Memperingati HUT RI biasanya melibatkan serangkaian acara seperti upacara bendera, pawai, dan berbagai lomba tradisional. Ini adalah waktu untuk merayakan kemerdekaan dengan berbagai aktivitas yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Lomba-lomba dalam rangka HUT RI seringkali melibatkan berbagai jenis kegiatan, dan ini biasanya bertujuan merayakan semangat kemerdekaan dengan cara menyenangkan dengan penuh kebersamaan.
Sabtu (24/08) pagi hingga siang ini, Kelurahan Kepanjen menggelar lomba ibu-ibu dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung , RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Lokasinya tepat berada di tenggara perempatan lampu merah Kepanjen.
Kemeriahan lomba ibu-ibu di Kantor Kelurahan Kepanjen |
Dan, benar juga ternyata! Setiap tahapan lomba selalu mengundang mata para pengendara yang berhenti di lampu merah. Mereka selalu menoleh ke selatan tiap mendengar kehebohan ibu-ibu yang sedang bertanding, serta teriakan para supporternya.
Salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang diundang dalam memeriahkan lomba ibu-ibu tersebut juga merasakan gegap gempita di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen.
Lurah Kepanjen yang didampingi Sekretaris Kelurahan, berikan arahan dalam final lomba sepak terong |
Dari pantauan anggota Tim SMARThealth UB, lomba sepak terong yang paling banyak bikin heboh. Banyak penontonnya yang pada ketawa karena melihat kelucuan dari ibu-ibu yang berlomba. Sebuah terong hijau diikatkan dipinggang dan nglengsreh ke bawah. Terong yang gemandul itu digoyangkan untuk menyepak bola yang ada di depannya.
Lalu, pada lomba drama menghadirkan semua RW yang ada di Kelurahan Kepanjen. Drama 1 ditampilkan oleh RW 04, drama 2 RW 03, drama 3 RW 01, drama 4 RW 05, dan drama 5 RW 02. Drama-drama yang ditampilkan umumnya berlatar belakang penjajahan namun endingnya tidak diakhiri sebuah kekejaman namun adanya transfer pengetahuan. Seperti seorang anak petani miskin, yang diambil oleh seorang nonik Belanda untuk disekolahkan dan dijaga kesehatannya sehingga tidak menjadi stunting. Drama itu barangkali membawa pesan, “Jangan hanya merdeka dari penjajah, tetapi merdekakan juga pikiran dan hati.”
Lomba sepak terong yang gondal-gandul |
Dialog yang natural ini, lepas begitu saja karena pemeran orangtuanya kebetulan ibu yang bertubuh mungil. Kalah tambun dari anaknya, dan itu ditangkap oleh pemeran noni Belanda untuk menyindir ibu kandungnya yang malah dianggap stunting.
Kemudian pada lomba joget berpasangan juga tak kalah lucunya. Mereka akan membuat para penonton terbahak-bahak. Penonton melihat kelucuan dari ibu-ibu yang ikut lomba yang dibekali juga dengan balon.
Lomba drama perjuangan: noni Belanda dan petani miskin |
Yang menariknya lagi, seluruh perangkat kelurahan beserta kader PKK maupun kader kesehatan berperan aktif dalam penyelenggaraan lomba ibu-ibu tersebut. Terlihat banyak kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen yang berpartisipasi dalam kegiatan lomba tersebut. Ada yang menjadi panitia, dan ada juga yang menjadi peserta.
Acara lomba ibu-ibu Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 yang dimulai pada pukul 07.30 WIB itu berakhir pada pukul 13.30 WIB melahirkan kecerian wajah para peserta, penonton, maupun panitia. *** [240824]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo