatihan Kader SMARThealth Desa Kuwolu.

Pj. PTM Puskesmas Bululawang berikan materi dalam Pelatihan Kader SMARThealth Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang

Bersama dengan dua peneliti Tim CEI (Community engagement and involve) – Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si dan Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K., fasilitator NIHR menuju ke lokasi pelatihan yang berada di Ruang Pertemuan Desa Kuwolu yang beralamatkan di Jalan Raya Kuwolu No. 177 Dusun Maqbul RT 10 RW 03 Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Pelatihan kader SMARThealth yang dimulai pada pukul 09.00 WIB itu, dibuka secara resmi oleh Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Nugroho Wati, yang didampingi oleh perawat Desa Kuwolu Ristyawati, A.Md.Kep.

Peserta pelatihan kader SMARThealth Desa Kuwolu (diambil dari sisi barat)

Kemudian sebagai narasumbernya menghadirikan Pj. PTM Puskesmas Bululawang Intati, A.Md.Keb. Pada kesempatan itu, Intati menyampaikan materi “Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Posbindu”, dan dihadiri oleh kader Posyandu dan kader PKK sekitar 35 orang.

Selesai penyampaian materi, acara langsung dilanjutkan praktek pengukuran kesehatan yang dipandu oleh perawat Desa Kuwolu dan sejumlah kader SMARThealth. Mereka para kader diwajibkan mempraktekkan apa yang telah diajarkan atau dicontohkan oleh perawat Desa Kuwolu.

Peserta pelatihan kader SMARThealth Desa Kuwolu (diambil dari sudut timur)

“Semua kader diharapkan bisa melakukan deteksi dini faktor risiko PTM,” jelas Pj. PTM Puskesmas Bululawang kepada fasilitator NIHR yang sekaligus juga merupakan salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) itu.

Dalam kesempatan itu, kader-kader kesehatan yang ada di Desa Kuwolu akan dilatih semuanya dengan pembekalan berupa pemeriksaan dalam skrining faktor risiko PTM, seperti pengukuran antropometri yang benar, pengukuran tekanan darah yang akurat, dan pengecekan kadar gula darah. Untuk tahun 2024 ini diikuti 35 orang.

Peserta pelatihan kader SMARThealth mempraktekkan pengecekan kadar gula darah

Lebih lanjut, Pj. PTM Intati mengatakan bahwa terutama kader SMARThealth juga harus bisa menularkan ilmunya dalam pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM kepada sesama kader lainnya yang ada di desa tersebut.

Di sela-sela pelatihan tersebut, fasilitator NIHR mengagendakan FGD Fase 1 untuk perawat yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang, termasuk di antaranya perawat Desa Krebet Senggrong dan Desa Bakalan, dengan Pj. PTM Intati, dan akhirnya pelaksanaan FGD Fase 1 direncanakan pada Jumat (28/06).

Fasilitator NIHR berkoordinasi dalam penjadwalan FGD Fase 1

Begitu selesai menjadwalkan implementasi FGD Fase 1, fasilitator NIHR kembali melihat pelaksanaan pelatihan kader SMARThealth Desa Kuwolu yang penyelenggaraannya dilakukan melalui anggaran DD/ADD itu.

Usai beberapa saat menyaksikan jalannya pelaksanaan pelatihan kader SMARThealth Desa Kuwolu, fasilitator NIHR bersama dengan dua peneliti Tim CEI berpamitan untuk melanjutkan tugas lainnya dalam kerangka penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis dan Penyakit Jantung.” *** [270624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog