Tampilkan postingan dengan label Bimtek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bimtek. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 April 2021

Puskesmas Wonosari, Jadwal Terakhir Bimtek Program PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2021

Memasuki bulan Ramadhan, rangkaian jadwal Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dikebut di tahun 2021. Hal ini agar supaya di saat bulan puasa, kegiatan bimtek yang sifatnya dinas luar sudah purna sehingga tinggal mengerjakan pekerjaan di kantor saja, dan staf Dinkes juga bisa menjalankan ibadah puasa dengan khusyu’.

Bimtek terakhir, atau yang ke-39 ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari yang beralamatkan di Jalan Raya Bumirejo No. 85 Dusun Kebobang RT 02 RW 02 Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (01/04/2021).


Peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Wonosari, Kabupaten Malang

Bertempat di Ruang Pertemuan Puskesmas Wonosari, bimtek ini dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 8 perawat desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Wonosari, yang meliputi: Wonosari, Kebobang, Plaosan, Plandi, Kluwut, Bangelan, Sumbertempur, dan Sumberdem.

Acara bimtek ini dimulai pada pukul 08.58 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) Munasri, A.Md. Kep. Dalam sambutannya, Munasri mengucapkan selamat datang kepada Tim Bimtek dari Dinkes Kabupaten Malang, dan mohon maaf atas ketidakhadiran Kepala Puskesmas Wonosari karena berbarengan dengan acara Monitoring dan Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Desa Bangelan serta berharap agar perawat yang hadir dalam bimtek ini bisa mengikuti dengan lancar.


Sambutan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Wonosari

Kemudian acara disusul dengan sambutan dari staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd., mewakili Kepala Seksi PTM dan Keswa yang tidak bisa hadir karena ada acara pemaparan ODGJ di Puskesmas Dampit. Pada kesempatan itu, Gatot mengatakan bahwa bimtek di Puskesmas Wonosari ini merupakan kloter terakhir dari jadwal bimtek ke-39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Sebelumnya kalau bimtek, Dinkes hanya bertemu dengan pemegang program saja tapi kali ini bimtek ini memang bertujuan untuk belajar bersama dengan perawat-perawat yang ada di desa mengingat PTM itu kegiatannya dilakukan melalui perawat-perawat yang ada di desa. Tujuannya agar target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bisa tercapai.

Pukul 09.04 WIB acara berikutnya menginjak pemaparan materi yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns dengan judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”


Materi SPM

Setelah memaparkan materinya perihal SPM, Nur Ani mengingatkan kepada perawat-perawat desa yang dikumpulkan dalam bimtek ini untuk bisa memikirkan langkah-langkah dalam memenuhi capaian SPM seperti yang telah dijabarkan dalam materi tadi.

Setelah tahu sasarannya, perawat-perawat desa bisa membuat berbagai strategi yang tujuannya agar supaya capaian SPM terpenuhi. Misalnya dengan menghidupkan PANDU PTM di Puskesmas Wonosari. Perawat dapat memanfaatkan waktu kunjungan periksa ke Puskesmas dengan melakukan skrining terhadap pasien tersebut.


Praktek ePuskesmas Skrining Dalam dan Luar Gedung

Selain itu, Nur Ani juga menyosialisasikan Posbindu SMARThealth. Tahun 2024 diharapkan semua desa di Kabupaten Malang sudah menjalankan Posbindu SMARThealth. Setiap desa nanti akan dilatih 5 kader SMARThealth, dan dibekali dengan SMARThealth Kit serta aplikasi eKader.

Dengan begitu, kader SMARThealth akan mampu membantu perawat desa melakukan skrining deteksi dini faktor risiko PTM baik dalam kegiatan Posbindu atau kunjungan dari rumah ke rumah.


Materi Indera

Kalau Posbindu SMARThealth sudah jalan di lingkungan kerja Puskesmas Wonosari, perawat akan terbantukan dalam laporan per desa dan sekaligus bisa memenuhi SPM dalam usia produktif, hiptertensi, gula darah, dan lansia.

Setelah itu, Nur Ani berusaha menjelaskan pemanfaatan ePuskesmas dalam melakukan input data guna meningkatkan capaian SPM. Ada dua ePuskesmas yang diajarkan kepada peserta bimtek, yaitu Skrining Dalam Gedung dan Skrining Luar Gedung.


Materi Keswa

Skrining Dalam Gedung ini ditujukan untuk input data pasien yang datang ke Puskesmas, Puskesmas Pembantu, atau Ponkesdes. Sedangkan, Skrining Luar Gedung itu digunakan untuk input data terhadap warga yang mendatangi Posbindu atau dikunjungi dari rumah ke rumah (door to door).

Perawat desa yang hadir dalam bimtek disuruh mempraktekkan ePuskesmas setelah diajari. Nur Ani yang dibantu staf Indera dan Gilut Kristina Dewi, A.Md. Keb. Mereka melihat para perawat tersebut mengoperasikan ePuskesmas.


Penutupan Bimtek

Pukul 10.42 WIB acara diteruskan dengan pemaparan materi perihal Indera oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. Dengan memanfaatkan ePuskesmas tadi, Kristina mengajari bagaimana cara mengirim laporan by name by address dengan data yang sudah ada melalui Export data berwujud excel. Setelah itu baru ditambahahi hasil skrining indera yang by name by address tersebut. Kecuali untuk yang disabilitas, laporannya tidak usah by name by address melainkan cukup angkanya saja.

Pukul 10.50 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.St. M.Pd. Dalam paparannya itu, Gatot mengajarkan perihal target Keswa dalam capaian SPM. Perawat diajak untuk memahami betul hal itu beserta cara menghitungnya.

Setelah itu, Gatot juga mengingatkan kepada perawat agar supaya memperhatikan kohort. Kohort tidak boleh kosong, karena data yang ada dalam kohort selalui dipantu oleh Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, Gatot juga menghimbau kepada perawat untuk mengupayakan JKN kepada ODGJ tidak mampu yang ada di desanya masing-masing. Hal ini supaya menghindari bertele-telenya pengurusan rujukan ODGJ yang tak memiliki JKN.

Pemaparan ini berakhir pada pukul 11.34 WIB, dan kemudian acaranya ditutup oleh Pujianto, penanggung jawab UKM pengembangan yang mewakili Kepala Puskesmas Wonosari, dan disambung dengan acara foto bersama. *** [010421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Senin, 22 Maret 2021

Dinkes Kabupaten Malang Lakukan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai kepanjangan tangan Kemenkes RI selalu berupaya memantau penerapan peraturan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) se Kabupaten Malang.

Dinkes Kabupaten Malang pada hari Senin ini (22/03/2021) melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen yang terletak di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.


Peserta Bimtek di Puskesmas Kepanjen

Yang diundang dalam Bimtek kali ini adalah pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP Lansia, PP Keswa, dan 18 perawat desa/kelurahan yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen, meliputi: Kepanjen, Cepokomulyo, Penarukan, Ardirejo, Talangagung, Dilem, Ngadilangkung, Mojosari, Jatirejoyoso, Curungrejo, Sukoraharjo, Tegalsari, Kedung Pedaringan, Panggungrejo, Mangunrejo, Kemiri, Jenggolo, dan Sengguruh.

Acara Bimtek dimulai pada pukul 08.53 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen, Sri Lesmono Hadi. Dalam sambutannya, Lesmono Hadi yang mewakili Kepala Puskesmas Kepanjen yang sedang tidak berada di tempat, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Malang, dan berharap Bimtek ini bisa memberikan pencerahan tentang pencapaian SPM di tengah belum berakhirnya pandemi Corona.


Sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen

“Jujur di lapangan, kita kerepotan. Kalau menggunakan cara seperti biasanya, kita berisiko. Jadi, perlu ada terobosan dari Dinkes supaya target tercapai tanpa ada penularan” jelas Lesmono Hadi kepada rombongan Dinkes

Usai sambutan dari Kasubbag TU, diteruskan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Kepanjen yang telah memfasilitasi Bimtek ini.

“Kita perlu Bimtek ini karena kita ingin tahu laporan capaian SPM di Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang” terang Paulus kepada peserta Bimtek Program PTM dan Keswa ini


Perawat menyimak pemaparan materi Bimtek

Paulus juga menjelaskan bahwa Bimtek ini untuk mempersamakan SPM antara Dinkes dan Puskesmas. Hal ini agar supaya sejalan dalam laporan dan capaiannya. Menurut Paulus, capaian SPM di Puskesmas Kepanjen masih tergolong rendah pada tahun 2020, dan ini dimaklumi karena adanya pandemi COVID-19 ini.

Lebih lanjut, Paulus juga berharap tahun ini Puskesmas Kepanjen harus sudah melaksanakan Pandu PTM, dan sedikit menyinggung program SMARThealth di Kepanjen.

“Embrio SMARThealth ini sesungguhnya ada di Kepanjen. Jadi, kalau tidak berkelanjutan, eman lho?” kata Paulus kepada peserta Bimtek


Materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd

Hanya saja menurut Paulus, di Puskesmas Kepanjen terdapat masalah yang tidak bisa ditanggulangi, yaitu adanya perbedaan sistem input datanya. Di Kepanjen masih menggunakan SIMKESMAS. Sementara ini, di tahun 2021 sudah diagendakan di 10 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Namun, bila ada Puskesmas yang masih ragu-ragu untuk replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini, Puskesmas Kepanjen bisa masuk di tahun 2021.

Selesai memberikan sambutan, Paulus kemudian berpamitan dan mohon maaf kepada peserta Bimtek karena tidak bisa mendampingi hingga akhir, lantaran diundang menjadi narasumber perihal ODGJ di Puskesmas Pagelaran.


Materi PTM oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam paparan itu, Gatot mengawali dengan ceritera perihal penanganan ODGJ yang pernah dijalani. Masyarakat umumnya bila melihat ODGJ yang sering ‘berulah’ minta orang itu untuk dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Kesannya terlihat gampang, akan tetapi setelah dijalankan ternyata rujukan itu ruwet karena panjang dalam mengurus rekomendasi dari satu bagian ke bagian yang lainnya. Padahal RSJ hanya memberi batas waktu 2 x 24 jam saja. Oleh karena itu, Gatot menghimbau kepada perawat agar supaya mengupayakan JKN untuk ODGJ dari pihak desa.

Setelah itu, Gatot memulai masuk ke dalam materi utama Keswa dengan menjelaskan bahwa target ODGJ yang harus ditemukan adalah 0,19% dari jumlah penduduk yang ada. Kalau hanya menggunakan rumus itu sebenanya cukup mudah. Perawat bisa bertanya kepada kadernya. Cuma pada kohortnya harus terisi. Tidak boleh kosong.


Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen

Pengisian kohort ini akan dipantau oleh Dinkes Provinsi. Di dalam kohort, ODGJ dikatakan menerima layanan bilamana pernah mendapatkan obat, dikunjungi perawat dan dikunjungi oleh kader. Sedangkan, bila ada ODGJ yang dipasung dan sekarang sudah tidak lagi, tapi di kohortnya pada kolom pelepasan pasung tidak diisi maka oleh Dinkes Provinsi masih dianggap sebagai ODGJ terpasung.

Mengakhiri pemaparannya, Gatot mengatakan bahwa Bimtek ini merupakan event yang berharga karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu, staf Keswa ketemu dengan pemegang program Keswa Puskemas, copy paste, dan terus pulang. Tapi sekarang, staf Keswa melakukan sharing kepada 18 perawat desa/kelurahan yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen.


Berkas isian dari Dinkes untuk Perawat

Pukul 10.27 WIB acara diteruskan dengan pemaparan dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. dengan materi berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.

Menurut Nur Ani, Kepanjen memegang peran yang penting dalam layanan bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan lokasi Dinkes ada di Kepanjen. Capaian SPM untuk PTM dan Keswa diharapkan tidak kalah dengan capaian Puskesmas yang lainnya, mengingat Kepanjen berperan sebagai ibu kota Kabupaten Kepanjen.

Dalam pemaparannya, Nur Ani banyak berceritera dengan perlahan tentang strategi pencapaian SPM mengingat Posbindu PTM di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen berhenti total semenjak ada pandemi Corona, kecuali Posbindu PTM Anggrek 2 yang berada di RW 01 Kelurahan Kepanjen.

Karena PTM itu masuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) maka semua pihak harus bertanggung jawab agar Posbindu PTM berjalan, baik Dinkes, Puskesmas maupun pihak desa. Sekarang, dana dekonsentrasi sudah tidak ada, maka sekarang harus mencari dana pengganti lewat Alokasi Dana Desa.

Yang perlu diketahui oleh peserta Bimtek di sini adalah bahwa tenaga kesehatan standar kerjanya akan dilihat dalam mencapai SPM tersebut. Caranya menghitungnya adalah per orang, bukan per kunjungan. Jadi, setiap Posbindu PTM perbulannya yang menjadi target skrining adalah orang baru yang berkunjung ke Posbindu tersebut.

Pada kesempatan ini, Nur Ani juga menceriterakan keberadaan Posbindu SMARThealth. Setiap desa ada 5 kader SMARThealth yang mendapatkan pelatihan dan dibekali dengan aplikasi eKader. Kader yang melakukan pemeriksaan di Posbindu SMARThealth akan menginput datanya dengan menggunakan handphone yang sudah diinstal dengan aplikasi eKader.

Begitu data diinput dengan aplikasi eKader, data akan langsung masuk ke dalam ePuskesmas. Jadi bisa dibayangkan, bahwa desa atau kelurahan yang telah melakukan replikasi SMARThealth, pekerjaan perawat sangat terbantukan dengan adanya pemberdayaan kader kesehatan terlatih. Perawat tidak perlu mengentry data lagi. Perawat cukup melihat di ePuskesmas untuk mengetahui berapa orang yang telah diskrining oleh kader SMARThealth.

Karena di Puskesmas Kepanjen menggunakan sistem yang berbeda, maka dalam pelaksanaan Posbindu PTM diajarkan cara melakukan entry data dengan menggunakan form offline dalam bentuk excel, yang dipandu oleh Nur Ani dengan dibantu operator komputer oleh Candra Hernawan, S.Kom. Mereka harus mengentri secara manual ke dalam form offline tersebut, baru kemudian dikirimkan ke Dinkes. Berbeda dengan yang menggunakan aplikasi eKader, datanya bisa dilihat oleh Puskesmas dan Dinkes hingga Kemenkes ketika sudah selesai dientri kader.

Pukul 11.51 WIB, rangkaian Bimtek di Puskesmas Kepanjen berakhir dan dilanjutkan dengan foto bersama peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen. *** [220321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Rabu, 10 Maret 2021

Giat Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Ampelgading

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) pada pelayanan program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kabupaten Malang, maka diperlukan bimbingan teknis (bimtek) pada tenaga kesehatan di Puskesmas.


Foto bersama peserta bimtek di Puskesmas Ampelgading

Giat bimtek program PTM dan Keswa yang ke-25 ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma Puskesmas Ampelgading yang terletak di Jalan Raya Tirtomarto No. 75 Dusun Krajan RT 22 RW 09 Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Rabu (10/03/2021).

Giat ini dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 13 perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading, meliputi: Tirtomarto, Tirtomoyo, Lebakharjo, Tawangagung, Mulyoasri, Simojayan, Tamanasri, Purwoharjo, Sonowangi, Sidorenggo, Tamansari, Wirotaman, dan Argoyuono.


Sambutan dari Kasubag TU Puskesmas Ampelgading

Acara bimtek ini dimulai pada pukul 09.20 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Totok Tri Kaharto, mewakili Kepala Puskesmas (Kapus) Ampelgading yang sedang dalam perjalanan. Pada kesempatan itu, Kasubag TU mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan mohon maaf bila Kapus masih dalam perjalanan menuju ke Puskesmas, serta mohon bimbingan dari rombongan Dinkes dalam acara ini.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam sambutannya, Gatot mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas yang telah memfasilitasi kegiatan bimtek ini, dan mohon maaf apabila Kepala Seksi PTM dan Keswa tidak bisa hadir karena ada tugas mengawal revisi rancangan peraturan bupati perihal program SMARThealth.


Perawat dan bidan di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading

Menurut Gatot, bimtek kali ini berbeda dengan bimtek tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu tinggal ambil data saja, tapi bimtek sekarang diisi dengan peningkatan kualitas tenaga kesehatan utamanya perawat-perawat yang ada di desa untuk bisa memahami standar pelayanan minimal (SPM) dan sekaligus tahu cara-cara untuk memenuhi SPM tersebut.

Usai sambutan, acara diteruskan dengan pemaparan materi “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”, yang disampaikan oleh  staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns. Dalam sambutan itu, Bastamil mengingatkan kepada peserta bimtek bahwa dalam memenuhi pencapaian target sasaran SPM di setiap desa jangan sekali-kali mengandalkan pada kegiatan Posbindu saja. Kalau hal ini masih menjadi acuan, maka selamanya SPM tidak akan pernah tercapai target sasarannya.


Materi SPM PTM

Kemudian pada kesempatan tersebut, Bastamil memaparkan capaian skrining tahun 2020 dan mengajari cara menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. Perawat-perawat yang hadir diminta untuk menghitung sendiri target sasaran tahun 2021 berdasarkan jumlah penduduk setiap desa dengan menggunakan rumus tersebut.

Dengan mengetahui hitungan target sasaran, diharapkan perawat akan mengetahui langkah-langkah apa saja dalam mencapai SPM tersebut. Perawat bisa memanfaatkan waktu untuk mencicil skrining PTM di setiap ada kegiatan yang diadakan di desa.


Materi SPM Indera

Setelah paham bagaimana cara menghitung target capaian SPM, peserta bimtek kemudian diajak untuk mempelajari ePuskesmas dan mempraktekkannya. Semua perawat diharapkan belajar semua agar bisa tahu bagaimana cara menginput data untuk menambah SPM. Mereka belajar ePuskesmas untuk Skrining Dalam Gedung dan Skrining Luar Gedung hingga benar-benar bisa.

Pukul 10.56 WIB, acara diisi dengan pemaparan materi Indera yang disampaikan oleh staf PTM  Kristina Dewi, A.Md. Keb. Kristina berusaha menjelaskan perihal SPM Skrining Indera. Tahun 2020 capaian SPM dengan menggunakan rumus 40% dari jumlah penduduk di Puskesmas Ampelgading diperoleh angka 54,07%.


Materi SPM Keswa

Menurut Kristina, SPM Indera tidak bisa berjalan sendiri melainkan harus nebeng dengan kegiatan lain yang ada di desa tersebut. Oleh karena itu, perawat yang akan mencapai SPM Indera perlu ikut serta dalam kegiatan yang ada di desa itu, seperti Posyandu, UKS, Posbindu, dan lain-lain.

Setalah materi Indera, acara bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang diisi oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd., staf Keswa. Gatot memulainya dengan menjelaskan proses rujukan ODGJ kepada peserta bimtek. Berdasarkan pengalaman dalam mengurus ODGJ yang tidak memiliki JKN sangatlah melelahkan. Oleh karena itu, perawat desa dihimbau untuk memperjuangkan ODGJ agar mendapatkan JKN dari Pemerintah Desa.


Closing statement Kapus Ampelgading drg. Rahmawati Daha

Bila dilihat capaian di Puskesmas Ampelgading mengenai Keswa tergolong sudah baik. Banyak yang lebih dari 100%. Secara umum SPM sudah terpenuhi, tetapi bila dilihat dari PKP (Penilaian Kerja Puskesmas) Keswa masih terlihat estimasi yang cukup banyak.

Menurut Gatot, idealnya ada di Posyandu Jiwa di setiap desa. Namun jika belum ada, sebaiknya dijadikan satu dengan kegiatan Posbindu. Dalam kohort, harus ada kunjungan pasien ke Puskesmas, kunjungan perawat ke pasien, dan kunjungan kader ke pasien.

Selesainya pembahasan Keswa ini berarti selesai pula pemaparan materi yang ada. Acara pun kemudian dilanjutkan dengan closing statement dari Kapus Ampelgading drg. Rahmawati Daha. Kapus mengakui bahwa bimtek ini merupakan salah satu upaya dalam pencapaian SPM. Namun di Ampelgading ini, kendala geografis sering mempengaruhi pelaksanaan Posbindu. Perlu diketahui bahwa kondisi geografis di Ampelgading itu berbukit dan rawan longsor.

Pada kesempatan itu juga, Kapus mengucapkan terima kasih kepada rombongan Dinkes yang telah memberikan banyak ilmu. Meski yang disuruh diundang adalah perawat, namun Kapus juga menghadirkan bidan desa. Menurut Kapus, bidan desa juga perlu tahu akan program ini sehingga nantinya bisa memberikan support kepada perawat desa dalam memenuhi capaian SPM.

Sementara itu, Gatot Sujono dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa sesungguhnya respon peserta bimtek sudah bagus, tinggal menantikan pelaksanaannya saja. *** [100321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Selasa, 09 Maret 2021

Seksi PTM dan Keswa Adakan Bimtek di Puskesmas Donomulyo

Hari Selasa pagi ini (09/03/2021), Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Keswa di Puskesmas Donomulyo yang beralamatkan di Jalan Raya Donomulyo No. 343 Dusun Donomulyo RT 07 RW 02 Desa Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bimtek yang digelar di Ruang Taruma Negara ini dimulai pada pukul 09.22 WIB, dan diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Donomulyo drg. Angga An Novita. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dalam acara bimtek ini, dan berharap semoga bimtek ini bisa membawa penyegaran serta perubahan ke arah yang positif sehingga capaian program-program PTM bisa sesuai dengan target yang diharapkan.


Foto bersama Kapus, Dinkes, dan perawat

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa  Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan itu, Paulus mengatakan bahwa awalnya bimtek sekadar mengambil data terus pulang. Akan tetapi mulai sekarang, Seksi PTM akan memastikan bagaimana standar pelayanan minimal yang menjadi acuan bisa berjalan.

Setelah itu, Paulus memaparkan capaian SPM yang diraih oleh Puskesmas Donomulyo masih dibawah SPM. Hanya capaian IVA yang di atas target. Oleh karena itu, dalam bimtek ini akan dipastikan bagaimana cara mengejar capaian-capaian tersebut. Karena SPM merupakan target dalam penilaian kerja Bupati, maka SPM boleh dibilang sebagai kewajiban Kepala Daerah. Bila SPM tidak tercapai, berarti dikatakan tidak berhasil.

Tak lupa, Paulus juga membicarakan Posbindu SMARThealth. Tahun 2023 Puskesmas Donomulyo akan masuk dalam replikasi SMARThealth. Untuk persiapan replikasi tersebut, Puskesmas harus mengusahakan Posbindu berjalan semua dulu. Baru kemudian mengalokasikan BOK untuk refreshing kader Posbindu SMARThealth untuk berlatih pengukuran kesehatan dan aplikasi.


Sambutan Kepala Puskesmas Donomulyo drg. Angga An Novita

Bimtek yang diselenggarakan di Puskesmas yang oleh masyarakat setempat dengan sebutan Puskesmas Cemoro ini, dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 10 perawat desa yang berada di lingkungkan kerja Puskesmas Donomulyo yang terdiri atas Donomulyo, Purworejo, Sumberoto, Tempursari, Tlogosari, Kedungsalam, Banjarejo, Tulungrejo, Mentaraman, dan Purwodadi.

Usai sambutan dari Kasi PTM dan Keswa, acara diteruskan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns, staf yang mengkoordinasi PTM, dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.

Menurut Nur Ani Sahara, tren untuk saat ini adalah UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat). Sehingga, laporan kesehatannya nanti semuanya minta skrining. Jadi, yang hanya mengandalkan apa yang ada di Puskesmas Induk sekarang harus mulai ditinggalkan.


Materi SPM

Pekerjaan bidang kesehatan ke depan adalah preventif. Oleh karena itu, program terbesar nantinya adalah skrining terhadap masyarakat usia produktif yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah serta anamnesa perilaku berisiko terhadap PTM.

Dalam bimtek ini, Nur Ani Sahara berusaha menjelaskan SPM dan capaian yang harus dipenuhi beserta share cara mencapai target sasaran tersebut, seperti dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien yang periksa di Puskesmas Donomulyo sampai dengan prospek pelaksanaan replikasi SMARThealth yang akan memberdayakan kader kesehatan terlatih dalam melakukan skrining terhadap warga.

Dalam skrining itu, kader SMARThealth akan dibekali dengan pengetahuan aplikasi eKader untuk menginput hasil skrining yang dilakukan oleh kader tersebut. Inputan data dalam eKader itu selanjutnya akan bridging ke ePuskesmas. Di sini, perawat desa tidak perlu lagi menginput.


Peserta Bimtek di Pusksemas Donomulyo

Setelah dirasa semua peserta bimtek paham mengenai SPM ini, kemudian Nur Ani Sahara mengajak mereka praktek memasukkan data skrining di ePuskesmas. Ada dua yang diajarkan, yaitu skrining dalam gedung dan skrining luar gedung.

Skrining dalam gedung umumnya dilakukan di Puskesmas Induk. Pasien yang datang ke Puskesmas, perawat bisa melengkapi skriningnya. Sedangkan, skrining luar gedung biasanya berasal dari Posbindu PTM dengan membuat baru.

Dalam praktek ini, perawat-perawat yang hadir terlihat sudah familiar dengan aplikasi ePuskesmas tersebut. Sehingga, tidak ada kendala yang berarti. Tinggal pandai-pandainya perawat desa dalam menangkap peluang untuk melakukan skrining.


Praktek ePuskesmas

Pukul 10.44 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd, staf yang membidangi Keswa. Gatot Sujono mengawali dengan menghimbau kepada perawat yang hadir dalam bimtek agar memperhatikan ODGJ di wilayahnya terutama berkenaan dengan masalah rujukan. Umumnya pasien ODGJ menghinggapi masyarakat yang tidak mampu, sehingga perawat diharapkan bisa memperjuangkan kepada desa agar supaya ODGJ mendapatkan JKN. Hal ini dimaksudkan agar supaya setiap dalam melakukan rujukan akan mendapatkan kemudahan atau tidak bertele-tele bila tdak mempunyai JKN.

Kemudian dalam materi intinya, Gatot Sujono melatih perawat desa cara membuat estimasi atau target sasaran ODGJ yang ada di desanya masing-masing. Dengan mengetahui estimasi sasaran itu, perawat desa akan mengerti pa yang harus dilaksanakan untuk mencapai target sasaran tersebut. Kalau untuk SPM, sementara yang ditanyakan adalah ODGJ berat saja. Akan tetapi,  dalam penilaian kerja Puskesmas (PKP) Keswa harus ada cakupan depresi, dan gangguan mental emosional (GME).

Karena ada undangan Rapat Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Malang tentang Program SMARThealth dari Bagian Hukum Sekretariat Daerah pada pukul 13.00 WIB, maka acara bimtek ini sedikit agak dipercepat. Hal ini agar supaya terjangkau waktunya untuk menghadiri rapat koordinasi tersebut.


Materi Keswa

Pukul 11.29 WIB Kasi PTM dan Keswa memberikan closing statement. Dalam pernyataan penutup itu, Paulus menyebutkan 4 hal. Pertama, Posbindu yang sudah ada di desa harus betul-betul dijalankan dengan protokol kesehatan yang ada dengan melihat situasi. Kalau menurut Kapus situasinya merah, sebaiknya jangan dulu diadakan Posbindu.

Kedua, setiap desa minimal hendaknya memiliki 1 Posyandu Jiwa. Karena Posyandu Jiwa itu adalah upaya pemeliharaan kondisi ODGJ supaya tetap stabil kesehatannya, baik emosinya, spiritualnya, psikologisnya maupun fisiknya.

Ketiga, bulan Juli nanti aka nada pelatihan Pandu PTM untuk 33 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Jika berminat  diharapkan mengirim satu perawat untuk mendapatkan latihan selama 5 hari, dan yang terakhir, Puskesmas Donomulyo akan melakukan replikasi SMARThealth pada tahun 2023. Perawatnya dihimbau untuk brsiap-siap dengan Posbindu yang sudah ada. Jalan dulu agar supaya lebih lincah nantinya.

Sebagai penutup rangkaian acara, diisi dengan closing statement dari Kapus Donomulyo drg. Angga An Novita dengan mengucapkan terima kasih kepada Tim dari Dinkes yang telah melakukan bimtek di sini, sehingga para perawat banyak mendapatkan tambahan ilmu dan tentu juga tambahan tugas.

Harapan Kapus, mulai hari ini diminta para perawat mengentri skrining PTM dan Keswa. Karena bagaimanapun pemegang program PTM tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari perawat desa lainnya. *** [060321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog