Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Bululawang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puskesmas Bululawang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 April 2024

Gegap Gempita Senam Bersama di Ruang Pertemuan Puskesmas Bululawang

Setiap Jumat pagi secara rutin, Puskesmas Bululawang yang berada di Jalan Stasiun No. 11-13 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, menggelar kegiatan senam bersama di antara staf dan karyawannya.

Jumat ini, (26/04), Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, sempat menyaksikan gegap gempita senam bersama tersebut.

Alunan musik dengan tempo cepat yang diikuti dengan gerakan senam yang lincah. Hentakan demi hentakan kakinya di setiap ganti posisi gerakan memberikan suasana gegap gempita dalam ruangan tersebut yang sesekali disertai oleh teriakan peserta senam.

Tak kalah lincahnya, gemulai Kepala Puskesmas Bululawang drg. Lely Kumalasari yang mengimbangi kelenturan olah fisik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Bululawang tersebut. Putar ke kiri, putar ke kanan menghasilkan gerakan yang indah, dan membikin berkeringat.

Usai senam, Kapus Bululawang berpose dengan peserta senam lainnya

Senam bersama itu sudah menyerupai senam aerobik. Senam aerobik adalah senam dengan rangkaian gerakan yang terpola maupun tidak terpola disertai dengan irama musik yang memiliki ketentuan ritmis, kesinambungan, dan durasi tertentu.

Berdasarkan luas tempat senam dan jenis musik pengiringnya, senam aeorobik bersama yang dimainkan oleh para nakes itu dilakukan dengan menggunakan aliran gerakan yang ringan (low impact aerobics).

Senam bersama ini bermanfaat bagi kebugaran fisik atau jasmani. Kata John Fitzgerald Kennedy (1917-1963), presiden Amerika Serikat ke-35, “Physical fitness is not only one of the most important keys to a healthy body, it is the basis of dynamic and creative intellectual activity” (Kebugaran jasmani bukan hanya salah satu kunci terpenting dari kesehatan tubuh, tetapi merupakan dasar dari aktivitas intelektual yang dinamis dan kreatif).

Latihan senam secara kontinyu konon tidak hanya mengubah tubuh Anda, tetapi juga mengubah pikiran, sikap, dan suasana hati Anda. Menurut Sander Oorschot et. al. (Annals of Physical and Rehabilitation Medicime 66 (1), 2023) dilaporkan bahwa kapasitas aerobik yang memadai, yang dinyatakan sebagai puncak serapan oksigen, berdampak positif terhadap kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kualitas hidup serta dapat mencegah penyakit kronis.

Senam bersama di Jumat pagi (26/04) di Ruang Pertemuan Puskesmas Bululawang, Kabupaten Malang

Lebih lanjut, Oorschot et. al. (2023), menjelaskan bahwa latihan aerobik untuk meningkatkan kapasitas aerobik merupakan aspek penting dari manajemen rehabilitasi pada neuromuscular diseases (neuromuskular progresif lambat). Latihan aerobik berfokus pada peningkatan kapasitas dan efisiensi sistem penghasil energi aerobik dan didefinisikan sebagai “latihan terstruktur yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar untuk jangka waktu lama dalam aktivitas yang bersifat ritmis, seperti senam."

Dalam The Effect of Aerobic Exercise in Neuroplasticity, Learning, and Cognition: A Systematic Review, Revelo Herrera & Leon-Rojas (2024) mengungkapkan bahwa latihan aerobik dengan berbagai intensitas dapat mempengaruhi rangsangan kortikal dan menghasilkan peningkatan kognitif. Latihan aerobik telah menunjukkan kemanjuran pada individu dari berbagai kelompok umur, serta pada orang dengan dan tanpa penyakit otak.

Jadi, gerakan senam aerobik secara berkesinambungan itu tidak hanya mampu menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi jantung dan pernapasan, melatih kesehatan paru-paru, akan tetapi juga dapat menjernihkan pikiran.

Oleh karena itu, ketika nakes Puskesmas Bululawang selesai melakukan senam aerobik dan kemudian melakukan foto bersama terlihat full senyum dan sumringah dalam jepretan hasil gambar fotonya. *** [270424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 26 April 2024

Jumat Berkah, Wawancara Mendalam Di Puskesmas Bululawang Jadi Mudah

Jumat pagi ini (26/04) membawa berkah bagi Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penaykit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” di hari kedua bertugas di Puskesmas Bululawang.

Betapa tidak? Begitu tiba pukul 07.45 WIB, Tim Penelitian NIHR bisa menyaksikan gemulainya olah fisik yang dilakukan Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang drg. Lely Kumulasari beserta jajaran tenaga kesehatan (nakes) yang ada di Puskesmas Bululawang.

Sebelum memulai in-depth interview, Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kapus Bululawang dan responden

Jumat pagi itu, di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang sedang ada senam pagi yang menyerupai aerobik di mana serangkaian gerakan yang dilakukan oleh nakes Puskesmas Bululawang beriringan dengan irama musik dalam durasi waktu tertentu.

Tidak hanya itu, ternyata dengan adanya senam di Jumat pagi di Puskesmas Bululawang banyak nakes yang berkumpul, dan ini juga memberi berkah berupa kemudahan mendapatkan responden untuk diajak wawancara mendalam (in-depth interview) pada hari kedua ini.

In-depth interview dengan perawat Desa Bakalan

In-depth interview (wawancara mendalam) yang biasanya mencakup tiga responden per hari, Jumat ini dapat mewawancarai mendalam empat responden. Keempat responden tersebut meliputi apoteker Puskesmas Bululawang, perawat Desa Krebetsenggrong, perawat Desa Bakalan, dan kader kesehatan dari Desa Krebetsenggrong.

Begitu diterima dengan ramah oleh Kapus drg. Lely yang didampingi langsung oleh empat responden, Kapus pun langsung mempersilakan untuk melakukan wawancara mendalam dengan keempat reponden tersebut.

Kapus drg. Lely membantu mengeset lokasi untuk wawancara mendalam untuk setiap responden. Namun, karena jumlah yang akan mewawancarai ada tiga orang Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) maka untuk apoteker nanti wawancaranya pada kloter kedua setelah dari salah satu yang wawancara dari ketiga responden tersebut rampung dulu.

In-depth interview dengan perawat Desa Krebetsenggrong

Sebenarnya ada satu orang lagi Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. - yang datangnya paling duluan, tapi karena materinya menyangkut masalah kesehatan maka akhirnya ada satu responden yang diwawancarai belakangan.

Kehadiran Tim Penelitian NIHR dari YPS itu dalam rangka mematangkan agenda CEI (Community engagement and involvement) yang bakal digelar di kedua desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang, yaitu Krebetsenggrong dan Bakalan, dan kedua perawatnya kebetulan di hari Jumat ini menjadi responden dalam wawancara mendalam (in-depth interview).

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah teknik penelitian kualitatif yang melibatkan pelaksanaan wawancara individu secara intensif dengan sejumlah kecil responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai ide, program, atau situasi tertentu. Sebagai contoh, kita mungkin bertanya kepada responden yang terkait dengan suatu program tentang pengalaman dan harapan mereka terkait dengan program tersebut, pemikiran mereka mengenai operasional program, proses, dan hasil, dan tentang perubahan apa pun yang mereka rasakan sebagai dampaknya maupun keterlibatan mereka dalam program tersebut (Boyce & Neale, 2006: 3).

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong

Tiga Tim Penelitian NIHR FKUB yang bertugas melakukan wawancara mendalam terdiri dari dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutian Fildzah Sharfina, SKM, MPH; dan saya. Ketiga Tim Penelitian NIHR berbagi peran.

Dr. Harun Al Rasyid melakukan in-depth interview dengan perawat Desa Bakalan Dian Pramono, A.Md.Kep dengan menempati ruang kerja Kapus Bululawang; Meutia Fildzah Sharfina bersama dengan perawat Desa Krebetsenggorng Citra Sulistyo Wardini, A.Md.Kep; dan saya melakukan wawancara mendalam dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong Yeni Mariana.

In-depth interview dengan apoteker Puskesmas Bululawang

Kemudian, setelah selesai, saya pun melanjutkan in-depth interview dengan apoteker Puskesmas Bululawang Aqsanur, S.Farm. Apt. di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang, tempat yang sama saat melakukan wawancara dengan kader kesehatan Desa Krebetsenggrong.

Prosesi wawancara mendalam terhadap empat responden ini selesai pada pukul 10.23 WIB bertepatan dengan terdengarnya lantunan pembacaan ayat-ayat suci sebelum berkumandangnya adzan Jumat. Jumat berkah, wawancara mendalam di Puskesmas Bululawang di hari kedua jadi mudah. *** [260424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 April 2024

Sowan Ke Kapus, Tim Penelitian NIHR Adakan Wawancara Mendalam di Puskesmas Bululawang

Setelah dua hari berkunjung ke Puskesmas Pagak, giliran hari ini, Kamis (25/04), Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, sowan ke Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang.

Tiga Tim Penelitian NIHR – dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya - sowan ke Kapus Bululawang dalam rangka ingin melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Bululawang dan seorang kader kesehatan.

Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kepala Puskesmas Bululawang

Selain Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), juga tampak hadir salah seorang Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K – yang ingin berjumpa dengan perawat desa Bakalan dan Krebetsenggrong untuk mematangkan agenda CEI (Community engagement and involvement).

Rombongan Tim Penelitian NIHR tiba pada pukul 08.42 WIB, dan diterima langsung oleh Kapus Bululawang drg. Lely Kumalasari di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Bululawang yang beralamatkan di Jalan Stasiun No. 11 – 13 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

In-depth interview bersama Penanggung jawab PTM Puskesmas Bululawang

Kemudian Tim Penelitian NIHR beraudiensi dengan Kapus Bululawang. Dalam audiensi itu, dr. Harun Al Rasyid mengemukan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kebijakan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan mengidentifikasi berbagai faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan dan pelayanan promotif preventif untuk mengurangi dampak polusi udara pada risiko penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit jantung pada masyarakat.

Setelah itu, Kapus Bululawang mempersilakan kepada Tim Penelitian NIHR untuk melakukan wawancara mendalam di Puskesmas Bululawang. Hanya saja di hari pertama ini terjadi perubahan responden. Yang sedianya dijadwalkan untuk dokter fungsional Puskesmas Bululawang, tidak bisa lantaran dokternya sedang mengikuti pelatihan “NIHR Global Health Research Group on Sustainable Care for Depression & Anxiety in Indonesia” atau NIHR-GHRC tentang Perawatan Berkelanjutan untuk Depresi dan Gangguan Kecemasan di Indonesia”, kolaborasi riset antara Universitas Indonesia (UI) dengan University of Manchester dan Manchester Metropolitas University di Golden Tulip Holland Resort Batu selama seminggu.

Jadi, akhirnya, reponden hari pertama sedikit berubah. Untuk dokternya dipending dulu, dan akhirnya Tim Penelitian NIHR melakukan wawancara mendalam dengan Penanggung jawab Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) dan perawat Puskesmas Bululawang serta kader kesehatan dari Desa Bakalan.

In-depth interview (wawancara mendalam) telah menjadi metode pengumpulan data yang populer dalam penelitian kualitatif dalam pendidikan profesi kesehatan. Wawancara mendalam bisa tidak terstruktur, sangat terstruktur, atau semi-terstruktur, yang terakhir adalah yang paling umum. Panduan wawancara semi-terstruktur yang disusun dengan baik mencakup pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya sekaligus memberikan fleksibilitas untuk mengeksplorasi topik-topik yang muncul berdasarkan pertanyaan penelitian. Untuk mengumpulkan data wawancara yang kaya, peneliti harus memperhatikan elemen-elemen kunci sebelum, selama, dan setelah wawancara (Eppich et. al., 2019: 85).

In-depth interview dengan perawat Puskesmas Bululawang

Dr. Harun Al Rasyid melakukan wawancara mendalam dengan Pj PTM Intati, A.Md.Keb; Meutia Fildzah Sharfina bersama dengan perawat Puskesmas Bululawang Adalea Aprilla, A.Md.Kep; dan saya melakukan in-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan Indah Astutik.

Letak wawancaranya pun harus dipisah. Dr. Harun Al Rasyid menempati ruangan di samping Ruang Kapus, Meutia Fildzah Sharfina memilih di kursi tamu dengan tangga, dan saya kebagian di Ruang Pertemuan Puskesmas Bululawang.

In-depth interview dengan kader kesehatan Desa Bakalan

Proses wawancara mendalam ini memakan durasi yang bervariasi, antara 40 menit hingga 1 jam. Yang terlama dilakukan oleh dr. Harun karena materinya yang lebih banyak ketimbang pertanyaan yang diajukan ke perawat maupun kader kesehatan.

Selain wawancara mendalam, Tim Penelitian NIHR dari YPS pun juga bertemu dengan perawat Desa Bakalan, dan langsung membahasnya terkait agenda CEI yang meliputi photovoice dan circle conversation yang bakal digelar di Desa Bakalan dan Desa Krebetsenggrong nantinya. *** [250424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 22 April 2024

Giat Posyandu Lansia Di Dekat Lapangan Tunas Muda Bakalan Ramai Dikunjungi Warga

Bangunan kecil berukuran 3 x 4 m di pinggir Lapangan Tunas Muda Bakalan yang besebelahan dengan Poskamling itu ramai dikunjungi warga lanjut usia (lansia). Bangunan kecil itu dikenal sebagai Rumah Posyandu, yang dibangun PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) dan Swadaya Masyarakat pada tahun 2009, digunakan untuk giat Posyandu Mangga dan Posyandu Lansia “Barokah.”

Pagi ini, Senin (22/04), perawat Dian Pramono, A.Md.Kep bersama 4 kader Posyandu Lansia dan dibantu 2 mahasiswa magang mengadakan giat Posyandu Lansia “Barokah” di Rumah Posyandu yang beralamatkan di Dusun Bakalan RT 03 RW 02 Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Kader Posyandu Lansia Desa Bakalan berpose dengan perawat desa dan 2 mahasiswa magang

Keempat kader Posyandu Lansia tersebut adalah Siti Masfufa, Faiz Zafiyatul Masruroh, Mistri, dan Ririn Andayani. Sedangkan, 2 mahasiswa itu terdiri dari Ellis Monika Claudia Batanari dari Sosiologi Universitas Sam Ratulangi Manado, dan Arga Setyo Pambudi dari Sastra Jerman Universitas Negeri Surabaya.

Mereka membantu perawat Dian dalam memberikan layanan kesehatan kepada para lansia di sekitar Lapangan Tunas Muda Bakalan. Di situ, warga akan diskrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM), seperti pengukuran antropometri (tinggi/berat badan, lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah.

Rumah Posyandu Desa Bakalan ramai dikunjungi warga lansia

Keempat kader Posyandu Lansia dan 2 mahasiswa magang tersebut membantu dalam pengukuran antropometri. Sedangkan, untuk pengukuran tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah ditangani oleh perawat Dian.

Selain skrining faktor risiko PTM, warga lansia juga mendapatkan konsultasi edukasi kesehatan dari perawat Dian. Mereka boleh menanyakan apa saja terkait kondisi kesehatan kepada perawat Desa Bakalan tersebut, utamanya  terkait PTM seperti hipertensi, diabetes, dan lain-lainnya.

Pengukuran tinggi badan warga lansia

Setelah selesai mengikuti alur pemeriksaan, warga lansia akan mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Menu PMT dalam giat hari ini terdiri dari puding susu dan tahu isi. Umumnya PMT tersebut dibawa pulang ke rumah.

Yang menariknya lagi, selain PMT, di 3 meja yang digunakan untuk giat Posyandu Lansia tersebut juga dipenuhi kue-kue dan roti. Toples-toples itu menandakan suasana Lebaran 1445 H di bulan Syawal ini masih terasa.

Salah seorang perangkat Desa Bakalan menyaksikan pengukuran tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah warga lansia oleh perawat desa

Giat Posyandu Lansia “Barokah” yang dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB ini dihadiri oleh salah seorang perangkat desa dan juga dikunjungi oleh salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Dalam giat tersebut berhasil diperiksa sebanyak 55 warga lansia, dengan rincian 5 laki-laki dan 50 perempuan. Dari total terperiksa itu, yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) diabetes mellitus ada sebanyak 3 orang, dan hipertensi sejumlah 10 orang. 

Sementara itu, jumlah lansia yang dirujuk ke Puskesmas Bululawang ada 1 orang, dan jumlah lansia yang dikunjungi di rumahnya ada 1 orang. *** [220424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 26 Maret 2024

Fasilitator dan Staf Peneliti YPS Jumpa Dengan Perawat Desa Bakalan dan Krebetsenggrong

Communication works for those who work at it.” – John Powell

Sambil menunggu surat izin penelitian keluar, hari ini, Selasa (26/03), fasilitator dan staf peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) melakukan silaturahmi dengan perawat Desa Bakalan dan Desa Krebetsenggrong.

Kedua desa tersebut masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Bululawang dan sekaligus merupakan wilayah kerja Puskesmas Bululawang. Kebetulan kedua desa tersebut terplih sebagai desa dalam penelitian atau enumeration area (EA) dalam penelitian “Pengembangan Inovasi SMARThealth untuk Menurunkan Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung yang Disebabkan oleh Polusi Udara Akibat Pembakaran Sampah di Kabupaten Malang, Jawa Timur.”

Penelitian tersebut merupakan kerja sama Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan NIHR-Global Health Research Center for Non-Communicable Disease and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCD & EC/NIHR-Pusat Kesehatan Global untuk Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Perubahan Lingkungan).

Silaturahmi dengan perawat Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang terkait NIHR-GHRC NCD &EC

Tujuan silaturahmi ini adalah untuk membangun komunikasi antara perawat desa dengan fasilitator dan mengenalkan dengan staf peneliti YPS yang akan melaksanakan CEI (Community engagement and involvement) nantinya setelah surat izin penelitian selesai diproses.

Silaturahmi pertama dilakukan dengan perawat Desa Bakalan Dian Pramono, A.Md.Kep. dan diterima dengan baik di rumah salah seorang kader kesehatan yang berada di Dusun Bakalan RT 02 RW 01. Kebetulan perawat Dian sedang memandu jalannya fogging (pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa).

Di rumah kader tersebut, fasilitator memperkenalkan diri dan menginformasikan penelitian ini yang akan segera dilaksanakan di Desa Bakalan, dan sekaligus meminta bantuan untuk mendampinginya menghadap ke Kepala Desa usai surat izin penelitian keluar. Setelah itu, fasilitator mengenalkan staf peneliti YPS Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. yang nantinya akan melakukan photovoice dan circle communication dalam rangka CEI.

Setelah selesai bersilaturahmi dengan perawat Desa Bakalan, fasilitator minta bantuan untuk menghubungi perawat Desa Krebetsenggrong yang lokasinya dekat dengan Desa Bakalan. Namun ternyata, perawat Desa Krebetsenggrong sedang ada tugas di Puskesmas Bululawang.

Silaturahmi dengan perawat Desa Krebetsenggrong terkait dengan NIHR-GHRC NCD & EC

Akhirnya, fasilitator dan staf peneliti YPS meluncur ke Lantai 2 Puskesmas Bululawang untuk menjumpai perawa Desa Krebetsenggrong Citra Sulistyowardani, A.Md.Kep. Di Lantai 2 Puskesmas Bululawang, fasilitator dan staf peneliti YPS juga berjumpa dengan Bagian Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang sedang melakukan bimtek di Puskesmas Bululawang.

Fasilitator dan staf peneliti YPS diterima dengan baik di Lantai 2 Puskesmas Bulalawang, dan seperti ketika bersilaturahmi dengan perawat Desa Bakalan, fasilitator pun juga menyampaikan hal yang sama ketika dengan perawat Desa Bakalan, dan kemudian staf peneliti YPS juga sekaligus menyampaikan agendanya usai lebaran yang akan dijalankan di Desa Krebetsenggrong.

Silaturahmi dengan kedua perawat tersebut selesai pada pukul 10.36 WIB. Fasilitator dan staf peneliti YPS langsung kembali menuju ke Kepanjen. *** [260324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 04 Oktober 2022

Pembentukan dan Pelatihan Kader SMARThealth Posbindu Kecamatan Bululawang di Ruang Pertemuan RSU Mitra Delima

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya deteksi dini, pemantauan dan pengendalian faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik serta mandiri dan berkesinambungan. Sedangkan, program SMARThealth adalah program deteksi dini penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya dengan menggunakan bantuan aplikasi berbasis smartphone yang mampu mengintegasikan layanan jantung mulai dari kader, perawat dan dokter yang ada di Puskesmas.

Hari ini, Selasa (04/10/2022), Puskesmas Bululawang menyelenggarakan pembentukan dan pelatihan kader SMARThealth Posbindu se-Kecamatan Bululawang yang diadakan di Ruang Pertemuan RSU Mitra Delima yang beralamatkan di Jalan Bulupayung No. 1B Dusun Bulupayung RT 07 RW 31 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Acara ini diikuti oleh kader SMARThealth dari 14 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Bululawang, meliputi Bululawang, Sempalwadak, Senggrong, Lumbangsari, Sukonolo, Gading, Krebet, Bakalan, Sudimoro, Kuwolu, Kasri, Pringu, Kasembon, dan Wandapuro. Setiap desa mengirimkan lima orang kader yang akan dibentuk menjadi kader SMARThealth dan sekaligus mengikuti pelatihan.

Seluruh peserta dalam pelatihan kader SMARThealth Posbindu Kecamatan Bululawang berpose bersama

Acara ini dimulai pada pukul 08.33 WIB. Master of Ceremony (MC) Siti Kholisah, S.St., M.Kes, penanggug jawab Promkes Puskesmas Bululawang, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang akan mengikuti acara ini.

Kemudian, para peserta diminta berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh Yunani, seorang kader dari Lumbangsari. Nada awal pada lagu Indonesia Raya jatuh pada hitungan keempat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lagu Indonesia Raya dimulai dengan birama gantung (tidak dimulai pada ketukan atau hitungan pertama).

Selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, para peserta dimohon duduk kembali dan dilanjutkan dengan doa menurut keyakinannya masing-masing yang dipandu oleh MC. Tujuan dari doa ini agar supaya kegiatan ini berjalan lancar dan dimudahkan segala urusan.

Pelatihan kader SMARThealth Posbindu Kecamatan Bululawang dibuka secara resmi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Acara berikutnya diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Bululawang dr. Titis Ari Respatilatsih. Dalam sambutannya, dr. Titis mengatakan bahwa dalam pelatihan nanti akan ada materi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dan Puskesmas Bululawang. 

Materi-materi ini nanti akan menjadi bekal pengetahuan kader agar supaya kader bisa menularkan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya. Sehingga, masyarakat bisa menjadi waspada akan kondisi kesehatannya, utamanya masalah kegawatdaruratan.

Saat ini, pola penyakit sudah bergeser dari penyakit menular ke PTM dan pemberdayaan kader sangatlah penting. Namun diingatkan oleh dr. Titis bahwa kader tidak menolong teknis medis tapi kader membantu skrining deteksi dini dan merujuk ke tenaga kesehatan (nakes).

Pemateri 1 dari dokter fungsional Puskesmas Bululawang

Pukul 08.49 WIB diteruskan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan itu, Paulus menjelaskan kenapa kita undang kader? Ada tiga alasannya, yaitu masyarakat banyak yang meninggal karena penyakit kardiovaskular, banyak masyarakat belum diskrining faktor risiko PTM, dan nakes tidak akan mampu melakukan skrining karena personilnya kurang. Oleh karena itu, perlunya pemberdayaan kader melalui pelatihan ini.

Setelah pelatihan ini nanti, kader akan mampu melakukan deteksi dini di tengah-tengah masyarakat agar tidak terjadi gagal jantung, dan sebagainya. Setelah itu, Paulus berkenan menyatakan pembentukan kader SMARThealth Posbindu se-Kecamatan Bululawang dan sekaligus membuka secara resmi pelatihan kader SMARThealth.

Usai dibuka, acara diisi dengan refreshing sebentar guna meregangkan otot-otot leher. MC meminta seluruh peserta menghadap ke barat dan ke timur sambil menggerakkan leher kepalanya sambil duduk di kursi.

Pemateri 2 dari PP PTM Dinkes Kabupaten Malang

Pukul 09.02 WIB pemaparan materi 1 yang disampaikan oleh dr. Hidayatulloh Arief, seorang dokter fungsional Puskesmas Bululawang, dengan judul “Penyakit Tidak Menular dan Deteksi Dini Faktor Risikonya.”

Selain menguraikan secara detil masalah PTM dan tantangannya, dr Arief juga mengatakan bahwa dalam penanggulangan PTM ada 4 pilar strategis, yakni promosi kesehatan (promkes), deteksi dini, perlindungan khusus dan penanganan kasus. Semua strategi ini tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan sendiri, tetapi butuh program lintas sektor.

Selesai paparan dr. Arief, acara langsung disambung dengan pemaparan materi 2 dari pemegang program PTM Dinkes Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, dengan titel “Posbindu SMARThealth.”

Dalam paparannya yang dimulai dengan pemutaran video kader SMARThealth, Nur Ani menguraikan dengan gamblang apa itu Posbindu SMARThealth, bagaimana menjadi kader SMARThealth, dan apa saja yang perlu dilakukan ketika menjadi kader SMARThealth.

Kader belajar melakukan pengukuran tekanan darah yang benar

Menurut Nur Ani, sudah tidak zamannya lagi kader hanya membantu menulis saja. Kader SMARThealth akan diajari melakukan deteksi dini dan sekaligus menginput datanya dengan aplikasi eKader. Sehingga, kegiatannya akan terekam dan terekap sebagai bukti bahwa kader telah melakukan skrining faktor risiko PTM dalam upaya deteksi dini.

Sehabis paparan Nur Ani, kursi peserta dirubah dalam bentuk U karena akan ada praktek pemeriksaan. Namun sebelum praktek, MC mengajak peserta pelatihan untuk peregangan sejenak. Kali ini, seluruh kader diajak mendemokan Senam Peregangan GERMAS Puskesmas Bululawang yang telah diikut lombakan.

Senam Peregangan itu kurang lebih memakan waktu 5 menit yang ditengahnya juga terngiang lagu Ojo Dibandingke yang lagi ngreten pasca HUT RI ke-77. Beberapa orang dari rombongan Dinkes juga ikut unjuk gerak dalam senam tersebut. Sedangkan, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) hanya menyaksikan saja kemeriahan para peserta tersebut.

Kader belajar cara melakukan cek gula darah

Pukul 10.26 WIB praktek pemeriksaan dipandu oleh staf PTM Dinkes Rosida, SKM yang dibantu oleh dua perawat, yakni Nur Azizah, A.Md.Kep (perawat desa Bululawang) dan Nurhasanah, A.Md.Kep (perawat desa Kasembon).

Setelah kedua perawat itu memperagakan cara melakukan pengukuran tekanan darah dan cek gula darah/kolesterol, maka kader pun kemudian disuruh mempraktekkan. Ada beberapa kader yang memberanikan diri untuk berlatih pengukuran tensi dan cek gula darah secara bergantian.

Usai praktek, Nur Ani Sahara pun menerangkan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam memperlakukan SMARThealth Kit beserta BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) agar pengukuran maupun pengecekan mendapatkan hasil yang akurat.

Staf IT PTM pandu penggunaan aplikasi eKader

Pukul 11.16 WIB acara diteruskan dengan pemaparan materi 3 oleh staf IT PTM Dinkes Candra Hernawan, S.Kom mengenai penggunaan aplikasi eKader. Dalam paparan itu, Candra mengajarkan tatalaksana menginput data hasil skrining faktor risiko PTM dengan menggunakan aplikasi eKader, dan kemudian kader diminta untuk praktek dengan melakukan skrining terhadap diri sendiri untuk diinput ke dalam aplikasi eKader.

Dari 70 kader yang hadir dalam pelatihan ini, inputan data berhasil bridging ke ePuskesmas sebanyak 58 orang. Yang lainnya ada sejumlah kendala dari spesifikasinya yang kurang mendukung aplikasi maupun lupa usernamenya.

Lebih lanjut, Candra menjelaskan perihal speedometer. Speedometer akan muncul untuk umur 30 tahun ke atas. Selain itu, jumlah pasien yang muncul bukanlah pasien yang telah diinput melainkan pasien follow up. Sementara itu, untuk warna biru muda, menunjukkan pasien berkolesterol tinggi dan yang putih memperlihatkan pasien hipertensi maupun diabetes.

Dokter RSU Mitra Delima bagikan doorprize kepada lima guru SMAN 1 Bululawang yang telah berhasil melaksanakan Posbindu Institusi

Mengakhiri acara pelatihan kader SMARThealth Posbindu ini, dr. Yusuf Baidowo dari RSU Mitra Delima yang didampingi Ida dan Hendri Susanto, ST menguraikan profil RSU Mitra Delima yang ada di Kecamatan Bululawang ini, dan setelah itu dr. Yusuf Baidowi membagikan doorprize sebanyak 32 buah kepada para kader yang suasananya semakin semarak.

Bukan soal doorprizenya saja, akan tetapi dokter yang muda dan ganteng itu mengundang perhatian tersendiri bagi kader. Tidak hanya pinter menjelaskan masalah kesehatannya tapi pesonanya juga memancar. Bahkan ada kader yang mendapat doorprize sampai lupa menerima dulu doorprizenya tapi langsung minta selfi.

RSU Mitra Delima ini, selain menjadi tempat diadakannya pelatihan kader SMARThealth Posbindu se-Kecamatan Bululawang, official teamnya yang ramah dan cekatan itu turut membantu sebagai event organizer dalam acara ini sehingga pelaksanaannya menjadi meriah. Mereka mampu berkolaborasi dan berkoordinasi baik dengan penanggung jawab PTM Puskesmas Bululawang  Intati, A.Md.Keb selaku koordinator penyelenggara acara. Hal ini memancarkan sebuah pengalaman pelayanan rumah sakit yang profesional. *** [041022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Selasa, 19 Juli 2022

Advokasi SMARThealth Dan FGD PTM Di Pendopo Kecamatan Bululawang

Seakan tak mau kalah dengan keramaian Pasar Rakyat Bululawang yang ada di depannya, pagi hingga siang ini, Selasa (19/07/2022), di Pendopo Kecamatan Bululawang digelar dua giat sekaligus. Peserta dan temanya sama, tapi narasumber atau pematerinya berbeda.

Giat pertama berjudul “Advokasi Dan Sosialiasi Program Posbindu System Medical Appraisal And Treatment (SMARThealth) Kecamatan Bululawang”, dan giat yang kedua bertitel “Focus Group Discussion Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.”

Peserta advokasi SMARThealth dan FGD PTM di Pendopo Kecamatan Bululawang

Acara dua giat ini dihadiri oleh 70 kader dari 14 desa (setiap desa mengirimkan 5 kader) yang ada di lingkungan Puskesmas Bululawang, 5 perwakilan dari sekolah, 5 perwakilan dari Prolanis, 14 Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Bululawang, seorang Kepala Sekolah, Seksi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Giat pertama dimulai pada pukul 08.48 WIB dengan dibuka oleh Master of Ceremony (MC) Riska Novita, S.E. (staf Kantor Camat Bululawang) dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Pendopo Kecamatan Bululawang, yang beralamatkan di Jalan Suropati Raya 06 RT 14 RW 04 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu, peserta dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh salah satu kader dari Desa Lumbangsari, Yunani. Birama lagu Indonesia Raya adalah 4/4 dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4. Artinya awal masuk lagu bersamaan dengan gerakan tangan dirigen ke atas.

Peserta mengisi buku hadir

Peserta dimohon duduk kembali selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian acara diteruskan dengan berdoa bersama, yang dipandu oleh MC Riska. Usai berdoa, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang yang diundang oleh Puskesmas Bululawang untuk menjadi narasumber.

Kepala Seksi  PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”

Dalam paparannya, Paulus menjelaskan apa itu penyakit tidak menular (PTM), penyakit apa saja yang termasuk PTM, kondisi PTM terkini, 10 besar diagnosa kesakitan di Kabupaten Malang tahun 2020, data penyebab kematian di Kabupaten Malang dari tahun 2018 hingga 2020, data kasus konfirmasi COVID-19 Jawa Timur tahun 2020 dan 2021 berdasarkan risiko, kebijakan dan strategi program PTM, Program Inovasi SMARThealth, road map pengembangan pelayanan jantung, dasar kebijakan prioritas penggunaan dana desa, serta sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth.

Kasi PTM Keswa beri advokasi SMARThealth dan sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021

Pada sesi tanya jawab, Kades Kasri M. Kusaini pun mengajukan pertanyaan. “Kenapa advokasi ini baru dilaksanakan sekarang, sementara penganggaran telah selesai. Untuk merubah anggaran tahun 2022 sudah sulit?”

Paulus yang dibantu oleh stafnya, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners berusaha menjawab petanyaan tersebut. Program SMARThealth dilaksanakan secara bertahap. Menurut Nur Ani, langkah pertama adalah sosialiasi. Kemudian nanti Puskesmas akan mengeluarkan dana BOK untuk pelatihan kader.

Setelah pelatihan, Dinkes akan mengupayakan SMARThealth Kit untuk masing-masing desa. SMARThealth Kit akan dibagikan pada Desember 2022. Tahun 2023 baru pelaksanaan di lapangan. Jadi menurut Paulus dan Nur Ani, penganggaran untuk tahun 2023 dari masing-masing desa malah pas pada saat pelaksanaan di lapangan nantinya.

Sejumlah Kepala Desa di lingkungan Puskesmas/Kecamatan Bululawang turut hadir

Nanti Puskesmas akan melatih lima kader kesehatan untuk setiap desanya. Oleh karena itu, pihak desa harus mempersiapkan lima orang kader yang lincah, tidak gagap teknologi, dan mewakili dari sejumlah dusun/RW yang ada di setiap desanya. Hal ini agar supaya ada kader yang bisa memback up kegiatan Posbindu SMARThealth di setiap dusun yang ada di desa tersebut.

Selain itu, Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang dr. Titis Ari Respatilatsih juga turut menanggapi sejumlah pertanyaan dari Kades. Kapus Bululawang memberikan apresiasi atas antusias Kades dalam ikut sosialiasi program SMARThealth dan berkenan menganggarkannya pada tahun 2023.

Pukul 10.03 WIB acara giat yang kedua dimulai. Acara kedua ini merupakan acaranya DPRD Kabupaten Malang. Camat Bululawang Drs. Mardiyanto, M.M. memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Camat Mardiyanto mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) memang tidak pernah menjadi pandemi, tapi dalam keseharian mengancam masyarakat. Anehnya, masyarakat banyak yang tidak sadar dan deteksi dini di Kecamatan Bululawang masih sangat kurang.

Kepala Puskesmas Bululawang menyapa dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari kepala desa

Sambutan Camat Bululawang ini merupakan pembuka untuk pemahaman kepada anggota DPRD Kabupaten Malang yang bertandang ke Kecamatan Bululwang dalam rangka FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.

Dan menurut Camat Bululawang, giat ini juga sudah klop dengan sosialisasi program SMARThealth yang digagas oleh Puskesmas Bululawang dengan menghadirkan narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang.

Ada tiga anggota DPRD yang berkunjung ke Kecamatan Bululawang, yaitu Ahmad Fauzan, S.Sos. (Ketua Komisi I), Mohammad Risqi Irvansyah (anggota Komisi III), dan H. Kuncoro, S.H. (Ketua Komisi II).

Ketua DPRD dan anggota DPRD Kabupaten Malang menyerap aspirasi dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari para kader

Kunjungan ketiga anggota DPRD ditambah Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, S.Sos yang datangnya agak telat, bertujuan untuk mengetahui aspirasi dari para kader kesehatan sesuai tema FGD yang diusung, seperti: pemeriksaan berkala minimal 2 kali sebulan sebagai upaya deteksi dini faktor risiko PTM, dan mengatasi berobat bagi masyarakat yang tidak mampu/tidak memiliki BPJS, termasuk di dalamnya Lansia dan ODGJ.

Pada kesempatan itu muncul sejumlah pertanyaan berkenaan dengan kemasalahatan orang banyak. Diawali dengan Camat Bululawang mengenai perbaikan jalan yang rusak di Kecamatan Bululawang, dan terus diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari para kader.

Kader Desa Sudimoro misalnya, mengeluhkan biaya sekolah negeri yang masih menarik iuran per bulannya dan meminta pengadaan handphone untuk input data program kesehatan yang ada di desanya.

Sejumlah tenaga pendidik/guru ikuti advokasi SMARThealth dan FGD PTM dari DPRD

Lalu, kader jiwa dari Desa Kuwolu mempertanyakan perihal jalur pengurusan ODGJ, dan diteruskan dengan kader Desa Wandapuro yang berkeluh kesah tentang ODGJ yang punya NIK tapi tidak diterima rumah sakit.

Semua pertanyaan-pertanyaan itu pun ditampung anggota DPRD, ditanggapi untuk menjadi pekerjaan rumah anggota DPRD dalam menyuarakan aspirasi kader kesehatan dalam rapat maupun penganggaran nantinya.

Hal ini pun dipertegas oleh Ketua DPRD Darmadi, S.Sos. Infrastruktur jalan sebenarnya sudah dianggarkan. Hanya saja pada masa pandemi, banyak ijin pihak ketiga yang mati. Setelah pandemi berkurang, terjadi kenaikan BBM maupun barang-barang lainnya sehingga pihak ketiga minta penundaan pengerjaannya.

Sejumlah kader menyimak advokasi SMARThealth dan FGD PTM

Terkait handphone, Ketua DPRD menghimbau kepada anggota yang akan mencalonkan lagi melalui dapilnya masing-masing untuk bisa membantunya. Aspirasi-aspirasi ini harus benar-benar direkam untuk kemaslahatan orang banyak. Kebetulan anggota DPRD yang hadir ini masuk dalam Badan Anggaran (Banggar).

Mengakhiri giat di Pendopo Kecamatan Bululawang, Camat Mardiyanto berharap beberapa bulan yang lalu banyak pengadaan bendera palang hitam (simbol kematian) karena komorbid atau PTM, bulan-bulan berikutnya dengan materi dari program SMARThealth dan FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung, kasus-kasus itu harus semakin berkurang. Kader sebagai garda terdepan dalam kesehatan masyarakat harus siap setiap saat menjaga kesehatan masyarakat di desanya masing-masing. *** [190722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog