Tampilkan postingan dengan label CO Analyzer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CO Analyzer. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Oktober 2024

Bulan Oktober 2024 Ini, Dinkes Kabupaten Malang Adakan Skrining Faktor Risiko PTM Bagi Pegawainya

Sejak menginisiasi Posbindu Institusi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang secara rutin dan konsisten selalu mengadakan hajatan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) bagi pegawainya yang berada di lingkungan Kantor Dinkes yang beralamatkan di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Tahun 2024 ini, Dinkes kembali menggelar skrining faktor risiko PTM selama tiga hari, yang dimulai pada hari ini, Rabu (09/10) hingga Jumat (11/10). Pemeriksaan untuk Rabu (09/10), dijadwalkan untuk pegawai Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), cleaning service, Bidang P2P, dan UPT. Labkesmas. Pemeriksaan untuk hari Kamis (10/10) diperuntukkan bagi pegawai Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), UPT. Kalibarasi, Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), dan PSC. Sedangkan untuk hari Jumat (11/10), pemeriksaan diagendakan bagi pegawai sekretariat, koperasi dan kantin yang ada di dalam lingkungan Kantor Dinkes.

Hari ini, kegiatan skrining dipusatkan di Gedung Socrates. Alur pelayanan pemeriksaannya: pendaftaraan; anamnese; pengukuran antropometri (tinggi/berat badan, lingkar perut); pengukuran tekanan darah; pengecekan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat; CO Analyzer, skrining jiwa, konsultasi, dan EKG (elektrokardiogram).

Cek kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat

Pemeriksaan skrining faktor risiko PTM ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang menjadi pegawai di lingkungan Dinkes. Sementara itu, untuk konsultasi kesehatan menghadirkan dokter fungsional dari Puskesmas Kepanjen, yakni dr. Hadaya Trias Ramadhani. Sedangkan, untuk pemeriksaan EKG dilakukan oleh tenaga kesehatan dari PACCE (Pakisaji Cardiovascular Center) di UPT Labkesmas, yang berada di sebelah timurnya Gedung Socrates.

Yang menarik dan membedakan dari skrining faktor risiko PTM yang diadakan oleh Dinkes Kabupaten Malang ini pada umumnya, adalah adanya CO Analyzer, skrining jiwa yang dilakukan oleh staf Kesehatan Jiwa (Keswa) Substansi PTM dan Keswa, dan pemeriksaan EKG.

Dalam pemeriksaan CO Analyzer, digunakan Micro Advance Smokerlyzer – Portable CO Analyzer, yaitu monitor karbon monoksida napas dengan fungsionalitas canggih yang terpasang sehingga ideal untuk penggunaan menyeluruh dalam pemantauan CO napas dan udara sekitar. Monitor ini memiliki tiga mode yang dapat dipilih untuk pengujian pada orang dewasa, remaja, dan wanita hamil. Mode udara sekitar juga dapat dipilih untuk menguji kadar CO di lingkungan sekitar.

CO Analyzer

Menurut Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, Koordinator KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan UBM (Upaya Berhenti Merokok) Dinkes, dalam rangka melaksanakan program PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dan UBM, Dinkes telah menganggarkan CO Analyzer bagi 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Setiap Puskesmas memiliki 1 alat CO Analyzer, dan untuk Dinkes sendiri mempunyai 2 alat CO Analyzer. Semua CO Analyzer yang dimiliki produk dari pabrikan Bedfont Scientific Limited Seri CM9181691920.

Alat CO Analyzer ini, kata Bastamil, terdiri dari tiga bagian, yaitu Smoke analyzer, D-piece (alat filternya), dan Mouth pieces (semacam sedotan untuk sarana meniup). Smoke analyzer merupakan detektor alat hitungnya. D-piece merupakan alat filter yang menjembatani antara Smoke Analyzer dan Mouth pieces. D-piece akan diganti dalam penggunaannya setelah pengukuran untuk 20 orang. Sedangkan, mouth pieces diganti setiap pengukuran seseorang, atau sekali pakai saja.

Kemudian Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM menambahkan bahwa semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang telah mendapatkan pelatihan PANDU PTM dari UPT Latkesmas Murnajati di bawah Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pemeriksaan EKG

Dengan adanya PANDU PTM, setiap Puskesmas memiliki Klinik PANDU PTM di mana di dalamnya ada PPOK. Tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas sudah dilatih secara umum terkait PANDU PTM dan secara khusus berkenaan dengan PPOK.

Kemudian untuk skrining jiwa, menurut staf Keswa Imam Ghozali, S.Kep.Ners, instrumennya menggunakan SRQ (Self-Reporting Questionnaiere) 20. SRQ 20 yang terdiri dari 20 item pertanyaan tersebut dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) untuk mendeteksi tekanan psikologis nonspesifik; subskala meliputi depresi/kecemasan, gejala somatik, energi vital yang berkurang, dan pikiran depresif. Karena pilihan responsnya adalah ya/tidak, hal ini dapat dipahami oleh banyak individu.

Instrumen SRQ-20 berisi 20 pertanyaan dalam bahasa sederhana, yang menanyakan responden tentang gejala dan masalah yang terkait dengan gangguan mental umum (common mental disorder). Setiap pertanyaan memerlukan respons ya/tidak dan karenanya diberi skor "0" atau "1", dengan skor "1" menunjukkan bahwa gejala tersebut ada dalam sebulan terakhir, dan skor "0" menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak ada (Beusenberg & Orley, 1994).

Konsultasi kesehatan dengan dokter fungsioalis Puskesmas Kepanjen

Sementara itu, pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) yang memerlukan ruangan khusus itu ditangani oleh dokter dan perawat terampil dari Klinik PACCE. EKG adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung.

Elektrokardiogram, atau yang disebut juga dengan pemeriksaan rekam jantung, dilakukan dengan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor.

Kegiatan skrining faktor risiko PTM yang dilaksanakan oleh Dinkes ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Kegiatan rutin yang telah berjalan selama 3 tahun ini, sangat membantu dalam melakukan deteksi dini bagi pegawai yang bekerja dalam lingkungan Kantor Dinkes Kabupaten Malang. *** [101024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 14 Februari 2024

Ribuan Siswa SMK Brantas Karangkates Ikuti Skrining PTM Dari Puskesmas Sumberpucung

Selama dua hari ini, Puskesmas Sumberpucung bersama SMK Brantas Karangkates mengadakan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) terhadap siswa SMK tersebut. Skrining ini merupakan kegiatan tahunan sebagai bentuk kolaborasi dalam Posbindu Institusi yang telah dimulai sejak 2022.

Tujuannya untuk melakukan deteksi dini terhadap siswa yang menuntut ilmu di SMK Brantas Karangkates dengan melakukan skrining PTM secara berkala setiap tahunnya. Dengan deteksi dini, SMK Brantas turut “menjaga” siswanya dalam kesehatan yang berimplikasi pada produktivitas siswa itu sendiri.

Nakes Puskesmas Sumberpucung berpose dengan dokter PPDS Mata RSSA dan dokter muda FK Unisma

Skrining ini dilaksanakan di ruang kelas yang berada di pojok barat laut yang berdekatan dengan ruang UKS, dan diikuti oleh ribuan siswa SMK Brantas Karangkates. SMK Brantas yang terkenal akan Museum Prestasinya itu memiliki siswa sekitar 2.400 an.

Dalam pelaksanaannya, selain tenaga kesehatan dari Puskesmas Sumberpucung, juga dibantu guru atau petugas UKS sekolah tersebut serta dokter PPDS Mata RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) maupun dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK Unisma).

Meja pendaftaran yang ditangani pihak sekolah

Skrining tersebut dilakukan bertahap. Guru atau pengurus sekolah mengatur sedemikian rupa agar dalam implementasi bisa berjalan tertib dan lancar. Setiap dua kelas akan dipanggil siswanya untuk mengikuti skrining tersebut sehingga tidak terjadi penumpukan atau antrean siswa yang penuh sesak.

Begitu tiba di lokasi, siswa akan didaftar oleh pihak sekolah yang terdiri dari tiga orang yang berada di serambi kelas. Kemudian mereka akan mendapatkan pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut) yang dilakukan oleh antar siswa sendiri setelah mendapatkan pelatihan sesaat dalam pengukuran.

Suasana pemeriksaan di ruang kelas sebelah utara ruang UKS

Setelah mengikuti pengukuran antropometri di serambi, siswa akan dipersilakan masuk ke dalam ruang kelas yang berada di sebelah utara ruang UKS. Dalam ruangan tersebut, siswa akan mengikuti wawancara skrining yang dilakukan oleh nakes Puskesmas Sumberpucung.

Setelah itu, siswa akan mengikuti pemeriksaan mata dengan visus mata dan tes ishihara. Tes visus mata yang dilakukan oleh dokter PPDS Mata RSSA berfungsi untuk menguji ketajaman penglihatan dengan menggunakan tabel Snellen (Snellen chart), dan tes ishihara yang dilakukan oleh nakes Puskesmas Sumberpucung untuk memeriksa kemampuan mata dalam melihat dan membedakan warna (tes buta warna).

Pengukuran tinggi badan

Dari mata, siswa beralih ke pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Pemeriksaan TTV adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai tanda vital pada seseorang. Tujuan utamanya untuk mendeteksi gangguan, kelainan, maupun perubahan pada fungsi setiap organ tubuh. Salah satu di antara pemeriksaan TTV adalah pengukuran tekanan darah. Pemeriksaan TTV dilakukan oleh nakes Puskesmas Sumberpucung dan dokter muda dari FK Unisma.

Lalu dilanjutkan dengan penilaian Head-to-Toe, yaitu pemeriksaan secara menyeluruh dari kepala hingga kaki, sepeti kebersihan rambut, mata, telinga, tenggorokan gigi, kuku, tiroid, dan kulit. Ini juga dilakukan oleh nakes Puskesmas Sumberpucung dan dokter muda FK Unisma.

Dari Head-to-Toe Assessment, siswa akan mendapatkan pemeriksaan darah dari nakes Puskesmas Sumberpucung, seperti cek gula darah (laki-laki dan perempuan), hemoglobin (perempuan), dan hematokrit (perempuan). Cek gula darah adalah prosedur medis yang bertujuan mengukur kadar gula (glukosa) dalam darah. Tes hemoglobin (Hb) adalah prosedur medis yang untuk mengukur protein yang berfungsi membawa oksigen menuju ke semua jaringan tubuh. Sedangkan, hematokrit adalah parameter dalam tes darah yang mengukur persentase volume sel darah merah dalam total volume darah.

Pemeriksaan kadar gula darah

Selesai pemeriksaan di ruang kelas, siswa diminta untuk menuju ke ruang UKS. Di ruang tersebut terdapat pemeriksaan karbon monoksida dalam tubuh siswa dengan menggunakan Micro+ Smokerlyzer.

Micro+ Smokerlyzer adalah perangkat yang memantau karbon monoksida (Co) tetapi cocok untuk setiap kebutuhan berhenti merokok. Alat ini bekerja dengan mengukur kadar Co dalam napas pasien dan memberikan representasi visual untuk memotivasi mereka agar akhirnya berhenti merokok.

Dokter Muda FK Unisma periksa telinga salah seorang siswa

Skrining PTM di SMK Brantas Karangkates ini dikoordinir oleh Istitik Wahyuni, A.Md.Keb (Penanggungjawab PTM Puskesmas Sumberpucung) dan Nur Khusniati (Penangungjawab UKS Puskesmas Sumberpucung).

Hari pertama skrining, yaitu Senin (12/02), Puskesmas Sumberpucung menurunkan sejumlah nakesnya yang terdiri dari Dewi Rimayatul F., A.Md.Keb; Edwin Irfansyah, A.Md.Kep; Novita, A.Md.Kep; Herlis Sujarwati, A.Md.Kep; Rahmad Kurniawan, A.Md.Kep; Istanti Wahyuni, A.Md.Keb; Feby Sekarini, A.Md.Kep; dan Naila Syaidah, A.Md.Gz.


Co Analyzer di Ruang UKS SMK Brantas Karangkates

Sedangkan dari dokter PPDS Mata RSSA terdiri dari tiga dokter muda dan ganteng, yaitu dr. I Nyoman Surya Ari W., dr. Rofiqi Rofiq, dan dr. Rizal. Pada hari Senin, ini belum ada dokter muda dari FK Unisma.

Kemudian pada hari kedua skrining, yaitu Selasa (13/02), Puskesmas Sumberpucung menurunkan nakes yang terdiri dari perawat dan bidan. Perawatnya terdiri atas Prianto, A.Md.Kep; Bima Agnam, A.Md.Kep; Yusvika, A.Md.Kep; dan Herlis Sujarwati, A.Md.Kep. Sedangkan, bidannya terdiri dari Iik Cayo, A.Md.Keb; Ida Nuryati, A.Md.Keb; Ikrima Ifada, A.Md.Keb; Atriyani Awaru, A.Md.Keb; dan Yeni Dwi Asputri, A.Md.Keb.

Kepsek SMK Brantas melihat pelaksanaan skrining PTM bersama Pj PTM Puskesmas Sumberpucung

Gelaran skrining PTM ini dimulai pada pukul 08.00 WB dan selesai pada Dhuhur. Pada hari pertama skrining, berhasil memeriksa sekitar 360 siswa dari 10 kelas, sedangkan untuk CO Analyzernya hanya mampu digunakan sampai 100 orang saja. Alatnya harus istirahat per seratus pemeriksaan siswa.

Sedangkan, pada skrining hari kedua terperiksa sebanyak 648 dari 18 kelas. Jadi, dalam dua hari skrining ini ribuan siswa SMK Brantas Karangkates turut aktif terlibat di dalamnya. *** [140224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog