Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Gresik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Gresik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Agustus 2024

Tim Penelitian NIHR Wawancara Dengan Kabid PPKLH Kabupaten Gresik

Wawancara dengan Kabid PPKLH Kabupaten Gresik

Setelah membuat janji dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik 15 hari yang lalu, akhirnya Tim Penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHR NCDs & EC) berkesempatan untuk melakukan pengumpulan data kualitatif dengan melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (Kabid PPKLH) pada Rabu (31/07).

Kelima anggota Tim Penelitian NIHR yang terdiri dari Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked. Trop.; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP; dan fasilitator NIHR serta seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) Fatin Nadia, diterima oleh Kabid PPKLH Zauji, S.Si di ruang pertemuan Bidang PPKLH dalam gedung DLH lantai 2 bagian belakang dekat dengan ruang Bank Sampah “PELITA” (Peduli Lingkungan Lestari).

Kekhasan lantai 2 DLH itu di sepanjang selasarnya terdapat banyak tumbuhan yang ditanam di dalam pot dan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat hijau dan asri. Pemanfaatan ruang yang cukup elok dan sekaligus berfungsi sebagai penyedia oksigen maupun keindahan.

Tamu yang berkunjung ke lantai 2 akan merasa nyaman melihat kehijauan tanaman tersebut, dan tamu pun bisa mengenal nama-nama tanaman yang tersusun rapi dan disematkan dalam setiap pot tanaman, termasuk nama latin maupun manfaat dari tanaman tersebut.

Begitu diterima oleh Kabid PPKLH pada pukul 10.45 WIB, Tim Penelitian NIHR dipersilakan untuk memperkenalkan diri dan kemudian mempersilakan untuk memulai wawancara. Diceriterakan oleh Kabid PPKLH bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik masih ada yang melakukan pembakaran sampah meski sudah tidak semasif dulu.

Di musim kemarau 2024 ini, masih ada pengaduan terkait pembakaran sampah, baik perorangan atau dari pihak desa. Umumnya pengaduan itu muncul karena adanya kontrol sosial terkait dampak pembakaran bagi orang di sekitarnya.

Mereka yang merasa terganggu dengan asap dari pembakaran sampah rumah tangga, baik sampah organik maupun anorganik. Namun diakui oleh Kabid PPKLH, untuk pembakaran jerami anehnya tidak ada yang komplain karena memang sudah menjadi kebiasaan desa tersebut. Menurut Kabid PPKLH, pembakaran jerami yang dilakukan sebagai cara instan agar supaya cepat bersih. Dari segi volumenya berkurang karena menjadi abu, dan abu dibiarkan begitu saja.

Di Kabupaten Gresik, kata Kabid PPKLH, sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2010 tentang pengelolaan sampah. Turunannya adalah Perda Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Ada juga Surat Edaran yang ditujukan ke retail-retail modern untuk tidak lagi menggunakan kresek lagi.

Tak hanya itu, Kabid PPKLH juga berceritera tentang apa-apa saja yang telah dilakukan dalam pengelolaan sampah. Di Kabupaten Gresik juga terdapat program Gerakan Kawasan Bebas Sampah (GKBS) yang digawangi oleh komunitas-komunitas, seperti dari Fatayat, Aisyiyah, ECOTON, dan lain-lain.

Tanpa bantuan dari komunitas-komunitas tersebut, peran DLH yang masih fokus dari pengaduan-pengaduan dari warga maupun desa mengingat anggaran yang diterima porsinya kecil dibandingkan OPD yang lainnya. Hal ini dikarenakan lingkungan hidup belum menjadi prioritas dalam pembangunan.

Kemudian, Sekar Aqila Salsabila yang memandu jalannya wawancara ini, juga mengakhiri dengan pertanyaan terkait solusi apa yang sebenarnya bisa dijalankan untukmengatasi pengurangan masalah pembakaran sampah atau pengelolaan sampah yang kian hari kian bertambah terus, dan menurut Kabid PPKLH, solusi itu masuknya lewat jalur agama, baik pendidikan formal maupun informal, seperti yang tersurat dalm hadits “Annadhofatu minal iman” (Kebersihan adalah Sebagian dari Iman).

Pada kesempatan itu pula, fasilitator NIHR juga bertanya karena dari pengembangan wawancara sebelumnya. Bermula dari keingintahuan untuk mendapatkan gambaran dari desa-desa yang terpilih menjadi enumeration area (EA) dalam penelitian NIHR ini, fasilitator NIHR memantiknya dari menggali pandangan subyektif Kabid PPKLH berkenaan dengan penilaian komparasi mana-mana desa yang telah menjalankan pengelolaan sampah yang baik maupun cukupan, dan apa saja yang menyebabkan itu sangat baik atau cukup baik.

Kabid PPKLH pun memberikan pandangan subyektifnya, bahwa kalau ada suatu daerah yang pengelolaan sampahnya yang baik pasti di situ ada local hero-nya. Ia menyebut local hero itu untuk kader atau penggiat-penggiat lingkungan yang telah memberikan sumbangsih secara sukarela dalam pengelolaan sampah. “Bottom up ini,” kata Kabid PPKLH, “Perlu terus dipoles.”

DLH terkadang mengumpulkan pegiat-pegiat lingkungan maupun LSM yang berkecimpung dalam persoalan lingkungan tersebut untuk membantu pemberdayaan masyarakat terkait kebersihan laingkungan, utamanya dalam membahas zero waste.

Wawancara dengan Kabid PPKLH ini berakhir pada pukul 11.55 WIB, dan kemudian ia pun membantu memfasilitasi untuk berjumpa dengan Kabid Kebersihan esok hari. Karena menurut Kabid PPKLH, pertanyaan untuk nomor 1 sampai 9 yang bisa menjawab dengan gamblang adalah dari Bidang Kebersihan. *** [310724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 20 Juli 2024

FGD NIHR dan Pengukuran Kualitas Udara di Desa Sukomulyo

Desa Sukomulyo merupakan salah satu desa dari lima desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo, dan menjadi enumeration area dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Bersamaan dengan jadwal pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Roomo, juga diadakan FGD Fase 1 di Desa Sukomulyo. FGD Fase 1 mencakup FGD dengan kader kesehatan, FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (laki-laki), FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (perempuan), dan FGD dengan tokoh masyarakat terdampak polusi udara.

Sambutan Kades Sukomulyo

FGD di Desa Sukomulyo yang digawangi fasilitator  NIHR berlangsung di Ruang Pertemuan Lantai 2 Kantor Desa Sukomulyo yang beralamatkan di Jalan K.H. A, Bisri II No. 26 RT 10 RW 03 Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Sebelum prosesi implementasi FGD, terlebih dahulu acara diisi dengan sambutan dari Kepala Desa (Kades) Sukomulyo H. Subiyanto. Dalam sambutannya, Kades Sukomulyo menyambut Tim Penelitian NIHR dan sekaligus warganya yang diundang untuk berpartisipasi dalam FGD yang akan dilangsungkan.

Kemudian fasilitator NIHR juga diberikan kesempatan oleh Kades untuk menjelaskan perihal penelitian NIHR. Pada kesempatan itu, fasilitator NIHR berusaha menjelaskan secara ringkas perihal penelitian NIHR, dan sekaligus mengutarakan maksud dan tujuannya kedatangannya pada Jumat (19/07) yang ingin melakukan FGD bersama warga sesuai kaidah dalam pengumpulan data kualitatif.

FGD dengan kader kesehatan 

Setelah itu, langsung diadakan FGD. Para pemandu atau moderator berusaha mengatur tempat duduknya masing-masing. FGD dengan kader kesehatan yang dipandu oleh Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP dengan notulis Alifatul Nisa’, S.P., berada di sisi timur dekat pintu masuk ruang pertemuan. Pesertanya ada 4 orang.

FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (perempuan) dimoderatori oleh Tanjung Prameswari, S.Tr.P., dengan mengambil tempat di bagian tengah sisi selatan. Pesertanya sebanyak 6 orang.

Kemudian FGD dengan tokoh masyarakat terdampak polusi udara yang sedianya dilakukan oleh fasilitator NIHR akhirnya diserahkan ke sejoli anggota Tim Penelitian NIHR, yaitu Arief Budi Santoso, S.E., dan Elmi Kamilah, S.Sos., dengan jumlah peserta sebanyak 5 orang.

FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (perempuan) disaksikan oleh Kades Sukomulyo

Sementara itu, fasilitator NIHR terus berkoordinasi dengan staf Desa Sukomulyo Lilik dan juga Kades H. Subiyanto terkait belum hadirnya wakil masyarakat terdampak polusi udara (laki-laki). Berkat koordinasi tersebut, akhirnya berdatanganlah 5 orang.

Diakui oleh Kades maupun staf Desa Sukomulyo, mengumpulkan orang di sini tergolong gampang-gampang susah. Karena coraknya yang urban dengan dikelilingi berbagai industri, banyak masyarakatnya mencari nafkah pada pagi hari.

“Luas Desa Sukomulyo adalah 360 hektar,” kata Kades H. Subiyanto, “Dari luas itu, 100 hektarnya telah digunakan untuk industri.”

FGD dengan tokoh masyarakat

Setelah kelima warga masyarakat terdampak polusi udara (laki-laki) berkumpul di bagian tengah sisi utara, fasilitator NIHR pun kemudian berusaha memoderatorinya dengan notulis Hilda Irawati, S.Stat.

Mula-mula, fasilitator NIHR menjelaskan kepada peserta terkait pelaksanaan FGD ini. Lalu, notulis Hilda membagikan lembar penjelasan penelitian dan fasilitator NIHR pun berusaha menerangkannya.

FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (laki-laki) ini berlangsung dari pukul 09.31 hingga pukul 10.19 WIB. Pelaksanaannya hanya 48 menit, mengingat pengelolaan sampah di Desa Sukomulyo sudah berjalan teratur. 

Setiap sampah rumah tangga diangkut oleh petugas sampah seminggu dua kali untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Ngipik yang berada di Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik, yang sudah beroperasi pada tahun 2002 dengan luas lahan 6 hektar.

FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara (pria)

Tidak ada pembakaran sampah di Desa Sukomulyo. Karena di samping permukiman yang padat dan bercorak urban, mereka umumnya berlangganan dalam pengangkutan sampah. Tidak repot dan cukup iuran Rp 25ribu sebulan.

Selesai FGD, Tim Penelitian NIHR di Desa Sukomulyo menanti personil yang akan melakukan pengukuran kualitas udara di lingkungan Desa Sukomulyo, yakni personil yang sama dalam pengukuran kualitas udara di Desa Roomo, yakni Eko Teguh Purwito Adi, S.Si, M.Si. dan Azarine Aisyah Widhowati, S.Si.

Pengukuran kualitas udara ini dilaksanakan usai Jumatan, dan langsung dipandu oleh Kades Sukomulyo yang sedari awal memang care terhadap pelaksanaan kegiatan ini di desanya. Pengukurannya pertama dilakukan di selatan PT Karunia Alam Segar (KAS) yang dibelah sungai sekunder, tepatnya didekat rumah nomor 25 RT 13 RW 03 Desa Sukomulyo.

Pengukuran kualitas udara di RT 13 RW 03

PT KAS adalah salah satu anak perusahaan PT Wings Food yang bergerak di bidang pendistribusian produknya dan juga merupakan salah satu distributor utama PT Wings Food di samping sebagai pendistribusi PT KAS juga memproses produk-produk PT Wings Food, seperti mie Sedap. PT KAS mendirikan unit usaha pada tanggal 19 April 2012 di wilayah Desa Sukomulyo ini.

Dari RT 13 RW 03, Tim Penelitian NIHR yang terdiri dari Eko Teguh Purwito Adi, Azarine Aisyah Widhowati, Tanjung Prameswari, Desta Prasanthi Anggraini, Supyandi, dan fasilitator NIHR ini, berpindah ke sebelah barat mengikuti alur sungai, tepatnya di timur Jembatan Tenger.

Di lokasi ini, menurut Kades Sukomulyo berjarak sekitar 450 meter dari PT Liku Telaga (Produsen asam sulfat, aluminium sulfat dan natrium silikat) dan PT Solvay Manyar (surfactant industry). Surfactant industry (industri surfaktan) menghasilkan senyawa penting dalam industri dengan berbagai fungsi.

Pengukuran kualitas udara di RT 01 RW 01

Terakhir, Kades Sukomulyo memandu pengukuran kualitas udara di jalur masuk menuju PT Dunia Kimia Jaya (DKJ). PT DKJ adalah perusahaan manufaktur dengan fasilitas untuk memproduksi berbagai bahan kimia khusus untuk berbagai industry, mulai dari industri tekstil, kertas, karet, pengolahan air, makanan, pertanian, pertambangan minyak, kosmetik, dan industri lainnya.

Pengukuran kualitas udara yang dimulai pada pukul 13.33 WIB itu selesai pada pukul 14.12 WIB. Setiba kembali di Kantor Desa Sukomulyo, Tim Penelitian NIHR langsung berpamitan karena Kades akan langsung takziah ke rumah salah satu warga yang meninggal dunia saat FGD berlangsung. *** [200724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Empat FGD NIHR di Kantor Desa Roomo

Jumat (19/07) pagi, ada dua implementasi Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) secara bersamaan.

Oleh karena itu, Tim Penelitian NIHR displit menjadi dua. Yang satu menghandle Desa Roomo, dan yang satunya menangani Desa Sukomulyo. Kedua desa tersebut berada di wilayah administratif Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, namun masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo.

Sambutan Kepala Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

Tim Penelitian NIHR yang mengadakan FGD di Desa Roomo dipimpin oleh manajer program Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop, sedangkan yang di Desa Sukumulyo dikomandoi oleh fasilitator NIHR.

Di Desa Roomo, FGD berlangsung di Ruang Pertemuan Desa Roomo yang beralamatkan di Jalan Sumur Giwang No. 44 RT 05 RW 01 Desa Roomo. Ada empat FGD yang diselenggarakan di Desa Roomo, yaitu FGD dengan kader kesehatan, FGD dengan wakil warga yang terdampak pembakaran sampah (laki-laki), FGD dengan wakil warga yang terdampak pembakaran sampah (perempuan), dan FGD dengan tokoh masyarakat yang terdampak pembakaran sampah.

Suasana FGD di Ruang Pertemuan Kantor Desa Roomo

FGD ini dimulai pada pukul 09.10 WIB, dengan diawali sambutan dari Kepala Desa Roomo Taqwa Zainuddin dan sekaligus membuka pelaksanaan FGD ini. Kemudian setelah itu, langsung digelar FGD dalam empat kategori secara paralel.

FGD dengan kader kesehatan dipandu oleh Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan diikuti oleh enam orang kader kesehatan. FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara sampah (laki-laki) dimoderatori oleh Supyandi dengan notulis Azarine Aisyah Widhowati, S.Si.

FGD dengan Wakil Masyarakat terdampak polusi (perempuan)

Lalu, FGD dengan wakil masyarakat terdampak polusi udara sampah (perempuan) yang dipandu oleh Dea Aginta Tarigan, S.AP dengan notulis Desta Prasanthi Anggraini, S.P., M.P. Sedangkan, FGD dengan tokoh masyarakat terdampak polusi udara sampah dimoderatori oleh manajer program Serius Miliyani Dwi Putri.

Dalam FGD tersebut, diketahui bahwa pengelolaan sampah di Desa Roomo telah berjalan sebagaimana mestinya. Sampah rumah warga diangkut secara periodik oleh tukang pengangkut sampah dari masing-masing rumah warga dan langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Ngipik yang berada di Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik, yang sudah beroperasi pada tahun 2002 dengan luas lahan 6 hektar.

Pengukuran kualitas udara pada kegiatan FGD di Desa Roomo

Selain FGD, juga dilakukan pengukuran kualitas udara di sejumlah titik yang ada di lingkungan Desa Roomo. Pengukuran dilakukan oleh Eko Teguh Purwito Adi, S.Si., M.Si., Azarine Aisyah Widhowati, Serius Miliyani Dwi Putri, dan Supyandi, dengan didampingi oleh dua perangkat Desa Roomo, yakni Rudi dan Silvi.

FGD dan pengukuran kualitas udara di Desa Roomo selesai pada pukul 11.40 WIB. Sedianya, Tim Penelitian NIHR yang bertugas di Desa Roomo akan langsung bergabung dengan Tim Penelitian NIHR yang ada di Desa Sukomulyo, namun mengingat sudah masuk waktu salat Jumat maka yang laki-laki bergegas menuju ke masjid terdekat dengan Kantor Kepala Desa Roomo untuk menunaikan salat Jumat terlebih dahulu.

Setelah selesai, barulah mereka bergerak menuju ke Desa Sukomulyo untuk bergabung dengan Tim Penelitian NIHR di Desa Sukomulyo dan turut membantu dalam pengukuran kualitas udara di sejumlah titik yang ada di lingkungan Desa Sukomulyo. *** [200724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 18 Juli 2024

FGD dan In-Depth Interview di Puskesmas Sukomulyo dan Berkunjung ke Kantor Desa Suci

Dengan adanya penambahan satu desa lagi di lingkungan kerja Puskesmas Sukomulyo, Kabupaten Gresik, dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), berimbas kepada aktivitas pelaksanaan pengumpulan data kualitatif lagi.

Hari Rabu (17/07), Tim Penelitian NIHR melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan tenaga kesehatan (nakes) dari Desa Suci, Kecamatan Manyar ditambah dengan nakes dari Puskesmas Sukomulyo serta in-depth interview dengan nakes dari Desa Suci.

Desa Suci merupakan salah satu desa yang ada di wilayah administratif Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, namun masuk wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo. Perlu diketahui, bahwa di Kecamatan Manyar ini memilki 3 Puskesmas, yakni Puskesmas Manyar, Puskesmas Sukomulyo, dan Puskesmas Sembayat.

Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

Bertempat di Ruang Pertemuan Puskesmas Sukomulyo Lantai 2 yang beralamatkan di Jalan Kalimantan No. 104 Wonorejo, Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Tim Penelitian NIHR melaksanakan FGD dan in-depth interview.

Sambil menunggu nakes yang lainnya memasuki Ruang Pertemuan Puskesmas Sukomulyo, terlebih dahulu dilakukan in-depth interview dengan salah satu nakes dari Desa Suci yang telah hadir duluan. In-depth interview (wawancara mendalam) dipandu oleh Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dari Tim Penelitiah NIHR dengan responden bidan Desa Suci Herlina, A.Md.Keb.

Dalam wawancara mendalam tersebut, juga disaksikan oleh Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. (Manajer Program penelitian NIHR) dan Kepala Puskesmas Sukomulyo dr. Inna Widya Satvika.

In-depth interview dengan bidan Desa Suci

Sementara itu, berjarak sekitar 1 meter dalam Ruang Pertemuan Puskesmas Sukomulyo, saya selaku fasilitator NIHR melakukan FGD dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas yang diikuti 6 orang.

Keenam orang peserta FGD tersebut terdiri dari Sri Budiarti, A.Md.Kep. (perawat Desa Suci/Ponkesdes), Siti Wulan Sari, A.Md.Kep. (Puskesmas Sukomulyo), Ummi Marhamah, S.T. (Puskesmas Sukomulyo), Agustin Nurmaya (Puskesmas Sukomulyo), Aldo Dwi Putra (Puskesmas Sukomulyo), dan Siti Shofiyah, A.Md.Kep. (Puskesmas Sukomulyo).

Dengan posisi kursi sedikit melingkar dan berjarak dekat tersebut, FGD berlangsung dari pukul 08.29 WIB hingga pukul 09.29 WIB, dan berjalan lancar dan mengalir. Dalam prosesi FGD itu, fasilitator NIHR dibantu notulis Hilda Irawati, S.Stat. dan Alifatul Nisa’, S.P. dalam dokumentasi.

FGD dengan perawat Desa Suci dan nakes dari Puskesmas Sukomulyo

Dari FGD ini, diketahui bahwa pengelolaan sampah di tempat asal peserta di Kabupaten Gresik umumnya sampah diambil oleh petugas mengingat karakteristik masyarakat di sana umumnya sudah urban dengan banyaknya sejumlah industri, baik berskala lokal, nasional hingga internasional.

Penduduknya yang padat dengan lahan yang terbatas, mereka senang dengan adanya layanan pengangkutan sampah dengan cara bayar bulanan yang beragam. Ada yang Rp 11ribu, Rp 12ribu, dan ada juga Rp 50ribu per bulan tapi sudah mencakup untuk iuran kegiatan kampung lainnya.

Di samping itu, juga terlontar ada peserta yang bercerita bahwa di daerahnya ada yang membakar sampah di lahan kosong dan tidak rutin, umumnya dedaunan kering yang ada di lahan kosong tersebut bukan sampah rumah tangga pada umumnya.

Tempat Penampungan Sampah Sementara Desa Suci

Sampah plastik umumnya dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga lainnya, yang memilah nanti adalah bank sampah yang ada di daerahnya masing-masing. Sisanya yang tidak mempunyai nilai jual akan dibuang ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang ada di wilayahnya.

Beberapa peserta mengatakan bahwa bank sampah di sini berjalan dengan baik dalam pengelolaan sampah, khususnya terkait sampah plastik. Di sisi lain, ada juga peserta yang menjelaskan bahwa di desanya telah ada pemilahan sampah karena sudah mendapatkan sosialiasi. Sehingga, sampah plastik ditaruh dalam plastik kresek tersendiri.

Berhubung minimnya pembakaran sampah yang ada di daerahnya peserta, fasilitator NIHR yang memoderatori FGD ini berusaha memantik dari pemetaan wilayah bermukimya peserta dengan berdirinya sejumlah indsutri yang ada di wilayahnya. Hampir semua peserta bisa bercerita terkait industri yang ada di wilayahnya masing-masing. 

Bersilaturahmi dengan Sekdes Suci 

Peserta umumnya sudah terbiasa berdamai dengan asap-asap cerobong industri yang ada. Peserta juga mengakui terkadang ada program dari industri yang ada dalam melakukan pengecekan kesehatan di beberapa daerah peserta.

Kemudian ketika fasilitator NIHR memantiknya dengan pertanyaan apakah menurut Bapak/Ibu nakes ada dampaknya bagi kesehatan masyarakat. Salah seorang peserta FGD mengatakan bahwa di daerah tempat tinggalnya begitu terasa pengaruh asap pabrik yang ada. Contohnya, ayahnya yang bersinggungan dengan asap pabrik di lingkungan kerja maupun lingkungan rumah, kini ia mengalami sakit pernapasan. Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit terkait paru-parunya sebelumnya.

Selesai FGD dan in-depth interview di Puskesmas Sukomulyo, Tim Penelitian NIHR mengajak perawat Desa Suci yang ikut FGD mengantarkan menjumpai Kepala Desa atau Sekretaris Desa Suci untuk bersilaturahmi dan membicarakan kegiatan dari Tim Penelitian NIHR di Desa Suci.

Warung Apung Rahmawati di Kebomas, Gresik

Dalam satu mobil, Tim Penelitian NIHR pun berangkat menuju ke Desa Suci. Di perjalanan, perawat Desa Suci pun menunjukkan TPS yang ada di desanya. Terlihat ada 2 kontainer besar bercat kuning dan sedang ada aktivitas bongkar muat dengan truk dari DLH.

Setibanya di Kantor Kepala Desa Suci, Tim Penelitian NIHR dan perawat Desa Suci diterima dengan baik oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Suci Mohammad Miftach di ruang kerja Kepala Desa. Fasilitator NIHR mengawali dengan mengutarakan maksud kedatangan Tim Penelitian NIHR sowan di Desa Suci ini, dan Sekdes Miftach pun merasa senang. Kebingungan kegiatan yang bakal digelar di Desa Suci itu pun akhirnya bisa dimengerti dan Pemerintah Desa Suci bersama perawat Sri Budiarti siap memfasilitasi dan menyiapkan personilnya pada Selasa (23/07) atau Rabu (24/07).

Usai bersilaturahmi dengan Sekdes Suci, Tim Penelitian NIHR mengantar dulu perawat Desa Suci yang motornya tadi diparkir di Puskesmas Sukomulyo sebelum balik ke basecamp. Mengingat dalam perjalanan pulang itu telah memasuki jam makan siang, maka Tim Penelitian NIHR mengajak perawat Desa Suci yang telah mengantarkan berjumpa dengan Sekdes Suci singgah dulu di Warung Aprung Rahmawati yang berada di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 109 Kebomas.

Dengan alunan musik Sunda, Tim Penelitian NIHR memesan makan siang di meja panjang bagian belakang yang dikelilingi aneka tanaman dan dua kolam ikan. Terasa benar-benar berada di saung dalam pedesaan di tlatah Sunda. *** [180724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 17 Juli 2024

Lima Tempat di Kabupaten Gresik Dikunjungi Tim Penelitian NIHR

Hari kedua (Selasa, 16/07) bertugas di Kabupaten Gresik, tiga anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH, dan saya – mengunjungi lima tempat.

Kelima tempat tersebut yakni Kantor Kepala Desa Roomo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan Kantor Kepala Desa Sukomulyo.

Kunjungan di hari kedua ini sama dengan kunjungan di hari pertama, yaitu silaturahmi dan mengagendakan pengumpulan data kualitatif dalam rangka penelitian NIHR di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dan desa yang ada di Kabupaten Gresik.

Silaturahmi dengan Kades Roomo, dan menjadwalkan agenda NIHR

Kunjungan pertama dimulai dengan sowan ke Kantor Kepala Desa Roomo yang beralamatkan di Jalan Sumur Giwang No. 44 RT 05 RW 01 Desa Roomo, Kecamatan Manyar. Di Kantor Kepala Desa, Tim Penelitian NIHR diterima oleh Rudi (staf Desa) dan kemudian dipertemukan dengan Kepala Desa (Kades) Roomo Taqwa Zainuddin ruang kerjanya.

Di ruang kerja tersebut, Tim Penelitian NIHR diterima dengan ramah oleh Kades dan 2 stafnya. Mereka meresponnya dengan baik, dan menjadwalkan pada Jumat (19/07) untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) dalam 4 kategori secara paralel mengingat hari itu merupakan hari pendek.

Dari Kantor Kepala Desa Roomo, Tim Penelitian NIHR bergerak menuju ke Kantor DLH yang berada di Jalan K.H. Wachid Hasyim No. 17 Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik, yang berjarak sekitar 5 kilometer.

Silaturahmi ke Kantor DLH Kab. Gresik

Kantor DLH berada di lantai 2 dari gedung yang diperuntukkan bagi Kantor Dinas Sosial (Dinsos), DLH, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), yang lokasinya tepat berada di sebelah utara alun-alun Kabupaten Gresik.

Di resepsionis DLH, tamu dipersilakan mengisi Buku E-Tamu dengan cara melakukan scan barcode, lalu mengisinya. Setelah mengisi buku tamu elektronik tersebut, Tim Penelitian NIHR dipersilakan menuju ke ruang Bidang PPKLH (Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup), dan diterima dengan baik oleh staf bidang tersebut bernama Toni serta akan disampaikan ke Kepala Bidang (Kabid) untuk menjadwalkan wawancara.

Usai dari Kantor DLH, Tim Penelitian NIHR bergerak menuju ke Kantor DPRD yang berjarak sekitar 73 meter sebelah barat Kantor DLH. Di Kantor DPRD, Tim Penelitian NIHR diterima oleh bagian Humas Leni.

Bertemu dengan staf Humas DPRD Kab. Gresik

Atas saran bagian Humas, disuruh menunggu surat izin penelitian edisi revisi yang dikeluarkan dari pihak terkait di Kabupaten Gresik. Setelah itu, suratnya dimasukkan ke Kantor DPRD dan langsung akan diproses untuk mendapatkan disposisi dari Ketua DPRD dan kemudian barulah wawancara.

Selesai di Kantor DPRD, Tim Penelitian NIHR bergerak menuju ke Kantor Kadin yang berada di Jalan Panglima Sudirman, yang jaraknya sekitar 1,6 kilometer dari Kantor DPRD. Tiba di di Kantor Kadin tutup, karena personilnya sedang ada pelatihan di tempat lain, dan yang dilakukan kemudian berkontak lewat whatsapp (WA) dan dijanjikan untuk wawancara pada hari Senin (22/07) oleh Ketua Kadin Rizal.

Usai dari Kantor Kadin sebenarnya Tim Penelitian NIHR ingin langsung ke Kantor Kepala Desa Sukomulyo namun dapat kabar, baru bisa ditemui pada pukul 13.30 WIB. Mengisi kekosongan waktu, akhirnya digunakan oleh Tim Penelitian NIHR untuk makan siang di Koromi Café & Resto yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada 18 Desember 2022. Makan di Koromi ini tujuannya agar mendapat bill (tagihan pengeluaran) yang ada nama usaha dagangnya dan stempelnya.

Silaturahmi di Kantor Desa Sukomulyo, dan menjadwalkan NIHR

Selesai makan, Tim Penelitian NIHR kembali ke basecamp dulu, yakni di Front One Hotel untuk merampungkan tugas-tugas lainnya, dan pada pukul 13.00 WIB lebih sedikit, Tim Penelitian NIHR meluncur menuju ke Kantor Kepala Desa Sukomulyo yang beralamatkan di Jalan K.H. A. Bisri II No. 26 RT 10 A RW 03 Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar.

Di Kantor Desa Sukomulyo, Tim Penelitian NIHR diterima dengan ramah oleh staf Desa Lilik di Ruang Perpustakaan yang berada di lantai 2, dan dijadwalkan untuk FGD pada hari Jumat (19/07). Mundur sehari dari jadwal karena pada hari Kamis (18/07) karena hari itu di Kantor Desa ada acara kegiatan Sekolah Orangtua Hebat (SOTH).

Selesai dari Kantor Desa Sukomulyo, Tim Penelitian NIHR kembali ke basecamp karena ada anggota Tim Penelitian NIHR yang akan melakukan meeting secara zoom. *** [170724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog